GANJIL 2021/2022
Mata Kuliah : Metode Penelitian Pendidikan
Sandi/ SKS : MD1501 / 3 SKS
Dosen : Prof. Dr. H. Wahyu, MS
Dr. Mariatul
Kiftiah,MPd
PERTEMUAN I
PENDEKATAN NON-ILMIAH DAN
ILMIAH
PENGERTIAN
1. Agama
2. Budi Pekerti
3. Etika
4. Sopan santun
5. Moral
6. Sosialisasi
KOMPONEN PENDIDIKAN
1. Tujuan dan Proses Belajar Mengajar
2. Peserta didik
3. Manajeman
4. Struktur organisasi
5. Isi atau materi
6. Pendidik
7. Alat dan sumber belajar
8. Fasilitas
9. Teknologi
10. Pengawasan mutu
11. Penelitian
12. Biaya pendidikan
13. Lingkungan pendidikan
Jalur pendidikan dan komponen pendidikan di atas, dapat
dijadikan ruang lingkup penelitian pendidikan.
Sementara Sugiyono (2019), ruang lingkup penelitian
pendidikan mencakup tiga aspek, yaitu: (1) kebijakan
pendidikan, (2) manajerial, (3) institusional.
KEBIJAKAN PENDIDIKAN
TUJUAN PENELITIAN
Menurut Sugiyono (2019), tujuan penelitian sbb:
18. Menggambarkan. Mendeskripsikan apa yang terjadi pada
objek yang diteliti, contoh : Profil guru SMAN di
Banjarmasin.
2. Membuktikan. Berarti data yang diperoleh itu digunakan untuk
membuktikan adanya keragu- raguan erhadap informasi, teori,
kebijakan, tindakan atau produk yang telah ada.
Contoh: Pengaruh tunjangan profesi guru terhadap kualitas
pendidikan di Kota Banjarbaru.
3. Mengembangkan. Berarti memperdalam, memperluas, dan
menyempurnakan pengetahuan,
Teori, kebijakan, tindakan dan produk yang telah ada, sehingga
menjadi lebih efektif dan efisien. Contoh: Pengembangan model
kepemimpinan kepala sekolah di era industri 4.0.
4. Menemukan. Berarti mendapatkan sesuatu yang
belum diketahui, kemungkinan hilang atau masih
terpendam. Contoh: Faktor-faktor yang mempengaruhi kinerja
sekolah yang unggul.
5. Menciptakan. Berarti membuat sesuatu yang
sebelumnya belum pernah ada.
Contoh: Memodifikasi media pembelajaran baru yang dapat
merubah murid yang malas menjadi rajin belajar.
KEGUNAAN PENELITIAN
Menurut Sugiyono (2019), kegunaan penelitian sebagai berikut:
1. Memahami masalah. Berarti penelitian digunakan untuk
memperjelas suatu masalah Atau informasi yang tidak
diketahui sehingga menjadi jelas.
2 Memecahkan masalah. Berarti meminimalkan
atau menghilangkan masalah.
3. Mengantisipasi masalah. Berarti
mengupayakan agar masalah tidak terjadi.
4. Membuat kemajuan. Berarti dengan penelitian
dapat digunakan untuk memperbaiki keadaan dari kondisi
sekarang menjadi kondisi baru yang lebih baik.
PERTEMUAN 3
JENIS-JENIS METODE PENELITIAN
METODE KUANTITATIF
1. Metode kuantitatif, dinamakan metode
tradisional, karena metode ini sudah cukup
lama digunakan sehingga sudah mentradisi
sebagai metode untuk penelitian.
2. Metode ini disebut metode positivistik karena
berlandaskan pada filsafat positivisme.
3. Metode ini sebagai metode ilmiah/scientific, karena
telah memenuhi kaidah-kaidah ilmiah, yaitu:
konkrit/empiris, objektif, terukur, rasional, sistematis, dan
replicable (dapat diulang).
4. Metode ini disebut metode konfirmatif, karena
metode ini cocok digunakan untuk pembuktian/konfirmasi.
5. Menurut Sugiyono (2019), metode kuantitatif dapat
diartikan sebagai metode penelitian yang berlandaskan
pada filsafat positivisme, digunakan untuk meneliti
pada populasi atau sampel tertentu, pengumpulan
data menggunakan instrumen penelitian, analisis
data bersifat kuantitatif atau statistik, dengan tujuan
untuk menggambarkan dan menguji hipotesis
yang telah ditetapkan.
6. Filsafat positivisme, memandang realitas, gejala,
fenomena itu dapat diklasifikasikan, relatif tetap,
konkrit, teramati, terukur, dan hubungan gejala
bersifat sebab akibat.
7. Penelitian pada umumnya dilakukan pada populasi atau
sampel tertentu yang representatif.
8. Proses penelitian bersifat deduktif, di mana untuk
menjawab rumusan masalah digunakan konsep atau teori
sehingga dapat dirumuskan hipotesis. Hipotesis tersebut,
selanjutnya diuji melalui pengumpulan data lapangan.
Untuk mengumpulkan data digunakan
instrumen penelitian.
9. Data yang telah terkumpul selanjutnya dianalisis secara
kuantitatif dengan menggunakan statistik deskriptif
atau inferensial sehingga dapat disimpulkan
hipotesis yang dirumuskan terbukti atau tidak.
10. Penelitian kuantitatif pada umumnya dilakukan pada
sampel yang diambil secara random, sehingga
kesimpulan hasil penelitian dapat digeneralisasikan
pada populasi di mana sampel tersebut diambil.
10. Penelitian kuantitatif pada umumnya dilakukan
pada sampel yang diambil secara random, sehingga
kesimpulan hasil penelitian dapat digeneralisasikan
pada populasi di mana sampel tersebut diambil.
11. Metode kuantitatif dapat dibagi menjadi dua
bagian, yaitu:
a. Metode penelitian eksperimen, digunakan untuk
mencari pengaruh treatment tertentu (perlakuan) dalam
kondisi yang terkontrol (laboratorium).
b. Metode penelitian survei, penelitian yang dilakukan
pada populasi besar atau kecil, tetapi data yang dipelajari
adalah dari data sampel yang diambil dari populasi tersebut,
sehingga ditemukan kejadin-kejadian relatif, distribusi,
dan hubungan-hubungan antar variabel sosiologis maupun
psikologis (Kerlinger, 1973).
Penelitian survei pada umumnya dilakukan untuk
mengambil suatu generaslisasi dari pengamatan yang tidak
mendalam. Walaupun metode survei
Ini Tidak memerlukan kelompok kontrol, seperti halnya pada
metode eksperimen, namun generalisasi yang dilakukan bisa
lebih akurat bila digunakan sampel yang representatif (David
Kline, 1980).
METODE KUALITATIF
1. Metode kualitatif pada tahun 1990-an dinamakan sebagai
metode baru, karena popularitasnya belum lama.
2. Dinamakan metode pospositivistik, karena
berlandaskan pada filsafat pospositivisme.
3. Metode ini, disebut juga metode artistik,
karena prose s penelitian lebih bersifat seni (kurang terpola).
4. Metode ini, disebut juga metode interpretative,
karena data hasil penelitian lebih berkenaan dengan
interpretasi terhadap data yang ditemukan di
lapangan.
5. Metode ini, sering juga disebut metode
konstruktif, karena dengan metode kualitatif ini,
Dapat ditemukan data yang berserakan. Selanjutnya
dikonstruksikan dalam satu tema yang lebih bermakna dan
mudah dipahami.
6. Metode ini, sering juga disebut metode
naturalistik, karena penelitiannya dilakukan dalam kondisi
yang alamiah (natural setting).
7. Metode ini, disebut juga metode etnografi, karena
pada awalnya metode ini lebih banyak digunakan untuk
penelitian bidang antropologi budaya.
8. Metode ini, disebut juga metode kualitatif, karena
data yang terkumpul dan analisisnya lebih bersifat
kualitatif.
9. Filsafat pospositivisme, sering disebut sebagai
paradigma interpretatif dan konstruktif, yang
memandang realitas sosial sebagai sesuatu yang holistik/utuh,
kompleks, dinamis, penuh makna, dan hubungan
gejala bersifat interaktif atau reciprocal.
10. Penelitian dilakukan pada objek yang alamiah.
Objek yang alamiah adalah objek yang
berkembang apa adanya, tidak dimanipulasi oleh peneliti
dan kehadiran peneliti tidak mempengaruhi dinamika
pada objek tsb.
11. Dalam penelitian kualitatif, instrumennya adalah
orang atau human instrument, yaitu peneliti itu sendiri.
Untuk dapat menjadi instrumen, maka peneliti harus
memiliki bekal teori dan wawasan yang luas, sehingga
mampu bertanya, menganalisis, memotret, dan
mengkonstruksi situasi sosial yang diteliti menjadi lebih jelas
dan bermakna.
12. Untuk mendapatkan pemahaman yang lebih luas
dan mendalam terhadap situasi sosial yang diteliti,
maka teknik pengumpulan data bersifat trianggulasi, yaitu
menggunakan berbagai teknik pengumpulan data
secara gabungan/simultan.
13. Analisis data yang dilakukan bersifat induktif
berdasarkan fakta-fakta yang ditemukan di lapangan dan
kemudian dikonstruksikan menjadi hipotesis atau teori.
14. Metode kualitatif digunakan untuk mendapatkan data
yang mendalam, suatu yang mengandung makna.
Makna adalah data yang sebenarnya, data yang pasti yang
merupakan suatu nilai di balik data yang tampak.
15. Dalam penelitian kualitatif, tidak menekankan pada
generalisasi, tetapi lebih menekankan pada pemahaman
makna dan mengkonstruksi fenomena. Generalisasi
dalam penelitian kualitatif dinamakan tranferability.
16. Menurut Sugiyono (2019), metode penelitian
kualitatif adalah metode penelitian yang berlandaskan pada
filsafat postpositivisme atau
Enterpretif, digunakan untuk meneliti pada kondisi okjek yang
alamiah, di mana peneliti adalah sebagai instrumen kunci,
teknik pengumpulan data dilakukan secara trianggulasi
(gabungan observasi, wawancara, dokumentasi), data yang
diperoleh cenderung data kualitatif, analisis data bersifat
induktif/kualitatif, dan hasil penelitian kualitatif dapat bersifat
temuan potensi atau masalah, keunikan objek, makna suatu
peristiwa, proses dan
Interaksi sosial, kepastian kebenaran data, konstruksi
fenomena, temuan hipotesis.
