Anda di halaman 1dari 116

KATA PENGANTAR

Puji syukur kami haturkan


kehadirat Allah Swt. yang telah
melimpahkan rahmat dan hidayah-
Nya sehingga kami bisa
menyelesaikan tugas ini.
Sebagai penyusun, kami
menyadari bahwa masih terdapat
kekurangan, baik dari penyusunan
maupun tata bahasa penyampaian.
Oleh karena itu, saya dengan
rendah hati menerima saran dan
kritik dari pembaca agar saya
dapat memperbaikinya.
Saya berharap semoga karya
ilmiah yang saya susun ini
memberikan manfaat dan juga
inspirasi untuk pembaca
DEFINISI SAINS DAN

MATEMATIKA

Sains adalah proses pengamatan,


berpikir dan merefleksikan aksi dan
kejadian/peristiwa. Sains merupakan
cara kita berpikir dan melihat dunia
sekitar kita. Sains merupakan subjek
bahasan atau satu cabang ilmu yang
mengkaji fakta-fakta/kenyataan yang
terkait dengan fenomena alam.
Pengkajian ini pun perlu dilakukan
secara berkelanjutan (Isaac Asinov,
1995). Sejalan dengan pendapat yang
disampaikan oleh Kilmer dan Hofman
(1995:60) bahwa sains merupakan
pengetahuan tentang fenomena-
fenomena tertentu, proses yang
digunakan untuk mengumpulkan dan
mengevaluasi informasi dan sebagai
bentuk adaptasi manusia pada
lingkungan.

Sains untuk anak bukan ilmu kimia,


fisika, biologi, astronomi, atau geologi.
Kontennya memang berkaitan erat
dengan bidang-bidang ilmu tersebut di
atas, namun bagi mereka, sains
merupakan suatu bentuk pembelajaran
tentang masalah-masalah yang datang
dan sesuai dengan pemikiran serta rasa
ingin tahunya, maka dengan tingkat
pertumbuhan dan perkembangan
berpikirnya (Osborne & Freyberg,
1994). Misalnya: apa yang
menyebabkan angin bertiup? Apa yang
membentuk awan?. Mereka selalu
berusaha untuk mengetahui jawaban
dari pertanyaanpertanyaan tersebut, dan
proses penemuan jawaban dari
pertanyaan-pertanyaan tadi, adalah
sains bagi anak (Arum Sekar Sari,
2021).

Sains dapat diterapkan pada


pendidikan anak usia dini, anak-anak
dapat dikenalkan dengan konsep konsep
sains sederhana yang akan bermanfaat
bagi anak usia dini untuk dapat
berdapatasi dengan lingkungan sehari
harinya. Selain bermain sains, anak usia
dini dapat dikenalkan dengan
permainan matematika. Sehingga
pengembangan sains dan matematika
dapat membantu optimalisasi
pengembangan anak usia dini.

Matematika sangat penting dalam


kehidupan sehari-hari. Sepanjang
kehidupan sehari-hari, bahkan tiap
menit kita tidak luput dari penggunaan
matematika. Belanja, menghitung
benda, waktu, tempat, jarak dan
kecepatan merupakan fungsi
matematika. Memahami grafik, tabel,
diagram juga merupakan fungsi
matematika. Mengukur panjang, berat
dan volume juga merupakan fungsi
matematika. Dengan kata lain,
matematika sangat penting dalam
kehidupan manusia (Utoyo, 2017)

Piaget (1973) menyarankan dalam


pengenalan matematika sebaiknya
dilakukan melalui penggunaan benda-
benda konkrit dan menggunakan
pembiasaan penggunaan matematika
agar anak dapat memahami
matematika, seperti menghitung,
bilangan dan operasi bilangan. Sebagai
contoh, mengingatkan anak tentang
tanggal hari ini dan menuliskan di
papan tulis akan melatih anak mengenal
bilangan. Melihat hal itu, maka
dibutuhkan serta dirancang kurikulum
yang tepat dan relevan serta mampu
mengakomodasi potensi anak dalam
mengenal tentang dunia matematika
yang menyenangkan. Kurikulum harus
dirancang semenarik mungkin baik
bahan ajar, materi serta beragam
aktivitas atau kegiatan yang
menyenangkan dan bisa dilakukan
melalui berbagai permainan.

Matematika diajarkan melalui 5


konsep matematika awal yakni
mencocokkan, mengelompokkan,
seriasi, geometri dan pola.
Pembelajaran matematika pada anak
usia dini jauh daari konsep operasi
bilangan, pendekatan yang dilakukan
untuk menanamkan konsep tersebut
dilakukan melalui permainan yang
didesain agar menyenangkan bagi anak.
Sehingga internalisasi konsep
matematika awal anak dapat terjadi
secara alamiah (Kemdikbud, 2020).
Sains dan matematika pada anak usia
dini dimaknai sebagai pengembangan
baik untuk kognitif anak ataupun aspek
perkembangan lainnya. Kegiatan
bermain keduanya harus dimulai dari
hal-hal sederhana di lingkungan sekitar
anak dan dilakukan melalui permainan
yang menyenangkan. Sehingga konsep-
konsep dasar sains dan matematika
dapat ditanamkan secara optimal.
PENTINGNYA SAINS

DAN MATEMATIKA BAGI

AUD

Ada beberapa alasan yang


menjadikan pengembangan sains dan
matematika penting bagi anak usia
dini, berikut alasan tersebut:

1. Kehidupan ini tidak terlepas dari


konsep sains dan matematika,
sehingga penting bagi anak
mengenal sains dan matematika
agar dapat beradaptasi dengan
kehidupannya
2. Anak usia dini sedang berada
pada golden period, pada masa
ini anak anak dapat dengan
mudah menerima stimulasi.
Untuk itu pengembangan sains
dan matematika baik untuk
diterapkan sejak dini
3. Sains matematika mendorong
anak anak untuk berpikir kreatif
dan penuh inisiatif
4. Sains dan matematika dapat
melatih mental positif, berpikir
logis, dan urut (sistematis)
5. Sains dan matematika dapat
mengembangkan spiritualitas
anak usia dini.
FUNGSI DAN TUJUAN

