Anda di halaman 1dari 10

MENINGKATKAN KEMAMPUAN MOTORIK HALUS

MELALUI KEGIATAN KOLASE DENGAN BAHAN ALAM PADA


KELOMPOK A DI TK PELANGI BSD

Sukarti¹
Nama Dosen PKP (bila artikel diambil dari PKP)²
Tutor karil³
¹Mahasiswa Program Studi PG PAUD Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas
Terbuka
²institusi
³Dosen Program Studi PGMI Fakultas Tarbiyah IAIN Kediri

Emailmahasiswa, rafaelrafa96998@gmail.com, ayuridhosaraswati@iainkediri.ac.id

Abstrak
Kolase dan menempel merupakan salah satu indikator yang terdapat dalam pengembangan fisik motorik
halus ,tujuan yang hendak dicapai yaitu dengan mengespresikan diri dengan berkarya seni menggunakan
bahan alam,namun pada kenyataanya di TK Pelangi BSD Serpong Tangerang Selatan sangat kurang
mengembangkan kemampuan kolase dan menempel anak ,sehingga anak- anak menjadi jenuh .Dampak dari
pembelajaran yang kurang menarik menyebabkan kemampuan kolase dan menempel kurang
berkembang.Subjek dari dari penelitian ini adalah TK Pelangi BSD dengan jumlah 15 anak , peneli tiian ini
merupakan Penelitian Tindakan Kelas (PTK ) yang terdiri dari dua siklus dan empat tahapan yaitu :
Perencanaan , Pelaksanaan , Pengamatan , dan Refleksi , data diperoleh dengan menggunakan lembar
observasi dan dokumentasi kriteria keberhasilan penelitian ini di lihat dari adanya peningkatan kemampuan
kolase dan menempel , dari 15 anak , anak yang mampu mengerjakan dengan baik pada siklus I , 10 anak
meningkat menjadi 13 anak pada siklus II , dan anak yang belum mampu mengerjakan dengan baik 5 anak
pada siklus I , dan berkurang tinggal 2 anak pada siklus II . Peningkatkan kemampuan kolase dan menempel
anak di TK Pelangi BSD di sebabkan guru telah menggunakan teknik pembelajaran menggunakan bahan
alam secara optimal dan efektif serta melibatkan anak secara aktif selama proses pembelajaran.
Kata Kunci : Kolase , Motorik halus, Bahan alam

