Anda di halaman 1dari 8

The 6th University Research Colloquium 2017

Universitas Muhammadiyah Magelang

Pengaruh Permainan Bakiak Terhadap Peningkatan Kecerdasan


Motorik Kasar Anak Usia Dini
Khusnul Laely1*, Dede Yudi2
1,2
PG-PAUD/FKIP, Universitas Muhammadiyah Magelang
*Email: khusnullaely86@ummgl.ac.id

Abstrak
Keywords: Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh permainan bakiak
Permainan Bakiak; terhadap peningkatan kecerdasan motorik kasar anak di POS PAUD Ar-
Kecerdasan Motorik Rayyan Desa Ringinanom Kecamatan Tempuran Kabupaten Magelang.
Kasar Penelitian ini menggunakan rancangan penelitian eksperimen dengan
desain penelitian One Group Pre-Postest Design. Eksperimen dilakukan
pada suatu kelompok saja tanpa kelompok pembanding dengan melakukan
pengukuran awal dan pengukuran akhir. Variabel dalam penelitian ini
adalah anak kelompok usia 2-4 tahun yang berjumlah 15 anak di POS
PAUD Ar-Rayyan Desa Ringinanom Kecamatan Tempuran Kabupaten
Magelang. Pengambilan sampel menggunakan teknik Total Sampling.
Metode pengumpulan data dengan menggunakan lembar observasi dan
unjuk kerja. Teknik analisis data yang dipergunakan yaitu teknik analisis uji
peringkat bertanda Wilcoxon dengan bantuan komputer program SPSS for
Windows versi 19.00. Hasil penelitian terlihat bahwa pada kolom asymp.sig.
(2-tailed)/asymptotic significance untuk uji dua sisi adalah 0,001. Oleh
karena kasus adalah uji satu sisi, maka probabilitas menjadi 0,001 / 2 =
0,0005. Di sini didapat probabilitas bahwa 0,05 (0,0005<0,05). Maka Ho
ditolak, atau Ada perbedaan kecerdasan motorik kasar anak pada
pegukuran awal dan pengukuran akhir setelah diberikan kegiatan
pembelajaran dengan permainan tradisional bakiak.

1. PENDAHULUAN bertujuan untuk mengintegrasikan sumber daya


Akhir-akhir ini kegiatan bermain tradisional pembangunan dalam upaya pemenuhan hak-hak
berbasis kearifan lokal mulai tergerus dengan anak. Pendidikan untuk semua sebagai salah satu
hadirnya permainan-permainan modern yang siap prinsip terselenggaranya kabupaten layak anak
pakai dan cenderung individualis. Padahal dipandang masih perlu ditinjau dan dibenahi
permainan tradisional sangat erat dengan nilai yaitu dengan menerapkan permainan bakiak
etika, moral, dan budaya masyarakat untuk mengoptimalkan kecerdasan motorik kasar
pendukungnya. Bahkan model permainan anak yang diharapkan mampu membantu
semacam ini banyak menstimulasi kecerdasan program pemerintah dan mengoptimalkan
jamak, merangsang system panca indra anak, kecerdasan kinestetik pada berbagai tataran
menyerap berbagai informasi, melatih pendidikan.
kemampuan dan proses berpikir serta memahami Berdasarkan hasil observasi di POS PAUD
berbagai aturan. Ar-Rayyan Desa Ringinanom Kec. Tempuran
Belum lagi munculnya kebijakan pemerintah Kab. Magelang, kecerdasan motorik kasar anak
mengenai kabupaten dan kota layak anak yang masih rendah. Anak cenderung enggan untuk