PEMBELAJARAN SAINS

DAN MATEMATIKA

Fungsi dan tujuan pembelajaran


sains dan matematika antara lain
menurut (Imaduddin, 2017) :
1. Membantu anak usia dini
menguasai produk sains
dan matematika
2. Membantu anak dalam
pengenalan dan penguasaan
fakta, teori, konsep, prinsip,
hokum, istilah, proses dan
problem solving terkait
sains dan matematika
3. Membantu anak mengenali
dan menguasai kumpulan
pengetahuan
4. Membantu anak dalam
penguasaan ketrampilan
sains dan matematika.
5. Membantu anak mengenali
dan menguasai cara
berpikir ilmiah mulai dari
mengamati,menggolongka,
mengukut,menguraikan,
menjelaskan,mengajukan
pertanyaan,merumuskan,pe
rmasalahan,merumuskan
hipitesis,merancang,penyel
idikan,termasuk
eksperimen,mengumpulka
n dan menganalisis data,
menarik kesimpulan,

HAKIKAT SAINS DAN

MATEMATIKA

1. Hakikat Sains
kata sains berasal dari bahasa latin
‘scientia’ yang memiliki arti pengetahuan.
menurut webster new collegiate
dictionary makna sains ialah
‘pengetahuan yang didapat dari
pembelajaran serta pembuktian’ atau
‘pengetahuan yang melingkupi kebenaran
umum dari hukum alam yang terjadi
contohnya didapatkan dan dibuktikan
dengan metode ilmiah. dalam eliason dan
jenkins (1986) bahwa Newman (1978)
mengatakan sains tidak seharusnya
menekankan pembelajaran pada anak
mengenai fakta tetapi seharusnya
melibatkan mereka dalam proses
pemahaman dunia mereka melalui
observasi manipulasi dan menjadikan
mereka terlibat dalam aktivitas dan
materi-materisen. Menurut dodger dan
heroman 2000 sense adalah kombinasi
antara kemampuan proses bagaimana
anak belajar dan isi apa yang anak-anak
pelajari dalam kurung Jackman (2009).
Kemampuan proses ialah memberikan
anak-anak untuk memproses informasi
baru melalui pengalaman nyata titik
kemampuan proses ini juga dikenal
sebagai kemampuan inquiry yaitu proses
bertanya yang dapat berkembang pada
anak usia dini, artinya ini mendukung rasa
ingin tahu dan eksplorasi natural anak.
konten kurikulum sains untuk anak usia
dini menanggapi kebutuhan mereka untuk
belajar tentang dunia sekitar mereka
Karin dan Sunda dalam Widowati
2008 mengartikan seng sebagai suatu
sistem untuk memahami alam semesta
dengan melakukan observasi serta
eksperimen terkontrol. berdasarkan
berbagai pengertian di atas dapat
disimpulkan bahwa hakikat sains adalah
pengetahuan tentang suatu kebenaran
umum yang pembuktiannya dilakukan
melalui observasi dan eksperimen yang
terkontrol untuk memahami alam semesta
Proses pembelajaran sains bukan
hanya mendengar ceramah pendidik saja
atau membaca buku teks yang kemudian
dilanjutkan dengan pembahasan secara
verbal, yang di mana ini menjadikan anak
tidak memiliki kesempatan menemukan
sendiri fakta dan konsep serta tidak
memiliki kesempatan mengembangkan
keterampilan dalam memproses
perolehan. pembelajaran saya sebagai
anak usia dini dilakukan dengan kegiatan
pengamatan penyelidikan serta
percobaan-percobaan sederhana untuk
mencari tahu serta mendapatkan jawaban
mengenai fakta yang ada di dalam
lingkungan dengan cara bermain dan
menyenangkan titik selain itu
pembelajaran sas untuk anak usia dini
harus melibatkan aspek pengetahuan,
afektif dan psikomotor pengetahuan
didapat dengan proses berpikir dengan
memiliki keterampilan proses serta sikap
ilmiah dengan begitu dapat
mengembangkan keterampilan
memanjakan masalah serta menanggapi
sains dengan kritis.
2. Hakikat Matematika
Matematika berarti lebih dari
sekedar aritmatika bagi anak, jika anda
melihat dan mengamati anak ketika
bermain anda akan melihat ada
ketertarikan atau kegiatan berhitung
secara tidak langsung yang dilakukan
oleh anak. lebih tinggi lebih kecil lebih
dekat lebih jauh sudah bisa dikatakan
oleh anak tanpa mereka belajar
matematika secara formal di dalam
kelas oleh guru hal ini disebut dengan
bahasa matematika.
kata matematika berasal dari
bahasa latin mathematika yang
awalnya dari kata Yunani mathematike
yang memiliki mempelajari, yang juga
dari kata matematika dengan arti
pengetahuan atau ilmu dalam kurung
(knowledge science). kata mathematike
berhubungan dengan kata lain yaitu
mathein atau mathenein dengan arti
belajar atau berpikir. sehingga dapat
diartikan bahwa matematika ialah ilmu
pengetahuan yang didapat melalui
berpikir atau bernalar. matematika
lebih menekankan kegiatan dalam
penalaran bukan hasil eksperimen atau
observasi matematika yang terbentuk
dari pikiran manusia, yang memiliki
hubungan dengan ide, proses, serta
penalaran ( Russeffendi ET 1980:148 ).
Matematika dapat memberikan
anak-anak cara memahami dan
menghargai dunia di sekitar dan
memperkaya pengalaman mereka yang
sempit. Nikson (Gerson, 2004 )
menyatakan bahwa pembelajaran
matematika ialah upaya membantu
anak melalui proses internalisasi untuk
mengonstruksi konsep atau prinsip
matematika terbangun kembali dengan
kemampuannya sendiri titik
matematika bagi anak usia dini
(Brewer 2007) merupakan cara untuk
melihat dunia dan pengamalan mereka
di dalamnya sebuah cara untuk
memecahkan suatu masalah sebuah
pemahaman mengenai angka dan
operasinya, fungsi dan hubungan,
probabilitas dan pengukuran.
Transformasi informasi yang
diperoleh menjadi konsep atau prinsip
baru. transformasi disebut dapat mudah
terjadi bila terjadi pemahaman karena
terbentuknya skemata dalam benak
siswa. belajar matematika tidak cukup
hanya dihafal namun juga perlu untuk
memahami konsepnya, karena hafal
bukan indikator mampu menyelesaikan
permasalahan dalam matematika titik
matematika. pada hakekatnya
merupakan proses berpikir yang
menekankan pada penalaran karena
pikiran manusia, yang di mana
pembelajaran matematika memiliki
tujuan pembangunan konsep
matematika dengan kemampuan yang
terbentuknya pemahaman berdasarkan
pengalaman.
TUJUAN PENGEMBANGAN

