Anda di halaman 1dari 122

1

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah


Tuhan menciptakan manusia dengan segala kekurangan dan
kelebihannya serta memiliki kemampuan yang berbeda. Untuk mencapai
hasil yang lebih baik setiap orang selalu berusaha agar kehidupan mereka
juga lebih baik. Untuk menghasilkan yang lebih baik dibutuhkan
pendidikan. Menurut ketentuan umum Undang-Undang Nomor 20 Tahun
2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional Pasal 1 ayat 14 menyatakan
bahwa Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) adalah suatu upaya pembinaan
yang ditujukan kepada anak sejak lahir sampai dengan usia enam tahun yang
dilakukan melalui pemberian rangsangan pendidikan untuk membantu
pertumbuhan dan kemampuan jasmani dan rohani agar anak memiliki
kesiapan dalam memasuki pendidikan lebih lanjut.
Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) merupakan bagian dari
pencapaian tujuan pendidikan nasional, sebagaimana diatur dalam
Permendikbud No. 137 Tahun 2014, pasal 1 dijelaskan Lingkup
Perkembangan sesuai tingkat usia anak meliputi aspek nilai agama dan
moral, fisik-motorik, kognitif, bahasa, sosial-emosional, dan seni. Fisik-
motorik meliputi: motorik kasar, mencakup kemampuan gerakan tubuh
secara berkoordinasi, lentur, seimbang, lincah, lokomotor, non-lokomotor,
dan mengikuti aturan, motorik halus, mencakup kemampuan dan kelenturan
menggunakan jari dan alat untuk mengeksplorasi dan mengekspresikan diri
dalam berbagai bentuk.
Gerak merupakan unsur pokok kehidupan manusia, tanpa gerak,
manusia menjadi kurang sempurna dan dapat menyebabkan kelainan dalam
tubuh maupun organ-organnya. Oleh karena itu, gerak menjadi kebutuhan
yang sangat penting seperti kebutuhan hidup lainnya yang dapat membantu
kelangsungan hidup. Pertumbuhan jasmani anak berkembang pesat, karena
anak cenderung melakukan banyak gerak. Namun perkembangan motorik
2

kasar dan halus tidak dapat berkembang optimal hanya dengan


mengandalkan kematangan saja, ada beberapa faktor yang mempengaruhinya
yaitu kesiapan belajar, model yang baik dan benar, bimbingan serta motivasi.
Perkembangan motorik merupakan perkembangan pengendalian
gerakan jasmaniah melalui kegiatan pusat syaraf, urat syaraf dan otot
terkordinasi (Hurlock 1998). Perkembangan motorik sangat menunjang
keberhasilan anak, karena perkembangan fisik yang normal merupakan salah
satu faktor penentu kelancaran proses belajar, baik dalam bidang
pengetahuan maupun ketrampilan. Anak yang mampu menguasai berbagai
ketrampilan motorik akan terbentuk rasa percaya diri, memiliki sifat
mandiri dan mendapatkan penerimaan dari teman- teman sebayanya.
Sebaliknya bila anak tidak mampu menguasai ketrampilan motorik, anak
cenderung akan merasa putus asa, tidak percaya diri, merasa tidak bisa
melakukan apa-apa yang pada akhirnya terbentuk penyesuaian sosial dan
pribadi yang buruk.
Menurut Sujiono, (2008), motorik kasar adalah kemampuan yang
membutuhkan koordinasi sebagian besar bagian tubuh anak. Berbagai
gerakan kasar yang dicapai anak tentu sangat berguna bagi kehidupannya
kelak. Dalam perkembangannya, motorik kasar berkembang lebih dulu dari
pada motorik halus. Hal ini dapat terlihat saat anak sudah dapat
menggunakan otot-otot kakinya untuk berjalan sebelum anak dapat
mengontrol tangan dan jari-jarinya untuk menggunting dan meronce.
Mengingat pentingnya kemampuan motorik kasar pada anak usia dini,
sehingga diperlukan stimulasi untuk perkembangan motorik kasar pada anak
usia 5-6 di PAUD Terpadu Baiturrahmat secara maksimal. Kenyataan
dilapangan menunjukkan bahwa anak usia 5-6 di PAUD Terpadu
Baiturrahmat kurang terlihat perkembangan motorik kasarnya. Hal tersebut
dapat terlihat dari sebagian anak sering jatuh saat berlari, misalnya pada
permainan kucing dan tikus, petak umpet, berlomba memasukkan bendera
dalam botol, kurang mampu berlari sambil melompat seimbang tanpa jatuh,
saat menendang bola kurang terarah, melempar dan menangkap bola kurang
3

fokus, berjalan dibalok titian kurang seimbang, kurang dapat memanjat pada
permainan jaring laba-laba dan masih ada yang takut melompat dengan satu
atau dua kaki ke berbagai arah, contohnya: lompat tali, bermain engklek dan
lompat simpai. Hal tersebut dikarenakan stimulasi yang diberikan kurang
bervariasi dan kurang menarik bagi anak. Dari hal tersebut maka motorik
kasar anak kurang dapat berkembang secara maksimal. Tujuan umum
dilaksanakan penelitian ini adalah untuk meningkatkan kemampuan Motorik
Kasar anak
Dalam mengembangkan kemampuan motorik kasar anak-anak terdapat
beberapa pendekatan yang dapat dilakukan melalui berbagai bentuk
permainan yang menarik dan menyenangkan. Tetapi dalam mengembangkan
motorik kasar masih sering menggunakan media yang sederhana dan kurang
menarik bagi anak, selain itu metode yang digunakan juga tidak tepat.
Sehingga anak-anak merasa bosan dan tidak berminat dan tidak termotivasi
untuk mengikuti kegiatan yang diadakan oleh guru. Oleh karena itu untuk
memecahkan permasalahan tersebut di perlukan penelitian tindakan kelas
sebagai upaya perbaikan pelaksanaan pembelajaran pada motorik kasar untuk
anak, hal ini ditandai dengan kondisi dari 15 anak baru 6 anak atau 40%
kemampuan motorik kasar sudah sesuai dengan harapan sedangkan 9 anak
atau 60% kemampuan motorik kasar belum sesuai dengan harapan
Melihat kenyataan tersebut maka diperlukan cara yang dapat
menanamkan kemampuan motorik kasar anak dengan cara memberikan
pendekatan melalui pembelajaran yang dapat diterima oleh anak sesuai
dengan pikirannya. Salah satu metode yang dapat memudahkan anak dalam
meningkatkan kemampuan motorik kasar yaitu melalui permainan balap
karung, yang memiliki tujuan agar anak usia 5-6 tahun termotivasi untuk
meningkatkan kemampuan motorik kasar melalui bermain balap karung.
Dengan metode ini diharapkan pembelajaran akan tercapai dengan baik.
Berdasarkan uraian latar belakang di atas, maka peneliti tertarik
untuk melakukan penelitian tentang “Meningkatkan Kemampuan Motorik
Kasar Melalui Permainan Balap Karung Pada Anak Usia 5-6 Tahun di
4

PAUD Terpadu Baiturrahmat Kecamatan Pekaitan Kabupaten Rokan


Hilir”.
B. Rumusan Masalah
1. Apakah kemampuan motorik kasar dapat ditingkatkan melalui permainan
balap karung pada anak usia 5-6 tahun di PAUD Terpadu Baiturrahmat
Kecamatan Pekaitan Kabupaten Rokan Hilir?
2. Bagaimana penerapan permainan balap karung untuk meningkatkan
kemampuan motorik kasar pada anak usia 5-6 tahun di PAUD Terpadu
Baiturrahmat Kecamatan Pekaitan Kabupaten Rokan Hilir?
3. Seberapa besarkah peningkatan kemampuan motorik kasar melalui
permainan balap karung pada anak usia 5-6 tahun di PAUD Terpadu
Baiturrahmat Kecamatan Pekaitan Kabupaten Rokan Hilir?

C. Tujuan Masalah
Berdasarkan rumusan masalah di atas tujuan penelitian ini adalah
sebagai berikut :
1. Untuk mengetahui peningkatan kemampuan motorik kasar melalui
permainan balap karung pada anak usia 5-6 tahun di PAUD Terpadu
Baiturrahmat Kecamatan Pekaitan Kabupaten Rokan Hilir.
2. Untuk mengetahui penerapan permainan balap karung untuk
meningkatkan kemampuan motorik kasar pada anak usia 5-6 tahun di
PAUD Terpadu Baiturrahmat Kecamatan Pekaitan Kabupaten Rokan Hilir
3. Untuk mengetahui besarnya peningkatan kemampuan motorik kasar
melalui permainan balap karung pada anak usia 5-6 tahun di PAUD
Terpadu Baiturrahmat Kecamatan Pekaitan Kabupaten Rokan Hilir.

D. Manfaat Penelitian
Setelah penelitian dilakukan diharapkan dapat bermanfaat antara lain :
1. Manfaat Teoretis
Penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat sebagai pengetahuan dan
pembelajaran dalam peningkatan kemampuan motorik kasar anak usia 5-
5

6 Tahun Kecamatan Pekaitan Kabupaten Rokan Hilir melalui permainan


balap karung.

2 Manfaat Praktis
Secara praktis hasil pnelitian ini diharapkan bermanfaat bagi :
a. Program Studi Pendidikan Guru PAUD
Penelitian ini menjadi salah satu ide agar kedepannya peningkatan
kemampuan motorik kasar anak usia 5-6 Tahun selalu mendapat
perhatian dalam penelitian-penelitian ilmiah berikutnya.
b. Bagi Pendidik
Penelitian ini memberikan ide bagi para pendidik untuk membuat
kegiatan-kegiatan yang dapat meningkatkan kemampuan motorik
kasar anak usia 5-6 Tahun di PAUD Terpadu Baiturrahmat.
c. Orang tua
Penelitian ini dapat menambah pengetahuan bagi orang tua
masyarakat betapa pentingnya permainan balap karung ini bagi anak
agar meningkatkan kemampuan motorik kasar.
d. Bagi Peneliti.
Penelitian ini dapat dijadikan batu loncatan untuk memikirkan
kegiatan-kegiatan lain yang dapat meningkatkan kemampuan motorik
kasar anak dimasa yang akan datang.

E. Definisi Operasional
1. Kemampuan motorik kasar adalah suatu proses yang terjadi pada setiap
diri anak yang dilakukan melalui gerakan-gerakan. Gerakan-gerakan
tersebut melibatkan otot-otot besar anak yang bekerja, seperti gerakan
anak melompat (gerakan yang terjadi ketika tubuh diangkat ke udara
karena tekanan yang berasal dari ke dua tungkai dan tubuh mendarat
menggunakan dua kaki), serta mengandalkan kematangan tubuh anak
yang berkembang secara optimal, dengan demikian motorik kasar anak
akan berkembang baik. Kegiatan melompat ini akan mengembangkan
koordinasi dan kekuatan kaki. Bentuk gerakan dasar melompat akan
6

memberi pengalaman anak untuk mengetahui bagaimana cara


melompat, jatuh atau mendarat yang benar.
2. Balap Karung adalah salah satu lomba tradisional yang sejumlah peserta
diwajibkan memasukkan bagian bawah badannya kedalam karung
(kantong besar dari goni yang kasar (untuk tempat beras dsb), atau
kantong pakan yang mempunyai volume tertentu.
7

BAB II
KAJIAN TEORETIS

A. Kajian Yang Relevan


1. Kemampuan Motorik Kasar
a. Pengertian Kemampuan Motorik Kasar
Motorik kasar adalah kemampuan gerak tubuh yang
menggunakan otot-otot besar, sebagian besar atau seluruh anggota tubuh
motorik kasar diperlukan agar anak dapat duduk, menendang, berlari, naik
turun tangga dan sebagainya (Sunardi dan Sunaryo, 2007). Perkembangan
motorik kasar anak lebih dulu dari pada motorik halus, misalnya anak akan
lebih dulu memegang benda-benda yang ukuran besar dari pada ukuran
yang kecil. Karena anak belum mampu mengontrol gerakan jari-jari
tangannya untuk kemampuan motorik halusnya, seperti meronce,
menggunting dan lain-lain.
Menurut Sujiono, dkk (2007) motorik kasar adalah kemampuan yang
membutuhkan koordinasi sebagian besar bagian tubuh anak.Oleh karena itu,
biasanya memerlukan tenaga karena dilakukan oleh otot-otot besar. Gerak
motorik kasar melibatkan aktivitas otot tangan, kaki, dan seluruh tubuh anak.
Gerak ini mengandalkan kematangan dalam koordinasi.
Motorik kasar adalah gerak fisik yang membutuhkan keseimbangan
dan koordinasi antar anggota tubuh, dengan menggunakan otot-otot besar
sebagian atau seluruh anggota tubuh. Misalnya: berjalan, berlari, berlompat,
merangkak dan mengayunkan tangan (Acroni 2012).
Sedangkan menurut Fatmawati, Ardisal, Sari (dalam jurnal penelitian
dengan judul efektifitas permainan layang-layang untuk meningkatkan
kecepatan berlari bagi anak tuna grahita, 2013) motorik kasar adalah
gerakan tubuh yang menggunakan otot-otot besar atau sebagian besar atau
seluruh anggota tubuh yang dipengaruhi oleh kematangan anak itu sendiri.
Contohnya, kemampuan duduk, menendang, berlari, naik-turun tangga
8

dan sebagainya.Motorik kasar sangat perlu dikembangkan karena kita


ketahui sebagian besar hidup kita diperankan oleh motorik kasar.
Bambang Sujiono (2007) berpendapat bahwa gerakan motorik
kasar adalah kemampuan yang membutuhkan koordinasi sebagian
besar bagian tubuh anak. Gerakan motorik kasar melibatkan aktivitas otot-
otot besar seperti otot tangan, otot kaki dan seluruh tubuh anak. Menurut
Endang Rini Sukamti (2007) bahwa aktivitas yang menggunakan otot-
otot besar di antaranya gerakan keterampilan non lokomotor, gerakan
lokomotor, dan gerakan manipulatif. Gerakan non lokomotor adalah
aktivitas gerak tanpa memindahkan tubuh ke tempat lain. Contoh,
mendorong, melipat, menarik dan membungkuk. Gerakan lokomotor
adalah aktivitas gerak yang memindahkan tubuh satu ke tempat lain.
Contohnya, berlari, melompat, jalan dan sebagainya, sedangkan gerakan
yang manipulatif adalah aktivitas gerak manipulasi benda. Contohnya,
melempar, menggiring, menangkap, dan menendang.
Kegiatan motorik kasar adalah menggerakkan berbagai bagian
tubuh atas perintah otak dan mengatur gerakan badan terhadap macam-
macam pengaruh dari luar dan dalam. Motorik kasar sangat penting dikuasai
oleh seseorang karena bisa melakukan aktivitas sehari-hari, tanpa
mempunyai gerak yang bagus akan ketinggalan dari orang lain, seperti:
berlari, melompat, mendorong, melempar, menangkap, menendang dan
lain sebagainya, kegiatan itu memerlukan dan menggunakan otot-otot
besar pada tubuh seseorang. Dengan demikian yang dimaksud motorik
kasar dalam penelitian ini adalah kemampuan yang membutuhkan
koordinasi bagian tubuh anak seperti mata, tangan dan aktivitas otot kaki,
dalam menyeimbangkan badan dan kekuatan kaki pada saat permainan balap
karung
Berdasarkan beberapa pendapat di atas, dapat disimpulkan bahwa
motorik kasar adalah aktivitas gerak fisik yang membutuhkan koordinasi
anggota tubuh dengan menggunakan kinerja otot-otot besarnya. Misalnya
9

berjalan, berlompat, merangkak, dan mengayunkan tangan, dapat tumbuh


dan berkembang secara optimal.
Kemampuan motorik anak usia dini akan lebih berkembang dengan
baik apabila anak tidak memiliki gangguan atau masalah pada
lingkungannya, baik lingkungan dalam (keluarga) dan lingkungan sekitar
(masyarakat), serta tidak terganggu mental anak secara psikologis yang akan
mempengaruhi kemampuan motorik anak.
Jadi dari uraian diatas dapat disimpulkan, kemampuan motorik kasar
anak usia dini adalah suatu proses yang terjadi pada setiap diri anak yang
dilakukan melalui gerakan-gerakan. Gerakan-gerakan tersebut melibatkan
otot-otot besar anak yang bekerja, seperti gerkana anak melompat, berlari,
berjinjit, berjingkat, dan loncat, serta mengandalkan kematangan tubuh anak
yang berkembang secara optimal, dengan demikian motorik kasar anak akan
berkembang baik apabila tidak memiliki gangguan dari lingkungannya.

b. Tujuan Kemampuan Motorik Kasar


Sujiono, dkk (2007) Tujuan pembelajaran motorik kasar anak TK
diharapkan dapat dikembangkan guru saat anak memasuki lembaga
prasekolah agar anak mampu
1. Melakukan aktifitas fisik secara terkoordinasi dalam rangka kelenturan
dan persiapan untuk keseimbangan, kelincahan , dan melatih keberanian.
2. Mengekspresikan diri dan berkreasi dengan berbagai gagasan dan
imajinasi dang menggunakan berbagai media/bahan menjadi suatu karya
seni.

c. Karakteristik Kemampuan Motorik Kasar Anak Usia 5-6 Tahun


Sofia Hartati (2005) mengemukakan bahwa kemampuan motorik anak
usia 4-6 tahun yaitu: a) sudah memiliki gerakan yang bebas dan aman seperti
memanjat, berlari, dan menaiki tangga; b) memiliki keseimbangan badan
misalnya menaiki tangga; c) merangkak, merayap, dan menangkap bola; d)
bergerak sesuai ritmik; e) melompat dengan satu kaki; e) menendang dan
memantulkan bola; f) melempar dan menangkap bola; g) menirukan binatang;
10

h) mengikuti berbagai macam permainan; i) menirukan gerakan-gerakan tari; j)


melompat dengan dua kaki; dan k) meloncat dari ketinggian 20-40 cm.
Menurut Brewer (Takdiro’atun Musfiroh, 2005), anak usia 4 tahun
mampu melakukan aktivitas-aktivitas, aktivitas tersebut contohnya: a) dapat
mengendarai sepeda roda tiga; b) dapat melompat dengan satu kaki; c) dapat
berlari dengan lebih mantap; d) mengenakan dan melepas baju sendiri; d)
manangkap bola dengan dua tangan; e) berjalan mundur dan berjingkat, dan e)
memegang crayon dengan tangan.
Bambang Sujiono (2008) menyatakan bahwa perkembangan gerak anak
usia 4-5 tahun adalah sebagai berikut:
a) Berlari, untuk anak usia 4 tahun kemampuan berlari meningkat dan
arahnya lebih teratur, serta sudah memiliki kemampuan mengendalikan
diri untuk mengontrol gerakan berlari. Anak usia 5 tahun kemampuan
berlari dan kontrol gerakan anak hampir seperti orang dewasa. Anak dapat
menggabungkan gerakan berlari dengan gerakan lain.
b) Melompat. Anak usia 4 tahun kemampuan melompat meningkat dalam
jarak, anak dapat melompat lebih jauh dan tinggi. Anak dapat melompat
dari ketinggian kurang dari 60-70 cm dengan kedua kaki mendarat secara
bersamaan. Akan tetapi dalam program pengembangannya anak usia 4
tahun dapat melompat tali dengan satu kaki secara bergantian dengan
ketinggian 20 cm. Anak dapat melompat 4-6 kaki dan sejauh 25 cm. Anak
usia 5 tahun dapat menggabungkan lompat dengan gerakan lain.
c) Melempar. Anak usia 4-5 tahun dapat melempar dengan jarak lebih jauh
dibandingkan sebelumnya dan dengan cara yang benar dengan
melangkahkan kaki ke depan sambil melempar.
d) Menangkap. Anak usia 4-5 tahun dapat menangkap bola besar dan
kemudian menangkap bola kecil menggunakan telapak tangan.
e) Naik turun tangga. Anak usia 4-5 tahun dapat menaiki dan menuruni
tangga dengan kaki bergantian dengan sedikit bantuan dari orang dewasa.
Jadi dapat disimpulkan karakteristik anak usia 4-6 tahun adalah anak
sudah mampu melakukan aktivitas-aktivitas yang bebas sperti memanjat,
11

berlari dan menaiki sepeda roda tiga. Anak juga sudah mampu melakukan
gerakan yang menguji keseimbangan badan mereka. Selain itu anak usia 5-6
tahun mampu melakukan koordinasi gerak tangan seperti berlari, melompat,
melempar dan menangkap bola, serta naik turun tangga.

d. Indikator Kemampuan Motorik kasar Anak Usia 5-6 Tahun


Berdasarkan peraturan menteri pendidikan dan kebudayaan republic
Indonesia nomor 137 tahun 2014 bahwa indikator kemampuan motorik kasar
anak usia 5-6 tahun
1. Melakukan gerakan tubuh secara terkoordinasi untuk melatih kelenturan,
keseimbangan, dan kelincahan
2. Melakukan koordinasi gerakan mata, kaki, tangan, kepala dalam
menirukan tarian atau senam
3. Melakukan permainan fisik dengan aturan
4. Terampil menggunakan tangan kanan dan kiri
5. Melakukan kegiatan kebersihan diri.

e. Tahap Kemampuan Motorik Anak Usia Dini


Pemahaman tahap kemampuan motorik kasar anak, orang tua perlu
untuk mengetahui tahapan kemampuan anak yang sesuai dengan umurnya
dan kegiatan motoriknya. Menurut Gallahue (2012), tahap kemampuan
motorik anak usia dini yaitu:
1) Reflextive Movement Phase (Tahap Gerak Refleks)
Tahap gerak refleks merupakan gerakan motorik yang terjadi secara
tidak sengaja, yang dikendalikan untuk membentuk gerak dasar pada tahap
perkembangan motorik. Melalui gerakan refleks, bayi akan memperoleh
informasi tentang lingkungannya, seperti reaksi menyentuh, cahaya, musik,
dan perubahan tekanan yang memicu aktivitas tidak sengaja. Gerakan-
gerakan yang terjadi secara tidak sadar ini, akan meningkatkan kortikal pada
awal bulan kehidupan anak. Anak yang bermain peran akan membantu anak
belajar tentang dirinya atau tubuhnya dan dunia luar. Tahap gerak refleks ini
terjadi pada anak usia 4 bulan-1 tahun. Tahapan ini terbagi menjadi dua
12

kelompok yaitu pertama, primitive reflexes (gerakan sederhana), seperti


mengumpulkan informasi; mencari makanan; dan tanggap mencegah. Tahap
kedua, postural reflexs (gerakan posisi tubuh), gerakan ini hampir sama
keterampilannya, hanya perilaku ini dilakukan secara sadar atau sengaja
tetapi sebenarnya dilakukan dengan sengaja. Gerakan refleks hampir sama
dengan uji neuromotor perangkat keseimbangan, lokomotor, dan manipulatif
yang digunakan dengan kontrol sadar.

