PENDAHULUAN
KEGIATAN BELAJAR 1
Pengertian IPS SD dalam KTSP 2006 bahwa IPS itu merupakan salah satu mata
pelajaran yang diberikan mulai dari SD sampai SMA. Mata pelajaran IPS mengkaji
seperangkat peristiwa, fakta, konsep dan generalisasi yang berkaitan dengan isu
social. Pada jenjang SD mata pelajaran IPS adalah mata pelajaran yang memuat
materi geografi, sejarah, ekonomi dan sosiologi yang disajikan secara terpadu.
Melalui mata pelajaran IPS, peserta didik diarahkan untuk menjadi warga Negara
Indonesia yang demokratis, dan bertanggung jawab, serta warga dunia yang cinta
damai.
Adapun tujuan mata pelajaran IPS agar peserta didik memiliki kemampuan antara
lain lain :
1. Mengenal konsep-konsep yang berkaitan dengan kehidupan masyarakat dan
lingkungannya.
2. Memiliki kemampuan dasar untuk berfikir logis dan kritis, rasa ingin tahu,
inkuiri, memecahkan masalah, dan keterampilan dalam kehidupan social.
3. Memiliki komitmen dan kesadaran terhadap nilai-nilai social dan
kemanusiaan.
4. Memiliki kompetensi berkomunikasi, bekerja sama, dan berkompetisi atau
berdaya saing dalam masyarakat yang majemuk, baik di tingkat local, nasional,
dan global (dunia).
Mata pelajaran IPS juga memiliki ruang lingkup yang meliputi aspek-aspek sebagai
berikut :
1. Geograpi meliputi manusia, tempat, dan lingkungan.
2. Sejarah meliputi waktu, keberlanjutan, dan perubahan.
3. Ekonomi meliputi perilaku ekonomidan kesejahteraan.
4. Sosiologi meliputi kehidupan bermasyarakat dan pranata dalam masyarakat.
Secara lebih umum dapat kita katakan bahwa pembelajaran IPS di SD
berkenaan dengan pengenalan dan pemahaman peserta didik terhadap berbagai
peristiwa yang terjadi pada masa kini, yaitu yang lebih dikenal dengan isu-isu
social.
Istilah isu social dapat diartikan sebagai kabar atau berita suatu peristiwa yang
terjadi dan menyakut pada aktifitas kehidupan manusia di masyarakat serta tidak
jelas asal usulnya, masih berupa desas-desus atau kabar angina. Supaya memiliki
pengetian tertentu kita batasi dengan penggunaan istilah lain, yaitu, peristiwa. Dari
peristiwa ini dapat dilakukan suatu pengamatan, apakah peristiwa benar-benar
terjadi ataukah hanya isu belaka atau kabar angina. Peristiwa yang benar-benar
terjadi dapat dicari suatu fakta yang dapat diamati dan ditunjukkan secara jelas
sebagai kenyataan, wujud, dan sebagai realita.
Perkembangan ilmu-ilmu social didasari oleh pengungkapan fakta dan data
untuk selanjutnya sampai kepada konsep, generalisasi, teori, dan hokum. Jika
hubungan peristiwa, fakta dan data, konsep, generalisasi, teori dan hokum secara
skematis adalah sebagai berikut :
1. Peristiwa
2. Fakta/ data
3. Konsep
4. Generalisasi
5. Teori
6. Hokum
A. PRISTIWA
Peristiwa dalam Ilmu Pengetahuan Sosial adalah hal-hal yang pernah terjadi
terhadap kehidupan manusia. Peristiwa atau kejadian yang secara alamiah seperti
gunung meletus, banjir, tsunami, gempa bumi, gerhana matahari, dan sebagainya.
Ada juga yang bersifat insaniah seperti pembangunan jembatan, skandal korupsi,
pemilu, krisis moneter, inflasi, reformasi dan sebagainya.
Dengan kata lain peristiwa merupakan suatu kejadian yang benar-benar dan
pernah terjadi, tetapi masih perlu dibuktikan kebenarannya karena peristiwa
biasanya sudah menjadi sejarah yang terjadi dimasa lalu.
B. FAKTA
Secara harfiah fakta dapat diartikan bahwa yang dipercaya atau apa yang
benar dan merupakan kenyataan, realitas yang riil, benar dan juga merupakan
kenyataan yang nyata.
Secara ilmu sains, fakta merupakan hasil ovservasi yang bias dibuktikan secara
empiris karena itu sifat fakta bukan hasil perolehan secara acak, memiliki relevansi
dan berkaitan dengan teori.
Fakta dapat menyebabkan lahirnya teori baru, fakta juga dapat merupakan alas
an untu menolak teori yang ada dan bahkan fakta dapat mendorong untuk
mempertajam rumusan yang telah ada.
C. KONSEP
Konsep adalah suatu istilah, pengungkapan abstrak yang digunakan untuk
tujuan mengklasifikasikan atau mengategorikan suatu pokok dari suatu benda atau
gagasan atau peristiwa. Contohnya pada istilah keluarga.
Seperti yang telah dijelaskan bahwa konsep pada diri peserta didik tidaklah
mudah, disebabkan bahwa untu mencapai tujuan tersebut diperlukan kemampuan
memiliki kelompok diobservasi berdasarkan satu lebih karakteristik umum, agar
dapat mengabstraksikan dan membuat generalisasi.
Hasil penelitian membuktikan konsep efektif diajarkan jika sejumlah contoh
positif dikemukakan sehingga dapat dibentuk karakteristik dari konsep yang
diajarkan, diikuti dengan contoh negative yang menggambarkan absensinya
karakteristik yang membedakannya.
