Anda di halaman 1dari 9

PROPOSAL PENELITIAN TINDAKAN KELAS

A. JUDUL PENELITIAN
Meningkatkan Motivasi Belajar pada Mata Pelajaran Bahasa Indonesia Melalui Pendekatan
Kontekstual pada Siswa Kelas III SD Negeri No.066429 Kecamatan Medan Marelan Kota Madya
Medan

B. PENDAHULUAN
Bahasa merupakan komponen yang penting dalam kehidupan sehari-hari. Melalui bahasa,
seseorang dapat berkomunikasi dengan orang lain, sehingga hubungan antar sesama dapat terjalin
dengan baik. Selain itu, bahasa juga dapat menunjukkan pribadi seseorang bahkan pribadi suatu
bangsa. Sebagian besar anggota masyarakat beranggapan bahwa orang yang santun dalam
berbahasa pasti memiliki kepribadian yang baik pula, begitu juga sebaliknya. Akan tetapi pada
kenyatannya sebagian besar masyarakat kita, khususnya anak-anak dan remaja lebih suka
menggunakan bahasa Indonesia yang sudah mendapatkan pengaruh dari bahasa lain, atau yang
lebih dikenal dengan bahasa “gaul”. Sedangkan bahasa Indonesia hanya digunakan oleh orang-
orang tertentu dan dalam situasi tertentu pula. Dengan demikian tanpa disadari bahasa Indonesia
akan semakin terpinggirkan dengan sendirinya, padahal sebagai bangsa yang baik, serta dalam
rangka menjalin persatuan dan kesatuan bangsa, maka kita harus menggunakan salah satu alat
pemersatu bangsa, yakni bahasa Indonesia.
Untuk berbahasa Indonesia yang baik dan benar, maka diperlukan pendidikan dan
pembelajaran bahasa Indonesia. Pendidikan bahasa Indonesia merupakan salah satu aspek penting
yang perlu diajarkan kepada siswa di sekolah. Oleh karena itu pemerintah membuat kurikulum
bahasa Indonesia yang wajib diajarkan kepada seluruh jenjang pendidikan, mulai dari tingkat
Sekolah Dasar (SD), sampai dengan tingkat Sekolah Menengah Atas (SMA), bahkan sampai
Perguruan Tinggi (PT). Hal itu dimaksudkan agar siswa mampu menguasai, memahami, dan dapat
mengimplementasikan keterampilan berbahasa dengan segala aspeknya, yakni menyimak
(mendengarkan), berbicara, membaca, dan menulis.
Bagi guru, pembelajaran bahasa Indonesia merupakan suatu tantangan tersendiri,
mengingat bahasa ini bagi sebagian sekolah merupakan bahasa pengantar yang dipakai untuk
menyampaikan materi pelajaran yang lain. Pembelajaran bahasa Indonesia berfungsi membantu
peserta didik untuk mengemukakan gagasan dan perasaan, berpartisipasi dalam masyarakat
dengan menggunakan bahasa tersebut, dan menemukan serta menggunakan kemampuan analitis
dan imajinatif (Depdiknas, 2006).
Sesuai dengan kenyataan yang terjadi pada saat ini, mata pelajaran bahasa Indonesia sering
diremehkan oleh sebagian besar siswa, bahkan dianggap sebagai mata pelajaran yang
membosankan, khususnya dalam aspek menulis. Siswa menganggap bahwa mata pelajaran bahasa
