BAB I
PENDAHULUAN
fokus, berjalan dibalok titian kurang seimbang, kurang dapat memanjat pada
permainan jaring laba-laba dan masih ada yang takut melompat dengan satu
atau dua kaki ke berbagai arah, contohnya: lompat tali, bermain engklek dan
lompat simpai. Hal tersebut dikarenakan stimulasi yang diberikan kurang
bervariasi dan kurang menarik bagi anak. Dari hal tersebut maka motorik
kasar anak kurang dapat berkembang secara maksimal. Tujuan umum
dilaksanakan penelitian ini adalah untuk meningkatkan kemampuan Motorik
Kasar anak
Dalam mengembangkan kemampuan motorik kasar anak-anak terdapat
beberapa pendekatan yang dapat dilakukan melalui berbagai bentuk
permainan yang menarik dan menyenangkan. Tetapi dalam mengembangkan
motorik kasar masih sering menggunakan media yang sederhana dan kurang
menarik bagi anak, selain itu metode yang digunakan juga tidak tepat.
Sehingga anak-anak merasa bosan dan tidak berminat dan tidak termotivasi
untuk mengikuti kegiatan yang diadakan oleh guru. Oleh karena itu untuk
memecahkan permasalahan tersebut di perlukan penelitian tindakan kelas
sebagai upaya perbaikan pelaksanaan pembelajaran pada motorik kasar untuk
anak, hal ini ditandai dengan kondisi dari 15 anak baru 6 anak atau 40%
kemampuan motorik kasar sudah sesuai dengan harapan sedangkan 9 anak
atau 60% kemampuan motorik kasar belum sesuai dengan harapan
Melihat kenyataan tersebut maka diperlukan cara yang dapat
menanamkan kemampuan motorik kasar anak dengan cara memberikan
pendekatan melalui pembelajaran yang dapat diterima oleh anak sesuai
dengan pikirannya. Salah satu metode yang dapat memudahkan anak dalam
meningkatkan kemampuan motorik kasar yaitu melalui permainan balap
karung, yang memiliki tujuan agar anak usia 5-6 tahun termotivasi untuk
meningkatkan kemampuan motorik kasar melalui bermain balap karung.
Dengan metode ini diharapkan pembelajaran akan tercapai dengan baik.
Berdasarkan uraian latar belakang di atas, maka peneliti tertarik
untuk melakukan penelitian tentang “Meningkatkan Kemampuan Motorik
Kasar Melalui Permainan Balap Karung Pada Anak Usia 5-6 Tahun di
4
C. Tujuan Masalah
Berdasarkan rumusan masalah di atas tujuan penelitian ini adalah
sebagai berikut :
1. Untuk mengetahui peningkatan kemampuan motorik kasar melalui
permainan balap karung pada anak usia 5-6 tahun di PAUD Terpadu
Baiturrahmat Kecamatan Pekaitan Kabupaten Rokan Hilir.
2. Untuk mengetahui penerapan permainan balap karung untuk
meningkatkan kemampuan motorik kasar pada anak usia 5-6 tahun di
PAUD Terpadu Baiturrahmat Kecamatan Pekaitan Kabupaten Rokan Hilir
3. Untuk mengetahui besarnya peningkatan kemampuan motorik kasar
melalui permainan balap karung pada anak usia 5-6 tahun di PAUD
Terpadu Baiturrahmat Kecamatan Pekaitan Kabupaten Rokan Hilir.
D. Manfaat Penelitian
Setelah penelitian dilakukan diharapkan dapat bermanfaat antara lain :
1. Manfaat Teoretis
Penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat sebagai pengetahuan dan
pembelajaran dalam peningkatan kemampuan motorik kasar anak usia 5-
5
2 Manfaat Praktis
Secara praktis hasil pnelitian ini diharapkan bermanfaat bagi :
a. Program Studi Pendidikan Guru PAUD
Penelitian ini menjadi salah satu ide agar kedepannya peningkatan
kemampuan motorik kasar anak usia 5-6 Tahun selalu mendapat
perhatian dalam penelitian-penelitian ilmiah berikutnya.
b. Bagi Pendidik
Penelitian ini memberikan ide bagi para pendidik untuk membuat
kegiatan-kegiatan yang dapat meningkatkan kemampuan motorik
kasar anak usia 5-6 Tahun di PAUD Terpadu Baiturrahmat.
c. Orang tua
Penelitian ini dapat menambah pengetahuan bagi orang tua
masyarakat betapa pentingnya permainan balap karung ini bagi anak
agar meningkatkan kemampuan motorik kasar.
d. Bagi Peneliti.
Penelitian ini dapat dijadikan batu loncatan untuk memikirkan
kegiatan-kegiatan lain yang dapat meningkatkan kemampuan motorik
kasar anak dimasa yang akan datang.
E. Definisi Operasional
1. Kemampuan motorik kasar adalah suatu proses yang terjadi pada setiap
diri anak yang dilakukan melalui gerakan-gerakan. Gerakan-gerakan
tersebut melibatkan otot-otot besar anak yang bekerja, seperti gerakan
anak melompat (gerakan yang terjadi ketika tubuh diangkat ke udara
karena tekanan yang berasal dari ke dua tungkai dan tubuh mendarat
menggunakan dua kaki), serta mengandalkan kematangan tubuh anak
yang berkembang secara optimal, dengan demikian motorik kasar anak
akan berkembang baik. Kegiatan melompat ini akan mengembangkan
koordinasi dan kekuatan kaki. Bentuk gerakan dasar melompat akan
6
BAB II
KAJIAN TEORETIS
berlari dan menaiki sepeda roda tiga. Anak juga sudah mampu melakukan
gerakan yang menguji keseimbangan badan mereka. Selain itu anak usia 5-6
tahun mampu melakukan koordinasi gerak tangan seperti berlari, melompat,
melempar dan menangkap bola, serta naik turun tangga.
b) Kecepatan pertumbuhan
Kecepatan pertumbuhan seseorang mengikuti sebuah pola
karakteristik yang bersifat universal dan menolak/melawan pengaruh dari
luar. Sebuah interupsi yg kurang penting sebuah pergerakan normal
pertumbuhan self-regulatory fluctuation (Gessel,1954) yang memungkinkan
seorang anak menyamai teman sebayanya. Perkembangan pasti terjadi saat
ada penyakit yang menghalangi pertumbuhan berat, tinggi, dan kemampuan
15
bergerak anak, tetapi saat proses penyembuhan, anak tersebut bisa menyamai
teman-temannya.
c) Hubungan timbal balik
Tolak ukur dan kemajuan terjadi rumit pada cara kerja syaraf dari
sistem otot yang berlawanan terhadap semakin dewasanya suatu hubungan,
hubungan timbal balik ini disebutkan oleh Gessel (1994), yaitu karakteristik
perkembangan sikap motorik anak. perubahan pengembangan ini hampir
berubah hampir sama dengan kualitas perbedaan dan prcontohan di alam. Dua
perebedaan tersebut memiliki proses yang berhubungan serta berasosiasi
dengan kenaikan fungsi secara kompleks: perbedaan dan integrasi
(penggabungan).
d) Kesiapan
Kesiapan terdefinisi seperti tindakan berupa syarat dari tugas, biologi
individu, dan kondisi lingkungan dapat menguasai dengan kemampuan yang
tepat.
