UNIVERSITAS TERBUKA
UNIT PROGRAM BELAJAR JARAK JAUH PURWOKERTO
POKJAR SLAWI
2015.2
PENGGUNAAN METODE DEMONSTRASI DAN LATIHAN-LATIHAN
UNTUK MENGEMBANGKAN MOTORIK HALUS ANAK MELALUI
KEGIATAN MENCAP DENGAN BAHAN ALAM PADA KELOMPOK B DI
TAMAN KANAK-KANAK PERTIWI 26-87 DERMASUCI KECAMATAN
PANGKAH KABUPATEN TEGAL
TAHUN PELAJARAN 2015-2016
ABSTRAK
Kami yang bertanda tangan dibawah ini, Tumbuh Jarwanti, S.Pd.AUD selaku
pembimbing karya ilmiyah dari mahasiswa :
Menyatakan bahwa karya ilmiyah dari mahasiswa tersebut diatas dengan judul “
Penggunaan Metode Demonstrasi dan Latihan-latihan untuk Mengembangkan
Motorik Halus Anak Melalui Kegiatan Mencap dengan Bahan Alam pada
Kelompok B di Taman Kanak-Kanak Pertiwi 26-87 Dermasuci Kecamatan
Pangkah Kabupaten Tegal Tahun Pelajaran 2015-2016 “ . Layang diunggah ke
aplikasi karya ilmiyah Universitas Terbuka dengan telah memperhatikan
ketentuan penulisan karya ilmiyah sesuai panduan yang telah ditetapkan dan
ketentuan anti plagiat.
Pembimbing
A. Latar Belakang
Taman Kanak-kanak ( TK ) merupakan bentuk pendidikan anaka usia dini yang berada
pada pendidikan jalur formal sebagaimana dinyatakan dalam undang-undang sisdiknas no.20
tahun 2003 pada pasal 28 “ Pendidikan anak usia dini pada jalur pendidikan formal berbentuk
Taman Kanak-kanak ( TK ) Pertiwi 26-87 Dermasuci atau bentuk lain yang sederajat.
Pendidikan Taman Kanak-kanak merupakan salah satu bentuk lembaga pendidikan
Prasekolah, tugas utama TK adalah mempersiapkan anak dengan memperkenalkan berbagai
pengetahuan, sikap/prilaku, dan ketrampilan agar anak dapat melanjutkan kegiatan belajar
yang sesungguhnya di sekolah dasar.Untuk dapat menggali potensi yang dimiliki oleh setiap
anak, maka diperlukan adanya usaha yang sesuai dengan kondisi anak masing-masing. Upaya
ini bisa dilakukan dengan berbagai macam cara termasuk mengembangkan motorik halus
anak melalui kegiatan mencap dengan bahan alam.
Usia dini dianggap sebagai usia keemasan (the golden age) karena pada usia tersebut
anak sedang mengalami perkembangan yang sangat pesat baik secara fisik maupun psikis.
Pada usia 4-6 tahun merupakan masa peka dalam perkembangan aspek berfikir logis anak,
masa peka adalah masa terjadinya pematangan fungsi-fungsi dan psikis yang siap merespon
stimulasi dan pengasimilasi atau menginternalisasikan kedalam pribadinya.
Dalam pembelajaran motorik halus khususnya pada kegiatan mencap di TK Pertiwi 26-87
Dermasuci pada anak kelompok B ditemui adanya permasalahan dalam kegiatan tersebut
yaitu anak mengalami kesulitan untuk melakukan kegiatan mencap, anak yang mau mengikuti
kegiatan tersebut tidak bisa mencapai hasil yang sesuai dengan harapan guru, anak kurang
percaya diri untuk melakukan kegiatan mencap, guru kurang bisa memotivasi anak untuk
melakukan kegiatan tersebut, guru tidak memberikan penjelasan terlebih dahulu tentang
langkah-langkah kegiatan
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah diatas maka penulis merumuskan masalah
sebagai berikut “ Apakah kegiatan mencap dalam mengembangkan motorik
halus anak dapat ditingkatkan dengan metode demonstrasi dan latihan-
latihan?”
