Anda di halaman 1dari 7

PEMBELAJARAN SAINS UNTUK ANAK SD/MI DENGAN

PENDEKATAN SAINTIFIK

Supriyati
Dosen Prodi PGMI
STAIN Jurai Siwo Metro

Abstract
Learning is a process of the interaction of learners with educators and learning resources pada suatu
lingkungan belajar. At elementary school age children experience rapid growth both in the physical
and inteligensi. Science is knowledge that is verifiable by using scientific methods. The process skills and
scientific attitude can be trained to learners to learn science. The nature of science is a product, process
and scientific attitude. The process of learning with a scientific approach which touches three domains
are cognitive, affective and psychomotor. Results of study with scientific approach makes students
productive, creative, and innovative. Enhancement affective through the strengthening of attitudes,
skills and integrated knowledge. Five basic learning experiences in the scientific approach is to observe,
ask, gather information, associates, and communicate.
Keywords: Learning of science, scientific approach .

A. PENDAHULUAN sat. Tahap perkembangan fisik, motorik, dan


Pembelajaran merupakan proses interaksi psikososial anak saling berhubungan. Saat anak
peserta didik dengan pendidik dan sumber bela- tumbuh dengan fisik yang sehat maka anak
jar pada suatu lingkungan belajar baik di sekolah akan lebih banyak beraktifitas sehingga kuali-
maupun di rumah. Proses Pembelajaran yang tas perkembangan motoriknya baik. Seseorang
bermakna adalah salah satu strategi agar tu- anak yang banyak beraktifitas dengan lingkun-
juan pendidikan dasar dapat terpenuhi. Tujuan gan sekitarnya baik orang tua, sodara, dan teman
tingkat pendidikan dasar adalah dalam rangka maka anak akan lebih banyak belajar berinter-
meletakkan dasar kecerdasan pengetahuan, ke- aksi dan meningkatkan kemampuan psikososial
pribadian, akhlak mulia serta ketrampilan untuk anak.
hidup mandiri dan mengikuti pendidikan lebih Pada usia 6-12 tahun anak memasuki
lanjut �. masa belajar di dalam dan di luar sekolah. Se-
Pendekatan pembelajaran yang digunak- lain anak belajar di sekolah anak juga belajar di
an harus disesuaikan dengan perkembangan rumah contohnya membuat latihan sehingga
anak. Perkembangan anak usia sekolah adalah mendukung hasil belajar di sekolah. Banyak as-
perkembangan masa pertengahan dan akhir pek perilaku yang di bentuk melalui penguatan
anak yang merupakan kelanjutan dari masa awal verbal, keteladanan, dan identifikasi (meneliti/
anak-anak. Perkembangan anak usia sekolah di- menelaah).
tandai dengan terjadinya perkembangan fisik, Pelajaran Sains di Sekolah Dasar merupak-
motorik, psikososial dan kognitif anak. an salah satu program pembelajaran yang ber-
Tahap perkembangan manusia baik fisik, tujuan untuk membina dan menyiapkan peserta
motorik, dan psikososial saat usia sekolah dasar didik agar peserta didik siap dan tanggap dalam
dan saat sebelum usia sekolah dasar sangat pe- menghadapi lingkungannya. Siswa dapat tang-