2) Rudimentary Movement Phase (Tahap Gerak Permulaan)


Tahap gerak permulaan yaitu kemampuan gerak dasar bagi bayi yang
mewakili bentuk dasar kelahiran yang bergantung pada gerakan dasar.
Gerakan dasar ini diperlukan untuk kelangsungan hidup anak. Keterlibatan
gerakan keseimbangan hampir sama dengan perolehan kontrol kepala, leher,
dan otot batang. Tugas gerak manipulatif adalah menyentuh, menggenggam,
dan melepaskan, sedangkan gerak lokomotor yaitu merangkak, merayap, dan
berjalan. Tahap gerak permulaan dibagi menjadi dua untuk menggambarkan
kontrol peningkatan motorik, yaitu Reflexs Inhibition Stage dan Precontrol
Stage.

3) Fundamental Movement Phase (Tahap Gerak Dasar)


Kemampuan gerak dasar anak usia dini merupakan hasil perumbuhan
dari gerakan motorik pada waktu tertentu yang menggambarkan dimana
aktivitas anak terbawa saat anak bereksplorasi dan bereksperimen melalui
gerakan tubuh mereka. Hal tersebut merupakan waktu dimana anak
menemukan bagaimana keberagaman gerak dari gerak stabilitas, lokomotor,
dan manipulatif. Pemisahan gerak pertama kali dan kemudian
menggabungkan dengan gerakan lain. Kemampuan gerak dasar anak adalah
anak belajar bagaimana merespon gerak dengan mengkrontrol motorik dan
gerakan kompetitif untuk berbagai macam stimulasi. Tahap gerak dasar
tersebut dimiliki oleh anak yang berusia 2-7 tahun, dimana anak yang sudah
memasuki usia prasekolah dan anak banyak melakukan aktivitas gerak.
Harrow (dalam Bambang Sujiono, 2005) menyatakan bahwa tahap
13

kemampuan motorik kasar anak usia dini dapat dikelompokkan sebagai


berikut:
1) Gerakan Refleks. Gerakan refleks adalah gerakan atau tindakan manusia
yang timbul sebagai reaksi terhadap suatu stimulus tanpa keterlibatan
kesadaran. Gerak releks ini terjadi tanpa kemauan diri sendiri dan
merupakan gerak dasar dari perilaku manusia yang telak dimiliki sejak
lahir dan berkembang hingga dewasa.
2) Gerak Dasar Fundamental. Gerak dasar fundamental merupakan pola
gerakan yang menjadi dasar untuk ketangkasan gerak yang lebih
kompleks. Gerakan ini terjadi atas dasar gerakan refleks yang berhubngan
dnegan badannya, merupakan bawaan sejak lahir dan terjadi melalui
latihan.
3) Kemampuan Perseptual. Kemampuan perseptual membantu seseorang
menafsirkan stimulus secara tepat sehingga ia mampu menyesuaikan diri
dengan lingkungannya dan dapat menghasilkan perilaku yang efektif dan
efisien.
4) Kemampuan Fisik. Kemampuan fisik adalah karakteristik fungsional dari
semua organ kekuatan. Apabila kemampuan tersebut dikembangkan pada
seseorang maka ia akan mempergunakannya secara benar dan efisien
dalam melakukan suatu gerakan.

f. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Perkembangan Motorik Kasar


Menurut Hastuti (2009) dalam jurnal penelitian dengan judul
stimulasi psikososial pada anak keompok bermain dan pengaruhnya pada
perkembangan motorik, kognitif, sosial emosi dan moral/karakter anak,
sebagai berikut:
a) Usia merupakan faktor dominan yang mempengaruhi perkembangan
motorik anak. Dari seluruh contoh penelitian, tampak bahwa semakin tua
umur anak maka semakin baik perkembangan motoriknya.
b) Pengasuhan stimulasi yang diberikan ibu kepada anak di rumah ternyata
tetap membeikan pengaruh positif pada perkembangan fisik dan motorik
14

anak. Semakin tinggi skor pengasuhan (yang diukur dengan


instrument Home) bepengaruh poritif terhadap skor perkembangan fisik
motorik yang dicapai anak.
c) Sarana dan prasarana bermain disekolah ternyata berpengaruh besar
terhadap perkembangan motrik anak. Artinya sekolah dengan sarana
bermain yang makin beragam dan lengkap akan meningkatkan
pekembangan motorik dengan lebih baik dibandingkan dengan sekolah
yag sarananya kurang.
d) Program pengajaran yang diberikan. Program pengajaran yang
dibeikan di sekolah ternyata berpengaruh pula kepada perkembangan
motorik anak.
Menurut Gallahue (2012) menyatakan bahwa, ada beberapa faktor yang
mempengaruhi perkembangan motorik, yaitu:
1) Faktor dari dalam diri.
a) Arah perkembangan
Konsep dari arah perkembangan itu sendiri bersifat kumulatif dan
terarah. Hal ini pertama kali dikemukakan oleh Gessel (1954) sebagai
penjelasan dari peningkatan koordinasi dan pengendalian motorik (gerak)
sebagai fungsi dari berfungsinya sistem syaraf. Melalui observasi, Gessel
mencatat bahwa sebuah urutan perkembangan fisik dimulai dari kepala ke
kaki (Cephalocaudal) dan dari pusat tubuh ke seluruh bagian luarnya
(Proximodistal).

b) Kecepatan pertumbuhan
Kecepatan pertumbuhan seseorang mengikuti sebuah pola
karakteristik yang bersifat universal dan menolak/melawan pengaruh dari
luar. Sebuah interupsi yg kurang penting sebuah pergerakan normal
pertumbuhan self-regulatory fluctuation (Gessel,1954) yang memungkinkan
seorang anak menyamai teman sebayanya. Perkembangan pasti terjadi saat
ada penyakit yang menghalangi pertumbuhan berat, tinggi, dan kemampuan
15

bergerak anak, tetapi saat proses penyembuhan, anak tersebut bisa menyamai
teman-temannya.
c) Hubungan timbal balik
Tolak ukur dan kemajuan terjadi rumit pada cara kerja syaraf dari
sistem otot yang berlawanan terhadap semakin dewasanya suatu hubungan,
hubungan timbal balik ini disebutkan oleh Gessel (1994), yaitu karakteristik
perkembangan sikap motorik anak. perubahan pengembangan ini hampir
berubah hampir sama dengan kualitas perbedaan dan prcontohan di alam. Dua
perebedaan tersebut memiliki proses yang berhubungan serta berasosiasi
dengan kenaikan fungsi secara kompleks: perbedaan dan integrasi
(penggabungan).

d) Kesiapan
Kesiapan terdefinisi seperti tindakan berupa syarat dari tugas, biologi
individu, dan kondisi lingkungan dapat menguasai dengan kemampuan yang
tepat.

e) Pembelajaran periode kritik dan kepekaan


Konsep dari periode kritik dan kepeaan adalah lekat diluruskan untuk
kesiapan dan seputar sekitar observasi dari individu yaitu lebih peka untuk
beberapa jenis stimulasi dan beberapa waktu. Perkembangan normal pada
periode selanjutnya mungkin akan terhalang jika anak gagal menerima
stimulasi yang tepat pada periode kritik.

f) Perbedaan individu
Perubahan variabel diantara anak kecenderungan memiliki perbedaan
kebiasaan individu yang rumit. Setiap orang adalah unik, dengan laki-laki
atau perempuan terhadap perjalanan perkembangan. Perjalanan
perkembangan tersebut adalah kombinasi individu secara turun temurun dan
pengaruh perkembangan. Meskipun rangkaian perkembangan karakter rupa
fisik dapat diramalkan, penilaian rupa fisik dapat berubah. Oleh karena itu
perkembangan tidak dapat mengikuti dengan seksama untuk klasifikasi
16

kronologis perkembangan dari umum tanpa adanya dukungan dan


pembenaran.

g) Ras (Phyogeny) dan ilmu Ontologi (Ontology)


Keterampilan ras (phylogenetic) memiliki sifat yan berhubungan
dengan pengaruh lingkungan luar. Keterampilan gerak seperti gerakan
permulaan manipulatif dengan tugas pencapaian menggenggam, dan keadaan
benda; keseimbangan tubuh; dan gerak dasar lokomotor kemampuan berjalan,
melompat, dan lari adalah contoh yang dapat dilihat pada keterampilan
Phylogenetic. Keterampilan Ontologenetic, ditangan oranglain, percaya dari
keutamaan belajar dan lingkungan yang menguntungkan. Seperti
keterampilan berenang, bersepeda, dan berseluncur di es. Keterampilan
tersebut untuk mempertimbangkan ontologenetic karena hal tersebut tidak
terlihat langsug dalam setiap diri seseorang tetapi memerlukan jangka waktu
untuk latihan dan pengalaman dan pengaruh dari kebudayaan.

2) Faktor lingkungan
Beberapa tahun lalu seorang ahli memikirkan dan fkus pada
penelitian pengaruh tingkah laku pengasuhan selama masa kecil dan anak
usia dini yang berpengaruh pada akibat fungsi anak. karena terjadi perbedaan
yang besar terhadap jangka waktu ketergantungan, keberagaman faktor
terhadap pengaruh pengasuhan perkembangan yang akan datang. Rumitnya
akibat dan pengikat tersebut terjadi diantara orang tua dan anak selama bulan
awal dan mengikuti umurnya. Faktor lingkungan ini terdapat dua komponen
yaitu pengikat, stimulasi, dan pencabutan.

3) Faktor fisik
Kemampuan motorik tidak berproses bebas. Hal tersebut tidak hanya
berdasarkan faktor biologi terhadap pengaruh kondisi lingkungan dan
tuntutan fisik. Interaksi keduanya faktor lingkungan dan biologi tentu
termodifikasi dari perkembangan motorik selama masa kecil, anak usia dini,
remaja, dan dewasa. Umur kelahiran tidak normal, makan tidak teratur,
17

tingkat kesehatan jasmani, dan faktor biomechanical, seperti perubahan


psikologi dengan lanjut usia dan pilihan gaya hidup, semua berpengaruh pada
proses kehidupan yang panjang pada perkembangan motorik.
Menurut Hurlock (1978) terdapat beberapa kondisi yang
mempengaruhi dalam kemampuan motorik kasar anak. Ada beberapa faktor
yang mempengaruhi laju perkembangan motorik, yaitu:
a) Sifat dasar genetic, termasuk bentuk tubuh dan kecerdasan yang
mempunyai pengaruh yang menonjol terhadap laju perkembangan
motorik.
b) Seandainya dalam awal kehidupan pasca lahir tidak ada hambatan kondisi
lingkungan yang tidak menguntungkan, semakin aktif janin semakin cepat
perkembangan motorik anak.
c) Kondisi pralahir yang menyenangkan, khususnya gizi makanan sang ibu,
lebih mendorong perkembangan motorik yang lebih cepat pada masa
pascalahir, ketimbang kondisi pralahir yang tidak menyenangkan.
d) Kelahiran yang sukar khususnya apabila ada kerusakan pada otak akan
memperlambat perkembangan motorik.
e) Anak yang IQ nya tinggi menunjukkan perkembangan yang lebih cepat
ketimbang anak yang IQ nya normal atau dibawah normal.
f) Adanya rangsangan, dorongan dan kesempatan untuk menggerakkan
semua bagian tubuh akan mempercepat perkembangan motorik.
g) Karena rangsangan dan dorongan yang lebih banyak dari orangtua, maka
perkembangan motorik yang pertama cenderung lebih baik ketimbang
perkembangan motorik pada waktu lahir berada di bawah tingkat
perkembangan bayi yang lahir tepat pada waktunya.
h) Cacat fisik seperti kebutaan akan perlambat perkembangan motorik.
i) Dalam perkembangan motorik, perbedaan jenis kelamin, warna kulit, dan
sosial ekonomi lebih banyak disebabkan oleh perbedaan motivasi dan
metode pelatihan anak karena perbedaan bawaan.
Jadi dapat disimpulkan faktor-faktor yang mempengaruhi kemampuan
motorik anak usia dini adalah faktor dari dalam dan faktor dari luar.
18

Kemampuan motorik anak usia dini akan dipengaruhi oleh kondisi anak sejak
dalam kandungan hingga lahir dan anak mampu melakukan aktivitas-aktivitas
motorik sesuai dengan tingkat usia anak. Kesehatan prima, lingkungan sehat
dan berolahraga akan meningkatkan kemampuan motorik anak secara optimal

2. Permainan Balap Karung


a) Pengertian Permainan
Ada beberapa pendapat yang menerangkan tentang pengertian
permainan tradisional.Permainan tradisional adalah salah satu betuk yang
berupa permainan anak-anak yang beredar secara lisan di antara anggota
kolektif tertentu, serta banyak mempunyai variasi. Menurut Danandjaja
(dalam Acroni, 2012)
Menurut Dharmamulya, dkk (2008) permainan tradisional anak
merupakan unsur-unsur kebudayaan yang tidak dapat dianggap remeh,
karena permainan ini memberikan pengaruh yang tidak kecil terhadap
perkembangan kejiwaan, sifat dan kehidupan sosial anak di kehidupan hari.
Fad (2014) berpendapat permainan tradisioanal di Indonesia
memiliki arti yang dalam. Tidak hanya pada efek sosialisasi, tetapi juga
cetusan euphoria cinta. Rasa cinta dari orang tua, cinta kepada lingkungan,
dan empati kepada teman.Sebagai cinta atau ungkapan kasih sayang,
permainan tradisional terasa mengalir, sehingga tanpa bantuan alatpun
sentuhan itu muncul.

b) Balap Karung
Balap adalah (lomba) adu kecepatan. Karung adalah kantong besar
dari goni yang kasar (untuk tempat beras dsb), atau kantong pakan yang
mempunyai volume tertentu (dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia 2008).
Balap karung adalah salah satu lomba tradisional yang populer pada
hari kemerdekaan Indonesia. Sejumlah peserta diwajibkan memasukkan
bagian bawah badannya ke dalam karung kemudian berlomba sampai ke
garis akhir. Meskipun sering mendapat kritikan karena dianggap memacu
semangat persaingan yang tidak sehat dan sebagai kegiatan hura-hura, balap
19

karung tetap banyak ditemui, seperti juga lomba panjat pinang, sandal
bakiak, dan makan kerupuk. Lomba balap karung juga diapresiasi oleh
pendatang dari luar negeri dengan langsung terlibat dalam perlombaan ini.
Askalin (2013) lari balap karung adalah modifikasi dari lomba lari.
Balap karung adalah lomba lari yang pesertanya harus menggunakan karung,
permainan balap karung dilakukan secara perorangan. Mulyani Sri (2013)
Lari karung juga salah satu lomba yang populer pada peringatan HUT
Kemerdekaan Indonesia. Lari karung tidak memerlukan latihan karena hanya
bersifat spontanitas. Peserta lari karung dikategorikan berdasarkan umur agar
perlombaan berjalan seimbang. Prosedur Penerapan Pembelajaran Melalui
Permainan Balap Karung Yaitu:
1) Menentukan tujuan dan tema kegiatan permainan.
- Tujuan kegiatan permainan lari balap karung bagi anak usia dini adalah
untuk meningkatkan pengembangan seluruh aspek, baik pengembangan
motorik, kognitif, bahasa, emosi, kreativitas dan sosial. Kegiatan
bermain akan memberikan hasil yang optimal, apabila kegiatan itu
dirancang dengan seksama dan tidak secara kebetulan.
- Tema yang dapat dijadikan sebagai acuan kegiatan permainan
disesuaikan dengan tema yang terdapat dalam kurikulum Anak Usia
Dini tahun 2010.
2) Menentukan Jenis Kegiatan Perrmainan.
- Setelah menentukan tujuan dan tema bermain, selanjutkan ditentukan
jenis kegiatan yang cocok untuk meningkatkan kecerdasan kinestetik.
Jenis kegiatan yang dipilih adalah bermain kreatif dengan menggunakan
media seperti karung dalam permainan.
3) Menentukan Tempat dan Ruang Kegiatan Permainan.
- Tempat dan ruang kegiatan permainan dapat dilakukan di dalam dan di
luar ruangan. Untuk kegiatan permainan dalam rangka meningkatkan
kecerdasan kinestetik, sebagaimana ditentukan dalam tujuan dan tema
yang dipilih, yaitu kegiatan permainan dengan menggunakan karung
sebaiknya dilakukan di luar kelas atau di lapangan terbuka.
20

4) Menentukan Bahan dan Peralatan Permainan.


- Sebelum melakukan kegiatan permainan bermacam-macam bahan dan
perlatan yang sesuai dengan tujuan yang dicapai perlu dipersiapkan
terlebih dahulu secara lengkap.Selama melakukan kegiatan bermain
guru tidak lagi mencari bahan atau perlengkapan yang belum tersedia,
agar kegiatan bermain tanpa hambatan yang berarti.
5) Menentukan urutan dan langkah-langkah dalam permainan.
- Mulyani Sri (2013) Urutan dan langkah permainan ditentukan sesuai
dengan jenis permainan yang akan dilaksanakan oleh anak-anak yang
terlibat dalam permainan ini, yaitu permainan lari balap karung untuk
meningkatkan kecerdasan kinestetik anak.

Cara bermain
1) Anak masuk dan berdiri didalam karung sembari tangannya
menggenggam kedua ujung karung agar tidak turun
2) Semua anak berdiri digaris start. Pada hitungan ketiga, anak-anak
berlomba mencapai garis finish dengan cara melompat dengan
karungnya
3) Yang mencapai garis finish lebih dulu adalah pemenang

c) Langkah-Langkah Permainan Lari Balap Karung


Berikut langkah-langkah permainan lari balap karung :
1) Guru mempersiapkan alat-alat yang di gunakan dalam permaian.
2) Guru menjelaskan kepada anak bagaimana cara menggunakan karung
sambil berlari.
3) Guru memberikan contoh gerakan berlari dalam karung.
4) Anak masuk dan berdiri didalam karung sembari tangannya
menggenggam kedua ujung karung agar tidak turun.
5) Semua anak berdiri di garis star : pada hitungan ketiga, anak berlomba
mencapai garis finish, dengan cara berlari dalam karungnya.
6) Yang mencapai finish lebih dahulu adalah pemenangnya.
21

Makna perlombaan balap karung yaitu saat penjajahan, sebagian


besar rakyat mengalami penderitaan sangat berat. Bahan pakaian diambil
kaum penjajah, yang tertinggal adalah plastik, karet, dan karung. Mau tidak
mau, rakyat hanya mengenakan pakaian berasal dari karung goni. Kain yang
berserat kasar tersebut menimbulkan gatal-gatal di kulit sehingga saat
tibanya kemerdekaan disambut rakyat dapat berpakaian layak kembali.
Sebagai bentuk pelampiasan kekesalan terhadap penggunaan kain berbahan
karung, maka rakyat menginjak-injak karung. Namun makna lain dari balap
karung adalah, betapa sulitnya berlari ketika kedua kaki terkungkung. Sejauh
apapun “melompat” tetap akan mengalami kesulitan. akibat dihalang-
halangi. Terkadang bisa saja terjerambab. Hal itu pula yang menyulitkan
kemajuan bangsa Indonesia dalam kungkungan penjajah.

B. Hipotesis
Hipotesis dalam penelitan ini adalah permainan balap karung dapat
meningkatkan kemampuan motorik kasar anak usia 5-6 tahun di PAUD
Terpadu Baiturrahmat Kecamatan Pekaitan Kabupaten Rokan Hilir.
22

BAB III
METODE PENELITIAN

A. Tempat dan Waktu


1. Tempat
Tempat penelitian ini dilakukan di PAUD Terpadu Baiturrahmat
Kecamatan Pekaitan Kabupaten Rokan Hilir. Adapun jumlah siswanya
terdiri dari 8 orang laki-laki perempuan 7 orang.

2. Waktu
Waktu Penelitian dilaksanakan pada bulan April sampai Mei 2017,
penelitian ini dilaksanakan dalam 2 siklus dan setiap siklusnya dilakukan
dalam 3 kali pertemuan.