Indonesia adalah mata pelajaran yang selalu menulis, menulis, dan menulis. Peristiwa itu bisa
dilihat ketika siswa diminta untuk menulis sebuah karangan sederhana atau puisi, mereka sering
mengeluh dan terlihat bingung dengan apa yang ingin mereka tulis. Kebosanan, kejenuhan, serta
kebingungan siswa dalam hal menulis dapat disebabkan oleh beberapa faktor, antara lain :
1. Kurangnya minat siswa terhadap kegiatan menulis.
2. Kurangnya motivasi siswa, baik dari dalam diri mereka maupun dari lingkungan belajar.
3. Pengembangan strategi pembelajaran yang kurang membangkitkan keterampilan siswa
dan kreativitas siswa dalam berbahasa maupun bersastra.
Kurangnya motivasi belajar siswa dalam mata pelajaran bahasa Indonesia, khususnya pada
aspek menulis, secara otomatis menyebabkan prestasi belajar (hasil belajar) siswa kurang
mencapai target yang diharapkan.
Menurunnya motivasi siswa yang berakibat pada menurunnya prestasi belajar (hasil
belajar) siswa dapat dibuktikan dengan hasil tes yang dilaksanakan pada siswa kelas III SD Negeri
No.066429 Kecamatan Medan Marelan Kota Madya Medan. Dari tes tersebut diperoleh nilai rata-
rata yang seharusnya mencapai angka 7, pada kenyatannya hanya mencapai angka 6,7. Untuk
menulis karangan, hanya beberapa anak yang menulis tanpa kesalahan ejaan, sementara lebih dari
30% anak yang dikategorikan menulis dengan kesalahan ejaan terparah, dan hanya beberapa anak
isi tulisannya dapat dinilai baik, karena gagasan yang diungkapkan jelas dengan urutan yang logis.
Dengan permasalahan yang telah diuraikan sebelumnya, maka guru harus mengambil
tindakan, yakni dengan mencari dan menggunakan suatu pendekatan pembelajaran yang efektif,
inovatif, dan berpotensi memperbaiki pembelajaran menulis, sehingga meningkatkan minat,
motivasi, dan sikap siswa terhadap pembelajaran menulis. Dengan demikian guru dapat
menggunakan pendekatan kontestual (Contextual Teaching Learning (CTL)).
Pendekatan kontekstual atau (Contextual Teaching Learning (CTL) merupakan suatu
pendekatan dalam pembelajaran dengan konsep pembelajaran disesuaikan dengan kondisi siswa.
Dalam pembelajaran siswa mengalami sendiri, sedangkan guru hanya berperan sebagai fasilitator
dalam pembelajaran. Dengan pendekatan tersebut, diharapkan siswa dapat mengungkapkan atau
menuangkan gagasan, ide, serta pengalamannya dalam bentuk tulisan, baik berupa karangan
bebas (prosa), puisi, dongeng, dll. Dengan demikian secara otomatis siswa akan menyukai
pembelajaran menulis, karena mereka bisa menuangkan apa yang mereka pikirkan dan mereka
rasakan dalam bentuk tulisan. Selain itu, dengan pendekatan kontekstual, diharapkan siswa dapat
menghasilkan tulisa atau karya yang baik dan dapat dinikmati oleh orang lain.