45
46| Elementary Vol. I Edisi 2 Juli 2015

gap dalam menghadapi lingkungannya dengan B. PEMBELAJARAN DENGAN


mengembangkan ketrampilan proses dan sikap PENDEKATAN SAINTIFIK
ilmiah.
Tujuan pengajaran sains di sekolah bisa Perkembangan Anak Usia Sekolah Dasar
sangat beragam diantaranya adalah sains seb- Seorang anak pada usia sekolah dasar akan
agai produk, sains sebagai proses, sains untuk mengalami perkembangan yang pesat. Anak
pengembangan sikap, dan sains untuk mengem- mengalami perkembangan pada aspek fisik (jas-
bangkan ketrampilan personal dan sosial. mani) dan kecerdasan (intellect), motorik dan
Kemampuan kognitif anak berkembang psikososial. Perkembangan anak pada intelek-
pesat saat anak mulai memasuki usia sekolah. tualnya berupa perkembangan anak pada ket-
Tahap perkembangan kognitif anak menurut rampilan kognitif. Perkembangan kognitif
Piaget terbagi menjadi tahap sensorimotorik anak adalah perkembangan yang berkaitan
(usia 0–2 tahun) pada tahap ini anak mengalami dengan kecerdasan anak yang diperlihat-
perkembangan melalui indra dan motoriknya, kan dengan kemampuan mengingat, me-
tahap praoperasional (usia 2–7 tahun) pada ta- mahami, dan penerapan berbagai objek
hap ini anak berpikir sangat egosentrik, selanjut- yang ada di lingkungannya. Kemampuan
nya tahap operasional konkrit (usia 7–11 tahun) untuk mengerti atau memahami berbagai obyek
pada tahap ini berpikir anak masih terikat pada ini sangat penting, karena hal itu akan menen-
hal-hal yang konkrit dan tahap terakhir adalah tukan jenis penyesuaian pribadi dan sosial yang
tahap operasional formal (usia 11 tahun sampai dilakukan anak. Anak akan mudah menyesuai-
dewasa) pada tahap ini anak telah mampu ber- kan pribadi dan sosialnya jika mereka memi-
pikir abstrak �. liki   pengertian dan pemahaman yang cukup
Kegiatan pembelajaran dengan pendekatan banyak tentang orang, peristiwa atau benda di
saintifik dilakukan melalui proses mengamati, sekitarnya.
menanya, mencoba, mengasosiasi, dan mengo- Perkembangan anak dipengaruhi oleh fak-
munikasikan atau dapat disingkat dengan 5M. tor internal dan faktor eksternal. Faktor internal
Pendekatan saintifik dapat digunakan untuk pada anak diantaranya adalah gen dan jenis kela-
anak usia sekolah dasar karena adanya proses min. Perkembangan anak yang berjenis kelamin
mengamati dan mencoba yang sejalan dengan laki-laki akan berbeda dengan perkembangan
teori perkembangan anak piaget yaitu pada ta- anak yang berjenis kelamin perempuan dalam
hap operasional konkrit dimana anak dalam berbagai aspek diantaranya kebiasaan, hobi, dan
berpikir masih terikat pada hal-hal yang konkrit. prilaku. Faktor eksternal diantaranya adalah ter-
Pada tahap ini anak masih belum dapat berpikir penuhinya nutrisi anak saat dalam kandungan,
secara abstrak maka proses pembelajaran akan terpenuhinya nutrisi anak saat setelah lahir, ka-
lebih bermakna untuk siswa jika dilakukan de- sih sayang yang diterima anak, dan lingkungan
ngan proses mengamati, menanya, mencoba. Se- sosial anak. Dengan adanya lingkungan sosial
hingga pada pembelajaran sains dapat dilakukan yang mendukung akan membuat perkemban-
dengan menekankan pemberian pengalaman gan anak lebih baik di segala aspek.
belajar secara langsung melalui penggunaan dan Tahap perkembangan kognitif anak pada
pengembangan keterampilan proses dan sikap usia 6 tahun menurut Piaget berada pada tahap
ilmiah yaitu dengan pendekatan saintifik. praoperasional anak masih bersifat egosentris.
Pada tahap ini pemikiran anak masih didomina-
si oleh hal-hal yang berkaitan dengan aktivitas
fisik dan persepsinya sendiri, sekalipun tidak se-
lalu apa yang ada dalam pikirannya ditampilkan
PEMBELAJARAN SAINS UNTUK ANAK SD/MI DENGAN PENDEKATAN SAINTIFIK | 47