ISSN 2407-9189 251


The 6th University Research Colloquium 2017
Universitas Muhammadiyah Magelang

melakukan gerakan tubuh secara terkoordinasi d. Melemparkan gacuk ke sasaran dengan satu
untuk melatih kelenturan, keseimbangan, dan atau dua tangan sambil membelakangi gacuk
kelincahan, enggan melakukan koordinasi Campbell, Campbell dan Cickinson (2002:77-96)
gerakan kaki-tangan-kepala, enggan melakukan menjelaskan bahwa tujuan materi program dalam
permainan fisik dengan aturan; serta enggan kurikulum yang dapat mengembangkan
menggunakan tangan kanan dan kiri. kecerdasan fisik antara lain : berbagai aktifitas
Disisi lain permainan tradisional di POS fisik, berbagai jenis olahraga, modeling, dansa,
PAUD Ar-Rayyan Desa Ringinanom Kec. menari, body language. Sujiono dan Sujiono
Tempuran Kab. Magelang jarang digunakan, (2004:290-292) menguraikan cara menstimulasi
diantaranya Permainan Bakiak. Padahal kecerdasan fisik pada anak, antara lain sebagai
permainan tersebut sangat bagus untuk berikut.
diperkenalkan pada anak usia dini, dan a. Menari. Anak-anak pada dasarnya menyukai
manfaatnya sangat banyak, diantaranya yaitu music dan tari. Untuk mengasah kecerdasan
terhadap peningkatan kecerdasan motorik kasar. fisik dapat dilakukan dengan mengajak anak
Bertitik tolak dari persoalan diatas, maka untuk menari bersama karena menari
peneliti tertarik untuk melakukan penelitian menuntut keseimbangan, keselarasan gerak
eksperimen dengan judul “Pengaruh Permainan tubuhm kekuatan, dan kelenturan otot,
Bakiak terhadap Peningkatan Kecerdasan b. Bermain peran/drama. Melalui kegiatan
Motorik Kasar Anak POS PAUD Ar-Rayyan bermain peran, kecerdasan gerakan tubuh
Desa Ringinanom Kec. Tempuran Kab. anak juga dapat teranggsang. Kegiatan ini
Magelang”. menuntut bagiamana anak menggunakan
1.1. Kecerdasan Motorik Kasar tubuhnya menyesuaikan dengan perannya
Suyadi (2010: 68) berpendapat gerak bagaimana ia harus berekspresi, termasuk
motorik kasar adalah gerak anggota badan secara juga gerakan tangan. Kemampuan sosialnya
kasar atau keras. Pendapat lain mengatakan pun berkembang karena ia dituntut bekerja
motorik kasar adalah gerakan yang membutuhkan sama dengan orang lain,
koordinasi sebagian besar bagian tubuh anak [7]. c. Latihan keterampilan fisik. Berbagai latihan
Menurut Sumantri (2005 : 71) kemampuan fisik dapat membantu meningkatkan
yang diharapkan untuk anak pada aspek ini keterampilan motorik anak. Misalnya,
adalah : berjalan, berlari, mendaki, meloncat, dan aktifitas berjalan di atas papan titian.
berjingkat, mencongklang, menyepak, melempar, Aktifitas ini dapat dilakukan saat anak
menangkap, memantulkan bola dan memukul. berusia 3-4 tahun. Selain melatih kekuatan
Sementara itu menurut Sugiyanto (2010 : 23) ada otot, aktifitas ini juga melatih untuk belajar
beberapa faktor yang mempengaruhi keseimbangan,
perkembangan motorik kasar yaitu : kematangan, d. Olahraga. Berbagai kegiatan olah raga dapat
urutan, latihan, motivasi, dan pengalaman. meningkatkan kesehatan dan juga
Menurut Tangyong (2004 : 160), metode pertumbuhan. Olahraga harus dilakukan
yang sesuai untuk membantu perkembangan sesuai dengan perkembangan motoric anak,
motorik kasar adalah : seperti berenang, sepakbola mini, main
a. Melemparkan gacuk ke berbagai arah tenis, bulu tangkis ataupun senam. Seluruh
dengan tangan kri atau kanan cabang olahraga pada dasarnya merangsang
b. Melompat ke berbagai arah dengan satu kaki kecerdasan gerakan tubuh, mengingat
atau dua kaki hampir semuanya menggunakan anggota
c. Melompat dengan satu kaki, tangan sambil tubuh.
melempar gacuk Beberapa indikator tingkat pencapaian
perkembangan fisik dalam Permendikbud Nomor