B. Jenis dan Rancangan Penelitian


Adapun jenis penelitian adalah penelitian tindakan kelas (PTK), sebagai
mana dikemukakan oleh wardani (2002) menyatakan bahwa penelitian
tindakan kelas adalah penelitian yang dilakukan oleh guru didalam kelasnya
sendiri melalui refleksi dengan tujuan untuk memperbaiki kinerjanya sebagai
guru, sehingga hasil belajar anak meningkat.
Suharsimi, dkk (2006) mengemukakan bahwa penelitian tindakan kelas
bertujuan memperbaiki atau meningkatkan mutu praktek pembelajaran.
Rancangan Penelitian Tindakan Kelas (PTK) yang digunakan mengacu
pada rancangan 2 siklus. Setiap 1 siklus terdiri dari 3 kali pertemuan. Pada
tiap-tiap siklus dilaksanakan ulangan harian. Masing–masing siklus
mempunyai 4 tahapan :
1. Perencanaan.
2. Pelaksanaan.
3. Observasi
4. Refleksi

Empat tahap tersebut dapat digambarkan sebagai berikut :


23

Perencanaan

Refleksi
SIKLUS I Pelaksanaan

Pengamatan

Perencanan

Refleksi SIKLUS II Pelaksanaan

Pengamatan

Gambar 3.1
Rancangan Siklus I dan II

SIKLUS I
1. Perencanaan
Perencanaan penelitian tindakan kelas berisi tentang kegiatan yang
akan dilakukan untuk memperbaiki dan meningkatkan kemampuan motorik
kasar anak. Perencanaan ini dimulai dengan menetapkan :
a. Program semester anak usia 5-6 tahun
b. Membuat Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)
c. Membuat Rencana Kegiatan Mingguan (RKM) khususnya aspek
kemampuan motorik kasar melalui permainan balap karung.
d. Membuat Rencana Kegiatan Harian (RKH)
e. Membuat Lembaran Observasi anak
f. Membuat Laporan Observasi guru
24

2. Pelaksanaan
Setelah dilakukan perencanaan maka pelaksanaan siklus satu
dilaksanakan sebanyak tiga kali pada semester satu bulan Februari-Maret
2017. Permainan balap karung. Berpedoman kepada rencana pelaksanaan
kegiatan pembelajaran yang telah direncanakan. Proses kegiatan
pembelajaran sebagai berikut :
1) Pendahuluan
a. Kegiatan awal guru mengucapkan salam dan berdoa
b. Guru mengingatkan kepada anak apa yang telah diperintahkan
sebelumnya dalam permainan balap karung.
2) Kegiatan Inti
No Pertemuan Kegiatan Media Alat
pengumpulan
data
1. Pertama Anak memulai melompat Karung Catatan dan
kedepan dengan lembar
/Goni
menggunakan karung dengan observasi
6 kali lompatan dengan
memperhatikan kelenturan,
keseimbangan, dan
kelincahan anak
2. Kedua Anak memulai melompat Karung Catatan dan
kedepan menggunakan lembar
/Goni
karung dengan 6 kali observasi
lompatan dengan mengikuti
aturan yang berlaku
3. Ketiga Anak memulai melompat Karung Catatan dan
kedepan menggunakan lembar
/Goni
karung dengan 6 kali observasi
lompatan dengan
memperhatikan tangan kanan
dan kiri

3) Penutup
a. Guru memberi penilaian kepada peserta didik yang mengikuti
permainan balap karung dan memberikan motivasi kepada anak agar
tetap semangat
b. Guru menutup kegiatan dan salam.
25

3. Pengamatan
Pengamatan dilaksanakan secara bersamaan dengan melaksanakan
tindakan yang dilakukan oleh peneliti. Peneliti berperan sebagai observasi
dan melibatkan taman sejawat sebagai guru yang akan memperhatikan semua
kegiatan yang dilakukan oleh peneliti. Pada saat pembelajaran guru
mengamati kegiatan anak dengan permainan balap karung. Kemudian guru
melakukan evaluasi untuk mengetahui keberhasilan anak.

4. Refleksi
Hasil pengamatan dibahas bersama oleh peneliti dengan observasi,
refleksi adalah upaya untuk mengkaji ulang apa yang telah diberikan, sesuai
atau tidak dengan hasil peningkatan kemampuan motorik kasar anak. Ada
temuan kendala atau masalah didalam kemampuan motorik kasar anak
dengan melalui permainan balap karung, hal-hal yang menjadi permasalahan
pada siklus pertama dijadikan pertumbuhan untuk merumuskan perencanaan
tindakan untuk siklus selanjutnya.

SIKLUS II

Siklus kedua dilaksanakan apabila Siklus I belum mencapai


indikator keberhasilan yang diharapkan. Tindakan Siklus 2 dilaksanakan
untuk memperbaiki Siklus pertama, dan untuk mencapai hasil yang
diharapkan. Pada Siklus kedua juga melalui tahapan seperti Siklus kedua.
1. Tahap perencanaan
Pada siklus II ini langkah pertama yang dilakukan oleh guru adalah
membuat rencana pembelajaran sesuai dengan hasil siklus pertama.
Pelaksanaan perencanaan pada penelitian ini meliputi kegiatan
mengkoordinasikan tentang pembelajaran yang akan dilaksanakan ketika
peneliti menyusun rencana kegiatan harian (RKH), menyiapkan media dan
menyiapkan lembar observasi seperti yang terlihat berikut ini :
a. Program semester anak usia 5-6 tahun
b. Membuat Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)
26

c. Membuat Rencana Kegiatan Mingguan (RKM) khususnya aspek


kemampuan motorik kasar melalui permainan balap karung.
d. Membuat Rencana Kegiatan Harian (RKH)
e. Membuat Lembaran Observasi anak
f. Membuat Laporan Observasi guru

2. Pelaksanaan Tindakan
Tindakan yang ditempuh berupa pelaksanaan pembelajaran yang telah
direvisi pada siklus I dengan mempertimbangkan kendala-kendala yang
menghambat anak masih belum berkembang dalam kemampuan motorik
kasar. Guru memberikan pembelajaran dengan melaksanakan kegiatan
motorik kasar melalui permainan balap karung untuk meningkatkan
kemampuan motorik kasar anak usia 5-6 tahun.
1) Pendahuluan
a) Kegiatan awal guru mengucapkan salam dan berdoa
b) Guru mengingatkan kepada anak apa yang telah diperintahkan
sebelumnya dalam permainan balap karung.
2) Kegiatan Inti
No Pertemuan Kegiatan Media Alat
pengumpulan
data
1. Pertama Anak memulai melompat Karung Catatan dan
kedepan dengan menggunakan lembar
/Goni
karung dengan 6 kali lompatan observasi
dengan memperhatikan
kelenturan, keseimbangan, dan
kelincahan anak
2. Kedua Anak memulai melompat Karung Catatan dan
kedepan menggunakan karung lembar
/Goni
dengan 6 kali lompatan observasi
dengan mengikuti aturan yang
berlaku
3. Ketiga Anak memulai melompat Karung Catatan dan
kedepan menggunakan karung lembar
/Goni
dengan 6 kali lompatan observasi
dengan memperhatikan tangan
kanan dan kiri
27

3) Penutup
a) Guru memberi penilaian kepada peserta didik yang mengikuti
permainan balap karung dan memberikan motivasi kepada anak agar
tetap semangat
b) Guru menutup kegiatan dan salam.

3. Pengamatan (observasi)
Pengamatan dilakukan saat pelaksanaan tindakan berlangsung yaitu
dengan melakukan pengamatan terhadap kegiatan kemampuan motorik kasar
melalui permainan balap karung pada anak usia 5-6 tahun dengan mencatat
melalui lembar observasi.

4. Refleksi
Melakukan refleksi terhadap siklus kedua dan menganalisa serta
membuat kesimpulan atas pelaksanaan pembelajaran berdasarkan tindakan
dalam peningkatan kemampuan motorik kasar.

C. Subjek Penelitian
Subjek penelitian adalah peserta didik di PAUD Terpadu Baiturrahmat
Kecamatan Pekaitan Kabupaten Rokan Hilir yang berusia 5-6 tahun yang
terdiri dari 15 anak dengan Laki-laki 8 orang dan perempuan 7 orang.

D. Data Dan Instrumen Penelitian


Data dalam penelitian ini diambil dari anak usia 5-6 tahun di PAUD
Terpadu Baiturrahmat Kecamatan Pekaitan Kabupaten Rokan Hilir yang
berjumlah 15 orang yang terdiri dari 7 anak perempuan dan 8 anak laki–laki.
Instrument penelitian ini diambil dari indikator kemampuan motorik kasar
dari permendiknas no 137 tahun 2014
28

Tabel 3.1. Kisi-Kisi Variabel Kemampuan Motorik Kasar


Penilaian Perkembangan
No Aspek Indikator Perkembangan Anak
BB MB BSH BSB
1 Kemampuan
Motorik 1) Melakukan gerakan tubuh
Kasar secara terkoordinasi untuk
melatih kelenturan,
keseimbangan, dan
kelincahan
2) Melakukan koordinasi
gerakan mata, kaki,
tangan, kepala dalam
menirukan tarian /senam
3) Melakukan permainan
fisik dengan aturan
4) Terampil menggunakan
tangan kanan dan kiri
5) Melakukan kegiatan
kebersihan diri
Sumber : Permendiknas no 137 tahun 2014

Keterangan :

1. BB = Belum Berkembang, jika anak belum mampu mengikuti motorik kasar


sesuai dengan indikator yang telah ditentukan. diberi skor 1
2. MB = Mulai Berkembang, jika anak mulai tampak memperlihatkan
kemampuan motorik kasar sesuai indikator yang telah ditentukan diberi
skor 2
3. BSH = Berkembang sesuai Harapan, jika anak sudah mampu menunjukkan
kemampuan motorik kasar sesuai indikator yang telah ditentukan meski
telah memperoleh bimbingan dan arahan diberi skor 3
4. BSB = Berkembang Sangat Baik, jika anak mampu melakukan kemampuan
motorik kasar sesuai indikator yang telah ditentukan sesuai bimbingan dan
arahan di beri skor 4
29

Tabel 3.2. Lembar Aktivitas Anak siklus I dan siklus II


Penilaian
N Aktivitas Anak B C K
o
1 Anak mendengarkan penjelasan guru
tentang tujuan permainan balap karung

2 Anak memperhatikan penjelasan guru


tentang permainan balap karung

3 Anak diberi kesempatan untuk bertanya


pada guru tentang permainan balap karung

4 Anak berterima kasih terhadap


penghargaan dan motivasi yang diberikan
oleh guru

Adapun Standar Penilaian Menurut Masnur Muslich (2009)


B : Baik yaitu anak sudah mampu menjelaskan kegiatan yang
dilaksanakan yaitu permainan balap karung dan anak mendapatkan
penghargaan dan motivasi dari guru.
C : Cukup, yaitu anak mulai mampu menjelaskan kegiatan yang
dilaksanakan yaitu permainan balap karung dan anak mendapatkan
penghargaan dan motivasi dari guru.
. K : Kurang, yaitu anak kurang mampu menjelaskan kegiatan yang
dilaksanakan yaitu permainan balap karung dan anak mendapatkan
motivasi dari guru.
30

Tabel 3.3. Lembar Aktivitas Guru siklus I dan siklus II


Penilaian
No Aktivitas Guru
B C K
1 Guru menyampaikan tujuan permainan
balap karung

2 Guru menjelaskan dan memberikan


contoh permainan balap karung

3 Guru menyiapkan alat permainan


balap karung

4 Guru memberikan kesempatan bertanya


kepada anak yang belum mengerti tentang
permainan balap karung

5 Guru memberikan penghargaan dan


motivasi

6 Melakukan refleksi

Adapun standar penilaian menurut Masnur (2009)


B : Baik yaitu guru sudah mampu menjelaskan kegiatan yang akan
dilaksanakan, menyiapkan alat pembelajaran tentang permainan
balap karung, memberikan kesempatan bertanya kepada anak yang
belum mengerti tentang permainan balap karung, memberikan
penghargaan dan motivasi kepada anak.
C : Cukup, yaitu guru mulai mampu menjelaskan kegiatan yang akan
dilaksanakan, menyiapkan alat pembelajaran tentang permainan
balap karung, memberikan kesempatan bertanya kepada anak yang
belum mengerti tentang permainan balap karung, memberikan
penghargaan dan motivasi kepada anak.
K : Kurang, yaitu guru kurang mampu menjelaskan kegiatan yang akan
dilaksanakan, menyiapkan alat pembelajaran tentang permainan
balap karung, memberikan kesempatan bertanya kepada anak yang
belum mengerti tentang permainan balap karung, memberikan
penghargaan dan motivasi kepada anak.
31

E. Teknik Pengumpulan Data


Dalam penelitian, teknik pengumpulan data merupakan bagian yang
terpenting. Bahkan merupakan suatu keharusan bagi seorang peneliti. Untuk
mendapatkan data yang diperlukan maka peneliti menggunakan beberapa
teknik, di antaranya observasi. Dengan cara observasi peneliti langsung
mengobservasi anak untuk mengetahui kemampuan motorik kasar melalui
permainan balap karung.

F. Teknik Analisis Data


Data yang diperoleh pada penelitian ini adalah tentang kemampuan
motorik kasar anak. Dalam pencapaian kemampuan motorik kasar anak
disajikan dalam tabel dan grafik dalam bentuk persentase. Teknik analisis
statistik deskriptif untuk mencari nilai rata-rata dan persentase keberhasilan
anak. Menurut Miles dan Heberman (Zainal 2006) analisis data ini bertujuan
untuk mengetahui pengaruh tindakan melalui permainan balap karung dalam
meningkatkan kemampuan motorik kasar pada anak usia 5-6 tahun di PAUD
Baiturrahmat. Dengan rumus :
fn
P= X 100 %
N

Posrate−Baserate
Peningkatan ( P ¿= X 100 %
Baserate

Keterangan :
P : Persentase Peningkatan
Posrate : Nilai sesudah dilakukan tindakan
Baserate : Nilai sebelum dilakukan tindakan
32

Kriteria penilaian
1. Kemampuan motorik kasar
- BB = Belum berkembang (0 – 24,99%)
- MB = Mulai berkembang (25 – 49,99%)
- BSH = Berkembang sesuai harapan (50 – 74,99%)
- BSB = Berkembang sangat baik (75 – 100%)

2. Aktivitas Guru Dan Aktivitas Anak


- B = Baik (67-100%)
- C = Cukup (34-66,99%)
- K = Kurang (0-33,99%)
33

BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Gambaran Secara Umum Tentang Penelitian


Penelitian dengan menggunakan permainan balap karung yang
dilakukan di PAUD Terpadu Baiturrahmat Kecamatan Pekaitan Kabupaten
Rokan Hilir. Penelitian ini dilaksanakan dua bulan yang meliputi dua siklus.
Penelitian dilakukan dengan bantuan observer teman sejawat di PAUD
Terpadu Baiturrahmat Kecamatan Pekaitan. Dalam penelitian ini yang
menjadi objek penelitian adalah anak usia 5-6 tahun PAUD Terpadu
Baiturrahmat Kecamatan Pekaitan yang berjumlah 15 orang yang terdiri dari
7 anak perempuan dan 8 anak laki–laki. Guru yang mengajar di PAUD
Terpadu Baiturrahmat Kecamatan Pekaitan berjumlah 7 orang, mempunyai
rombongan belajar tiga, yang terdiri dari usia 4-5 tahun dan usia 5-6 tahun.
Sarana dan prasarana cukup memadai serta memiliki perlengkapan
diantaranya, ruang kantor, toilet, tempat cuci tangan, permainan luar dan
dalam ruangan. Adapun waktu penelitian pada bulan April s/d Mei 2017

B. Uraian Pelaksanaan Penelitian Secara Umum


Pelaksanaan penelitian ini dilakukan dengan empat tahap yaitu :
1. Tahap pencapaian yaitu menyusun rancangan tindakan yang dilakukan
guru untuk meningkatan kemampuan berbicara melalui permainan balap
karung pada anak usia 5-6 tahun PAUD Terpadu Baiturrahmat Kabupaten
Rokan Hilir.
2. Tahap pelaksanaan yaitu guru meminta anak mengungkapkan apa dialami
atau pengalaman anak sesuai dengan suatu kegiatan harian yang telah
direncanakan.
3. Tahap pengamatan, guru mengamati kegiatan anak saat melakukan
kegiatan.
4. Tahap refleksi, guru mengkaji dan mempertimbangkan antara tindakan
yang telah dilakukan dengan hasil dan masalah yang terjadi. Kemudian
34

guru menyusun kembali strategi baru yang akan dilakukan pada siklus II
apabila siklus I indikatornya belum sesuai dengan yang diharapkan.

C. Penjelasan Persiklus
1. Pra Siklus
Sebelum menjelaskan pelitian persiklus, terlebih dahulu penulis
menjelaskan tentang hasil pengamatan terhadap pembelajaran yang
berlangsung sebelum siklus I dilakukan. Penelitian melakukan langkah awal
dengan melakukan observasi pada tanggal 4 April 2017 sampai 6 Mei 2017.
Kemampuan motorik kasar anak sebelum dilakukan tindakan kelas,
anak kurang melakukan gerakan tubuh secara terkoordinasi, kesulitan
melatih kelenturan, kesulitan dalam melakukan keseimbangan, dan kurang
kelincahan, anak kurang melakukan koordinasi gerakan mata, kaki, tangan,
kepala dalam menirukan tarian /senam, terlihat anak kesulitan melakukan
permainan fisik dengan aturan, melakukan kegiatan kebersihan diri. Hal ini
dapat dilihat pada tabel berikut :
Tabel 4.1 Kemampuan Motorik Kasar Sebelum Siklus
No
Aspek Skor Skor % Kategori
.
Faktual ideal
1. Melakukan gerakan tubuh 22 60 36,6 MB
secara terkoordinasi untuk
melatih kelenturan,
keseimbangan dan kelincahan
2. Melakukan koordinasi gerakan 20 60 33,3 MB
mata, kaki, tangan, kepala
dalam menirukan tarian /senam
Melakukan permainan fisik
3 dengan aturan 20 60 33,3 MB
Terampil menggunakan tangan
4 kanan dan kiri 23 60 38,3 MB
Melakukan kegiatan kebersihan
5 diri 27 60 45 MB
Jumlah 111 300 186,7
Persentase 37
Kriteria MB
Sumber : Data Olahan Tahun 2017 dari Lampiran 3 Halaman 102
35

Kemampuan motorik kasar melalui permainan balap karung pada pra


siklus memperoleh persentase 37,3 %. Berdasarkan hasil observasi tersebut
maka peneliti berusaha mengoptimalkan kemampuan motorik kasar melalui
permainan balap karung pada anak usia 5-6 tahun khususnya di PAUD
Terpadu Baiturrahmat Kecamatan Pekaitan Kabupaten Rokan Hilir.

2. Tindakan Siklus I
a. Tahap perencanaan
Dalam penelitian kelas ini peneliti telah menyusun rancangan
pelaksanaan pembelajaran untuk meningkatkan kemampuan motorik kasar
anak dengan membuat rencana kegiatan harian (RKH), lembar observasi guru
dan anak serta lembar kemampuan motorik kasar anak. Penelitian tindakan
kelas siklus I (satu) dilakukan sebanyak 3 kali pertemuan, mulai tanggal 4 – 6
April 2017.

b. Tahap pelaksanaan
1) Pertemuan Pertama Siklus I
Pada pertemuan pertama dilaksanakan pada hari selasa, 4 April
2017, pada kegiatan awal pembelajaran peneliti mengucapkan salam, berdoa,
dan bernyanyi dengan gerakan fisik ringan. Peneliti mengabsen anak. Dan
peneliti menyampaikan tema pembelajaran tentang “motorik kasar melalui
permainan balap karung”.
Pada kegiatan inti, peneliti membawa anak ke lapangan dan
menjelaskan cara permainan balap karung dan memberikan contoh permainan
balap karung kepada anak. Peneliti membagi anak beberapa kelompok. Tiap
kelompok ada yang 4 anak dan ada juga 5 anak. Masing-masing anak disuruh
memasukan kakinya kedalam karung yang sudah dibagikann anak memulai
melompat kedepan dengan menggunakan karung dengan 6 kali lompatan
dengan memperhatikan kelenturan, keseimbangan, dan kelincahan anak.
Pada akhir kegiatan peneliti memberikan penghargaan berupa
pujian kepada anak yang mempunyai kemampuan melakukan gerakan tubuh
secara terkoordinasi untuk melatih kelenturan, keseimbangan, dan kelincahan,
36

melakukan koordinasi gerakan mata, kaki, tangan, kepala dalam menirukan


tarian/senam, melakukan permainan fisik dengan aturan, terampil
menggunakan tangan kanan dan kiri, melakukan kegiatan kebersihan diri.
Hasil observasi permainan balap karung dalam meningkatkan kemampuan
motorik kasar anak memperoleh rata-rata persentase 47,33 %.

2) Pertemuan Kedua Siklus I,


Pada pertemuan kedua dilakukan hari Rabu, tanggal 5 April 2017
pada kegiatan awal pembelajaran peneliti seperti biasanya mengucapkan
salam kepada anak-anak, mengajak anak berdoa bersama, dan dilanjutkan
dengan bernyanyi dengan gerakan fisik ringan. Sebelum pembelajaran di
mulai, peneliti mengabsen anak dan menanyakan kabar anak-anak. Peneliti
menyampaikan tema pembelajaran tentang “motorik kasar melalui permainan
balap karung”. Peneliti memberikan motivasi pada anak yang mengikuti
permainan balap karung.
Pada kegiatan inti, peneliti membawa anak ke lapangan dan
menjelaskan cara permainan balap karung dan memberikan contoh permainan
balap karung kepada anak. Peneliti membagi anak beberapa kelompok. Tiap
kelompok ada yang 4 anak dan ada juga 5 anak. Masing-masing peserta didik
disuruh memasukan kakinya kedalam karung yang sudah dibagikann Peserta
didik memulai melompat kedepan dengan menggunakan karung dengan 6 kali
lompatan dengan memperhatikan kelenturan, keseimbangan, dan kelincahan
anak.
Pada kegiatan akhir, peneliti memberikan penghargaan berupa
pujian kepada anak yang mempunyai kemampuan melakukan gerakan tubuh
secara terkoordinasi untuk melatih kelenturan, keseimbangan, dan kelincahan,
melakukan koordinasi gerakan mata, kaki, tangan, kepala dalam menirukan
tarian /senam, melakukan permainan fisik dengan aturan, terampil
menggunakan tangan kanan dan kiri, melakukan kegiatan kebersihan diri.
Hasil observasi permainan balap karung dalam meningkatkan kemampuan
motorik kasar anak pada siklus I pertemuan II memperoleh rata-rata
37

persentase 54 % dengan kategori berkembang sesuai harapan Pada kegiatan


ini terjadi peningkatan meskipun masih rendah.