f) Perbedaan individu
Perubahan variabel diantara anak kecenderungan memiliki perbedaan
kebiasaan individu yang rumit. Setiap orang adalah unik, dengan laki-laki
atau perempuan terhadap perjalanan perkembangan. Perjalanan
perkembangan tersebut adalah kombinasi individu secara turun temurun dan
pengaruh perkembangan. Meskipun rangkaian perkembangan karakter rupa
fisik dapat diramalkan, penilaian rupa fisik dapat berubah. Oleh karena itu
perkembangan tidak dapat mengikuti dengan seksama untuk klasifikasi
16
2) Faktor lingkungan
Beberapa tahun lalu seorang ahli memikirkan dan fkus pada
penelitian pengaruh tingkah laku pengasuhan selama masa kecil dan anak
usia dini yang berpengaruh pada akibat fungsi anak. karena terjadi perbedaan
yang besar terhadap jangka waktu ketergantungan, keberagaman faktor
terhadap pengaruh pengasuhan perkembangan yang akan datang. Rumitnya
akibat dan pengikat tersebut terjadi diantara orang tua dan anak selama bulan
awal dan mengikuti umurnya. Faktor lingkungan ini terdapat dua komponen
yaitu pengikat, stimulasi, dan pencabutan.
3) Faktor fisik
Kemampuan motorik tidak berproses bebas. Hal tersebut tidak hanya
berdasarkan faktor biologi terhadap pengaruh kondisi lingkungan dan
tuntutan fisik. Interaksi keduanya faktor lingkungan dan biologi tentu
termodifikasi dari perkembangan motorik selama masa kecil, anak usia dini,
remaja, dan dewasa. Umur kelahiran tidak normal, makan tidak teratur,
17
Kemampuan motorik anak usia dini akan dipengaruhi oleh kondisi anak sejak
dalam kandungan hingga lahir dan anak mampu melakukan aktivitas-aktivitas
motorik sesuai dengan tingkat usia anak. Kesehatan prima, lingkungan sehat
dan berolahraga akan meningkatkan kemampuan motorik anak secara optimal
b) Balap Karung
Balap adalah (lomba) adu kecepatan. Karung adalah kantong besar
dari goni yang kasar (untuk tempat beras dsb), atau kantong pakan yang
mempunyai volume tertentu (dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia 2008).
Balap karung adalah salah satu lomba tradisional yang populer pada
hari kemerdekaan Indonesia. Sejumlah peserta diwajibkan memasukkan
bagian bawah badannya ke dalam karung kemudian berlomba sampai ke
garis akhir. Meskipun sering mendapat kritikan karena dianggap memacu
semangat persaingan yang tidak sehat dan sebagai kegiatan hura-hura, balap
19
karung tetap banyak ditemui, seperti juga lomba panjat pinang, sandal
bakiak, dan makan kerupuk. Lomba balap karung juga diapresiasi oleh
pendatang dari luar negeri dengan langsung terlibat dalam perlombaan ini.
Askalin (2013) lari balap karung adalah modifikasi dari lomba lari.
Balap karung adalah lomba lari yang pesertanya harus menggunakan karung,
permainan balap karung dilakukan secara perorangan. Mulyani Sri (2013)
Lari karung juga salah satu lomba yang populer pada peringatan HUT
Kemerdekaan Indonesia. Lari karung tidak memerlukan latihan karena hanya
bersifat spontanitas. Peserta lari karung dikategorikan berdasarkan umur agar
perlombaan berjalan seimbang. Prosedur Penerapan Pembelajaran Melalui
Permainan Balap Karung Yaitu:
1) Menentukan tujuan dan tema kegiatan permainan.
- Tujuan kegiatan permainan lari balap karung bagi anak usia dini adalah
untuk meningkatkan pengembangan seluruh aspek, baik pengembangan
motorik, kognitif, bahasa, emosi, kreativitas dan sosial. Kegiatan
bermain akan memberikan hasil yang optimal, apabila kegiatan itu
dirancang dengan seksama dan tidak secara kebetulan.
- Tema yang dapat dijadikan sebagai acuan kegiatan permainan
disesuaikan dengan tema yang terdapat dalam kurikulum Anak Usia
Dini tahun 2010.
2) Menentukan Jenis Kegiatan Perrmainan.
- Setelah menentukan tujuan dan tema bermain, selanjutkan ditentukan
jenis kegiatan yang cocok untuk meningkatkan kecerdasan kinestetik.
Jenis kegiatan yang dipilih adalah bermain kreatif dengan menggunakan
media seperti karung dalam permainan.
3) Menentukan Tempat dan Ruang Kegiatan Permainan.
- Tempat dan ruang kegiatan permainan dapat dilakukan di dalam dan di
luar ruangan. Untuk kegiatan permainan dalam rangka meningkatkan
kecerdasan kinestetik, sebagaimana ditentukan dalam tujuan dan tema
yang dipilih, yaitu kegiatan permainan dengan menggunakan karung
sebaiknya dilakukan di luar kelas atau di lapangan terbuka.
20
Cara bermain
1) Anak masuk dan berdiri didalam karung sembari tangannya
menggenggam kedua ujung karung agar tidak turun
2) Semua anak berdiri digaris start. Pada hitungan ketiga, anak-anak
berlomba mencapai garis finish dengan cara melompat dengan
karungnya
3) Yang mencapai garis finish lebih dulu adalah pemenang
B. Hipotesis
Hipotesis dalam penelitan ini adalah permainan balap karung dapat
meningkatkan kemampuan motorik kasar anak usia 5-6 tahun di PAUD
Terpadu Baiturrahmat Kecamatan Pekaitan Kabupaten Rokan Hilir.
22
BAB III
METODE PENELITIAN
2. Waktu
Waktu Penelitian dilaksanakan pada bulan April sampai Mei 2017,
penelitian ini dilaksanakan dalam 2 siklus dan setiap siklusnya dilakukan
dalam 3 kali pertemuan.
Perencanaan
Refleksi
SIKLUS I Pelaksanaan
Pengamatan
Perencanan
Pengamatan
Gambar 3.1
Rancangan Siklus I dan II
SIKLUS I
1. Perencanaan
Perencanaan penelitian tindakan kelas berisi tentang kegiatan yang
akan dilakukan untuk memperbaiki dan meningkatkan kemampuan motorik
kasar anak. Perencanaan ini dimulai dengan menetapkan :
a. Program semester anak usia 5-6 tahun
b. Membuat Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)
c. Membuat Rencana Kegiatan Mingguan (RKM) khususnya aspek
kemampuan motorik kasar melalui permainan balap karung.
d. Membuat Rencana Kegiatan Harian (RKH)
e. Membuat Lembaran Observasi anak
f. Membuat Laporan Observasi guru
24
2. Pelaksanaan
Setelah dilakukan perencanaan maka pelaksanaan siklus satu
dilaksanakan sebanyak tiga kali pada semester satu bulan Februari-Maret
2017. Permainan balap karung. Berpedoman kepada rencana pelaksanaan
kegiatan pembelajaran yang telah direncanakan. Proses kegiatan
pembelajaran sebagai berikut :
1) Pendahuluan
a. Kegiatan awal guru mengucapkan salam dan berdoa
b. Guru mengingatkan kepada anak apa yang telah diperintahkan
sebelumnya dalam permainan balap karung.