PENDAHULUAN
Pendidikan anak usia dini adalah suatu upaya dalam pembinaan yang ditunjukan
kepada anak usia dini atau sejak lahir sampai dengan usia enam tahun, yang dilakukan
melalui pemberian rangsangan pendidikan untuk dalam membantu pertumbuhan dan
perkembangan jasmani dan rohani agar anak dapat memiliki kesiapan memasuki
pendidikan lebih lanjut (Depdiknas,2003).
Pengembangan motorik bertujuan untuk mencapai beberapa hal seperti
meningkatkan keterampilan motorik anak baik motorik kasar maupun motorik halus,
meningkatkan koordinasi tubuh yang mencakup koordinasi mata – tangan, koordinasi
tangan – kaki dan koordinasi otot otot yang berbeda untuk gerakan yang lebih kompleks,
membangun kekuatan dan daya tahan fisik anak, meningkatkan keterampilan social dan
emosional anak yang dapat mengatasi frustasi dan mengelola emosi dengan baik,
mendorog eksplorasi dan pemahaman akan dunia disekitar mereka yang dapat membangun
pemahaman spasial, mengembangkan keterampilan kognitif dan memahami konsep fisik
anak, serta mendukung pertumbuhan dan perkembangan holistik anak dalam menjalani
gaya hidup yang sehat, aktivitas fisik dan mencapai potensi anak secara optimal.
Pengembangan motorik ini bertujuan untuk memperkenalkan dan melatih gerakan kasar
dan halus , meningkatkan kemampuan mengelola , mengontrol gerakan tubuh dan
koordinasi , serta meningkatkan ketrampilan tubuh dan cara hidup sehat sehingga dapat
menunjang pertumbuhan jasmani yang kuat , sehat , dan terampil ( Masitoh dkk 2012).
Pada masa anak usia lima tahun pertama adalah masa anak berkembang pesatnya
perkembangan kemampuan motorik anak . Pada masa lima tahun pertama kehidupan anak
merupakan periode yang terpenting dalam perkembangan motoriknya. Selama periode ini,
anak mengalami kemajuan pesat dalam perkembangan fisik dan motoriknya seperti
perkembangan motorik halus anak, motorik kasar anak dan koordinasi antara mata dan
tangan anak. Perkembangan motorik yang terjadi selama masa lima tahun pertama sangat
penting karena menjadi dasar bagi perkembangan keterampilan motorik yang lebih
kompleks di masa depan. Maka demikian, penting bagi orang tua atau wali anak dan
pendidik untuk memfasilitasi kebutuhan dan kesempatan yang memadai bagi anak-anak
untuk bereksplorasi, bermain, dan berlatih keterampilan motorik mereka selama periode
ini.
Motorik adalah berupa gerakan yang didapatkan oleh seluruh tubuh, sedangkan
perkembangan motorik dapat disebut sebagai perkembangan dari unsur kematangan dan
pengendalian gerak tubuh anak . Perkeembangan motorik anak dibagi menjadi dua bagian
yaitu gerakan motorik kasar dan gerakan motorik halus . Gerakan motorik kasar adalah
kemampuan yang membutuhkan kordinasi seabagian besar bagian tubuh anak, oleh karena
itu , biasanya memerlukan tenaga karena dilakukan oleh otot - otot yang lebih besar .
Misalnya kemampuan meloncat , memanjat, berlari , berjinjit , menendang , berdiri di atas
satu kaki , berjalan diatas papan titian dan sebagainya. Sedangkan gerkan motorik halus
adalah gerakan yang hanya melibatkan bagian - bagian tubuh tertentu saja dan dilakukan
oleh otot - otot kecil , seperti ketrampilan menggunakan jari - jemari dan pergelangan
tangan yang tepat , oleh karena itu gerakan ini tidak terlalu membutuhkan tenaga namun
membutuhkan kordinasi mata dan tangan yang tepat . Gerakan motorik halus yang terlihat
saat usia Taman Kanak - kanak adalah anak mulai menyikat gigi , menyusun puzzle ,
bermain resleting , membuka dan memasang kancing baju , memakai sepatu sendiri , serta
makan sendiri dengan menggunakan sendok dan garpu . Semakin baiknya motorik anak
membuat anak dapat berkreasi , seperti menggunting kertas , menempel , menjahit ,
menganyam , menggambar , mewarnai serta aktivitas lainnya yang dapat memperkuat otot
– otot anak. Dalam melakukan gerakan motorik halus , anak juga memerlukan dorongan
ketrampilan fisik lain serta kematangan mental ( Sujiono Dkk, tahun ).
Untuk itu dalam pembelajaran pengembangan motorik halus pada anak sesuai
kebutuhan anak tersebut , banyak sekali cara - cara yang dapat digunakan diantaranya
adalah kolase dan menempel . Kegiatan kolase dan menempel memberikan pengalaman
belajar yang menyenangkan dan interaktif, sambil mengembangkan berbagai aspek
perkembangan anak seperti kreativitas, keterampilan motorik halus, konsep visual,
pemecahan masalah, dan kemampuan sosial. Selain itu, kegiatan kolase dan menempel
juga dapat meningkatkan sikap kepercayaan diri anak dan memberi mereka kesempatan
untuk mengekspresikan diri dengan cara yang unik dan pribadi. Kolase dan menempel juga

