Anda di halaman 1dari 30

KARYA ILMIYAH

PENGGUNAAN METODE DEMONSTRASI DAN LATIHAN-LATIHAN


UNTUK MENGEMBANGKAN MOTORIK HALUS ANAK MELALUI
KEGIATAN MENCAP DENGAN BAHAN ALAM PADA KELOMPOK B DI
TAMAN KANAK-KANAK PERTIWI 26-87 DERMASUCI KECAMATAN
PANGKAH KABUPATEN TEGAL
TAHUN PELAJARAN 2015-2016

Diajukan untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Pemantapan


Kemampuan Profesional ( PKP )

Program Strata 1 Fkip Universitas Terbuka

NAMA : SRI ENDANG PRIYATIN


NIM : 823980345
PROGRAM STUDI : S1 PAUD
EMAIL : sriendangpriyatin@gmail.com

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN ( FKIP )

UNIVERSITAS TERBUKA
UNIT PROGRAM BELAJAR JARAK JAUH PURWOKERTO
POKJAR SLAWI
2015.2
PENGGUNAAN METODE DEMONSTRASI DAN LATIHAN-LATIHAN
UNTUK MENGEMBANGKAN MOTORIK HALUS ANAK MELALUI
KEGIATAN MENCAP DENGAN BAHAN ALAM PADA KELOMPOK B DI
TAMAN KANAK-KANAK PERTIWI 26-87 DERMASUCI KECAMATAN
PANGKAH KABUPATEN TEGAL
TAHUN PELAJARAN 2015-2016

SRI ENDANG PRIYATIN


NIM. 823980345
sriendangpriyatin@gmail.com

ABSTRAK

Penelitian ini berlatar belakang pada masih rendahnya kemampuan mencap


dengan bahan alam yang ditandai dengan pertama, anak mengalami kesulitan
untuk melakukan kegiatan mencap, kedua, anak yang mau mengikuti kegiatan
tersebut tidak bias mencapai hasil yang sesuai dengan harapan guru, ketiga, anak
kurang percaya diri untuk melakukan kegiatan mencap, keempat, guru kurang
bias memotivasi anak untuk melakukan kegiatan tersebut, kelima, guru tidak
memberikan penjelasan terlebih dahulu tentang langkah-langkah kegiatan,
keenam, guru tidak mendemonstrasikan kegiatan yang akan diberikan, ketujuh,
alat peraga yang digunakan membosankan. Tujuan dari penelitian ini, bertujuan
untuk meningkatkan kemampuan mencap pada anak kelompok B di TK Pertiwi
26-87 Dermasuci Kecamatan Pangkah Kabupaten Tegal dalam mengembangkan
motoric halus anak penelitian dilaksanakan dalam 2 siklus pada tanggal 24-28
Agustus 2015 dan tanggal 31 – 4 September 2015 hasil penelitian kemampuan
motoric halus anak melalui kegiatan mencap dengan bahan alam pada prasiklus
anak yang mencapai nilai “baik” hanya 4 anak (20%) dari seluruh anak pada
siklus I sudah menunjukan adanya peningkatan, anak yang mencapai nilai “baik”
menjadi 9 anak (45%) sedangkan siklus II menunjukan hasil yang lebih signifikan
yaitu mencapai 16 anak atau (80%) sehingga dapat disimpulkan bahwa kegiatan
mencap dengan bahan alam dapat meningkatkan kemampuan motoric halus anak
dan keaktifan serta pemahaman anak dalam proses pembelajaran.

Kata kunci : Bahan alam, Motorik halus, Mencap


PERSETUJUAN UNGGAH KARYA ILMIYAH

Kami yang bertanda tangan dibawah ini, Tumbuh Jarwanti, S.Pd.AUD selaku
pembimbing karya ilmiyah dari mahasiswa :

Nama : Sri Endang Priyatin


NIM : 823980345
Program Studi : S1-PG-PAUD
UPBJJ : Purwokerto

Menyatakan bahwa karya ilmiyah dari mahasiswa tersebut diatas dengan judul “
Penggunaan Metode Demonstrasi dan Latihan-latihan untuk Mengembangkan
Motorik Halus Anak Melalui Kegiatan Mencap dengan Bahan Alam pada
Kelompok B di Taman Kanak-Kanak Pertiwi 26-87 Dermasuci Kecamatan
Pangkah Kabupaten Tegal Tahun Pelajaran 2015-2016 “ . Layang diunggah ke
aplikasi karya ilmiyah Universitas Terbuka dengan telah memperhatikan
ketentuan penulisan karya ilmiyah sesuai panduan yang telah ditetapkan dan
ketentuan anti plagiat.

Demikian persetujuan ini kami berikan.

Pembimbing

Tumbuh Jarwanti, S.Pd. AUD


NIP. 19620907 198503 2 008
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Taman Kanak-kanak ( TK ) merupakan bentuk pendidikan anaka usia dini yang berada
pada pendidikan jalur formal sebagaimana dinyatakan dalam undang-undang sisdiknas no.20
tahun 2003 pada pasal 28 “ Pendidikan anak usia dini pada jalur pendidikan formal berbentuk
Taman Kanak-kanak ( TK ) Pertiwi 26-87 Dermasuci atau bentuk lain yang sederajat.
Pendidikan Taman Kanak-kanak merupakan salah satu bentuk lembaga pendidikan
Prasekolah, tugas utama TK adalah mempersiapkan anak dengan memperkenalkan berbagai
pengetahuan, sikap/prilaku, dan ketrampilan agar anak dapat melanjutkan kegiatan belajar
yang sesungguhnya di sekolah dasar.Untuk dapat menggali potensi yang dimiliki oleh setiap
anak, maka diperlukan adanya usaha yang sesuai dengan kondisi anak masing-masing. Upaya
ini bisa dilakukan dengan berbagai macam cara termasuk mengembangkan motorik halus
anak melalui kegiatan mencap dengan bahan alam.
Usia dini dianggap sebagai usia keemasan (the golden age) karena pada usia tersebut
anak sedang mengalami perkembangan yang sangat pesat baik secara fisik maupun psikis.
Pada usia 4-6 tahun merupakan masa peka dalam perkembangan aspek berfikir logis anak,
masa peka adalah masa terjadinya pematangan fungsi-fungsi dan psikis yang siap merespon
stimulasi dan pengasimilasi atau menginternalisasikan kedalam pribadinya.
Dalam pembelajaran motorik halus khususnya pada kegiatan mencap di TK Pertiwi 26-87
Dermasuci pada anak kelompok B ditemui adanya permasalahan dalam kegiatan tersebut
yaitu anak mengalami kesulitan untuk melakukan kegiatan mencap, anak yang mau mengikuti
kegiatan tersebut tidak bisa mencapai hasil yang sesuai dengan harapan guru, anak kurang
percaya diri untuk melakukan kegiatan mencap, guru kurang bisa memotivasi anak untuk
melakukan kegiatan tersebut, guru tidak memberikan penjelasan terlebih dahulu tentang
langkah-langkah kegiatan
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah diatas maka penulis merumuskan masalah
sebagai berikut “ Apakah kegiatan mencap dalam mengembangkan motorik
halus anak dapat ditingkatkan dengan metode demonstrasi dan latihan-
latihan?”