PEMBELAJARAN SAINS

DAN MATEMATIKA AUD

1. Tujuan pengembangan
pembelajaran sains AUD
Pembelajaran sains untuk anak
usia dini tentu memiliki tujuan yang
berbeda dengan orang dewasa. sains
bagi anak usia dini (brewer, 2007)
ialah instruksi yang dikhususkan
pada eksplorasi secara aktif bagi
fenomena yang menarik di
lingkungan dan membantu dalam
mengembangkan keterampilan
mengamati atau observing,
menyelidiki atau investigasi, dan
berbagi informasi. dalam (Nurgraha
2008:25), menyebutkan tujuan sains
untuk anak usia dini ialah :
a. pembelajaran sains sebagai anak
usia dini dilakukan untuk melatih
kemampuan memecahkan masalah
secara sains, sehingga anak mampu
menghadapi dan menyelesaikan
masalah yang dihadapi titik
b. sains juga untuk membentuk anak
mempunyai sikap ilmiah, artinya,
anak terlatih untuk mengambil
keputusan dengan baik dapat
melihat dari sudut pandang berbeda,
menyaring informasi dan terbuka
titik
c. mendapatkan pengetahuan serta
informasi ilmiah yang lebih
terpercaya dan baik, maksudnya ada
segala informasi yang diperoleh
anak berdasarkan standar keilmuan
yang semestinya.
d. sains bagi anak ditunjukkan supaya
mereka minat dan tertarik
mendalami sense yang ada dan
ditemukan di sekitar mereka. 4
tujuan inilah yang diharapkan dapat
meningkatkan kecerdasan serta
pemahaman mengenai alam dan
isinya.
like wilarjo 1988 menyatakan
jika sains memiliki tujuan supaya
anak menjadi lebih baik dari hasil
mereka belajar dari alam titik
maksudnya ialah alam mengajarkan
mereka untuk jujur dan dari
pengalaman di alam lah mereka
dapat memecahkan soal sains
mampu menghadapi kesulitan
meningkatkan kebijaksanaan, dan
mampu mempertimbangkan sesuatu
hal.
sains penting karena mampu
untuk membuat anak memahami
dunia mereka lebih baik dengan
pemahaman mengenai lingkungan,
beberapa ketakutan yang ada
terhapus dan mereka lebih merasa
aman nyaman saat di alam terbuka
dan mereka meningkatkan rasa
waspada mereka pada sesuatu
kejadian atau orang-orang dan juga
material atau benda-benda yang ada
di sekitar mereka.
permainan sains untuk anak
usia dini taman kanak-kanak
menurut (Sujiyono 2011) memiliki
tujuan supaya anak memiliki
kemampuan yaitu :
a. Mengamati perubahan yang ada
di sekitarnya seperti perubahan
pagi siang dan malam ataupun
mengalirnya air dari tempat
tinggi ke tempat rendah titik
b. Melakukan percobaan sederhana
seperti menanam atau mengisi
gas ke dalam balon yang
kemudian dilepaskan di udara
titik
c. Melakukan perbandingan
memperkirakan,mengklasifikasi
kan dan mengkomunikasikan
sesuatu sebagai hasil dari
pengamatannya, yang sudah
dilakukan titik mengembangkan
kemampuan sains sederhana dan
keinovasian khususnya ilmu
alam sehingga anak dapat
memecahkan.
Tujuan pembelajaran untuk
anak ialah menyadari akan kebesaran
Tuhan yang maha esa sebagai
pencipta alam melatih kemampuan
memecahkan masalah mereka secara
sains, membentuk sikap ilmiah
mereka, mengembangkan rasa ingin
tahu mereka Dan keberanian mereka
untuk berada di alam dengan
kewaspadaan dari lingkungan mereka
titik anak dapat memahami bahwa
terjadi perubahan di sekitar mereka
secara sains, membentuk sikap ilmiah
mengembangkan rasa ingin tahu
mereka Dan keberanian mereka untuk
berada di alam dengan kewaspadaan
dari lingkungan mereka titik anak
dapat memahami bahwa terjadi
perubahan di sekitar mereka secara
alamiah.

2. Tujuan pengembangan pembelajaran


matematika pada AUD
pada masa yang akan datang
matematik memiliki peran tersendiri
dalam hidup anak titik pada anak usia
dini matematika seperti memecahkan
masalah, angka dan beberapa
simpulan mengenai konsep lebih
tinggi atau rendah titik bukti
penelitian juga menunjukkan bahwa
matematika pada anak prestasi ketika
mereka memasuki TK dapat
memprediksi prestasi membaca nanti
keterampilan dasar dalam jumlah dan
operasi dapat mengatur panggung
untuk keterampilan membaca dan
sarana 2017 dalam (Brewer, 2009).
Tujuan pembelajaran matematika ada
2 tujuan yaitu tujuan umum dan
tujuan khusus. tujuan umumnya
adalah agar anak mengetahui dasar-
dasar pembelajaran berhitung atau
matematika, sehingga pada saatnya
nanti anak akan lebih siap mengikuti
pembelajaran matematika pada
jenjang pendidikan selanjutnya yang
lebih kompleks. sedangkan tujuan
khususnya adalah (Sujiono:2007)
yaitu :
1. sistem sistematis sejak dini
melalui pengamatan pada
benda konkret atau gambar-
gambar dan angka yang ada
di sekitar anak
2. dapat beradaptasi dan
melibatkan diri di dalam
lingkungan bermasyarakat
yang membutuhkan
kemampuan berhitung
3. konsentrasi, ketelitian dan
kemampuan abstrak serta
daya apresiasi yang tinggi
4. memiliki pemahaman
konsep waktu serta
memperkuat memperkira
kemungkinan suatu kejadian
secara yang ada sekitarnya
5. menciptakan sesuatu secara
spontan dengan kreativitas
dan imajinasi.

Cornelius Sumarno, 2012


mengemukakan bahwa 5 alasan
kenapa anak usia dini perlu untuk
belajar matematika yaitu :
1. sebagai sarana berpikir yang
logis dan jelas
2. untuk memecahkan masalah
sehari-hari
3. mengenal pola hubungan dan
generalisasi
4. wadah untuk mengembangkan
kreativitas
5. wadah untuk mengembangkan
kesadaran perubahan budaya

Menurut (Suherman, 2003)


menyatakan tujuan pembelajaran
matematika untuk anak terdapat
dua hal yang utama yaitu
pembentukan sifat berpikir kritis
dan juga kreatif. pengembangan
kedua hal tersebut ialah dengan
memperhatikan imajinasi dan
curiousty peserta didik yang di
mana perlu untuk dikembangkan
sejak dini.
MENGENAL DAN

MEMAHAMI KONSEP

PEMBELAJARAN SAINS

DAN MATEMATIKA UNTUK

ANAK USIA DINI

A. Sains dan Matematika


sebagai Alat/Sarana
Perkembangan.
1. Mengembangkan fungsi
Kognitif(Berpikir logis,
Kritis, Analisis dan
Sistematis)
2. Membangun Karakter
(kepekaan,respek,ketelitian,
kepedulian,kesabaran,
tanggungjawab, kerjasama
dan kebersamaan).
3. Menanamkan sikap ilmiah
(rasa dan

sikap ingin tahu, peka pada


masalah,pencari penyabab,
menemukan solusi dan
menggunakan solusi yang
terbaik).

