Anda di halaman 1dari 10

MAKALAH

ILMU PENGETAHUAN BUMI DAN ANTARIKSA

(Gerak Edar Bulan dan Fase Bulan)

Dosen Pengampu : Dr. Derlina, M.Si.

O L E H : Kelompok 7

Fisika Dik A 2018

Dinda Ramadhani
4181121018

Sintia Rantika 4181121025

Ummiatul Habibah 4181121017

JURUSAN FISIKA

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

UNIVERSITAS NEGERI MEDAN

MEDAN

2020
Gerak Edar Bulan dan Fase Bulan

 Pengertian Bulan
Bulan adalah bola batu raksasa yang mengitari bumi. Permukaannya gersang,
dipenuhi kawah yang berasal dari ledakan meteorit miliaran tahun yang lalu. Bulan
mungkin terbentuk saat planet lain bertubrukan dengan bumi muda. Pecahan batuan dari
peristiwa itu muncul bersama dan membentuk bulan. Jarak rata-rata Bumi-Bulan dari
pusat ke pusat adalah 384.403 km, sekitar 30 kali diameter Bumi. Diameter Bulan adalah
3.474 km, sedikit lebih kecil dari seperempat diameter Bumi. Ini berarti volume Bulan
hanya sekitar 2% volume Bumi dan tarikan gravitasi di permukaannya sekitar 17%
daripada tarikan gravitasi Bumi. Bulan beredar mengelilingi Bumi sekali setiap 27,3 hari
(periode orbit), dan variasi periodik dalam sistem Bumi.
 Teori –Teori Bulan

1. Teori co-Akresi

Pada sekitar tahun 1873 para ilmuwan telah beranggapan bahwa planet-planet
terbentuk dari kondensasi awan gas panas. Awan gas panas secara bertahap terkontraksi
kemudian mendingin. Dan karena ia berkontraksi, akan terbentuk cincin gas. Dan cincin gas
ini pada akan akhirnya bersatu membentuk planet-planet.

Seorang astronom Prancis bernama Edouard Roche mengusulkan sebuah teori


terbentuknya Bulan yang disebut Teori co-Akresi. Teori ini mengatakan bahwa pada
dasarnya Bumi dan Bulan terbentuk pada saat yang sama dan dari bahan yang sama.
Menurut Eduard Roche Bumi pada awalnya terbentuk sebagai sebuah bola gas yang
kemudian mendingin dan berkontraksi, membentuk cincin gas di sekelilingnya. Cincin gas
tersebut kemudian membentuk Bulan.

Namun teori ini memiliki kelemahan karena Bulan memiliki kandungan besi lebih rendah
dibanding Bumi. Bumi memiliki inti yang tersusun dari besi sedangkan Bulan tidak, dengan
kata lain Bulan tak lebih dari hanya sekedar sebuah batu. Jika dua benda terbentuk dari
bahan yang sama, komposisi dasar mereka harus sama. Ini adalah lubang dalam teori Roche
yang tidak bisa dijelaskan.
2. Teori Fisi

George Darwin putra ilmuwan terkenal Charles Darwin penulis “Origin of Species”,
pada tahun 1878 mengumumkan Teori Fisi. Setelah melakukan analisa terhadap hubungan
pasang surut air di Bumi, Darwin menyimpulkan bahwa bulan secara bertahap bergerak
semakin menjauh. Pendapat ini tidak terbukti hingga 95 tahun kemudian. Ketika astronot
mendarat di bulan, mereka menempatkan sebuah cermin kecil. Dari Bumi cermin tersebut
disinari dengan laser dan laser memantul kembali sehingga dapat diukur jarak Bulan
menjauh dari Bumi yang tepat adalah sejauh 3,8 cm per tahun.

Darwin mulai mempertimbangkan apa yang akan terjadi jika kita membalikkan
proses, seperti menjalankan film dengan arah mundur. Ketika waktu kita tarik mundur dan
Bulan mengorbit lebih dekat, baik orbit Bulan maupun rotasi Bumi bisa lebih cepat dari
sekarang. Darwin mengambil kesimpulan bahwa dahulu Bulan bersatu dengan Bumi.
Sebagian kecil dari Bumi terpisah kemudian membentuk Bulan.

