Anda di halaman 1dari 13

Artikel Skripsi

Universitas Nusantara PGRI Kediri

ARTIKEL

MENGEMBANGKAN KEMAMPUAN MOTORIK KASAR MELALUI


PERMAINAN TRADISIONAL BALDOBAN (BALAP DORONG BAN)
PADA ANAK KELOMPOK A DI TKIT AL-AZHAR
KABUPATEN KEDIRI

Oleh:
IFADATUL MUAFIKOH
14.1.01.11.0087

Dibimbing oleh :
1. Dr.ANIK LESTARININGRUM, M.Pd
2. RIDWAN, S.Ag, M.Pd

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU PENDIDIKAN ANAK USIA DINI


FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS NUSANTARA PGRI KEDIRI
2018

IFADATUL MUAFIKOH | 14.1.01.11.0087 simki.unpkediri.ac.id


FKIP – PG PAUD || 0||
MENGEMBANGKAN KEMAMPUAN MOTORIK KASAR MELALUI PERMAINAN
TRADISIONAL BALDOBAN (BALAP DORONG BAN) PADA ANAK
KELOMPOK A DI TKIT AL-AZHAR
KABUPATEN KEDIRI

IFADATUL MUAFIKOH
NPM : 14.1.01.11.0087
Fakultas keguruan dan ilmu pendidikan – Prodi PG PAUD
Email : muafikohifa@gmail.com
Anik Lestariningrum dan Ridwan

UNIVERSITAS NUSANTARA PGRI KEDIRI

Abstrak

Permasalahan dalam kegiatan pembelajaran yang kurang optimal dalam mengembangkan koordinasi otot
besar motorik anak kelompok A di TKIT A AL-AZHAR Kabupaten Kediri yang mengakibatkan rendahnya
minat dan bakat anak dalam kegiatan pembelajaran motorik kasar. Salah satu upaya untuk mengatasi hal tersebut
dengan menerapkan permainan tradisional BALDOBAN (Balap Dorong Ban). Dengan tujuan penelitian untuk
mengembangkan kemampuan motorik kasar anak kelompok A di TKIT AL-AZHAR Kabupaten Kediri melalui
permainan tradisional BALDOBAN (Balap Dorong Ban). Pada penelitian ini menggunakan metode penelitian
tindakan kelas (PTK) menurut Kemmis dan Taggart dengan tiga siklus. Subjek penelitian adalah kelompok A di
TKIT AL-AZHAR Kabupaten Kediri yang berjumlah 12 anak terdiri dari 6 anak laki-laki dan 6 anak
perempuan. Waktu pelaksanaannya pada tahun 2017-2018. Hasil akhir dari penelitian memaparkan bahwa
keterampilan motorik kasar anak kelompok A meningkat, yaitu pada pra tindakan sebesar 17%, siklus I sebesar
36% dengan nilai peningkatan sebesar 19%, siklus II sebesar 42% dengan nilai peningkatan sebesar 6% dan
siklus III sebesar 83% dengan nilai peningkatan 41%. Maka dari hasil pemaparan diatas dapat disimpulkan
dengan adanya peningkatan perkembangan motorik kasar pada anak kelompok A di TKIT AL-AZHAR
Kabupaten Kediri.

Kata Kunci : Kemampuan Motorik Kasar, Permainan BALDOBAN (Balap Dorong Ban).

