PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Setiap tumbuhan memerlukan kondisi lingkungan yang sesuai untuk
pertumbuhan dan perkembangannya. Kondisi lingkungan tempat tumbuhan
berada selalu mengalami perubahan. Perubahan yang terjadi mungkin saja
masih berada dalam batas toleransi tumbuhan tersebut, tetapi seringkali terjadi
perubahan lingkungan yang dapat menyebabkan penurunan produktivitas atau
bahkan kematian pada tumbuhan. Hal ini menunjukkan bahwa setiap tumbuhan
memiliki faktor pembatas dan daya toleransi terhadap lingkungan.
Dalam suatu ekosistem, berbagai kelompok makhluk hidup mempunyai
perbedaan dalam bentuk, ukuran, dan kebutuhan hidupnya sebgai bagian
integral dari lingkungan hidupnya secara keseluruhan. Interaksi antara makhluk
hidup dengan habitat dan lingkungan fisiknya pada umumnya akan
memanfaatkan habitat dan lingkungan tersebut sebagai tempat tinggal atau
untuk memenuhi kebutuhan hidupnya, seperti untuk memperoleh air, udara,
makanan, nutrient dan sebagainya. Sebaliknya kegiatan makhluk hidup akan
mempengaruhi berbagai komponen biotic dan komponen abiotik di sekitarnya,
baik secara kualitatif maupun secara kuantitatif.
Dalam interaksi tersebut tumbuh–tumbuhan dan makhluk hidup lainnya
akan bereaksi dan menanggapi berbagai rangsangan (stimulus) pengaruh factor
ekologi tertentu dari lingkungannya. Reaksi interaksi tersebut dapat diketahui
dari berbagai perubahan dan modifikasi secara structural (anatomi dan
morfologi), fungsional (fisiologi), atau secara genetic sebagai antisipasi
adaptasi terhadap perubahan fisik, kimia atau kondisi habitatnya.
Selama kehidupan masih tetap berlangsung, keadaan-keadaan alam akan
terus menyertai aktivitas kehidupan setiap tumbuhan yang ada di dunia. Setiap
saat berlangsung peristiwa-peristiwa alam yang erat hubungannya dengan
kelangsungan hidup tumbuhan yang ada di dalamnya, seperti banjir, gunung
2
meletus, wabah penyakit, tanah longsor, badai, angin topan, gempa bumi dan
sebagainya. Keadaan ini dapat diartikan bahwa alam telah melakukan seleksi
terhadap tumbuhan yang ada di dalamnya. Apabila tumbuhan tersebut mampu
beradaptasi, maka tumbuhan tersebut akan dapat bertahan hidup, tetapi bagi
tumbuhan yang tidak mampu beradaptasi akan mati dan akhirnya punah.
Peristiwa inilah yang disebut dengan seleksi alamyang erat kaitannya dengan
jenis (spesies), macam (varian), rantai makanan, perkembangbiakan secara
kawin, genetika dan adaptasi. Berdasarkan latar belakang diatas, kelompok
kami berinisiatif untuk membuat makalah mengenai adaptasi.
B. Soal
Berdasarkan rumusan masalah diatas, dapat diuraikan beberapa pertanyaan
sebagai berikut :
1. Apa yang dimaksud dengan adaptasi?
2. Apa Penyebab Tumbuhan Beradaptasi?
3. Bagaimana adaptasi morfologi dari tumbuhan?
4. Bagaimana adaptasi fiosologi dari tumbuhan?
C. Manfaat
Dapat mengetahui konsep tentang adaptasi, terutama adaptasi tumbuhan.
Juga diharapkan nantinya mengetahui bagaimana tumbuhan melakukan
adaptasi, baik itu adaptasi morfologi ataupun adaptasi fisiologi. Mahasiswa
juga dapat mengetahui mengapa organisme seperti tumbuhan melakukan yang
namanya adaptasi.
3
BAB II
PEMBAHASAN
A. Adaptasi
Dalam lingkungan biosfer tempat hidup organisme tersebar sesuai dengan
kondisi habitat dan lingkungannya, mulai dari lingkungan perairan, dataran
rendah, pegunungan, gurun pasir sampai lautan atau daerah kutub yang tertutup
es. Kunci dari hubungan antara keanekaragaman habitat dengan jenis tumbuh-
tumbuhan dan biota lainnya adalah adaptasi (Hadi, 2016: 99).
Salah satu ciri makhluk hidup adalah mampu menyesuaikan diri dengan
lingkungannya. Kemampuan makhluk hidup untuk menyesuaikan diri dengan
lingkungannya disebut adaptasi. Adaptasi ini bertujuan untuk mempertahankan
hidupnya. Tiap jenis makhluk hidup memiliki cara-cara adaptasi yang berbeda
terhadap lingkungannya (Endah, 2011).