2) Tujuan
a) Menunjukkan hubungan antar variabel,
b) Menguji teori,
c) Mencari generalisasi yang mempunyai
nilai prediksi,
3) Teknik pengumpulan data
a) Kuesioner,
b) Observasi dan wawancara terstruktur,
4) Instrumen penelitian
c) Test, angket, wawancara terstruktur,
d) Instrumen yang telah terstandar,
5) Data
a) Kuantitatif,
b) Hasil pengukuran variabel yang
dioperasionalkan dengan menggunakan
instrumen,
6) Sampel
c) Besar,
d) Representatif,
e) Sedapat mungkin random,
f) Ditentukan sejak awal,
7) Analisis
a) Setelah selesai pengumpulan data,
b) Deduktif,
c) Menggunakan statistik untuk
menguji hipotesis,
8) Hubungan dengan responden
d) Dibuat berjarak, bahkan sering tanpa
kontak supaya objektif,
b) Kedudukan peneliti lebih tinggi dari
responden,
c) Jangka pendek sampai hipotesis
dapat dibuktikan,
9) Usulan desain
a) Luas dan rinci,
b) Literatur yang berhubungan dengan
masalah, dan variabel yang diteliti,
c) Prosedur yang spesifik dan rinci langkah-
langkahnya,
d) Masalah dirumuskan dengan spesifik dan jelas,
e) Hipotesis dirumuskan dengan jelas,
f) Ditulis secara rinci dan jelas sebelum terjun ke
lapangan,
10) Kapan penelitian dianggap selesai
Setelah semua kegiatan yang direncanakan dapat
diselesaikan.
11) Kepercayaan terhadap hasil penelitian
Pengujian validitas dan realibitas instrumen.
b. Metode Kualitatif
1) Desain
a) Umum,
b) Fleksible,
c) Berkembang, dan muncul dalam proses
penelitian,
2) Tujuan
a) Menemukan pola hubungan yang bersifat
interaktif,
b) Menemukan teori,
c) Menggambarkan realitas yang
kompleks,
d) Memperoleh pemahaman makna,
3) Teknik pengumpulan data
a) Partisipant observation,
b) In depth interview,
c) Dokumentasi,
d) Trianggulasi,
4) Instrumen penelitian
a) Peneliti sebagai instrumen (human
instrument)
b) Buku catatan, tape recorder, camera,
handycam, dll,
5) Data
c) Deskriptif kualitatif,
d) Dokumen pribadi, catatan lapangan,
ucapan dan tindakan responden,
6) Sampel/sumber data
a) Kecil,
b) Tidak representatif,
c) Purposive, snowball,
d) Berkembang selama proses penelitian,
7) Analisis
e) Terus menerus sejak awal sampai akhir
penelitian,
f) Induktif,
g) Mencari pola, model, thema, teori,
8) Hubungan dengan responden
a) Empati, akrab supaya memperoleh
pemahaman yang mendalam,
b) Kedudukan sama, bahkan sebagai
guru, konsultan,
c) Jangka lama, sampai datanya jenuh,
dapat ditemukan hipotesis atau
teori,
9) Usulan desain
a) Singkat, umum bersifat sementara,
b) Literatur yang digunakan bersifat sementara, tidak menjadi
pegangan utama,
c) Prosedur bersifat umum, seperti akan merencanakan
tour/piknik,
d) Masalah bersifat sementara dan akan ditemukan setelah studi
pendahuluan,
e) Tidak dirumuskan hipotesis, karena justru akan menemukan
hipotesis,
f) Fokus penelitian ditetapkan setelah diperoleh data
awal dari lapangan,
10) Kapan penelitian dianggap selesai?
Setelah tidak ada data yang dianggap
baru/jenuh,
11) Kepercayaan terhadap hasil penelitian
Pengujian kredibilitas, depenabilitas, proses
dan hasil penelitian.
c. Metode Kombinasi
1) Desain
Untuk model sequential explanatory, proposal
harus sudah lebih jelas,
2) Tujuan
Untuk model sequential explanatory, tujuannya
adalah menemukan pola dan menguji hipotesis yang
ditemukan dalam penelitian kuantitatif,
3) Teknik pengumpulan data
Test, kuesioner, participant, observation, in depth
interview, dokumentasi, trianggulasi,
4) Instrumen penelitian
Test, angket, instrumen terstandar, peneliti sendiri,
buku catatan, tape recorder, camera, handycam, dll.
5) Data
Data kuantitatif hasil pengukuran dan kualitatif
hasil pengamatan,
6) Sampel
Untuk model sequential explanatory, sampel
bisa besar dan representatif,
7) Analisis
Analisis data kombinasi kualitatif dan
kuantitatif,
8) Hubungan dengan responden
Hubungan peneliti dengan yang diteliti bisa
berjarak, bisa akrab, kedudukan bisa lebih tinggi
dan sama dengan responden, jangka pendek dan
Dan jangka panjang, hipotesis terbukti dengan
didukung data kualitatif,
9) Usulan desain
Unsulan penelitian kombinasi model
sequential explanatory, usulan desain bisa bersifat
sementara tetapi untuk model sequential
explanatory usulan desain sudah rinci.
10) Kapan penelitian dianggap selesai?
Setelah semua kegiatan yang direncanakan
dapat
Diselesaikan dan setelah tidak ada data yang
dianggap baru lagi/jenuh,
11) Kepercayaan terhadap hasil penelitian
Pengujian validitas dan realiabilitas
instrumen, pengujian kredibilitas, depenabilitas, proses dan
hasil penelitian kualitatif.
3. Proses Penelitian
a. Penelitian kuantitatif
Bersifat linier,
b. Penelitian kualitatif
Bersifat sirkuler/siklus,
c. Penelitian kombinasi
Bersifat gabungan linier dan sirkuler.
PERTEMUAN 5
MASALAH PENELITIAN
Masalah penelitian merupakan segala sesuatu yang akan
diteliti. Masalah merupakan: (1) wilayah yang menjadi
perhatian peneliti, (2) kondisi yang ingin ditingkatkan, (3)
kesulitan yang ingin dieliminasi, (4) pertanyaan yang perlu
dicarikan jawabannya.
Penelitian itu dilakukan dengan tujuan untuk mendapatkan
data, yang antara lain dapat digunakan untuk memecahkan
masalah.
Untuk itu, setiap penelitian yang akan dilakukan harus selalu
berangkat dari masalah. Menurut Emory (1985), mengatakan,
baik penelitian murni maupun terapan, semuanya berangkat
dari masalah. Hanya untuk penelitian TERAPAN, hasilnya
langsung dapat digunakan untuk membuat keputusan.
Memilih masalah penelitian merupakan hal yang paling sulit
dalam proses penelitian.
Bila dalam penelitian telah dapat ditemukan masalah yang
betul-betul masalah, maka sebenarnya pekerjaan penelitian
itu 50% telah selesai.
Menemukan masalah dalam penelitian merupakan pekerjaan
yang tidak mudah, tetapi setelah masalah dapat ditemukan,
maka pekerjaan penelitian akan segera dapat dilakukan.
SUMBER MASALAH
Menurut Stonner (1982), masalah dapat diketahui atau dicari
apabila:
1. Terdapat penyimpangan antara pengalaman dan
kenyataan. Contoh: Orang atau kelompok yang biasanya
mengelola pemerintah dengan sistem sentralisasi, lalu
berubah menjadi desentralisasi, maka akan muncul
masalah.
2. Terdapat penyimpangan antara apa yang telah
direncanakan dengan kenyataan. Contoh: Dengan adanya
reformasi, diharapkan harga- harga akan turun,
ternyata tidak, sehingga timbul masalah.
3. Ada pengaduan. Contoh: Dalam satuan
pendidikan yang tadinya tenang, tidak ada masalah, setelah
ada pihak tertentu yang mengadukan kualitas lulusan, maka
timbul masalah dalam satuan pendidikan itu.
4. Ada kompetisi. Contoh: Perusahaan Pos dan
Giro merasa mempunyai masalah setelah ada biro
jasa lain yang menerima titipan surat, titipan barang, dsb.
Dalam proposal penelitian, setiap masalah harus
ditunjukkan dengan data. Contoh penelitian tentang SDM,
jumlah SDM yang terbatas, jenjang pendidikan yang
rendah, kompetisi dan produktivitas yang masih rendah.
Data yang diberikan harus up to date, lengkap dan akurat.
Jumlah data masalah yang dikemukakan tergantung pada
jumlah variabel penelitian yang ditetapkan untuk diteliti.
Kalau penelitian berkenaan dengan 5 variabel, maka data
masalah yang dikemukakan minimal 5. Tanpa menunjukkan
data, maka masalah yang dikemukakan dalam penelitian
tidak akan dipercaya.
Masalah juga dapat diketahui dengan cara membandingkan
antara TEORI dengan PRAKTIK, antara KEBIJAKAN atau
ATURAN
Dengan PELAKSANAAN. Contoh: Menurut teori, bila insentif
pegawai dinaikkan akan dapat meningkatkan motivasi kerja
dan produktivitas kerja. Tetapi sering dalam kenyataannya teori
tersebut tidak terlaksana, sehingga timbul masalah.
Selanjutnya, bila ada kebijakan atau aturan, tetapi kebijakan
atau aturan tersebut tidak dapat diterapkan, maka akan timbul
masalah.
RUMUSAN MASALAH
Rumusan masalah merupakan suatu pernyataan penelitian
yang akan dicarikan jawabannya melalui pengumpulan
data.
Pertanyaan penelitian merupakan langkah awal yang sangat
penting pada setiap penelitian.
Pertanyaan penelitian merupakan panduan bagi peneliti
untuk mengumpulkan berbagai jenis informasi yang
diperlukan.
Pertanyaan penelitian juga akan memandu untuk
menganalisis data.
Terdapat kaitan erat antara masalah dan rumusan masalah,
karena rumusan masalah penelitian harus didasarkan pada
masalah.
Bentuk-bentuk rumusan masalah penelitian:
1. Deskriptif. Berkenaan dengan pertanyaan nilai
variabel mandiri, baik hanya pada satu variabel atau lebih,
yang berdiri sendiri. Tidak membuat perbandingan
atau hubungan antar variabel.
Contoh:
1. Seberapa tinggi tingkat kinerja guru di sekolah A?
2. Seberapa tinggi tingkat motivasi dan prestasi belajar siswa
di sekolah B?
Contoh: Penelitian deskriptif
Kinerja Guru di Sekolah A di Kota Banjarmasin
2. Komparatif. Membandingkan nilai satu variabel
atau lebih pada dua atau lebih sampel yang berbeda.
Contoh:
1. Adakah perbedaan prestasi belajar siswa antara siswa
sekolah A dan sekolah B?
2. Adakah perbedaan kemampuan dan disiplin kerja guru
antara sekolah A, B dan C?
Contoh: Penelitian komparatif
Perbedaan Prestasi Belajar Siswa antara Sekolah A, B, dan C di
Kota Banjarmasin
3. Asosiatif. Rumusan masalah penelitian yang
bersifat menanyakan hubungan antara dua variabel atau lebih.