252 ISSN 2407-9189


The 6th University Research Colloquium 2017
Universitas Muhammadiyah Magelang

137 Lampiran 1 (2014) untuk anak usia 5-6 tahun b. Peserta dibagi dalam regu yang terdiri dari 5
diantaranya yaitu: orang atau 3 orang sesuai dengan jenis yang
a. Melakukan gerakan tubuh secara diperlombakan;
terkoordinasi untuk melatih kelenturan, c. Seluruh peserta dibagi dalam seri setiap seri
keseimbangan, dan kelincahan; maksimal 5 regu sesuai dengan jumlah
b. Melakukan koordinasi gerakan kaki-tangan- lintasan (disesuaikan dengan jumlah regu
kepala peserta);
c. Melakukan permainan fisik dengan aturan; d. Selanjutnya diadakan undian untuk
serta menentukan lintasan masing – masing regu,
d. Terampil menggunakan tangan kanan dan dan untuk menentukan urutan
kiri. pemberangkatan dalam perlombaan;
1.2. Permainan Bakiak e. Sebelum perlombaan dimulai, peserta dari
Bakiak atau Balapan Bakiak adalah salah masing – masing regu berdiri dibelakang
satu jenis permainan dalam kegiatan outbound garis start di samping terompahnya;
atau outing yang bersifat kompetisi. Permainan f. Aba – aba dalam perlombaan diberikan oleh
Bakiak merupakan salah satu permainan juri pemberangkatan adalah bersedia, siap,
outbound atau outing yang sangat menarik ya (peluit dibunyikan atau bendera start
(Aliisyah, 2014), Peserta yang tergabung dalam dikibarkan). Petugas lintasan berdiri
satu kelompok kecil berjumlah kira – kira 3 – 5 dibelakang peserta dan memperhatikan regu
orang harus memakai sandal kayu yang panjang pada lintasan masing – masing dengan
atau populer disebut bakiak dan bersaing dengan membawa bendera biru merah;
kelompok lainnya. Selain itu, riyazkia (2010) g. Pada aba – aba bersedia, peserta berdiri
menyatakan bahwa permainan bakiak adalah diatas terompah dengan jari – jari kaki
salah satu permainan tradisional dimana dibuat masuk kedalalm setengah lingkaran karet
dari kayu panjang seperti seluncur es yang sudah dan berpegangan satu sama lain. Sebaiknya
dihaluskan (diamplas, red:banjar) dan diberi para peserta memakai sepatu olahraga agar
beberapa selop diatasnya. Dengan demikian kjaki tidak lecet. Peserta regu berpegangan
permainan bakiak yaitu permainan tradisional satu sama lain, boleh pada bahu atau
dimana dibuat dari kayu panjang seperti seluncur pinggang;
es yang sudah dihaluskan (diamplas, red:banjar) h. Aba – aba siap, peserta siap untuk
dan diberi beberapa selop diatasnya. melakukan jalan;
Adapun ukuran pembuatan bakiak yaitu i. Aba – aba ya, peserta berjalan secepat –
Panjang terompah untuk 3 orang 141 cm; cepatnya menempuh jarak 50 meter.
Panjang terompah untuk 5 orang 235 cm; Lebar j. Regu dianggap sah, apabila peserta terakhir
terompah 10 cm; dan ujung terompah bagian belakang
Tebal terompah 2,5 cm;Berat terompah melewati garis finish dengan tidak ada
seluruhnya untuk terompah 3 orang 4 kg kesalahan selama dalam perjalanan. Regu
(sepasang) terompah 5 orang 8 kg (sepasang). juga masih dianggap sah, waulupun regu
Aturan permainan bakiak diantaranya yaitu [4]: tersebut jatuh kedepan tetapi kedua kaki
a. Sebelum perlombaan dimulai, usia para masih kontak pada terompah meskipun
peseta diteliti untuk menentukan kelompok tangan menyentuh tanah;
usia. Regu yang sudah diteliti kelompok k. Peserta/regu dianggap gugur apabila,tidak
usianya, kemudian diberi nomor (dua) untuk berhasil mencapai garis finish,menginjak
dipasang di dada bagi peserta yang paling lintasan peserta lain, dengan sengaja
depan dan di punggung pemain paling mengganggu peserta lain, salah satu kaki
belakang; atau kedua kaki menginjak tanah artinya