2) Kegiatan Inti
No Pertemuan Kegiatan Media Alat
pengumpulan
data
1. Pertama Anak memulai melompat Karung Catatan dan
kedepan dengan lembar
/Goni
menggunakan karung dengan observasi
6 kali lompatan dengan
memperhatikan kelenturan,
keseimbangan, dan
kelincahan anak
2. Kedua Anak memulai melompat Karung Catatan dan
kedepan menggunakan lembar
/Goni
karung dengan 6 kali observasi
lompatan dengan mengikuti
aturan yang berlaku
3. Ketiga Anak memulai melompat Karung Catatan dan
kedepan menggunakan lembar
/Goni
karung dengan 6 kali observasi
lompatan dengan
memperhatikan tangan kanan
dan kiri
3) Penutup
a. Guru memberi penilaian kepada peserta didik yang mengikuti
permainan balap karung dan memberikan motivasi kepada anak agar
tetap semangat
b. Guru menutup kegiatan dan salam.
25
3. Pengamatan
Pengamatan dilaksanakan secara bersamaan dengan melaksanakan
tindakan yang dilakukan oleh peneliti. Peneliti berperan sebagai observasi
dan melibatkan taman sejawat sebagai guru yang akan memperhatikan semua
kegiatan yang dilakukan oleh peneliti. Pada saat pembelajaran guru
mengamati kegiatan anak dengan permainan balap karung. Kemudian guru
melakukan evaluasi untuk mengetahui keberhasilan anak.
4. Refleksi
Hasil pengamatan dibahas bersama oleh peneliti dengan observasi,
refleksi adalah upaya untuk mengkaji ulang apa yang telah diberikan, sesuai
atau tidak dengan hasil peningkatan kemampuan motorik kasar anak. Ada
temuan kendala atau masalah didalam kemampuan motorik kasar anak
dengan melalui permainan balap karung, hal-hal yang menjadi permasalahan
pada siklus pertama dijadikan pertumbuhan untuk merumuskan perencanaan
tindakan untuk siklus selanjutnya.
SIKLUS II
2. Pelaksanaan Tindakan
Tindakan yang ditempuh berupa pelaksanaan pembelajaran yang telah
direvisi pada siklus I dengan mempertimbangkan kendala-kendala yang
menghambat anak masih belum berkembang dalam kemampuan motorik
kasar. Guru memberikan pembelajaran dengan melaksanakan kegiatan
motorik kasar melalui permainan balap karung untuk meningkatkan
kemampuan motorik kasar anak usia 5-6 tahun.
1) Pendahuluan
a) Kegiatan awal guru mengucapkan salam dan berdoa
b) Guru mengingatkan kepada anak apa yang telah diperintahkan
sebelumnya dalam permainan balap karung.
2) Kegiatan Inti
No Pertemuan Kegiatan Media Alat
pengumpulan
data
1. Pertama Anak memulai melompat Karung Catatan dan
kedepan dengan menggunakan lembar
/Goni
karung dengan 6 kali lompatan observasi
dengan memperhatikan
kelenturan, keseimbangan, dan
kelincahan anak
2. Kedua Anak memulai melompat Karung Catatan dan
kedepan menggunakan karung lembar
/Goni
dengan 6 kali lompatan observasi
dengan mengikuti aturan yang
berlaku
3. Ketiga Anak memulai melompat Karung Catatan dan
kedepan menggunakan karung lembar
/Goni
dengan 6 kali lompatan observasi
dengan memperhatikan tangan
kanan dan kiri
27
3) Penutup
a) Guru memberi penilaian kepada peserta didik yang mengikuti
permainan balap karung dan memberikan motivasi kepada anak agar
tetap semangat
b) Guru menutup kegiatan dan salam.
3. Pengamatan (observasi)
Pengamatan dilakukan saat pelaksanaan tindakan berlangsung yaitu
dengan melakukan pengamatan terhadap kegiatan kemampuan motorik kasar
melalui permainan balap karung pada anak usia 5-6 tahun dengan mencatat
melalui lembar observasi.
4. Refleksi
Melakukan refleksi terhadap siklus kedua dan menganalisa serta
membuat kesimpulan atas pelaksanaan pembelajaran berdasarkan tindakan
dalam peningkatan kemampuan motorik kasar.
C. Subjek Penelitian
Subjek penelitian adalah peserta didik di PAUD Terpadu Baiturrahmat
Kecamatan Pekaitan Kabupaten Rokan Hilir yang berusia 5-6 tahun yang
terdiri dari 15 anak dengan Laki-laki 8 orang dan perempuan 7 orang.
Keterangan :
6 Melakukan refleksi
Posrate−Baserate
Peningkatan ( P ¿= X 100 %
Baserate
Keterangan :
P : Persentase Peningkatan
Posrate : Nilai sesudah dilakukan tindakan
Baserate : Nilai sebelum dilakukan tindakan
32
Kriteria penilaian
1. Kemampuan motorik kasar
- BB = Belum berkembang (0 – 24,99%)
- MB = Mulai berkembang (25 – 49,99%)
- BSH = Berkembang sesuai harapan (50 – 74,99%)
- BSB = Berkembang sangat baik (75 – 100%)
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
guru menyusun kembali strategi baru yang akan dilakukan pada siklus II
apabila siklus I indikatornya belum sesuai dengan yang diharapkan.
C. Penjelasan Persiklus
1. Pra Siklus
Sebelum menjelaskan pelitian persiklus, terlebih dahulu penulis
menjelaskan tentang hasil pengamatan terhadap pembelajaran yang
berlangsung sebelum siklus I dilakukan. Penelitian melakukan langkah awal
dengan melakukan observasi pada tanggal 4 April 2017 sampai 6 Mei 2017.
Kemampuan motorik kasar anak sebelum dilakukan tindakan kelas,
anak kurang melakukan gerakan tubuh secara terkoordinasi, kesulitan
melatih kelenturan, kesulitan dalam melakukan keseimbangan, dan kurang
kelincahan, anak kurang melakukan koordinasi gerakan mata, kaki, tangan,
kepala dalam menirukan tarian /senam, terlihat anak kesulitan melakukan
permainan fisik dengan aturan, melakukan kegiatan kebersihan diri. Hal ini
dapat dilihat pada tabel berikut :
Tabel 4.1 Kemampuan Motorik Kasar Sebelum Siklus
No
Aspek Skor Skor % Kategori
.
Faktual ideal
1. Melakukan gerakan tubuh 22 60 36,6 MB
secara terkoordinasi untuk
melatih kelenturan,
keseimbangan dan kelincahan
2. Melakukan koordinasi gerakan 20 60 33,3 MB
mata, kaki, tangan, kepala
dalam menirukan tarian /senam
Melakukan permainan fisik
3 dengan aturan 20 60 33,3 MB
Terampil menggunakan tangan
4 kanan dan kiri 23 60 38,3 MB
Melakukan kegiatan kebersihan
5 diri 27 60 45 MB
Jumlah 111 300 186,7
Persentase 37
Kriteria MB
Sumber : Data Olahan Tahun 2017 dari Lampiran 3 Halaman 102
35
2. Tindakan Siklus I
a. Tahap perencanaan
Dalam penelitian kelas ini peneliti telah menyusun rancangan
pelaksanaan pembelajaran untuk meningkatkan kemampuan motorik kasar
anak dengan membuat rencana kegiatan harian (RKH), lembar observasi guru
dan anak serta lembar kemampuan motorik kasar anak. Penelitian tindakan
kelas siklus I (satu) dilakukan sebanyak 3 kali pertemuan, mulai tanggal 4 – 6
April 2017.
b. Tahap pelaksanaan
1) Pertemuan Pertama Siklus I
Pada pertemuan pertama dilaksanakan pada hari selasa, 4 April
2017, pada kegiatan awal pembelajaran peneliti mengucapkan salam, berdoa,
dan bernyanyi dengan gerakan fisik ringan. Peneliti mengabsen anak. Dan
peneliti menyampaikan tema pembelajaran tentang “motorik kasar melalui
permainan balap karung”.