Terdapat tiga bentuk hubungan yaitu:
a. Hubungan simetris. Hubungan antara dua variabel
atau lebih yang kebetulan munculnya secara bersamaan.
Contohnya:
Ada hubungan antara kreatifitas guru mengajar
di kelas dengan prestasi belajar siswa di sekolah X?
b. Hubungan Kausal. Hubungan yang bersifat sebab
akibat. Di sini ada variabel independen (variabel yang
mempengaruhi) dan variabel dependen (dipengaruhi).
Contoh: Seberapa besar pengaruh kepemimpinan
Kepala Sekolah terhadap kinerja guru di sekolah se Kota
Banjarmasin?
c. Hubungan interaktif/resiprocal/timbal balik.
Hubungan yang saling mempengaruhi. Di sini tidak
diketahui, mana variabel independen dan
dependen. Contoh: Hubungan antara motivasi
dan prestasi. Di sini dapat dinyatakan motivasi
mempengaruhi prestasi dan juga prestasi mempengaruhi
motivasi.
4. Komparatif-Asosiatif. Menanyakan perbandingan
korelasi antara dua variabel atau lebih pada sampel atau
populasi yang berbeda. Contoh: Adakah perbedaan korelasi
kualitas pembelajaran dengan
Disiplin siswa antara SMA di Kota Banjarmasin
dan Kota Banjarbaru.
5. Struktural. Penelitian yang bersifat menanyakan
validitas struktur hubungan antara dua variabel atau
lebih yang ada variabel interveningnya. Untuk menguji
struktur hubungan antara variabel yang bersifat kausal
digunakan analisis jalur (path analysis) dan untuk
menguji struktur hubungan antar variabel yang dilengkapi
dengan variabel
Manifest yang bersifat kausal atau recipocal digunakan SEM
(Structure Equation Model/Model Persamaan Struktural.
Contoh: Apakah struktur hubungan antar variabel yang
mempengaruhi kepemimpinan-kepemimpinan Kepala Sekolah
di Kota Banjarmasin terbukti secara empiris?
VARIABEL PENELITIAN
1. Pengertian Variabel
Kata variabel hanya ada pada penelitian kuantitatif, karena
penelitian kuantitatif berpandangan bahwa suatu gejala
dapat diklasifikasikan menjadi variabel-variabel.
Kalau ada pertanyaan, tentang apa yang diteliti, maka
jawabannya berkenaan dengan variabel penelitian.
Misalnya, variabel pendidikan,variabel
Status sosial ekonomi, motivasi, kinerja, dsb.
Jadi variabel penelitian itu adalah segala sesuatu yang
berbentuk apa saja yang ditetapkan oleh peneliti untuk
dipelajari sehingga diperoleh informasi tertang hal tsb.,
kemudian ditarik kesimpulan.
Menurut Hatch & Farhady (1981), variabel adalah atribut
seseorang, atau objek, yang mempunyai variasi antara satu
orang dengan orang yang lain
Atau satu objek dengan objek yang lain.
Variabel juga dapat merupakan atribut dari bidang keilmuan
atau kegiatan tertentu. Contoh atribut dari setiap orang:
tinggi, berat badan, sikap, motivasi, kepemimpinan, disiplin
kerja, dsb. Atribut dalam kegiatan administrasi: struktur
organisasi, model pendelegasian, kepemimpinan,
pengawasan, koordinasi, prosedur, mekanisme kerja, dsb.
Dikatakan variabel, karena ada variasi. Misalnya berat
badan: (1) berat, (2) sedang, dan (3) ringan. Motivasi: (1)
tinggi, (2) sedang, dan (3) rendah. Contoh lainnya: tingkat
aspirasi, penghasilan, pendidikan, status sosial, jenis
kelamin, golongan gaji, produktivitas kerja, dsb.
Creswell (2012), variabel adalah karakteristik atau atribut
dari individu atau organisasi yang dapat diukur atau
diobservasi yang bisa bervariasi
Antara orang dan organisasi yang diteliti. Variabel dapat diteliti
sehingga dapat menghasilkan data yang bersifat kategori (data
diskrit/nominal) atau data kontinum (ordinal, interval dan
rasio).
Kesimpulan: variabel penelitian adalah suatu atribut atau
sifat atau nilai dari orang, objek, organisasi atau kegiatan
yang mempunyai variasi tertentu yang ditetapkan oleh
peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik
kesimpulannya (Sugiyono, 2019).
MACAM-MACAM VARIABEL
1. Variabel Independen. Sering disebut juga variabel
stimulus, prediktor, anticedent. Dalam bahasa Indonesia
sering disebut variabel bebas. Variabel bebas adalah
variabel yang mempengaruhi atau yang menjadi sebab
perubahannya atau timbulnya variabel dependen (terikat).
2. Variabel Dependen. Sering disebut juga variabel
Output, kriteria, konsekuen. Dalam bahasa Indonesia
disebut variabel terikat. Variabel terikat merupakan variabel
yang dipengaruhi atau yang menjadi akibat, karena
adanya variabel bebas. Contoh: kinerja guru (variabel
independen), dan kompetensi lulusan (variabel
dependen).
3. Variabel moderator. Variavel yang mempengaruhi (
memperkuat dan memperlemah) hubungan antar variabel
independen dan dependen. Contoh:
Hubungan motivasi dan produktivitas kerja akan
semakin kuat bila peranan pemimpin dalam
menciptakan iklim kerja sangat baik. Sebaliknya,
hubungan semakin rendah bila peranan pemimpin kurang
baik dalam menciptakan iklim kerja.
4. Variabel intervening. Faktor-faktor yang secara
teoritis mempengaruhi fenomena yang diteliti, tetapi tidak
dapat diukur dan dimanipulasi. Variabel ini merupakan
variabel penyela/antara yang terletak di antara variabel
independen dan
Dependen, sehingga variabel independen tidak langsung
mempengaruhi berubahnya atau timbulnya variabel dependen.
Contoh: tinggi rendahnya penghasilan akan mempengaruhi
secara tidak langsung terhadap harapan hidup (panjang
pendeknya umur). Dalam hal ini ada variabel antaranya, yaitu
yang berupa gaya hidup seseorang. Antara variabel penghasilan
dengan gaya hidup, terdapat variabel moderator
Yaitu budaya lingkungan tempat tinggal.
1. Variabel independen: tinggi rendahnya penghasilan
2. Variabel dependen: harapan hidup
3. Variabel intervening: gaya hidup
4. Variabel moderator: budaya lingkungan tempat tinggal.
5. Variabel Kontrol. Variabel yang dikendalikan
atau dibuat konstan sehingga pengaruh variabel
independen terhadap dependen tidak dipengaruhi oleh
vaktor luar yang tidak diteliti. Variabel kontrol sering
digunakan oleh peneliti, bila akan melakukan penelitian yang
bersifat membanding. Contoh: Pengaruh jenis
pendidikan terhadap ketrampilan mengetik.
1. Variabel independen: Pendidikan SMA & SMK
2. Variabel dependen : Ketrampilan mengetik
3. Variabel kontrol: Naskah, tempat, mesin tik sama.
7. Model Jalur
X1 = status sosial ekonomi
X2 = IQ
X3 = motivasi berprestasi
Y = prestasi belajar
PERTEMUAN 7
LANDASAN TEORI
PENGERTIAN TEORI
Setelah masalah penelitian dirumuskan, maka langkan
selanjutnya adalah mencari teori-teori, konsep-konsep, dan
generalisasi-generalisasi hasil penelitian yang dapat
dijadikan sebagai landasan teoritis untuk pelaksanaan
penelitian.
Landasan teori ini perlu ditegakkan agar penelitian itu
mempunyai dasar yang kokoh, bukan sekedar perbuatan
yang coba-coba (trial and error). Jadi, setiap penelitian
selalu menggunakan teori.
Teori adalah seperangkat konstruk (konsep), definisi, dan
proposisi yang berfungsi untuk melihat fenomena secara
secara sistematik, melalui spesifikasi hubungan antar
variabel, sehingga dapat berguna untuk menjelaskan dan
meramalkan fenomena (Kerlinger, 1978).
Teori adalah generalisasi atau kumpulan generalisasi yang
dapat digunakan untuk menjelaskan berbagai fenomena
secara sistematik (Wiersma, 1986).
Teori adalah seperangkat konsep, definisi, dan proposisi
yang tersusun secara sistematis sehingga dapat digunakan
untuk menjelaskan dan meramalkan fenomena (Cooper &
Schindler, 2003).
Teori adalah merupakan pemikiran rasional dan
Kumpulan pengalaman yang terbukti secara empiris dan
konsisten sehingga dapat digunakan untuk menjelaskan,
meramalkan dan mengendalikan fenomena (Sugiyono, 2019).
Menurut Sugiyono (2019), teori mempunyai tiga fungsi,
yaitu:
1. Menjelaskan (explanation). Setiap variabel dijelaskan
dengan teori yang dikutip dari buku, jurnal. Berdasarkan
penjelasan, peneliti membuat
Sintesa (rangkuman). Berdasarkan sintesa,
selanjutnya dibuat definisi operasional, yaitu definisi
variabel yang terukur.
2. Meramalkan (prediction).Dalam penelitian
kuantitatif, fungsi prediksi adalah berupa hipotesis
penelitian. Contoh: jika insentif naik, maka
produktivitas kerja akan naik.
3. Pengendalian (control). Dalam penelitian fungsi
teori ini digunakan untuk membantu memberikan saran
agar kalau ada masalah dapat dipecahkan,
Kalau ada penyakit disembuhkan, kalau masih
rendah perlu ditingkatkan.
DESKRIPSI TEORI
Deskripsi teori dalam penelitian merupakan uraian
sistematis tentang teori. BUKAN sekedar pendapat pakar
atau penulis buku, dan hasil-hasil penelitian yang relevan
dengan variabel yang diteliti.
Berapa jumlah kelompok teori yang perlu dikemukakan atau
dideskripsikan, sangat tergantung jumlah variabel yang
diteliti. Contoh: bila dalam suatu penelitian ada 3 variabel,
maka kelompok teori yang perlu dideskripsikan ada 3
kelompok teori. Semakin banyak variabel yang diteliti,
maka akan semakin banyak teori yang perlu dikemukakan.
Deskripsi teori paling tidak berisikan tentang penjelasan
terhadap variavel-variabel yang diteliti, melalui
pendefinisan, dan uraian yang lengkap dan mendalam dari
berbagai referensi, sehingga ruang lingkup, kedudukan dan
prediksi terhadap hubungan antar variabel yang akan diteliti
menjadi lebih jelas dan terarah.
Variabel-variabel penelitian yang tidak dijelaskan dengan
baik, baik dari segi pengertian maupun
Kedudukan dan hubungan antar variabel yang diteliti,
menunjukkan bahwa PENELITI tidak menguasai teori dan
konteks penelitian.