termasuk ketrampilan dasar yang perlu dikembangkan pada anak usia 3 - 4 Tahun karena
melatih mereka untuk melengkapi atau mengisi suatu pola dengan teliti , kolase dan
menempel merupakan kegiatan menyusun berbagai macam bahan pada sehelai kertas
mendatar yang menggunakan potongan berbagai macam jenis kertas ,serbuk gergaji, biji-
bijian , kancing baju , potongan sedotan , daun kering dan lain - lain ( Azizah Muiz,
S.Pd ).
Berdasarkan hasil pengamatan yang terjadi di TK Pelangi BSD , dengan jumlah
anak 15 anak, yang termasuk anak perempuan 13 anak dan anak laki laki 2 anak pada
kegiatan kolase dan menempel anak dapat terlihat dari hasil karya anak yaitu 15 anak
hanya 2 anak dengan persentase (13,5 % ) yang mampu berkembang sesuai harapan , 4
anak dengan persentase ( 26,5 % ) cukup berkembang , sementara 9 anak dengan
persentase ( 60 % ) mengalami permasalahan atau belum berkembang.
Dari uraian di atas didapatkan identifikasikan beberapa masalah yang terjadi pada
kegiatan pembelajaran kolase dan menempel dengan bahan alam di TK Pelangi BSD. Dan
dari identifikasi masalah tersebut masalah yang di pecahkan adalah kurangnya kemampuan
dalam kegiatan kolase dan menempel menggunakan bahan alam dalam bentuk atau pola
yang dapat dilihat dari hasil belajar anak.
Menurut teori seorang ahli dalam perkembangan sosial-kognitif yang dikemukakan
oleh Lev Vygotsky, perkembangan kemampuan seseorang dipengaruhi oleh interaksi sosial
dan lingkungan sekitarnya. Vygotsky (1988) berpendapat bahwa kemampuan kognitif dan
sosial seseorang berkembang melalui proses kolaboratif dengan orang lain, terutama
melalui interaksi dengan orang dewasa atau anggota lain dalam lingkungan sosialnya.
Vygotsky menekankan peran penting zona perkembangan aktual (actual developmental
level) dan zona perkembangan dekat (proximal developmental level). Zona perkembangan
aktual merujuk pada kemampuan individu untuk menyelesaikan tugas secara mandiri,
sedangkan zona perkembangan dekat mencakup kemampuan individu untuk
menyelesaikan tugas dengan bantuan orang lain atau melalui kerjasama sosial. Menurut
Vygotsky, interaksi dengan orang dewasa atau anggota lain dalam lingkungan sosialnya
dapat membantu individu melampaui zona perkembangan aktual mereka dan mencapai
zona perkembangan dekat. Dalam interaksi tersebut, individu diberikan bantuan dan
dukungan yang tepat untuk memecahkan masalah atau menyelesaikan tugas yang
sebelumnya tidak dapat mereka lakukan sendiri. Proses ini disebut sebagai pendampingan
atau bimbingan (scaffolding) dan berperan dalam memperluas kemampuan kognitif
individu. Selain itu, Vygotsky juga mengemukakan pentingnya alat psikologis eksternal,
seperti bahasa, simbol, atau teknologi, dalam perkembangan kemampuan seseorang.
Bahasa menjadi alat yang digunakan untuk berkomunikasi dan berinteraksi dengan orang
lain, dan melalui penggunaan bahasa, individu dapat memperoleh pengetahuan,
memecahkan masalah, dan mengembangkan pemahaman yang lebih kompleks. Dengan
demikian, menurut Vygotsky, perkembangan kemampuan seseorang tidak hanya
ditentukan oleh faktor internal atau individu semata, tetapi juga dipengaruhi oleh faktor
eksternal, seperti interaksi sosial, pendampingan, dan penggunaan alat psikologis eksternal.
Menurut Vygotsky perekmbangan kemampuan anak dapat dibedakan kedalam dua
tingkat , yaitu tingkat perkembangan aktual dan tingkat perkembangan potensial .
Kemampuan yang dimiliki seseorang anak adalah anugrah dari sang Maha penyayang agar
individu tersebut mampu berkembang dan mengembangkan dirinya sehingga mampu
menjalani kehidupan dimuka bumi . Masa lima tahun pertama pertumbuhan dan
perkembangan sering disebut dengan masa emas karena pada masa itu keadaan fisik
maupun segala kemampuan anak sedang berkembang pesat . Kemampuan dasar anak usia
3-4 tahun yang akan kembangakan menyangkut kemampuan fisik motorik ,kognitif ,
bahasa , dan seni .Apabila semua kemampuan tersebut di beri rangsangan pendidikan
dilakukan seimbang maka seluruh kemampuan mencapai keselarasan dalam
perkembangannya ( Winda Gunarti dkk,2013 )
Perkembangan motorik merupakan perubahan secara progesif pada kontrol dan
kemampuan untuk melakukan gerakan yang didapatkan melalui interaksi antara faktor
kematangan dan latihan pengalaman. Selama kehidupan yang dapat dilihat melalui
perubahan yang dilakukan .Perkembangan motorik meliputi perkembangan motorik halus
dan motorik kasar .Kemampuan motorik kasar yaitu gerakan yang dihasilkan dari
kemampuan mengontrol otot - otot besar . Sedangkan perkembangan motorik halus , yaitu
gerakan terbatas di bagian - bagian yang m eliputi otot - otot kecil , terutama gerakan di
jari - jemari tangan .( Rini Hildayani ,dkk )
Gerakan motorik halus adalah gerakan yang hanya melibatkan bagian tubuh
tertentu dan dilakukan oleh otot - otot kecil seperti ketrampilan menggunakan jari - jemari
tangan dan pergelangan tangan yang tepat.