C. Tujuan Penelitian
Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan kemampuan mencap pada anak
kelompok B di TK Pertiwi 26-87 Dermasuci Kecamatan Pangkah Kabupaten
Tegal dalam mengembangkan motorik halus anak.

D. Manfaat Penelitian Perbaikan Pembelajaran


Hasil penelitian ini bermanfaat bagi:
1. Peserta didik
- Peserta didik khususnya pada kegiatan mencap
2. Guru
- Dapat membantu guru dalam merencanakan kegiatan pembelajaran
yang tepat
- Meningkatkan rasa percaya diri guru dalam melaksanakan kegiatan
pembelajaran
3. Orangtua
Agar dapat menambah wawasan dalam membimbing anaknya dalam
kegiatan ini
4. Sekolah
Sebagai bahan pertimbangan dalam memfasilitasi kegiatan pembelajaran
BAB II
KAJIAN PUSTAKA

A. Bahan Alam
Media dalam mencetak/mencap terdiri dari bahan dan alat. Bahan alam adalah
material yang akan digunakan sebagai bahan karya sifat bahan dipakai sekali, setelah
dipakai tidak dapat dipakai sebagai bahan lagi.
Kegiatan mencetak/mencap dengan bahan alam yaitu terdapat master baik sebagai
acuan yang sudah jadi ( cap tiga jari, penampang pelepah daun pisang, belimbing, batang
papaya, wortel, dll )
Mencetak/mencap menggunakan bahan alam tidak berbahaya bagi anak karena
bahannya dari alam, tidak mengandung bahan kimia apapun, selain itu untuk
mengenalkan anak pada alam mereka tertantang untuk lebih memahami arti bermain
sambil belajar yang dikaitkan dengan tingkah laku manusia.

B. Motorik Halus
Fisik adalah sebuah jasad atau tubuh. Namun pembahasan masalah fisik tidak
terbatas pada tubuh atau jasad saja, tetapi juga menyangkut keterampilan-keterampilan
gerakan (Motorik) yang dapat dilakukan oleh tubuh dan anggota tubuh serta bagian tubuh
paling vital, yaitu otak dan system syaraf.
Kuhlen dan Thompson ( Hurlock, 1956 ) mengemukakan bahwa perkembangan fisik
seorang anak manusia meliuti 4 aspek, yaitu (a) Sistem saraf di otak, yang mempengaruhi
perkembangan kecerdasan dan emosi, (b) Otot-otot yang mempengaruhi perkembangan
kekuatan dan perkembangan motorik, (c) Kelenjar endoktrin, yang menyebabkan
munculnya pola-pola tingkah laku baru, (d) Struktur tubuh/fisik, meliputi tinggi, berat,
dan proporsi. Kematangan system saraf di otak turut mengatur pertumbuhan otot
sehingga kemungkinan berkembangnya kompetensi atau keterampilan motorik anak.
Keterampilan motorik dibagi 2 jenis, yaitu :
1. Motorik kasar, adalah gerakan yang membutuhkan otot-otot besar dan tenaga, seperti
untuk gerakan berjalan, berlari, melompat, memanjat, dan sejenisnya.
2. Motorik halus, adalah gerakan yang hanya membutuhkan otot-otot kecil dan tidak
memerlukan tenaga yang besar, seperti menulis, menggunting, melipat, meronce,
mencap, mencetak, dan sejenisnya. (Hurlock, 1978).
 Brede Kamp (1997) menjelaskan bahwa pengembangan fisik anak usia pra sekolah
seharusnya dilakukan dalam seluruh kegiatan pengembangan kurikulum.
 Pengembangan seni lebih menekankan pada bagaimana anak-anak melakukan sesuatu
dengan kemampuan motorik halusnya dalam menghasilkan berbagai aktivitas yang
kreatif.
Kemampuan motorik halus merupakan kemampuan anak untuk melakukan kegiatan
yang melibatkan koordinasi antara mata, tangan, dan otot-otot kecil pada jari-jari,
pergelangan tangan, lengan yang digunakan untuk aktivitas seni, seperti menggunting,
melukis, dan mewarnai.
 Lowend Feld menyatakan bahwa anak usia 3-4 tahun telah memasuki tahap pra-bagan
(pre-schematic).
Anak sedah dapat meniru bentuk persegi pada usia empat tahun dan segitiga pada usia
lima tahun. Objek-objek yang ditampilkan anak dalam gambar merupakan objek-objek
yang berada dalam lingkungan sekitar anak.

C. Mencap
Pemahaman tentang pengetahuan dan keterampilan mencetak/mencap merupakan hal
yang sangat penting bagi seorang guru Taman Kanak-kanak, karena proses keterampilan
mencetak/mencap bagi anak merupakan kegiatan bermain dan berseni anak. Bermain
adalah naluri bagi setiap anak terlebih pada usia dini, yang mempunyai andil besar bagi
proses mematangkan
emosional anak sehingga dapat memenuhi kebutuhan setiap fase perkembangan
psikologi anak.
Dalam seni grafis dibutuhkan acuan, yang berfungsi sebagai master gambar-gambar
yang nantinya akan dipergunakan sebagai alat mencetak/mencap, dengan adanya acuan
yang kemudian dipakai untuk proses kegiatan memproduksi karya yang berjumlah
banyak inilah yang dimaksud mencetak/mencap dalam seni grafis, karena
mencetak/mencap dalam seni grafis suatu cara memperbanyak gambar dengan alat
mencetak /mencap.
Mencetak/mencap dapat dilakukan dengan cara yang sangat sederhana sampai
dengan cara yang sangat rumit. Adapun cara-cara mencetak/mencap yang sederhana anda
dapat lakukan pada media yang dapat ditemukan disekeliling anda misalnya dengan
pelepah pisang, daun pisang yang dipotong melintang kemudian pada permukaan
penampangnya diberi pewarna dengan sepuhan, teres, atau cat air lalu dicapkan pada
bidang datar, contoh yang lain misalnya buah belimbing yang dipotong melintang lalu
permukaan penampangnya diberi pewarna, lalu dicapkan pada kertas atau bidang datar
lainnya.Kegiatan ini bagi anak usia dini sangat digemari, karena kegiatan ini seperti
kegiatan bermain, tetapi memiliki makna bagi anak.
D. Metode Demonstrasi
Metode demonstrasi adalah suatu strategi kegiatan pengembangan dengan cara
memberikan pengalaman belajar melalui perbuatan melihat dan mendengarkan yang
diikuti dengan meniru pekerjaan yang didemonstrasikan, metode demonstrasi dapat juga
dikatakan sebagai satu metode untuk memperagakan serangkaian tindakan berupa gerakan
yang menggambarkan suatu cara kerja atau urutan proses sebuah peristiwa/kejadian,
biasanya metode demonstrasi ini dipakai untuk membuktikan sesuatu atau gerakan untuk
dicontoh.
Manfaat psikologis pendagogis dari metode demonstrasi secara umum adalah sebagai
berikut :