Untuk menguasai teori, maupun generalisasi-generalisasi
dari hasil penelitian, maka peneliti harus RAJIN
MEMBACA. Membaca merupakan ketrampilan yang harus
dikembangkan dan dipupuk (Sumadi Suryabrata, 1996).
Untuk dapat membaca dengan baik, maka peneliti harus
mengetahui sumber-sumber
Bacaan. Sumber bacaan dapat berbentuk: (1)
buku-buku tesk, (2) kamus, (3) ensiklopedia,
(4) jurnal ilmiah, dan (5) hasil-hasil
penelitian.
Sumber bacaan yang baik harus memenuhi
3 kriteria, yaitu:
1. Relevansi. Berkenaan dengan kecocokan antara variabel
yang diteliti dengan teori yang dikemukakan,
2. Kelengkapan. Berkenaan dengan banyaknya sumber yang
dibaca,
3. Kemutakhiran. Berkenaan dengan dimensi waktu.
Makin baru sumber yang digunakan, maka akan
semakin mutakhir teori.
Hasil penelitian yang relevan, bukan berarti sama dengan
yang akan diteliti, tetapi masih dalam lingkup yang sama.
Secara teknis, hasil penelitian yang relevan dengan yang
akan diteliti, dapat dilihat dari (1) permasalah yang diteliti,
(2) waktu penelitian, tempat penelitian, sampel penelitian,
Metode penelitian, analisis dan kesimpulan. Misalnya, peneliti
yang terdahulu, melakukan penelitian tentang kinerja guru di
Banjarmasin, dan penelitian berikutnya meneliti di Banjarbaru.
Hanya berbeda lokasi saja. Peneliti yang kedua dapat
menggunakan referensi hasil penelitian yang pertama.
LANGKAH-LANGKAH UNTUK MENDESKRIPSIKAN
TEORI
Menurut Sugiyono (2019), langkah-langkah untuk dapat
melakukan pendeskripsian teori adalah sbb:
1. Tetapkan nama variabel yang diteliti, dan jumlah
variabelnya,
2. Cara sumber-sumber bacaan (buku, kamus, ensiklopedia,
jurnal ilmiah, laporan penelitian, skripsi, tesis, disertasi)
yang sebanyak-
Banyaknya dan yang relevan dengan setiap variabel
yang diteliti,
3. Lihat daftar isi setiap buku, dan pilih topik- topik
yang relevan dengan setiap variabel yang akan diteliti.
Untuk referensi yang berbentuk hasil penelitian, lihat : (1)
judul penelitian, (2) permasalahan, (3) teori yang
digunakan, (4) tempat penelitian, (5) sampel sumber
data, (6) teknik pengumpulan data, (7) analisis, (8) kesimpulan
dan saran yang diberikan.
4. Cari definisi setiap variabel yang akan diteliti
pada setiap sumber bacaan, bandingkan antara satu sumber
dengan sumber yang lain, dan pilih definisi yang sesuai dengan
penelitian yang akan dilakukan,
5. Baca seluruh isi topik yang sesuai dengan variabel
yang akan diteliti, lakukan analisis, renungkan,
buatlah rumusan dengan bahasa sendiri tentang isi setiap
sumber data yang dibaca,
6. Deskripsikan teori-teori yang telah dibaca dari
berbagai sumber ke dalam bentuk tulisan dengan bahasa
sendiri. Sumber- sumber bacaan yang dikutip atau yang
digunakan sebagai landasan untuk mendeskripsikan teori
harus dicantumkan.
KERANGKA BERPIKIR
Uma Sekaran (1992), mengemukakan bahwa kerangka
berpikir (pemikiran) merupakan model konseptual tentang
bagaimana teori berhubungan dengan berbagai faktor yang
telah diidentifikasi sebagai masalah yang penting.
Kerangka berpikir yang baik akan menjelaskan secara
teoritis pertautan antar variabel yang akan diteliti. Secara
teoritis, hubungan antara variabel independen dan
dependen. Bila dalam penelitian itu ada variabel moderator
dan intervening, maka
Perlu dijelaskan, mengapa variabel itu ikut dilibatkan dalam
penelitian. Pertautan antar variabel tersebut, selanjutnya
dirumuskan ke dalam bentuk paradigma penelitian.
Setiap penyusunan paradigma penelitian harus didasarkan
pada kerangka berpikir.
Kerangka berpikir dalam suatu penelitian, perlu
dikemukakan apabila dalam penelitian tersebut berkenaan
dua variabel atau lebih.
Apabila peneliti hanya membahas sebuah variabel atau lebih
secara mandiri, maka yang dilakukan oleh peneliti, di
samping mengemukakan deskripsi teoritis untuk masing-
masing variabel, juga argumentasi terhadap variasi besaran
variabel yang diteliti (Haryoko, 1999).
Penelitian yang berkenaan dengan dua variabel atau lebih,
biasanya dirumuskan hipotesis yang berbentuk komparasi
maupun hubungan.
Dalam rangka menyusun hipotesis penelitian yang
berbentuk hubungan maupun komparasi, maka perlu
dikemukakan kerang berpikir. Singkatnya, menyusun
kerangka pemikiran akan membuahkan hipotesis penelitian.
Seorang peneliti, harus menguasai teori-teori ilmiah sebagai
dasar argumentasi dalam menyusun kerangka pemikiran
yang membuahkan hipotesis.
Kriteria utama agar suatu kerangka pemikiran
Bisa meyakinkan sesama ilmuwan, adalah alur pikir yang logis
dalam membangun suatu kerangka berpikir yang membuahkan
kesimpulan yang berupa hipotesis. Jadi, kerangka berpikir
merupakan sintesa tentang hubungan antar variabel yang
disusun dari berbagai teori yang telah dideskripsikan. Sintesa
tentang hubungan antar variabel tersebut, selanjutnya
digunakan untuk merumuskan hipotesis.
PROSES PENYUSUNAN KERANGKA BERPIKIR UNTUK
MERUMUSKAN HIPOTESIS
Menurut Sugiyono (2019), proses penyusunan kerangka
berpikir untuk merumuskan hipotesis adalah sbb:
1. Membaca buku dan hasil penelitian (HP)
2. Menetapkan variabel yang diteliti. Setelah variabel
ditentukan, maka langkah berikutnya adalah membaca
buku-buku dan hasil penelitian yang relevan.
3. Deskripsi teori dan HP. Deskripsi teori berisi
tentang definisi terhadap masing-masing variabel yang
diteliti, uraian rinci tentang ruang lingkup setiap variabel,
dan kedudukan antar variabel satu denga yang lain dalam
konteks penelitian itu.
4. Analisis kritis terhadap teori dan HP. Dalam analisis
ini peneliti akan mengkaji apakah teori-teori dan hasil
penelitian yang telah ditetapkan itu benar- benar sesuai
dengan objek penelitian atau tidak. Sering terjadi teori-teori
yang berasal dari luar tidak sesuai untuk penelitian di
dalam negeri.
5. Analisis komparatif terhadap teori dan HP. Melalui
analisis komparatif ini, peneliti dapat memadukan antara
teori satu dengan teori yang lain, antara hasil penelitian satu
dengan hasil penelitian lain, atau mereduksi bila
dipandang terlalu luas.
6. Sintesa kesimpulan. Perpaduan sintesa antara
variabel satu dengan variabel yang lain akan
menghasilkan kerangka berpikir yang selanjutnya dapat
digunakan untuk merumuskan hipotesis.
7. Kerangka berpikir. Setelah sintesa atau
kesimpulan sementara dapat dirumuska,
maka selanjutnya disusun kerangka
berpikir. Kerangka berpikir yang
dihasilkan dapat berupa kerangka
berpikir yang asosiatif/hubungan atau
komparatif/perbandingan. Contohnya:
a. Jika guru kompeten, maka hasil belajar
akan tinggi,
b. Jika kepemimpinan kepala sekolah
baik, maka iklim kerja sekolah akan
8. Hipotesis. Berdasarkan kerangka berpikir
tersebut, maka selanjutnya disusun hipotesis.
Contoh:
a. Kerangka berpikir berbunyi: jika guru
kompeten, maka hasil belajar akan tinggi.
HIPOTESISNYA berbunyi: ada hubungan
positif dan signifikan antara kompetensi guru
dengan hasil belajar,
b. Kerangka berpikirnya berbunyi: Karena
lembaga pendidikan A menggunakan
teknologi pembelajaran yang tinggi, maka
kualitas hasil
Belajar akan lebih tinggi bila dibandingkan dengan lembaga
pendidikan B yang teknologi pembelajarannya rendah.
HIPOTESISNYA berbunyi: terdapat perbedaan kualitas hasil
belajar yang signifikan antara lembaga pendidikan A dan B,
atau hasil belajar lembaga pendidikan A lebih tinggi bila
dibandingkan dengan lembaga pendidikan B.
KERANGKA BERPIKIR YANG BAIK
Menurut Uma Sekaran (1992), kerangka berpikir yang baik
memuat hal-hal sbb:
1. Variabel-variabel yang akan diteliti harus jelas,
2. Diskusi dalam kerang berpikir harus dapat menunjukkan
dan menjelaskan pertautan/hubungan antara variabel yang
diteliti, dan ada teori yang mendasari,
3. Diskusi juga harus dapat menunjukkan dan
menjelaskan apakah hubungan antar variabel itu positif
atau negatif, berbentuk simentris, kausal atau interaktif
(timbal balik),
4. Kerangka berpikir tersebut selanjutnya perlu
dinyatakan dalam bentuk bagan diagram (pardigma
penelitian), sehingga pihak lain dapat memahami kerangka
berpikir yang dikemukakan dalam penelitian.
CONTOH KERANGKA BERPIKIR DAN HIPOTESIS
Judul penelitian : Pengaruh Kepemimpinan Terhadap
Motivasi kerja Pegawai.
Teori yang digunakan dalam penelitian ini adalah teori
Kepemimpinan dan Motivasi Kerja.
Paradigama Penelitian:
X---------------Y
X = Kepemimpinan
Y = Motivasi
Teori:
1. Teori Kepemimpinan:
a. Kepemimpinan adalah proses mempengaruhi orang lain
untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan bersama.
b. Kepemimpinan adalah proses di mana seseorang individu
mempengaruhi anggota
Kelompok lain untuk mencapai tujuan kelompok atau
organisasi yang telah ditentukan.
SINTESA: Kepemimpinan adalah proses di mana seseorang
individu mempengaruhi orang lain untuk mencapai tujuan
kelompok atau organisasi.
2. Teori Motivasi:
a. Motivasi adalah proses yang dapat membangkitkan,
mengarahkan dan memelihara perilaku orang untuk
mencapai beberapa tujuan.
b. Motivasi merupakan faktor-faktor yang
menyebabkan orang memilih jalan tertentu.