METODE
Penelitian ini dilakukan di Tk Pelangi BSD yang beralamatkan di kecamatan
Serpong Tangerang selatan dengan menngunakan metode Penelitan Tindakan Kelas
( PTK) yang terdiri dari 1 ( satu ) kelas kelompok A . Guru di Tk Pelangi BSD berjumlah 1
orang , dengan jumlah siswa 15 anak yang terdiri dari 2 anak laki - laki dan 13 anak
perempuan . Penelitian melihat ada kekurangan dalam kegiatan kolase dan
menempel ,dalam kegiatan kolase dan menempel ini hasil karya anak cenderung rendah .
Sehingga peneliti menggambil penelitian di TK Pelangi BSD Serpong Tangerang-Selatan
agar dapat meningkatkan kemampuan dalam motorik halus dengan kegiatan kolase dan
menempel sesuai usianya.
Instrumen pengumpulan data menggunakan sistem siklus artinya bahwa dalam
mengumpulkan data peneliti menggunakan rentan waktu untuk melaksanakan kegiatan
penelitian yang telah direncanakan guna memperbaiki kinerjanya dengan menggunakan
teknik pengumpulan data observasi dan dokumentasi . Penelitian Tindakan Kelas dimulai
dari siklus I dengan perencanaan , pelaksanaan , pengamatan , dan refleksi . Kemudian di
lanjutkan ke siklus II sebagaimana dilakukan dengan perencanaan , pelaksanaan ,
pengamatan , dan refleksi .

HASIL DAN PEMBAHASAN


Dapat dilihat dari kondisi awal sebelum dilaksanakan perbaikan kemampuan kolase
dan menempel anak didik Tk Pelangi BSD masih rendah . Diperoleh hasil bahwa dari 15
anak , anak yang mampu mengerjakan dengan baik sebanyak 6 anak atau sekitar 40% dan
sisanya 9 anak atau sekitar 60 % anak belum mampu mengerjakan . Pada tahap ini
dilakukan persiapan pelaksanaan perbaikan yaitu peneliti menyusun rencana kegiatan
terlebih dahulu , menyusun rencana kegiatan harian beserta skenario perbaikan ,
menyediakan alat peraga yang akan dipakai , membuat lembar kerja ,menyiapkan lembar
observasi untuk anak didik dan guru , menentukan fokus dan kriteria pengamatan .
Perbaikan siklus I dilaksanakan dengan langkah untuk tujuan meninngkatkan
kemampuan motorik halus dengan kegiatan kolase dan menempel anak dengan
menggunakan bahan alam di TK Pelangi BSD.
Penyebab masalah tersebut dikarenakan media yang digunakan guru belum
bervariasi dan menarik bagi anak.Pada langkah perbaikan guru dapat menyiapkan bahan
dan alat untuk kolase dan mengkodisikan anak ,guru dapat mendemonstrasikan cara
pembuatan kolase ,guru dapat meminta anak untuk mulai mengerjakan kegiatan kolase dan
tetap memberikan arahan yang sesuai, guru juga dapat melibatkan anak dalam mengambil
bahan seperti menggambil daun kering dan lain-lain.Kegiatan anak didik dan guru diamati
dengan menggunakan instrumen pengamatan yang telah dipersiapkan terlebih dahulu .Pada
siklus I ini terjadi peningkatan dalam kegiatan kolase dan menempel yaitu anak yang sudah
mampu mengerjakan dengan baik mencapai 60% ( 9 anak ) dan anak yang belum mampu
tinggal 40 % ( 6 anak ).
Pada siklus II kemampuan anak dalam ketrampilan kolase dan menempel
menggunakan bahan alam sangat signifikan bagi anak . Dari 15 anak ada 13 anak atau 86%
anak yang sudah mampu mengerjakan dengan baik dan tinggal 2 anak atau 14% anak yang
belum mampu mengerjakan dengan baik. Berikut tabel yang berisikan rekapitulasi
peningkatan kemampuan kolase dan menempel dengan bahan alam pra siklus atau kondisi
awal, Siklus I, siklus II pada anak didik TK Pelangi BSD, yang berjumlah 15 anak yang
disusun dengan bentuk persentase sebagai berikut :