Pada kegiatan inti, peneliti membawa anak ke lapangan dan
menjelaskan cara permainan balap karung dan memberikan contoh permainan
balap karung kepada anak. Peneliti membagi anak beberapa kelompok. Tiap
kelompok ada yang 4 anak dan ada juga 5 anak. Masing-masing anak disuruh
memasukan kakinya kedalam karung yang sudah dibagikann anak memulai
melompat kedepan dengan menggunakan karung dengan 6 kali lompatan
dengan memperhatikan kelenturan, keseimbangan, dan kelincahan anak.
Pada akhir kegiatan peneliti memberikan penghargaan berupa
pujian kepada anak yang mempunyai kemampuan melakukan gerakan tubuh
secara terkoordinasi untuk melatih kelenturan, keseimbangan, dan kelincahan,
36
No
Aspek Skor Skor % Kategori
.
Faktual ideal
1. Melakukan gerakan tubuh 30 60 50 BSH
secara terkoordinasi untuk
melatih kelenturan,
keseimbangan dan kelincahan
2. Melakukan koordinasi 29 60 48,3 MB
gerakan mata, kaki, tangan,
kepala dalam menirukan
tarian /senam
3 Melakukan permainan fisik 28 60 46,6 MB
dengan aturan
4 Terampil menggunakan 35 60 58,3 BSH
tangan kanan dan kiri
5 Melakukan kegiatan 40 60 66,6 BSH
kebersihan diri
Jumlah 162 300 810
Persentase 54
Kriteria BSH
Sumber : Data Olahan Tahun 2017 Dari Lampiran 3 Halaman 104
Berdasarkan tabel di atas Kemampuan Motorik Kasar anak pada
siklus I pertemuan 2 ada peningkatan dibandingkan pertemuan pertama.
Tetapi masih belum optimal. Ini terlihat dari perolehan nilai persentase
kemampuan motorik kasar anak melalui permainan balap karung sebesar 54
% dengan kriteria berkembang sesuai harapan. Dari hasil observasi tersebut
maka peneliti perlu melakukan tindakan perbaikan dengan mengoptimalkan
kegiatan motorik kasar melalui permainan balap karung dengan pertemuan
berikutnya yaitu pada sikus I pertemuan ketiga.
40
No
Aspek Skor Skor % Kategori
.
Faktual ideal
1. Melakukan gerakan tubuh 38 60
63,3 BSH
secara terkoordinasi untuk
melatih kelenturan,
keseimbangan dan kelincahan
2. Melakukan koordinasi gerakan 30 60 50 BSH
mata, kaki, tangan, kepala
dalam menirukan tarian /senam
3 Melakukan permainan fisik 30 60 50 BSH
dengan aturan
4 Terampil menggunakan tangan 37 60 61,6 BSH
kanan dan kiri
5 Melakukan kegiatan 41 60 68,3 BSH
kebersihan diri
Jumlah 176 300 880
Persentase 58,67
Kriteria BSH
Sumber : Data Olahan Tahun 2017 Dari Lampiran 3 Halaman 105
GRAFIK SIKLUS I
70
60
50
40
Series 1
30
20
10
0
Gambar 4.1.
Grafik Kemampuan Motorik Kasar Anak Siklus I
43
b. Aktivitas Anak
1) Pertemuan I Siklus I
Berikut ini penjelasan aktivitas anak yang dilakukan pada permainan
balap karung dengan tujuan untuk meningkatkan kemampuan motorik kasar
anak. Aktivitas anak pada siklus I pertemuan I dapat dilihat pada tabel berikut
Tabel. 4.6. Aktivitas Anak Pada Siklus I pertemuan I
No Aspek yang diamati Skor Skor % Kategori
Faktual ideal
1. Anak mendengarkan 23 45
51.11 Cukup
penjelasan guru tentang tujuan
permainan balap karung
2. Anak memperhatikan 22 45 48.89 Cukup
penjelasan guru tentang
permainan balap karung
3. Anak diberi kesempatan untuk 22 45 48.89 Cukup
bertanya pada guru tentang
permainan balap karung
4. Anak berterima kasih terhadap 25 45 55.56 Cukup
penghargaan dan motivasi
yang diberikan oleh guru
Jumlah 92 180
Persentase .51.11
kriteria Cukup
Sumber : Data Olahan Tahun 2017 Dari Lampiran 4 Halaman 112
c. Aktivitas Guru
1) Pertemuan Pertama Siklus I
Pengamatan tidak hanya pada kemampuan motorik kasar anak, tetapi
dlakukan pada aktivitas guru. Hal ini di lakukan karena hasil dari proses
pembelajaran tidak terlepas dari aktivitas seorang guru, pada saat kegiatan
belajar mengajar berlangsung.
47
4. Refleksi
Dari data awal kemampuan motorik kasar anak usia 5-6 tahun di
PAUD Terpadu Baiturrahmat Kecamatan Pekaitan Kabupaten Rokan Hilir
siklus I pertemuan pertama memperoleh nilai rata-rata 47,3 % kemudian pada
pertemuan kedua kemampuan motorik kasar anak melalui permainan balap
karung memperoleh nilai rata-rata 54%. Sedangkan pada pertemuan ketiga
kemampuan motorik kasar anak melalui permainan balap karung memperoleh
nilai rata-rata 58.67 %. Kegiatan motorik kasar anak melalui permainan balap
karung dari pertemuan pertama hingga pertemuan ketiga terjadi peningkatan.
51
SIKLUS II
1. Tahap Perencanaan
Setelah dilakukan refleksi pada siklus I, peneliti melanjutkan
penelitian pada siklus II. Pada siklus II ini peneliti membuat perencanaan
yang matang sebelum pelaksanaan dimulai. Adapun perencanaan yang harus
peneliti siapkan antara lain menyiapkan perangkat pembelajaran mulai dari
RKH, lembar observasi guru dan anak dan lembar observasi kemampuan
motorik kasar anak dan juga mempersiapkan media pembelajaran.
2. Tahap Pelaksanaan
a) Pertemuan Pertama Siklus II
Pertemuan pertama ini dilakukan pada hari senin, 10 April 2017, pada
kegiatan awal pembelajaran peneliti mengucapkan salam, berdoa, dan
bernyanyi dengan gerakan fisik ringan. Peneliti mengabsen anak. Dan peneliti
menyampaikan tema pembelajaran tentang “motorik kasar melalui permainan
balap karung”. peneliti mengajak anak ke lapangan sekolah. Sebelumnya
anak-anak diberi penjelasan terlebih dahulu apa yang akan dilakukan di
lapangan. Sampainya di lapangan. Peneliti memberikan motivasi pada anak
yang mengikuti permainan balap karung. peneliti membagi anak beberapa
kelompok. Tiap kelompok ada yang 4 anak dan ada juga 5 anak
Kegiatan inti. Guru membagikan karung kepada peserta didik.