ISSN 2407-9189 253


The 6th University Research Colloquium 2017
Universitas Muhammadiyah Magelang

salah satu kaki atau kedua kaki tidak ada Kenyataan yang terjadi dilapangan
kontak dengan terompah, terompah rusak menunjukkan bahwa dalam peningkatan
ditengah jalan, regu yang gugur tidak perlu kecerdasam khususnya kecerdasan motorik kasar,
meneruskan sampai garis finish. guru hanya mengajak anaknya dengan bermain
Manfaat Permainan Tradisional Bakiak ini lempar tangkap bola secara terus menerus
juga sangat bagus untuk melatih koordinasi sehingga anak merasa bosan. Selain itu pada saat
anggota tubuh, karena pada saat anak memainkan ini minat anak hanya tertuju pada keinginan
bakiak gerakkan tubuh dan kaki bergerak secara bermain di depan komputer saja.
bersama, melatih jiwa kepemimpinan, melatih Melalui permainan bakiak, kecerdasan
kesabaran, dan melatih kejasama antar tim. motorik kasar anak akan terlatih dan permainan
Permainan ini memiliki nilai afektif, kognitif dan ini mengajak anak untuk bermain di luar ruangan
psikomotor sebagai bentuk dari pelajaran sehingga akan memberikan semangat yang
pendidikan jasmani dan kesehatan. Lebih berbeda dari biasanya serta anak akan tertarik dan
terperinci sebagai berikut [4]: merasa senang. Adanya ketertarikan dana nak
a. Nilai afektif merasa senang dengan permainan engklek ini,
Nilai afektif adalah nilai keaktifan dalam kecerdasan motorik kasar anak akan terlatih dan
melaksanakan permainan ini. Nilai afektif yang meningkat.
baik saat anggota serius dalam bermain dan
melaksanakan tugas dengan baik dan benar.
b. Nilai kognitif
Nilai kognitif adalah nilai tertulis
berdasarkan penguasaan materi. Dinilai baik
apabila anggota mengerti aturan main dan
memahami perannya dalam permainan.
c. Nilai psikomotor
Nilai psikomotor adalah nilai perilaku dalam
permainan. Nilai ini berupa kehadiran dan
mentaati peraturan bermain. Psikomotor yang
baik harus melaksanakan permainan sesuai
peraturan permainan.
1.3. Pengaruh Permainan Engklek terhadap
Peningkatan Kecerdasan Kinestetik
Penggunaan permainan sangat berperan Gambar 1. Kerangka Konseptual Penelitian
penting dalam mencapai tujuan pembelajaran.
Keberhasilan dalam pembelajaran sangat 2. METODE
ditentukan oleh kreatifitas seorang guru dalam
Penelitian ini menggunakan rancangan
mengemas proses pembelajaran dalam bentuk
penelitian eksperimen dengan desain penelitian
permainan. Bermain merupakan kegiatan yang
One Group Pre-Postest Design. Eksperimen
anak-anak lakukan sepanjang hari karena bagi
dilakukan pada suatu kelompok saja tanpa
anak bermain adalah hidup dan hidup adalah
kelompok pembanding. Kelompok eksperimen
permainan (Mayesti, 1990:196-197). Anak usia
pada penelitian ini diberikan perlakuan selama
dini tidak membedakan antara bermain, belajar
jangka waktu tertentu dan selanjutnya dilakukan
dan bekerja. Anak-anak umumnya sangat
pengukuran kembali untuk melihat hasil
menikmati permainan dan akan terus
penelitian. Rancangan ini dapat digambarkan
melakukannya dimanapun mereka memiliki
sebagai berikut:
kesempatan.