C. RUMUSAN DAN RENCANA PEMECAHAN MASALAH


1. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, maka rumusan masalah pokok dalam penelitian ini adalah :
a. Apakah pendekatan kontekstual (Contextual Teaching Learning (CTL)) dapat
meningkatkan motivasi belajar siswa kelas III SD Negeri No.066429 Kecamatan Medan
Marelan Kota Madya Medan dalam mata pelajaran bahasa Indonesia pada aspek
menulis?
b. Apakah pendekatan kontekstual (Contextual Teaching Learning (CTL)) dapat
meningkatkan aktivitas siswa kelas III SD Negeri No.066429 Kecamatan Medan Marelan
Kota Madya Medan pada mata pelajaran bahasa Indonesia pada aspek menulis?
c. Apakah pendekatan kontekstual (Contextual Teaching Learning (CTL)) dapat
meningkatkan hasil belajar siswa kelas III SD Negeri No.066429 Kecamatan Medan
Marelan Kota Madya Medan pada mata pelajaran bahasa Indonesia pada aspek
menulis?

2. Rencana Pemecahan Masalah


Masalah rendahnya motivasi belajar siswa SD Negeri No.066429 Kecamatan Medan
Marelan Kota Madya Medan yang mengakibatkan menurunnya hasil belajar siswa dalam
pembelajaran menulis pada mata pelajaran bahasa Indonesia dapat diminimalisir dengan
menggunakan suatu pendekatan dalam pembelajaran. Dalam hal ini, dapat menggunakan
pendekatan kontekstual (Contextual Teaching Learning (CTL)). Dengan pendekatan tersebut
diharapkan dapat membakitkan dan meningkatkan minat, motivasi, dan sikap siswa terhadap
pembelajaran menulis.
Penerapan pendekatan kontekstual (Contextual Teaching Learning (CTL)) dalam kelas cukup
mudah. Secara garis besar, langkahnya adalah sebagai berikut :
1. Konstriktivisme (Constructivisme)
Mengembangkan pemikiran bahwa anak akan belajar lebih bermakna dengan cara bekerja
sendiri, menemukan sendiri, dan mengkonstruksi sendiri pengetahuan dan keterampilan
barunya. Dalam hal menulis, siswa dapat mengetahui sistematika menulis karangan
sederhana, puisi, cerita, dll. dengan belajar menulis karangan tanpa bantuan guru.

2. Menemukan (Inquiry)
Guru harus merancang kegiatan pembelajaran yang merajuk pada kegiatan menemukan
apapun materi yang diajarkannya. Dengan belajar menulis sendiri, siswa dapat menemukan
atau memahami secara langsung cara menulis yang benar.
3. Bertanya (Questioning)
Mengembangkan sifat ingin tahu siswa dengan kegiatan bertanya.
4. Masyarakat Belajar (Learning Community)
Menciptakan masyarakat belajar dengan pembentukan kelompok-kelompok belajar yang
anggotanya heterogen.
5. Pemodelan (Modeling)
Guru menghadirkan model sebagai contoh atau media dalam pembelajaran. Dalam
pembelajaran menulis dapat menggunakan model yang lingkungan sekitar siswa.
6. Refleksi (Reflection)
Refleksi dilakukan pada akhr pertemuan, misalnya dengan mencatat hal-hal yang telah
dipelajari diskusi, maupun hasil karya.
7. Autentik Asesmen (Authentic Assessment)
Melakukan authentic assessment (penilaian sebenarnya) dengan berbagai cara, baik dalam
proses maupun hasil sebagai tolok ukur keberhasilan pembelajaran.
Dari langkah-langkah di atas diharapkan siswa dapat termotivasi dan semakin menyukai
mata pelajaran bahasa Indonesia, khususnya pada aspek menulis, serta dapat menghasilkan tulisan
yang baik dan memperoleh hasil belajar yang memuaskan, yakni mencapai angka 7.
Dalam rencana pemecahan masalah dapat diuraikan menjadi dua siklus pertama sebagai
tolok ukur keberhasilan pembelajaran. Berikut perencanaan siklus-siklus dalam penelitian tindakan
di SD Negeri No.066429 Kecamatan Medan Marelan Kota Madya Medan :

a. Perencanaan Siklus I
Perencanaan : Peneliti membuat Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) dengan
kompetensi dasar menulis karangan, dan menyiapkan alat peraga atau media
yang diperlukan dalam penelitian tindakan. Pada siklus ini, peneliti
menggunakan media gambar seri untuk menulis karang sederhana. Guru
membuat gambar yang berhubungan dengan situasi yang aktual pada saat
ini. Gambar dibuat dengan ukuran yang sesuai, agar dapat dinikmati oleh
semua siswa.
Pelaksanaan : Siswa dibentuk ke dalam beberapa kelompok belajar. Siswa mengamati
rangkaian gambar seri yang telah disusun secara bersama-sama. Secara
berkelompok siswa menceritakan gambar tersebut dalam bentuk karangan
sederhana. Sebagai motivasi guru memberikan penhargaan kepada
kelompok dengan tulisan terbaik.
Observasi : Observasi dilakukan dengan menggunakan lembar observasi yang
berupa check list untuk mengetahui tingkat keterampilan dan daya imajinasi
siswa dalam menulis, mengetahui kemahiran siswa dalam mengolah kata-
kata sehingga menjadi sebuah karangan yang runtut, serta untuk mengetahui
keaktifan siswa dalam kelompoknya.
Refleksi : Guru membuat analisis data untu mengetahui tingkat keberhasilan tindakan
pada siklus I sebagai acuan untuk pelaksanaan pada siklus berikutnya.