1. Perhatian anak dapat lebih dipusatkan


2. Proses belajar anak lebih terarah pada meteri yang sedang dipelajari
3. Pengalaman dan kesan sebagai hasil pembelajaran lebih melekat dalam diri anak.
Metode demonstrasi digunakan ketika pendidik memberikan contoh cara melakukan
kegiatan mencap dengan bahan alam sedangkan metode pemberian tugas dapat diberikan
setelah demonstrasi selesai. Penggunaan metode demonstrasi disertai dengan penjelasan
sering digunakan untuk materi tentang cara membuat bentuk, bangunan, dan cara
menggunakan alat. Oleh karena itu alternatif tema yang cocok menggunakan metode
demonstrasi untuk anak usia dini antara lain adalah sebagai berikut : tema pekerjaan “
Dalam kegiatan mencap dengan sebuah belimbing pada pola gambar baju seragam guru”.

E. Latihan-latihan
Jika ketika sebagai pendidik kurang memperhatikan kemunculan masa peka anak
maka bukan tidak mungkin anak akan kehilangan masa keemasan untuk mempelajari
sesuatu. Oleh karena itu “Montessori” melakukan pentingnya peran pendidik dalam
memberikan stimulasi berupa kesempatan dan bahan latihan-latihan agar dapat
mengoptimalkan perkembangan pada masa peka tersebut bahan latihan yang diberikan
kepada anak dapat diberikan dengan menggunakan metode pemberian tugas. Dalam
pelaksanaan kegiatan mencap guru/pendidik harus mengadakan latihan-latihan dengan
hati-hati menghadapi anak, karena kegiatan ini sangat mungkin membuat suasana ramai,
kotor dan saling berebut antara anak yang satu dengan yang lainnya, terlebih karena
pewarna yang sangat mudah mengotori pakaian muri
BAB III
PELAKSANAAN PERBAIKAN

A. Subjek Penelitian
1. Lokasi Penelitian
Perbaikan pembelajaran dilaksanakan pada peserta didik kelompok B di TK
Pertiwi 26-87 Dermasuci Kecamatan Pangkah Kabupaten Tegal berjumlah 20 anak
terdiri dari 12 anak laki-laki dan 8 anak perempuan, kegiatan pra siklus yang
dilaksanakan pada tanggal 10 agustus 2015 ditemukan masalah dalam pembelajaran
motork halus pada kegiatan mencap dengan bahan alam.
Perbaikan pembelajaran dilakukan pada semester I tahun pelajaran 2015/2016
dengan menggunakan 2 siklus yaitu :
a. Siklus ke I
1. Tempat : TK Pertiwi 26-87 Dermasuci
2. Kelompok : B
3. Minggu : 5
4. Tema/ Sub tema : Pekerjaan/ Macam-macam Pekerjaan
5. Hari/ tanggal : 24 Agustus 2015 s/d 28 Agustus 2015
6. Waktu : 07.30 – 10.00 WIB
b. Siklus ke II
1. Tempat : TK Pertiwi 26-87 Dermasuci
2. Kelompok : B
3. Minggu : 6
4. Tema/ Sub tema : Pekerjaan/tugas /macam-macam pekerjaan
5. Hari/tanggal : 31 September 2015 – 4 September 2015
6. Waktu : 07.30 – 10.00 WIB

B. Deskripsi Rencana tiap Siklus


1. Rencana Pelaksanaan
Berdasarkan pengamatan terhadap kegiatan pengembangan di kelas ditemukan
adanya masalah rendahnya kemampuan anak pada pembelajaran kegiatan mencap
dengan bahan alam yang ditandai dengan :
a. Setiap diberikan kegiatan mencap sebagian anak kurang konsentrasi dalam
mengikuti pembelajaran
b. Banyak anak yang beranggapan bahwa kegiatan mencap dengan media bahan alam
itu kotor dan tidak penting
c. Anak tidak dapat menyeleksi kegiatan mencap dengan baik.
Melihat kondisi yang demikian maka peneliti berupaya mencari alternatif
untuk memecahkan masalah tersebut adapun alternatif pemecahannya sebagai berikut:
a. Menyusun dan menentukan rencana perbaikan
b. Untuk mengetahui tingkat keberhasilan/ kemampuan anak pada kegiatan mencap
dengan bahan alam adalah deskripsi prestasi, dengan perhitungan apabila ≤ 80%
dari yang mendapat nilai (baik), maka akan diadakan perbaikan siklus II.

Adapun langkah-langkah perbaikan pembelajaran adalah sebagai berikut :


a. Membuat rencana pembelajaran beserta scenario tindakan yang akan dilaksanakan
b. Mempersiapkan alat peraga yang akan digunakan dalam pembelajaran
c. Konsultasi dengan pembimbing
d. Diskusi dengan teman sejawat dan mempersiapkan lembar observasi
e. Pengelolaan kelas
f. Simulasi scenario pembelajaran.