B. Sains sebagai Aktivitas


Bermain.
1. Sains merefleksikan berbagai
fenomena dan kehidupan
alam yang hidup dan terjadi
dalam aktivitas kehidupan
sehari-hari disekitar.
2. Sains juga memberikan
gambaran berbagai
pengetahuan dan ilmu yang
menjelaskan suatu gejala
berdasarkan konsep berpikir
yang logis, dan sistematis
3. Rosalind Charlesworth and
Karen K.Lind mengatakan
bahwa pembelajaran sains
lebih ditekankan pada
aktivitas anak.
4. Sains sebagai aktivitas
diarahkan pada
pengembangan keterampilan
proses yang mencakup:
Mengobservasi,Membandin
gkan,Mengklasifikasi,
Mengkomunikasikan,Menyi
mpulkan, Meramalkan.

C. Sains sebagai Konsep


dan Konten :
1. Scientific inquiry
2. History and nature of
science
3. Science in personal dan
social perspective
4. Science and technology
5. Physical science
6. Life science
7. Earth and space science
A. Scientific Inquiry (Inkuiri
Ilmiah)
Inkuiri berasal dari bahasa
inggris inquiry yang dapat
diartikan sebagai proses
bertanya dan mencari tahu
jawaban terhadap pertanyaan
ilmiah yang diajukan.
Pertanyaan ilmiah adalah
pertanyaan yang dapat
mengarahkan pada kegiatan
penyelidikan terhadap obyek
pertanyaan. National Science
Standar Pendidikan (NRC,
1996) dalam Wenning
mendefinisikan penyelidikan
ilmiah sebagai berikut,
“Scientific inquiry refers to the
diverse ways in which
scientists study the natural
world and propose
explanations based on the
evidence derived from their
work. Inquiry also refers to the
activities of students in which
they develop knowledge and
understanding of scientific
ideas, as well as an
understanding of how scientists
study the natural world”
Berarti bahwa penyelidikan
ilmiah (Scientific inquiry)
mengacu pada cara-cara yang
beragam di mana peneliti
(pengamatanak-siswa)
mempelajari alam dan
mengusulkan penjelasan
berdasarkan pada bukti yang
berasal dari pekerjaan mereka.
Selain itu juga mengacu pada
kegiatan siswa di mana siswa
mengembangkan pengetahuan
dan pemahaman ide-ide ilmiah,
serta pemahaman tentang
bagaimana para ilmuwan
mempelajari alam.
Langkah –langkah dalam
scientific inquiry : (Amri dan
Ahmadi, 2010:92)
1. Observasi atau pengamatan
terhadap b erbgai
fenomena alam
2. Mengajukan pertanyaan
tentang feno mena yang
dihadapi
3. Mengajukan dugaan atau
kemungkian jawaban
(hipotesis sementara)
4. Mengumpulkan data
berkaitan dengan
pertanyaan yang diajukan
5. Merumuskan kesimpulan
berdasarkan data (hipotesis)
Prinsip-prinsip utama
pengembangan penyelidikan
ilmiah (Scientific Inquiry) yaitu
sebagai berikut (Rutherford dan
Ahlgren,1990) :
1. Sains menuntut adanya fakta-
fakta validitas suatu pernyataan
ilmiah dimantapkan dengan
mengacu pada pengamatan
terhadap gejala
2. Sains memadukan logika dan
imajina si. Top of Form
3. Sains memberikan eksplanasi
dan prediksi.
4. Sains berusaha mengidentifikasi
dan menghindari bias.
5. Sains tidak menganut paham
kepatuhan mutlak

Tahapan Penyelidikan Ilmiah


(scientific inquiry) Wenning
(2007:22) yakni:

1. Mengidentifikasi masalah
yang harus dis elidiki
2. Menggunakan induksi,
merumuskan hip otesis atau
model incor- porating
logika dan bukti
3. Menggunakan deduksi,
menghasilkan prediksi dari
hypoth- esis atau model.
4. Desain prosedur
eksperimental untuk me
nguji prediksi.
5. Melakukan eksperimen
ilmiah, observasi atau
simulasition untuk menguji
hipotesis atau model:
a. Mengidentifikasi sistem
eksperiment
b. Mengidentifikasi dan
mendefinisikan variabel
secara operasional
c. Melakukan percobaan
terkontrol ata u observasi

6. Mengumpulkan data yang


berarti,mengatur,danmenga
nalisis data accurately dan
tepat:

a. Menganalisis data untuk tren


dan hu Bungan

b. Membuat dan mengartikan


grafik

c. Mengembangkan hukum
berdasarkan bukti
menggunakan grafis
metode.

B. History and nature of science

Sains dalam perspektif


History and Nature Sciene
merupakan keterampilan yang
berkaitan pada aktivitas anak
anak dalam menunjukkan
pemahaman sains sebagai
suatu Human Endeavor
(manusia yang suka berusaha) :

1. Menunjukkan keingintahuan
dan inis iatif berpikir
tentang sains dan cara
melakukannya

2. Bekerja sendiri atau dalam


tim ketika menelaah sains
dan membagi dan me
njelaskan gagasan dari sains
yang dit emukan
3. Mengingat kembali orang
atau kelom pok orang yang
berperan dalam sains dan
teknologi.

C. Science in personal and social


perspective.

Sains dalam perspektif


personal dan sosial
menekankan pada
pengembangan kemampuan
untuk mendesign solusi
permasalahan dan untuk
mengerti hubungan antara
sains dan teknologi serta
bagaimana cara manusia dalam
beperan dalam keduanya.
Konten standar Science in
Personal and Social
Perspectives yang dapat
digunakan untuk pembelajaran
anak usia dini adalah:

1. Kesehatan Pribadi (personal


health)

2. Sifat-sifat yang terjadi serta


perubahan yang ada pada
masyarakat (characteristic
and change in population)

3. Macam-macam sumber daya


(types of resources)
4. Perubahan yang terjadi di
lingkungan sekitar (change in
environment)

5. Perkembangan sains dan


teknologi menghadapi
masalah sehari-hari (science
and technology in local
challenge).