b. Perencanaan Siklus II
Perencanaan : Guru membuat RPP dan mempersiapkan alat peraga ataupun media sebagai
penunjang pelaksanaan siklus II. Pada siklus ini, pembelajaran dilakukan di
luar kelas untuk mengurangi kejenuhan siswa, sehingga dapat menuangkan
imajinasinya dalam menulis. Pada siklus ini, guru menggunakan media
lingkungan sekitar. Siklus ke II ini, juga dilaksanakan sebagai tolok ukur
sejauh mana minat siswa terhadap pembelajaran menulis, serta untuk
mengetahui tingkat keterampilan siswa dalam menulis.
Pelaksanaan : Siswa menuliskan (menceritakan) hal yang ada dan terjadi di lingkungan
dalam bentuk paragraf. Jadi pada siklus II, guru mengambil tema lingkungan
desaku yang permai. Hal ini dilakukan sebagai pemantapan dalam
peningkatan keterampilan siswa dalam menulis.
Observasi : Observasi dilakukan dengan menggunakan lembar observasi yang
berupa check list untuk mengetahui tingkat keterampilan dan daya imajinasi
siswa dalam menulis, mengetahui kemahiran siswa dalam mengolah kata-
kata sehingga menjadi sebuah tulisan yang utuh dan runtut dengan
kesesuaian ejaan, pemakaian tanda baca yang tepat, serta kerapian tulisan
setelah pelaksanaan siklus II.
Refleksi : Guru membuat analisis data untuk mengetahui tingkat keberhasilan
tindakan. Jika hasilnya memenuhi target, maka penelitian tindakan akan
dihentikan, dan jika kurang berhasil maka penelitian tindakan akan
dilanjutkan pada siklus berikutnya.

D. TUJUAN
Penelitian ini bertujuan untuk :
a. Mengungkap pendekatan yang dapat meningkatkan motivasi belajar siswa kelas III SD
Negeri No.066429 Kecamatan Medan Marelan Kota Madya Medan pada mata pelajaran
bahasa Indonesia aspek menulis.
b. Mengungkap suatu pendekatan yang dapat meningkatkan aktivitas siswa kelas III SD
Negeri No.066429 Kecamatan Medan Marelan Kota Madya Medan pada mata pelajaran
bahasa Indonesia aspek menulis.
c. Mengungkap suatu pendekatan yang dapat meningkatkan hasil belajar siswa III SD Negeri
No.066429 Kecamatan Medan Marelan Kota Madya Medan pada mata pelajaran bahasa
Indonesia aspek menulis.

E. MANFAAT
a. Bagi Siswa
Penelitan ini diharapkan dapat memberikan pengalaman bagi siswa dalam pembelajaran,
sehingga siswa lebih termotivasi dalam belajar bahasa Indonesia, khususnya dalam aspek menulis.
Dengan demikian, siswa dapat menyukai kegiatan menulis dan dapat menegmbangkan kreativitas
siswa dalam menuangkan berbagai ide, gagasan, serta pengalamannya dalam sebuah tulisan
imajinatif yang dapat dinikmati oleh orang lain.

b. Bagi Guru
Penelitian ini dapat memberikan manfaat bagi guru, yakni dapat memberikan pengalaman
dan wawasan bagi guru bahwa dalam membelajarkan bahasa Indonesia, khususnya bagi siswa
kelas rendah membutuhkan suatu pendekatan dalam pembelajaran yang dapat memberikan rasa
nyaman dan rasa senang pada siswa pada saat pembelajaran. Sehingga siswa dapat termotivasi
dalam belajar dan akan berakibat pada pencapaian hasil belajar yang maksimal dan sesuai dengan
harapan.

c. Bagi Sekolah
Penelitian tindakan ini dilakukan sebagai tolok ukur dalam peningkatan dan perbaikan mutu
pembelajaran di sekolah.