lewat tingkah laku nyata. Prilaku anak seperti saat bertengkar dengan teman maka anak-anak
penguasaan bahasa yang sistematis, permainan akan cepat melupakan dan berbaikan kembali
simbolik, dan meniru menunjukkan bahwa anak dengan temannya.
sudah mampu untuk melakukan tingkah laku
simbolik. Pembelajaran Sains
Usia 7–11 tahun anak berada pada tahap Sains adalah pengetahuan yang diuji ke-
operasional konkrit. Pada tahapan ini yang benarannya dengan menggunakan metode il-
dapat dipikirkan oleh anak masih terbatas pada miah. Sehingga pengetahuan dikatakan ilmiah
benda-benda kongkret yang dapat dilihat dan atau tidak ditentukan oleh metode dalam men-
diraba, benda-benda yang tidak jelas, yang tidak guji kebenarannya. Sains mempelajari objek
tampak dalam kenyataan masih sulit dipikirkan yang ada di alam dan interaksinya yang menim-
oleh anak. Anak mengalami kesulitan berfikir bulkan fenomena.
abstrak sehingga proses pembelajaran dengan Pada proses pembelajaran sains pada siswa
menggunakan metode mengamati dan menanya SD/MI anak dapat di ajak untuk melakukan
suatu objek akan lebih bermakna pada siswa. pengamatan tentang fenomena yang ada di
Saat Usia di atas sebelas tahun anak berada alam, kemudian siswa di bimbing untuk men-
pada tahap operasional formal. Dalam tahap coba memahami apa yang terjadi dan dengan
ini anak telah mampu berfikir abstrak sehingga menggunakan pengetahuan baru siswa dapat
dapat mempertimbangkan semua kemungkinan meramalkan apa yang terjadi.
dalam memecahkan masalah dan mampu me- Ketrampilan proses dan sikap ilmiah dapat
nalar atas dasar hipotesis. Sehingga anak dapat dilatihkan ke peserta didik dengan mempelajari
meninjau masalah dari berbagai faktor saat sains. Ketrampilan proses terdiri dari ketrampi-
memecahkan masalah. Pemikiran anak menjadi lan dasar dan ketrampilan proses terintegrasi.
lebih kongkrit dan fleksibel dan mereka telah Ketrampilan dasar (Basic Skills) yang dapat
mampu menggabungkan beberapa informasi ditingkatkan berupa kemampuan mengamati,
dari sejumlah sumber yang berbeda. menggolongkan /mengklasifikasi, mengukur,
Pada masa sekolah anak-anak mempunyai mengkomunikasikan, mengintepretasi data,
tugas-tugas perkembangan yang di perlukan un- menggunakan alat, melakukan percobaan, dan
tuk tumbuh kembang anak yaitu belajar mem- menyimpulkan. Ketrampilan dasar didapat-
peroleh keterampilan fisik dengan permainan, kan dalam proses pembelajaran dengan meng-
belajar membentuk sikap-sikap sehat terhadap gunakan pendekatan saintifik. ketrampilan
dirinya sendiri juga orang lain, belajar memain- proses terintegrasi (Integrated skills) terdiri dari
kan peranan sesuai dengan jenis kelaminnya, merumuskan masalah, mengidentifikasi vari-
belajar bergaul dengan teman-teman sebaya, able, mendeskripsikan hubungan antar variable,
dan belajar keterampilan dasar seperti membaca, mengendalikan variable, mendefinisikan varia-
menulis dan berhitung. Dalam perkembangan bel secara operasional, memperoleh dan me-
melalui belajar anak perlu di beri pujian atau nyajikan data, menganalisis data, merumuskan
penghargaan dalam prestasinya. Pengawasan hipotesis, merancang penelitian, dan melakukan
dari guru dan orang tua juga diperlukan untuk penyelidikan.
memunculkan sikap dan kebiasaan yang baik. Pembelajaran sains dapat melatih siswa
Perkembangan seorang anak seperti yang untuk berfikir kritis, ulet, teliti dan Jujur. Hal
telah banyak terurai di atas, tidak hanya terbatas ini sejalan dengan pendapat Abruscato yang
pada perkembangan fisik, kognitif, dan motorik menyatakan bahwa pembelajaran sains di kelas
tetapi juga pada perkembangan psikologisnya dapat mengembangkan kognitif siswa, mengem-
baik mental maupun emosional. Seorang anak bangkan afektif siswa, mengembangkan psiko-
48| Elementary Vol. I Edisi 2 Juli 2015