2. Pelaksanaan Perbaikan
Setelah menyusun rencana perbaikan, kegiatan selanjutnya adalah pelaksanan
perbaikan yang dilaksanakan dalam dua siklus. Dalam pelaksanaan perbaikan
pembelajaran diamati oleh teman sejawat yang berperan sebagai pengamat (observer)
dalam hal ini observer adalah Ibu Murniati, S.Pd.AUD dari TK pertiwi 26-15
Penusupan Kecamatan Pangkah Kabupaten Tegal, pada penelitian ini tugas observer
adalah mengamati proses kegiatan perbaikan pembelajaran secara keseluruhan dengan
menggunakan lembar observasi struktur, hasil pengamatan dari observer digunakan
untuk mengukur keberhasilan tindakan yang telah dilaksanakan peneliti serta untuk
menentukan tindak lanjut penelitian.
Pelaksanaan perbaikan pembelajaran juga didampingi oleh supervisor. Dalam hal
ini supervisor adalah Ibu Tumbuh Jarwanti S.Pd.AUD selaku dosen pembimbing,
supervisor adalah memberikan bimbingan kepada peneliti apabila memerlukan
perbaikan pembelajaran dalam penelitian, misalnya pemecahan kasus atau masalah
pembelajaran yang belum diselesaikan peneliti.
Prosedur kegiatan perkembangan secara garis besar sebagai berikut :
1. Kegiatan Awal
2. Kegiatan Inti
3. Kegaitan Istirahat
4. Kegiatan Akhir

3. Pelaksanaan Perbaikan Siklus I


a. Kegiatan Siklus I
1. Hari Senin, 24 Agustus 2015 materi pokok mencap dengan batang papaya pada
pola gambar topi petani
a. Kegiatan Awal ( ± 30 Menit )
 Berbaris, masuk kelad, berdo’a, salam, bercerita
 Bercakap-cakap tentang pekerjaan petani ( bapak tani bekerja,
mencangkul di sawah )
 Membungkukan badan seperti bapak tani sedang mencangkul
b. Kegiatan Inti ( ± 60 Menit )
 Guru menjelaskan tentang kegiatan yang akan dilaksanakan kepada
anak-anak yaitu mencap dengan batang pepaya pada pola gambar topi
petani
 Guru mendemonstrasikan dan latihan cara mencap dengan batang
papaya pada pola gambar topi petani.
 Guru memperlihatkan contoh gambar yang sudah jadi kepada anak-
anak dan ditempelkan dipapan tulis.
 Guru meminta pada anak untuk mengerjakan tgas sepert yang
dicontohkan adi
 Guru membimbing anak yang menalami kesulian ada kegiatan yang
dirperbaiki yaitu kegiatan mencap.
c. Kegiatan Istirahat ( ± 30 Menit )
 Mencuci tangan, berdoa, makan bekal
 Bermain diluar kelas
d. Kegiatan Akhir ( ± 30 Menit )
 Tanya jawab tentang waktu bekerja bapak tani
(bapak tani berangkat pukul 07.30 pulang pukul 12.00 wib)
 Mengulas kegiatan 1 hari yang telah dilaksanakan
 Berdoa, salam, pulang
2. Hari Selasa, 25 Agustus 2015 materi mencap dengan buah belimbing pada pola
gambar tas dokter
a. Kegiatan Awal ( ± 30 Menit )
 Berbaris, berdoa, mengucap salam, bercerita
 Bercakap-cakap tenang alat-alat kedokteran (stetoskop,tas, jarum suntik
dll)
 Menirukan gerakan dokter menyuntik pasien
b. Kegiatan Inti ( ± 60 Menit )
 Guru menjelaskan tentang kegiatan yang akan dilaksanakan kepada
anak-anak yaitu mencap dengan buah belimbing pada pola gambar tas
dokter.
 Guru mendemonstrasikan dan latihan mencap dengan buah belimbing
pada pola gambar tas dokter.
 Guru memperlihatkan contoh gambar yang sudah jadi kepada anak-
anak dan ditempelkan di papan tulis
 Guru meminta pada anak-anak untuk mengerjakan tugas seperti yang
dicontohkan tadi.
 Guru membimbing pada anak yang mengalami kesulitan pada kegiatan
yang diperbaiki yaitu kegiatan mencap
c. Kegiatan Istirahat ( ± 30 Menit )
 Mencuci tangan, berdoa, makan bekal
 Bermain diluar kelas
d. Kegiatan Akhir ( ± 30 Menit )
 Bermain peran sebagai seorang dokter yang sedang memeriksa orang
sakit
 Mengulas kegiatan 1 hari yang telah dilaksanakan
 Berdoa, salam, pulang
3. Hari Rabu, 26 Agustus 2015 materi pokok mencap dengan karet busa pola
gambar pintu, meja, lemari.
a. Kegiatan Awal ( ± 30 Menit )
 Berbaris masuk kelas, berdoa, salam, bercerita
 Pemberian tugas, menyebutkan hasil karya tukang kayu
yang berbentuk persegi panjang ( pintu, meja, lemari )
 Merayap/ merangkak mengambil palu dan tang mainan
b. Kegiatan Inti ( ± 60 Menit )
 Guru menjelaskan tentang kegiatan yang akan dilaksanakan
kepada anak-anak yaitu mencap dengan karet busa pada
pola gambar pintu, meja, lemari
 Guru mendemonstrasikan dan latihan cara mencap dengan
karet busa pada pola gambar pintu, meja, lemari
 Guru memperlihatkan contoh gambar yang sudah jadi dan
menempelkan di papan tulis
 Guru meminta pada anak untuk mengerjakan tugas seperti
yang telah dicontohkan.
 Guru membimbing anak yang mengalami kesulitan pada
kegiatan yang diperbaiki yaitu kegiatan mencap.
c. Kegiatan Istirahat ( ± 30 Menit )
 Mencuci tangan, berdoa, makan bekal
 Bermain diluar kelas
d. Kegiatan Akhir ( ± 30 Menit )
 Bermain mencari palu dan tang mainan
 Mengulas kegiatan sehari
 Berdoa, salam, pulang
4. Hari Kamis, 27 Agustus 2015 materi pokok mencap dengan
sedotan pada pola gambar vas bunga
a. Kegiatan Awal ( ± 30 Menit )
 Berbaris, berdoa, mengucap salam, bercerita
 Tanya jawab tentang pekerjaan ayah “ Ayah bekerja
sebagai penjual vas bunga “
 Melempar uang logam kedepan supaya masuk lingkaran
b. Kegiatan Inti ( ± 60 Menit )
 Guru menjelaskan tentang kegiatan yang akan dilaksanakan
kepada anak-anak yaitu mencap dengan sedotan pada pola
gambar vas bunga.
 Guru mendemonstrasikan dan latihan cara mencap dengan
sedotan pada pola gambar vas bunga
 Guru memperlihatkan contoh gambar yang sudah jadi dan
menempelkannya di papan tulis
 Guru meminta pada anak untuk mengerjakan tugas seperti
yang dicontohkan tadi.
 Guru membimbing anak yang mengalami kesulitan pada
kegiatan yang diperbaiki yaitu kegiatan mencap
c. Kegiatan Istirahat ( ± 30 Menit )
 Mencuci tangan, berdoa, makan bekal
 Bermain diluar kelas
d. Kegiatan Akhir ( ± 30 Menit )
 Bermain peran sebagai penjual vas bunga
 Berdoa, salam, pulang
5. Hari Jum’at, 28 Agustus 2015 meteri pokok mencap dengan
pelepah pisah pada pola gambar “ perahu”
a. Kegiatan Awal ( ± 30 Menit )
 Berbaris, masuk kelas, berdoa, salam, bercerita
 Bermain pesan berantai “ Nelayan bekerja, menjala ikan”
 Meliukkan tubuh menirukan gerakan nelayan sedang
menjala ikan di atas perahu.
b. Kegiatan Inti ( ± 60 Menit )
 Guru menjelaskan tentang kegiatan yang akan dilaksankan
kepada anak-anak yaitu mencap dengan pelepah pisang
pada pola gambar perahu
 Guru mendemonstrasikan dan latihan cara mencap dengan
pelepah pisang pada pola gambar perahu
 Guru memperlihatkan contoh gambar yang sudah jadi dan
menempelkannya di papan tulis
 Guru memina pada anak untuk mengerjakan tugas seperti
yang telah dicontohkan.
 Guru membimbing anak yang mengalami kesulitan pada
kegiatan yang diperbaiki yaitu kegiatan mencap.
c. Kegiatan Istirahat ( ± 30 Menit )
 Mencuci tangan, berdoa, makan bekal
 Bermain diluar kelas
d. Kegiatan Akhir ( ± 30 Menit )
 Tanya jawab tentang pekerjaan nelayan “ nelayan bekerja
menjala ikan “
 Mengulas kegiatan sehari
 Berdoa, salam, pulang