C. Tujuan Penelitian
Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan kemampuan mencap pada anak
kelompok B di TK Pertiwi 26-87 Dermasuci Kecamatan Pangkah Kabupaten
Tegal dalam mengembangkan motorik halus anak.
A. Bahan Alam
Media dalam mencetak/mencap terdiri dari bahan dan alat. Bahan alam adalah
material yang akan digunakan sebagai bahan karya sifat bahan dipakai sekali, setelah
dipakai tidak dapat dipakai sebagai bahan lagi.
Kegiatan mencetak/mencap dengan bahan alam yaitu terdapat master baik sebagai
acuan yang sudah jadi ( cap tiga jari, penampang pelepah daun pisang, belimbing, batang
papaya, wortel, dll )
Mencetak/mencap menggunakan bahan alam tidak berbahaya bagi anak karena
bahannya dari alam, tidak mengandung bahan kimia apapun, selain itu untuk
mengenalkan anak pada alam mereka tertantang untuk lebih memahami arti bermain
sambil belajar yang dikaitkan dengan tingkah laku manusia.
B. Motorik Halus
Fisik adalah sebuah jasad atau tubuh. Namun pembahasan masalah fisik tidak
terbatas pada tubuh atau jasad saja, tetapi juga menyangkut keterampilan-keterampilan
gerakan (Motorik) yang dapat dilakukan oleh tubuh dan anggota tubuh serta bagian tubuh
paling vital, yaitu otak dan system syaraf.
Kuhlen dan Thompson ( Hurlock, 1956 ) mengemukakan bahwa perkembangan fisik
seorang anak manusia meliuti 4 aspek, yaitu (a) Sistem saraf di otak, yang mempengaruhi
perkembangan kecerdasan dan emosi, (b) Otot-otot yang mempengaruhi perkembangan
kekuatan dan perkembangan motorik, (c) Kelenjar endoktrin, yang menyebabkan
munculnya pola-pola tingkah laku baru, (d) Struktur tubuh/fisik, meliputi tinggi, berat,
dan proporsi. Kematangan system saraf di otak turut mengatur pertumbuhan otot
sehingga kemungkinan berkembangnya kompetensi atau keterampilan motorik anak.
Keterampilan motorik dibagi 2 jenis, yaitu :
1. Motorik kasar, adalah gerakan yang membutuhkan otot-otot besar dan tenaga, seperti
untuk gerakan berjalan, berlari, melompat, memanjat, dan sejenisnya.
2. Motorik halus, adalah gerakan yang hanya membutuhkan otot-otot kecil dan tidak
memerlukan tenaga yang besar, seperti menulis, menggunting, melipat, meronce,
mencap, mencetak, dan sejenisnya. (Hurlock, 1978).
Brede Kamp (1997) menjelaskan bahwa pengembangan fisik anak usia pra sekolah
seharusnya dilakukan dalam seluruh kegiatan pengembangan kurikulum.
Pengembangan seni lebih menekankan pada bagaimana anak-anak melakukan sesuatu
dengan kemampuan motorik halusnya dalam menghasilkan berbagai aktivitas yang
kreatif.
Kemampuan motorik halus merupakan kemampuan anak untuk melakukan kegiatan
yang melibatkan koordinasi antara mata, tangan, dan otot-otot kecil pada jari-jari,
pergelangan tangan, lengan yang digunakan untuk aktivitas seni, seperti menggunting,
melukis, dan mewarnai.
Lowend Feld menyatakan bahwa anak usia 3-4 tahun telah memasuki tahap pra-bagan
(pre-schematic).
Anak sedah dapat meniru bentuk persegi pada usia empat tahun dan segitiga pada usia
lima tahun. Objek-objek yang ditampilkan anak dalam gambar merupakan objek-objek
yang berada dalam lingkungan sekitar anak.
C. Mencap
Pemahaman tentang pengetahuan dan keterampilan mencetak/mencap merupakan hal
yang sangat penting bagi seorang guru Taman Kanak-kanak, karena proses keterampilan
mencetak/mencap bagi anak merupakan kegiatan bermain dan berseni anak. Bermain
adalah naluri bagi setiap anak terlebih pada usia dini, yang mempunyai andil besar bagi
proses mematangkan
emosional anak sehingga dapat memenuhi kebutuhan setiap fase perkembangan
psikologi anak.