motorik siswa, mengembangkan kreativitas sekitar kita). Sikap ilmiah adalah sikap yang
siswa, dan melatih siswa berfikir kritis �. Pem- diperlukan dalam memecahkan masalah atau
belajaran Sains dapat menjadikan siswa tanggap persoalan. Beberapa sikap ilmiah diantaranya
dalam menghadapi lingkungannya. adalah memiliki rasa ingin tahu atau kuriositas
Tujuan pembelajaran Sains (IPA) di seko- yang tinggi dan kemampuan belajar yang besar,
lah menurut Carin, dalam Khaerudin dan Soed- tidak dapat menerima kebenaran tanpa bukti,
jono adalah �: jujur, terbuka, toleran, skeptis, optimis, pember-
1. Menambah keingintahuan (Curiosity) ani, dan kreatif atau swadaya �.
Dasar pogram Sains akan menaruh per- Sains merupakan pelajaran yang mempela-
hatian pada keingintahuan murid tentang jari alam dan fenomena-fenomena di dalamnya
alam semesta dengan cara: dengan mempelajari sains peserta didik dapat
a. Mendorong siswa untuk menyelediki belajar berinteraksi dengan alam dan meman-
alam dengan teknologi, faatkan kekayaan sumberdaya alam dengan baik.
b. Mengembangkan kemampuan siswa Sains menurut Albert Einstein dalam yudianto
untuk mengajukan pertanyaan tentang memiliki nilai-nilai dalam berbagai segi kehidu-
alam semesta, pan yang sangat penting yaitu �:
c. Mengembangkan kemampuan siswa 1. Nilai Praktis
untuk mengidentifikasi masalah pen- Hasil-hasil penemuan sains, baik secara
gadaptasian manusia.  langsung atau tidak langsung dapat digu-
2. Mengembangkan keterampilan mengin- nakan dan dimanfaatkan manusia dalam
vestigasi (Skill For Investigation) kehidupan sehari-hari
Dasar program Sains akan mengembang- 2. Nilai Intelektual
kan keterampilan menginvestigasi alam Sains dengan metode ilmiahnya ban-
semesta, memecahkan masalah, dan mem- yak sekali digunakan untuk memecahkan
buat keputusan. masalah-masalah, karena dengan metode
3. Sains, Teknologi dan Masyarakat (Nature of ilmiah siswa dilatih untuk terampil dalam
Science, Technology and Society). memecahkan masalah bukan saja masalah
Dasar program Sains akan berusaha yang berkaitan dengan sains, tetapi ma-
mengembangkan pemahaman siswa dan salah-masalah lain yang berkaitan dengan
sikap tentang alam, keterbatasan, dan ke- sosial dan ekonomi
mungkinan yang akan timbul dari Sains 3. Nilai sosial politik-ekonomi
dan Teknologi. Negara-negara yang Sains dan teknolog-
inya maju akan mendapat tempat khusus
Hakikat sains (IPA) menurut Bundu
dalam kedudukan sosial, politik, dan eko-
adalah sebagai produk, proses dan sikap ilmiah
nomi di dunia internasional.

. Produk merupakan hasil yang didapat dari
4. Nilai keagamaan
mengumpulkan data yang disusun secara leng-
Siswa akan lebih memahami bahwa segala
kap dan sistematis. Produk berasal dari kegiatan
keteraturan yang ada di Jagat Raya ini ada
empiris dan analitik yang berupa fakta, data,
yang menciptakan dan mengaturnya. Siswa
konsep, prinsip, teori-teori, dan hukum-hukum.
dapat mencapai keyakinan terhadap kebe-
Sains sebagai proses adalah strategi yang dilaku-
saran tuhan dengan melihat keberadaan,
kan oleh ahli saintis dalam menemukan berb-
keindahan, dan keteraturan alam semesta
agai hal tentang alam dan fenomena-fenome-
ini.
nya. Dalam proses kita bisa berfikir memecah-
5. Nilai Pendidikan
kan masalah yang ada di lingkungan kita (alam
Sains merupakan salah satu faktor yg
PEMBELAJARAN SAINS UNTUK ANAK SD/MI DENGAN PENDEKATAN SAINTIFIK | 49