b. Pengamatan / Pengumpulan Data/ Instrumen Siklus I


1. Data
Data di kumpulkan dengan cara mengadakan observasi. Observasi
dilakukan oleh teman sejawat ( observer ) dengan menggunakan
ketentuan yang telah disepakati bersama antara peneliti dengan teman
sejawat pengamatan diarahkan pada :
1. Aspek Guru
a. Kesesuain apersepsi guru dengan materi
b. motivasi guru agar anak mau mengikuti kegiatan
c. kesesuaian pelaksanaan dengan RKH
d. penggunaan alat peraga yang sesuai
e. penggunaan metode yang sesuai
2. Aspek Siswa
a. Keaktifan anak dalam mengikuti kegiatan
b. Kedisiplinan anak dalam mengikuti kegiatan
c. Kemampuan anak menggunakan alat peraga
d. Kemampuan anak dalam menyelesaikan tugas
e. Motivasi anak dalam mengikuti kegiatan
f. Ketertiban anak dalam kegiatan
2. Alat Pengumpulan Data
Alat yang dipergunakan untuk mengumpulkan data
1. Lembar observasi
2. Hasil karya anak

c. Refleksi
Berdasarkan hasil temuan dari rekan sejawat selaku pengamat yang
di catat pada lembar observasi dan pengarahan dari dosen
pembimbing, maka penulis melaksanakan perbaikan pembelajaran
dengan materi mengecap dengan media bahan alam. Penulis selalu
merefleksi setiap akhir pembelajaran, hal ini dimaksud untuk
mengetahui kelemahan atau kekurangan selama proses pembelajaran
berlangsung. Sehingga dapat digunakan sebagai acuan untuk
memperbaiki model pembelajarannya.
Selama proses pembelajaran ditemukan beberapa hal yang perlu
diketahui: Model pembelajaran yang digunakan kurang diperhatikan
guru.
1. Penyampaian meteri kurang jelas
2. Penggunaan alat peraga/media pembelajaran kurang
3. Guru kurang membimbing anak dalam pembelajaran
Dari hasil temuan itu mengakibatkan anak kurang menguasai
materi yang diberikan guru, sehingga hasil evaluasi yang diberikan oleh
guru tidak memenuhi TPP (Tingkat Pencapaian Pengembangan) maka
perlu diadakan perbaikan pada Siklus I.
1. Pembelajaran sudah menggunakan model pembelajaran yang sesuai
rencana pembelajaran
2. Adanya umpan balik dan penjelasan guru yang jelas sehingga
menambah minat anak dalam mengikuti pelajaran, yang akhirnya
anak mampu meningkatkan kreativitas dengan baik dan benar
3. Penyampaian proses pembelajaran dilakukan dengan menggunakan
alat peraga yang sesuai
4. Guru memotivasi anak dan membimbingnya.
Namun demikian hasil evaluasi yang diberikan kepada anak, masih
belum mencapai hasil yang maksimal atau mencapai ketuntasan. Maka
perlu diadakan perbaikan siklus yang ke II