Teori Fisi diperdebatkan selama puluhan tahun, tetapi para ilmuwan akhirnya
menyimpulkan bahwa gerakan relatif Bumi dan Bulan tidak bisa dihasilkan dari itu. Bumi
akan berputar terlalu cepat untuk memperhitungkan tingkat rotasi yang sekarang.

3. Teori Capture

Pada tahun 1909 Thomas Jefferson Jackson See adalah kapten Angkatan Laut AS
berbasis di Pulau Mare dekat San Francisco. Pekerjaan resminya adalah menjaga waktu
standar untuk pantai barat AS. Sebagai seorang pemuda ia dilatih sebagai seorang astronom
dan telah menghabiskan waktu menganalisis hipotesis baik co-Akresi maupun Fisi. Secara
bertahap Thomas mengembangkan ide yang sama sekali berbeda. Ini kemudian disebut
“Teori Capture”. Ia pada dasarnya berteori bahwa Bulan terbentuk di tempat berbeda
dalam Tata Surya kemudian mengorbit Matahari seperti planet lainnya. Tapi kemudian
bergerak terlalu dekat ke Bumi dan ditangkap oleh gravitasi Bumi.

Ia beranggapan ada sesuatu yang ia sebut media penolak di luar angkasa, yang saat
ini kita ketahui media tersebut tidak ada. Thomas tidak pernah bisa menjelaskan seperti apa
media penolak ini yang kemungkinan merupakan materi partikel kecil. Idenya adalah jika
gravitasi Bumi menangkap Bulan maka Bulan haruslah datang dari jauh yang kemudian
menabrak media penolak ini sehingga memperlambat Bulan dan kemudian secara bertahap
bisa ditangkap oleh orbit bumi. Seperti pelompat bungee jumping dari jembatan, mereka
turun, naik kembali namun tidak sejauh titik awal, turun kembali dan begitu seterusnya
hinggal posisinya stabil.

Teori Capture Thomas bisa menjelaskan perbedaan kandungan besi antara Bumi dan
Bulan. Jika Bulan terbentuk di tempat lain di Tata Surya maka komposisinya akan berbeda
dengan komposisi Bumi. Kelemahan besar Teori Capture adalah tidak adanya penjelasan
mengenai media penolak bagi obyek sebesar Bulan sehingga tidak menabrak Bumi.

4. Teori Tabrakan Raksasa

Pada tahun 1974 sebuah hipotesis baru memulai debutnya di panggung dunia ilmiah.
Para pendukungnya menyebutnya dengan nama Teori Tumbukan Raksasa. Ide dasarnya
adalah bahwa sekitar 4,5 miliar tahun yang lalu Bumi bertabrakan dengan obyek seukuran
planet Mars saat ini. Ini adalah tabrakan yang sangat besar. Dan tabrakan ini begitu besar
sampai menyebarkan materi hasil tumbukan ke orbit di sekitar Bumi. Materi-materi yang
tersebar di sekitar orbit Bumi kemudian saling terikat oleh gravitasi, dan membentuk Bulan.
Sebagian dari bagian Bumi mencair karena panas akibat tabrakan.

 Gerak Bulan
Bulan memiliki tiga macam gerakan, yaitu rotasi, revolusi, dan bersama Bumi
mengelilingi Matahari.

1. Rotasi Bulan, merupakan perputaran Bulan pada porosnya (sumbu Bulan


membentuk sudut 88,5oterhadap bidang orbit Bulan mengedari Bumi) yang
durasinya 27,3 hari dalam sekali putaran.
2. Revolusi Bulan, adalah peredaran Bulan mengelilingi bumi dengan durasi 27,3
hari dalam sekali putaran (bidang orbit Bulan membentuk sudut 5o terhadap
bidang orbit Bumi). Bentuk orbit Bulan adalah elips.
3. Bersama Bumi mengeliling Matahari, Bulan mengelilingi Bumi sekaligus
bersama Bumi mengedari Matahari yang bentuk lintasannya berupa spiral. Untuk
satu kali peredaran diperlukan waktu 1 tahun.