I. PENDAHULUAN Anak usia dini merupakan periode


awal yang paling penting dan mendasar
sepanjang rentang pada pertumbuhan dan pengendalian gerak tubuh.
serta perkembangan kehidupan Perkembangan motorik terbagi menjadi
manusia. Pada masa ini ditandai adanya dua yaitu gerakan motorik halus dan
berbagai periode penting yang gerakan motorik kasar. Gerakan
fundamental dalam kehidupan anak motorik kasar merupakan kemampuan
selanjutnya hingga periode akhir gerak tubuh yang menggunakan otot-
perkembangannya, sehingga periode ini otot besar sebagian atau seluruh anggota
disebut sebagai periode emas (golden tubuh manusia.
age). Menurut Osborn, White dan Pertumbuhan fisik anak dapat
Bloom (dalam Suryana dan Mahyudin, terjadi optimal karena secara langsung
2014 : 1.4) menyatakan bahwa sekitar maupun tidak langsung akan
50% kapasitas kecerdasan manusia telah mempengaruhi perilaku anak dalam
terjadi ketika usia lahir hingga 4 tahun, sehari-harinya. Secara langsung,
80% terjadi ketika anak berusia 4 pertumbuhan fisik anak akan
sampai 8 tahun, dan mencapai titik menentukan keterampilannya dalam
tertinggi 100% ketika anak mencapai bergerak. Secara tidak langsung,
usia 8 sampai 18 tahun. Kualitas masa pertumbuhan dan perkembangan
depan anak ditentukan oleh kemampuan koordinasi fisik motorik
perkembangan dan pertumbuhan yang anak akan mempengaruhi cara anak
optimal. Anak berkembang dari memandang dirinya sendiri dan orang
berbagai aspek yaitu fisiknya, baik lain. Oleh karena itu perkembangan
motorik kasar maupun halus, koordinasi otot besar motorik anak
berkembang aspek bahasanya, aspek sama pentingnya dengan aspek-aspek
kognitifnya, aspek seninya, aspek sosial perkembangan yang lain untuk anak.
emosional dan aspek agama serta Untuk perkembangan yang optimal,
moralnya. anak perlu mendapatkan stimulasi dari
Menurut Sujiono dkk (2015 : 1.3) lingkungan. Pemberian stimulasi harus
mengemukakan bahwa masa lima dilaksanakan pada saat yang tepat
tahun pertama adalah masa pesatnya dengan jumlah yang memadai. Untuk
perkembangan koordinasi otot besar itu, pihak orang tua harus tahu benar
motorik anak. Motorik merupakan tentang keadaan anak serta peka
semua gerakan yang dapat dilakukan terhadap kebutuhan anak.
oleh seluruh tubuh, sedangkan Mengingat pentingnya
perkembangan motorik disebut kemampuan koordinasi otot besar
perkembangan dari unsur kematangan motorik anak, kegiatannya pun harus
Artikel Skripsi
Universitas Nusantara PGRI Kediri