Menurut Siversen (1999)


dalam Wortham (2006:364)
Pembelajaran sains paling efektif
adalah jika dilakukan sendiri oleh
anak (hands-on activity) dimana
anak:
1. Anak mempelajari konsep dan
proses yang terjadi dalam sains
dan bukan hanya menghapal

2. Anak melakukan sendiri


eksperimen yang ada. Instruksi
yang diberikan didasarkan
kepada hasil yang akan didapat
anak dalam proses
pembelajaran yang ada.

D. Science and technology

Sain dan teknologi


berkaitan dengan aktivitas
anak dalam menunjukkan
pemahaman mereka tentang
sains, teknologi dan
bagaimana teknologi didisain
secara alamiah, mencakup

1. Menjelaskan bagaimana
alat dirancang untuk
membantu manusia pada
keberlangsungan dan
pemecahan masalah.
2. Menggunakan alat untuk
mengukur, membangun
dan menguji rancangan
dan hasilnya.
3. Menjelaskan bagaimana
alat dan teknologi
dipergunakan untuk
membuat hidup menjadi
lebih mudah.
E. Physical science Fisika
dipandang sebagai suatu
proses sehingga dalam
pembelajarannya harus
mempertimbangkan strategi
atau metode pembelajaran
yang salah satunya melalui
kegiatan demonstrasi dan
prakti. Fisika dipandang
sebagai suatu produk, melalui
kegiatan praktik, siswa
melakukan olah pikir dan
tangan yang menghasilkan.
Keterampilan proses untuk
memahami Fisika Sains
a) Keterampilan dalam
pengamatan
b) Keterampilan proses
mengklasifikasi
c) Keterampilan proses
menghitung
d) Keterampilan proses
memprediksi
e) Keterampilan
mengkomunikasikan
f) Keterampilan meyimpulkan

F. Life science
Keterampilan ini berkaitan
dengan aktivitas anak dalam
menunjukkan penunjang
kegiatan ilmiah. Kemajuan
dalam penguasaan sains
meningkatkan kemajuan
teknologi. Sebaliknya taraf
penguasaan teknologi yang
maju akan meningkatkan
penguasaan sains lebih lanjut.
Sains dan teknologi saling
membutuhkan karena sains
tanpa teknologi bagaikan
pohon tak berbuah, sedangkan
teknologi tanpa sains bagaikan
pohon tak berakar (science
without technology has no
fruit, technology without
science has no root.
Pendekatan SaLingTeMas
(Sains, Lingkungan, Teknologi
dan Masyarakat)

pemahaman tentang
karakteristik organisme, siklus
hidup dan lingkungan mereka.
Mengidentifikasi dan
menggambarkan karakteristik
tanaman dan hewan yang hidup
dalam lingkungannya.

1. Hewan dan tanaman yang


berbeda hidup dalam
habitat yang berbeda.

2. Organisme yang
menempati lingkungan
berbeda cenderung
memiliki karakteristik
sesuai dengan
lingkungan mereka
hidup.

Lingkungan alam atau


lingkungan fisik adalah segala
sesuatu yang sifatnya alamiah,
seperti sumber daya alam (air,
hutan, tanah, batu-batuan),
tumbuh-tumbuhan dan hewan,
sungai, iklim, suhu, dan
sebagainya. Lingkungan alam
sifatnya relatif menetap, oleh
karena itu jenis lingkungan ini
akan lebih mudah dikenal dan
dipelajari oleh anak. Sesuai
dengan kemampuannya, anak
usia dini dapat mengamati
perubahan-perubahan yang
terjadi dan di alami dalam
kehidupan sehari-hari,
termasuk juga proses
terjadinya.

Anak dapat mulai diajarkan


ketrampilan observasi dasar
seperti pengamatan. Lewat cara
ini anak dapat diajak untuk
memahami apa itu bunyi,
udara, air, cahaya, suhu, tanah
serta berbagai kayu dan logam.
Mendidik anak mempunyai
kemampuan sains dapat
membantu orang tua untuk
menghindarkan anak dari
kemungkinan menggunakan
informasi yang tidak tepat.
Mendidik anak mempunyai
kemampuan sains akan
membantu anak untuk secara
aktif membangun pertahanan
diri terhadap serangan
informasi disekelilingnya.
Melatih anak dengan
percobaan sains akan membuat
anak menjadi berpikir kreatif,
inovatif, dan mandiri, Dimensi
lain dari sains juga yang
teramat penting adalah dimensi
“proses” yaitu proses
mendapatkan sains itu sendiri.
Sains diperoleh melalui suatu
penelitian dan percobaan yang
disebut dengan metode ilmiah.
Life Science menceritakan
tentang prosesnya. Anak dapat
mempelajari tentang proses
pertumbuhan tanaman dan
kehidupan binatang.

Strategi pengembangan
sains untuk menguasai bidang
life science secara umum sama
dengan strategi dan metode
yang digunakan pada
pengkajian sains bidang
lainnya. Strategi dimaksud
adalah :

1. Pengembangan Sudut
(area) Biologi (Biology
Learning Center)

2. Pembuatan Bulletin
Board (Papan Buletin)

3. Penggunaan Metode
DiscoveryInquiry Dan
Demonstrasi

4. Melalui Permainan
Biologi

5. Penggunaan Metode
Kunjungan Lapangan

Sebuah ilmu pengetahuan


mengenai konsep sains yang
merupakan dasar untuk
perencanaan dan mengajar
ilmu kehidupan kepada anak-
anak usiadini. Mengingat,
konsep merupakan "ide besar"
dari sebuah ilmu pengetahuan
yang kita inginkan agar anak
mampu memahami. Dengan
demikian, pengalaman belajar
harus direncanakan dengan
kegiatan yang dekat dengan
lingkungan anak.