3) Pertemuan Ketiga Siklus I,


Pada pertemuan ketiga dilakukan hari kamis, tanggal 6 April 2017
pada kegiatan awal pembelajaran peneliti seperti biasanya mengucapkan
salam kepada anak-anak, mengajak anak berdoa bersama, dan dilanjutkan
dengan bernyanyi dengan gerakan fisik ringan. Sebelum pembelajaran di
mulai, peneliti mengabsen anak dan menanyakan kabar anak-anak. Peneliti
menyampaikan tema pembelajaran tentang “motorik kasar melalui permainan
balap karung”. Peneliti memberikan motivasi pada anak yang mengikuti
permainan balap karung.
Pada kegiatan inti, peneliti membawa anak ke lapangan dan
menjelaskan cara permainan balap karung dan memberikan contoh permainan
balap karung kepada anak peneliti mengajak anak ke lapangan sekolah.
Sebelumnya anak-anak diberi penjelasan terlebih dahulu apa yang akan
dilakukan di lapangan. Sampainya di lapangan. Peneliti membagi anak
beberapa kelompok. Tiap kelompok ada yang 4 anak dan ada juga 5 anak.
Masing-masing peserta didik disuruh memasukan kakinya kedalam karung
yang sudah dibagikann Peserta didik memulai mlompat kedepan dengan
menggunakan karung dengan 6 kali lompatan dengan memperhatikan
kelenturan, keseimbangan, dan kelincahan anak.
Pada kegiatan inti Peneliti memberikan penghargaan berupa pujian
kepada anak yang mempunyai kemampuan melakukan gerakan tubuh secara
terkoordinasi untuk melatih kelenturan, keseimbangan, dan kelincahan,
melakukan koordinasi gerakan mata, kaki, tangan, kepala dalam menirukan
tarian /senam, melakukan permainan fisik dengan aturan, terampil
menggunakan tangan kanan dan kiri, melakukan kegiatan kebersihan diri.
Hasil observasi permainan balap karung dalam meningkatkan kemampuan
motorik kasar anak pada siklus I pertemuan III memperoleh rata-rata
persentase 54 %.. Pada kegiatan ini terjadi peningkatan meskipun masih
38

kategori mulai berkembang Pada kegiatan ini terjadi peningkatan meskipun


masih kategori rendah.

3. Pengamatan (Observasi) Siklus I


1) Pertemuan Pertama.
Berdasarkan hasil pengamatan yang dilakukan pada pertemuan
pertama terhadap kemampuan motorik kasar anak melalui permainan balap
karung pada pertemuan I Siklus I disajikan pada tabel berikut ini:
Tabel 4.2. Kemampuan Motorik Kasar Anak Siklus I Pertemuan I

No Skor Skor % Kategori


Aspek
. Fak ideal
Tual
1. Melakukan gerakan tubuh secara 28 60 46,6 MB
terkoordinasi untuk melatih
kelenturan, keseimbangan dan
kelincahan
2. Melakukan koordinasi gerakan 24 60 40 MB
mata, kaki, tangan, kepala dalam
menirukan tarian /senam
3 Melakukan permainan fisik dengan 21 60 35 MB
aturan
4 Terampil menggunakan tangan 31 60 51,6 BSH
kanan dan kiri
5 Melakukan kegiatan kebersihan diri 38 60 63,3 BSH
Jumlah 142 300 186,7
Persentase 47,3
Kriteria MB
Sumber : Data Olahan Tahun 2017dari Lampiran 3 Halaman 103

Berdasarkan tabel di atas Kemampuan Motorik Kasar anak pada


siklus I pertemuan I masih terlihat rendah dan belum optimal. Hal ini terlihat
dari perolehan nilai persentase kemampuan motorik kasar anak melalui
permainan balap karung sebesar 47,3 % dengan kriteria mulai berkembang.
39

2) Pertemuan Ke Dua Siklus I


Berdasarkan hasil pengamatan yang dilakukan pada pertemuan kedua
terhadap kemampuan motorik kasar anak melalui permainan balap karung
dapat disajikan pada Tabel 4.3. berikut ini:
Tabel 4.3. Kemampuan Motorik Kasar Anak Siklus I Pertemuan II

No
Aspek Skor Skor % Kategori
.
Faktual ideal
1. Melakukan gerakan tubuh 30 60 50 BSH
secara terkoordinasi untuk
melatih kelenturan,
keseimbangan dan kelincahan
2. Melakukan koordinasi 29 60 48,3 MB
gerakan mata, kaki, tangan,
kepala dalam menirukan
tarian /senam
3 Melakukan permainan fisik 28 60 46,6 MB
dengan aturan
4 Terampil menggunakan 35 60 58,3 BSH
tangan kanan dan kiri
5 Melakukan kegiatan 40 60 66,6 BSH
kebersihan diri
Jumlah 162 300 810
Persentase 54
Kriteria BSH
Sumber : Data Olahan Tahun 2017 Dari Lampiran 3 Halaman 104
Berdasarkan tabel di atas Kemampuan Motorik Kasar anak pada
siklus I pertemuan 2 ada peningkatan dibandingkan pertemuan pertama.
Tetapi masih belum optimal. Ini terlihat dari perolehan nilai persentase
kemampuan motorik kasar anak melalui permainan balap karung sebesar 54
% dengan kriteria berkembang sesuai harapan. Dari hasil observasi tersebut
maka peneliti perlu melakukan tindakan perbaikan dengan mengoptimalkan
kegiatan motorik kasar melalui permainan balap karung dengan pertemuan
berikutnya yaitu pada sikus I pertemuan ketiga.
40

3) Pertemuan Ketiga Siklus I


Berdasarkan hasil pengamatan yang dilakukan pada pertemuan ketiga
terhadap kemampuan motorik kasar anak melalui permainan balap karung
pada dapat disajikan pada Tabel 4.4. berikut ini:
Tabel 4.4. Kemampuan Motorik Kasar Anak Siklus I Pertemuan III

No
Aspek Skor Skor % Kategori
.
Faktual ideal
1. Melakukan gerakan tubuh 38 60
63,3 BSH
secara terkoordinasi untuk
melatih kelenturan,
keseimbangan dan kelincahan
2. Melakukan koordinasi gerakan 30 60 50 BSH
mata, kaki, tangan, kepala
dalam menirukan tarian /senam
3 Melakukan permainan fisik 30 60 50 BSH
dengan aturan
4 Terampil menggunakan tangan 37 60 61,6 BSH
kanan dan kiri
5 Melakukan kegiatan 41 60 68,3 BSH
kebersihan diri
Jumlah 176 300 880
Persentase 58,67
Kriteria BSH
Sumber : Data Olahan Tahun 2017 Dari Lampiran 3 Halaman 105

Berdasarkan tabel di atas kemampuan motorik kasar anak pada siklus


I pertemuan III ada peningkatan dibandingkan pertemuan ke 2 tetapi masih
belum optimal. Ini terlihat dari perolehan nilai persentase kemampuan
motorik kasar anak melalui permainan balap karung yaitu sebesar 58,67 %
dengan kriteria berkembang sesuai harapan. Dari hasil kemampuan motorik
kasar anak pada pertemuan ke tiga masih belum mencapai ketuntasan
klasikal. Maka peneliti akan melanjutkan tindakan pada siklus II.
41

4) Rekapitulasi Hasil Pengamatan Siklus I


a. Kemampuan Motorik Kasar
Berdasarkan hasil observasi di atas dapat dijelaskan bahwa anak mulai
tampak memperlihatkan kemampuan motorik kasar melalui permainan balap
karung, hal ini dapat dilihat dari perolehan nilai persentase kemampuan
motorik kasar anak pada siklus I pertemuan I adalah 47,3 %.
Pada pertemuan II kemampuan motorik kasar anak melalui permainan
balap karung mulai berkembang dan terjadi peningkatan dari pertemuan
sebelumnya. Ini dapat dilihar dari perolehan nilai 54 % dengan kriteria mulai
berkembang.
Kemudian pada pertemuan III kemampuan motorik kasar anak melalui
permainan balap karung berkembang sesuai harapan. Kemampuan motorik
kasar anak melalui permainan balap dibandingkan dengan pertemuan I dan
pertemuan II terjadi peningkatan. Ini terlihat dari perolehan nilai rata-rata
persentase 58,67 % dengan kriteria berkembang sesuai harapan.
Tabel 4.5. Rekapitulasi Kemampuan Motorik Kasar Anak Pada Siklus I
Siklus I Kategori
Aspek
No Pt 1 Pt 2 Pt 3 Jmlh %
1. Melakukan gerakan 46,6 50 63,3 159,9 53,3 BSH
tubuh secara
terkoordinasi untuk
melatih kelenturan,
keseimbangan dan
kelincahan
2. Melakukan koordinasi 40 48,3 50 138,3 46,1 MB
gerakan mata, kaki,
tangan, kepala dalam
menirukan tarian /senam
3 Melakukan permainan 35 46,6 50 131,6 43,8 MB
fisik dengan aturan
4 Terampil menggunakan 51,6 58,3 61,6 171.5 57,2 BSH
tangan kanan dan kiri
5 Melakukan kegiatan 63,3 66,6 68,3 198,2 66,1 BSH
. kebersihan diri
Jumlah 236,5 269,8 293,2 799.5 266,5
Rata-rata 47,3 54 58,6 160 53,3
Kriteria BSH
Sumber : Data Olahan Tahun 2017 Dari Lampiran 3 Halaman 106
42

Berdasarkan tabel diatas diperoleh hasil ketuntasan anak pada


kemampuan motorik kasar melalui permainan balap karung pada siklus I
pertemuan I memperoleh rata-rata 47,3 % dengan kriteria mulai berkembang.
Pada pertemuan II kemampuan motorik kasar anak melalui permainan balap
karung memperoleh nilai 54 % dengan kriteria mulai berkembang. Kemudian
pada pertemuan III kemampuan motorik kasar anak melalui permainan balap
memperoleh nilai rata-rata persentase 58,67 % dengan kriteria berkembang
sesuai harapan. Dari pertemuan I sampai pertemuan III pada siklus I secara
keseluruhan rata-rata kemampuan motorik kasar anak melalui permainan
balap karung adalah 53,3 % dengan kriteria berkembang sesuai harapan.

GRAFIK SIKLUS I
70
60
50
40
Series 1
30
20
10
0

Gambar 4.1.
Grafik Kemampuan Motorik Kasar Anak Siklus I
43

b. Aktivitas Anak
1) Pertemuan I Siklus I
Berikut ini penjelasan aktivitas anak yang dilakukan pada permainan
balap karung dengan tujuan untuk meningkatkan kemampuan motorik kasar
anak. Aktivitas anak pada siklus I pertemuan I dapat dilihat pada tabel berikut
Tabel. 4.6. Aktivitas Anak Pada Siklus I pertemuan I
No Aspek yang diamati Skor Skor % Kategori
Faktual ideal
1. Anak mendengarkan 23 45
51.11 Cukup
penjelasan guru tentang tujuan
permainan balap karung
2. Anak memperhatikan 22 45 48.89 Cukup
penjelasan guru tentang
permainan balap karung
3. Anak diberi kesempatan untuk 22 45 48.89 Cukup
bertanya pada guru tentang
permainan balap karung
4. Anak berterima kasih terhadap 25 45 55.56 Cukup
penghargaan dan motivasi
yang diberikan oleh guru
Jumlah 92 180
Persentase .51.11
kriteria Cukup
Sumber : Data Olahan Tahun 2017 Dari Lampiran 4 Halaman 112

Berdasarkan tabel di atas rata-rata persentase aktivitas anak yang di


peroleh pada siklus I pertemuan pertama sebesar 51.11 %. Persentase ini
masih dibawah rata-rata ketuntasan yang ditargetkan dilihatkan dari hasil
yang dicapai, peneliti memperbaikinya pada pertemuan kedua.

2) Pertemuan Kedua Siklus I


Pengamatan pada aktivitas anak pada pertemuan kedua dapat dilihat
pada tabel aktivitas anak berikut ini
44

Tabel. 4.7. Aktivitas Anak Pada Siklus I Pertemuan II


No Aspek yang diamati Skor Skor % Kategori
Faktual ideal
1. Anak mendengarkan 27 45
60 Cukup
penjelasan guru tentang
tujuan permainan balap
karung
2. Anak memperhatikan 24 45 53.33 Cukup
penjelasan guru tentang
permainan balap karung
3. Anak diberi kesempatan 25 45 55.56 Cukup
untuk bertanya pada guru
tentang permainan balap
karung
4. Anak berterima kasih terhadap 27 45 60 Cukup
penghargaan dan motivasi
yang diberikan oleh guru
Jumlah 94 180
Persentase 57.22
Kriteria Cukup
Sumber : Data Olahan Tahun 2017 Dari Lampiran 4 Halaman 113

Berdasarkan tabel di atas rata-rata persentase aktivitas anak yang di


peroleh pada siklus I pertemuan kedua sebesar 57.22 %. Persentase ini masih
dibawah rata-rata ketuntasan yang ditargetkan. Dilihat dari hasil yang dicapai
masih tergolong kategori cukup, maka peneliti memperbaikinya pada
pertemuan ketiga.

3) Pertemuan Ketiga Siklus I


Berdasarkan pengamatan aktivitas anak pada pertemuan ketiga siklus I
yang dilakukan oleh observer diperoleh hasil yang disajikan pada tabel
berikut ini
45

Tabel. 4.8. Aktivitas Anak Pada Siklus I Pertemuan III


No Aspek yang diamati Skor Skor % Kategori
Faktual ideal
1. Anak mendengarkan 27 45
60 Cukup
penjelasan guru tentang
tujuan permainan balap
karung
2. Anak memperhatikan 26 45 57.68 Cukup
penjelasan guru tentang
permainan balap karung
3. Anak diberi kesempatan 25 45 55.56 Cukup
untuk bertanya pada guru
tentang permainan balap
karung
4. Anak berterima kasih 27 45 60 Cukup
terhadap penghargaan dan
motivasi yang diberikan oleh
guru
Jumlah 105 180
Persentase 58.33
Kriteria Cukup
Sumber : Data Olahan Tahun 2017 Dari Lampiran 4 Halaman 114

Berdasarkan tabel di atas rata-rata persentase aktivitas anak yang di


peroleh pada siklus I pertemuan ketiga sebesar 58.33 %. Dengan criteria
cukup. Meskipun demikian Aktivitas anak pada pertemuan ketiga ini tejadi
peningkatan.

4) Rekapitulasi Aktivitas Anak Siklus I


Dari hasil pengamatan, peneliti merkapitulasi hasil pengamatan dari
pertemuan I sampai pertemuan III pada siklus I untuk mempermudah melihat
peningkatan aktivitas anak setiap pertemuannya. Ini dapat dilihat pada tabel
berikut ini :
46

Tabel 4.9. Rekapitulasi Aktivitas Anak Pada Siklus I


No Siklus I
Aspek
. Pt 1 Pt 2 Pt 3 Jmlh % Kategori
1. Anak mendengarkan 51.11 60 60 1171.11 57.03 Cukup
penjelasan guru tentang
tujuan permainan balap
karung
2. Anak memperhatikan 48.89 53.33 57.68 159.9 53.33 Cukup
penjelasan guru tentang
permainan balap karung
3. Anak diberi kesempatan 48.89 55.56 55.56 160.01 53.37 Cukup
untuk bertanya pada guru
tentang permainan balap
karung
4. Anak berterima kasih 55.56 60 60 175.56 58.52 Cukup
terhadap penghargaan dan
motivasi yang diberikan oleh
guru
Jumlah 204.45 228.89 233.24 666.58 222.25
Skor ideal 45 45 45 135
Rata-rata 51.11 57.22 58.33 55.55 55.55
Kriteria Cukup
Sumber : Data Olahan Tahun 2017 Dari Lampiran 4 Halaman 118

Berdasarkan tabel rekapitulasi aktivitas anak pada siklus I pertemuan I


di peroleh nilai rata-rata 51.11 pada pertemuan 2 memperoleh nilai rata-rata
57,22 pada pertemuan 3 memperoleh nilai rata-rata 58.33. Dari pertemuan
1,2,3 terjadi peningkatan aktivitas anak dengan rata-rata 55.55 % dengan
kriteria cukup.

c. Aktivitas Guru
1) Pertemuan Pertama Siklus I
Pengamatan tidak hanya pada kemampuan motorik kasar anak, tetapi
dlakukan pada aktivitas guru. Hal ini di lakukan karena hasil dari proses
pembelajaran tidak terlepas dari aktivitas seorang guru, pada saat kegiatan
belajar mengajar berlangsung.
47

Tabel 4.10. Aktivitas Guru Siklus I Pertemuan I

No. Aspek yang di amati Ideal Faktual % Kriteria


1. Guru menyampaikan tujuan 3 1 33.33 K
permainan balap karung
2. Guru menjelaskan dan 3 1 33.33 K
memberikan contoh
permainan balap karung
3. Guru menyiapkan alat 3 2 66.66 C
permainan balap karung
4. Guru memberikan kesempatan 3 2 66.66 C
bertanya kepada anak yang
belum mengerti tentang
permainan balap karung
5. Guru memberikan penghargaan 3 1 33.33 K
dan motivasi
6. Melakukan refleksi 3 2 66.66 C
Jumlah 18 9 299.7
Persentase 50
Kriteria C
Sumber : Data Olahan Tahun 2017

Berdasarkan tabel di atas dapat dilihat bahwa aktivitas guru pada


siklus I pertemuan I memperoleh nilai rata-rata sebesar 50 % dengan kriteria
cukup. Dilihat dari besranya persentase yang diperoleh pada pertemuan I ini,
maka peneliti akan memperbaikinya pada pertemuan berikutnya.
48

2) Pertemuan Kedua Siklus I


Hasil dari proses pembelajaran tidak terlepas dari aktivitas seorang
guru, pada saat kegiatan belajar mengajar berlangsung. Pada pertemuan kedua
aktivitas guru dalam melakukan penelitian ini dapat di lihat ada tabel berikut
Tabel 4.11. Aktivitas Guru Siklus I Pertemuan II

No. Aspek yang di amati Ideal Faktual % Kriteria


1. Guru menyampaikan tujuan 3 1 33.33 K
permainan balap karung
2. Guru menjelaskan dan 3 2 66.66 C
memberikan contoh
permainan balap karung
3. Guru menyiapkan alat 3 2 66.66 C
permainan balap karung
4. Guru memberikan kesempatan 3 2 66.66 C
bertanya kepada anak yang
belum mengerti tentang
permainan balap karung
5. Guru memberikan penghargaan 3 2 66.66 C
dan motivasi
6. Melakukan refleksi 3 1 33.33 K
Jumlah 18 10 333.3
Persentase 55.5
Kriteria C
Sumber : Data Olahan Tahun 2017

Berdasarkan tabel di atas dapat dilihat bahwa aktivitas guru pada


siklus I pertemuan II memperoleh nilai rata-rata sebesar 55.5 % dengan
kriteria cukup. Dari persentase yang diperoleh pada pertemuan II ini, maka
peneliti akan memperbaikinya pada pertemuan berikutnya.
49

3) Pertemuan Ketiga Siklus I


Pada pertemuan kedua aktivitas guru dalam melakukan penelitian ini
dapat di lihat ada tabel berikut
Tabel 4.12. Aktivitas Guru Siklus I Pertemuan III

No. Aspek yang di amati Ideal Faktual % Kriteria


1. Guru menyampaikan tujuan 3 1 33.33 K
permainan balap karung
2. Guru menjelaskan dan 3 2 66.66 C
memberikan contoh
permainan balap karung
3. Guru menyiapkan alat 3 2 66.66 C
permainan balap karung
4. Guru memberikan kesempatan 3 2 66.66 C
bertanya kepada anak yang
belum mengerti tentang
permainan balap karung
5. Guru memberikan penghargaan 3 2 66.66 C
dan motivasi
6. Melakukan refleksi 3 2 66.66 C
Jumlah 18 11 333.3
Persentase 61.1
Kriteria C
Sumber : Data Olahan Tahun 2017

Berdasarkan tabel di atas dapat dilihat bahwa aktivitas guru pada


siklus I pertemuan ketiga memperoleh nilai rata-rata sebesar 61.1 % dengan
kriteria cukup. Dari persentase yang diperoleh pada pertemuan ketiga terdapat
peningkatan jika dibandingkan pada pertemuan pertama dan kedua, meskipun
demikian, peneliti akan memperbaikinya pada siklus ke dua.

d. Rekapitulasi Aktivitas Guru Siklus I


Berdasarkan hasil pengamatan pada aktivitas guru dari pertemuan
pertama, kedua dan ketiga pada siklus I dapat dilihat pada tabel berikut ini
50

Tabel 4.13. Rekapitulasi Aktivitas Guru Siklus I


No Aktivitas yang
Pt 1 Pt 2 Pt 3 Jmlh % kriteria
diamati
1 Guru menyampaikan
33.3
tujuan permainan 33.33 33.33 99.99 33.33 Kurang
3
balap karung
2 Guru
menjelaskan dan
memberikan 66.6
33.33 66.66 166.65 55.55 Cukup
contoh 6
permainan balap
karung
3 Guru
menyiapkan alat 66.6
66.66 66.66 199.98 66.66 Cukup
permainan balap 6
karung
4 Guru memberikan
kesempatan bertanya
kepada anak yang 66.6
66.66 66.66 199.98 66.66 Cukup
belum mengerti 6
tentang permainan
balap karung
5 Guru memberikan
66.6
penghargaan dan 33.33 66.66 166.65 55.55 Cukup
6
motivasi
6 Melakukan refleksi 66.6 166.65 55.55 Cukup
66.66 33.33
6
Jumlah 9 10 11 30 333.3
Rata-rata persentase 50 55.5 61.1 55.55
Kriteria Cukup
Sumber : Data Olahan Tahun 2017 dari lampiran 5 halaman 120

4. Refleksi
Dari data awal kemampuan motorik kasar anak usia 5-6 tahun di
PAUD Terpadu Baiturrahmat Kecamatan Pekaitan Kabupaten Rokan Hilir
siklus I pertemuan pertama memperoleh nilai rata-rata 47,3 % kemudian pada
pertemuan kedua kemampuan motorik kasar anak melalui permainan balap
karung memperoleh nilai rata-rata 54%. Sedangkan pada pertemuan ketiga
kemampuan motorik kasar anak melalui permainan balap karung memperoleh
nilai rata-rata 58.67 %. Kegiatan motorik kasar anak melalui permainan balap
karung dari pertemuan pertama hingga pertemuan ketiga terjadi peningkatan.
51

Dari rekapitulasi kemampuan motorik kasar anak secara keseluruhan


memperoleh nilai rata-rata 53.3 % dengan kriteria mulai berkembang.
Meskipun terjadi peningkatan tetapi belum sesuai dengan harapan untuk itu
peneliti melanjutkan penelitian ke siklus II.
Selain kemampuan motorik kasar anak peneliti juga mengamati
aktivitas anak. Pada siklus I, kemampuan motorik kasar anak melalui
permainan balap karung pertemuan pertama memperoleh nilai rata-rata
51.11%. pada pertemuan kedua memperoleh rata-rata 57.22 %. Sedangkan
pada pertemuan ketiga , aktivitas anak terhadap kemampuan motorik kasar
anak melalui permaina balap karung memperoleh nilai 58.33 %. Dari
pertemuan pertama hingga pertemuan ketiga aktivitas aanak mengalami
peningkatan meskipun dengan kriteria cukup. Adapun rekapitulasi aktivitas
anak pada siklus I secara keseluruhan memperoleh nilai rata-rata 55.55 %
dengan kriteria cukup. Selain aktivitas anak peneliti juga mengamati pada
aktivitas guru. Pada aktivitas guru, guru kurang bisa memberikan motivasi
dan arahan-arahan kepada anak sehingga masih ada beberapa anak kurang
mengerti dan anak kurang termotivasi terhadap kegiatan yang dilakukan
dalam permainan balap karung. Dari hasil pengamatan aktivitas guru pada
siklus I pertemuan pertama memperoleh nilai rata-rata 50 %, pada pertemuan
kedua memperoleh nilaii rata-rata 55.55 %. Sedangkan pada pertemuan ketiga
aktivitas guru memperoleh nilai rata-rata 61.1 %. Dari hasil pengamatan
aktivitas guru dari pertemuan pertama hingga pertemuan ketiga terjadi
peningkatan. Dari rekapitulasi aktivitas guru sikus I secara keseluruhan
memperoleh nilai rata-rata 55.55 % dengan kriteria cukup.
Berdasarkan penjelasan dari kemampuan motorik kasar anak melalui
permainan balap karung, aktivitas anak dan juga aktivitas guru pada siklus I
belum maksimal dan belum sesuai dengan yang diharapkan. Maka dari itu
peneliti akan melanjutkan dan memperbaikinya pada siklus berikutnya yaitu
siklus II.
52

SIKLUS II

1. Tahap Perencanaan
Setelah dilakukan refleksi pada siklus I, peneliti melanjutkan
penelitian pada siklus II. Pada siklus II ini peneliti membuat perencanaan
yang matang sebelum pelaksanaan dimulai. Adapun perencanaan yang harus
peneliti siapkan antara lain menyiapkan perangkat pembelajaran mulai dari
RKH, lembar observasi guru dan anak dan lembar observasi kemampuan
motorik kasar anak dan juga mempersiapkan media pembelajaran.