diberikan melalui berbagai macam cara, digunakan untuk menstimulasi


model, metode, media serta permainan perkembangan kemampuan koordinasi
yang dikemas secara menarik agar anak otot besar motorik anak usia dini yakni
tidak mudah merasa bosan. Namun permainan tradisional BALDOBAN
berdasarkan pengamatan kemampuan (Balap Dorong Ban). Permainan
fisik motorik kasar anak pada anak tradisional BALDOBAN (Balap
kelompok A di TKIT AL-AZHAR Dorong Ban) adalah permainan
Kabupaten Kediri belum optimal tradisional balap lari dengan mendorong
terutama pada aspek ketangkasan, sebuah ban menggunakan tongkat
kelincahan, dan keseimbangan tubuh hingga di garis finish tanpa terjatuh.
anak. Terdapat beberapa faktor-faktor Permainan ini hanya membutuhkan alat
penyebab kurang berkembanganya sebuah ban luar sepeda motor atau
motorik kasar pada anak, antara lain : sepeda bekas atau yang sudah tidak
kegiatan pembelajaran yang tidak terpakai dan sebuah tongkat yang
menyenangkan dan kurangnya media berukuran 15 cm.
atau alat pembelajaran untuk Permainan tersebut dapat
mengembangkan kemampuan motorik menstimulasi aspek motorik kasar
kasar anak, kurangnya upaya guru untuk karena melalui permainan tersebut
menstimulasi kemampuan koordinasi dapat melatih ketangkasan, kelincahan
otot besar motorik anak dengan tepat serta keseimbangan tubuh anak.
dan kurangnya minat didalam diri anak Dengan bermain permainan tersebut
yakni anak malas untuk bergerak. diharapkan dapat mengembangkan
Pengembangan kemampuan dasar kemampuan fisik motorik kasar pada
kemampuan motorik anak usia dini anak. Oleh karena itu, peneliti
bertujuan untuk meningkatkan berusaha melakukan penelitian dengan
kemampuan mengelola, mengontrol judul “Mengembangkan kemampuan
gerakan tubuh dan koordinasi, serta motorik kasar melalui permainan
meningkatkan keterampilan tubuh. tradisional BALDOBAN (Balap
Stimulasi atau rangsangan gerak yang Dorong Ban) pada anak kelompok A
diberikan sebaiknya disesuaikan dengan di TKIT AL-AZHAR Kabupaten
dunia anak, yaitu dengan permainan – Kediri“.
permainan yang menarik minat bagi Berdasarkan uraian diatas
anak. Salah satu permainan yang bisa maka masalah yang akan diteliti
IFADATUL MUAFIKOH | 14.1.01.11.0087 simki.unpkediri.ac.id
FKIP – PG PAUD || 5||
dalam penelitian ini dapat dilihat melalui
dirumuskan sebagai berikut : perubahan/pergerakan yang
“Apakah melalui permainan dilakukan.
tradisional BALDOBAN (Balap Menurut Gunadi, (dalam
Dorong Ban) dapat Yohanis dan Khotimah, 2013 : 2)
mengembangkan kemampuan perkembangan fisik motorik
motorik kasar anak kelompok A di adalah perkembangan dalam
TKIT AL-AZHAR Kabupaten pengendalian gerak tubuh melalui
Kediri?” gerakan yang terkoordinasi antara
Perkembangan fisik dan susunan saraf, otot dan medula
motorik adalah salah satu aspek spinalis. Suatu perkembangan
dari perkembangan dan yang perlu dikembangkan dengan
pertumbuhan hidup manusia yang seimbang sesuai dengan tahapan-
memegang peranan sama penting tahapan umur anak usia dini dan
dengan perkembangan kognisi, kesiapan dari anak – anak yang
perilaku sosial, dan kepribadian. akan mengenal suatu hal baru.
Perkembangan fisik dan motorik Segala sesuatu yang diterapkan
sering kali dijadikan tolak ukur dengan seimbang termasuk
pertama untuk membuktikan stimulasi yang diberikan kiranya
bahwa manusia tumbuh dan dapat berkembang dengan baik
berkembang dengan baik. terutama pada perkembangan
Menurut Hildayani, (2014 : 3.4) anak pada masa emas atau periode
perkembangan fisik merupakan golden age.
pertumbuhan dan perubahan yang Dalam Bahasa Indonesia
terjadi pada tubuh/badan/jasmani istilah gerak (movement)
seseorang. Perkembangan motorik terkadang digabungkan dengan
(motorik development) adalah kata motorik (motor) sehingga
perubahan kearah perbaikan pada muncul kata – kata “gerakan
kontrol dan kemampuan motorik”. Menurut Gallahue,
koordinasi untuk melakukan (dalam Nuh, 2013 : 76 – 77)
gerakan yang diperoleh melalui istilah motorik (motor) itu sendiri
interaksi antara faktor kematangan sebenarnya meujuk pada faktor
(maturation) dan biologis dan mekanis yang
latihan/pengalaman (experiences) mempengaruhi gerak (movement).
selama kehidupan yang dapat Sementara istilah gerak
Artikel Skripsi
Universitas Nusantara PGRI Kediri