4. Pelaksanaan Perbaikan Siklus II


a) Kegiatan Siklus II
1. Hari Senin, 31 September 2015 materi pokok mencap pada kertas HVS
bentuk obat dengan wortel yang sudah di bentuk
a. Kegiatan Awal ( ± 30 Menit )
 Berbaris masuk kelas, berdoa, salam, bercerita
 Bercerita tentang rasa obat
 Melompat kedepan kebelakang dengan dua kaki sambil
memegang botol obat
b. Kegiatan Inti ( ± 60 Menit )
 Guru menjelaskan tentang kegiatan yang akan dilaksanakan
kepada anak-anak yaitu mencap pada kertas HVS bentuk obat
dengan wortel yang sudah dibentuk
 Guru mendemonstrasikan dan latihan cara mencap dengan
wortel yang sudah dibentuk dan dicelupkan pada warna merah,
kuning, hijau secara bergantian lalu mengecapkan pada kertas
HVS
 Guru memperlihatkan contoh gambar yang sudah jadi dan
menempelkannya di papan tulis
 Guru meminta pada anak untuk mengerjakan tugas seperti yang
telah dicontohkan.
 Tugas membimbing anak yang mengalami kesulitan pada
kegiatan yang diperbaiki yaitu kegiatan mencap.
c. Kegiatan Istirahat ( ± 30 Menit )
 Mencuci tangan , berdoa, makan bekal
 Bermain
d. Kegiatan Akhir ( ± 30 Menit )
 Mengucap syair “sakit”
 Mengulas kegiaan sehari
 Berdoa, salam, pulang
2. Hari Selasa, 01 September 2015 materi pokok mencap dengan buah
belimbing pada pola gambar baju seragam guru
a. Kegiatan Awal ( ± 30 Menit )
 Berbaris masuk kelas, berdoa, salam bercerita
 Mengucap syair “Guruku”
 Menirukan gerakan guru sedang mengajar
b. Kegiatan Inti ( ± 60 Menit )
 Guru menjelaskan tentang kegiatan yang akan dilaksanakan
kepada anak-anak yaitu mencap dengna buah belimbing pada
pola gambar baju seragam guru
 Guru mendemomstrasikan dan latihan cara mencap dengan
buah belimbing pada pola gambar baju seragam guru
 Guru memperlihatkan contoh gambar yang sudah jadi dan
menempelkannya di papan tulis
 Guru meminta pada anak untuk mengerjakan tugas seperti yang
dicontohkan
 Guru membimbing anak yang mengalami kesulitan pada
kegiatan yang diperbaiki yaitu kegiatan mencap
c. Kegiatan Istirahat ( ± 30 Menit )
 Mencuci tangan, berdoa, makan bekal
 Bermain
d. Kegiatan Akhir ( ± 30 Menit )
 Bermain mencari buku, pensil, penghapus
 Mengulas kegiatan sehari
 Berdoa, salam, pulang
3. Hari Rabu, 02 September 2015 materi pokok mencap dengan karet
busa pada pola gambar kantor pos.
a. Kegiatan Awal ( ± 30 Menit )
 Berbaris, masuk kelas, berdoa, salam
 Bercerita dengan judul “pergi ke kantor pos”
 Bergerak bebas mengikuti lagu “aku tukang pos “
b. Kegiatan Inti ( ± 30 Menit )
 Guru menjelaskan tentang kegiatan yang akan dilaksanakan
kepada anak-anak yaitu mencap dengan karet busa pada pola
gambar kantor pos
 Guru mendemonstrasikan dan latihan cara mencap dengan
karet busa pada pola gambar kantor pos
 Guru memperlihatkan contoh gambar yang sudah jadi dan
menempelnya dipapan tulis
 Guru meminta pada anak-anak mengerjakan tugas seperti yang
dicontohkan tadi.
 Guru membimbing anak yang mengalami kesulitan pada
kegiatan yang diperbaiki yaitu kegiatan mencap
c. Kegiatan Istirahat ( ± 30 Menit )
 Mencuci tangan, berdoa, makan bekal
 Bermain
d. Kegiatan Akhir ( ± 30 Menit )
 Tanya jawab tentang benda-benda pos
 Mengulas kegiatan sehari
 Berdoa, salam, pulang
4. Hari Kamis, 03 September 2015 materi pokok mencap pada kertas HVS
bentuk kue donat dengan batang bamboo kecil yang sudah dirapikan
a. Kegiatan Awal ( ± 30 Menit )
 Berbaris, masuk kelas, berdoa, salam, bercerita
 Bercerita tentang pekerjaan ibu “ Ibu menjual kue Donat “
 Menangkap kue donat dengan 2 tangan
b. Kegiatan Inti ( ± 60 Menit )
 Guru menjelaskan tentang kegiatan yang akan dilaksanakan
kepada anak-anak yaitu mencap pada keras HVS bentuk kue
donat dengan batang bambu kecil yang sudah dirapikan
 Guru mendemonstrasikan dan latihan cara mencap pada kertas
HVS bentuk kue donat dengan batang bamboo kecil
 Guru memperlihatkan contoh gambar yang sudah jadi dan
menempelkan pada papan tulis
 Guru meminta pada anak untuk mengerjakan tugas seperti yang
dicontohkan tadi
 Guru membimbing anak yang mengalami kesulitan pada
kegiatan yang diperbaiki yaitu kegiatan mencap.
c. Kegiatan Istirahat ( ± 30 Menit )
 Mencuci tangan, berdoa, makan bekal
 Bermain
d. Kegiatan Akhir ( ± 30 Menit )
 Bercerita tentang kewajiban menjenguk orang sakit/ teman
yang sedang sakit dengan membawa kue donat
 Mengulas kegiatan sehari
 Berdoa, salam, pulang
5. Hari Jum’at, 04 September 2015 materi pokok mencap dengan batang
papaya pada pola gambar pistol
a. Kegiatan Awal ( ± 30 Menit )
 Berbaris masuk kelas, berdoa, salam, bercerita
 Bercakap-cakap tentang “Tugas Polisi” (mengatur lalu lintas )
 Berlari sambil melompat mengambil pistol mainan
b. Kegiatan Inti ( ± 60 Menit )
 Guru menjelaskan tentang kegiatan yang akan dilaksanakan
kepada anak-anak yaitu mencap dengan batang papaya pada
pola gambar pistol
 Guru mendemonstrasikan dan latihan cara mencap dengan
batang papaya pada pola gambar pistol
 Guru memperlihatkan contoh gambar yang sudah jadi dan
menempelkannya di papan tulis
 Guru meminta pada anak untuk mengerjakan tugas seperti yang
dicontohkan tadi
 Guru membimbing anak yang mengalami kesulitan pada
kegiatan yang diperbaiki yaitu kegiatan mencap.
c. Kegiatan Istirahat ( ± 30 Menit )
 Mencuci tangan, berdoa, makan bekal
 Bermain
d. Kegiatan Akhir ( ± 30 Menit )
 Menyanyi lagu “ Lihat pak Polisi “
 Mengulas kegiatan sehari
 Berdoa, salam, pulang

b) Pengamatan/Pengumpulan data/Instrumen II
1. Data
Data dikumpulkan dengan cara mengadakan observas. Observasi
dilakukan oleh teman sejawat (observer) dengan menggunakan
ketentuan yang elah disepakati bersama antara, peneliti dengan teman
sejawat, pengamatan diarahkan pada :
a) Aspek Guru
1. Kesesuaian opersepsi guru dengan materi
2. Motivasi guru agar anak mau menikuti kegiatan
3. Kesesuaia pelaksanaan dengan RKH
4. Kesesuaian alat peraga yang sesuai
5. Pengunaan metode yang baik
b) Aspek Siswa
1. Keaktifan anak dalam mengikuti kegiatan
2. Kedisiplinan anak dalam mengikuti kegiatan
3. Kemampuan anak menggunakan alat peraga
4. Kemampuan anak dalam menyelesaikan tugas
5. Motivasi anak dalam mengikuti kegiatan
6. ketertiban anak dalam kegiatan
2. Alat Pengumpulan Data
Alat yang dipergunakan untuk mengumpulkan data:
1. Lembar observasi
2. Hasil karya anak

