Anda di halaman 1dari 6

BAB I

A. Hakikat Penelitian

Mengingat pentingnya dalam memahami suatu penelitian, maka penulis akan terlebih dahulu
mengemukakan penjelasan berupa pengertian atau hakikat dari penelitian. Tujuannya tidak lain adalah
agar para pembaca atau mahasiswa khususnya bias memahami hal dasar dari penelitian.

Secara etimologis, istilah research berasal dari dua kata, yaitu re dan search. Re berarti kembali atau
mengulang-ulang dan search berarti mencari,menjelajahi, atau menemukan makna. Dengan demikian
penelitian atau research berarti mencari, menjelajahi,atau menemukan makna kembali secara berulang-
ulang.

Di bawah ini penulis akan memaparkan beberapa ahli yang mengemukakan hakikat penelitian, yaitu di
antaranya;

1. Yoseph dan Yoseph menyatakan penelitian adalah tidak lain yaitu art dan science guna mencari
jawaban terhadap suatu masalah.
2. Kerlinger mengatakan bahwa penelitian yaitu proses penemuan yang mempunyai karakteristik
sistematis, terkontrol, empiris, dan mendasarkan pada teori dan hipotesis atau jawaban
sementara.
3. Hillway mengatakan bahwa penelitian adalah suatu metode studi yang dilakukan seseorang
melalui penyelidikan yang hati-hati dan sempurna terhadap suatu masalah, sehingga diperoleh
pemecahan masalah yang tepat terhadap masalah tersebut.
4. Priyono mendefinisikan penelitian yaitu sebagai suatu kegiatan untuk mencari, mencatat,
merumuskan dan menganalisiskan sampai menyusun laporannya.
5. Sangadji mengartikannya denga lebih sederhana, penelitian yaitu penyelidikan yang dilakukan
secara hati-hati, teratur dan terus menerus untuk memecahkan suatu masalah dan menemukan
sesuatu yang baru.

Kesimpulannya adalah penelitian merupakan kegiatan mencari jawaban terhadap suatu permasalahan
yang mempunyai karakteristik yang sistematis, terkontrol, empiris dan mendasarkan pada teori dan
hipotesis untuk memperoleh pengetahuan yang benar tentang suatu masalah

Pernyataan yang besar adalah mengapa seseorang melakukan penelitian? Jawabannya adalah pertama
karena pengetahuan, pemahaman dan kemampuan manusia sangat terbatas dibandingkan dengan
lingkungannya yang begitu luas, kedua manusia memiliki dorongan untuk mengetahui atau curiosity.
Manusia selalu bertanya, apa itu, bagaimana itu, mengapa begitu, ketiga manusia dalam kehidupannya
selalu dihadapkan kepada masalah, tantangan, ancaman, kesulitan, baik di dalam dirinya, keluarganya,
masyarakat sekitarnya serta di lingkungan kerjanya, keempat manusia merasa tidak puas dengan apa
yang telah dicapai, dikuasai, dan dimilikinya, ia selalu ingin lebih baik, lebih sempurna, lebih memberikan
kemudahan, selalu ingin menambah dan meningkatkan kekayaan dan fasilitas hidupnya.
Semuanya itu dicapai melalui penelitian, baik penelitian sederhana, dengan lingkungan sempit, yang
dirancang dan dilaksanakan sendiri dalam waktu relative singkat, maupun penelitian kompleks yang
mencakup banyak aspek.

B. Pendekatan ilmiah dan non ilmiah


1. Pendekatan ilmiah
Di dalam pendekatan ilmiah, dituntut untuk melakukan cara-cara atau langkah-langkah tertentu
dengan tata urutan yang tertentu pula sehingga tercapai pengetahuan yang benar atau logis.
Cara ilmiah ini merupakan syarat mutlak untuk timbulnya ilmu, yang dapat diterima oleh akal
dan berpikir ilmiah. Untuk dapat berpikir ilmiah maka akan melalui tiga tahap
a. Skeptic
Adalah upaya untuk selalu menanyakan bukti-bukti atau fakta-fakta terhadap setiap
penyataan yang diajukan kepada resonden.
b. Analitik
Adalah kegiatan untuk selalu menimbang-nimbang setiap permasalahan yang
dihadapinya, mana yang relevan. Mana yang menjadi masalah utama dan sebagainya.
c. Kritik
Adalah berupaya untuk mengembangkan kemampuan, menimbangnya selalu onyekyif.
Untuk ini maka dituntut agar data dan pola berpikirnya selalu logis.