(movement) merujuk pada dalam mempertahankan tubuh


perubahan aktual yang terjadi dalam berpindah posisi dari satu
pada bagian tubuh atau fisik yang titik ke titik yang lain dengan
dapat diamati. Dengan demikian mengkoordinasikan tangan, mata
motorik merupakan kemampuan dan kaki secara bersamaan.
yang bersifat lahiriah yang Kegiatan bermain dapat
dimiliki seseorang bergerak untuk digunakan oleh anak – anak untuk
mengubah beragam posisi tubuh. menjelajahi dunianya,
Motorik kasar adalah mengembangkan kompetensi
gerakan tubuh yang menggunakan yang ada dalam usaha mengatasi
koordinasi otot- otot besar atau dunianya dan mengembangkan
sebagian besar otot yang ada kreativitas anak. Menurut Docket
dalam tubuh maupun seluruh dan Fleer, (Sujiono, 2013 : 87)
tubuh yang dipengaruhi oleh bermain merupakan suatu
faktor kematangan diri Decaprio, kebutuhan bagi anak, karena
(2013 : 18). Menurut Samsudin, melalui bermain anak akan
(dalam Wulan, 2015) motorik memperoleh pengetahuan yang
kasar adalah aktivitas dengan dapat mengembangkan
menggunakan koordinasi otot – kemampuan didalam dirinya.
otot besar yang meliputi gerak Bermain merupakan suatu
dasar lokomotor, non lokomotor aktivitas yang sangat berbeda
dan manipulative. Menurut Nuh dengan aktivitas lain seperti
(2013 : 75) motorik kasar adalah belajar dan bekerja yang selalu
gerakan yang dilakukan dengan dilakukan dalam rangka mencapai
melibatkan sebagian besar bagian suatu hasil akhir.
tubuh. Gerakan motorik kasar Menurut Ismail, (dalam
memerlukan cukup tenaga dan Rahmadani, 2014) permainan
dilakukan oleh koordinasi otot – tradisional adalah permainan yang
otot besar. mengandung nilai-nilai budaya
Sedangkan yang dimaksud dan tradisi pada hakikatnya
motorik kasar dalam penelitian ini merupakan warisan leluhur yang
adalah kemampuan harus dilestarikan keberadaannya.
(keseimbangan) seorang anak Menurut Lestariningrum, (2017 :
IFADATUL MUAFIKOH | 14.1.01.11.0087 simki.unpkediri.ac.id
FKIP – PG PAUD || 7||
4) beragam permainan tradisional Penelitian ini dilakukan di TKIT
mengarahkan anak menjadi kuat AL-AZHAR Kabupaten Kediri pada
fisik, maupun mental, sosial dan kelompok A. Waktu pelaksanaannya
emosi, tidak mudah menyerah, adalah tahun 2017-2018. Dalam
bereksplorasi, bereksperimen dan penelitian ini yang menjadi subjek
menumbuhkan jiwa penelitian adalah anak kelompok A
kepemimpinan. Didalam TKIT AL-AZHAR Kabupaten Kediri
permainan tradisional yang yang berjumlah 12 anak yang terdiri 6
dilakukan oleh anak, semua anak laki-laki dan 6 anak perempuan.
kegiatan menjadi penting dan Memilih kelompok A TKIT AL-
strategi yang akan membangun AZHAR Kabupaten Kediri karena
seluruh potensi yang dimiliki anak peneliti setiap hari melaksanakan
secara menyeluruh. kegiatan belajar mengajar pada
Permainan tradisional kelompok tersebut. Dari analisi data
BALDOBAN (Balap Dorong Ban) yang diperoleh peneliti rata-rata
merupakan permainan dengan alat pengembangan koordinasi otot besar
yang digunakan untuk motorik anak khususnya dalam hal
mengembangkan aspek motorik ketangkasan, kelincahan dan
kasar anak usia TK. Permainan ini keseimbangan tubuh anak yang belum
adalah permainan tradisional balap optimal. Peneliti ingin mengembangkan
lari dengan mendorong sebuah ban mutu pendidikan TKIT AL – AZHAR
menggunakan tongkat hingga di Kabupaten Kediri menjadi lebih baik
garis finish tanpa terjatuh. khususnya dalam mengembangkan
Permainan tradisional kemampuan motorik kasar melalui
BALDOBAN (Balap Dorong Ban) permainan tradisional BALDOBAN
bersifat energik, menyenangkan, (Balap Dorong Ban).
menarik untuk dimainkan karena B. Prosedur Penelitian
dapat menyalurkan seluruh energi Prosedur penelitian ialah suatu
yang berlebih yang dimiliki anak langkah-langkah yang dilakukan untuk
dan mengajarkan anak untuk saling melaksanakan suatu penelitian. Desain
mengenal teman disekitar penelitian ini adalah dengan
lingkungannya. menggunakan bentuk Penelitian
Tindakan Kelas (PTK) kolaboratif .
II. METODE PENELITIAN Disebut kolaboratif karena dalam
A. Subjek dan Setting Penelitian penelitian ini diperlukan bantuan teman
Artikel Skripsi
Universitas Nusantara PGRI Kediri