2. Tahap Pelaksanaan
a) Pertemuan Pertama Siklus II
Pertemuan pertama ini dilakukan pada hari senin, 10 April 2017, pada
kegiatan awal pembelajaran peneliti mengucapkan salam, berdoa, dan
bernyanyi dengan gerakan fisik ringan. Peneliti mengabsen anak. Dan peneliti
menyampaikan tema pembelajaran tentang “motorik kasar melalui permainan
balap karung”. peneliti mengajak anak ke lapangan sekolah. Sebelumnya
anak-anak diberi penjelasan terlebih dahulu apa yang akan dilakukan di
lapangan. Sampainya di lapangan. Peneliti memberikan motivasi pada anak
yang mengikuti permainan balap karung. peneliti membagi anak beberapa
kelompok. Tiap kelompok ada yang 4 anak dan ada juga 5 anak
Kegiatan inti. Guru membagikan karung kepada peserta didik.
Sebelum permainan dimulai guru memberikan kesempatan untuk bertanya
kepada peserta didik yang belum mengerti. Peserta didik disuruh memasukan
kakinya kedalam karung yang sudah dibagikan. Peserta didik mulai
melakukan permainan balap karung dengan melompat kedepan dengan 6 kali
lompatan dengan memperhatikan kelenturan, keseimbangan, dan kelincahan
anak, koordinasi gerakan mata, kaki, tangan, kepala dalam menirukan
tarian /senam, permainan fisik dengan aturan, terampil menggunakan tangan
kanan dan kiri, melakukan kegiatan kebersihan diri. Guru mengamati dengan
seksama permainan balap karung yang dilakukan siswa.
53

Kegiatan akhir peneliti memberikan kesimpulan dari apa yang di


amati pada permainan balap karung. Peneliti memberikan penghargaan
berupa pujian kepada anak yang berhasil dalam permaianan bala karung
dengan memperhatikan indikator yang telah ditentukan. Hasil observasi
pelaksanaan permainan balap karung dalam meningkatkan kemampuan
motorik kasar anak pada siklus II pertemuan I memperoleh persentase 62 %.
Pada kegiatan ini terjadi peningkatan meskipun masih kategori cukup.

b) Pertemuan kedua Siklus II


Pertemuan kedua dilakukan hari selasa, tanggal 11 April 2017
Kegiatan awal, peneliti mengajak anak ke lapangan sekolah. Sebelumnya
anak-anak diberi penjelasan terlebih dahulu apa yang akan dilakukan di
lapangan. Sampainya di lapangan. Peneliti memberikan motivasi pada anak
yang mengikuti permainan balap karung. peneliti membagi anak beberapa
kelompok. Tiap kelompok ada yang 4 anak dan ada juga 5 anak
Kegiatan inti. Guru membagikan karung kepada peserta didik. Sebelum
permainan dimulai guru memberikan kesempatan untuk bertanya kepada
peserta didik yang belum mengerti. Peserta didik disuruh memasukan kakinya
kedalam karung yang sudah dibagikan. Peserta didik mulai melakukan
permainan balap karung dengan melompat kedepan dengan 6 kali lompatan
dengan memperhatikan kelenturan, keseimbangan, dan kelincahan anak,
koordinasi gerakan mata, kaki, tangan, kepala dalam menirukan tarian
/senam, permainan fisik dengan aturan, terampil menggunakan tangan kanan
dan kiri, melakukan kegiatan kebersihan diri. Guru mengamati dengan
seksama permainan balap karung yang dilakukan siswa.
Kegiatan akhir peneliti memberikan kesimpulan dari apa yang di amati pada
permainan balap karung. Peneliti memberikan penghargaan berupa pujian
kepada anak yang berhasil dalam permaianan balap karung dengan
memperhatikan indikator yang telah ditentukan.
54

c) Pertemuan Ketiga Siklus II


Pertemuan ketiga, dilakukan hari Rabu, tanggal 12 Aprilt 2017
Kegiatan awal, peneliti mengajak anak ke lapangan sekolah.
Sebelumnya anak-anak diberi penjelasan terlebih dahulu apa yang akan
dilakukan di lapangan. Sampainya di lapangan. Peneliti memberikan motivasi
pada anak yang mengikuti permainan balap karung. peneliti membagi anak
beberapa kelompok. Tiap kelompok ada yang 4 anak dan ada juga 5 anak
Kegiatan inti. Guru membagikan karung kepada peserta didik. Sebelum
permainan dimulai guru memberikan kesempatan untuk bertanya kepada
peserta didik yang belum mengerti. Peserta didik disuruh memasukan kakinya
kedalam karung yang sudah dibagikan. Peserta didik mulai melakukan
permainan balap karung dengan melompat kedepan dengan 6 kali lompatan
dengan memperhatikan kelenturan, keseimbangan, dan kelincahan anak,
koordinasi gerakan mata, kaki, tangan, kepala dalam menirukan tarian
/senam, permainan fisik dengan aturan, terampil menggunakan tangan kanan
dan kiri, melakukan kegiatan kebersihan diri. Guru mengamati dengan
seksama permainan balap karung yang dilakukan siswa.
Kegiatan akhir peneliti memberikan kesimpulan dari apa yang di amati pada
permainan balap karung. Peneliti memberikan penghargaan berupa pujian
kepada anak yang berhasil dalam permaianan bala karung dengan
memperhatikan indikator yang telah ditentukan

3. Pengamatan (Observasi)
1) Pertemuan Pertama Siklus II
Tindakan yang dilakukan pada pertemuan pertama siklus II didapat
hasil kemampuan motorik kasar anak melalui permainan balap karung dengan
rata-rata 62 %. Pada siklus II pertemuan pertama terjadi peningkatan
dibandingkan pada siklus I. adapun hasil analisis data kemampuan motorik
kasar anak melalui permainan balap karung dapat di lihat pada tabel berikut :
55

Tabel 4.14. Kemampuan Motok Kasar Anak Siklus II Pertemuan I


No
Aspek Skor Skor % Kategori
.
Faktual ideal
1. Melakukan gerakan tubuh 40 60 66,6 BSH
secara terkoordinasi untuk
melatih kelenturan,
keseimbangan dan kelincahan
2. Melakukan koordinasi gerakan 30 60 51 BSH
mata, kaki, tangan, kepala
dalam menirukan tarian /senam
3 Melakukan permainan fisik 37 60 61,6 BSH
dengan aturan
4 Terampil menggunakan tangan 38 60 63,3 BSH
kanan dan kiri
5 Melakukan kegiatan 41 60 68,3 BSH
kebersihan diri
Jumlah 186 300 930
Persentase 62
Kriteria BSH
Sumber : Data Olahan Tahun 2017 Dari Lampiran 3 Halaman 107

Berdasarkan tabel diatas dapat dilihat kemampuan motok kasar anak


melalui permainan balap karung pada siklus II pertemuan I terjadi
peningkatan jika dibandingkan pada siklus I. Rata-rata persentase yang
diperoleh adalah 62 % dengan kriteria berkembang sesuai harapan.

2) Pertemuan Kedua Siklus II


Hasil observasi pelaksanaan permaianan balap karung dalam
meningkatkan kemampuan motok kasar anak memperoleh persentase 69,67
%. Pada kegiatan ini terjadi peningkatan dengan kategori baik. Adanya
peningkatan motok kasar anak pada pertemuan II Siklus II disajikan berikut
ini:
56

Tabel 4.15. Kemampuan Motok Kasar Anak Siklus II Pertemuan II

No
Aspek Skor Skor % Kategori
.
Faktual ideal
1. Melakukan gerakan tubuh 42 60 70 BSH
secara terkoordinasi untuk
melatih kelenturan,
keseimbangan dan kelincahan
2. Melakukan koordinasi gerakan 37 60 61,67 BSH
mata, kaki, tangan, kepala
dalam menirukan tarian /senam
3 Melakukan permainan fisik 40 60 66,67 BSH
dengan aturan
4 Terampil menggunakan tangan 41 60 68,3 BSH
kanan dan kiri
5 Melakukan kegiatan 49 60 81,67 BSB
kebersihan diri
Jumlah 209 300
Persentase 69,67
Kriteria BSH
Sumber : Data Olahan Tahun 2017 Dari Lampiran 3 Halaman 108

Berdasarkan tabel diatas dapat dilihat kemampuan motok kasar anak


melalui permainan balap karung pada siklus II pertemuan kedua terjadi
peningkatan jika dibandingkan pada siklus I. Kemampuan motorik kasar anak
pada siklus II pertemuan II dengan perolehan nilai persentase 69,67 %.

3) Pertemuan Ketiga Siklus II


Hasil observasi pelaksanaan permainan balap karung dalam
meningkatkan kemampuan motorik kasar anak memperoleh persentase 83 %.
Pada kegiatan ini terjadi peningkatan dengan kriteria berkembang sesuai
harapan
57

Tabel 4.16. Kemampuan motorik kasar Anak Siklus II Pertemuan III


No
Aspek Skor Skor % Kategori
.
Faktual ideal
1. Melakukan gerakan tubuh 51 60 85 BSB
secara terkoordinasi untuk
melatih kelenturan,
keseimbangan dan kelincahan
2. Melakukan koordinasi gerakan 42 60 70 BSH
mata, kaki, tangan, kepala
dalam menirukan tarian /senam
3 Melakukan permainan fisik 47 60 78,3 BSB
dengan aturan
4 Terampil menggunakan tangan 54 60 90 BSB
kanan dan kiri
5 Melakukan kegiatan 55 60 91,67 BSB
kebersihan diri
Jumlah 249 300
Persentase 83
Kriteria BSB
Sumber : Data Olahan Tahun 2017 Dari Lampiran 3 Halaman 109

Berdasarkan tabel diatas dapat dilihat kemampuan motok kasar anak


melalui permainan balap karung pada siklus II pertemuan ketiga terjadi
peningkatan jika dibandingkan pada siklus I. Kemampuan motorik kasar anak
pada siklus II pertemuan III memperoleh nilai persentase 83 %. Dengan
kategori berkembang sangat baik..

4) Rekapitulasi Hasil Pengamatan Siklus II


a. Kemampuan Motorik Kasar
Berdasarkan hasil observasi di atas dapat dijelaskan bahwa
kemampuan motorik kasar anak pada siklus II pertemuan I adalah 62 %. Pada
pertemuan II kemampuan motorik kasar anak sudah meningkat dengan
perolehan nilai 69,67 %. Kemudian pada pertemuan III kemampuan motorik
kasar anak terjadi peningkatan dengan perolehan nilai 83 % dengan kategori
berkembang sangat baik.
58

Tabel 4.17. Rekapitulasi Kemampuan Motorik Kasar Anak Pada Siklus II


No Siklus II
Aspek
. Pt 1 Pt 2 Pt 3 Jmlh % Kategori
1. Melakukan gerakan 66,6 70 85 221.6 73,8 BSH
tubuh secara
terkoordinasi untuk
melatih kelenturan,
keseimbangan dan
kelincahan
2. Melakukan koordinasi 51 61,67 70 182.67 60,8 BSH
gerakan mata, kaki,
tangan, kepala dalam
menirukan tarian
/senam
3 Melakukan permainan 61,6 66,67 78,3 206.57 68,8 BSH
fisik dengan aturan
4 Terampil 63,3 68,3 90 221.6 73,8 BSH
menggunakan tangan
kanan dan kiri
5 Melakukan kegiatan 68,3 81,67 91,67 241.64 80,5 BSB
. kebersihan diri
Jumlah 310.8 348.3 414.9 1074.1 357,7
Persentase 62 69,6 83 214,6 71,5
Kriteria BSH
Sumber : Data Olahan Tahun 2017 Dari Lampiran 3 Halaman 110

GRAFIK SIKLUS II
90
80
70
60
50 Series 1

40
30
20
10
0
pertemuan 1 pertemuan 2 pertemuan 3 rata-rata siklus I

Gambar 4.2
Grafik Kemampuan Motorik Kasar Anak Sikus II
59

b. Aktivitas Anak
1) Pertemuan Pertama Siklus II
Berikut ini penjelasan aktivitas anak yang dilakukan pada kegiatan
anak tujuan untuk meningkatkan kemampuan motorik kasar anak. Aktivitas
anak pada siklus II pertemuan I dapat dilihat pada tabel berikut :
Tabel. 4.18. Aktivitas Anak Pada Siklus II Pertemuan I
No Aspek yang diamati Skor Skor % Kategori
Faktual ideal
1. Anak mendengarkan 30 45 66.67 Cukup
penjelasan guru tentang
tujuan permainan balap
karung
2. Anak memperhatikan 28 45 62.22 Cukup
penjelasan guru
tentang permainan
balap karung
3. Anak diberi kesempatan 29 45 64.44 Cukup
untuk bertanya pada guru
tentang permainan balap
karung
4. Anak berterima kasih 26 45 57.78 Cukup
terhadap penghargaan dan
motivasi yang diberikan
oleh guru
Jumlah 113 180 251.11
Persentase 62.77
Kriteria Cukup
Sumber : Data Olahan Tahun 2017 Dari Lampiran 4 Halaman 115

Berdasarkan tabel di atas rata-rata persentase aktivitas anak yang di


peroleh pada siklus II pertemuan pertama sebesar 62.77 %. Dengan kriteria
cukup. Meskipun demikian Aktivitas anak pada pertemuan pertama ini tejadi
peningkatan.
60

2) Pertemuan Kedua Siklus II


Berdasarkan pengamatan aktivitas anak pada pertemuan kedua siklus
II yang dilakukan oleh observer diperoleh hasil yang disajikan pada tabel
berikut ini
Tabel. 4.19. Aktivitas Anak Pada Siklus II Pertemuan II
No Aspek yang diamati Skor Skor % Kategori
Faktual ideal
1. Anak mendengarkan 37 4582.22 Baik
penjelasan guru tentang
tujuan permainan balap
karung
2. Anak memperhatikan 30 45 66.67 Cukup
penjelasan guru tentang
permainan balap karung
3. Anak diberi kesempatan 30 45 66.67 Cukup
untuk bertanya pada guru
tentang permainan balap
karung
4. Anak berterima kasih 40 45 88.88 Baik
terhadap penghargaan dan
motivasi yang diberikan oleh
guru
Jumlah 137 180 304.44
Persentase 76.11
Kriteria Baik
Sumber : Data Olahan Tahun 2017 Dari Lampiran 4 Halaman 116

Berdasarkan tabel di atas rata-rata persentase aktivitas anak yang di


peroleh pada siklus II pertemuan kedua sebesar 76.11 %. Dengan kriteria
baik. Aktivitas anak pada pertemuan kedua ini tejadi peningkatan.

3) Pertemuan Ketiga Siklus II


Berdasarkan pengamatan aktivitas anak pada pertemuan ketiga siklus
II yang dilakukan oleh observer diperoleh hasil yang disajikan pada tabel
berikut ini
61

Tabel. 4.20. Aktivitas Anak Pada Siklus II Pertemuan III


No Aspek yang diamati Skor Skor % Kategori
Faktual ideal
1. Anak mendengarkan 42 45 93 Baik
penjelasan guru tentang
tujuan permainan balap
karung
2. Anak memperhatikan 40 45 88.89 Baik
penjelasan guru tentang
permainan balap karung
3. Anak diberi kesempatan 37 45 82.22 Baik
untuk bertanya pada guru
tentang permainan balap
karung
4. Anak berterima kasih terhadap 34 45 75.56 Baik
penghargaan dan motivasi
yang diberikan oleh guru

Jumlah 153 180 339.67


Persentase 85.00
Kriteria Baik
Sumber : Data Olahan Tahun 2017 Dari Lampiran 4 Halaman 117

Berdasarkan tabel di atas rata-rata persentase aktivitas anak yang di


peroleh pada siklus II pertemuan ketiga sebesar 85.00 %. Dengan kriteria
baik. Aktivitas anak pada pertemuan ketiga ini tejadi peningkatan.

4) Rekapitulasi Aktivitas Anak Pada Siklus II


Dari hasil pengamatan, peneliti merekapitulasi hasil pengamatan dari
pertemuan I sampai pertemuan III pada siklus II untuk mempermudah melihat
peningkatan aktivitas anak setiap pertemuannya. Ini dapat dilihat pada tabel
berikut ini :
62

Tabel 4.21. Rekapitulasi Aktivitas Anak Pada Siklus II


No Siklus II
Aspek
. Pt 1 Pt 2 Pt 3 Jmlh % Kriteria
1. Anak 66.67 82.22 93 241.89 80.63 Baik
mendengarkan
penjelasan guru
tentang tujuan
permainan balap
karung
2. Anak 62.22 66.67 88.89 217.78 72.59 Baik
memperhati
kan
penjelasan
guru tentang
permainan
balap
karung
3. Anak diberi 64.44 66.67 82.22 213.33 71.11 Baik
kesempatan
untuk bertanya
pada guru
tentang
permainan balap
karung
4. Anak berterima 57.78 88.88 75.56 222.22 74.07 Baik
kasih terhadap
penghargaan dan
motivasi yang
diberikan oleh
guru
Jumlah 251.11 304.44 339.67 895.22 298.4
Rata-rata 62.77 76.11 85.00 223.88 74.62
Kriteria Baik
Sumber : Data Olahan Tahun 2017 Dari Lampiran 4 Halaman 119

Berdasarkan tabel rekapitulasi aktivitas anak pada siklus II pertemuan


I di peroleh nilai persentase 62.77 % pada pertemuan 2 memperoleh nilai
persentase 76.11 % pada pertemuan 3 memperoleh nilai persentase 85.00 %.
Dari pertemuan 1,2,3 secara keseluruhan aktivitas anak pada siklus II
memperoleh rata-rata 74.62 dengan kriteria baik kriteria baik.
63

c. Aktivitas Guru
1) Pertemuan Pertama Siklus II
Pengamatan tidak hanya pada kemampuan motorik kasar, tetapi
dlakukan pada aktivitas guru. Hal ini di lakukan karena hasil dari proses
pembelajaran tidak terlepas dari aktivitas seorang guru, pada saat kegiatan
belajar mengajar berlangsung.
Tabel 4.22. Aktivitas Guru Siklus II Pertemuan I
No. Aspek yang di amati Ideal Faktual % Kriteria
1. Guru menyampaikan tujuan 3 1 33.33 K
permainan balap karung
2. Guru menjelaskan dan 3 2 66.66 C
memberikan contoh
permainan balap karung
3. Guru menyiapkan alat 3 3 100 C
permainan balap karung
4. Guru memberikan kesempatan 3 3 100 C
bertanya kepada anak yang
belum mengerti tentang
permainan balap karung
5. Guru memberikan penghargaan 3 2 66.66 C
dan motivasi
6. Melakukan refleksi 3 1 33.33 C
Jumlah 18 12 399.98
Persentase 66.66
Kriteria C
Sumber : Data Olahan Tahun 2017 dari Lampiran 5 Halaman 121

Berdasarkan tabel di atas dapat dilihat bahwa aktivitas guru pada


siklus II pertemuan I memperoleh nilai rata-rata sebesar 66.66 % dengan
kriteria cukup. Dilihat dari besarnya persentase yang diperoleh pada
pertemuan I ini, maka peneliti akan memperbaikinya pada pertemuan
berikutnya.
64

2) Pertemuan Kedua Siklus II


Pengamatan tidak hanya pada kemampuan motorik kasar, tetapi
dlakukan pada aktivitas guru. Hal ini di lakukan karena hasil dari proses
pembelajaran tidak terlepas dari aktivitas seorang guru, pada saat kegiatan
belajar mengajar berlangsung.
Tabel 4.23. Aktivitas Guru Siklus II Pertemuan II

Sumber : Data Olahan Tahun 2017

Berdasarkan tabel di atas dapat dilihat bahwa aktivitas guru pada


siklus II pertemuan II memperoleh nilai rata-rata sebesar 77.7 % dengan
kriteria baik..
65

3) Pertemuan Kedua Siklus II


Pengamatan tidak hanya pada kemampuan motorik kasar, tetapi
dlakukan pada aktivitas guru. Hal ini di lakukan karena hasil dari proses
pembelajaran tidak terlepas dari aktivitas seorang guru, pada saat kegiatan
belajar mengajar berlangsung.
Tabel 4.24. Aktivitas Guru Siklus II Pertemuan III

No. Aspek yang di amati Ideal Faktual % Kriteria


1. Guru menyampaikan tujuan 3 2 66.66 K
permainan balap karung
2. Guru menjelaskan dan 3 3 100 B
memberikan contoh
permainan balap karung
3. Guru menyiapkan alat 3 3 100 B
permainan balap karung
4. Guru memberikan kesempatan 3 3 100 B
bertanya kepada anak yang
belum mengerti tentang
permainan balap karung
5. Guru memberikan penghargaan 3 3 100 B
dan motivasi
6. Melakukan refleksi 3 3 100 B

Jumlah 18 17 566.66
Persentase 94.4
Kriteria B
Sumber : Data Olahan Tahun 2017

Berdasarkan tabel di atas dapat dilihat bahwa aktivitas guru pada


siklus II pertemuan ketiga memperoleh nilai rata-rata sebesar 94.4 % dengan
kriteria baik.