SINTESA: Motivasi adalah seperangkat faktor
yang dapat membangkitkan, mengarahkan,
dan memelihara perilaku seseorang untuk memilih
jalan tertentu dalam mencapai tujuan.
KERANGKA BERPIKIR:
Bila kepemimpinan merupakan faktor yang dapat
mempengaruhi orang lain, maka pengaruh
tersebut
akan dapat membangkitkan, mendorong, dan
memelihara perilaku seseorang mencapai tujuan.
HIPOTESIS:
Ada pengaruh yang positif antara kepemimpinan dan motivasi
kerja.
RUMUSAN HIPOTESIS
Rumusan hipotesis penelitian merupakan langkah ketiga
dalam penelitian, setelah peneliti mengemukakan landasan
teori dan kerangka berpikir.
Tidak semua penelitian harus merumuskan hipotesis.
Penelitian yang bersifat eksploratif dan deskriptif sering
tidak perlu merumuskan hipotesis.
Hipotesis merupakan jawaban sementara terhadap rumusan
masalah penelitian, di mana
Rumusan masalah penelitian telah dinyatakan dalam bentuk
kalimat pertanyaan.
Hipotesis dinyatakan sebagai jawaban sementara, karena
jawaban yang diberikan baru didasarkan pada teori yang
relevan, belum didasarkan pada fakta-fakta empiris yang
diperoleh melalui pengumpulan data. Jadi, hipotesis adalah
sebagai jawaban teoritis terhadap rumusan masalah
penelitian, belum jawaban yang empirik dengan data.
Penelitian yang merumuskan hipotesis adalah penelitian
yang menggunakan pendekatan kuantitatif. Penelitian
kualitatif, tidak dirumuskan hipotesis, tetapi justru
diharapkan dapat ditemukan hipotesis. Selanjutnya,
hipotesis tersebut akan diuji oleh peneliti dengan
menggunakan pendekatan kuantitatif.
KARAKTERISTIK HIPOTESIS YANG BAIK
Menurut Sugiyono (2019), karakteristik hipotesis yang baik
adalah:
1. Merupakan dugaan terhadap keadaan variabel
mandiri,perbandingan keadaan variabel pada berbagai
sampel, dan merupakan dugaan tentang hubungan antara
dua variabel atau lebih.
2. Dinyatakan dalam kalimat yang jelas, sehingga tidak
menimbulkan berbagai penafsiran.
3. Dapat diuji dengan data yang dikumpulkan
dengan metode-metode ilmiah.
Rumusan masalahnya:
Bagaimanakah prestasi belajar siswa SMA
Kota Banjarmasin bila dibandingkan
dengan Kota Banjarbaru?
Hipotesisnya:
Prestasi belajar siswa SMA Kota Banjarmasin lebih
tinggi dari siswa SMA Kota Banjarbaru.
2. Hipotesis Asosiatif:
Rumusan Masalahnya:
Adakah hubungan yang signifikan antara
kepemimpinan kepala sekolah dengan iklim kerja
sekolah?
Hipotesisnya:
Terdapat hubungan yang signifikan antara
kepemimpinan kepala sekolah dengan iklim kerja sekolah.
BERDASARKAN FUNGSINYA
1. Penelitian Dasar.
Diarahkan pada pengujian teori, dengan hanya sedikit atau
bahkan tanpa menghubungkan hasilnya untuk kepentingan
praktik. Penelitian ini memberikan sumbangan besar
terhadap pengembangan dan pengujian teori.
Penelitian ini tidak diarahkan untuk memecahkan masalah-
masalah sosial.
Tujuan penelitian ini adalah: (1) sebagai pengembangan dan
evaluasi terhadap konsep-konsep teoritis, (2) dapat
memberikan konstribusi terhadap pengembangan teori.
2. Penelitian Terapan
Penelitian terapan berkenaan dengan kenyataan-kenyataan
praktis, penerapan dan pengembangan pengetahuan yang
dihasilkan oleh penelitian dasar.
Tujuan penelitian ini, untuk menjawab pertanyaan
Spesifik dalam rangka menentukan kebijakan, tindakan atau
kinerja tertentu.
Creswell (2004), membagi dalam tiga macam penelitian
terapan, yaitu:
1. Penelitian evaluasi. Penelitian ini diharapkan dapat
memberikan masukan dalam mengambil keputusan.
2. Penelitian dan pengembangan. Mengembangkan produk
agar mempunyai kualitas lebih tinggi.
3. Penelitian tindakan. Untuk dipergunakan sebagai
dasar tindakan pemecahan masalah yang ada.
3. Penelitian Evaluasi
Penelitian ini difokuskan pada suatu kegiatan dalam suatu
unit tertentu. Kegiatan ini dapat berbentuk program, proses
atau hasil kerja. Unitnya, dapat berupa tempat, organisasi,
ataupun lembaga.
Ada dua macam penelitian tindakan, yaitu:
1. Penelitian tindakan. Untuk memecahkan masalah,
meningkatkan program atau pelayanan.
2. Penelitian kebijakan. Membantu para penentu kebijakan
memberi rekomendasi yang praktis.
Penelitian ini diarahkan pada:
1. Meneliti formulasi kebijakan,
2. Menguji pelaksanaan suatu program terkait dengan
sesuatu kebijakan,
3. Menguji keefektifan dan keefisienan kebijakan.
BERDASARKAN SIFAT DAN
JENIS DATA
1. Penelitian opini. Penelitian terhadap pendapat
orang. Data yang diteliti dapat berupa pendapat
responden secara individu atau Kelompok. Tujuan
penelitian ini menyelidiki pandangan atau penilaian
responden terhadap masalah tertentu, seperti kondisi
lingkungan dan perubahannya.
2. Penelitian empiris. Penelitian terhadap fakta empiris yang
diperoleh berdasarkan observasi atau pengalaman. Objek
yang diteliti lebih ditekankan pada kejadian sebenarnya.
3. Penelitian arsip. Penelitian terhadap fakta tertulis
(dokumen) atau berupa arsip data.
PENELITIAN
BERDASARKAN
1. TUJUANNYA
Penelitian Deskriptif
Untuk mendeskripsikan suatu keadaan atau
fenomena apa adanya.
Penelitian ini dapat berkenaan dengan kasus-kasus
tertentu atau suatu populasi yang cukup luas.
Penelitian ini untuk mengetahui nilai variabel
mandiri, baik satu atau lebih variabel tanpa
membuat perbandingan atau menghubungkan
dengan variabel yang lain.
2. Penelitian prediksi
Untuk memprediksi atau memperkirakan apa yang
akan terjadi atau berlangsung pada saat yang akan
datang berdasarkan hasil analisis keadaan saat ini.
Penelitian ini dapat dilakukan melalui penelitian
yang bersifat korelasi dan kecenderungan. Contoh:
prekdiksi tentang jumlah penduduk 5 atau 10
tahun yang akan datang bisa dihitung berdasarkan
perkembangan penduduk selama 5 sampai 10
tahun yang lalu.
3. Penelitian eksplanatif
Bertujuan menggambarkan suatu generalisasi atau
menjelaskan hubungan antara satu variabel dengan
variabel yang lain. Penelitian eksplanatif
menggunakan hipotesis.
Penelitian ini mencoba mencari kejelasan hubungan
antara hal tersebut. Hubungan tersebut bisa
berbentuk hubungan korelasional atau saling
hubungan, atau sumbangan satu Variabel terhadap
variabel lainnya atau hubungan sebab akibat.
4. Penelitian eksperimen
Satu-satunya metode penelitian yang benar-benar
dapat menguji hipotesis mengenai hubungan
sebab akibat.
Gay (1998) mengatakan bahwa metode
eksperimen dapat mewakili pendekatan yang
paling sahih dalam memecahkan masalah, baik
secara praktis maupun secara teori.
Eksperimen adalah cara untuk mencari hubungan sebab
akibat (hubungan kausal) antara dua faktor yang sengaja
ditimbulkan oleh peneliti dengan mengeliminasi atau
mengurangi atau menyisihkan faktor-faktor lain yang
mengganggu.
Penelitian eksperimental meneliti hubungan kausal, di mana
variabel terkait merupakan variabel terikat, sedangkan
variabel bebas merupakan bariabel penyebab.
Jenis-jenis penelitian eksperimental berdasarkan
rancangannya dapat dibagi menjadi 3: (1) weak
experimental design, (2) true experimental design, (3) quasi
experimental design.
5. Penelitian Ex Post Facto
Berarti setelah kejadian. Artinya, peneliti
menyelidiki permasalahan dengan mempelajari
atau meninjau variabel-variabel.
Variabel terikat dalam penelitian seperti ini segera
dapat diamati dan persoalan utama peneliti
selanjutnya adalah menentukan penyebab yang
menimbulkan akibat tersebut.
Gay (2002) mengatakan bahwa dalam penelitian
Ini, peneliti berusaha untuk menentukan sebab, atau alasan
adanya perbedaan dalam tingkah laku atau status kelompok
individu.
Peneliti mengamati bahwa kelompok-kelompok yang
berbeda pada beberapa variabel dan kemudian ia berusaha
untuk mengidentifikasi faktor utama penyebab perbedaan
tersebut.
6. Penelitian partisipatori
Menurut beberapa ahli, penelitian partisipatori
sebagai masalah yang ditujukan untuk
mengumpulkan pengetahuan baru dengan orang-
orang (sebagai partisipan) yang mampu
menetapkan pengetahuan tersebut.
7. Penelitian dan pengembangan
Metode penelitian yang digunakan untuk
menghasilkan produk tertentu, dan menguji
keefektifan produk tersebut.
Untuk dapat menghasilkan produk tertentu digunakan
penelitian yang bersifat analisis kebutuhan dan untuk
menguji keefektifan produk tersebut (Putra, 2011).
Penelitian dan pengembangan bersifat longitudinal.
Penelitian ini banyak digunakan pada bidang-bidang Ilmu
Alam, teknik dan informasi.
Penelitian dan pengembangan pada industri merupakan
ujung tombak dari suatu industri dalam menghasilkan
produk-produk baru yang dihasilkan pasar.
PENELITIAN BERDASARKAN KARAKTERISTIK
MASALAH
1. Penelitian historis
Pengumpulan data yang sistematis dan objektif
berkaitan dengan kejadian-kejadian di masa
lampau, yang meliputi kegiatan penyelidikan,
pemahaman, dan penjelasan keadaan yang telah
lalu.
Tujuan penelitian sejarah adalah melakukan
rekonstruksi fenomena-fenomena masa lalu
Secara sistematis, objektif, dan akurat untuk menjelaskan
fenomena sekarang atau menantisipasi fenomena masa yang
akan datang.