Pendekatan ilmiah akan menghasilakn kesimpulan yang serupa bagi hamper setiap orang,
karena pendekatan tersebut tidak diwarnai oleh keyakinan pribadi, bias dan perasaan.

Dengan pendekatan ilmiah ini orang berusaha untuk memperoleh kebenaran ilmiah, yaitu
pengetahuan yang kebenarannya terbuka untuk diuji oleh siapa saja yang menghendaki umtuk
mengujinya.

2. Pendekatan non ilmiah


Pendekatan non ilmiah juga sering dilakukanmanusia untuk mencari kebenarannya.
Cara pendekatan itu adalah :
a. Akal sehat (common sense)
Akal sehat adalah serangkaian konsep dan bagan konsep untuk penggunaan secara
praktis dalam memecahkan masalah. Langkah ini sering digunakan orang awam dalam
mengatasi suatu persoalan, sehingga walaupun akal sehat ini sering benar tapi dalat
pula menyesatkan. Suatu contoh misalnya akal sehat mengenai peranan hukuman dan
ganjaran dalam pendidikan. Pada abad ke-19 menurut akal sehat yang diyakini oleh
banyak pendidik,hukuman adalah alat utama dalam pendidikan. Penemuan ilmiah
ternyata membantah kebenaran akal sehat tersebut. Hasil-hasil penelitian dalam bidang
psikologi dan pendidikan menunjukkan bahwa bukan hukuman yang merupakan alat
utama dalam pendidikan melainkan ganjaran. Akal sehat banyak digunakan oleh orng
yang awam dalam mempersoalkan sesuatu hal.
b. Prasangka
Pencapaian pengetahuan secara akal sehat diwarnai oleh kepentinganorang yang
melakukannya. Hal ini demikian itu yang menyebabkan akal sehat mudah beralih
menjadi prasangka. Dengan akal sehat orang senderung mempersempit pengamatannya
karena diwarnai oleh pengamatannya itu dan cenderung mengkambinghitamkan orang
lain atau menyokong sesuatu pendapat. Orang sering sering tidak mengendalikan
keadaan yang juga dapat terjadi pada keadaan lain. Orang sering cenderung melihat
hubungan antara dua hal sebagai hubungan sebab akibat yang langsung dan sederhana,
padahal sesungguhnya gejala yang diamati itu merupakan akibat dari berbagai hal.
Dengan akal sehat orang cenderung kea rah pembuatan generalisasi yang terlalu luas,
yang lalu merupakan prasangka.
c. Otoritas ilmiah dan kewibawaan
Otoritas ilmiah adalah orang-orang yang biasanya berpendidikan tinggi dan dianggap
mempunyai keahlian dibidang ilmu tertentu. Otoritas kewibawaan adalah orang-orang
yang dipilih atau dianggap sebagai pemimpin masyarakat. Sebab orang-orang itu
mempunyai karisma. Pendapat dari orang atau lembaga ilmiah dan kewibawaan sering
dijadikan pegangan yang kebenarannya dianggap mutlak, tanpa dinalar/dikaji terlebih
dahulu. Keadaan ini akan berbahaya bila logika sudah berubah menjadi fantisme.
d. Penemuan kebetulan dan coba-coba
Penemuan kebetulan dan coba-coba lebih didasarkan atas tindakan yang bersifat
untung-untungan. Tetapi walau merupakan sikap untung-untungan, banyak yang
menghasilakan manfaat. Sepanjang sejarah kehidupan manusia langkah ini sering
dilakukan dan banyak berguna bagi kemanusiaan serta pengembangan ilmu
pengetahuan.
Contoh :
1) Hokum Archimedes
2) Hokum newton
3) Penemuan kina sebagai obat malaria
Penemuan coba-coba (trial and error) diperoleh tanpa kepastian akan diperolehnya
suatu kondisi tertentu atau pemecahan suatu masalah. Usaha coba-coba pada
umumnya merupakan serangkaian percobaan tanpa kesadaran akan pemecahan
tertentu. Pemecahan terjadi secara kebetulan setelah dilakukan serangkaian usaha,
usaha yang berikut biasanya agak lain, yaitu lebih maju.
e. Pendekatan intuitif ( dorongan Hati)
Langkah ini dapat melalui proses yang cepat tanpa disadari atau terpikir lebih dulu.
Pencapaian pengetahuan seperti ini sukar dipercaya sebab tidak terdapat langkah-
langkah yang sistematis dan terkendali. Jadi begitu terlintas dalam pikiran langsung
dilaksanakan tanpa direnungkan terlebih dahulu manfaatnya. Metode yang demikian itu
biasa disebut metode apriori. Dalil-dalil seseorang yang apriori cocok dengan penalaran
belum tentu cocok dengan pengalaman atan data empiris. Meskipun demikian banyak
hasil langkah ini yang berguna.
C. Tujuan penelitian
Secara umum penelitian mempunyai tiga macam tujuan yaitu
1. Penemuan
Data dari penelitian yang dimulai dari permasalahan sampai temuan atau kesimpulan
penelitian adalah benar-benar baru dan sebelumnya belum pernah ada