4) Rekapitulasi Aktivitas Guru Siklus II

Dari hasil pengamatan aktivitas guru pada siklus II ini mulai dari
pertemuan pertama hingga pertemuan ketiga dapat dilihat pada tabel berikut :
66

Tabel 4.25. Rekapitulasi Aktivitas Guru Siklus II


No Aktivitas yang
Pt 1 Pt 2 Pt 3 Jmlh % kriteria
diamati
1 Guru
menyampaikan
33.33 66.66 66.66 166.65 55.55 Kurang
tujuan permainan
balap karung
2 Guru
menjelaskan
dan
memberikan 66.66 66.66 100 233.32 77.77 Baik
contoh
permainan
balap karung
3 Guru
menyiapkan
alat 100 100 100 300 100 Baik
permainan
balap karung
4 Guru memberikan
kesempatan
bertanya kepada
anak yang belum 100 100 100 300 100 Baik
mengerti tentang
permainan balap
karung
5 Guru memberikan
penghargaan dan 66.66 66.66 100 233.32 77.77 Baik
motivasi
6 Melakukan
33.33 66.66 100 199.99 66.66 Cukup
refleksi

Jumlah 399.98 466.64 566.66 1433.28 477.76


Rata-rata persentase 66.66 77.77 94.44 79.62 79.62 Baik
Kriteria Baik
Sumber : Data Olahan Tahun 2017 Dari Lampiran 5 Halaman 121

Berdasarkan tabel di atas dapat dilihat bahwa aktivitas guru pada


siklus II pertemuan pertama memperoleh nilai rata-rata sebesar 66.66 %. Pada
pertemuan kedua memperoleh nilai rata-rata sebesar 77.77 %. Sedangkan
pada pertemuan ketiga memperoleh nilai rata-rata sebesar 94.44 % dari
pertemuan pertama hingga pertemuan ketiga secara keseluruhan aktivitas
guru pada siklus II memperoleh skor rata-rata 79.62 % dengan kriteria baik.
67

Dilihat dari besranya persentase yang diperoleh pada pertemuan I ini, maka
peneliti akan memperbaikinya pada pertemuan berikutnya.

4. Refleksi
Dari data siklus I kemampuan motorik kasar anak usia 5-6 tahun di
PAUD Terpadu Baiturrahmat dengan perolehan skor 53.3 % dengan kriteria
mulai berkembang (MB). Untuk itu peneliti melakukan perbaikan dalam
permainan balap karung untuk meningkatkan kemampuan motorik kasar anak
usia 5-6 tahun di PAUD Terpadu Baiturrahmat. Pada siklus II pertemuan
pertama kemampuan motorik kasar melalui permainan balap karung
diperoleh rata-rata 62 %. Pada pertemuan kedua kemampuan motorikk kasar
anak melalui permainan balap karung memperoleh skor dengan rata-rata
69.67 %. Pada pertemuan ketiga kemampuan motorikk kasar anak melalui
permainan balap karung memperoleh skor rata-rata 83 %. Dari ketiga
pertemuan tersebut di peroleh skor rata-rata 71.5 % dengan kriteria
berkembang sesuai harapan.
Dari hasil pengamatan aktivitas anak pada siklus II pada pertemuan 1
di peroleh nilai persentase 62.77 % pada pertemuan kedua memperoleh nilai
persentase 76.11 % pada pertemuan ketiga memperoleh nilai persentase 85.00
%.. Dari ketiga pertemuan tersebut di peroleh skor rata-rata 74.62 % dengan
kriteria baik.
Pada aktivitas guru siklus II pada pertemuan 1 di peroleh nilai
persentase 66.66 % pada pertemuan kedua memperoleh nilai persentase 77.77
% pada pertemuan ketiga memperoleh nilai persentase 94.44 %.. Dari ketiga
pertemuan tersebut di peroleh skor rata-rata 79.62 % dengan kriteria baik.
68

2. Rekapitulasi dari Analisis Data.


Tabel. 4.26. Rekapitulasi Kemampuan Motorik Kasar Anak Usia 5-6 Tahun
di PAUD Terpadu Baiturrahmat Sebelum Siklus, Siklus I dan
Siklus II.
No Aspek Sebelum Siklus Siklus II
siklus I
1. Melakukan gerakan tubuh secara 36,6 53,3 73,8
terkoordinasi untuk melatih kelenturan,
keseimbangan dan kelincahan
2. Melakukan koordinasi gerakan mata, 33,3 46,1 60,5
kaki, tangan, kepala dalam menirukan
tarian /senam
3. Melakukan permainan fisik dengan aturan 33,3 43,3 68,8
4 Terampil menggunakan tangan kanan dan 38,3 57,2 73,8
kiri
5 Melakukan kegiatan kebersihan diri 45 66,1 80,5
Jumlah 186,7 266,5 357,4
Persentase 37,3 53,3 71,5
Sumber : Data Olahan Tahun 2017 Dari Lampiran 3 Halaman 110

Berdasarkan rekapitulasi kemampuan motorik kasar anak usia 5-6


tahun di PAUD Terpadu Baiturrahmat pada sebelum siklus memperoleh skor
rata-rata 37,3 %, siklus I 53,3 %, sedangkan pada siklus II 71,5% dengan
kriteria baik.

D. Uji Hipotesis
1. Pra siklus ke siklus I
Dari uji hipotesis kemampuan motorik kasar anak pada siklus I terdapat
nilai persentase 53,3%, dengan persentase peningkatan sebesar 42,89%
sebelum siklus. Untuk mengetahui peningkatan anak menggunakan rumus
sebagai berikut :
Posrate−Baserate
P= X 100 %
Baserate
53,3−37,3
P= X 100 %
37,3
16
P= X 100 %
37,3
P=42,89 %
69

2. Siklus I Ke Siklus II
Dari uji hipotesis kemampuan motorik kasar anak usia 5-6 tahun pada
siklus II terdapat nilai persentase 71,5%. Dengan persentase 34,14% dari
siklus I ke siklus II dengan perhitungan :
71,5−53,3
P= X 100 %
53,3
18,2
P= X 100 %
53,3
P=34,14 %

3. Pra Siklus Ke Siklus II


Dari uji hipotesis kemampuan motorik kasar anak usia 4-5 tahun pada
siklus II terdapat nilai rata-rata 71,5%. Dengan persentase 91,6% dari
siklus I ke siklus II dengan perhitungan :
71,5−37,3
P= X 100 %
37,3
34,2
P= X 100 %
37,3
P=91,6 %

Berdasarkan hasil yang telah dilakukan terhadap kemampuan motorik


kasar anak melalui permainan balap karung pada usia 5-6 tahun di PAUD
Terpadu Baiturrahmat dengan nilai persentase 34,14% mengalami
peningkatan pada siklus II 91,7%. Peningkatan persentase pada siklus pada
kemampuan motorik kasar anak usia 5-6 tahun di PAUD Terpadu
Baiturrahmat dapat dilihat pada grafik berikut.
70

GRAFIK SIKLUS
80
70
60
50
40
30
20
10
0
Sebelum Siklus siklus I Siklus II

Gambar 4.3
Grafik Peningkatan Sebelum Siklus Ke Siklus I Kemudian Ke Siklus II.

E. Pembahasan Hasil Penelitian


Penelitian ini dilaksanakan selama tiga bulan. Pada penelitian ini
dilaksanakan dua siklus. Setiap siklus dilakukan tiga kali pertemuan.
1. Pra siklus
Sebelum melaksanakan siklus nilai rata-rata kemampuan motorik
kasar anak 37.3%.

2. Siklus I
a) Kemampuan Motorik Kasar
Pada siklus pertama pertemuan 1 kemampuan motorik kasar anak
memperoleh skor rata-rata 47.3%. Pada pertemuan 2 kemampuan motorik
kasar anak 54% sedangkan pada pertemuan 3 kemampuan motorik kasar anak
memperoleh skor rata-rata 58.67%. Dari pertemuan 1,2 dan 3 pada siklus I
kemampuan motorik kasar anak secara keseluruhan mencapai skor rata-rata
53,3% dengan kriteria berkembang sesuai harapan.
71

b) Aktivitastas guru
Pada aktivitas guru, pertemuan 1, guru kurang menyampaikan tujuan
permainan balap karung, guru juga kurang menjelaskan dan
memberikan contoh permainan balap karung, guru kurang memberikan
penghargaan dan motivasi anak sehingga aktivitas guru memperoleh
nilai 50% dengan kriteria cukup. Pada pertemuan 2 guru kurang
menyampaikan tujuan pembelajaran, kurang melakukan refleksi
sehingga aktivitas guru memperoleh nilai yaitu 55,5% dengan kriteria
cukup. Pada pertemuan 3 terjadi peningkatan aktivitas guru dengan
memperoleh nilai 61.1%. walaupun terjadi peningkatan tapi kriterianya
masih tergolong cukup. Berdasarkan rekapitulasi aktivitas guru pada
siklus I memperoleh nilai 55.5% dengan kriteria cukup. Ini dikarenakan
guru kurang menyampaikan tujuan pembelajaran dan kurang
melakukan refleksi.
c) Aktivitas anak
Peneliti juga mengamati aktivitas anak. Pada aktivitas anak siklus I
pertemuan I di peroleh nilai persentase 51.11%, pada pertemuan 2
memperoleh nilai persentase 57,22% pada pertemuan 3 memperoleh
nilai persentase 58.31%. Dari pertemuan 1,2,3 aktivitas anak pada
siklus I memperoleh nilai 55.55%. terlihat pada tiap-tiap pertemuan
terjadi peningkatan dengan kriteria cukup.

3. Siklus II
a. Kemampuan Motorik Kasar Anak
Pada siklus II pertemuan I kemampuan motorik kasar anak
memperoleh skor 62%. Pertemuan 2 kemampuan motorik kasar anak
dengan skor rata-rata 69.67% dan pada pertemuan 3 kemampuan
motorik kasar anak memperoleh skor rata-rata 83%. Dari pertemuan 1,
2 dan 3 pada siklus II secara keseluruhan kemampuan motorik kasar
anak memperoleh skor rata-rata 71.5% dengan kriteria berkembang
sangat baik.
72

b. Aktivitas guru
Aktivitas guru siklus II pertemuan 1, guru kurang bisa menyampaikan
tujuan pembelajaran, guru kurang melakukan refleksi sehingga aktivitas
guru memperoleh nilai 66.66% dengan kriteria cukup. Pada pertemuan 2
aktivitas guru memperoleh nilai yaitu 77.77% dengan kriteria baik. Pada
pertemuan ketiga terjadi peningkatan aktivitas guru dengan memperoleh
nilai 94.44%. terjadi peningkatan dengan kriteria baik. Berdasarkan
rekapitulasi aktivitas guru pada siklus II memperoleh nilai 79.62% dengan
kriteria baik..
c. Aktivitas Anak
Pada aktivitas anak siklus II pertemuan I di peroleh nilai persentase
62.77%, pada pertemuan 2 memperoleh nilai persentase 76.11%, pada
pertemuan 3 memperoleh nilai persentase 85%. Dari pertemuan 1,2,3
aktivitas anak pada siklus I memperoleh nilai 74.62%. terlihat pada tiap-
tiap pertemuan terjadi peningkatan dengan kriteria baik.
Berdasarkan analisis data dan hasil persentase kemampuan motorik
kasar melalui permainan balap karung pada anak usia 5-6 tahun di PAUD
Terpadu Baiturrahmat Kecamatan Pekaitan Kabupaten Rokan Hilir Terjadi
Peningkatan. Dengan perolehan skor rata-rata 71.5% dengan kriteria
berkembang sesuai harapan.
Menurut Sujiono, dkk (2007) motorik kasar adalah kemampuan yang
membutuhkan koordinasi sebagian besar bagian tubuh anak.Oleh karena itu,
biasanya memerlukan tenaga karena dilakukan oleh otot-otot besar. Gerak
motorik kasar melibatkan aktivitas otot tangan, kaki, dan seluruh tubuh anak.
Gerak ini mengandalkan kematangan dalam koordinasi.
Kegiatan motorik kasar adalah menggerakkan berbagai bagian
tubuh atas perintah otak dan mengatur gerakan badan terhadap macam-
macam pengaruh dari luar dan dalam. Motorik kasar sangat penting
dikuasai oleh seseorang karena bisa melakukan aktivitas sehari-hari,
tanpa mempunyai gerak yang bagus akan ketinggalan dari orang lain,
seperti: berlari, melompat, mendorong, melempar, menangkap,
73

menendang dan lain sebagainya, kegiatan itu memerlukan dan


menggunakan otot-otot besar pada tubuh seseorang.
Berdasarkan beberapa pendapat di atas, dapat disimpulkan bahwa
motorik kasar adalah aktivitas gerak fisik yang membutuhkan koordinasi
anggota tubuh dengan menggunakan kinerja otot-otot besarnya. seperti
mata, tangan dan aktivitas otot kaki, dalam menyeimbangkan badan dan
kekuatan kaki pada saat permainan balap karung
Dari uraian di atas bahwa melalui permainan balap karung dapat
meningkatkan kemampuan motorik kasar anak usia 5-6 tahun di PAUD
Terpadu Baiturrahmat Kecamatan Pekaitan Kabupaten Rokan Hilir.
74

BAB V
PENUTUP

A. Simpulan
Berdasarkan hasil penelitian tindakan kelas yang telah dilakukan di
PAUD Terpadu Baiturrahmat penulis dapat menyimpulkan :
1. Kemampuan motorik kasar dapat ditingkatkan melalui permainan balap
karung pada anak usia 5-6 tahun di PAUD Terpadu Baiturrahmat
Kecamatan Pekaitan Kabupaten Rokan Hilir dengan persentase 71,5%
dengan kriteria berkembang sesuai harapan.
2. Penerapan permainan balap karung untuk meningkatkan kemampuan
motorik kasar pada anak usia 5-6 tahun di PAUD Terpadu Baiturrahmat
Kecamatan Pekaitan Kabupaten Rokan Hilir dapat dilihat dari aktivitas
anak pada siklus I pertemuan 1 memperoleh nilai persentase 51.11%,
pertemuan 2 memperoleh nilai persentase 57.22%, pertemuan 3
memperoleh nilai persentase 58.31%, dengan kriteria cukup. Sedangkan
pada siklus II pertemuan 1 di peroleh nilai persentase 62.77 % pada
pertemuan 2 memperoleh nilai persentase 76.11 % pada pertemuan 3
memperoleh nilai persentase 85.00 %., dengan kriteria baik.
3. Besarnya peningkatan kemampuan motorik kasar melalui permainan balap
karung pada anak usia 5-6 tahun di PAUD Terpadu Baiturrahmat
Kecamatan Pekaitan Kabupaten Rokan Hilir dari pra siklus ke siklus I
terdapat 37,3 %. pada siklus I ke siklus II kemapuan motorik kasar anak
34,14%, dari pra siklus ke siklus II memperoleh 91,6 %.
75

B. Rekomendasi

Berdasarkan kesimpulan di atas, beberapa saran yang dapat diberikan


adalah sebagai berikut:
1. Bagi guru PAUD
Bagi guru PAUD permainan balap karung dapat digunakan sebagai salah
satu kegiatan untuk menstimulasi kemampuan motorik kasar anak dan
diharapkan guru lebih kreatif mengembangkan dan meningkatkan kemampuan
motorik kasar dengan baik.

2. Bagi Sekolah
Diharapkan dapat menyediakan sarana dan prasarana yang diperlukan
dalam upaya peningkatan kemampuan motorik kasar anak.
76

DAFTAR PUSTAKA

Achroni Keen. 2012. Mengoptimalkan Tumbuh Kembang Anak


Melalui PermainanTradisional. Javalitera, Jakarta.

Askalin, 2013, 100 Permainan dan Perlombaan Rakyat, ANDI, Yogyakarta.

Bambang Sujiono. 2008. Metode Pengembangan Fisik. Universitas Terbuka.


Jakarta.

Direktorat Pendidikan Anak Usia Dini. 2011. Peraturan Menteri Pendidikan


Nasional Tentang Standar Pendidikan Anak Usia Dini. Jakarta

Depdiknas. 2007. Pedoman Pembelajaran Bidang Pengembangan Fisik/motorik


di Taman Kanak-Kanak, Dirjen Pendidikan Dasar dan Menengah, Jakarta.

Darmamulya Sukirman, dkk. 2008. Permainan Tradisional Jawa. Kepel


Press. Yogyakarta.

Endang Rini Sukamti. 2007. Diktat Perkembangan Motorik , FIK UNY,


yokyakarta.

Fad Aisyah.2014. Kumpulan Permainan Anak Tradisional Indonesia.


Cerdas Interaktif ( Penebar Swadaya Group). Jakarta.

Fatmawati, Ardisal, Sari (dalam jurnal penelitian dengan judul efektifitas


permainan layang-layang untuk meningkatkan kecepatan berlari bagi
anak tuna grahita, 2013

Gallahue, David L. Ozmun, John C & Goodway, Jackie D. (2012).


Understanding Motor Development: Infant, children, adolescents, adults.
Sevent Edition. New York: McGraw-Hill.

Hurlock. Elizabeth. 1998. Perkembangan Anak. Jakarta : Erlangga

Muslich Masnur 2009, Melaksanakan PTK (Peneliyian Tindakan Kelas) itu


mudah, Bumi Aksara, Jakarta.

Mulyani Sri. 2013, 45 Permainan Tradisional Anak Indonesia,Yogyakarta :


Langensari Publishing

Miles. MB & Hubermen.A.M 2006. Analisis Data Kualitatif, Universitas


Indonesia Press, Jakarta.
Sujiono, 2008, Metode Pengembangan Fisik, Jakarta : universitas terbuka
77

Sujiono, dkk, 2007, metode pengembangan fisik (edisi revisi), Jakarta :


universita terbuka

Sofia Hartati (2005), Perkembangan belajar pada anak usia dini, Jakarta :
depdiknas

Suharsimi Arikunto, dkk, 2006. Penelitian Kelas. Jakarta : Bumi Aksara.

Tadkiroatun Musfiroh. 2005. Bermain Sambil Belajar dan


Mengasah Kecerdasan (Stimulasi Multi Inteligent TK). Jakarta:

Wardani dkk. 2002. Penelitian Tindakan Kelas. UT. Jakarta.


78

Lampiran 1
RENCANA KEGIATAN HARIAN

Hari/tanggal : Selasa, 4 April 2017


Semester/pertemuan : II/1
Siklus : I
Tempat : PAUT Terpadu Baiturrahmat
Waktu : 0.8.00-10.00

1. Kegiatan awal : 15 menit


- Guru mengajak salam lalu mengajak anak berdoa
- Guru mengajak anak-anak ke lapangan dan menjelaskan kegiatan yang
harus dilakukan oleh anak.

2. Kegiatan inti : 45 ment

Standar Pengembangan Penilaian Perkembangan


Aspek Anak
Pengembangan Materi/konsep Metode Media Alat Hasil
Indikator yang di BB MB BSH BSB
kembangkan
Melakukan gerakan Permainan Lapangan Observasi
tubuh secara balap Goni/karu
terkoordinasi untuk karung ng
melatih kelenturan,
keseimbangan dan
kelincahan
Melakukan
koordinasi gerakan Motorik kasar
mata, kaki, tangan,
kepala dalam
menirukan tarian
/senam
Melakukan
permainan fisik
dengan aturan
Terampil
menggunakan
tangan kanan dan
kiri
Melakukan
kegiatan
kebersihan diri
79

3. Istirahat : 30 menit
- Cuci tangan
- Membaca doa sebelum makan
- Makan bersama
- Cuci tangan dan gosok gigi
- Doa sesudah makan

4. Kegiatan akhir : 30 menit


- memberikan kesimpulan dari permainan balap karung hari ini
- memberikan penghargaan berupa pujian kepada anak yang berhasil dalam
permaianan balap karung dengan memperhatikan indikator yang telah
ditentukan
- Doa dan salam
- Pulang

Mengetahui
Kepala PAUD Terpadu Baiturrahmat Peneliti

Deni lestari, S.Pd.I Muthoharoh


80

RENCANA KEGIATAN HARIAN

Hari/tanggal : Rabu, 5 April 2017


Semester/pertemuan : II/1
Siklus : I
Tempat : PAUT Terpadu Baiturrahmat
Waktu : 0.8.00-10.00

1. Kegiatan awal : 15 menit


- Guru mengajak salam lalu mengajak anak berdoa
- Guru mengajak anak-anak ke lapangan dan menjelaskan kegiatan yang
harus dilakukan oleh anak.