F. KAJIAN PUSTAKA
1. Kajian Teori
Menulis merupakan bagian yang tak terpisahkan dalam seluruh proses belajar yang dialami
siswa selama menuntut ilmu di sekolah. Menulis memerlukan keterampilan karena diperlukan
latihan-latihan yang berkelanjutan dan terus-menerus (Dawson, dkk, dalam Nurchasanah 1997:68).
Secara garis besar menulis adalah bentuk dari komunikasi yang membutuhkan keterampilan agar
menghasilkan tulisan yang baik.
Tujuan yang diharapkan dalam pembelajaran menulis adalah agar siswa mampu
mengungkapkan gagasan, pendapat, dan pengetahuan secara tertulis serta memiliki kegemaran
menulis (Depdikbud, 1994).
Dalam belajar bahasa Indonesia, khususnya pada aspek menulis diperlukan motivasi yang
dapat meningkatkan hasil tulisan siswa.
Hal-hal yang dapat memotivasi siswa dalam belajar antara lain :
1. Anak yakin bahwa apa yang dipelajari akan bermanfaat bagi dirinya.
2. Situasi belajar yang menyenangkan
Menurut M. Sobry Sutikno, motivasi berpangkal dari kata motif yang dapat diartikan
sebagai daya penggerak yang ada dalam diri seseorang untuk melakukan aktivitas-aktivitas
tertentu demi tercapainya suatu tujuan. Mc. Donald, motivasi adalah perubahan energi dalam diri
sesesorang yang ditandai dengan munculnya “feeling” dan didahului dengan tanggapan terhadap
adanya tujuan.
Nasution (1992) mengungkapkan pengertian motivasi belajar, yaitu kondisi psikologis yang
mendorong seseorang untuk belajar. Sedangkan Nurhayati (1999, dalam Maulana, 2002)
berpendapat bahwa motivasi belajar adalah suatu dorongan atau usaha untuk menciptakan situasi,
kondisi, dan aktivitas belajar, karena didorong adanya kebutuhan untuk mencapai tujuan belajar.
Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa motivasi adalah dorongan dalam diri individu untuk
mencapai tujuan tertentu. Motivasi ada dua, yaitu motivasi intrinsik dan motivasi ekstrinsisk.
Motivasi intrinsik, adalah motivasi yang timbul dari dalam diri individu tanpa ada paksaan dari
orang lain, tetapi atas dasar kemauan sendiri. Motivasi ekstrinsik, adalah jenis motivasi yang tmbul
sebagai akibat pengaruh dari luar diri individu atau motivasi yang timbul karena pengaruh dari
lingkungan. Menurut McKeachie (1986), kemampuan guru menjadikan dirinya model mampu
membangkitkan rasa ingin tahu dan kesanggupan dalam diri peserta didik merupakan aset utama
dalam membangkitkan motivasi.
Peningkatan motivasi belajar siswa secara otomatis dapat mempengaruhi belajarnya. Hasil
belajar ditentukan oleh gabungan kemampuan dasar anak dan kesungguhan dalam belajar.
Kesungguhan ditentukan oleh motivasi belajar anak (Depdiknas, 2000).
Dalam meningkatkan motivasi belajar siswa, maka seorang guru perlu mengadakan inovasi dalam
pembelajaran, yakni dengan menggunakan pendekatan pembelajaran yang efektif dan inovatif.
Dalam hal ini, guru dapat menggunakan pendekatan kontekstual (Contextual Teaching Learning
(CTL)).
Pendekatan kontekstual atau Contextual Teaching Learning (CTL) merupakan konsep
belajar yang membantu guru mengaitkan antara materi yang diajarkan dengan situasi dunia nyata
siswa dan mendorong siswa membuat hubungan antara pengetahuan yang dimilikinya dengan
penerapannya dalam kehidupan mereka sebagai anggota keluarga dan masyarakat (Depdiknas,
2002).
Menurut Dr. Zolazlan Hamidi (2001), kaidah pendekatan kontekstual atau Contextual
Teaching Learning (CTL) adalah proses pembelajaran yang merangkumkan contoh yang diterbitkan
daripada pengalaman harian dalam kehidupan pribadi masyarakat serta profesi dan menyajikan
aplikasi hands-on yang konkrit (nyata) tentang bahan yang akan dipelajari.
Pendekatan kontekstual memilki tujuh komponen, antara lain :
1. Konstriktivisme (Constructivisme)
Mengembangkan pemikiran bahwa anak akan belajar lebih bermakna dengan cara bekerja
sendiri,menemukan sendiri, dan mengkonstruksi sendiri pengetahuan dan keterampilan barunya.
2. Menemukan (Inquiry)
Guru harus merancang kegiatan pembelajaran yang merajuk pada kegiatan menemukan
apapun materi yang diajarkannya.
3. Bertanya (Questioning)
Mengembangkan sifat ingin tahu siswa dengan kegiatan bertanya.
4. Masyarakat Belajar (Learning Community)
Menciptakan masyarakat belajar dengan pembentukan kelompok-kelompok belajar yang
anggotanya heterogen.
5. Pemodelan (Modeling)
Guru menghadirkan model sebagai contoh atau media dalam pembelajaran.
6. Refleksi (Reflection)
Refleksi dilakukan pada akhr pertemuan, misalnya dengan mencatat hal-hal yang telah
dipelajari diskusi, maupun hasil karya.
7. Autentik Asesmen (Authentic Assessment)
Melakukan authentic assessment (penilaian sebenarnya) dengan berbagai cara, baik dalam
proses maupun hasil sebagai tolok ukur keberhasilan pembelajaran.
Pembelajaran dengan pendekatan kontekstual bertujuan untuk membekali siswa dengan
pengetahuan yang secara fleksibel dapat diterapkan (ditransfer) dari suatu persalahan ke
permasalahan lain, dari suatu konteks ke konteks lain (Suara Merdeka, 16 Februari 2004).
Pengalaman siswa yang tumbuh dari lingkungan keluarga maupun masyarakat sekitar
merupakan material yang sangat berharga, dan dapat dikembangkan dalam pembelajaran. Dengan
penugasan dari guru, siswa bekerja sama untuk menyelesaikan masalah (problem-based
learning) dan saling menghargai, sehingga hubungan antar siswa akan lebih harmonis, dan hasil
menulis siswa akan lebih baik dengan memadukan pemikiran dari seluruh anggotanya. Dengan
pembelajaran di luar kelas, diharapkan siswa dapat memperoleh inspirasi dan imajinasi, sehingga
siswa dapat menulis dengan baik.