G. Earth and space science

Aspek—aspek keterampilan
proses dalam Earth and Space
Science bagi anak usia dini
yaitu:

1. Keterampilan mengamati

2. Keterampilan
mengelompokkan
3. Keterampilan
mengkomunikasikan

4. Keterampilan
menggunakan angka
atau hitungan

5. Keterampilan
menyimpulkan
(inferensi)

6. Keterampilan
memprediksi
(memperkirakan)

Ruang lingku pembelajaran


Earth and Space science :

• Materi yang berhubungan


dengan bumi

• Materi yang terkait


dengan atmosfir bumi
dan cuaca
• Materi yang terkait
dengan dunia luar bumi.
PENTINGNYA SAINS

UNTUK ANAK USIA DINI

Pada dasarnya manusia sudah


memiliki kecenderungan dan
kemampuan berpikir kritis bahkan
sejak masih berusia dini. Hal ini
mendorong manusia untuk
memikirkan hal-hal yang ada
disekelilingnya. Kecenderungan
ini juga dapat kita temukan pada
anak usia dini yang memandang
berbagai benda di sekitarnya
dengan Ada beberapa hal yang
membuktikan pentingnya
pengenalan sains pada usia dini
antara lain :
1. Pembelajaran sains dengan
segala macam
pengembangannya bertujuan
agar anak memiliki
kemampuan pemecahan
masalah yang dihadapinya
melalui penggunaan metode
sains, sehingga anak-anak
menjadi terampil dalam
menyelesaikan berbagai hal
yang dihadapinya

2. Membantu pemahaman anak


tentang konsep sains dan
keterkaitannya dengan
kehidupan sehari-hari

3. Melekatkan aspek-aspek yang


terkait dengan keterampilan
proses sains serta
menumbuhkan minat anak
untuk mengenal dan
mempelajari benda-benda dan
kejadian baik di dalam maupun
di luar lingkungannya.

4. Mengembangkan sikap ingin


tahu, terbuka, kritis,
bertanggung jawab, bekerja
sama dan mandiri dalam
kehidupan sehari-hari.

5. Membantu anak agar mampu


mengenal dan memupuk rasa
cinta terhadap alam sekitar
sehingga menyadari kebesaran
Tuhan Yang Maha Esa.
PEMBELAJARAN SAINS

BAGI ANAK USIA DINI

Pembelajaran sains untuk anak


usia dini hendaknya disesuaikan
dengan tingkat perkembangan
anak6 . Pendidik hendaknya
memberikan kegiatan
pembelajaran yang
memungkinkan anak menemukan
sendiri fakta dan konsep yang
bersifat sederhana. Pentingnya
pembelajaran yang sesuai dengan
keinginan dan kebutuhan anak
sesuai dengan teori Eksperimental
Learning yang dikemukakan oleh
Carl Roger. Teori ini menjelaskan
bahwa seorang anak memiliki
kapasitas dan kemauan untuk
belajar sementara pendidik hanya
memfasilitasi dan membantu agar
anak dapat belajar secara optimal.
Anak usia 4 sampai 6 tahun
berada pada fase perkembangan
pra operasional menuju konkrit
operasional.

Beberapa acuan dalam


melakukan pembelajaran sains
bagi anak usia dini antara laian :

a. Pembelajaran yang
dilakukan bersifat nyata
atau konkrit Dalam kegiatan
pembelajaran sebaiknya
menggunakan benda-benda
nyata yang ada di sekitar
anak. Pendidik tidak
dianjurkan untuk
memberikan anak
konsepkonsep yang bersifat
abstrak. Oleh karenanya,
sebelum pembelajaran
berlangsung, pendidik
sebaiknya menyediakan
berbagai benda maupun
fasilitas lain yang
diperlukan saat
pembelajaran sehingga anak
dapat menemukan sendiri
konsep yang dimaksud.
b. Kegiatan pembelajaran
melatih anak
menghubungkan sebab
akibat secara langsung
Anak Usia Dini yang
berumur 5 sampai 6 tahun
masih kesulitan
menghubungkan sebab
akibat yang tidak terlihat
langsung karena pikiran
mereka yang masih bersifat
transduktif. Apabila anak
melihat peristiwa secara
langsung, akan membuat
anak mampu mengetahui
hubungan sebab akibat yang
terjadi.
c. Memungkinkan anak
melakukan eksploirasi
Pembelajaran sains
sebaiknya memungkinkan
anak melakukan eksplorasi
terhadap berbagai benda di
sekitarnya. Misalnya
bermain dengan magnet,
siswa dapat melakukan
eksplorasi terhadap benda-
benda yang dapat di tarik
oleh magnet maupun benda-
benda yang tidak dapat
ditarik oleh magnet. Benda
lain seperti berbagai bentuk
balon, macam-macam
boneka hewan, dan
sebagainya yang akan
membuat anak merasa
senang. Anak juga akan
dapat menggunakan seluruh
panca inderanya untuk
melakukan eksplorasi atau
penyelidikan.
d. Memungkinkan anak
menkonstruksi pengetahuan
sendiri Sains tidak melatih
anak untuk mengingat
berbagai objek melainkan
melatih anak
mengkonstruksi
pengetahuan berdasarkan
objek tersebut. Oleh karena
itu, kegiatan pengenalan
sains tidak cukup dengan
memaparkan definisi atau
namanama objek saja tetapi
anak diajak berinteraksi
langsung dengan objek
yang ada dan memperoleh
pengetahuan dengan
berbagai inderanya dari
objek yang dimaksud.
e. Lebih menekankan proses
daripada produk Dalam
pembelajaran sains siswa
diajak untuk melakukan
kegiatan eksplorasi dengan
benda-benda nyata baik
yang disiapkan oleh
pendidik maupun
bendabenda yang ada
disekitarnya. Kegiatan
tersebut akan sangat
menyenangkan bagi anak
tanpa berpikir hasil yang
diperoleh dari eksplorasi
tersebut. Anak dibiarkan
secara alami menemukan
berbagai pengertian dan
intraksinya dengan berbagai
benda yang ada. Hal ini
lebih menekankan proses
yang dilakukan anak
daripada produk atau hasil
yang diperoleh anak
tersebut.
f. Terpadu dengan ilmu
pengetahuan lain
Pembelajaran sains
hendaknya terpadu dengan
disiplin ilmu yang lain
seperti bahasa, matematika,
seni maupun budi pekerti8 .
Anak dapat menceritakan
eksplorasinya kepada
temannya, kemudian
melakukan pengukuran dan
membaca angka. Selain itu
anak dapat menggambar
objek atau benda yang
diamatinya dan mewarnai
gambarnya serta anak
diajarkan untuk mencintai
lingkungan atau benda
disekitarnya.
g. Menyajikan kegiatan yang
menarik Sains dapat
menyajikan berbagai
percobaan yang sederhana
tetapi menarik. Seperti
perubahan warna yang
terjadi apabila beberapa
warna dicampurkan, anak-
anak akan sangat tertarik
dengan keajaiban tersebut
karena mereka memiliki
pikiran magis.

Secara garis besar ada dua


proses pembelajaran sains bagi
anak usia dini yaitu proses
ilmiah pembelajaran sains anak
usia dini dan proses
keterampilan ilmiah
pembelajaran sains pada anak
usia dini.