Dalam seni grafis dibutuhkan acuan, yang berfungsi sebagai master gambar-gambar
yang nantinya akan dipergunakan sebagai alat mencetak/mencap, dengan adanya acuan
yang kemudian dipakai untuk proses kegiatan memproduksi karya yang berjumlah
banyak inilah yang dimaksud mencetak/mencap dalam seni grafis, karena
mencetak/mencap dalam seni grafis suatu cara memperbanyak gambar dengan alat
mencetak /mencap.
Mencetak/mencap dapat dilakukan dengan cara yang sangat sederhana sampai
dengan cara yang sangat rumit. Adapun cara-cara mencetak/mencap yang sederhana anda
dapat lakukan pada media yang dapat ditemukan disekeliling anda misalnya dengan
pelepah pisang, daun pisang yang dipotong melintang kemudian pada permukaan
penampangnya diberi pewarna dengan sepuhan, teres, atau cat air lalu dicapkan pada
bidang datar, contoh yang lain misalnya buah belimbing yang dipotong melintang lalu
permukaan penampangnya diberi pewarna, lalu dicapkan pada kertas atau bidang datar
lainnya.Kegiatan ini bagi anak usia dini sangat digemari, karena kegiatan ini seperti
kegiatan bermain, tetapi memiliki makna bagi anak.
D. Metode Demonstrasi
Metode demonstrasi adalah suatu strategi kegiatan pengembangan dengan cara
memberikan pengalaman belajar melalui perbuatan melihat dan mendengarkan yang
diikuti dengan meniru pekerjaan yang didemonstrasikan, metode demonstrasi dapat juga
dikatakan sebagai satu metode untuk memperagakan serangkaian tindakan berupa gerakan
yang menggambarkan suatu cara kerja atau urutan proses sebuah peristiwa/kejadian,
biasanya metode demonstrasi ini dipakai untuk membuktikan sesuatu atau gerakan untuk
dicontoh.
Manfaat psikologis pendagogis dari metode demonstrasi secara umum adalah sebagai
berikut :
E. Latihan-latihan
Jika ketika sebagai pendidik kurang memperhatikan kemunculan masa peka anak
maka bukan tidak mungkin anak akan kehilangan masa keemasan untuk mempelajari
sesuatu. Oleh karena itu “Montessori” melakukan pentingnya peran pendidik dalam
memberikan stimulasi berupa kesempatan dan bahan latihan-latihan agar dapat
mengoptimalkan perkembangan pada masa peka tersebut bahan latihan yang diberikan
kepada anak dapat diberikan dengan menggunakan metode pemberian tugas. Dalam
pelaksanaan kegiatan mencap guru/pendidik harus mengadakan latihan-latihan dengan
hati-hati menghadapi anak, karena kegiatan ini sangat mungkin membuat suasana ramai,
kotor dan saling berebut antara anak yang satu dengan yang lainnya, terlebih karena
pewarna yang sangat mudah mengotori pakaian muri
BAB III
PELAKSANAAN PERBAIKAN
A. Subjek Penelitian
1. Lokasi Penelitian
Perbaikan pembelajaran dilaksanakan pada peserta didik kelompok B di TK
Pertiwi 26-87 Dermasuci Kecamatan Pangkah Kabupaten Tegal berjumlah 20 anak
terdiri dari 12 anak laki-laki dan 8 anak perempuan, kegiatan pra siklus yang
dilaksanakan pada tanggal 10 agustus 2015 ditemukan masalah dalam pembelajaran
motork halus pada kegiatan mencap dengan bahan alam.