2. Pembuktian
Masalah penelitian sampai hasil atau temuan penelitianbersifat menguji atau membuktikan
jika hasil penelitian masih relevan jika dilakukan di tempat lain, atau dalam waktu berbeda.
3. Pengembangan
Tujuan penelitian ingin mengembangkan ilmu pengetahuan yang sudah ada. Misalnya
penelitian mengacu pada penelitian sebelumnya.
Selanjutnya Creswell juga menyebutkan tujuan penelitian eksploratif yaitu
a. Mengawal fakta-fakta dasar, orang, dan perhatianatau pokok bahasan yang dicakup
b. Mengembangkan gambaran mental yang tertanam dengan baik tentang apa yang terjadi
c. Mengembangkan gagasan – gagasan dan mengembangkan teori-teori tentative dan
dugaan-dugaan
d. Memformulasikan pernyataan-pernyataan dan menyeleksi isu-isu untuk penyelidikan
yang lebih sistematik.
e. Mengembangkan teknik-teknik dan orientasi arah untuk penelitian selanjutnya.
Kiranya terdapat Creswell ini sudah sangat mewakili dari tujuan penelitian yang pernah
dilakukan oleh penulis sendiri maupun para akademis yang pernah melakukan penelitian.
Dengan pendapatnya ini juga bias menjadi sebuah acuan sekaligus membantu bagi para
mahasiswa yang belum pernah mengenaldan memahami sebuah tujuan penelitian.
D. Kajian Pustaka
Kajian teori/pustaka adalah gambaran terhadap seperangkat kumpulan konsep/konstruk, defenisi
dan proposisi yang terkait secara sistematis untuk menjelaskan dan memprediksikan tentang suatu
fenomena/gejala. Nama lainnya yaitu studi kepustakaan yang dituliakan oleh Nazir sebagai teknik
pengumpulan data dengan mengadakan studi penelaahan terhadap buku-buku, literator-literatur,
catatan-catatan dan laporan-laporan yang ada hubungannya dengan masalah yang dipecahkan.
Di dalam penelitian ini adalah sesuatu yang tidak boleh dianggap tidak penting, kecenderungan
yang sering terjadi bagi peneliti pemula adalah tidak melewati tahapan ini dengan baik. Kegiatan ini
tidak bias dipandang remeh. Penelitian yang bertujuan untuk membuktikan kebenaran hipotesis,
bahan yang terhimpun melalui kajian literature dapat digunakan untuk membangun hipotesis yang
kokoh, sehingga kecil kemungkinan hipotesis tidak terbukti. Untuk penlitian-penelitian yang
menggunakan hipotesis “sambil jalan” (seperti pendekatan studi kasus, pendekatan etnografi)
bahan hasil kajian literature bermanfaat untuk memberikan wawasan tentang objek kajian dan
membimbing arah penelitian.
Lengkapnya penulis akan menjelaskan paling sedikit ada empat manfaat dari kajian pustaka yaitu
1. Dapat menghindarkan kita dari terjadinya peniruan, plagiasi, dan penipuan dalam berbagai
bentuknya
2. Sebagai tanggung jawab moral, kejujuran bagi seorang ilmuan untuk menghargai pendapat
orang lain.
3. Menunjukkan bahwa masalah yang diteliti memang kaya makna sehingga layak untuk
dibicarakan kembali.
4. Menjelaksan bahwa penelitian yang dilakukan memang berbeda, sekaligus menunjukkan
bahwa dalam penelitian yang sedang dilakukan akan ditunjukkan hal-hal baru yang berbeda