1. Proses ilmiah pembelajaran


sains pada anak usia dini
Proses ilmiah atau saintifik
adalah sebuah siklus dari
pembentukan hipotesis,
mengumpulkan data,
mengkomfirmasi atau
menolak berbagai hipotesis,
membuat generalisasi
kemudian mengulangi
siklus. Keterampilan dasar
yang digunakan dalam
proses saintifik mencakup
pengamatan,
mengelompokkan dan
membandingkan,
mengukur,
mengkomunikasikan,
melakukan eksperimen,
menghubungkan,
menyimpulkan

2. Keterampilan proses ilmiah


pembelajaran sains pada
anak usia dini Kata
keterampilan berasal dari
kata terampil yang berarti
kepandaian melakukan
sesuatu dengan cepat dan
benar, seseorang yang dapat
melakukan sesuatu dengan
cepat akan tetapi salah
maupun melakukan sesuatu
dengan dengar akan tetapi
lambat belum dapat
dikatakan terampil.
MATERI SAINS DAN

MATEMATIKA AUD

1. Materi Sains untuk Anak Usia


Dini.
Lingkup materi sains yang
dapat diajarkan pada anak usia
dini meliputi (Direktorat PAUD
Kemdikbud, 2020):
d. Sains Fisik anak mengenal
wujud benda dengan beragam
eksplorasi mereka menemukan
ciri-ciri benda, ukuran benda,
warna benda, bagaimana benda
bergerak atau bagaimana benda
berubah dsb terkait bentuk
fisik,
contoh kegiatannya misalnya :
membuat susu, es mencair,
bola menggelinding dan
mengenal beragam bentuk
buah buahan serta warnanya.
e. Sains Mahluk Hidup anak
mengeksloparasi tentang
mahluk hidup seperti manusia,
hewan dan tanaman.
contoh kegiatannya dapat
berupa mengenali daur hidup,
mengenali metamorphosis
f. Sains Bumi dan Lingkungan
anak anak mengeksplorasi
lingkungan tempat dimana dia
tinggal, mengenali sebuah
proses bagaimana terjadinya
hujan, anak-anak juga
diajarkan konsep sebab akibat
sebagai.

2. Materi Matematika untuk Anak


Usia Dini
Pembelajaran matematika
awal untuk anak usia dini
berkaitan dengan konsep pokok
berikut ini(Fitria, 2013):
a. Mencocokan
b. Mengelompokkan
c. Seriasi
d. Geometrid an
e. Pola (Pattern)
PENGENALAN BELAJAR

BERHITUNG PADA AUD

beberapa teori yang mendasari


pengenalan matematika anak usia
dini adalah sebagai berikut :

1. tingkat perkembangan mental


anak
Jan piaget dalam Suyadi,
menyatakan bahwa kegiatan
belajar memerlukan kesehatan
dalam diri anak artinya belajar
sebagai suatu proses
membutuhkan aktivitas baik
fisik maupun psikis, selain itu
kegiatan belajar pada anak
harus diselesaikan dengan
tahap-tahap perkembangan
mental anak, karena belajar
bagi anak harus keluar dari
anak itu sendiri. selain hal-hal
tersebut, Antoni Robin dalam
CJ si mister menjadikan
bertanya logis adalah sebuah
kemampuan anak-anak yang
harus terus ditumbuhkan secara
terus-menerus karena bertanya
sebagai tanda keinginan
tawuran adalah salah satu
karakteristik paling permanen
dan pasti dalam dari pemikiran
yang kuat.
2. masa berhitung pada anak
kegiatan berhitung untuk
anak usia dini disebut pula
kegiatan menyebutkan urutan
bilangan atau membilang buta
titik anak menyebutkan urusan
bilangan tanpa
menghubungkan dengan benda
- benda konkret. pada usia 4
tahun mereka dapat
menyebutkan urutan bilangan
sampai 10 titik sedangkan usia
5 sampai 6 tahun dapat
menyebutkan bilangan sampai
100.

a. tiga tahapan penguasaan


berhitung di matematika
yaitu
a. penguasaan konsep
pemahaman atau
pengertian tentang sesuatu
dengan menggunakan
benda dan peristiwa
konkrit seperti pengenalan
warna bentuk dan
menghitung benda atau
bilangan
b. masa transisi proses
berpikir yang merupakan
masa peralihan dari
pemahaman konkrit
menuju pengenalan
lambang yang abstrak,
dimana benda konkret itu
masih ada dan mulai
dikenalkan bentuk
lambangnya
c. lambang merupakan
visualisasi dari berbagai
konsep. misalnya lambang
7 untuk menggambarkan
konsep bilangan 7, merah
untuk menggambarkan
konsep warna, besar untuk
menggambarkan konsep
ruang dan sebagainya.
3. Dari pada mengacak isi
kulkas, ajak saja menghitung
buah.
mereka suka dengan
buah-buahan yang bulat dan
berwarnanya menarik. jadi,
manfaatkan saja tomat, jeruk,
atau apapun yang menarik
perhatiannya untuk belajar
berhitung.
4. belajar berhitung melalui lagu
lagu salah satu satunya
aku sayang ibu, adalah salah
satu lagu untuk belajar
berhitung nyanyikan sambil
memperagakan dengan jari,
sehingga si kecil mulai
mengenal hitungan 1,2 dan 3
titik.
5. menghitung saat memakai
sepatu
setiap kali memakaikan
sepatu kepada si kecil ajaklah
menghitung sepatunya. walau
baru sampai angka 2 ini
merupakan langkah yang baik
untuk mengenalkan angka
kepada mereka.
6. belajar berhitung melalui
mainan
banyak anak suka mainan
kereta titik tempelkan angka-
angka di setiap gerbong
kereta, lalu diajak ia
merangkai gerbang-gerbang
tersebut berdasarkan
angkanya. yang b hampir
semua batita menyukai bola,
ajaklah mereka memasukkan
bola-bola ke dalam toples
sambil menghitungnya titik
7. melalui aplikasi
selalu coba dulu mainan
yang diaplikasikan yang ada
unduh untuk anak lalu temani
mereka bermain titik batasi
waktu bermain gadget, dan
unduhlah hanya aplikasi-
aplikasi edukatif yang
bermanfaat bagi mereka.
8. melalui film
pilihlah film edukatif
seperti umizumi, baby Stein,
atau stabilities yang banyak
mengenalkan angka dan
hitungan kepada anak-anak.
MEDIA DAN ALAT