2. Kegiatan inti : 45 ment

Standar Pengembangan Penilaian Perkembangan


Aspek Anak
Pengembangan Materi/konsep Metode Media Alat Hasil
Indikator yang di BB MB BSH BSB
kembangkan
Melakukan gerakan Permainan Lapangan Observasi
tubuh secara balap Goni/karu
terkoordinasi untuk karung ng
melatih kelenturan,
keseimbangan dan
kelincahan
Melakukan
koordinasi gerakan Motorik kasar
mata, kaki, tangan,
kepala dalam
menirukan tarian
/senam
Melakukan
permainan fisik
dengan aturan
Terampil
menggunakan
tangan kanan dan
kiri
Melakukan
kegiatan
kebersihan diri
81

3. Istirahat : 30 menit
- Cuci tangan
- Membaca doa sebelum makan
- Makan bersama
- Cuci tangan dan gosok gigi
- Doa sesudah makan

4. Kegiatan akhir : 30 menit


- memberikan kesimpulan dari permainan balap karung hari ini
- memberikan penghargaan berupa pujian kepada anak yang berhasil dalam
permaianan balap karung dengan memperhatikan indikator yang telah
ditentukan
- Doa dan salam
- Pulang

Mengetahui
Kepala PAUD Terpadu Baiturrahmat Peneliti

Deni lestari, S.Pd.I Muthoharoh


82

RENCANA KEGIATAN HARIAN

Hari/tanggal : Kamis, 6 April 2017


Semester/pertemuan : II/3
Siklus : I
Tempat : PAUT Terpadu Baiturrahmat
Waktu : 0.8.00-10.00

1. Kegiatan awal : 15 menit


- Guru mengajak salam lalu mengajak anak berdoa
- Guru mengajak anak-anak ke lapangan dan menjelaskan kegiatan yang
harus dilakukan oleh anak.

2. Kegiatan inti : 45 ment

Standar Pengembangan Penilaian Perkembangan


Aspek Anak
Pengembangan Materi/konsep Metode Media Alat Hasil
Indikator yang di BB MB BSH BSB
kembangkan
Melakukan gerakan Permainan Lapangan Observasi
tubuh secara balap Goni/karu
terkoordinasi untuk karung ng
melatih kelenturan,
keseimbangan dan
kelincahan
Melakukan
koordinasi gerakan Motorik kasar
mata, kaki, tangan,
kepala dalam
menirukan tarian
/senam
Melakukan
permainan fisik
dengan aturan
Terampil
menggunakan
tangan kanan dan
kiri
Melakukan
kegiatan
kebersihan diri
83

3. Istirahat : 30 menit
- Cuci tangan
- Membaca doa sebelum makan
- Makan bersama
- Cuci tangan dan gosok gigi
- Doa sesudah makan

4. Kegiatan akhir : 30 menit


- memberikan kesimpulan dari permainan balap karung hari ini
- memberikan penghargaan berupa pujian kepada anak yang berhasil dalam
permaianan balap karung dengan memperhatikan indikator yang telah
ditentukan
- Doa dan salam
- Pulang

Mengetahui
Kepala PAUD Terpadu Baiturrahmat Peneliti

Deni lestari, S.Pd.I Muthoharoh


84

RENCANA KEGIATAN HARIAN

Hari/tanggal : Senin, 10 April 2017


Semester/pertemuan : II/1
Siklus : II
Tempat : PAUT Terpadu Baiturrahmat
Waktu : 0.8.00-10.00

1. Kegiatan awal : 15 menit


- Guru mengajak salam lalu mengajak anak berdoa
- Guru mengajak anak-anak ke lapangan dan menjelaskan kegiatan yang
harus dilakukan oleh anak.

2. Kegiatan inti : 45 ment

Standar Pengembangan Penilaian Perkembangan


Aspek Anak
Pengembangan Materi/konsep Metode Media Alat Hasil
Indikator yang di BB MB BSH BSB
kembangkan
Melakukan gerakan Permainan Lapangan Observasi
tubuh secara balap Goni/karu
terkoordinasi untuk karung ng
melatih kelenturan,
keseimbangan dan
kelincahan
Melakukan
koordinasi gerakan Motorik kasar
mata, kaki, tangan,
kepala dalam
menirukan tarian
/senam
Melakukan
permainan fisik
dengan aturan
Terampil
menggunakan
tangan kanan dan
kiri
Melakukan
kegiatan
kebersihan diri
85

3. Istirahat : 30 menit
- Cuci tangan
- Membaca doa sebelum makan
- Makan bersama
- Cuci tangan dan gosok gigi
- Doa sesudah makan

4. Kegiatan akhir : 30 menit


- memberikan kesimpulan dari permainan balap karung hari ini
- memberikan penghargaan berupa pujian kepada anak yang berhasil dalam
permaianan balap karung dengan memperhatikan indikator yang telah
ditentukan
- Doa dan salam
- Pulang

Mengetahui
Kepala PAUD Terpadu Baiturrahmat Peneliti

Deni lestari, S.Pd.I Muthoharoh


86

RENCANA KEGIATAN HARIAN

Hari/tanggal : Selasa, 11 April 2017


Semester/pertemuan : II/2
Siklus : II
Tempat : PAUT Terpadu Baiturrahmat
Waktu : 0.8.00-10.00

1. Kegiatan awal : 15 menit


- Guru mengajak salam lalu mengajak anak berdoa
- Guru mengajak anak-anak ke lapangan dan menjelaskan kegiatan yang
harus dilakukan oleh anak.

2. Kegiatan inti : 45 ment

Standar Pengembangan Penilaian Perkembangan


Aspek Anak
Pengembangan Materi/konsep Metode Media Alat Hasil
Indikator yang di BB MB BSH BSB
kembangkan
Melakukan gerakan Permainan Lapangan Observasi
tubuh secara balap Goni/karu
terkoordinasi untuk karung ng
melatih kelenturan,
keseimbangan dan
kelincahan
Melakukan
koordinasi gerakan Motorik kasar
mata, kaki, tangan,
kepala dalam
menirukan tarian
/senam
Melakukan
permainan fisik
dengan aturan
Terampil
menggunakan
tangan kanan dan
kiri
Melakukan
kegiatan
kebersihan diri
87

3. Istirahat : 30 menit
- Cuci tangan
- Membaca doa sebelum makan
- Makan bersama
- Cuci tangan dan gosok gigi
- Doa sesudah makan

4. Kegiatan akhir : 30 menit


- memberikan kesimpulan dari permainan balap karung hari ini
- memberikan penghargaan berupa pujian kepada anak yang berhasil dalam
permaianan balap karung dengan memperhatikan indikator yang telah
ditentukan
- Doa dan salam
- Pulang

Mengetahui
Kepala PAUD Terpadu Baiturrahmat Peneliti

Deni lestari, S.Pd.I Muthoharoh


88

RENCANA KEGIATAN HARIAN

Hari/tanggal : Rabu, 12 April 2017


Semester/pertemuan : II/3
Siklus : II
Tempat : PAUT Terpadu Baiturrahmat
Waktu : 0.8.00-10.00

1. Kegiatan awal : 15 menit


- Guru mengajak salam lalu mengajak anak berdoa
- Guru mengajak anak-anak ke lapangan dan menjelaskan kegiatan yang
harus dilakukan oleh anak.

2. Kegiatan inti : 45 ment

Standar Pengembangan Penilaian Perkembangan


Aspek Anak
Pengembangan Materi/konsep Metode Media Alat Hasil
Indikator yang di BB MB BSH BSB
kembangkan
Melakukan gerakan Permainan Lapangan Observasi
tubuh secara balap Goni/karu
terkoordinasi untuk karung ng
melatih kelenturan,
keseimbangan dan
kelincahan
Melakukan
koordinasi gerakan Motorik kasar
mata, kaki, tangan,
kepala dalam
menirukan tarian
/senam
Melakukan
permainan fisik
dengan aturan
Terampil
menggunakan
tangan kanan dan
kiri
Melakukan
kegiatan
kebersihan diri
89

3. Istirahat : 30 menit
- Cuci tangan
- Membaca doa sebelum makan
- Makan bersama
- Cuci tangan dan gosok gigi
- Doa sesudah makan

4. Kegiatan akhir : 30 menit


- memberikan kesimpulan dari permainan balap karung hari ini
- memberikan penghargaan berupa pujian kepada anak yang berhasil dalam
permaianan balap karung dengan memperhatikan indikator yang telah
ditentukan
- Doa dan salam
- Pulang

Mengetahui
Kepala PAUD Terpadu Baiturrahmat Peneliti

Deni lestari, S.Pd.I Muthoharoh


90

Lampiran 2

Skenario Pembelajaran

Tema : Motorik kasar


Semester : II
Siklus/Pert : I/1
Tempat : PAUD Terpadu Baiturrahmat
Hari/tanggal : Selasa, 4 April 2017

1. Kegiatan awal
a. Salam bernyanyi dan berdoa
b. Guru mengingatkan kepada anak apa yang telah dipelajari sebelumnya dan
menggali pengetahuan anak tentang motorik kasar

2. Kegiatan inti
a. Guru membawa anak ke lapangan
b. Guru menjelaskan kegiatan pembelajaran tentang permainan balap karung
c. Guru membagi peserta didik menjadi beberapa kelompok
d. Guru membagikan karung kepada peserta didik
e. Sebelum permainan dimulai guru memberikan kesempatan untuk bertanya
kepada peserta didik yang belum mengerti.
f. Peserta didik disuruh memasukan kakinya kedalam karung yang sudah
dibagikan
g. Peserta didik mulai melakukan permainan balap karung dengan melompat
kedepan dengan 6 kali lompatan
h. Guru mengamati dengan seksama permainan balap karung yang dilakukan
siswa dengan memperhatikan kelenturan, keseimbangan, dan kelincahan
anak, koordinasi gerakan mata, kaki, tangan, kepala dalam menirukan
tarian /senam, permainan fisik dengan aturan, terampil menggunakan
tangan kanan dan kiri, melakukan kegiatan kebersihan diri.
91

3. Kegiatan akhir : 30 menit


a. Guru memberikan kesimpulan dari apa yang di amati pada permainan
balap karung. Peneliti memberikan penghargaan berupa pujian kepada
anak yang berhasil dalam permaianan balap karung dengan
memperhatikan indikator yang telah ditentukan
b. Guru menutup kegiatan dengan berdoa dan salam.

Mengetahui
Kepala PAUD Terpadu Baiturrahmat Peneliti

Deni lestari, S.Pd.I Muthoharoh


92

Skenario Pembelajaran

Tema : Motorik kasar


Semester : II
Siklus/Pert : I/2
Tempat : PAUD Terpadu Baiturrahmat
Hari/tanggal : Rabu, 5 April 2017

1. Kegiatan awal
1) Salam bernyanyi dan berdoa
2) Guru mengingatkan kepada anak apa yang telah dipelajari sebelumnya dan
menggali pengetahuan anak tentang motorik kasar

2. Kegiatan inti
a. Guru membawa anak ke lapangan
b. Guru menjelaskan kegiatan pembelajaran tentang permainan balap karung
c. Guru membagi peserta didik menjadi beberapa kelompok
d. Guru membagikan karung kepada peserta didik
e. Sebelum permainan dimulai guru memberikan kesempatan untuk bertanya
kepada peserta didik yang belum mengerti.
f. Peserta didik disuruh memasukan kakinya kedalam karung yang sudah
dibagikan
g. Peserta didik mulai melakukan permainan balap karung dengan melompat
kedepan dengan 6 kali lompatan
h. Guru mengamati dengan seksama permainan balap karung yang dilakukan
siswa dengan memperhatikan kelenturan, keseimbangan, dan kelincahan
anak, koordinasi gerakan mata, kaki, tangan, kepala dalam menirukan
tarian /senam, permainan fisik dengan aturan, terampil menggunakan
tangan kanan dan kiri, melakukan kegiatan kebersihan diri.
93

3. Kegiatan akhir : 30 menit


a. Guru memberikan kesimpulan dari apa yang di amati pada permainan
balap karung. Peneliti memberikan penghargaan berupa pujian kepada
anak yang berhasil dalam permaianan balap karung dengan
memperhatikan indikator yang telah ditentukan
b. Guru menutup kegiatan dengan berdoa dan salam.

Mengetahui
Kepala PAUD Terpadu Baiturrahmat Peneliti

Deni lestari, S.Pd.I Muthoharoh


94

Skenario Pembelajaran

Tema : Motorik kasar


Semester : II
Siklus/Pert : I/3
Tempat : PAUD Terpadu Baiturrahmat
Hari/tanggal : Kamis, 6 April 2017

1. Kegiatan awal
1. Salam bernyanyi dan berdoa
2. Guru mengingatkan kepada anak apa yang telah dipelajari sebelumnya dan
menggali pengetahuan anak tentang motorik kasar

2. Kegiatan inti
a. Guru membawa anak ke lapangan
b. Guru menjelaskan kegiatan pembelajaran tentang permainan balap karung
c. Guru membagi peserta didik menjadi beberapa kelompok
d. Guru membagikan karung kepada peserta didik
e. Sebelum permainan dimulai guru memberikan kesempatan untuk bertanya
kepada peserta didik yang belum mengerti.
f. Peserta didik disuruh memasukan kakinya kedalam karung yang sudah
dibagikan
g. Peserta didik mulai melakukan permainan balap karung dengan melompat
kedepan dengan 6 kali lompatan
h. Guru mengamati dengan seksama permainan balap karung yang dilakukan
siswa dengan memperhatikan kelenturan, keseimbangan, dan kelincahan
anak, koordinasi gerakan mata, kaki, tangan, kepala dalam menirukan
tarian /senam, permainan fisik dengan aturan, terampil menggunakan
tangan kanan dan kiri, melakukan kegiatan kebersihan diri.
95

4. Kegiatan akhir : 30 menit


a. Guru memberikan kesimpulan dari apa yang di amati pada permainan
balap karung. Peneliti memberikan penghargaan berupa pujian kepada
anak yang berhasil dalam permaianan balap karung dengan
memperhatikan indikator yang telah ditentukan
b. Guru menutup kegiatan dengan berdoa dan salam.

Mengetahui
Kepala PAUD Terpadu Baiturrahmat Peneliti

Deni lestari, S.Pd.I Muthoharoh


96

Skenario Pembelajaran

Tema : Motorik kasar


Semester : II
Siklus/Pert : II/1
Tempat : PAUD Terpadu Baiturrahmat
Hari/tanggal : Senin, 10 April 2017

1. Kegiatan awal
a. Salam bernyanyi dan berdoa
b. Guru mengingatkan kepada anak apa yang telah dipelajari sebelumnya dan
menggali pengetahuan anak tentang motorik kasar

G. Kegiatan inti
c. Guru membawa anak ke lapangan
d. Guru menjelaskan kegiatan pembelajaran tentang permainan balap karung
e. Guru membagi peserta didik menjadi beberapa kelompok
f. Guru membagikan karung kepada peserta didik
g. Sebelum permainan dimulai guru memberikan kesempatan untuk bertanya
kepada peserta didik yang belum mengerti.
h. Peserta didik disuruh memasukan kakinya kedalam karung yang sudah
dibagikan
i. Peserta didik mulai melakukan permainan balap karung dengan melompat
kedepan dengan 6 kali lompatan
j. Guru mengamati dengan seksama permainan balap karung yang dilakukan
siswa dengan memperhatikan kelenturan, keseimbangan, dan kelincahan
anak, koordinasi gerakan mata, kaki, tangan, kepala dalam menirukan
tarian /senam, permainan fisik dengan aturan, terampil menggunakan
tangan kanan dan kiri, melakukan kegiatan kebersihan diri.
3. Kegiatan akhir : 30 menit
k. Guru memberikan kesimpulan dari apa yang di amati pada permainan
balap karung. Peneliti memberikan penghargaan berupa pujian kepada
97

anak yang berhasil dalam permaianan balap karung dengan


memperhatikan indikator yang telah ditentukan
l. Guru menutup kegiatan dengan berdoa dan salam.

Mengetahui
Kepala PAUD Terpadu Baiturrahmat Peneliti

Deni lestari, S.Pd.I Muthoharoh


98

Skenario Pembelajaran

Tema : Motorik kasar


Semester : II
Siklus/Pert : II/2
Tempat : PAUD Terpadu Baiturrahmat
Hari/tanggal : Selasa, 11 April 2017

1. Kegiatan awal
a. Salam bernyanyi dan berdoa
b. Guru mengingatkan kepada anak apa yang telah dipelajari sebelumnya dan
menggali pengetahuan anak tentang motorik kasar

2. Kegiatan inti
m. Guru membawa anak ke lapangan
n. Guru menjelaskan kegiatan pembelajaran tentang permainan balap karung
o. Guru membagi peserta didik menjadi beberapa kelompok
p. Guru membagikan karung kepada peserta didik
q. Sebelum permainan dimulai guru memberikan kesempatan untuk bertanya
kepada peserta didik yang belum mengerti.
r. Peserta didik disuruh memasukan kakinya kedalam karung yang sudah
dibagikan
s. Peserta didik mulai melakukan permainan balap karung dengan melompat
kedepan dengan 6 kali lompatan
t. Guru mengamati dengan seksama permainan balap karung yang dilakukan
siswa dengan memperhatikan kelenturan, keseimbangan, dan kelincahan
anak, koordinasi gerakan mata, kaki, tangan, kepala dalam menirukan
tarian /senam, permainan fisik dengan aturan, terampil menggunakan
tangan kanan dan kiri, melakukan kegiatan kebersihan diri.
99

3. Kegiatan akhir : 30 menit


u. Guru memberikan kesimpulan dari apa yang di amati pada permainan
balap karung. Peneliti memberikan penghargaan berupa pujian kepada
anak yang berhasil dalam permaianan balap karung dengan
memperhatikan indikator yang telah ditentukan
v. Guru menutup kegiatan dengan berdoa dan salam.

Mengetahui
Kepala PAUD Terpadu Baiturrahmat Peneliti

Deni lestari, S.Pd.I Muthoharoh


100

Skenario Pembelajaran

Tema : Motorik kasar


Semester : II
Siklus/Pert : II/3
Tempat : PAUD Terpadu Baiturrahmat
Hari/tanggal : Rabu, 12 April 2017

1. Kegiatan awal
a. Salam bernyanyi dan berdoa
b. Guru mengingatkan kepada anak apa yang telah dipelajari sebelumnya dan
menggali pengetahuan anak tentang motorik kasar

2. Kegiatan inti
w. Guru membawa anak ke lapangan
x. Guru menjelaskan kegiatan pembelajaran tentang permainan balap karung
y. Guru membagi peserta didik menjadi beberapa kelompok
z. Guru membagikan karung kepada peserta didik
aa.Sebelum permainan dimulai guru memberikan kesempatan untuk bertanya
kepada peserta didik yang belum mengerti.
bb. Peserta didik disuruh memasukan kakinya kedalam karung yang sudah
dibagikan
cc.Peserta didik mulai melakukan permainan balap karung dengan melompat
kedepan dengan 6 kali lompatan
dd. Guru mengamati dengan seksama permainan balap karung yang
dilakukan siswa dengan memperhatikan kelenturan, keseimbangan, dan
kelincahan anak, koordinasi gerakan mata, kaki, tangan, kepala dalam
menirukan tarian /senam, permainan fisik dengan aturan, terampil
menggunakan tangan kanan dan kiri, melakukan kegiatan kebersihan diri.
101

3. Kegiatan akhir : 30 menit


ee.Guru memberikan kesimpulan dari apa yang di amati pada permainan
balap karung. Peneliti memberikan penghargaan berupa pujian kepada
anak yang berhasil dalam permaianan balap karung dengan
memperhatikan indikator yang telah ditentukan
ff. Guru menutup kegiatan dengan berdoa dan salam.