sejawat untuk melakukan observasi menarik minat dan penting bagi


pada saat proses pembelajaran peneliti.
berlangsung. Menurut Widayati (2008 : 2) Tindakan yaitu sesuatu gerak
3) Penelitian Tindakan Kelas (PTK) kegiatan yang sengaja dilakukan
Kolaboratif merupakan penelitian dengan tujuan tertentu. Dalam
dimana beberapa guru melakukan penelitian berbentuk rangkaian
penelitian secara sinergis dikelasnya siklus kegiatan untuk siswa.
dan anggota yang lain berkunjung ke 3) Kelas adalah sekelompok siswa
kelas untuk mengamati kegiatan. yang dalam waktu yang sama
Penelitian ini menggunakan menerima pelajaran yang sama dari
teknik Penelitian Tindakan Kelas. seorang guru. Batasan yang ditulis
Menurut Tampubolon, (2014 : 19) untuk pengertian kelas tersebut
penelitian tindakan kelas merupakan adalah pengertian lama untuk
penelitian yang dilakukan oleh pendidik melumpuhkan pengertian yang
didalam kelasnya sendiri melalui salah dan difahami secara luas oleh
refleksi diri. Tujuannya adalah untuk umum dengan “ruangan tempat
memperbaiki kinerjanya sebagai guru mengajar” karena kelas bukan
pendidik, sehingga hasil belajar peserta wujud ruangan tetapi sekelompok
didik menjadi meningkat dan secara peserta didik yang sedang belajar.
sistem, mutu pendidikan pada satuan Maka dapat disimpulkan bahwa
pendidikan juga meningkat. Menurut penelitian tindakan kelas merupakan
Arikunto, Suhardjono dan Supardi, suatu pengamatan terhadap kegiatan
(2010 : 2-3) penelitian tindakan kelas belajar berupa sebuah tindakan, yang
istilah dalam bahasa inggris adalah sengaja dilakukan dan terjadi dalam
Classroom Action Research (CAR). sebuah kelas secara bersamaan.
Membentuk pengertuian yaitu : Menurut Kemmis dan Mc Taggart
1) Penelitian yaitu suatu kegiatan (dalam Kusumah dan Dwitagama, 2010
mencermati suatu objek dengan : 21) pada hakekatnya model penelitian
menggunakan cara dan aturan tindakan kelas berupa perangkat-
metodologi tertentu untuk perangkat atau untaian-untaian dengan
memperoleh data atau informasi satu perangkat terdiri dari emapat
yang bermanfaat dalam komponen, yaitu: (1) perencanaan, (2)
meningkatkan mutu suatu hal yang
IFADATUL MUAFIKOH | 14.1.01.11.0087 simki.unpkediri.ac.id
FKIP – PG PAUD || 9||
tindakan, (3) pengamatan, (4) refleksi kelemahan-kelemahan, sehingga pada
yang dipandang sebagai satu siklus. siklus I ini anak belum mencapai
Penelitian tindakan kelas ketuntasan belajar. Karena itu pada
dilakukan secara berulang mulai dari penelitian selanjutnya, peneliti akan
penyusunan perencanaan pembelajaran, berupaya mengatasi kendala yang
pelaksanaan tindakan, pengamatan masih ada.
terhadap unjuk kerja, melakukan Siklus II
refleksi terhadap hasil unjuk kerja. Dari Pada hasil observasi proses
hasil refleksi setiap akhir kegiatan pembelajaran pada siklus II belum
tindakan dilakukan tindakan berulang menunjukkan peningkatan yang baik
pada siklus berikutnya. dalam mengembangkan kemampuan
III. HASIL DAN PEMBAHASAN motorik kasar anak, masih terdapat
A. Pembahasan beberapa kelemahan pada permainan
Siklus I meskipun sudah terdapat perbaikan
Berdasarkan analisis hasil yang dilakukan. Guru kurang teliti
pengelolaan data yang dibuat, dapat dalam menyiapkan waktu yang sesuai
diketahui bahwa hasil observasi ketika anak melakukan proses
peneliti dalam pembelajaran melalui pembelajaran serta adanya alat yang
permainan tradisional BALDOBAN digunakan dalam permainan seperti
(Balap Dorong Ban) untuk berat dan ukuran ban bekas yang tidak
mengembangkan kemampuan motorik sama menjadi kendala saat anak
kasar anak pada siklus I belum baik. menggunakannya untuk bermain
Guru kurang dalam kecakapan dan balapan.
keaktifan dalam menjelaskan aturan Pada siklus II ini anak belum
permainan sehingga anak belum dapat mencapai ketuntasan belajar, sehingga
memahami aturan ketika bermain harus melakukan perbaikan-perbaikan
dalam permainan tersebut, adanya pada siklus berikutnya agar tidak
keterbatasan lahan yang digunakan adanya kendala yang menghambat
saat bermain dan alat yang digunakan jalannya proses pembelajaran motorik
untuk bermain terdapat kasar pada anak.
ketidaksesuaian ukuran sehingga anak Siklus III
kesulitan dalam bermain. Pada hasil observasi proses
Akan tetapi guru sudah pembelajaran pada siklus III sudah
menerapkan kegiatan sesuai dengan menunjukkan peningkatan yang sangat
RPPH namun masih banyak baik dalam mengembangkan
Artikel Skripsi
Universitas Nusantara PGRI Kediri