dengan penelitian lain.
Sebagaimana pendapatnya I Made Wirartha, tinjauan pustaka yang selayaknya, yaitu :
menggunakan sumber-sumber terbaru, sumber-sumber yang relevan, sumber pustaka sebanyak-
banyaknya, dan tidak boleh dangkal melaikan membuat bobot.
Tujuan dari tinjauan pustaka tidak lain adalah untuk menjawab penyataan penelitian yaitu :
a. Apa jenis penelitian yang telah dilakukan sebelumnya terkait dengan topic penelitian yang
dilaksanakan
b. Apa hasil penelitian atau temuan yang diperoleh dari penelitian sebelumnya
c. Apa saran peneliti sebelumnya untuk diteliti lebih lanjut
d. Apa yang belum diteliti
e. Apa metode penelitian yang digunakan dalam penelitian sebelumnya
E. Variable
1. Pengertian variable
Ada beberapa defenisi variable diantaranya adalah sebagai berikut :
a. Variable adalah segala sesuatu yang akan menjadi objek pengamatan penelitian. Pengertian
yang dapat diambil dari defenisi tersebut ialah bahwa dalam penelitian terdapat sesuatu
yang menjadi sasaran yaitu variable sehingga variable merupakan fenomena yang menjadi
pusat perhatian penelitian untuk di observasi atau diukur.
b. Variable adalah konsep yang memiliki variasi nilai. Defenisi di atas mengandung makna
bahwa sesuatu atau konsep dapat disebut variable jika konsel tersebut memiliki variabilitas
atau dapat dibedakan menjadi beberapa jenis atau kategori.
Menurut Sugiyono, variable adalah segala sesuatu berbentuk apapun yang ditetapkan oleh
peneliti untuk dipelajari sehingga diperoleh informasi tentang hal tersebut,kemudian ditarik
kesimpulannya.
2. Klasifikasi variavel
Sugiyono membagi variabel penelitian berdasarkan hubungan antara satu variabel dengan
variabel yang lain :
a. Variabel independen atau variabel bebas (variabel stimulu, predictor, antecendent) adalah
variabel yang mempengaruhi atau yang menjadi sebab perubahannya atau timbulnya
variabel dependen (terikat). Contoh : penerapan suatu metode pembelajaran dala kelas
mempengaruhi hasil belajar. Variabel independennya adalah metode pembelajaran.
b. Variabel dependen atau variabel terikat (variabel output,criteria, konsekuen) merupakan
variabel yang dipengaruhi atau yang menjadi akibat karena adanya variabel bebas. Contoh
penerapan suatu metode pembelajaran dalam kelas mempengaruhi hasil belajar. Variabel
dependennya adalah hasil belajar.
F. Hipotesis
Tiap pernyataan tentang suatu hal yang bersifat sementara yang belum dibuktikan kebenarannya
secara empiris disebut hipotesis. Suatu hipotesis bila terbukti benar, menjadi fakta.
Trealease memberikan defenisi hipotesis sebagai “suatu keterangan sementara dari suatu fakta
yang dapat diamati. Sedangkan Goog dan Scates menyatakan bahwa “ hipotesis adalah sebuah
taksiran atau referensi yang dirumuskan serta diterima untuk sementara yang dapat menerangkan
fakta-fakta yang dapat diamati ataupun kondisi yang diamati dan digunakan berbagai petunjuk
untuk penelitian selanjutnya.

Anda mungkin juga menyukai