Perbaikan pembelajaran dilakukan pada semester I tahun pelajaran 2015/2016
dengan menggunakan 2 siklus yaitu :
a. Siklus ke I
1. Tempat : TK Pertiwi 26-87 Dermasuci
2. Kelompok : B
3. Minggu : 5
4. Tema/ Sub tema : Pekerjaan/ Macam-macam Pekerjaan
5. Hari/ tanggal : 24 Agustus 2015 s/d 28 Agustus 2015
6. Waktu : 07.30 – 10.00 WIB
b. Siklus ke II
1. Tempat : TK Pertiwi 26-87 Dermasuci
2. Kelompok : B
3. Minggu : 6
4. Tema/ Sub tema : Pekerjaan/tugas /macam-macam pekerjaan
5. Hari/tanggal : 31 September 2015 – 4 September 2015
6. Waktu : 07.30 – 10.00 WIB
2. Pelaksanaan Perbaikan
Setelah menyusun rencana perbaikan, kegiatan selanjutnya adalah pelaksanan
perbaikan yang dilaksanakan dalam dua siklus. Dalam pelaksanaan perbaikan
pembelajaran diamati oleh teman sejawat yang berperan sebagai pengamat (observer)
dalam hal ini observer adalah Ibu Murniati, S.Pd.AUD dari TK pertiwi 26-15
Penusupan Kecamatan Pangkah Kabupaten Tegal, pada penelitian ini tugas observer
adalah mengamati proses kegiatan perbaikan pembelajaran secara keseluruhan dengan
menggunakan lembar observasi struktur, hasil pengamatan dari observer digunakan
untuk mengukur keberhasilan tindakan yang telah dilaksanakan peneliti serta untuk
menentukan tindak lanjut penelitian.
Pelaksanaan perbaikan pembelajaran juga didampingi oleh supervisor. Dalam hal
ini supervisor adalah Ibu Tumbuh Jarwanti S.Pd.AUD selaku dosen pembimbing,
supervisor adalah memberikan bimbingan kepada peneliti apabila memerlukan
perbaikan pembelajaran dalam penelitian, misalnya pemecahan kasus atau masalah
pembelajaran yang belum diselesaikan peneliti.
Prosedur kegiatan perkembangan secara garis besar sebagai berikut :
1. Kegiatan Awal
2. Kegiatan Inti
3. Kegaitan Istirahat
4. Kegiatan Akhir
c. Refleksi
Berdasarkan hasil temuan dari rekan sejawat selaku pengamat yang
di catat pada lembar observasi dan pengarahan dari dosen
pembimbing, maka penulis melaksanakan perbaikan pembelajaran
dengan materi mengecap dengan media bahan alam. Penulis selalu
merefleksi setiap akhir pembelajaran, hal ini dimaksud untuk
mengetahui kelemahan atau kekurangan selama proses pembelajaran
berlangsung. Sehingga dapat digunakan sebagai acuan untuk
memperbaiki model pembelajarannya.
Selama proses pembelajaran ditemukan beberapa hal yang perlu
diketahui: Model pembelajaran yang digunakan kurang diperhatikan
guru.
1. Penyampaian meteri kurang jelas
2. Penggunaan alat peraga/media pembelajaran kurang
3. Guru kurang membimbing anak dalam pembelajaran
Dari hasil temuan itu mengakibatkan anak kurang menguasai
materi yang diberikan guru, sehingga hasil evaluasi yang diberikan oleh
guru tidak memenuhi TPP (Tingkat Pencapaian Pengembangan) maka
perlu diadakan perbaikan pada Siklus I.