Sebelum permainan dimulai guru memberikan kesempatan untuk bertanya
kepada peserta didik yang belum mengerti. Peserta didik disuruh memasukan
kakinya kedalam karung yang sudah dibagikan. Peserta didik mulai
melakukan permainan balap karung dengan melompat kedepan dengan 6 kali
lompatan dengan memperhatikan kelenturan, keseimbangan, dan kelincahan
anak, koordinasi gerakan mata, kaki, tangan, kepala dalam menirukan
tarian /senam, permainan fisik dengan aturan, terampil menggunakan tangan
kanan dan kiri, melakukan kegiatan kebersihan diri. Guru mengamati dengan
seksama permainan balap karung yang dilakukan siswa.
53
3. Pengamatan (Observasi)
1) Pertemuan Pertama Siklus II
Tindakan yang dilakukan pada pertemuan pertama siklus II didapat
hasil kemampuan motorik kasar anak melalui permainan balap karung dengan
rata-rata 62 %. Pada siklus II pertemuan pertama terjadi peningkatan
dibandingkan pada siklus I. adapun hasil analisis data kemampuan motorik
kasar anak melalui permainan balap karung dapat di lihat pada tabel berikut :
55
No
Aspek Skor Skor % Kategori
.
Faktual ideal
1. Melakukan gerakan tubuh 42 60 70 BSH
secara terkoordinasi untuk
melatih kelenturan,
keseimbangan dan kelincahan
2. Melakukan koordinasi gerakan 37 60 61,67 BSH
mata, kaki, tangan, kepala
dalam menirukan tarian /senam
3 Melakukan permainan fisik 40 60 66,67 BSH
dengan aturan
4 Terampil menggunakan tangan 41 60 68,3 BSH
kanan dan kiri
5 Melakukan kegiatan 49 60 81,67 BSB
kebersihan diri
Jumlah 209 300
Persentase 69,67
Kriteria BSH
Sumber : Data Olahan Tahun 2017 Dari Lampiran 3 Halaman 108
GRAFIK SIKLUS II
90
80
70
60
50 Series 1
40
30
20
10
0
pertemuan 1 pertemuan 2 pertemuan 3 rata-rata siklus I
Gambar 4.2
Grafik Kemampuan Motorik Kasar Anak Sikus II
59
b. Aktivitas Anak
1) Pertemuan Pertama Siklus II
Berikut ini penjelasan aktivitas anak yang dilakukan pada kegiatan
anak tujuan untuk meningkatkan kemampuan motorik kasar anak. Aktivitas
anak pada siklus II pertemuan I dapat dilihat pada tabel berikut :
Tabel. 4.18. Aktivitas Anak Pada Siklus II Pertemuan I
No Aspek yang diamati Skor Skor % Kategori
Faktual ideal
1. Anak mendengarkan 30 45 66.67 Cukup
penjelasan guru tentang
tujuan permainan balap
karung
2. Anak memperhatikan 28 45 62.22 Cukup
penjelasan guru
tentang permainan
balap karung
3. Anak diberi kesempatan 29 45 64.44 Cukup
untuk bertanya pada guru
tentang permainan balap
karung
4. Anak berterima kasih 26 45 57.78 Cukup
terhadap penghargaan dan
motivasi yang diberikan
oleh guru
Jumlah 113 180 251.11
Persentase 62.77
Kriteria Cukup
Sumber : Data Olahan Tahun 2017 Dari Lampiran 4 Halaman 115
c. Aktivitas Guru
1) Pertemuan Pertama Siklus II
Pengamatan tidak hanya pada kemampuan motorik kasar, tetapi
dlakukan pada aktivitas guru. Hal ini di lakukan karena hasil dari proses
pembelajaran tidak terlepas dari aktivitas seorang guru, pada saat kegiatan
belajar mengajar berlangsung.
Tabel 4.22. Aktivitas Guru Siklus II Pertemuan I
No. Aspek yang di amati Ideal Faktual % Kriteria
1. Guru menyampaikan tujuan 3 1 33.33 K
permainan balap karung
2. Guru menjelaskan dan 3 2 66.66 C
memberikan contoh
permainan balap karung
3. Guru menyiapkan alat 3 3 100 C
permainan balap karung
4. Guru memberikan kesempatan 3 3 100 C
bertanya kepada anak yang
belum mengerti tentang
permainan balap karung
5. Guru memberikan penghargaan 3 2 66.66 C
dan motivasi
6. Melakukan refleksi 3 1 33.33 C
Jumlah 18 12 399.98
Persentase 66.66
Kriteria C
Sumber : Data Olahan Tahun 2017 dari Lampiran 5 Halaman 121
Jumlah 18 17 566.66
Persentase 94.4
Kriteria B
Sumber : Data Olahan Tahun 2017
Dari hasil pengamatan aktivitas guru pada siklus II ini mulai dari
pertemuan pertama hingga pertemuan ketiga dapat dilihat pada tabel berikut :
66
Dilihat dari besranya persentase yang diperoleh pada pertemuan I ini, maka
peneliti akan memperbaikinya pada pertemuan berikutnya.
4. Refleksi
Dari data siklus I kemampuan motorik kasar anak usia 5-6 tahun di
PAUD Terpadu Baiturrahmat dengan perolehan skor 53.3 % dengan kriteria
mulai berkembang (MB). Untuk itu peneliti melakukan perbaikan dalam
permainan balap karung untuk meningkatkan kemampuan motorik kasar anak
usia 5-6 tahun di PAUD Terpadu Baiturrahmat. Pada siklus II pertemuan
pertama kemampuan motorik kasar melalui permainan balap karung
diperoleh rata-rata 62 %. Pada pertemuan kedua kemampuan motorikk kasar
anak melalui permainan balap karung memperoleh skor dengan rata-rata
69.67 %. Pada pertemuan ketiga kemampuan motorikk kasar anak melalui
permainan balap karung memperoleh skor rata-rata 83 %. Dari ketiga
pertemuan tersebut di peroleh skor rata-rata 71.5 % dengan kriteria
berkembang sesuai harapan.
Dari hasil pengamatan aktivitas anak pada siklus II pada pertemuan 1
di peroleh nilai persentase 62.77 % pada pertemuan kedua memperoleh nilai
persentase 76.11 % pada pertemuan ketiga memperoleh nilai persentase 85.00
%.. Dari ketiga pertemuan tersebut di peroleh skor rata-rata 74.62 % dengan
kriteria baik.
Pada aktivitas guru siklus II pada pertemuan 1 di peroleh nilai
persentase 66.66 % pada pertemuan kedua memperoleh nilai persentase 77.77
% pada pertemuan ketiga memperoleh nilai persentase 94.44 %.. Dari ketiga
pertemuan tersebut di peroleh skor rata-rata 79.62 % dengan kriteria baik.
68
D. Uji Hipotesis
1. Pra siklus ke siklus I
Dari uji hipotesis kemampuan motorik kasar anak pada siklus I terdapat
nilai persentase 53,3%, dengan persentase peningkatan sebesar 42,89%
sebelum siklus. Untuk mengetahui peningkatan anak menggunakan rumus
sebagai berikut :
Posrate−Baserate
P= X 100 %
Baserate
53,3−37,3
P= X 100 %
37,3
16
P= X 100 %
37,3
P=42,89 %
69
2. Siklus I Ke Siklus II
Dari uji hipotesis kemampuan motorik kasar anak usia 5-6 tahun pada
siklus II terdapat nilai persentase 71,5%. Dengan persentase 34,14% dari
siklus I ke siklus II dengan perhitungan :
71,5−53,3
P= X 100 %
53,3
18,2
P= X 100 %
53,3
P=34,14 %
GRAFIK SIKLUS
80
70
60
50
40
30
20
10
0
Sebelum Siklus siklus I Siklus II
Gambar 4.3
Grafik Peningkatan Sebelum Siklus Ke Siklus I Kemudian Ke Siklus II.