Mengetahui
Kepala PAUD Terpadu Baiturrahmat Peneliti

Deni lestari, S.Pd.I Muthoharoh


102

Lampiran 3

Kemampuan Motorik Kasar Anak Sebelum Siklus


N Nama Indikator Jumla Persentas Kategor
o Siswa 1 2 3 4 5 h Skor e i
1 Afif 2 1 1 2 2 8 40 MB
2 Amel 2 1 2 2 2 9 45 MB
3 Amri 2 1 1 2 2 8 40 MB
4 Aisy 2 2 2 2 2 10 50 MB
5 Allam 1 1 1 1 2 6 30 MB
6 Arya 1 1 1 2 2 7 35 MB
7 Anita 2 1 1 1 2 6 30 MB
8 Maulana 2 2 2 2 2 10 50 MB
9 Muhamma 1 1 1 1 2 6 30 MB
d
10 Nana 1 1 1 1 2 6 30 MB
11 Labib 1 1 1 2 1 6 30 MB
12 Lidia 1 1 1 1 2 6 30 MB
13 Sakti 2 2 1 2 2 9 45 MB
14 Rahma 1 2 2 1 1 7 35 MB
15 Windu 1 2 2 1 1 7 35 MB
Jumlah 22 20 20 23 27 111 555 MB
Skor ideal 60 60 60 60 60   37,3  
Persentase 36.6 33.3 33.3 38.3 45.0      
7 3 3 3 0

Keterangan
1. Melakukan gerakan tubuh secara terkoordinasi untuk melatih kelenturan,
keseimbangan dan kelincahan
2. Melakukan koordinasi gerakan mata, kaki, tangan, kepala dalam
menirukan tarian /senam
3. Melakukan permainan fisik dengan aturan
4. Terampil menggunakan tangan kanan dan kiri
5. Melakukan kegiatan kebersihan diri
103

Kemampuan Motorik Kasar Anak Siklus I Pertemuan I


Jumlah
Nama Indikator Skor Persentase Kategori
No Siswa 1 2 3 4 5
1 Afif 2 2 1 2 3 10 50 BSH
2 Amel 2 2 2 2 3 11 55 BSH
3 Amri 2 2 1 2 3 10 50 BSH
4 Aisy 2 2 2 2 3 11 55 BSH
5 Allam 2 1 1 2 3 9 45 MB
6 Arya 2 1 1 3 3 10 50 BSH
7 Anita 2 1 1 2 3 9 45 MB
8 Maulana 2 2 2 2 3 11 55 BSH
9 Muhamma 2 2 1 2 2 9 45 MB
d
10 Nana 2 1 1 2 2 8 40 MB
11 Labib 1 1 1 2 2 7 35 MB
12 Lidia 1 1 1 2 2 7 35 MB
13 Sakti 2 2 2 2 2 10 50 BSH
14 Rahma 2 2 2 2 2 10 50 BSH
15 Windu 2 2 2 2 2 10 50 BSH
Jumlah 28 24 21 31 38 142 710  
Skor ideal 60 60 6 60 60   47.33  
0
Persentase 46.6 40 35 51.6 63.3      
7 7 3

Keterangan
1. Melakukan gerakan tubuh secara terkoordinasi untuk melatih kelenturan,
keseimbangan dan kelincahan
2. Melakukan koordinasi gerakan mata, kaki, tangan, kepala dalam
menirukan tarian /senam
3. Melakukan permainan fisik dengan aturan
4. Terampil menggunakan tangan kanan dan kiri
5. Melakukan kegiatan kebersihan diri
104

Kemampuan Motorik Kasar Anak Siklus I Pertemuan II


Jumlah
Persentase Kategori
Nama Indikator Skor
No Siswa 1 2 3 4 5
1 Afif 2 2 2 2 3 11 55 BSH
2 Amel 2 2 2 3 3 12 60 MB
3 Amri 2 2 2 2 3 11 55 MB
4 Aisy 2 2 2 3 3 12 60 MB
5 Allam 2 2 1 2 3 10 50 MB
6 Arya 2 2 2 3 3 12 60 MB
7 Anita 2 2 2 2 3 11 55 MB
8 Maulana 2 2 2 3 3 12 60 MB
9 Muhammad 2 2 2 2 2 10 50 MB
10 Nana 2 1 2 2 2 9 45 MB
11 Labib 2 2 1 2 2 9 45 MB
12 Lidia 2 2 2 2 3 11 55 MB
13 Sakti 2 2 2 3 2 11 55 MB
14 Rahma 2 2 2 2 3 11 55 MB
15 Windu 2 2 2 2 2 10 50 MB
Jumlah 30 29 28 35 40 162 810  
Skor ideal 60 60 60 60 60   54  
Persentase 50 48.33 46.67 58.33 66.67      

Keterangan
1. Melakukan gerakan tubuh secara terkoordinasi untuk melatih kelenturan,
keseimbangan dan kelincahan
2. Melakukan koordinasi gerakan mata, kaki, tangan, kepala dalam menirukan
tarian /senam
3. Melakukan permainan fisik dengan aturan
4. Terampil menggunakan tangan kanan dan kiri
5. Melakukan kegiatan kebersihan diri
105

Kemampuan Motorik Kasar Anak Siklus I Pertemuan III


Jumlah
Persentase Kategori
Nama Indikator Skor
No Siswa 1 2 3 4 5
1 Afif 3 2 2 2 3 12 60 BSH
2 Amel 3 2 2 3 3 13 65 BSH
3 Amri 3 2 2 3 3 13 65 BSH
4 Aisy 3 2 2 3 3 13 65 BSH
5 Allam 2 2 2 2 3 11 55 BSH
6 Arya 2 2 2 3 3 12 60 BSH
7 Anita 2 2 2 2 3 11 55 BSH
8 Maulana 3 2 2 3 3 13 65 BSH
9 Muhammad 2 2 2 2 3 11 55 BSH
10 Nana 2 2 2 2 2 10 50 BSH
11 Labib 2 2 2 2 2 10 50 BSH
12 Lidia 3 2 2 2 3 12 60 BSH
13 Sakti 3 2 2 3 2 12 60 BSH
14 Rahma 3 2 2 2 3 12 60 BSH
15 Windu 2 2 2 3 2 11 55 BSH
Jumlah 38 30 30 37 41 176 880  
Skor ideal 60 60 60 60 60   58.67  
Persentase 63.33 50 50 61.667 68.333      

Keterangan
1. Melakukan gerakan tubuh secara terkoordinasi untuk melatih kelenturan,
keseimbangan dan kelincahan
2. Melakukan koordinasi gerakan mata, kaki, tangan, kepala dalam menirukan
tarian /senam
3. Melakukan permainan fisik dengan aturan
4. Terampil menggunakan tangan kanan dan kiri
5. Melakukan kegiatan kebersihan diri
106

Rekapitulasi Kemampuan Motorik Kasar Anak Siklus I

No Siklus I
Aspek
. Pt 1 Pt 2 Pt 3 Jumlah %
1. Melakukan gerakan tubuh 28 30 38 96 53,3
secara terkoordinasi untuk
melatih kelenturan,
keseimbangan dan kelincahan
2. Melakukan koordinasi gerakan 24 29 30 83 46,1
mata, kaki, tangan, kepala
dalam menirukan tarian /senam 21 28 30 79 43,8
3 Melakukan permainan fisik
dengan aturan 31 35 37 103 57,2
4 Terampil menggunakan tangan
kanan dan kiri 38 40 41 119 66,1
5 Melakukan kegiatan
. kebersihan diri

Jumlah 142 162 176 480 266,5


Persentase 47,3 54 58,6 160 53,3
Kriteria BSH
107

Kemampuan Motorik Kasar Anak Siklus II Pertemuan I

Jmlh
% Kategori
Indikator Skor
No Nama Siswa 1 2 3 4 5
1 Afif 3 2 3 3 3 14 70 BSH
2 Amel 3 2 3 3 3 14 70 BSH
3 Amri 3 2 3 3 3 14 70 BSH
4 Aisy 3 2 3 3 3 14 70 BSH
5 Allam 2 2 2 2 2 10 50 BSH
6 Arya 3 2 3 3 3 14 70 BSH
7 Anita 2 2 2 2 3 11 55 BSH
8 Maulana 3 2 3 3 3 14 70 BSH
9 Muhammad 3 2 3 3 3 14 70 BSH
10 Nana 2 2 2 2 3 11 55 BSH
11 Labib 2 2 2 2 2 10 50 BSH
12 Lidia 3 2 2 2 3 12 60 BSH
13 Sakti 3 2 2 3 2 12 60 BSH
14 Rahma 3 2 2 2 3 12 60 BSH
15 Windu 2 2 2 2 2 10 50 BSH
Jumlah 40 30 37 38 41 186 930  
Skor ideal 60 60 60 60 60   62  
Persentase 66.67 50 61.67 63.33 68.33      
108

Kemampuan Motorik Kasar Anak Siklus II Pertemuan II


Nama Indikator Jumla
No Siswa 1 2 3 4 5 h Skor Persentase Kategori
1 Afif 3 3 3 4 4 17 85 BSB
2 Amel 3 3 3 3 4 16 80 BSB
3 Amri 4 3 3 3 4 17 85 BSB
4 Aisy 3 3 3 3 4 16 80 BSB
5 Allam 2 2 2 2 3 11 55 BSH
6 Arya 3 3 3 3 3 15 75 BSB
7 Anita 3 2 2 2 3 12 60 BSH
8 Maulana 3 3 3 3 4 16 80 BSB
9 Muhamma 3 3 3 3 3 15 75 BSB
d
10 Nana 2 2 2 2 3 11 55 BSH
11 Labib 2 2 2 2 2 10 50 BSH
12 Lidia 3 2 3 4 4 16 80 BSB
13 Sakti 3 2 3 3 3 14 70 BSH
14 Rahma 3 2 3 2 3 13 65 BSH
15 Windu 2 2 2 2 2 10 50 BSH
Jumlah 42 37 40 41 49 209 1045  
Skor ideal 6 60 60 60 60   69.67  
0
Persentase 70 61.67 66.67 68.3 81.67      
3
109

Kemampuan Motorik Kasar Anak Siklus II Pertemuan III


N Nama Indikator Jumla Persentas Kategor
o Siswa 1 2 3 4 5 h Skor e i
1 Afif 4 3 4 4 4 19 95  BSB
2 Amel 4 3 4 4 4 19 95  BSB
3 Amri 4 3 4 4 4 19 95  BSB
4 Aisy 4 3 3 4 4 18 90  BSB
5 Allam 2 2 2 3 3 12 60  BSH
6 Arya 4 3 4 4 4 19 95  BSB
7 Anita 3 2 2 3 3 13 65  BSH
8 Maulana 4 4 4 4 4 20 100  BSB
9 Muhamma 4 4 4 4 4 20 100  BSB
d
10 Nana 3 2 3 3 3 14 70  BSH
11 Labib 2 2 2 3 3 12 60  BSH
12 Lidia 4 3 3 4 4 18 90  BSB
13 Sakti 4 3 3 4 4 18 90  BSB
14 Rahma 3 3 3 4 4 17 85  BSB
15 Windu 2 2 2 2 3 11 55  BSH
Jumlah 5 4 47 5 55 249 1245  
1 2 4
Skor ideal 6 6 60 6 60   83  BSB
0 0 0
Persentase 8 7 78. 9 91.6      
5 0 3 0 7
110

Rekapitulasi Kemampuan Motorik Kasar Anak Siklus II

No Siklus II
Aspek
. Pt 1 Pt 2 Pt 3 Jumlah %
1. Melakukan gerakan tubuh 40 42 51 133 73,8
secara terkoordinasi untuk
melatih kelenturan,
keseimbangan dan kelincahan
2. Melakukan koordinasi gerakan 30 37 42 109 60,5
mata, kaki, tangan, kepala
dalam menirukan tarian /senam
3 Melakukan permainan fisik 37 40 47 124 68,8
dengan aturan
4 Terampil menggunakan tangan 38 41 54 133 73,8
kanan dan kiri
5 Melakukan kegiatan 41 49 55 145 80,5
. kebersihan diri

Jumlah 186 209 249 644 357,4


Persentase 62 69,6 83 214,6 71,5
Kriteria BSH
111

Rekapitulasi Kemampuan Motorik Kasar Anak


pada Pra Siklus, Siklus I Dan Siklus II

No Aspek Sebelum Siklus I Siklus II


Siklus
1. Melakukan gerakan tubuh secara 36,6 53,3 73,8
terkoordinasi untuk melatih kelenturan,
keseimbangan dan kelincahan
2. Melakukan koordinasi gerakan mata, 33,3 46,1 60,5
kaki, tangan, kepala dalam menirukan
tarian /senam
3. Melakukan permainan fisik dengan 33,3 43,3 68,8
aturan
4 Terampil menggunakan tangan kanan 57,2 73,8
38,3
dan kiri
5 Melakukan kegiatan kebersihan diri 66,1 80,5
45

Jumlah 186,7 266,5 357,4


Persentase 37,3 53,3 71,5
112

Lampiran 4

Aktivitas Anak Siklus I Pertemuan I


No. Nama Indikator Jumlah Persentase
siswa 1 2 3 4
1 Varid 2 3 2 2 8 66.67
2 Arya 2 2 2 2 7 58.33
3 Afika 1 1 2 2 5 41.67
4 Dhani 1 2 1 2 5 41.67
5 Hamzah 2 2 2 2 6 50.00
6 Salsa 1 1 1 1 4 33.33
7 Ismail 2 1 1 2 5 41.67
8 Azka 1 2 1 1 5 41.67
9 Haikal 2 1 1 1 5 41.67
10 Fahri 1 1 1 1 4 33.33
11 Rehan 1 1 1 1 4 33.33
12 Maftu 2 1 2 2 6 50.00
13 Prima 1 2 2 2 6 50.00
14 Rahmat 2 1 2 2 6 50.00
15 Rina 2 1 1 2 5 41.67
Jumlah 23 22 22 25 81 675.00
 skor ideal 45 45 45 45 180  
Persentase 51.11 48.89 48.89 55.56 204.44 51.11
113

Aktivitas Anak Siklus I Pertemuan II


No. Nama Indikator Jumlah Persentase
siswa 1 2 3 4
1 Varid 2 3 2 2 9 75.00
2 Arya 2 2 2 2 8 66.67
3 Afika 1 1 2 2 6 50.00
4 Dhani 1 2 2 2 7 58.33
5 Hamza 2 2 2 2 8 66.67
h
6 Salsa 2 1 2 2 7 58.33
7 Ismail 2 2 2 2 8 66.67
8 Azka 2 2 2 2 8 66.67
9 Haikal 2 2 1 1 6 50.00
10 Fahri 2 1 1 1 5 41.67
11 Rehan 1 1 1 1 4 33.33
12 Maftu 2 1 1 2 6 50.00
13 Prima 2 2 1 2 7 58.33
14 Rahmat 2 1 2 2 7 58.33
15 Rina 2 1 2 2 7 58.33
Jumlah 27 24 25 27 103 858.33
skor ideal 45 45 45 45 180  
Persentase 60 53.33 55.56 60.00 57.22  
114

Aktivitas Anak Siklus I Pertemuan III


Indikator Persentase
Nama
No. siswa 1 2 3 4 Jumlah
1 Varid 2 3 2 2 9 75.00
2 Arya 2 2 2 2 8 66.67
3 Afika 1 1 2 2 6 50.00
4 Dhani 1 2 2 2 7 58.33
5 Hamzah 2 2 2 2 8 66.67
6 Salsa 2 1 1 2 6 50.00
7 Ismail 2 2 2 2 8 66.67
8 Azka 2 2 2 2 8 66.67
9 Haikal 2 2 1 1 6 50.00
10 Fahri 2 2 2 1 7 58.33
11 Rehan 1 2 1 1 5 41.67
12 Maftu 2 1 2 2 7 58.33
13 Prima 2 2 1 2 7 58.33
14 Rahmat 2 1 2 2 7 58.33
15 Rina 2 1 1 2 6 50.00
Jumlah 27 26 25 27 105 875.00
skor ideal 45 45 45 45 180  

Persentase 60 57.78 55.56 60.00 58.33  


115

Aktivitas Anak Siklus II Pertemuan I


No Nama Indikator Persentase
. siswa 1 2 3 4 Jumlah
1 Varid 2 3 2 2 9 75
2 Arya 2 2 2 2 8 66.67
3 Afika 2 2 2 1 7 58.33
4 Dhani 2 2 2 1 7 58.33
5 Hamza 2 2 2 2 8 66.67
h
6 Salsa 2 2 1 1 6 50
7 Ismail 2 2 2 2 8 66.67
8 Azka 2 2 2 2 8 66.67
9 Haikal 2 2 2 2 8 66.67
10 Fahri 2 2 2 2 8 66.67
11 Rehan 2 2 2 2 8 66.67
12 Maftu 2 1 2 1 6 50
13 Prima 2 2 2 2 8 66.67
14 Rahmat 2 1 2 2 7 58.33
15 Rina 2 1 2 2 7 58.33
Jumlah 30 28 29 26 113 941.67
Skor Ideal 45 45 45 45 180
Persentase 66.67 62.22 64.44 57.78 62.78  
Kriteria Cukup  
116

Aktivitas Anak Siklus II Pertemuan II


Persentas
Nama Indikator Jumlah e
No. siswa 1 2 3 4
1 Varid 3 3 2 3 11 91.6667
2 Arya 3 2 2 3 10 83.33
3 Afika 3 2 2 3 10 83.33
4 Dhani 3 2 2 3 10 83.33
5 Hamza 3 2 2 3 10 83.33
h
6 Salsa 3 2 2 2 9 75.00
7 Ismail 2 2 2 3 9 75.00
8 Azka 2 2 2 2 8 66.67
9 Haikal 2 2 2 2 8 66.67
10 Fahri 2 2 2 3 9 75.00
11 Rehan 2 2 2 3 9 75.00
12 Maftu 2 2 2 2 8 66.67
13 Prima 2 2 2 2 8 66.67
14 Rahmat 2 1 2 3 8 66.67
15 Rina 3 2 2 3 10 83.33
Jumlah 37 30 30 40 137 1141.67
Skor Ideal 45 45 45 45 180  
Persentase 82.22 66.67 66.67 88.89 76.11  
Kriteria Cukup  
117

Aktivitas Anak Siklus II Pertemuan III


Nama Indikator Persentase
No. siswa 1 2 3 4 Jumlah
1 Varid 3 3 3 3 12 100.00
2 Arya 3 3 2 2 10 83.33
3 Afika 3 3 2 2 10 83.33
4 Dhani 3 2 2 3 10 83.33
5 Hamzah 3 3 3 2 11 91.67
6 Salsa 3 2 3 2 10 83.33
7 Ismail 3 3 3 2 11 91.67
8 Azka 2 3 2 2 9 75.00
9 Haikal 3 3 3 3 12 100.00
10 Fahri 3 3 3 3 12 100.00
11 Rehan 3 3 2 2 10 83.33
12 Maftu 2 2 2 2 8 66.67
13 Prima 3 2 2 2 9 75.00
14 Rahmat 3 3 3 2 11 91.67
15 Rina 2 2 2 2 8 66.67
Jumlah 42 40 37 34 153 1275.00
Skor Ideal 45 45 45 45 180  
Persentase 93.33     75.56 85.00  
Kriteria Baik  
118

Rekapitulasi Aktivitas Anak Pada Siklus I


No Siklus I
Aspek
. Pt 1 Pt 2 Pt 3 Jmlh % Kategori
1. Anak mendengarkan 51.11 60 60 1171.11 57.03 Cukup
penjelasan guru tentang
tujuan permainan balap
karung
2. Anak memperhatikan 48.89 53.33 57.68 159.9 53.33 Cukup
penjelasan guru tentang
permainan balap karung
3. Anak diberi kesempatan 48.89 55.56 55.56 160.01 53.37 Cukup
untuk bertanya pada guru
tentang permainan balap
karung
4. Anak berterima kasih 55.56 60 60 175.56 58.52 Cukup
terhadap penghargaan dan
motivasi yang diberikan oleh
guru
Jumlah 204.45 228.89 233.24 666.58 222.25
Skor ideal 45 45 45 135
Rata-rata 51.11 57.22 58.31 55.55 55.55
Kriteria Cukup
119

Rekapitulasi Aktivitas Anak Pada Siklus II


No Siklus II
Aspek
. Pt 1 Pt 2 Pt 3 Jmlh % Ktg
1. Anak 66.67 82.22 93 241.89 80.63 Baik
mendengarkan
penjelasan guru
tentang tujuan
permainan balap
karung
2. Anak 62.22 66.67 88.89 217.78 72.59 Baik
memperhati
kan
penjelasan
guru tentang
permainan
balap
karung
3. Anak diberi 64.44 66.67 82.22 213.33 71.11 Baik
kesempatan
untuk bertanya
pada guru
tentang
permainan balap
karung
4. Anak berterima 57.78 88.88 75.56 222.22 74.07 Baik
kasih terhadap
penghargaan dan
motivasi yang
diberikan oleh
guru
Jumlah 251.11 304.44 339.67 895.22 298.4
Rata-rata 62.77 76.11 85.00 223.88 74.62
Kriteria Baik
120

Lampiran 5.

Rekapitulasi Aktivitas Guru Siklus I


No Aktivitas yang
Pt 1 Pt 2 Pt 3 Jmlh % kriteria
diamati
1 Guru menyampaikan
33.3
tujuan permainan 33.33 33.33 99.99 33.33 Kurang
3
balap karung
2 Guru
menjelaskan dan
memberikan 66.6
33.33 66.66 166.65 55.55 Cukup
contoh 6
permainan balap
karung
3 Guru
menyiapkan alat 66.6
66.66 66.66 199.98 66.66 Cukup
permainan balap 6
karung
4 Guru memberikan
kesempatan bertanya
kepada anak yang 66.6
66.66 66.66 199.98 66.66 Cukup
belum mengerti 6
tentang permainan
balap karung
5 Guru memberikan
66.6
penghargaan dan 33.33 66.66 166.65 55.55 Cukup
6
motivasi
6 Melakukan refleksi 66.6 166.65 55.55 Cukup
66.66 33.33
6
Jumlah 9 10 11 30 333.3
Rata-rata persentase 50 55.5 61.1 55.55
Kriteria Cukup
121

Rekapitulasi Aktivitas Guru Siklus II

No Aktivitas yang
Pt 1 Pt 2 Pt 3 Jmlh % kriteria
diamati
1 Guru
menyampaikan
33.33 66.66 66.66 166.65 55.55 Kurang
tujuan permainan
balap karung
2 Guru
menjelaskan
dan
memberikan 66.66 66.66 100 233.32 77.77 Baik
contoh
permainan
balap karung
3 Guru
menyiapkan
alat 100 100 100 300 100 Baik
permainan
balap karung
4 Guru memberikan
kesempatan
bertanya kepada
anak yang belum 100 100 100 300 100 Baik
mengerti tentang
permainan balap
karung
5 Guru memberikan
penghargaan dan 66.66 66.66 100 233.32 77.77 Baik
motivasi
6 Melakukan
33.33 66.66 100 199.99 66.66 Cukup
refleksi

Jumlah 399.98 466.64 566.66 1433.28 477.76


Rata-rata persentase 66.66 77.77 94.44 79.62 79.62 Baik
Kriteria Baik
122

PERMAINAN BALAP KARUNG DI PAUD BAITURRAHMAT

Anda mungkin juga menyukai