Daya serap
Kegiatan
NO Mampu Belum mampu
Pembelajaran
Jml Siswa % Jml Siswa %
1 Kondisi awal 6 40 9 60
2 Siklus I 10 66 5 34
3 Siklus II 13 86 3 14
Tabel 1. Diberi keterangan nama tabelnya

Jika tabel digambarkan dengan grafik maka akan nampak sesuai grafik dibawah , sebagai
berikut :

100%
90%
80%
70%
60%
50% Mampu
Belum mampu
40%
30%
20%
10%
0%
Pra siklus Siklus I Siklus II

Grafik 1. Nama grafiknya


Grafik diatas ini menunjukkan dalam bentuk grafik batang dengan data persentase
perkembangan kemampuan kolase dan menempel pada pra siklus ( kondisi awal), siklus I
dan siklus II TK Pelangi BSD

KESIMPULAN DAN SARAN


Dari hasil penelitian yang telah dilakukan bahwa teknik pembelajaran kolase dan
menempel menggunakan media bahan alam dapat menciptakan suasana belajar yang
melibatkan anak secara aktif .Berikut beberapa poin penting yang dapat disimpulkan,
aktivitas kolase dan menempel menggunakan bahan alam melibatkan anak secara aktif
dalam proses pembelajaran. Mereka terlibat dalam memilih, memotong, menempel, dan
mengatur bahan-bahan alam untuk membuat karya seni atau komposisi visual.
Penggunaan bahan alam dalam kegiatan ini memberikan pengalaman nyata dan
sensorik kepada anak-anak. Mereka dapat merasakan tekstur, bentuk, dan aroma bahan
alam yang digunakan, sehingga meningkatkan stimulasi sensorik mereka.
Kegiatan ini juga dapat merangsang imajinasi dan kreativitas anak-anak. Mereka
dapat mengeksplorasi dan menggabungkan berbagai bahan alam dengan cara yang unik
dan orisinal, sehingga mendorong mereka untuk berpikir dengan kreatif dan menciptakan
ide - ide yang baru.
Dengan melibatkan anak secara aktif dalam kegiatan kolase dan menempel, mereka
memiliki kesempatan untuk mengembangkan keterampilan motorik halus, seperti
memotong, menggenggam, dan menempel. Hal ini membantu meningkatkan kontrol
motorik mereka dan keterampilan tangan-mata.
Aktivitas kolase dan menempel menggunakan bahan alam juga dapat memperkuat
hubungan anak dengan alam dan lingkungan sekitar. Anak-anak dapat mengamati,
menjelajahi, dan menggunakan bahan-bahan alam dengan lebih menyadari, sehingga
mengembangkan rasa keindahan dan kepedulian terhadap lingkungan.
Dengan demikian, teknik pembelajaran kolase dan menempel menggunakan media
bahan alam dapat menjadi pendekatan yang efektif dalam menciptakan suasana belajar
yang melibatkan anak secara aktif. Kegiatan ini mendukung perkembangan kreativitas dan
motorik anak-anak, tetapi juga menghubungkan mereka dengan alam dan memberikan
pengalaman belajar yang berarti.
Anak juga dapat mengetahui kegunaan bahan - bahan yang ada disekeliling mereka
untuk kegiatan belajar .Mengembangkan kemampuan kolase dan menempel pada anak
tidak hanya menggunakan bahan - bahan yang mahal saja namun dapat dipakai bahan -
bahan yang di alam yang ada di sekeliling kita . Dengan menggunakan teknik
pembelajaran ini, anak dapat menggabungkan unsur-unsur alam dengan seni kreatif
mereka, meningkatkan keterampilan memotong dan menempel, serta mengembangkan
pemahaman mereka tentang elemen-elemen desain dan komposisi visual.

Saran
Berdasarkan hasil penelitian dan perbaikan diatas, maka peneliti memberi saran dalam
kegiatan ini sebagai berikut:

1. Seorang pendidik sebaiknya menyediakan kegiatan karya dalam kegiatan kolase


dan menempel dalam jumlah yang lebih banyak dan bervariasi sehingga dapat
menambah kelenturan otot tangan anak dan melatih kesabaran anak dalam
menghadapi kegiatan kolase dan menempel bagi anak.
2. Pendidik sebaiknya memiliki metode pembelajaran yang lebih kreatif dan inovatif
sehingga memiliki hasil yang lebih optimal dan anak menjadi lebih bersemangat
dan meningkatkan keminatan anak dalam mengikuti kegiatan yang diberikan oleh
pendidik.
3. Kemampuan pendidik dalam mengelola dan menguasai kelas harus lebih
ditingkatkan agar tercipta kondisi belajar yang lebih kondusif dan mendapatkan
hasil yang lebih makssimal .