kemampuan motorik kasar anak BALDOBAN (Balap Dorong Ban) pada


melalui permainan tradisional Pra Tindakan, Siklus I, Siklus II Dan
BALDOBAN (Balap Dorong Ban), Siklus III
guru sudah lebih baik dalam Kriteria Ketuntasan
Minimal
No Siklus
memperbaiki kelemahan-kelemahan Belum
Tuntas
tuntas
pada siklus sebelumnya sehingga pada
1 Pra tindakan 83% 17%
siklus III ini lebih sempurna dalam
pelaksanaanya. 2 Siklus I 64% 36%

Dari hasil unjuk kerja anak dalam 3 Siklus II 58% 42%


mengembangkan kemampuan motorik
4 Siklus III 17% 83%
kasar juga menunjukkan peningkatan
yang sangat baik. anak sudah terbiasa
Sedangkan Prosentase Hasil Peningkatan
alam permainan ini sehingga anak
Kemampuan Motorik Kasar Pada Anak
lebih nyaman dan mudah dalam
Kelompok A di TKIT AL-AZHAR
memainkannya. Pada siklus III ini
Kabupaten Kediri Melalui Permainan
sudah mencapai ketuntasan belajar,
Tradisional BALDOBAN (Balap Dorong
walaupun masih terdapat anak yang
Ban) pada Pra Tindakan, Siklus I, Siklus II
mendapatkan bintang dua ( ), itu
Dan Siklus III dalam bentuk diagram
karena memang terkendala
batang sebagai berikut :
kemampuan masing-masing anak yang
120%
berbeda. 100%
80%
Peningkatan prosentase 60% 4
40%
20% 3
kemampuan motorik kasar pada anak 0%
2
melalui permainan tradisional
1
BALDOBAN (Balap Dorong Ban)
meningkat. Adapun perbandingan
peningkatan tingkat keberhasilannya Diagram prosentase dalam
mengembangkan kemampuan motorik
dapat dilihat pada tabel sebagai kasar anak TKIT AL-AZHAR
berikut: Kabupaten Kediri melalui permainan
tradisional BALDOBAN (Balap Dorong
Hasil Peningkatan Kemampuan Ban)
Motorik Kasar Pada Anak Kelompok A Berdasarkan tabel dan gambar
di TKIT AL-AZHAR Kabupaten Kediri diagram menyatakan bahwa dengan
Melalui Permainan Tradisional adanya permainan tradisional
IFADATUL MUAFIKOH | 14.1.01.11.0087 simki.unpkediri.ac.id
FKIP – PG PAUD || 11||
BALDOBAN (Balap Dorong Ban) melebihi batas minimal ketuntasan
dapat mengembangkan kemampuan yakni 83%. Dengan demikian
motorik kasar anak serta menarik hipotesis penelitian yang menyatakan
minat anak dalam mengikuti penerapan permainan tradisional
pembelajaran. Terbukti dari kegiatan BALDOBAN (Balap Dorong Ban)
pembelajaran anak didik pada setiap dapat mengembangkan kemampuan
siklus sudah menunjukkan adanya fisik motorik kasar pada anak
peningkatan yang lebih baik. Pada pra kelompok A di TKIT AL-AZHAR
tindakan sebesar 17%, siklus I sebesar Kabupaten Kediri tahun pelajaran
36% dengan nilai peningkatan sebesar 2017/2018 dapat diterima.
19%, siklus II sebesar 42% dengan IV. DAFTAR PUSTAKA
nilai peningkatan sebesar 6% dan
Arikunto, S., Suhardjono, & Supardi. 2010.
siklus III sebesar 83% dengan nilai
Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta:
peningkatan 41%. PT Bumi Aksara.
Kendala belajar anak didik pada
Decaprio, R. 2013. Aplikasi Teori
setia siklus sudah bisa teratasi dengan Pembelajaran Motorik Disekolah.
Jogjakarta: DIVA Press.
hasil yang lebih baik. Secara umum
anak dapat memahami materi
Hildayani, R. dkk. 2014. Psikologi
pembelajaran, sehingga hasil yang Perkembangan Anak. Tanggerang
Selatan: Universitas Terbuka.
diperoleh mengalami peningkatan
yang sesuai dengan harapan. Anak Kusumah, W., & Dwitagama, D. 2010.
Mengenal Penelitian Tindakan
didik memperhatikan penjelasan dari
Kelas. Jakarta: Indeks.
peneliti dan memperoleh hasil
Lestariningrum, A. 2017. Penerapan
pembelajaran yang memuaskan.
Permainan Tradisional Dalam
Pembelajaran Anak Usia Dini.
Proseding Disajikan Dalam
Seminar Nasional Penguatan
B. Pengambilan Simpulan Kemitraan, Akademisi, Satuan
Pendidikan PAUD Keluarga Dan
Dari pembahasan diatas dapat
Masyarakat Menuju
disimpulkan bahwa permainan Profesionalitas, Jurusan Pendidikan
Guru Pendidikan Anak Usia Dini
tradisional BALDOBAN (Balap
Universitas Negeri Surabaya,
Dorong Ban) dapat mengembangkan Surabaya, 5 Mei 2017.
aspek motorik kasar anak serta
Nuh, M. 2013. Modul PLPG Pendidikan
menarik minat anak dalam mengikuti Latihan Profesi Guru. Kampus
Ketintang Surabaya: Universitas
pembelajaran. Data dari pembahasan
Negeri Surabaya.
diatas menunjukkan hasil yang
Artikel Skripsi
Universitas Nusantara PGRI Kediri