2. Penelitian studi kasus lapangan
Penelitian dengan karakteristik masalah yang berkaitan
dengan latar belakang dan kondisi saat ini dari subjek yang
diteliti serta interaksinya dengan lingkungan.
Tujuan studi kasus ini adalah melakukan penyelidikan
secara mendalam mengenai subjek
Tertentu untuk memberikan gambaran lengkap mengenai
subjek tertentu.
Studi kasus ini, dilakukan secara intensif, rinci, dan
mendalam mengenai suatu kasus, gejala sosial, atau unit
sosial tertentu yang spesifik.
Kasus dalam hal ini dapat dimaknai sebagai sebuah konsep,
aktivitas, waktu, benda (hasil karya seseorang), kebijakan,
kelas sosial, organisasi, wilayah, negara, atau fenemena lain
yang spesifik.
3. Penelitian korelasional
Karakteristik masalah berupa hubungan korelasional antara
dua variabel atau lebih.
Tujuan penelitian ini adalah menentukan apakah terdapat
asosiasi antara dua variabel atau lebih serta seberapa jauh
korelasi yang ada di antara variabel yang diteliti.
Di sini, tingkat hubungan dinyatakan sebagai suatu
koefisien korelasi.
Jika dua variabel mempunyai hubungan yang erat, koefisien
korelasi akan diperoleh hampir 1,00 (atau – 1,00). Jika dua
variabel hampir tidak mempunyai hubungan, akan diperoleh
koefisien hampir 0,00. Makin erat hubungan dua variabel,
prakiraan yang dibuat berdasarkan hubungan tersebut
semakin tepat.
4. Penelitian kausal komparatif
Penelitian yang menunjukkan arah hubungan antara variabel
bebas dengan variabel terikat, di samping mengukur
kekuatan hubungannya.
Tujuannya adalah peneliti dapat mengidentifikasi fakta atau
peristiwa tersebut sebagai variabel yang dipengaruhi
(variabel dependen) dan melakukan penyelidikan terhadap
variabel-variabel yang mempengaruhi (variabel
independen).
PENELITIAN BERDASARKAN CARA PENELITIAN
1. Penelitian tindakan
Penelitian yang dilakukan oleh seseorang yang bekerja
mengenai sesuatu yang sedang ia laksanakan tanpa
mengubah sistem pelaksanaannya (Sopiah & Sangadji,
2010).
Penelitian tindakan adalah cara suatu kelompok atau
seseorang mengorganisasi suatu kondisi sehingga mereka
dapat mempelajari pengalaman
Mereka dan membuatnya dapat diakses oleh orang lain
(Kemmis & Mc Taggart, 2002).
Tujuan penelitian tindakan:
1. Salah satu strategi memperbaiki hasil kerja dalam suatu
lembaga,
2. Mengembangkan rencana tindakan guna meningkatkan
apa yang telah dilakukan sekarang,
3. Mempunyai manfaat ganda, baik bagi peneliti maupun
pihak subjek yang diteliti, adanya tindakan nyata,
4. Tercapainya konteks pembelajaran dari pihak
yang terlibat, yaitu peneliti dan subjek yang diteliti,
5. Timbul budaya meneliti sambil bekerja, dapat
melakukan penelitian di bidang yang ditekuni,
6. Timbulnya kesadaran para subjek yang diteliti
sebagai akibat adanya tindakan nyata untuk meningkatkan
kualitas,
7. Diperoleh pengalaman nyata yang berkaitan
Erta dengan usaha peningkatan kualitas serta
profesional maupun akademik (Sudaryono, 2019).
2. Penelitian survei
Penelitian yang menggunakan angket sebagai sumber data
utama.
Tujuan penelitian survei: (1) mendeskripsikan keadaan
alami yang hidup saat itu, (2) mengidentifikasi secara
terukur keadaan sekarang
Untuk dibandingkan, dan (3) menentukan hubungan
sesuatu yang hidup di antara kejadian spesifik
(Sudaryono, 2019).
Penelitian survei sering disebut juga sebagai penelitian
sensus.
Dalam bidang pendidikan, pelaksanaan penelitian survei
mungkin bervariasi dalam hal tingkat kompleksitasnya, dari
hanya dengan menggunakan teknik analisis frekuensi
sederhana sampai dengan menggunakan perhitungan
analisis antarvariabel kompleks.
PENGUKURAN DAN ANALISIS DATA
1. Penelitian kualitatif
Berlandaskan pada filsafat postpositifisme atau interpretif,
digunakan untuk meneliti pada kondisi objek yang alamiah,
Peneliti sebagai instrumen kunci,
Teknik pengumpulan data dilakukan secara trianggulasi
(gabungan observasi, wawancara, dokumentasi),
Data yang diperoleh cenderung data kualitatif,
Analisis data bersifat induktif/kualitatif,
Hasil penelitian kualitatif dapat bersifat temuan potensi dan
masalah, keunikan obyek, makna suatu peristiwa, proses
dan interaksi sosial, kepastian kebenaran data, konstruksi
fenomena, temuan hipotesis (Sugiyono, 2019).
2. Penelitian kuantitatif
Metode penelitian yang berlandaskan pada filsafat
positivisme,
Digunakan untuk meneliti pada populasi atau sampel
tertentu,
Pengumpulan data menggunakan instrumen penelitian,
Analisis data bersifat kuantitatif/statistik,
Tujuannya untuk menggambarkan dan menguji hipotesis
yang telah ditetapkan (Sugiypno, 2019).
3. Penelitian kombinasi
Metode penelitian yang berlandaskan pada filsafat
pragmatisme (kombinasi positivisme
Dan postpositivisme),
Digunakan untuk meneliti pada kondisi objek yang alamiah
maupun buatan (laboratorium),
Peneliti bisa sebagai instrumen dan menggunakan instrumen
untuk pengukuran,
Teknik pengumpulan data dapat menggunakan test,
kuesioner, dan trianggulasi (gabungan),
Analisis data bersifat induktif (kualitatif), dan deduktif
(kuantitatif),
Hasil penelitian kombinasi dapat bersifat temuan potensi
dan masalah, keunikan obyek, makna suatu peristiwa, prose
dan interaksi sosial, kepastian kebenaran data, konstruksi
fenomena, temuan hipotesis, dan sekaligus mengujinya
sehingga dapat dibuat generalisasi (Sugiyono, 2019).
PERTEMUAN 9
POPULASI DAN SAMPEL
POPULASI
Populasi adalah keseluruhan elemen yang dijadikan wilayah
inferensi/generalisasi. Elemen populasi adalah keseluruhan
subjek yang akan diukur, yang merupakan unit yang diteliti
(Corper, el al, 2003).
Populasi bukan hanya orang, tetapi juga obyek dan benda-
benda alam yang lain. Populasi juga bukan sekedar jumlah
yang ada pada obyek/subyek yang dipelajari, tetapi meliputi
seluruh karakteristik/sifat yang dimiliki oleh subyek atau
obyek itu.
Contoh karakteristik orang-orangnya: motivasi kerja,
disiplin kerja, kepemimpinan, iklim organisasi, dll.
Karakteristik obyeknya: kebijakan, prosedur kerja, tata
ruang, produk dan jasa yang dihasilkan, dll.
Satu orang pun dapat digunakan sebagai populasi, karena
memiliki berbagai karakteristik. Misalnya, gaya bicaranya,
disiplin pribadi, hobi, cara bergaul, kepemimpinan.
Dalam bidang kedokteran, satu orang sering bertindak
sebagai populasi. Darah yang ada pada setiap orang adalah
populasi, karena akan diperiksa cukup diambil sebagian
darah yang berupa sampel.
SAMPEL
Dalam penelitian kuantitatif, sampel adalah bagian dari
jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi.
Bila populasi besar, peneliti tidak mungkin mempelajari
semua yang ada pada populasi, misalnya karena
keterbatasan dana, tenaga dan waktu, maka peneliti dapat
menggunakan sampel yang diambil dari populasi itu.
Apa yang dipelajari dari sampel itu, kesimpulannya akan
diberlakukan untuk populasi. Sampel yang diambil dari
populasi harus benar-benar representatif (mewakili). Bila
sampel tidak
Representatif, maka ibarat 5 orang yang ditutup mata disuruh
menyimpulkan karakteristik gajah.
TEKNIK SAMPLING
Teknik sampling adalah merupakan teknik pengambilan
sampel.
Teknik sampling pada dasarnya ada dua, yaitu:
1. Probability sampling
2. Non probability sampling
PROBABILITY SAMPLING
Teknik pengambilan sampel yang memberikan peluang
yang sama bagi setiap unsur (anggota) populasi untuk
dipilih menjadi anggota sampel. Teknik ini meliputi:
1. Simple random sampling. Pengambilan sampel dari
populasi dilakukan secara acak tanpa memperhatikan
strata yang ada dalam populasi tsb.
2. Proportionate stratified random sampling. Bila populasi
mempunyai anggota/unsur yang tidak homogen dan
berstrata secara proposional.
3. Disproportionate stratified random sampling.
Bila populasi berstrata tetapi kurang proporsional.
4. Cluster sampling (area sampling). Untuk
menentukan sampel bila obyek yang akan diteliti atau
sumber data sangat luas. Misalnya, untuk menentukan
penduduk mana yang akan dijadikan sumber data.
Pengambilan sampelnya berdasarkan daerah populasi
yang telah ditetapkan.
NONPROBABILITY SAMPLING
Teknik pengambilan sampel yang tidak memberi
peluang/kesempatan sama bagi setiap unsur atau anggota
populasi untuk dipilih menjadi sampel. Teknik sampel ini
meliputi:
• Sampling sistematis. Pengambilan sampel berdasarkan
urutan dari anggota populasi yang telah diberikan
nomor urut. Misalnya, anggota populasi yang terdiri dari
100 orang. Dari semua anggota diberi nomor urut 1
sampai dengan nomor 100. Pengambilan sampel dapat
dilakukan dengan
Mengambil nomor ganjil saja, genap saja, atau
kelipatan dari bilangan tertentu, misalnya kelipatan
dari bilangan lima.
2. Sampling kuota. Teknik pengambilan sampel dari
populasi yang mempunyai ciri-ciri tertentu sampai jumlah
(kuota) yang diinginkan. Contoh: akan melakukan
penelitian tentang pendapatan petani padi. Jumlah
sampel yang ditentukan sebanyak 100 orang. Penelitian
dianggap belum selesai, kalau jumlah sampel belum
memenuhi kuota yang telah ditentukan yaitu sebanyak
100 orang.
3. Sampling insidental. Teknik penentuan sampel
berdasarkan kebetulan, yaitu siapa saja yang secara
kebetulan/insidental bertemu dengan peneliti dapat
digunakan sebagai sampel, bila dipandang orang yang
kebetulan ditemui itu cocok sebagai sumber data.