2. Siklus I
a) Kemampuan Motorik Kasar
Pada siklus pertama pertemuan 1 kemampuan motorik kasar anak
memperoleh skor rata-rata 47.3%. Pada pertemuan 2 kemampuan motorik
kasar anak 54% sedangkan pada pertemuan 3 kemampuan motorik kasar anak
memperoleh skor rata-rata 58.67%. Dari pertemuan 1,2 dan 3 pada siklus I
kemampuan motorik kasar anak secara keseluruhan mencapai skor rata-rata
53,3% dengan kriteria berkembang sesuai harapan.
71
b) Aktivitastas guru
Pada aktivitas guru, pertemuan 1, guru kurang menyampaikan tujuan
permainan balap karung, guru juga kurang menjelaskan dan
memberikan contoh permainan balap karung, guru kurang memberikan
penghargaan dan motivasi anak sehingga aktivitas guru memperoleh
nilai 50% dengan kriteria cukup. Pada pertemuan 2 guru kurang
menyampaikan tujuan pembelajaran, kurang melakukan refleksi
sehingga aktivitas guru memperoleh nilai yaitu 55,5% dengan kriteria
cukup. Pada pertemuan 3 terjadi peningkatan aktivitas guru dengan
memperoleh nilai 61.1%. walaupun terjadi peningkatan tapi kriterianya
masih tergolong cukup. Berdasarkan rekapitulasi aktivitas guru pada
siklus I memperoleh nilai 55.5% dengan kriteria cukup. Ini dikarenakan
guru kurang menyampaikan tujuan pembelajaran dan kurang
melakukan refleksi.
c) Aktivitas anak
Peneliti juga mengamati aktivitas anak. Pada aktivitas anak siklus I
pertemuan I di peroleh nilai persentase 51.11%, pada pertemuan 2
memperoleh nilai persentase 57,22% pada pertemuan 3 memperoleh
nilai persentase 58.31%. Dari pertemuan 1,2,3 aktivitas anak pada
siklus I memperoleh nilai 55.55%. terlihat pada tiap-tiap pertemuan
terjadi peningkatan dengan kriteria cukup.
3. Siklus II
a. Kemampuan Motorik Kasar Anak
Pada siklus II pertemuan I kemampuan motorik kasar anak
memperoleh skor 62%. Pertemuan 2 kemampuan motorik kasar anak
dengan skor rata-rata 69.67% dan pada pertemuan 3 kemampuan
motorik kasar anak memperoleh skor rata-rata 83%. Dari pertemuan 1,
2 dan 3 pada siklus II secara keseluruhan kemampuan motorik kasar
anak memperoleh skor rata-rata 71.5% dengan kriteria berkembang
sangat baik.
72
b. Aktivitas guru
Aktivitas guru siklus II pertemuan 1, guru kurang bisa menyampaikan
tujuan pembelajaran, guru kurang melakukan refleksi sehingga aktivitas
guru memperoleh nilai 66.66% dengan kriteria cukup. Pada pertemuan 2
aktivitas guru memperoleh nilai yaitu 77.77% dengan kriteria baik. Pada
pertemuan ketiga terjadi peningkatan aktivitas guru dengan memperoleh
nilai 94.44%. terjadi peningkatan dengan kriteria baik. Berdasarkan
rekapitulasi aktivitas guru pada siklus II memperoleh nilai 79.62% dengan
kriteria baik..
c. Aktivitas Anak
Pada aktivitas anak siklus II pertemuan I di peroleh nilai persentase
62.77%, pada pertemuan 2 memperoleh nilai persentase 76.11%, pada
pertemuan 3 memperoleh nilai persentase 85%. Dari pertemuan 1,2,3
aktivitas anak pada siklus I memperoleh nilai 74.62%. terlihat pada tiap-
tiap pertemuan terjadi peningkatan dengan kriteria baik.
Berdasarkan analisis data dan hasil persentase kemampuan motorik
kasar melalui permainan balap karung pada anak usia 5-6 tahun di PAUD
Terpadu Baiturrahmat Kecamatan Pekaitan Kabupaten Rokan Hilir Terjadi
Peningkatan. Dengan perolehan skor rata-rata 71.5% dengan kriteria
berkembang sesuai harapan.
Menurut Sujiono, dkk (2007) motorik kasar adalah kemampuan yang
membutuhkan koordinasi sebagian besar bagian tubuh anak.Oleh karena itu,
biasanya memerlukan tenaga karena dilakukan oleh otot-otot besar. Gerak
motorik kasar melibatkan aktivitas otot tangan, kaki, dan seluruh tubuh anak.
Gerak ini mengandalkan kematangan dalam koordinasi.
Kegiatan motorik kasar adalah menggerakkan berbagai bagian
tubuh atas perintah otak dan mengatur gerakan badan terhadap macam-
macam pengaruh dari luar dan dalam. Motorik kasar sangat penting
dikuasai oleh seseorang karena bisa melakukan aktivitas sehari-hari,
tanpa mempunyai gerak yang bagus akan ketinggalan dari orang lain,
seperti: berlari, melompat, mendorong, melempar, menangkap,
73
BAB V
PENUTUP
A. Simpulan
Berdasarkan hasil penelitian tindakan kelas yang telah dilakukan di
PAUD Terpadu Baiturrahmat penulis dapat menyimpulkan :
1. Kemampuan motorik kasar dapat ditingkatkan melalui permainan balap
karung pada anak usia 5-6 tahun di PAUD Terpadu Baiturrahmat
Kecamatan Pekaitan Kabupaten Rokan Hilir dengan persentase 71,5%
dengan kriteria berkembang sesuai harapan.
2. Penerapan permainan balap karung untuk meningkatkan kemampuan
motorik kasar pada anak usia 5-6 tahun di PAUD Terpadu Baiturrahmat
Kecamatan Pekaitan Kabupaten Rokan Hilir dapat dilihat dari aktivitas
anak pada siklus I pertemuan 1 memperoleh nilai persentase 51.11%,
pertemuan 2 memperoleh nilai persentase 57.22%, pertemuan 3
memperoleh nilai persentase 58.31%, dengan kriteria cukup. Sedangkan
pada siklus II pertemuan 1 di peroleh nilai persentase 62.77 % pada
pertemuan 2 memperoleh nilai persentase 76.11 % pada pertemuan 3
memperoleh nilai persentase 85.00 %., dengan kriteria baik.
3. Besarnya peningkatan kemampuan motorik kasar melalui permainan balap
karung pada anak usia 5-6 tahun di PAUD Terpadu Baiturrahmat
Kecamatan Pekaitan Kabupaten Rokan Hilir dari pra siklus ke siklus I
terdapat 37,3 %. pada siklus I ke siklus II kemapuan motorik kasar anak
34,14%, dari pra siklus ke siklus II memperoleh 91,6 %.
75
B. Rekomendasi
2. Bagi Sekolah
Diharapkan dapat menyediakan sarana dan prasarana yang diperlukan
dalam upaya peningkatan kemampuan motorik kasar anak.