c) Refleksi
Setelah selesai pembelajaran peneliti dengan teman sejawat berdiskusi
tentang hasil pengamatan yang telah dilaksanakan pada perbaikan
pembelajaran siklus II dan menganalisis data untuk mengetahui apa tujuan
perbaikan pembelajaran sudah tercapai.
Pada perbaikan pembelajaran siklus II kemampuan anak
menggunakan alat peraga dan kemampuan anak dalam menyelesaikan
tugas meningkat, begitu pula motivasi anak dalam mengikuti kegiatan
serta ketertiban anak dalam kegiatan.Hal ini dikarenakan upaya guru untuk
meningkatkan penggunaan alat peraga yang bervariasi serta bimbingan
kepada anak yang terus dilakukan serta sering memberikan latihan.Dengan
demikian tujuan perbaikan pembelajaran telah tercapai sehingga kegiatan
ditutup.
Kegiatan peneliti dalam pelaksanaan perbaikan pembelajaran siklus II
antara lain:
a. Ada 1 anak yang belum tuntas karena malas masuk sekolah
sehingga dia ketinggalan dalam pembelajaran
b. Sedangkan yang 2 anak memang kurang konsentrasi dan sering
gaduh dalam kelas sehingga mereka tidak dapat memahami materi
pokok.

Dalam kegiatan bermain menggunakan mengecap dengan media


bahan alam menunjukan bahwa anak yang mencapai keberhasilan 16 anak,
yang mencapai keberhasilan baik berjumlah 3 anak, yang mencapai
keberhasilan cukup berjumlah 1 anak, namun demikian usaha perbaikan
pembelajaran dianggap berhasil karena hasil yang dicapai sudah melebihi
target, target yang diharapkan 75% sedangkan hasil yang diperoleh 80%.
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN

1. Pembahasan Tiap Siklus


1. Data Hasil Perbaikan
Setelah dilakukan perbaikan pembelajaran maka diperoleh data yang
berkaitan proses perbaikan dan data dari hasil perbaikan, data yang
berkaitan dengan proses kegiatan perbaikan pembelajaran dapat dilihat
pada tabel berikut ini.
Tabel. 4.1
Data Proses Perbaikan Pembelajaran
Pengembangan Motorik Halus
No Aspek Pra Siklus Siklus I Siklus II
1 2 3 4 5 1 2 3 4 5 1 2 3 4 5
Keaktifan anak   
1 dalam mengikuti
kegiatan
Kedisiplinan anak   
2 dalam mengikuti
kegiatan
Kemampuan anak   
3 menggunakan alat
peraga
Kemampuan anak   
4 dalam
menyelesaikan
tugas
Motivasi anak   
5 mengikuti
kegiatan
Keterlibatan anak   
6 dalam kegiatan
Jumlah 3 3 6 3 3
Rata-rata Kurang Cukup Baik

23
Keterangan :
5 : Sangat baik
4 : Baik
3 : Cukup
2 : Kurang
1 : Sangat kurang

Adapun data hasil perbaikan yang berupa nilai anak didik dari prasiklus, siklus I,
siklus II dapat dilihat dalam tabel 4.2 berikut :
Tabel. 4.2
Nilai Hasil Perbaikan Pengembangan Motorik Halus
Melalui Kegiatan Mencap dengan Bahan Alam
Kemampuan Mencap dengan Bahan Alam
No Nama Anak Pra Siklus Siklus I Siklus II
        
1 Mauliyana   
2 Syahrotul Adzimah   
3 Eva Muasirotun Rohiliyah   
4 M Rozak Ian Ifandi   
5 Nurdiana Putri   
6 Olifia Patmawati   
7 Aulia Khoirunnisa   
8 M Arif Bagaskara   
9 Nur Isti Qomah   
10 M Angga Rudiansyah   
11 Zainal Rifai   
12 Rahmat Afandi   
13 Arini Fitria Ulfa   
14 M April Maulana S   
15 M Angga Syaiful Abdhi   
16 Wahyudin   
17 Raihan Ramadhani   
18 Eko Riski Setiawan   
19 Abdul Aziz   
20 Condro Utomo   
Jumlah 4 6 10 9 8 3 16 3 1
Pro sentase 20% 30% 50% 45% 40% 15% 80% 15% 5%

Keterangan :
 = Baik ,  = Cukup ,  = Kurang

2. Deskripsi Temuan dan Refleksi


Berdasarkan dari observasi dan evaluasi yang telah dilaksanakan dalam
proses perbaikan pembelajaran dapat disimpulkan bahwa proses pembelajaran
siklus I lebih baik dari pada sebelum perbaikan dilaksanakan halini terlihat
dari kemampuan anak dalam menggunakan alat peraga dan menyelesaikan
tugas sebelum siklus menunjukan nilai kurang dan pada siklus I menjadi nilai
cukup.
Data pada tabel 4.2 diatas menunjukan kondisi awal kemampuan
motorik halus anak kelompok B dalam kegiatan mencap dengan bahan alam
sebelum dilakukan penelitian, terdapat 4 anak dan 20 anak didik atau 20%
mendapat nilai  (baik) 6 anak atau 30% mendapat nilai  (cukup) dan 10
anak atau 50% mendapat nilai  (kurang)
Hal ini disebabkan :
a. Siswa belum menguasai penjelasan guru karena anak belum
memperhatikan guru dengan baik
b. Siswa bila di suruh untuk mengerjakan tugas masih malu dan butuh
motivasi
c. Siswa kurang konsentrasi memperhatikan penjelasan guru
Melihat kondisi seperti ini maka guru melakukan perbaikan pembelajaran
siklus I setelah diadakan perbaikan pada siklus I di peroleh hasil yang lebih
baik dari pada kondisi awal sebelum perbaikan yaitu 9 anak atau 45%
mendapat nilai  (baik), 8 anak atau 40% mendapat nilai  (cukup), dan 3
anak atau 15% mendapat nilai  (kurang)
Hal ini disebabkan :
1. Masih dijumpai beberapa anak yang tidak selesai mengerjakan tugas
2. Alat peraga yang dipergunakan oleh guru mulai menarik perhatian anak
sehingga anak termotivasi untuk memperhatikan penjelasa guru.
Setelah nilai yang dicapai pada siklus I ternyata target nilai belum dicapai
maka guru melakukan perbaikan siklus II. Adapun perbaikan siklus II
menunjukan hasil lebih baik lagi dari siklus I, yaitu 16 anak atau 80% dari 19
anak didik mendapat nilai  (baik), 3 anak atau 15% yang mendapat nilai 
(cukup) dan hanya 1 anak atau 5% yang mendapat nilai  (kurang), jadi
prosentase yang dicapai dalam perbaikan pembelajaran kemampuan motorik
halus anak dalam kegiatan mencap dengan bahan alam adalah pada siklus I
sebesar 45% dan pada siklus II sebesar 80% kemampuan mencap dengan
bahan alam anak meningkat, begitu pula kemampuan anak dalam
menggunakan alat peraga dan menyelesaikan tugas sudah mencapai harapan
lebih, lengkapnya lagi uraian diatas dapat dilihat dalam tabel berikut ini
Tabel 4.3
Kemampuan Motorik Halus melalui Kegiatan
Mencap dengan Bahan Alam
Jumlah Kemampuan Mencap dengan Bahan Alam
Keterangan
Anak/Nilai Pra Siklus Siklus I Siklus II
16 anak Kemampuan mencap
4 anak 9 anak dengan bahan alam dengan
 (baik) (80%)
(20%) (45%) nilai  meningkat
Siklus I : 3 anak (15%)
3 anak Siklus II : 3 anak (15%)
6 anak 8 anak
 (cukup) (15%) Kemampuan mencap
(30%) (40%) dengan bahan alam dengan
nilai  cenderung
1 anak meningkat dan dengan nilai
10 anak 3 anak
 (kurang) (5%)  cenderung menurun
(50%) (15%)
Diagram 4.1
Aktivitas dan Kemampuan Anak dalam Pembelajaran Motorik Halus