mempengaruhi kepercayaan, pola berfikir Pembelajaran dengan pendekatan saintifik


dan sikap manusia terhadap alam semesta dapat dilakukan dengan menggunakan model
sehingga menciptakan warganegara yang pembelajaran berbasis proyak (Project Based
sadar akan sains dan teknologi. Learning), Model pembelajaran penemuan
(Discovery Learning), dan model pembelajaran
Pendekatan Saintifik berbasis masalah (Problem Based Learning).
Kurikulum 2013 mengamanatkan esensi Menurut Permendikbud no. 81 A Tahun
pendekatan ilmiah atau pendekatan saintifik 2013 lampiran IV tentang Pedoman Umum
dalam pembelajaran karena proses pembela- Pembelajaran dinyatakan bahwa Proses pem-
jaran dipadankan dengan suatu proses ilmiah. belajaran terdiri atas lima pengalaman belajar
Proses ilmiah merupakan proses keilmuan un- pokok yaitu �:
tuk memperoleh pengetahuan secara sistematis 1. Mengamati;
berdasarkan bukti fisik (empiris). Metode il- Kegiatan belajar yang dilakukan dalam
miah umumnya menempatkan fenomena unik proses mengamati adalah: membaca, men-
dengan kajian spesifik dan detail untuk kemu- dengar, menyimak, melihat (tanpa atau de-
dian merumuskan simpulan umum. Metode ngan alat). Kompetensi yang dikembangkan
ilmiah merujuk pada teknik-teknik investigasi dengan mengamati adalah: melatih kesung-
atas suatu atau beberapa fenomena atau gejala, guhan, ketelitian, dan mencari informasi.
memperoleh pengetahuan baru, atau mengore- Metode mengamati mengutamakan keber-
ksi dan memadukan pengetahuan sebelumnya. maknaan proses pembelajaran (meaningfull
Untuk dapat disebut ilmiah, metode pencarian learning). Metode ini memiliki keunggulan
(method of inquiry) harus berbasis pada bukti- tertentu, seperti menyajikan media objek se-
bukti dari objek yang dapat diobservasi, empiris, cara nyata, peserta didik senang dan tertan-
dan terukur dengan prinsip-prinsip penalaran tang dengan adanya objek yang diamati, dan
yang spesifik. Karena itu, metode ilmiah umum- mudah pelaksanaannya. Tentu saja kegiatan
nya memuat serangkaian aktivitas pengumpulan mengamati dalam rangka pembelajaran ini
data melalui observasi atau ekperimen, mengo- biasanya memerlukan waktu persiapan yang
lah informasi atau data, menganalisis, kemudian lama dan matang, biaya dan tenaga relatif
memformulasi, dan menguji hipotesis. banyak, dan jika tidak terkendali akan men-
Proses pembelajaran dengan pendekatan gaburkan makna serta tujuan pembelajaran
saintifik menyentuh tiga ranah yaitu kognitif, yang dilakukan. Kegiatan mengamati dalam
afektif dan psikomotor. Hasil belajar dengan pembelajaran dilakukan dengan menempuh
pendekatan saintifik melahirkan peserta didik langkah-langkah seperti berikut ini �.
yang produktif, kreatif, inovatif, dan afektif me- a. Menentukan objek apa yang akan diob-
lalui penguatan sikap, keterampilan, dan penge- servasi
tahuan yang terintegrasi. Seperti nampak pada b. Membuat pedoman observasi sesuai
gambar 1 dengan lingkup objek yang akan diob-
servasi
c. Menentukan secara jelas data-data apa
yang perlu diobservasi, baik primer
maupun sekunder
d. Menentukan di mana tempat objek
Gambar 1. Keterkaitan ranah kognitif, Afektif, dan psikomotor beserta hasil yang akan diobservasi
Gambar 1. Keterkaitan
belajar pada pendekatanranah
saintifik. kognitif, Afek-
tif, dan psikomotor beserta hasil belajar pada e. Menentukan secara jelas bagaimana
Pembelajaran dengan pendekatan saintifik.
pendekatan saintifik dapat dilakukan dengan observasi akan dilakukan untuk men-
menggunakan model pembelajaran berbasis proyak (Project Based Learning),
Model pembelajaran penemuan (Discovery Learning), dan model pembelajaran
berbasis masalah (Problem Based Learning).
Menurut Permendikbud no. 81 A Tahun 2013 lampiran IV tentang Pedoman
Umum Pembelajaran dinyatakan bahwa Proses pembelajaran terdiri atas lima
pengalaman belajar pokok yaitu 109:
50| Elementary Vol. I Edisi 2 Juli 2015