4. Sampling purposive. Teknik penentuan sampel
dengan pertimbangan tertentu. Misalnya akan melakukan
penelitian tentang kondisi politik di suatu daerah
tertentu. Sampel sumber datanya adalah orang yang ahli
politik.
5. Sampling jenuh. Sampel yang bila ditambah
jumlahnya, tidak akan menambah keterwakilan sehingga tidak
akan mempengaruhi nilai informasi yang telah diperoleh.
Sampel jenuh diartikan sampel yang sudah maksimum,
karena ditambah berapapun jumlahnya tidak akan menambah
keterwakilan populasi. Contoh: seseorang yang membuat teh
manis. Jika gulanya sudah jenuh, maka ditambah gula
berapapun tidak akan menambah rasa manis teh yang di gelas.
6. Snowball sampling. Teknik penentuan sampel
yang mula-mula jumlahnya kecil, kemudian membesar.
Ibarat bola salju yang menggelinding yang lama-
lama menjadi besar. Contoh: pertama-tama dipilih
satu atau dua orang, tetapi dengan dua orang ini belum
merasa lengkap terhadap data yang diberikan, maka peneliti
mencari orang lain yang dipandang lebih tahu dan dapat
melengkapi data yang diberikan oleh dua orang
sebelumnya.
7. Sensus/sampling total. Teknik pengambilan sampel di
mana seluruh anggota populasi dijadikan sampel semua.
Penelitian yang dilakukan pada populasi di bawah 100,
sebaiknya dilakukan dengan sensus.
PENGERTIAN SKALA
Skala biasanya digunakan untuk mengecek dan menetapkan
nilai suatu faktor kualitatif dalam ukuran-ukuran kuantitatif,
Skala adalah alat yang disusun dan digunakan oleh peneliti
untuk mengubah respons tentang suatu variabel yang
bersifat kualitatif menjadi data kuantitatif (Mahmud, 20110,
Dalam pengukuran, variabel yang bersifat kualitatif berskala
nominal, sedangkan variabel kuantitatif berskala ordinal,
interval dan rasio.
MACAM-MACAM SKALA PENGUKURAN
1. Skala nominal
Skala nominal adalah skala yang paling sederhana, disusun
menurut jenis (kategori) dan hanya sebagai simbol untuk
membedakan sebuah karakteristik dengan karakteristik
lainnya.
Ciri-ciri nominal: (1) posisi data serata, (2) tidakdapat
dilakukan operasi matematik, seperti penjumlahan,
pengurangan, pembagian, dan perkalian (Sunyoto, 2011),
Analisis statistik yang cocok adalah:
1. Uji Binomium,
2. Uji chi kuadrat satu sampel,
3. Uji perubahan tanda Mc Nemar,
4. Uji chi kuadrat dua sampel,
5. Uji peluang Fisher,
6. Uji Cochran Q,
7. Uji chi kuadrat lebih dari dua sampel,
8. Uji koefisien kontingensi,
Tes statistik yang digunakan iala statistik nonparametrik
Contoh data nominal:
1. Jenis kulit:
a. Hitam,
b. Kuning,
c. Putih,
2. Agama yang dianut:
a. Islam,
b. Kristen,
c. Hindu,
d. Budha,
e. lainnya
2. Skala ordinal
Skala yang didasarkan pada ranking, diurutkan, dan jenjang yang
lebih tinggi sampai jenjang terendah atau sebaliknya.
Analisis statistik yang cocok adalah:
KATEGORISASI
Membuat skema untuk mengkategorisasikan variabel,
sehingga beberapa item yang mengukur suatu konsep dapat
semuanya dikelompokkan bersama,
MEMASUKKAN DATA
Data kuesioner dapat secara langsung dimasukkan ke dalam
komputer,
Jika ada data mentah, harus secara manual diketik ke dalam
komputer,
Data mentah bisa dimasukkan dengan program peranti
lunak apa pun.
REDUKSI DATA
Menurut Sangadji (2010), reduksi data adalah proses
pemilihan, pemusatan perhatian pada penyederhanaan,
pengabstraksian, dan trasformasi data kasar yang muncul
dari catatan lapangan.
Reduksi dapat berlangsung terus menerus selama penelitian
berlangsung.Bahkan sebelum data benar-benar terkumpul.
Selama pengumpulan data berlangsung terjadilah reduksi
data. Selanjutnya, membuat ringkasan, mengkode. Reduksi
data terus berlanjut sesudah penelitian lapangan sampai
laporan akhir tersusun.
Dalam proses reduksi data ini, peneliti dapat melakukan
pilihan-pilihan terhadap data yang hendak dikode, mana
yang dibuang, mana yang merupakan ringkasan, dan cerita-
cerita yang sedang berkembang.
Reduksi data merupakan suatu bentuk analisis yang
menajamkan, menggolongkan, mengarahkan, membuang
yang tidak perlu, dan mengorganisasi data dengan cara
sedemikian rupa sehingga kesimpulan akhirnya dapat
ditarik dan diverifikasi.
STATISTIK DESKRIPTIF DAN INFERENSIAL
Teknik analisis data dalam penelitian kuantitatif
menggunakan statistik. Terdapat dua macam
statistik yang digunakan untuk analisis data dalam
penelitian, yaitu:
1. Statistik deskriptif,
2. Statistik inferensial,
Statistik inferensial meliputi:
1. Statistik parametrik,
2. Statistik nonparametrik.
Statistik deskriptif adalah statistik yang digunakan untuk
menganalisis data dengan cara mendeskripsikan atau
menggambarkan data yang telah terkumpul sebagaimana
adanya tanpa bermaksud membuat kesimpulan yang berlaku
untuk umum atau generalisasi.
Penelitian yang dilakukan pada populasi (tanpa diambil
sampelnya) jelas akan menggunakan statistik deskriptif
dalam analisisnya.
Statistik deskriptif dapat digunakan bila peneliti hanya ingin
mendeskripsikan data sampel, dan Tidak ingin membuat
kesimpulan yang berlaku untuk populasi di mana sampel
diambil.
Tetapi bila peneliti ingin membuat kesimpulan yang berlaku
untuk populasi, maka teknik analisis yang digunakan adalah
statistik inferensial.
Termasuk dalam statistik deskriptif antara lain:
1. Penyajian data melalui tabel,
2. Grafik,
3. Diagram lingkar,
4. Pictogram,
5. Perhitungan modus, media, mean (pengukuran
tendensi sentral),
6. Perhitungan desil, persensil,
7. Perhitungan penyebaran data melalui perhitungan rata-rata,
dan standar deviasi,
8. Perhitungan prosentase.
PENDAHULUAN
Menyusun proposal penelitian merupakan langkah yang
sangat penting, karena langkah ini sangat menentukan
berhasil tidaknya seluruh kegiatan penelitian.
Proposal ini sebagai acuan untuk menilai pihak peneliti atau
calon pendukung atau pemberi sponsor.
Membantu memberi arah para peneliti agar mampu
menekan kesalahan yang mungkin terjadi selama proses
penelitian berlangsung.
PENGERTIAN PROPOSAL PENELITIAN
Proposal penelitian adalah gambaran secara rinci tentang
proses yang akan dilakukan oleh peneliti untuk dapat
memecahkan permasalahan penelitian.
Proposal penelitian merupakan pedoman yang berisi
langkah-langkah yang akan diikuti peneliti untuk
melakukan penelitian. Atau, suatu pernyataan tertulis
mengenai rencana atau rancangan kegiatan penelitian
secara keseluruhan.
Tujuan proposal penelitian adalah memberitahukan secara
jelas tentang tujuan penelitian, siapa yang akan ditemui,
serta siapa yang dicari di lokasi penelitian.
Menurut Kuncoro (2009), maksud proposal penelitian
adalah:
1. Untuk merumuskan masalah apa yang akan diteliti dan
mengapa masalah tsb penting,
2. Untuk mengkaji upaya penelitian-penelitian lain yang
telah dilakukan peneliti dalam masalah serupa,
3. Untuk menguraikan jenis data yang diperlukan
dalam penyelesaian masalah dan agaimana metode
pengumpulan data,pengolahan data, serta
menganalisisnya.
MANFAAT PROPOSAL PENELITIAN
1. Terdapat persamaan persepsi tentang permasalahan
penelitian antara peneliti dengan pembimbing atau pihak
sponsor,
2. Peneliti memahami secara keseluruhan permasalahan dan
langkah-langkah penelitian sebelum melakukan penelitian,
3. Menjadi pedoman pelaksanaan penelitian,
4. Kegiatan penelitian yang akan dilakukan menjadi lebih
jelas,
5. Memudahkan evaluasi penelitian yangdiusulkan, baik bagi
peneliti maupun pihak lain yang terkait,
6. Memberikan perlindungan dari campur tangan pihak
lain ketika penelitian sedang berlangsung,
7. Sebagai dokumen persetujuan antara peneliti
dengan pembimbing, sponsor, atau pihak terkait
(Kuncoro, 2009).
SISTEMATIKA PROPOSAL PENELITIAN
1. Judul Penelitian
Sebaiknya, disusun ringkas, padat dan menarik,
Judul sering kali bersifat tentatif, bisa saja berubah sesuai
dengan hasil penelitian,
Judul harus mencerminkan hakikat penelitian dan informatif
bagi pembaca, pembimbing, atau sponsor,
Topik layak dan perlu untuk diteliti.
CONTOH JUDUL PENELITIAN
1. Proses Belajar Siswa SMA di Kota Banjarmasin (judul
deskriptif),
2. Perbandingan Kinerja Sekolah A dan Sekolah B di Kota
Banjarmasin (judul komparatif),
3. Hubungan antara Kinerja Guru dengan Prestasi Belajar
Siswa SMA di Kota Banjarmasin (judul hubungan
simetris)
4. Pengaruh Kinerja Guru Terhadap hasil Belajar
Siswa SMA di Kota Banjarmasin (judul hubung
an kausal),
5. Hubungan antara Motivasi dengan Prestasi
Belajar Siswa SMA di Kota Banjarmasin
( judul hubungan resiprocal/timbal balik)
2. Latar Belakang Masalah
Berisi harapan dan kenyataan,
Harapan itu bisa berupa: (1) kebijakan, (2) aturan, (3)
rencana, (4) tujuan, dan (5) teori.
Bila harapan itu tidak tercapai, bisa menimbulkan masalah.
Masalah penelitian ini berarti adanya kesenjangan antara
HARAPAN dan KENYATAAN. Pada bagian ini, perlu
dikemukakan tentang masalah.
Perlu dikemukakan alasan mengapa masalahan tersebut
perlu dilakukan penelitian.
Contoh: masalah penelitian:
1. Hasil ujian nasional di SMA yang rendah. Rendahnya
hasil ujian nasional harus ditunjukkan dengan data.
Misalnya, rata-rata = 5.