Rahmadani, N.K.A., 2014. Peningkatan (Online), tersedia:


Keterampilan Motorik Kasar http://jurnalmahasiswa.ejournal.une
Melalui Permainan Tradisional sa.ac.id/article/5825/19/article.pdf,
Jawa. Jurnal Pendidikan Usia Dini, diunduh 6 Nopember 2017.
(Online), 8 (2): 320, tersedia:
https://media.neliti.com/media/publ
ications/118527-ID-, diunduh 12
Oktober 2017.

Sujiono, B. dkk. 2015. Metode


Pengembangan Fisik. Tanggerang
Selatan: Universitas Terbuka.

Sujiono, Y.N. 2013. Konsep Dasar


Pendidikan Anak Usia Dini.
Jakarta: Indeks.

Suryana, D., & Mahyudin, N. 2014.


Dasar-Dasar Pendidikan TK.
Tanggerang Selatan: Universitas
Terbuka.

Tampubolon, S.M. 2014. Penelitian


Tindakan Kelas. Jakarta: Erlangga.

Widayati, A. 2008 Penelitian Tindakan


Kelas. Jurnal Pendidikan Akuntansi
Indonesia, (Online), 1 (6), tersedia:
https://journal.uny.ac.id.>download
.pdf diunduh 7 Mei 2018.

Wulan, D.S.A. 2015. Peningkatan


Kemampuan Gerak Lokomotor
Melalui Permainan Lari Estafet
Modifikasi (Penelitian Tindakan Di
TK B Jihan Ulfani Kecamatan
Medan Marelan Tahun 2014/2015).
Jurnal Pendidikan Usia Dini,
(Online), 1 (9): 164, tersedia:
http://journal.unj.ac.id/unj/index/ph
p/jpud/article/download/3499/2505.
pdf, diunduh 3 Oktober 2017.

Yohanis, M.L., & Khotimah, N. 2013.


Pengaruh Pengenalan Dasar
Renang Terhadap Kemampuan
Fisik Motorik Kasar Anak 3-4
Tahun Dikelompok Bermain
Kirana Wonokromo Surabaya.
IFADATUL MUAFIKOH | 14.1.01.11.0087 simki.unpkediri.ac.id
FKIP – PG PAUD || 13||

Anda mungkin juga menyukai