60

50

40

Cukup
30
Baik
Kurang
20

10

0
Prasiklus

Diagram 4.2
Nilai Perbaikan Pengembangan Motorik Halus
Dalam Kegiatan Mencap dengan Bahan Alam

90

80

70

60

50 Kurang

40 Cukup
Baik
30

20

10

0
Pra Siklus Siklus I Siklus II
2. Pembahasan
Salah satu kompetensi lulusan peserta didik Taman Kanak-kanak adalah
mampu mengikuti pendidikan selanjutnya dengan kesiapan yang optimal sesuai
dengan tuntutan yang berkembang dalam masyarakat untuk mewujudkan hal
tersebut salah satu yang perlu dikenalkan di TK adalah pengembangan motorik
halus yang dilaksanakan dengan prinsip bermain sambil belajar. Dengan
bermain anak mempunyai kesempatan untuk bereksplorasi, menemukan,
mengekspresikan perasaan, berkreasi, dan belajar secara menyenangkan.
Di TK dikembangakan beberapa pengembangan salah satunya adalah
indikator pengembangan motorik halus yang mempunyai kompetensi dasar,
anak mampu memahami konsep sederhana, memecahkan masalah sederhana
dalam kehidupan sehari-hari.
Upaya yang dilakukan guru agar anak memiliki indikator pengembangan
motorik halus secara optimal adalah meningkatkan perannya dalam
mengendalikan suasana kelas agar situasi pembelajaran langsung lebih
kondusif menyajikan pembelajaran dengan media bahan alam lebih kreatif,
aktif, menarik dan menyenangkan. Hasil yang telah dicapai dari 20 anak didik,
yang mencapai nilai  (baik) ada 16 anak (80%) dan anak yang masih
mendapat nilai  (kurang) ada 1 anak (5%).
Dari data tersebut diatas menunjukan bahwa penggunaan media bahan
alam dalam kegiatan mencap dapat meningkatkan kemampuan motorik halus
anak. Hal ini ditunjukan dengan :
1. Motivasi anak untuk melakukan kegiatan meningkat
2. Anak-anak dapat menyelesaikan tugas
3. Guru lebih mudah dalam mendidik anak
4. Hasil yang dicapai anak lebih optimal
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan
Dengan penggunaan media baham alam dapat meningkatkan kemampuan
motorik halus anak didik kelompok B TK Pertiwi 26-87 Dermasuci
kecamatan Pangkah Kabupaten Tegal. Perolehan nilai “Baik” pada sebelum
siklus hanya 4 anak atau 20% pada perbaikan siklus I nilai “Baik” mencapai
9 anak atau 45% dan pada siklus II memperoleh nilai “Baik” meningkat
menjadi 16 anak atau 80%
Sehingga dapat diambil kesimpuan sebagai berikut :
b. Penggunaan media bahan alam dapat meningkatkan kemampuan motorik
halus anak
c. Penggunaan media bahan alam dapat meningkatkan keaktifan dan
pemahaman anak dalam kegiatan pembelajara.

B. Saran
Bertolak dari kesimpulan diatas, dalam rangka meningkatkan hasil
belajar anak, penulis menyarankan :
a. Para guru hendaknya dapat meningkatkan kreatifitas dan inovasi dalam
membuat alat peraga yang menarik dan menyenangkan
b. Dalam menyajikan kegiatan belajar sambil bermain diupayakan
menggunakan alat perafa agar pembelajaran lebih menarik dan
menyenangkan sehingga dapat dipahami dengan baik dan benar oleh
anak.
c. Fasilitas dalam pembelajaran sangat diperlukan guna memotivasi anak
dalam menumbuhkan daya ingat anak
d. Lihatlah emosi dan perasaaan anak jangan biarkan anak berebut, untuk
mencoba bersama buatlah kelompok kecil agar anak maksimal dalam
mencoba semua secara bergantian dengan teratur.

e. Segala sesuatu yang diperoleh selama kegiatan TK yang sekiranya dapat


meningkatkan kemampuan anak sebaiknya disampaikan kepada teman-
teman sejawat atau kelompok kerja guru (KKG), sehingga teman yang ain
mendapatkan masukan terhadap strategi mengajarnya.

Itulah beberapa kesimpulan dan saran yang dapat penulis sampaikan


semoga penelitian ini dapat bermanfaat bagi penulis sendiri khusunya dan
bagi rekan-rekan guru seprofesi pada umumnya
DAFTAR PUSTAKA

http://melyloelhabox.blogspot.co.id/2013/05/hakikat-perkembangan-motorik-
halus-anak.html

http://haurasyalsabila.blogspot.co.id/2012/04/perkembangan-motorik-halus-
anak-usia.html

http://jeniuscaraalkitab.com/category/bank-kreatifitas/mencap-
menggunakan-tulang-daun-pisang/

http://abynajwa.blogspot.co.id/2014/11/kreativitas-anak-usia-dini-dalam-
mencap.html

https://pgpaudduaa.wordpress.com/2012/06/19/pengembangan-kreativitas-
anak-dalam-kemampuan-dasar-seni/

Warhadi, IGAK dkk. (2008). Penelitian Tindakan Kelas, Jakarta : Universitas


Terbuka.

TIM PKP PG-PAUD. (2010). Panduan Pemantapan Kemampuan Profesional.


Jakarta : Universitas Terbuka.

Anda mungkin juga menyukai