76
DAFTAR PUSTAKA
Sofia Hartati (2005), Perkembangan belajar pada anak usia dini, Jakarta :
depdiknas
Lampiran 1
RENCANA KEGIATAN HARIAN
3. Istirahat : 30 menit
- Cuci tangan
- Membaca doa sebelum makan
- Makan bersama
- Cuci tangan dan gosok gigi
- Doa sesudah makan
Mengetahui
Kepala PAUD Terpadu Baiturrahmat Peneliti
3. Istirahat : 30 menit
- Cuci tangan
- Membaca doa sebelum makan
- Makan bersama
- Cuci tangan dan gosok gigi
- Doa sesudah makan
Mengetahui
Kepala PAUD Terpadu Baiturrahmat Peneliti
3. Istirahat : 30 menit
- Cuci tangan
- Membaca doa sebelum makan
- Makan bersama
- Cuci tangan dan gosok gigi
- Doa sesudah makan
Mengetahui
Kepala PAUD Terpadu Baiturrahmat Peneliti
3. Istirahat : 30 menit
- Cuci tangan
- Membaca doa sebelum makan
- Makan bersama
- Cuci tangan dan gosok gigi
- Doa sesudah makan
Mengetahui
Kepala PAUD Terpadu Baiturrahmat Peneliti
3. Istirahat : 30 menit
- Cuci tangan
- Membaca doa sebelum makan
- Makan bersama
- Cuci tangan dan gosok gigi
- Doa sesudah makan
Mengetahui
Kepala PAUD Terpadu Baiturrahmat Peneliti
3. Istirahat : 30 menit
- Cuci tangan
- Membaca doa sebelum makan
- Makan bersama
- Cuci tangan dan gosok gigi
- Doa sesudah makan
Mengetahui
Kepala PAUD Terpadu Baiturrahmat Peneliti
Lampiran 2
Skenario Pembelajaran
1. Kegiatan awal
a. Salam bernyanyi dan berdoa
b. Guru mengingatkan kepada anak apa yang telah dipelajari sebelumnya dan
menggali pengetahuan anak tentang motorik kasar
2. Kegiatan inti
a. Guru membawa anak ke lapangan
b. Guru menjelaskan kegiatan pembelajaran tentang permainan balap karung
c. Guru membagi peserta didik menjadi beberapa kelompok
d. Guru membagikan karung kepada peserta didik
e. Sebelum permainan dimulai guru memberikan kesempatan untuk bertanya
kepada peserta didik yang belum mengerti.
f. Peserta didik disuruh memasukan kakinya kedalam karung yang sudah
dibagikan
g. Peserta didik mulai melakukan permainan balap karung dengan melompat
kedepan dengan 6 kali lompatan
h. Guru mengamati dengan seksama permainan balap karung yang dilakukan
siswa dengan memperhatikan kelenturan, keseimbangan, dan kelincahan
anak, koordinasi gerakan mata, kaki, tangan, kepala dalam menirukan
tarian /senam, permainan fisik dengan aturan, terampil menggunakan
tangan kanan dan kiri, melakukan kegiatan kebersihan diri.
91
Mengetahui
Kepala PAUD Terpadu Baiturrahmat Peneliti
Skenario Pembelajaran
1. Kegiatan awal
1) Salam bernyanyi dan berdoa
2) Guru mengingatkan kepada anak apa yang telah dipelajari sebelumnya dan
menggali pengetahuan anak tentang motorik kasar
2. Kegiatan inti
a. Guru membawa anak ke lapangan
b. Guru menjelaskan kegiatan pembelajaran tentang permainan balap karung
c. Guru membagi peserta didik menjadi beberapa kelompok
d. Guru membagikan karung kepada peserta didik
e. Sebelum permainan dimulai guru memberikan kesempatan untuk bertanya
kepada peserta didik yang belum mengerti.
f. Peserta didik disuruh memasukan kakinya kedalam karung yang sudah
dibagikan
g. Peserta didik mulai melakukan permainan balap karung dengan melompat
kedepan dengan 6 kali lompatan
h. Guru mengamati dengan seksama permainan balap karung yang dilakukan
siswa dengan memperhatikan kelenturan, keseimbangan, dan kelincahan
anak, koordinasi gerakan mata, kaki, tangan, kepala dalam menirukan
tarian /senam, permainan fisik dengan aturan, terampil menggunakan
tangan kanan dan kiri, melakukan kegiatan kebersihan diri.
93
Mengetahui
Kepala PAUD Terpadu Baiturrahmat Peneliti
Skenario Pembelajaran
1. Kegiatan awal
1. Salam bernyanyi dan berdoa
2. Guru mengingatkan kepada anak apa yang telah dipelajari sebelumnya dan
menggali pengetahuan anak tentang motorik kasar
2. Kegiatan inti
a. Guru membawa anak ke lapangan
b. Guru menjelaskan kegiatan pembelajaran tentang permainan balap karung
c. Guru membagi peserta didik menjadi beberapa kelompok
d. Guru membagikan karung kepada peserta didik
e. Sebelum permainan dimulai guru memberikan kesempatan untuk bertanya
kepada peserta didik yang belum mengerti.
f. Peserta didik disuruh memasukan kakinya kedalam karung yang sudah
dibagikan
g. Peserta didik mulai melakukan permainan balap karung dengan melompat
kedepan dengan 6 kali lompatan
h. Guru mengamati dengan seksama permainan balap karung yang dilakukan
siswa dengan memperhatikan kelenturan, keseimbangan, dan kelincahan
anak, koordinasi gerakan mata, kaki, tangan, kepala dalam menirukan
tarian /senam, permainan fisik dengan aturan, terampil menggunakan
tangan kanan dan kiri, melakukan kegiatan kebersihan diri.
95
Mengetahui
Kepala PAUD Terpadu Baiturrahmat Peneliti
Skenario Pembelajaran
1. Kegiatan awal
a. Salam bernyanyi dan berdoa
b. Guru mengingatkan kepada anak apa yang telah dipelajari sebelumnya dan
menggali pengetahuan anak tentang motorik kasar
G. Kegiatan inti
c. Guru membawa anak ke lapangan
d. Guru menjelaskan kegiatan pembelajaran tentang permainan balap karung
e. Guru membagi peserta didik menjadi beberapa kelompok
f. Guru membagikan karung kepada peserta didik
g. Sebelum permainan dimulai guru memberikan kesempatan untuk bertanya
kepada peserta didik yang belum mengerti.
h. Peserta didik disuruh memasukan kakinya kedalam karung yang sudah
dibagikan
i. Peserta didik mulai melakukan permainan balap karung dengan melompat
kedepan dengan 6 kali lompatan
j. Guru mengamati dengan seksama permainan balap karung yang dilakukan
siswa dengan memperhatikan kelenturan, keseimbangan, dan kelincahan
anak, koordinasi gerakan mata, kaki, tangan, kepala dalam menirukan
tarian /senam, permainan fisik dengan aturan, terampil menggunakan
tangan kanan dan kiri, melakukan kegiatan kebersihan diri.