gumpulkan data agar berjalan mudah mengembangkan kemampuan berpikir,


dan lancar dan menarik simpulan.
f. Menentukan cara dan melakukan pen- g. Membangun sikap keterbukaan un-
catatan atas hasil observasi , seperti tuk saling memberi dan menerima
menggunakan buku catatan, kamera, pendapat atau gagasan, memperkaya
tape recorder, video perekam, dan alat- kosa kata, serta mengembangkan tol-
alat tulis lainnya. eransi sosial dalam hidup berkelompok.
2. Menanya h. Membiasakan peserta didik berpikir
Kegiatan belajar menanya dilakukan spontan dan cepat, serta sigap dalam
dengan cara mengajukan pertanyaan ten- merespon persoalan yang tiba-tiba
tang informasi yang tidak dipahami dari muncul.
apa yang diamati atau pertanyaan untuk i. Melatih kesantunan dalam berbicara
mendapatkan informasi tambahan tentang dan membangkitkan kemampuan ber-
apa yang diamati (dimulai dari pertanyaan empati satu sama lain.
faktual sampai ke pertanyaan yang bersifat 3. Mengumpulkan Informasi
hipotetik). Kompetensi yang dikembang- Kegiatan belajar yang dilakukan pada tahap
kan dengan menanya adalah mengembang- mengumpulkan informasi adalah:
kan kreativitas, rasa ingin tahu, kemampuan a. melakukan eksperimen �;
merumuskan pertanyaan untuk membentuk b. membaca sumber lain selain buku teks;
pikiran kritis yang perlu untuk hidup cer- c. mengamati objek/ kejadian/aktivitas;
das dan belajar sepanjang hayat. Fungsi dari dan
tahapan menanya adalah: d. wawancara dengan narasumber.
a. Membangkitkan rasa ingin tahu, mi-
Kompetensi yang dikembangkan dalam
nat, dan perhatian peserta didik tentang
proses mengumpulkan informasi/ eksperi-
suatu tema atau topik pembelajaran.
men adalah mengembangkan sikap teliti,
b. Mendorong dan menginspirasi peserta
jujur, sopan, menghargai pendapat orang
didik untuk aktif belajar, serta mengem-
lain, kemampuan berkomunikasi, mener-
bangkan pertanyaan dari dan untuk dir-
apkan kemampuan mengumpulkan infor-
inya sendiri.
masi melalui berbagai cara yang dipelajari,
c. Mendiagnosis kesulitan belajar peserta
mengembangkan kebiasaan belajar dan be-
didik sekaligus menyampaikan ancan-
lajar sepanjang hayat.
gan untuk mencari solusinya.
4. Mengasosiasi
d. Menstrukturkan tugas-tugas dan mem-
Kegiatan belajar yang dilakukan dalam
berikan kesempatan kepada peserta
proses mengasosiasi/mengolah informasi
didik untuk menunjukkan sikap, keter-
sebagai berikut.
ampilan, dan pemahamannya atas sub-
a. Mengolah informasi yang sudah di-
stansi pembelajaran yang diberikan.
kumpulkan baik terbatas dari hasil keg-
e. Membangkitkan keterampilan peserta
iatan mengumpulkan/eksperimen mau
didik dalam berbicara, mengajukan
pun hasil dari kegiatan mengamati dan
pertanyaan, dan memberi jawaban se-
kegiatan mengumpulkan informasi.
cara logis, sistematis, dan menggunakan
b. Pengolahan informasi yang dikumpul-
bahasa yang baik dan benar.
kan dari yang bersifat menambah kel-
f. Mendorong partisipasi peserta di-
uasan dan kedalaman sampai kepada
dik dalam berdiskusi, berargumen,
pengolahan informasi yang bersifat
PEMBELAJARAN SAINS UNTUK ANAK SD/MI DENGAN PENDEKATAN SAINTIFIK | 51