Menurut Yatim (1999), “adaptasi adalah sifat makhluk hidup untuk
menyesuaikan diri terhadap lingkungan hidupnya”. Adaptasi dapat pula berarti
sebagai suatu proses penyesuaian diri makhluk hidup dengan lingkungannya
atau dengan cara hidupnya sehingga dapat terus menerus mempertahankan
kehadirannya. Menurut Mc Naughton dan Wolf (1998) yang dimaksud dengan
adaptasi adalah “suatu proses evolusi sehingga organisme menjadi lebih
mampu hidup dalam suatu kondisi lingkungan yang ada atau suatu sifat turun
temurun (herediter) yang ditentukan secara genetik sehingga eksistensi
organisme tersebut menjadi lebih baik”. Dengan kata lain adaptasi adalah suatu
proses evolusi yang menyebabkan organisme mampu hidup lebih baik di
bawah kondisi lingkungan dan sifat genetic tertentu yang menyebabkan
organisme menjadi lebih mampu untuk bertahan hidup (Hadi, 2016: 99).
Menurut Sutantri (2014), organisme yang mampu beradaptasi terhadap
lingkungannya mampu untuk:
1. Memperoleh air, udara dan nutrisi (makanan)
4
1 2
9
2. Tumbuhan xerofit
Tumbuhan xerofit merupakan tumbuhan yang hidup dan tumbuh
berkembang di daerah yang habitatnya kering (Xeric). Habitat xerofit
merupakan habitat yang ketersediaan airnya terbatas atau kurang.
Menurut Hadi (2010:106) dalam kaitannya dengan ketersediaan air,
terdapat 3 tipe habitat xeric, yaitu:
a. Habitat xeric yang secara fisik sifatnya kering. Terdapat pada wilayah
yang kapasitas menahan air tanah cenderung rendah dan terdapat di
13
daerah beriklim kering, seperti gurun pasir, permukaan batuan atau lahan
kritis.
b. Habitat xeric yang secara fisiologis sifatnya kering. Terdapat pada
daerah yang airnya banyak atau melimpah, tetapi air tersebut sulit diserap
oleh tumbuh- tumbuhan karena salinitasnya terlalu tinggi, terlalu dingin
atau terlalu asam.
c. Habitat xeric yang secara fisik dan fisiologis keadaannya kering atau
kekurangan air, misalnya kawasan di lereng gunung.
Menurut Hadi (2010:106) berdasarkan ketahanannya terhadap faktor
kekeringan, tumbuhan xerofit dapat dikelompokan menjadi beberapa
kelompok, yaitu:
a. Tumbuhan xerofit yang menghindar terhadap kekeringan. Ciri – cirinya :
mempunyai siklus hidup yang pendek, selama periode yang kering
tumbuhan akan berada pada fase buah dan biji yang mempunyai perikarp
yang keras, dan dalam kondisi yang memungkinkan biji berkecambah
dengan siklus hidup yang pendek, atau biji masak sebelum musim kering
yang ekstrim.
b. Tumbuhan xerofit yang tahan menderita kekeringan. Tumbuhan yang
termasuk golongan ini biasanya mempunyai ukuran tubuh kecil, dengan
kapasitas toleransi dan dapat tumbuh menderita dengan kekeringan yang
tinggi.
c. Tumbuhan xerofit yang tahan terhadap kekeringan. Pada umumnya
tumbuhan yang termasuk dalam kelompok ini akan membentuk dan
memodifikasi organ- organ tubuh yang adaptif terhadap kondisi
kekeringan yang ekstrim, misalnya organ untuk penyimpan air.
Tumbuhan yang hidup dan tumbuh dihabitat yang kering pada umumnya
akan mengembangkan atau memodifikasi organ tumbuhan (sebagian atau
seluruhnya) sebagai reaksi dan perilaku adaptasi terhadap lingkungannya.
Modifikasi struktural pada tumbuhan xerofit mempunyai 2 karakteristik atau
ciri, yaitu karakter xeromorfik (xeromorphyc characters) dan karakter
xeroplastik (xeroplastic characters). Karakter xeromorfik merupakan
14
Gambar: Duranta sp
Sumber:Wikimedia Commons
d) Pada tumbuhan succulent, batang utama sering menjadi umbi
(bulbus) dan berdaging. Selain itu daunnya tumbuh langsung dari
ujung akarnya, misalnya tumbuhan Kleinia articulate.