3. Kegiatan akhir : 30 menit
k. Guru memberikan kesimpulan dari apa yang di amati pada permainan
balap karung. Peneliti memberikan penghargaan berupa pujian kepada
97
Mengetahui
Kepala PAUD Terpadu Baiturrahmat Peneliti
Skenario Pembelajaran
1. Kegiatan awal
a. Salam bernyanyi dan berdoa
b. Guru mengingatkan kepada anak apa yang telah dipelajari sebelumnya dan
menggali pengetahuan anak tentang motorik kasar
2. Kegiatan inti
m. Guru membawa anak ke lapangan
n. Guru menjelaskan kegiatan pembelajaran tentang permainan balap karung
o. Guru membagi peserta didik menjadi beberapa kelompok
p. Guru membagikan karung kepada peserta didik
q. Sebelum permainan dimulai guru memberikan kesempatan untuk bertanya
kepada peserta didik yang belum mengerti.
r. Peserta didik disuruh memasukan kakinya kedalam karung yang sudah
dibagikan
s. Peserta didik mulai melakukan permainan balap karung dengan melompat
kedepan dengan 6 kali lompatan
t. Guru mengamati dengan seksama permainan balap karung yang dilakukan
siswa dengan memperhatikan kelenturan, keseimbangan, dan kelincahan
anak, koordinasi gerakan mata, kaki, tangan, kepala dalam menirukan
tarian /senam, permainan fisik dengan aturan, terampil menggunakan
tangan kanan dan kiri, melakukan kegiatan kebersihan diri.
99
Mengetahui
Kepala PAUD Terpadu Baiturrahmat Peneliti
Skenario Pembelajaran
1. Kegiatan awal
a. Salam bernyanyi dan berdoa
b. Guru mengingatkan kepada anak apa yang telah dipelajari sebelumnya dan
menggali pengetahuan anak tentang motorik kasar
2. Kegiatan inti
w. Guru membawa anak ke lapangan
x. Guru menjelaskan kegiatan pembelajaran tentang permainan balap karung
y. Guru membagi peserta didik menjadi beberapa kelompok
z. Guru membagikan karung kepada peserta didik
aa.Sebelum permainan dimulai guru memberikan kesempatan untuk bertanya
kepada peserta didik yang belum mengerti.
bb. Peserta didik disuruh memasukan kakinya kedalam karung yang sudah
dibagikan
cc.Peserta didik mulai melakukan permainan balap karung dengan melompat
kedepan dengan 6 kali lompatan
dd. Guru mengamati dengan seksama permainan balap karung yang
dilakukan siswa dengan memperhatikan kelenturan, keseimbangan, dan
kelincahan anak, koordinasi gerakan mata, kaki, tangan, kepala dalam
menirukan tarian /senam, permainan fisik dengan aturan, terampil
menggunakan tangan kanan dan kiri, melakukan kegiatan kebersihan diri.
101
Mengetahui
Kepala PAUD Terpadu Baiturrahmat Peneliti
Lampiran 3
Keterangan
1. Melakukan gerakan tubuh secara terkoordinasi untuk melatih kelenturan,
keseimbangan dan kelincahan
2. Melakukan koordinasi gerakan mata, kaki, tangan, kepala dalam
menirukan tarian /senam
3. Melakukan permainan fisik dengan aturan
4. Terampil menggunakan tangan kanan dan kiri
5. Melakukan kegiatan kebersihan diri
103
Keterangan
1. Melakukan gerakan tubuh secara terkoordinasi untuk melatih kelenturan,
keseimbangan dan kelincahan
2. Melakukan koordinasi gerakan mata, kaki, tangan, kepala dalam
menirukan tarian /senam
3. Melakukan permainan fisik dengan aturan
4. Terampil menggunakan tangan kanan dan kiri
5. Melakukan kegiatan kebersihan diri
104
Keterangan
1. Melakukan gerakan tubuh secara terkoordinasi untuk melatih kelenturan,
keseimbangan dan kelincahan
2. Melakukan koordinasi gerakan mata, kaki, tangan, kepala dalam menirukan
tarian /senam
3. Melakukan permainan fisik dengan aturan
4. Terampil menggunakan tangan kanan dan kiri
5. Melakukan kegiatan kebersihan diri
105
Keterangan
1. Melakukan gerakan tubuh secara terkoordinasi untuk melatih kelenturan,
keseimbangan dan kelincahan
2. Melakukan koordinasi gerakan mata, kaki, tangan, kepala dalam menirukan
tarian /senam
3. Melakukan permainan fisik dengan aturan
4. Terampil menggunakan tangan kanan dan kiri
5. Melakukan kegiatan kebersihan diri
106
No Siklus I
Aspek
. Pt 1 Pt 2 Pt 3 Jumlah %
1. Melakukan gerakan tubuh 28 30 38 96 53,3
secara terkoordinasi untuk
melatih kelenturan,
keseimbangan dan kelincahan
2. Melakukan koordinasi gerakan 24 29 30 83 46,1
mata, kaki, tangan, kepala
dalam menirukan tarian /senam 21 28 30 79 43,8
3 Melakukan permainan fisik
dengan aturan 31 35 37 103 57,2
4 Terampil menggunakan tangan
kanan dan kiri 38 40 41 119 66,1
5 Melakukan kegiatan
. kebersihan diri
Jmlh
% Kategori
Indikator Skor
No Nama Siswa 1 2 3 4 5
1 Afif 3 2 3 3 3 14 70 BSH
2 Amel 3 2 3 3 3 14 70 BSH
3 Amri 3 2 3 3 3 14 70 BSH
4 Aisy 3 2 3 3 3 14 70 BSH
5 Allam 2 2 2 2 2 10 50 BSH
6 Arya 3 2 3 3 3 14 70 BSH
7 Anita 2 2 2 2 3 11 55 BSH
8 Maulana 3 2 3 3 3 14 70 BSH
9 Muhammad 3 2 3 3 3 14 70 BSH
10 Nana 2 2 2 2 3 11 55 BSH
11 Labib 2 2 2 2 2 10 50 BSH
12 Lidia 3 2 2 2 3 12 60 BSH
13 Sakti 3 2 2 3 2 12 60 BSH
14 Rahma 3 2 2 2 3 12 60 BSH
15 Windu 2 2 2 2 2 10 50 BSH
Jumlah 40 30 37 38 41 186 930
Skor ideal 60 60 60 60 60 62
Persentase 66.67 50 61.67 63.33 68.33
108
No Siklus II
Aspek
. Pt 1 Pt 2 Pt 3 Jumlah %
1. Melakukan gerakan tubuh 40 42 51 133 73,8
secara terkoordinasi untuk
melatih kelenturan,
keseimbangan dan kelincahan
2. Melakukan koordinasi gerakan 30 37 42 109 60,5
mata, kaki, tangan, kepala
dalam menirukan tarian /senam
3 Melakukan permainan fisik 37 40 47 124 68,8
dengan aturan
4 Terampil menggunakan tangan 38 41 54 133 73,8
kanan dan kiri
5 Melakukan kegiatan 41 49 55 145 80,5
. kebersihan diri
Lampiran 4
Lampiran 5.
No Aktivitas yang
Pt 1 Pt 2 Pt 3 Jmlh % kriteria
diamati
1 Guru
menyampaikan
33.33 66.66 66.66 166.65 55.55 Kurang
tujuan permainan
balap karung
2 Guru
menjelaskan
dan
memberikan 66.66 66.66 100 233.32 77.77 Baik
contoh
permainan
balap karung
3 Guru
menyiapkan
alat 100 100 100 300 100 Baik
permainan
balap karung
4 Guru memberikan
kesempatan
bertanya kepada
anak yang belum 100 100 100 300 100 Baik
mengerti tentang
permainan balap
karung
5 Guru memberikan
penghargaan dan 66.66 66.66 100 233.32 77.77 Baik
motivasi
6 Melakukan
33.33 66.66 100 199.99 66.66 Cukup
refleksi