D. GENERALISASI
Schuneke (1988) mengemukakan bahwa generalisasi merupakan abstraksi
dan sangat terkait dengan konsep. Artinya dengan cara menelusuri proses
terbentuknya generalisasi. Untuk itu, diperlukan dua konsep, bias dari satu disiplin
ilmu social atau dari disiplin imu social yang berbeda.
Secara sederhana dapat didefinisikan bahwa generalisasi menunjukan adanya
hubungan diantara konsep dan berisi pertanyaan yang bersifatumum, tidak terkait
pada situasi khusus. Generalisasi dibentuk untuk membantu kita agar dapat
memahami atau mengerti tentang “dunia dimana kita hidup”.
1. Arti Sikap
Sikap memiliki pengertianyang rumit karena itu terdapat berbagai rumusan
tentang sikap yang dikemukakan para ahli, disebabkan adanya latar belakang
pemikiran dan konsep yang berbeda.
Menurut Thursone (dalam Rochiyati:1985) sikap adalah keseluruhan dari
kecenderungan dan perasan, pemahaman, gagasan, rasa takut, perasaan terancam,
dan keyakinan-keyakinan tentang sesuatu hal.
Sedangkan menurut Rochman Natawidjaya (1984:20) sikap adalah kesiapan
seseorang untuk memperlakukan suatu objek, di dalam kesiapan itu ada aspek
kognitif, afektif, dan kecenderungan bertindak.
2. Kaitan Nilai Dengan Sikap
Nilai juga dirumuskan secara beragam, dengan landasan berbeda-beda serta
tujuan dan disiplin yang berbeda pula. Untuk lebih memahami lagi nilai
merupakan konsep tentang kelayakan yang dimiliki sesorang atau kelompok, yang
mempengaruhi bagaimana seseorang atau kelompok mimilih cara, tujuan dan
perbuatan yang dikehendakinya sesuai dengan anggapannya bahwa pilihannya
adalah yang terbaik.
Dari kajian para ahli dapat ditegaskan dan disimpulkan bahwa terdapat kaitan
yang erat antara lain dengan aspek-aspek kognitif, aspek afektif dan
kecenderungan bertindak :
a. Ada hubungan timbal balik antara nilai dengan kognitif.
b. Ada hubungan timbal balik antara afektif dengan kognitif.
c. Mempengaruhi kesiapan seseorang yang pada akhirnya akan menuju
kepada terwujudnya perilaku yang sesuai dengan tingkat pemahaman dan
penghayatan terhadap “belief” (kayakinanya).
Sudah kita pahami bahwa KTSP IPS SD di kelas rendah dirancang untu membantu
peserta didik dalam mengembangkan pengetahuan pemahaman, pengertian, nilai
dan sikap dan keterampilan serta kemampuan/ kecakapan yang diperlukan siswa
untuk mempersiapkan dirinya dalam menghadapi kehidupan bermasyarakat yang
dinamis.
1. Keterampilan Intelektual atau Kemampuan Analisis
Dalam Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan IPS SD kelas rendah dalam
keterampilan intelektual diletakkan pula tentang kemampuan analisis dari peserta
didik dua hal yang tidak dapat dipisahkan. Kemampuan analisis adalah merupakan
bagian dari keterampilan intelektual, dimana kemampuan analisis merupakan
kemampuan/ kecakapan seseorang atau peserta didik untuk melakukan
penyelidikan terhadap suatu peristiwa dengan tujuan untuk mengetahui keadaan
sebenarnya. Kemampuan dan keterampilan ini memerlukan perkembangan
pemikiran yang kritis pada subjek didik.
Keterampilan dan kemampuan atau kecakapan ini antara lain meliputi hal-
hal sebagai berikut :
a. Keterampilan untuk memperoleh pengetahuan dan informasi melalui
pengumpulan fakta.
b. Keterampilan berfikir, menafsirkan, menganalisis dan
mengorganisasikan informasi yang dipilih dari berbagai sumber.
c. Kemampuan mengkritik informasi dan membedakan mana fakta, mana
yang opini.
d. Keterampilan membuat keputusan berdasarkan mampu mengambil
keputusan dengan professional.
e. Keterampilan memecahkan masalah, menerapkan hasil temuan dalam
system baru.
f. Keterampilan menggunakan media.
Keterampilan menyusun laporan, menggunakan peta, mengadakan
observasi, melakukan wawancara dan mengadakan penelitian sederhana,
kemampuan dan keterampilan ini mengantarkan peserta didik kepada
penyelesaian tugas-tugas kegiatan belajar dan kesiapan dalam menghadapi
masalah-masalah (termasuk masalah-masalah social) yang ada dihadapannya.
Untuk memperoleh keterampilan intelektual/ kemampuan analisis
tersebut, peserta didik perlu dilatih dalam berbagai kegiatan pembelajaran.
Disinilah pentingnya pendekatan PAIKEM dilakukan guru dan diterapkan secara
sungguh-sungguh dalam strategi dan metode belajar yang dikembangkan.
2. Keterampilan Personal
a. Keterampilan ini ada yang bersifat praktis disebut psikomotor.
b. Keterampilan studi dan kebiasaan kerja.
c. Keterampilan bekerja dalam kelompok.
d. Keterampilan akademik atau keterampilan belajar.
e. Keterampilan fisik, politik dan pengembangan emosional.
3. Keterampilan Sosial
Keterampilan ini meliputi kehidupan dan kerja sama, belajar memberi dan
menerima tanggung jawab, menghormati hak-hak orang lain, membina kesadaran
social anata lain :
a. Berdiskusi dengan teman
b. Bertanya kepada siapa pun
c. Menjawab pertanyaan orang lain
d. Menjelaskan kepada orang lain
e. Membuat laporan
f. Memerankan sesuatu
KEGIATAN BELAJAR 3