16
Gambar: Kleinia
Sumber: Plants World.IN
3) Daun
Menurut Hadi (2010: 109) beberapa karakteristik adaptasi daun
antara lain:
a) Beberapa tumbuhan xerofit daunnya sering gugur dengan cepat
untuk mengurangi transpirasi dan evaporasi, atau kadang- kadang
daunnya (sebagian besar) tereduksi menjadi seperti sisik
(Asparagus sp. ) atau cemara (Casuarina equisetafolia ), atau daun
seperti jarum (Pinus merkusii).
Gambar: Asparagus sp
Sumber: tanamanherbal.com
17
yang jenuh air dan tanah yang kering. Contohnya: vegetasi hutan hujan,
padang rumput, lading atau kebun. Komunitas vegetasi mesofit yang paling
sederhana adalah komunitas vegetasi yang terdiri dari rerumputan, semak
atau tumbuhan herba dan vegetasi hutan hujan tropis (Hadi, 2010: 112).
Menurut Hadi (2010: 116- 118) karena tumbuhan epifit kebutuhan airnya
tergantung dari hujan, embun dan uap air di udara maka tumbuhan epifit
telah beradaptasi secara structural untuk dapat menyimpan air dan
mengurangi kehilangan atau kekurangan air. Adaptasi struktural yang
penting adalah sebagai berikut:
a. Adaptasi morfologi
1) Akar
Pada tumbuhan epifit berpembuluh sistem perakarannya tumbuh
berkembang dengan baik dan luas, terdapat 3 jenis sistem perakaran,
yaitu:
a) Akar penyerap (absorbs), merupakan akar yang berfungsi untuk
menyerap air, mineral dan bahan organis sebagai nutrient dari
celah-celah kulit pohon yang lembab dan telah membusuk yang
menjadi tempat tumbuh tumbuhan epifit.
b) Akar pelekat (clinging roots), merupakan akar yang berperan agar
tumbuhan epifit tetap melekat di permukaan batang pohon tempat
tumbuh dan menyerap nutrient dari humus dan debu yang
terakumulasi di permukaan kulit batang tumbuhan inang.
c) Akar udara (aerial roots), merupakan akar yang posisisnya
menggantung di udara untuk menyerap air dari atmosfer dan
berwarna hijau (mengandung klorofil) sehingga dapat melakukan
fotosintesis
2) Batang
Batang tumbuhan epifit berpembuluh maupun tidak, berkembang
dengan baik atau tidak. Beberapa jenis tumbuhan epifit kadang-
kadang pada batangnya membentuk batang succulent untuk
menyimpan air yang bentuknya seperti umbi (tuber) atau gelembung
seperti bola palsu (pseudobulbous).
3) Daun
Daun tumbuhan epifit pada umumnya mempunyai helai daun yang
terbatas, beberapa jenis anggrek bahkan mempunyai satu helai daun
20
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan pada pembahasan yang terdapat di atas, maka penyusun
mengambil beberapa kesimpulan, yaitu sebagai berikut.
1. Salah satu ciri makhluk hidup adalah mampu menyesuaikan diri dengan
lingkungannya. Kemampuan makhluk hidup untuk menyesuaikan diri
dengan lingkungannya disebut adaptasi. Adaptasi ini bertujuan untuk
mempertahankan hidupnya. Tiap jenis makhluk hidup memiliki cara-cara
adaptasi yang berbeda terhadap lingkungannya.
2. Tumbuhan akan tumbuh dan berkembang dengan baik jika toleran terhadap
pengaruh lingkungan dan dapat menyesuaikan diri dengan faktor tersebut.
Bila kondisi lingkungan kurang atau tidak sesuai, tumbuhan tersebut akan
berusaha bereaksi terhadap faktor lingkungannya sesuai dengan kemampuan
dan toleransinya.
3. Melalui perubahan-perubahan structural, fungsional dan sifat menurun,
proses kehidupan dan keberadaan (eksistensi), tumbuhan dapat berlangsung
dan dapat dipertahankan kehadiran serta sebaran geografi di habitatnya.
Modifikasi dalam proses adaptasi untuk tumbuhan tinggi terutama untuk
melibatkan bagian – bagian vegetative yang meliputi akar, batang dan daun;
atau bagian reproduktif seperti pada bagian – bagian bunga dan sifat – sifat
pemencaran biji.
4. Adaptasi Fisiologi Tumbuhan terjadi karena Respon Terhadap Cekaman Air
berupa Cekaman Kelebihan Air dan Cekaman Kekeringan; Respon
Tumbuhan Terhadap Kekurangan Oksigen; Respon Terhadap Cekaman
Garam; Respon Terhadap Cekaman Suhu berupa Panas dan Dingin; Respon
Terhadap Cekaman Cahaya; dan Respon Terhadap Herbivora.