mencari solusi dari berbagai sumber saat setelah lahir, kasih sayang yang diterima
yang memiliki pendapat yang berbeda anak, dan lingkungan sosial anak.
sampai kepada yang bertentangan. Ketrampilan proses dan sikap ilmiah dapat
Kompetensi yang dikembangkan dalam dilatihkan ke peserta didik dengan mempelajari
proses mengasosiasi/ mengolah inofrmasi sains. Ketrampilan proses terdiri dari ketrampi-
adalah mengembangkan sikap jujur, teliti, lan dasar (Basic Skills) dan ketrampilan proses
disiplin, taat aturan, kerja keras, kemam- terintegrasi (Integrated skills). Sikap ilmiah
puan menerapkan prosedur dan kemam- adalah sikap yang diperlukan dalam memecah-
puan berpikir induktif serta deduktif dalam kan masalah atau persoalan. Beberapa sikap
menyimpulkan. ilmiah diantaranya adalah bersifat objektif ter-
5. Mengkomunikasikan hadap fakta, jujur, terbuka, toleran, skeptis, opti-
Kegiatan belajar yang dilakukan dalam mis, pemberani, dan kreatif
mengkomunikasikan adalah menyampaikan Proses pembelajaran dengan pendekatan
hasil pengamatan, kesimpulan berdasarkan saintifik menyentuh tiga ranah yaitu kognitif,
hasil analisis secara lisan, tertulis, atau me- afektif dan psikomotor. Hasil belajar dengan
dia lainnya. Kompetesi yang dikembangkan pendekatan saintifik menjadikan peserta didik
dalam tahapan mengkomunikasikan adalah produktif, kreatif, inovatif, dan afektif melalui
mengembangkan sikap jujur, teliti, toleransi, penguatan sikap, keterampilan, dan pengeta-
kemampuan berpikir sistematis, mengung- huan yang terintegrasi.
kapkan pendapat dengan singkat dan jelas, Lima pengalaman belajar pokok pada
dan mengembangkan kemampuan berba- pendekatan saintifik adalah mengamati, menan-
hasa yang baik dan benar. ya, mengumpulkan informasi, mengasosiasi, dan
mengkomunikasikan.
Dalam sebuah pembelajaran diperlukan
penilain. Penilaian (Assesment) merupakan
DAFTAR PUSTAKA
proses pengumpulan dan pengolahan informasi
Badan Standar Nasional Pendidikan, Panduan
yang berfungsi untuk mengukur pencapaian ha-
Penyusunan KTSP Jenjang pendidikan
sil belajar peserta didik. Penilaian pada kuriku-
Dasar dan menengah, Jakarta: BSNP, 2006.
lum 2013 adalah penilaian autentik. Penilaian
Bundu, Patta, Penilaian Keterampilan Proses dan
Autentik memiliki relevansi yang kuat terhadap
Sikap Ilmiah dalam Pembelajaran Sains
pendekatan ilmiah. Penilaian autentik atau pe-
Sekolah Dasar. Jakarta: Depdikbud. 2006.
nilaian responsif dapat berupa penilaian kinerja,
Jasin, Maskoeri. 2002. Ilmu Alamiah Dasar. Ja-
penilaian portofolio, dan penilaian proyek. Pe-
karta: Raja Grafindo Persada.
nilaian Autentik mencoba untuk menggabung-
Khaeruddin dan Sudjiono, E. H, Pembelajaran
kan antara kegiatan guru mengajar, kegiatan
Sains (IPA) Berdasarkan Kurikulum Ber-
siswa belajar, motivasi & keterlibatan peserta
basis Kompetensi, Makassar: Badan Pener-
didik, dan ketrampilan belajar.
bit Makassar. 2005.
C. KESIMPULAN Pengembangan Profesi Pendidik, Materi Pelati-
Perkembangan anak dipengaruhi dua fak- han Implementasi Kurikulum 2013 tahun
tor yaitu faktor internal dan faktor eksternal. 2014, Jakarta: Kementerian Pendidikan
Faktor internal pada anak diantaranya adalah dan Kebudayaan.
gen dan jenis kelamin. Faktor eksternal dian- Sunarto, Perkembangan Peserta Didik, Jakarta:
taranya adalah terpenuhinya nutrisi anak saat Rineka Cipta, 2008.
dalam kandungan, terpenuhinya nutrisi anak Yudianto, Manajemen Alam Sumber Pendidikan
Nilai, Bandung: Mughni Sejahtera, 2010

Anda mungkin juga menyukai