PERAGAPEMBELAJARA

N MATEMATIKAN DAN

SAINS

secara harfiah media berasal


dari bahasa latin dan merupakan
bentuk jamak dari kata medium
yang secara harfiah memiliki arti
antara, perantara, atau pengantar.
media menjadi sebuah perantara
atau pengantar pesan dari
pengirim pesan kepada
penerimanya. media sebagai alat
saluran komunikasi Heinich,
Molenda dan Russel, 2002:149
Media pembelajaran adalah
alat yang dapat membantu proses
belajar mengajar dan berfungsi
untuk memperjelas makna pesan
yang disampaikan, sehingga dapat
mencapai tujuan pembelajaran
dengan lebih baik dan sempurna.
media pembelajaran adalah sarana
untuk meningkatkan kegiatan
proses belajar mengajar.

menurut Herman Suherman


menjelaskan terdapat beberapa
media yang dikenal dalam
pembelajaran antara lain :

1. media non project seperti


fotografi diagram, sajian,
dan model-model.
2. media project seperti slide
slimstrip, transparansi dan
komputer proyektor
3. media dengar seperti
kaset.
4. media gerak seperti video
dan film.
5. komputer multimedia
6. serta media yang
digunakan untuk belajar
jarak jauh seperti radio
dan televisi serta internet

peran media pembelajaran


sangat penting sebagai sarana
dalam kegiatan pembelajaran
agar guru dapat dengan mudah
menyampaikan materi
pembelajaran diantaranya

1. memperjelas penyajian
pesan dan mengurangi
verbalitas
2. memperdalam
pemahaman anak didik
terhadap materi
pembelajaran
3. memperagakan
pengertian yang abstrak
kepada pengertian yang
konkret dan jelas
4. mengatasi keterbatasan
ruang waktu dan daya
indera manusia
5. penggunaan media
pembelajaran yang tepat
akan dapat mengatasi
sikap pasif anak didik
6. mengatasi sifat unik
pada setiap anak didik
yang diakibatkan oleh
lingkungan yang
berbeda
7. media yang mampu
memberikan variasi
dalam proses belajar
mengajar
8. memberi kesempatan
pada anak didik untuk
mereview pembelajaran
yang diberikan
9. memperlancar
pelaksanaan kegiatan
belajar mengajar dan
mempermudah tugas
para guru

Selanjutnya ada alat peraga,


istilah alat peraga sering
menggantikan istilah media
pembelajaran alat peraga
matematika dapat diartikan
sebagai suatu perangkat benda
konkrit yang dirancang dibuat,
dan disusun secara sengaja
yang digunakan untuk
membantu menanamkan dan
memahami konsep-konsep atau
prinsip-prinsip dalam
matematika.
Dalam memahami konsep
matematika yang abstrak, anak
memerlukan alat peraga seperti
benda-benda konkret atau riil
sebagai perantara atau
visualisasinya
Herman Suherman yang
mengungkapkan bahwa dalam
pembelajaran matematika kita
sering menggunakan alat
peraga, dengan menggunakan
alat peraga maka
1. proses belajar mengajar
termotivasi baik siswa
maupun guru, dan terutama
siswa, minatnya akan
timbul. dia akan senang,
terangsang, tertarik dan
arena itu akan bersikap
positif terhadap
pembelajaran matematika
2. konsep abstrak matematika
tersajikan dalam bentuk
konkret dan karena itu lebih
dapat dipahami dan
dimengerti dan dapat
ditanamkan pada tingkat-
tingkat yang lebih rendah
3. hubungan antara konsep
abstrak matematika dengan
benda-benda di alam sekitar
akan lebih dapat dipahami
4. konsep-konsep abstrak yang
disajikan dalam bentuk
konkret yaitu dalam bentuk
model matematik yang
dapat dipakai sebagai objek
penelitian maupun sebagai
alat untuk meneliti ide-ide
baru dan relasi baru menjadi
bertambah banyak.
PENUTUP

Kesimpulan
Sains dan matematika
merupakan dua aspek konten
pembelajaran dalam kurikulum
pendidikan pada anak usia dini.
Kedua bidang tersebut harus
dipandang dalam tiga perspektif
yakni perspektif perkembangan,
perspektif aktivitas dan perspetif
subject matter atau isi materi
pembelajaran. Dari sudut
perspektif perkembangan, sains
dan matematika merupakan
bidang yang dijadikan wahana
untuk mengembangkan aspek
perkembangan kognitif dan
berbagai aspek perkembangan
lainnya yang terkait. Dalam
perspektif aktivitas ( sains and
math as activity ), kedua bidang
merupakan aktivitas atau
kegiatan yang hidup dan berada
dalam kehidupan sehari - hari
anak. Pada perspektif ketiga,
sains dan matematika dapat
dipandang sebagai materi isi
( sains and math as subject
matter ) kegiatan pembelajaran
pada lembaga pendidikan anak
usia dini. 
DAFTAR PUSTAKA

Fitria, A. (2013). Mengenalkan


dan Membelajarkan Matematika
Pada Anak Usia Dini. 1(2), 45–
55.

Lestiawati, I. M. (2019).
Mengenal dan Memahami Konsep
Pembelajaran Sains dan
Matematika Untuk Anak Usia
Dini. Pratama Widya: Jurnal
Pendidikan Anak Usia Dini, 4(2),
122–131.

Nugraha, Ali. Pengembangan


Pembelajaran Sains Pada Anak
Usia Dini, Jakarta: Jilsi
foundation 2005.

Lisa. 2018. Pengenalan


Berhitung Matematikan Pada
Anak Usia Dini. Vol. IV No. 2 : 1-
14

6
a)
Banyak
anak suka
mainan
kereta.
Tempelka
n angka-
angka di
setiap
gerbong
kereta,
lalu ajak
ia
merangkai
gerbong-
gerbong
tersebut
berdasark
an
angkanya.
b)
Hampir
semua
batita
menyukai
bola,
ajaklah
mereka
memasuk
kan
bolabola
ke dalam
toples
sambil
menghitu
ngnya
7. Melalui
aplikasi
Selalu
coba dulu
mainkan
aplikasi
yang
Anda
unduh
untuk
anak, lalu
temani
mereka
bermain.
Batasi
waktu
bermain
gadget,
dan
unduhlah
hanya
aplikasi-
aplikasi
edukatif
yang
bermanfaa
t bagi
mereka.
8. Melalui
film
Pilihlah
film
edukatif
seperti
Umizoom
i, Baby
Einstein,
atau
Sparkabili
ties yang
banyak
mengenal
kan
angka
dan
hitungan
kepada
anakanak
C. Media
Dan Alat
Peraga
Pembelaja
ran
Matemati
ka

Anda mungkin juga menyukai