1. Pembelajaran sudah menggunakan model pembelajaran yang sesuai
rencana pembelajaran
2. Adanya umpan balik dan penjelasan guru yang jelas sehingga
menambah minat anak dalam mengikuti pelajaran, yang akhirnya
anak mampu meningkatkan kreativitas dengan baik dan benar
3. Penyampaian proses pembelajaran dilakukan dengan menggunakan
alat peraga yang sesuai
4. Guru memotivasi anak dan membimbingnya.
Namun demikian hasil evaluasi yang diberikan kepada anak, masih
belum mencapai hasil yang maksimal atau mencapai ketuntasan. Maka
perlu diadakan perbaikan siklus yang ke II
b) Pengamatan/Pengumpulan data/Instrumen II
1. Data
Data dikumpulkan dengan cara mengadakan observas. Observasi
dilakukan oleh teman sejawat (observer) dengan menggunakan
ketentuan yang elah disepakati bersama antara, peneliti dengan teman
sejawat, pengamatan diarahkan pada :
a) Aspek Guru
1. Kesesuaian opersepsi guru dengan materi
2. Motivasi guru agar anak mau menikuti kegiatan
3. Kesesuaia pelaksanaan dengan RKH
4. Kesesuaian alat peraga yang sesuai
5. Pengunaan metode yang baik
b) Aspek Siswa
1. Keaktifan anak dalam mengikuti kegiatan
2. Kedisiplinan anak dalam mengikuti kegiatan
3. Kemampuan anak menggunakan alat peraga
4. Kemampuan anak dalam menyelesaikan tugas
5. Motivasi anak dalam mengikuti kegiatan
6. ketertiban anak dalam kegiatan
2. Alat Pengumpulan Data
Alat yang dipergunakan untuk mengumpulkan data:
1. Lembar observasi
2. Hasil karya anak
c) Refleksi
Setelah selesai pembelajaran peneliti dengan teman sejawat berdiskusi
tentang hasil pengamatan yang telah dilaksanakan pada perbaikan
pembelajaran siklus II dan menganalisis data untuk mengetahui apa tujuan
perbaikan pembelajaran sudah tercapai.
Pada perbaikan pembelajaran siklus II kemampuan anak
menggunakan alat peraga dan kemampuan anak dalam menyelesaikan
tugas meningkat, begitu pula motivasi anak dalam mengikuti kegiatan
serta ketertiban anak dalam kegiatan.Hal ini dikarenakan upaya guru untuk
meningkatkan penggunaan alat peraga yang bervariasi serta bimbingan
kepada anak yang terus dilakukan serta sering memberikan latihan.Dengan
demikian tujuan perbaikan pembelajaran telah tercapai sehingga kegiatan
ditutup.
Kegiatan peneliti dalam pelaksanaan perbaikan pembelajaran siklus II
antara lain:
a. Ada 1 anak yang belum tuntas karena malas masuk sekolah
sehingga dia ketinggalan dalam pembelajaran
b. Sedangkan yang 2 anak memang kurang konsentrasi dan sering
gaduh dalam kelas sehingga mereka tidak dapat memahami materi
pokok.
23
Keterangan :
5 : Sangat baik
4 : Baik
3 : Cukup
2 : Kurang
1 : Sangat kurang
Adapun data hasil perbaikan yang berupa nilai anak didik dari prasiklus, siklus I,
siklus II dapat dilihat dalam tabel 4.2 berikut :
Tabel. 4.2
Nilai Hasil Perbaikan Pengembangan Motorik Halus
Melalui Kegiatan Mencap dengan Bahan Alam
Kemampuan Mencap dengan Bahan Alam
No Nama Anak Pra Siklus Siklus I Siklus II
1 Mauliyana
2 Syahrotul Adzimah
3 Eva Muasirotun Rohiliyah
4 M Rozak Ian Ifandi
5 Nurdiana Putri
6 Olifia Patmawati
7 Aulia Khoirunnisa
8 M Arif Bagaskara
9 Nur Isti Qomah
10 M Angga Rudiansyah
11 Zainal Rifai
12 Rahmat Afandi
13 Arini Fitria Ulfa
14 M April Maulana S
15 M Angga Syaiful Abdhi
16 Wahyudin
17 Raihan Ramadhani
18 Eko Riski Setiawan
19 Abdul Aziz
20 Condro Utomo
Jumlah 4 6 10 9 8 3 16 3 1
Pro sentase 20% 30% 50% 45% 40% 15% 80% 15% 5%
Keterangan :
= Baik , = Cukup , = Kurang
60
50
40
Cukup
30
Baik
Kurang
20
10
0
Prasiklus
Diagram 4.2
Nilai Perbaikan Pengembangan Motorik Halus
Dalam Kegiatan Mencap dengan Bahan Alam
90
80
70
60
50 Kurang
40 Cukup
Baik
30
20
10
0
Pra Siklus Siklus I Siklus II
2. Pembahasan
Salah satu kompetensi lulusan peserta didik Taman Kanak-kanak adalah
mampu mengikuti pendidikan selanjutnya dengan kesiapan yang optimal sesuai
dengan tuntutan yang berkembang dalam masyarakat untuk mewujudkan hal
tersebut salah satu yang perlu dikenalkan di TK adalah pengembangan motorik
halus yang dilaksanakan dengan prinsip bermain sambil belajar. Dengan
bermain anak mempunyai kesempatan untuk bereksplorasi, menemukan,
mengekspresikan perasaan, berkreasi, dan belajar secara menyenangkan.