2. Letak gedung sekolah yang dekat dengan keramaian,
sehingga proses belajar dan mengajar terganggu.
3. Identifikasi Masalah
Pada bagian ini, perlu dikemukakan atau diidentikasi semua
faktor atau variabel yang menyebabkan timbulnya masalah.
Untuk dapat mengidentifikasi masalah dengan baik, maka
peneliti perlu melakukan studi pendahuluan ke obyek yang
diteliti, melakukan observasi, dan wawancara keberbagai
sumber, sehingga semua permasalahan dapat diidentifikasi.
Identifikasi masalah dinyatakan dalam kalimat NEGATIF,
bukan kalimat PERTANYAAN. Contoh identikasi masalah
yang terkait dengan pendidikan adalah:
1. Jumlah pendaftar di SMK menurun,
2. Kinerja guru rendah,
3. Biaya pendidikan kurang,
4. Alat-alat praktek tidak mencukupi,
5. Kompetensi lulusan kurang memadai,
6. Kerajinan belajar murid kurang,
7. Ujian kompetensi kurang memadai,
8. Bahan praktek kurang,
9. Kerjasama dengan pihak industri tidak ber-
jalan dengan baik,
10.Pengawasan tidak berjalan dengan baik.
4. Batasan Masalah
Karena adanya keterbatasan, waktu, dana, tenaga, teori-
teori, dan supaya penelitian dapat dilakukan secara lebih
mendalam, maka tidak semua yang telah diidentifikasikan
akan diteliti.
Untuk itu, peneliti memberi batasan, di mana akan
dilakukan penelitian adalah faktor atau variabel, A, B, dan
C.
Batasan masalah adalah mengambil sebagian dari masalah
yang telah diidentifikasikan .
Dalam contoh di atas, ada 10 masalah yang telah
diidentifikasi, peneliti hanya akan mengambil tiga faktor
atau variabel saja, yaitu Pengawasan, Kinerja Guru dan
Hasil Belajar.
Dengan demikian, judul penelitiannya adalah: PENGARUH
PENGAWASAN DAN KINERJA GURU TERHADAP
HASIL BELAJAR SISWA SMA DI KOTA
BANJARMASIN.
5. Rumusan Masalah
Setelah masalah yang akan diteliti itu ditemukan (faktor
atau variabel), maka masalah yang akan diteliti itu perlu
dirumuskan secara spesifik.
Sebaiknya, rumusan masalah itu dinyakan dalam kalimat
pertanyaan. Contoh rumusan masalah:
1. Seberapa tinggi kualitas pelayanan pendidikan pada SMA
di Kota Banjarmasin? (rumusan masalah deskriptif),
2. Seberapa tinggi pengaruh kepemimpinan kepala sekolah
terhadap kinerja guru SMA di Kota Banjarmasin?
(rumusan masalah hubungan)
6. Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian berkaitan erat dengan rumusan masalah
yang dituliskan.
Tujuan penelitian itu dinyatakan dalam kalimat pernyataan.
Contoh tujuan penelitian:
1. Mengetahui kualitas kepemimpinan kepala sekolah pada
SMA di Kota Banjarmasin.
2. Mengetahui pengaruh kepemimpinan kepala sekolah
terhadap kinerja guru pada SMA di Kota Banjarmasin.
7. Kegunaan Hasil Penelitian
Kegunaan hasil penelitian merupakan dampak dari
tercapainya tujuan.
Kegunaan hasil penelitian ada dua hal, yaitu:
1. Kegunaan untuk mengembangkan ilmu/kegunaan teoritis,
2. Kegunaan praktis, yaitu membantu memecahkan dan
mengantisipasi masalah yang ada pada obyek yang diteliti.
8. Deskripsi Teori
Teori-teori yang relevan yang dapat digunakan untuk
menjelaskan tentang faktor atau variabel yang akan diteliti.
Sebagai dasar memberikan jawaban sementara terhadap
rumusan masalah yang diajukan (hipotesis), dan
penyusunan instrumen penelitian ( untuk penelitian
kuantitatif).
Teori-teori yang digunakan yang betul-betul telah teruji
kebenarannya secara empiris.
Di sini diperlukan juga dukungan hasil-hasil penelitian
Yang telah ada sebelumnya yang ada kaitannya dengan faktor
atau variabel yang akan diteliti.
9. Kerangka Berpikir
Merupakan sintesa dari teori-teori yang digunakan dalam
penelitian sehingga mampu menjelaskan secara operasional
faktor atau variabel yang diteliti, dan menunjukkan
hubungan antar faktor atau variabel yang diteliti.
Kerangka berpikir yang baik, dapat menjelaskan secara
teoritis pertautan atau hubungan antar faktor atau variabel
yang akan diteliti.
Pertautan atau hubungan antar faktor atau variabel,
selanjutnya dirumuskan ke dalam bentuk paradigma (bagan)
penelitian.
Setiap penyusunan model (bagan) hubungan antar faktor
atau variabel harus didasarkan pada kerangka berpikir.
Apabila peneliti hanya membahas sebuah faktor atau
variabel atau lebih secara mandiri (PENELITIAN
DESKRIPTIF), maka yang dilakukan peneliti yaitu: (1)
mengemukakan deskripsi teori untuk masing-masing faktor
atau variabel, (2) argumentasi terhadap variasi besaran
faktor atau variabel yang diteliti. Contoh Kerangka berpikir:
1. Jika alat praktik lengkap, maka akan meningkatkan
kompetensi lulusan,
2. Jika kepemimpinan kepala sekolah baik, maka akan
meningkatkan kinerja sekolah,
3. Bila kinerja guru baik, maka akan meningkatkan hasil
belajar.
10. Hipotesis Penelitian
Hipotesis yang dirumuskan biasanya adalah hipotesis yang
bersifat: (1) asosiatif/korelatif,
(2) komparatif-asosiatif, (3) struktural dan (4)
komparatif.
Titik tolak untuk merumuskan hipotesis adalah rumusan
masalah dan kerangka berpikir. Contoh:
1. Rumusan Masalah:
Seberapa besar pengaruh kualitas pelayanan
terhadap kepuasan orang tua dalam menye-
kolahkan anaknya pada SMA di Kota Banjar –
masin ?
2. Kerangka Berpikirnya
Jika kualitas pelayanan ditingkatkan, maka
akan meningkatkan kepuasan orang tua murid
dalam menyekolahkan anaknya pada SMA di
Kota Banjarmasin.
3. Hipotesis
Terdapat hubungan yang positif dan signifikan
antara kualitas pelayanan dengan kepuasan
orang tua dalam menyekolahkan anaknya pada
SMA di Kota Banjarmasin.
11. Prosedur Penelitian
Kata prosedur ini di beberapa perguruan tinggi ada yang
menggunakan istilah yang berbeda-beda, yaitu:
1. Desain Penelitian,
2. Pendekatan Penelitian,
3. Metode Penelitian.
Dalam prosedur penelitian berisi tentang:
1. Metode penelitian
Di bagian ini perlu ditetapkan metode metode
penelitian apa yang akan digunakan, apakah penelitian kualitatif,
kuantitatif survey, atau eksperimen.
2. Populasi dan Sampel
Di bagian ini perlu dijelaskan populasi dan sampel yang dapat
digunakan sebagai sumber data,
Perlu juga dikemukakan teknik pengambilan sampel yang
digunakan.
3. Instrumen Penelitian
Di bagian ini perlu dikemukakan instrumen
apa saja yang akan digunakan untuk
penelitian.
4. Teknik Pengumpulan Data
• Di bagian ini, perlu dikemukakan teknik pengumpulan data
yang akan digunakan,
• Dipilih teknik pengumpulan data yang paling Tepat, sehingga
betul-betul didapat data yang valid dan reliabel.
Jangan semua teknik pengumpulan data (angket, observasi,
wawancara) dicantumkan, kalau sekiranya tidak dapat
dilaksanakan.
Teknik pengumpulan data pada metode kuantitatif,
cenderung menggunakan test dan atau kuesioner.
12. Teknik Analisis Data
Untuk penelitian dengan pendekatan kuantitatif, maka
teknik analisis datanya menggunakan statistik.
Untuk analisis data dengan menggunakan statistik, agar
diperoleh hasil yang valid, berkonsltasilah dengan AHLI
STATISTIK.
Untuk penelitian kualitatif, menurut Miles & Huberman
dilakukan secara interaktif melalui Proses data reduksi,
penyajian data dan penarikan kesimpulan. Teknik analisis
datanya lebih banyak dilakukan bersamaan dengan
ngumpulkan data.
13. Organisasi dan Jadwal Penelitian
Bila penelitian dilaksanakan oleh Tim/kelompok, maka
diperlukan adanya organisasi pelaksana penelitian.
Misalnya, ada ketua yang bertanggungjawab dan
anggotanya, sebagai pembantu ketua.
Bila penelitian dilaksanakan oleh sendiri (skripsi, tesis, dan
disertasi), tidak diperlukan adanya organisasi pelaksana
penelitian.
14. Jadwal Penelitian
Setiap rancangan penelitian perlu dilengkapi dengan jadwal
kegiatan yang akan dilaksanakan.
Dalam jadwal berisi tentang: (1) kegiatan, dan (2) berapa
lama waktu yang akan dilaksanakan.
Contoh Jawal Penelitian:
Kegiatan meliputi:
1. Penyususn proposal =……… minggu
2. Penyusunan instrumen =…….. minggu
3. Seminar proposal dan
instrumen penelitian = …….. minggu
4. Pengujian validitas dan
reliabilitas instrumen =……… minggu
5. Penentuan sampel =……… minggu
6. Pengumpulan data =………. minggu
7. Analisis data = ………… minggu
8. Pembuatan draf laporan =…………. minggu
9. Seminar laporan =…………. minggu
10.Penyempurnaan laporan =…………. minggu
11.Penggandaan laporan
penelitian =…………. minggu
15. Biaya Penelitian
Biaya penelitian untuk suatu proyek sangat penting dan
perlu dicantumkan,
Biaya penelitian dalam suatu proyek, pada umumnya: (1) 60
% untuk tenaga, dan (2)40 %
untuk penunjang, seperti bahan, alat,
transport, sewa alat-alat komputer. Semua itu
perlu diuraikan secara rinci,
Untuk penelitian seorang (skripsi, tesis dan disertasi), tidak
perlu membuat rincian biaya penelitian dalam proposal
penelitian.
PERTEMUAN 15
SISTEMATIKA PROPOSAL PENELITIAN
KUANTITATIF
I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
B. Identifikasi Masalah
C. Batasan Masalah
D. Rumusan Masalah
E. Tujuan Penelitian
F. Kegunaan Penelitian
II LANDASAN TEORI
A. Deskripsi Teori
B. Kerangka Berpikir
C. Hipotesis