2. Hipotesis Tindakan
Dengan pendekatan kontekstual atau Contextual Teaching Learning (CTL), diharapkan dapat
meningkatkan motivasi belajar siswa kelas III SD Negeri No.066429 Kecamatan Medan Marelan
Kota Madya Medan pada mata pelajaran bahasa Indonesia dalam aspek menulis.

G. METODE PENELITIAN
1. Rancangan Penelitian
Penelitian ini menggunakan rancangan penelitian tindakan kelas (classromm-based action
research) dengan peningkatan pada unsur desain untuk memungkinkan diperolehnya gambara
kefektifan tindakan yang dilakukan.
a. Perencanaan Awal
Guru (peneliti) merencanakan kegiatan penelitian tindakan kelas dengan menentukan
kegiatan serta pendekatan yang akan dilaksanakan. Pada perencanaan awal ini, guru
mengidentifikasi masalah yang terjadi di kelas serta menentukan suatu penyelesaiannya dengan
menggunakan metode pembelajaran, model pembelajaran, maupun pendekatan pembelajaran
tertentu.
b. Perencanaan Tindakan
Guru (peneliti) membuat Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) sebagai pedoman dan
acuan dalam pelaksanaan penelitian tindakan kelas. Guru (peneliti) membuat jadwal perencanaan
tindakan kelas, dan mempersiapkan alat peraga atau media yang diperlukan dalam penelitian.
c. Pelaksanaan Tindakan
Penelitian tindakan kelas dilaksanakan sesuai dengan waktu yang telah direncanakan.
Penelitian dilaksanakan oleh guru kelas dan dapat bekerja sama dengan guru lain yang tebentuk
dalam satu tim agar hasilnya lebih maksimal.
d. Observasi
Observasi merupakan kediatan pengamatan/pengambilan data untuk mengetahui seberapa
jauh efek tindakan. Observasi dapat dilakukan dengan menggunakan lembar observasi.
e. Refleksi
Guru (peneliti) mengadakan refleksi untuk mengetahui tingkat keberhasilan siswa terhadap
penelitian yang telah dilaksanakan sebagai pedoman atau acuan dalam pelaksanaan siklus
berikutnya.