Dalam mengedari Bumi, Bulan mempunyai dua macam peredaran, yaitu peredaran
Sideris dan peredaran Sinodis. Peredaran Siderisadalah peredaran Bulan mengelilingi Bumi
menyelesaikan satu lingkaran penuh (360o). Ciri bahwa bulan telah menyelesaikan satu kali
putaran penuh adalah bahwa posisinya ditinjau dari Bumi terhadap bintang tetap tertentu
telah kembali seperti semula.
Peredaran Sinodis adalah peredaran Bulan mengelilingi Bumi dari fase ”bulan mati” atau
”bulan baru” sampai pada fase ”bulan mati” atau ”bulan baru” lagi yang durasinya 29,5 hari.
Jangka waktu peredaran sinodis digunakan sebagai dasar penentuan waktu satu bulan dalam
kalender Komariyah.

Dilihat dari Bumi kadang bentuk atau muka Bulan selalu berubah-ubah. Kadang dalam
bentuk sabit, setengah lingkaran, atau satu lingkaran penuh bahkan kadang-kadang tidak
kelihatan. Hal ini terjadi bukan karena bentuk muka bulan yang yang berubah-ubah tetapi
disebabkan oleh tiga hal, yaitu:

 Pergerakan Bulan mengelilingi Bumi juga Bulan bersama Bumi mengelilingi


Matahari.
 Bulan dapat tampak dari Bumi jika Bulan memantulkan cahaya yang diterima dai
Matahari ke Bumi. (perubahan bentuk Bulan)
 Sinar/cahaya berjalan lurus.

 Fase-Fase Bulan

Fase bulan adalah bentuk bulan yang berbeda-beda (baru, sabit,kuartir/


perbani,benjol,purnama) yang dilihat oleh pengamat di bumi.Bulan tampak bersinar karena
memantulkan cahaya matahari. Setengah bagian bulan yang menghadap ke matahari akan
terang dan sebaliknya setengah bagiannya yang membelakangi matahari akan gelap. Akan
tetapi fase bulan yang terlihat dari gambar.
Diagram yang mengilustrasi perbedaan antara bulan siderik dan bulan sinodik.Saat
bumi berda di kedudukan E1 dan bulan di kedudukan M1, maka matahari, bulan dan bumi
terletak pada satu bidang.Pada saat ini bulan memasuki fase bulan baru, selama bumi
berevolusi ke timur. Ke dudukan E2 bulan telah berevolusi 3600 dalam selang waktu 27  hari
kedudukan M2. Periode 27  hari inilah yang disebut bulan siderik.

Bulan harus berevolusi melalui 3600 ditambah sudut Ø agar tiba di kedudukan


M3 yaitu kedudukan dimana matahari ,bulan,bumi kembali memasuki fase bulan baru. Selang
waktu revolusi bulan baru kembali ke fase bulan baru lagi memerlukan selang waktu 29 ½
hari. Periode 29 ½  hari ini yang disebut bulan sinodik.

Bumi bergantung pada kedudukan 1, matahri, bulan dan bumi terletak pada satu
bidang dan bulan di antara bumi dan matahari, kedudukan seperti ini disebut konjungsi pada
kedudukan ini bagian terang bulan tidak terlihat dari bumi.Bulan pada kedudukan ini disebut
bulan baru.

Pada kedudukan 2hanya kira-kira ¼ dari bagian terang bulan yang terlihat dari bumi.Bulan
pada kedudukan ini disebut bulan sabit. Pada kedudukan 5matahari, bulan dan bumi  terletak
pada satu bidang  dan bulan berada dibelakang bumi. Kedudukan seperti ini disebut
oposisi.Pada kedudukan ini seluruh bagian terang bulan terlihat dari bumi. Bulan pada
kedudukan ini di sebut bulan purnama. Berikut ini adalah penjelasan tambahan dari fase
bulan, antara lain:

1. Fase 1 –New Moon (Bulan baru): Sisi bulan yang menghadap bumi tidak menerima
cahaya dari matahari, maka, bulan tidak terlihat.
2. Fase 2 –Waxing Crescent (Sabit Muda) : Selama fase ini, kurang dari setengah bulan
yang menyala dan sebagai fase berlangsung, bagian yang menyala secara bertahap
akan lebih besar.
3. Fase 3 –Third Quarter (Kuartal III): Bulan mencapai tahap ini ketika setengah dari itu
terlihat.
4. Fase 4 – Waxing Gibbous: Awal fase ini ditandai saat bulan adalah setengah ukuran.
Sebagai fase berlangsung, bagian yang daftar akan lebih besar.
5. Fase 5 –Full Moon (Bulam purnama): Sisi bulan yang menghadap bumi cahaya dari
matahari benar-benar, maka seluruh bulan terlihat. Hal ini terjadi ketika bulan berada
di sisi berlawanan dari Bumi.
6. Fase 6 – Waning Gibbous : Selama fase ini, bagian dari bulan yang terlihat dari Bumi
secara bertahap menjadi lebih kecil.
7. Fase 7 –First Quarter (Kuartal I): Bulan mencapai tahap ini ketika setengah dari itu
terlihat.
8. Fase 8 – WaningCrescent (Sabit tua): Hanya sebagian kecil dari bulan terlihat dalam
fase yang secara bertahap menjadi lebih kecil.

Bulan Mati/Baru terjadi pada saat bulan kurang-lebih berada dalam satu garis lurus di
antara matahari dan bumi. Seluruh permukaan bulan yang disinari matahari berada di bagian
“belakang” bulan, di bagian yang tidak bisa kita lihat dari Bumi.

Pada Bulan Purnama, Bumi, Bulan dan Matahari kembali kurang-lebih berada dalam satu
garis lurus, tetapipada posisi yang berlawanan, sedemikian rupa sehingga seluruh pemukaan
bulan yang disinari matahari berhadapan dengan kita. Sisi gelapnya tersembunyi di
“belakang”.

Kuartal I dan Kuartal III dari fasa bulan (keduanya sering disebut Bulan Setengah (Half
Moon) terjadi bila posisi Bulan, Bumi dan Matahari membentuk sudut 900 sehingga kita
melihat persis separuh bagian bulan yang disinari matahari dan separuh bagian lagi gelap.
Dengan mengenal ke empat fasa di atas maka keempat fasa lainnya akan lebih mudah
dimengerti, karena semuanya merupakan gambaran dari proses transisi dari satu fase ke fase
berikutnya:
 Ciri-Ciri Bulan

Ketiadaan atmosfer di bulan menjadikan keadaan bulan menjadi sangat sunyi karena
tidak ada media yang berfungsi merambatkan gelombang suara. Akibat lainnya adalah pada
siang hari suhu permukaan bulan menjadi sangat panas, yakni dapat mencapai 100 derajat C,
sedangkan pada bagian bulan yang mengalami malam hari suhu permukaannya menjadi
sangat dingin, yakni dapat mencapai -150 derajat C.

Bulan mengelilingi bumi dalam jangka waktu satu bulan. Pergerakan bulan dari waktu
ke waktu menyebabkan terjadinya perubahan sudut yang dibentuk oleh garis yang
menghubungkan antara matahari, bumi, dan bulan. Perubahan sudut itu mengakibatkan
terjadinya perubahan tampak bulan dilihat dari bumi yang disebut fase bulan. Apabila bulan
berada pada posisi terdekat ke matahari maka bagian bulan yang menghadap ke bumi akan
tampak gelap, keadaan seperti itu disebut fase bulan baru.

Sementara bulan melanjutkan pergerakannya mengitari bumi, tampak bulan berubah


pula menjadi fase bulan sabit, lalu bulan setengah, bulan tiga perempat, kemudian bulan
purnama. Setelah tercapai fase purnama, fase berikutnya adalah kebalikannya hingga
akhirnya terjadi fase gelap atau bulan baru.
Referensi

Wijaya,A F C.2010.Gerak Bumi Dan Bulan.Jayapura: Digital Learning Study.

Prof.Dr.H.Bayong Tjasyono HK.,Dea.2009.Ilmu kebumian dan


Antariksa:Bandung.Pascasarjana UPI

Rosidi,I.1983.,Jagat Raya.Jakarta:Ghalia Indonesia

Anda mungkin juga menyukai