254 ISSN 2407-9189


The 6th University Research Colloquium 2017
Universitas Muhammadiyah Magelang

One Group Pre-Postest Design Hasil pengukuran awal dapat dilihat pada
T1 X T2 table 3 dan hasil selengkapnya tentang
Gambar 2. Desain Penelitian Eksperimen pengukuran awal kecerdasan motorik kasar pada
Keterangan: seluruh subyek (N=15) terlampir. Berikut data
T1 : Pengukuran awal kecerdasan motorik kasar hasil pengukuran awal :
sebelum diberi perlakuan permainan bakiak Tabel 1. Deskripsi Hasil Pengukuran Awal
X : Perlakuan/ Treatment, berupa permainan Kecerdasan Motorik Kasar pada Anak
bakiak N Minimal Maksimal Mean
T2 : Pengukuran akhir kecerdasan motorik kasar 15 8 14 11,6
setelah diberi perlakuan permainan bakiak
Berdasarkan Tabel 1 dapat diketahui bahwa
Variabel dalam penelitian ini adalah ke 15 subyek penelitian memang masih memiliki
kelompok usia 2-4 tahun di Pos PAUD Ar- kecerdasan motorik kasar yang rendah. Dari hasil
Rayyan Desa Ringinanom Kec. Tempuran, Kab. pengukuran awal dapat dilihat bahwa nilai
Magelang Tahun Ajaran 2017/2018 sebanyak 15 minimal hanya mencapai 8 , nilai maksimal 14,
siswa. Pengambilan sampel menggunakan teknik dengan mean 11,6.
Total Sampling. Metode pengumpulan data Pengukuran akhir terhadap kecerdasan
dengan menggunakan lembar observasi dan motorik kasar pada anak telah dilakukan pada
unjuk kerja. Teknik analisis data yang tanggal, 7, 14 dan 21 Agustus 2017 di Pos
dipergunakan yaitu teknik analisis uji peringkat PAUD AR-Rayyan Kecamatan Tempuran
bertanda Wilcoxon dengan bantuan komputer Kabupaten Magelang yang berjumlah 15 anak
program SPSS for Windows versi 19.00. dengan durasi waktu 60 menit.
Pengukuran akhir terhadap kecerdasan
3. HASIL DAN PEMBAHASAN motorik kasar pada anak dilakukan dengan tujuan
Pengukuran awal kecerdasan motorik kasar untuk mengetahui hasil dari suatu tindakan
pada anak telah dilakukan pada tanggal 7, 14, 21 setelah diberikan pembelajaran dengan
Agustus 2017 di Pos PAUD Ar-Rayyan permainan tradisional bakiak. Dalam pengukuran
Kecamatan Tempuran Kabupaten Magelang yang akhir ini hal yang diukur mencakup kecerdasan
berjumlah 15 anak dengan durasi waktu 60 motorik kasar anak meliputi mampu berjalan di
menit. Pengukuran awal terhadap kecerdasan pematang sawah dengan seimbang, mampu
motorik kasar pada anak dilakukan dengan tujuan berjalan di atas papan titian dengan seimbang,
untuk mengetahui sejauh mana kecerdasan mampu melakukan koordinasi kaki kanan dan
motorik kasar anak sebelum adanya tindakan kaki kiri, mampu melakukan koordinasi tangan
pembelajaran permainan tradisional bakiak. kiri dan tangan kanan, mampu berjalan 5 m
Dalam pengukuran awal ini yang diukur adalah dengan bakiak tanpa jatuh, mampu berjalan 10 m
kecerdasan motorik kasar anak meliputi mampu dengan bakiak tanpa jatuh, dan tangan kanan dan
berjalan di pematang sawah dengan seimbang, tanan kiri tetap berpegangan bersama temannya
mampu berjalan di atas papan titian dengan ketika memakai bakiak.
seimbang, mampu melakukan koordinasi kaki Hasil pengukuran akhir dapat dilihat dalam
kanan dan kaki kiri, mampu melakukan tabel 5 dan hasil pengukuran akhir kecerdasan
koordinasi tangan kiri dan tangan kanan, mampu motorik kasar selengkapnya pada seluruh subyek
berjalan 5 m dengan bakiak tanpa jatuh, mampu (N=15) terlampir. Tabel 2 dimaksud sebagai
berjalan 10 m dengan bakiak tanpa jatuh, dan berikut :
tangan kanan dan tanan kiri tetap berpegangan
bersama temannya ketika memakai bakiak.