2. Perencanaan Tahap Penelitian


a. Perencanaan Siklus I
Perencanaan : Peneliti membuat Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) dengan
kompetensi dasar menulis karangan, dan menyiapkan alat peraga atau media
yang diperlukan dalam penelitian tindakan. Pada siklus ini, peneliti
menggunakan media gambar seri untuk menulis karangan sederhana. Guru
membuat gambar yang berhubungan dengan situasi yang aktual pada saat
ini. Gambar dibuat dengan ukuran yang sesuai, agar dapat dinikmati oleh
semua siswa.
Pelaksanaan : Siswa dibentuk ke dalam beberapa kelompok belajar. Siswa mengamati
rangkaian gambar seri yang telah disusun secara bersama-sama. Secara
berkelompok siswa menceritakan gambar tersebut dalam bentuk karangan
sederhana. Siswa membacakan hasil karyanya. Karya dipajangkan, dan
memdapatkan komentar dari kelompok lain. Guru dan siswa menetapkan
kelompok dengan hasil karya terbaik dan kelompok terkompak. Guru
memberikan penghargaan kepada kelompok-kelompok yang terpilih.
Observasi : Observasi dilakukan dengan menggunakan lembar observasi yang
berupa check list untuk mengetahui sejauh mana minat siswa dalam
mengikuti pembelajaran dengan motivasi-morivasi yang diberikan guru,
untuk mengetahui aktivitas siswa dalam pembelajaran, serta tingkat tingkat
keterampilan dan daya imajinasi siswa dalam menulis, mengetahui
kemahiran siswa dalam mengolah kata-kata sehingga menjadi sebuah
karangan yang runtut, serta untuk mengetahui keaktifan siswa dalam
kelompoknya.
Refleksi : Guru membuat analisis data untu mengetahui tingkat keberhasilan tindakan
pada siklus I sebagai acuan untuk pelaksanaan pada siklus berikutnya.

b. Perencanaan Siklus II
Perencanaan : Guru membuat RPP dan mempersiapkan alat peraga ataupun media sebagai
penunjang pelaksanaan siklus II. Pada siklus ini, pembelajaran dilakukan di
luar kelas untuk mengurangi kejenuhan siswa, sehingga dapat menuangkan
imajinasinya dalam menulis. Pada siklus ini, guru menggunakan media
lingkungan sekitar. Siklus ke II ini, juga dilaksanakan sebagai tolok ukur
sejauh mana minat siswa terhadap pembelajaran menulis, serta untuk
mengetahui tingkat keterampilan siswa dalam menulis.
Pelaksanaan : Siswa menuliskan (menceritakan) hal yang ada dan terjadi di lingkungan
siswa dalam bentuk paragraf ataupun puisi. Dengan kebebasan siswa untuk
memilih bentuk karyanya, diharapkan siswa merasa senang dan lebih
meningkatkan keterampilan menulisnya sesuai dengan kemampuan siswa.
Observasi : Observasi dilakukan dengan menggunakan lembar observasi yang
berupa check list untuk mengetahui sejauh mana minat siswa terhadap
pembelajaran menulis setelah pelaksanaan siklus I, untuk mengetahui
aktivitas siswa dalam pembelajaran, serta untuk mengetahui tingkat
keterampilan dan daya imajinasi siswa dalam menulis, mengetahui
kemahiran siswa dalam mengolah kata-kata sehingga menjadi sebuah tulisan
yang utuh dan runtut dengan kesesuaian ejaan, pemakaian tanda baca yang
tepat, serta kerapian tulisan setelah pelaksanaan siklus II.
Refleksi : Guru membuat analisis data untuk mengetahui tingkat keberhasilan
tindakan. Jika hasilnya memenuhi target, maka penelitian tindakan akan
dihentikan, dan jika kurang berhasil maka penelitian tindakan akan
dilanjutkan pada siklus berikutnya.