DAFTAR PUSTAKA

Aulia, M. F. (2017). Kolase: Panduan Membuat Karya Seni Rupa dari Bahan Bekas.
Pustaka Alvabet.
B.E.F Montulalu, dkk. (2012). Bermain dan Permainan Anak . Jakarta : Universitas
Terbuka.
Gunarti Winda , dkk. (2013). Metode Pengembangan Perilaku dan Kemampuan Dasar
Anak Usia Dini .Jakarta : Universitas Terbuka .
Hermawan Hery Asep , Badruzaman ,Cucu Eliyawati . (2012). Media dan Sumber Belajar
TK. Jakarta : Universitas Terbuka.
Hildayani Rini , dkk. (2011) . Psikologi Perkembangan Anak . Jakarta : Universitas
Terbuka.
Irianto, E., & Marliyani, S. (2019). Buku Saku Kreatif Kolase dan Menempel:
Teknik Mengembangkan Kreativitas Anak Usia Dini. PT Pustaka Karya Ilmiah.
Masitoh ,dkk.(2012). Strategi Pembelajaran TK , Jakarta : Universitas Terbuka.
Mustikasari, D. (2020). Seni Anak: Kolase dan Menempel. PT Bentang Pustaka.
Rakhmawati, Y. (2016). Buku Pintar Kolase Anak. Visimedia.
Santoso Soegeng . ( 2011) . Dasar - Dasar Pendidikan TK . Jakarta : Universitas Terbuka.
Sari, D. P. (2019). Panduan Mudah Kolase dan Menempel untuk Anak. Araska Publishing.
Seefeldt Carol, Barbara A Wasik.(2008). Pendidikan Anak Usia Dini . Jakarta :PT Indeks
Sofyan, R. (2018). Kreatif dengan Kolase: Mengembangkan Keterampilan Anak melalui
Seni Kolase. PT Gramedia Pustaka Utama.
Sukardi S Evan , dkk (2010). Seni Ketrampilan Anak .Jakarta : Universitas Terbuka.
Sujiono Nurani Yulianti ,dkk. (2011). Metode Pengembangan Kognitif . Jakarta :
Universitas Terbuka
Sutanto, S. (2017). Kolase: Menikmati Seni Rupa dengan Tangan Sendiri. PT Media Ilmu.
Undang - Undang Ri Nomor 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional. (2003).
Jakarta : Depdiknas.
Wahyu, E. (2016). Kolase dan Menempel: Panduan Membuat Seni Rupa Anak Berbahan
Alami. Indomedia Pustaka.

1. Pertiwi, R., & Soenarto, S. (2016). Pengaruh Kegiatan Kolase terhadap Motorik
Halus Anak Usia 5-6 Tahun di Taman Kanak-kanak. Jurnal Ilmiah Konseling, 3(2),
73-81.
2. Khasanah, I., & Kumalasari, D. (2018). Pengaruh Kegiatan Kolase terhadap
Motorik Halus Anak Usia 5-6 Tahun di Taman Kanak-kanak. Jurnal Ilmiah
Kesehatan, 5(2), 86-92.
3. Rahayu, D. P., & Mulyadi, M. (2019). Pengaruh Kegiatan Kolase terhadap Motorik
Halus Anak Usia 5-6 Tahun di Taman Kanak-kanak. Jurnal Kesehatan Masyarakat,
14(1), 23-32.
4. Rizqi, A. M., & Kristiana, L. (2020). Pengaruh Kegiatan Kolase terhadap Motorik
Halus Anak Usia 5-6 Tahun di Taman Kanak-kanak. Jurnal Pendidikan Anak, 7(1),
15-23.
5. Hermanto, B., & Widiastuti, D. (2021). Pengaruh Kegiatan Kolase terhadap
Motorik Halus Anak Usia 5-6 Tahun di Taman Kanak-kanak. Jurnal Pendidikan
Guru Sekolah Dasar, 9(2), 145-153.

Anda mungkin juga menyukai