Di TK dikembangakan beberapa pengembangan salah satunya adalah
indikator pengembangan motorik halus yang mempunyai kompetensi dasar,
anak mampu memahami konsep sederhana, memecahkan masalah sederhana
dalam kehidupan sehari-hari.
Upaya yang dilakukan guru agar anak memiliki indikator pengembangan
motorik halus secara optimal adalah meningkatkan perannya dalam
mengendalikan suasana kelas agar situasi pembelajaran langsung lebih
kondusif menyajikan pembelajaran dengan media bahan alam lebih kreatif,
aktif, menarik dan menyenangkan. Hasil yang telah dicapai dari 20 anak didik,
yang mencapai nilai (baik) ada 16 anak (80%) dan anak yang masih
mendapat nilai (kurang) ada 1 anak (5%).
Dari data tersebut diatas menunjukan bahwa penggunaan media bahan
alam dalam kegiatan mencap dapat meningkatkan kemampuan motorik halus
anak. Hal ini ditunjukan dengan :
1. Motivasi anak untuk melakukan kegiatan meningkat
2. Anak-anak dapat menyelesaikan tugas
3. Guru lebih mudah dalam mendidik anak
4. Hasil yang dicapai anak lebih optimal
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Dengan penggunaan media baham alam dapat meningkatkan kemampuan
motorik halus anak didik kelompok B TK Pertiwi 26-87 Dermasuci
kecamatan Pangkah Kabupaten Tegal. Perolehan nilai “Baik” pada sebelum
siklus hanya 4 anak atau 20% pada perbaikan siklus I nilai “Baik” mencapai
9 anak atau 45% dan pada siklus II memperoleh nilai “Baik” meningkat
menjadi 16 anak atau 80%
Sehingga dapat diambil kesimpuan sebagai berikut :
b. Penggunaan media bahan alam dapat meningkatkan kemampuan motorik
halus anak
c. Penggunaan media bahan alam dapat meningkatkan keaktifan dan
pemahaman anak dalam kegiatan pembelajara.
B. Saran
Bertolak dari kesimpulan diatas, dalam rangka meningkatkan hasil
belajar anak, penulis menyarankan :
a. Para guru hendaknya dapat meningkatkan kreatifitas dan inovasi dalam
membuat alat peraga yang menarik dan menyenangkan
b. Dalam menyajikan kegiatan belajar sambil bermain diupayakan
menggunakan alat perafa agar pembelajaran lebih menarik dan
menyenangkan sehingga dapat dipahami dengan baik dan benar oleh
anak.
c. Fasilitas dalam pembelajaran sangat diperlukan guna memotivasi anak
dalam menumbuhkan daya ingat anak
d. Lihatlah emosi dan perasaaan anak jangan biarkan anak berebut, untuk
mencoba bersama buatlah kelompok kecil agar anak maksimal dalam
mencoba semua secara bergantian dengan teratur.
http://melyloelhabox.blogspot.co.id/2013/05/hakikat-perkembangan-motorik-
halus-anak.html
http://haurasyalsabila.blogspot.co.id/2012/04/perkembangan-motorik-halus-
anak-usia.html
http://jeniuscaraalkitab.com/category/bank-kreatifitas/mencap-
menggunakan-tulang-daun-pisang/
http://abynajwa.blogspot.co.id/2014/11/kreativitas-anak-usia-dini-dalam-
mencap.html
https://pgpaudduaa.wordpress.com/2012/06/19/pengembangan-kreativitas-
anak-dalam-kemampuan-dasar-seni/