3. Tempat Penelitian
Penelitian dilaksanakan di SD Negeri No.066429 Kecamatan Medan Marelan Kota Madya Medan.

4. Subjek Penelitian
Subjek penelitian adalah siswa kelas III SD Negeri No.066429 Kecamatan Medan Marelan
Kota Madya Medan , berjumlah 33 siswa untuk semester 1 tahun ajaran 2019/2020.

5. Data dan Sumber Data


Jenis data dapat bersifat kuantitatif dan kualitatif. Data kuantitatif dapat berupa
peningkatan hasil belajar siswa setelah dilakukan penelitian tindakan. Data kuantitatif
menerangkan minat siswa dalam belajar, suasana kelas, dan aktivitas siswa.
Sumber data dapat diperoleh dari guru, siswa, dan dokumen.

6. Teknik Pengumpulan Data


Data dapat diperoleh dari lembar observasi yang berupa check list dan skala penilaian.

7. Teknik Analisis Data


Analisis data dapat dilakukan dengan menggunakan analisis deskriptif.
8. Indikator Keberhasilan
Indikator keberhasilan tercapai jika siswa memperoleh nilai 7 pada mata pelajaran bahasa
Indonesia, khususnya dalam aspek menulis.

8. JADWAL PENELITIAN TINDAKAN KELAS


Oktober Minggu ke 5 hari ke
No. Pelaksanaan penelitian
1 2 3 4 5 6
1. Siklus I
a. Perencanaan Ü
b. Tindakan Ü
c. Observasi Ü
d. Refleksi Ü

2. Siklus II
a. Perencanaan Ü
b. Tindakan Ü
c. Observasi Ü
d. Refleksi Ü

3. Siklus III
a. Perencanaan Ü
b. Tindakan Ü
c. Observasi Ü
d. Refleksi Ü

4. Pelaporan hasil penelitian Ü Ü

9. TIM PENELITIAN
a. Nama : Rizki Anum Lubis, S.Pd.I
NIM :-
Jabatan : Ketua
Lokasi penelitian : SD Negeri No.066429 Kecamatan Medan Marelan

b. Nama : Saripuddin Nasution, S.Pd,MI


NIP : 19861109 201001 1 011
Jabatan : Anggota
Daftar Pustaka

Alfianto, Achmad, 2006. Pelajaran Bahasa Indonesia di Sekolah, Metamorfosis Ulat menjadi
Kepompong. Artikel Pendidikan Network, (Online), (http://re-researchengines.com, diakses 24
Oktober 2007).
Aqib, Zainal, 2006. Penelitian Tindakan Kelas untuk Guru. Bandung: Yrama Widya.
Depdikbud, 1994. Kurikulum SD GBPP Bahasa Indonesia. Jakarta: Depdikbud.
Depdiknas, 2002. Pendekatan Kontekstual (Contextual Teaching Learning (CTL)). Jakarta:
Depdiknas.
Depdiknas, 2007. Motivasi Kuat, Prestasi Meningkat, Meningkatkan Motivasi Belajar Anak/Siswa.
Artikel Les Privat FSQ, (Online), (http://lesprivat.fsq.blogspot.com, diakses 24 Oktober 2007).
Hamidin, Zolazlan, 2001. P&P Kontekstual Sains dan Matematik, (Online),
(http://www.tutor.com.my, diakses 22 Nopember 2007).
Mastur, Zainuri, 2004. Model Pembelajaran Lingkungan, (Online), (http://www.suaramerdeka.com,
diakses 6 Nopember 2007).
Pepak, Pustaka, 2006. Masalah Motivasi Belajar, (Online), (http://pepak.sabda.org, diakses 24
oktober 2007).
Pulang, Rindu, 2007. Menulis itu Indah, (Online), (http://rindupulang.blogspot.com, diakses 24
Oktober 2007).
Sutikno, M. Sobry, 2007. Peran Guru dalam Membangkitkan Motivasi Belajar Siswa, (Online),
(http://www.bruderfic.or.id, diakses 22 Nopember 2007).
Wijayanti, Ari, 2007. Pengajaran Bahasa Indonesia yang Efektif. Portal Dunia Guru, (Online),
(http://lubisgrafura.wordpress.com, diakses 24 Oktober 2007).

Anda mungkin juga menyukai