ISSN 2407-9189 255


The 6th University Research Colloquium 2017
Universitas Muhammadiyah Magelang

Tabel 2. Deskripsi Hasil Pengukuran Akhir akhir setelah diberi pembelajaran dengan
Kecerdasan Motorik Kasar Anak permainan tradisional bakiak.
N Minimal Maksimal Mean Pada kondisi awal subyek memiliki
15 8 27 23 kecerdasan motorik kasar dengan nilai tertinggi
Hasil pengukuran akhir yang disajikan pada hanya mencapai 14. Hal ini menunjukkan
Tabel 5 menunjukkan bahwa ke 15 subyek kecerdasan motorik kasar subyek rendah, akan
setelah diberikan tindakan pembelajaran dengan tetapi setelah dilakukan perlakuan pembelajaran
permainan tradisional bakiak, kecerdasan motorik dengan permainan tradisional bakiak telah terjadi
kasar subyek menunjukkan peningkatan yang peningkatan yang signifikan. Hal ini terlihat dari
signifikan. Hal ini dapat dilihat dari nilai minimal hasil pengukuran akhir subyek dengan nilai
8, nilai maksimal sebesar 27, serta mean tertinggi sebesar 27.
mencapai 23. Hasil penelitian menggunakan pembelajaran
Hasil penelitian diperoleh bahwa pada dengan permainan tradisional bakiak benar-benar
kolom asymp.sig. (2-tailed)/asymptotic dapat meningkatkan kecerdasan motorik kasar
significance untuk uji dua sisi adalah 0,001. Oleh anak. Karena dalam pembelajaran dengan
karena kasus adalah uji satu sisi, maka permainan tradisional bakiak dengan prosedur
probabilitas menjadi 0,001 / 2 = 0,0005. Di sini subyek diminta langsung untuk mampu berjalan
didapat probabilitas bahwa 0,05 (0,0005<0,05). di pematang sawah dengan seimbang, mampu
Maka Ho ditolak, atau Ada perbedaan kecerdasan berjalan di atas papan titian dengan seimbang,
motorik kasar anak pada pegukuran awal dan mampu melakukan koordinasi kaki kanan dan
pengukuran akhir setelah diberikan kegiatan kaki kiri, mampu melakukan koordinasi tangan
pembelajaran dengan permainan tradisional kiri dan tangan kanan, mampu berjalan 5 m
bakiak. Berdasarkan serangkaian pengujian dengan bakiak tanpa jatuh, mampu berjalan 10 m
tersebut, maka hipotesis penelitian yang bebunyi dengan bakiak tanpa jatuh, dan tangan kanan dan
“Permainan Tradisional Bakiak berpengaruh tanan kiri tetap berpegangan bersama temannya
terhadap peningkatan kecerdasan motorik kasar ketika memakai bakiak.
anak” terbukti kebenarannya. Hasil penelitian diatas meyakini bahwasanya
Banyak faktor yang mempengaruhi permainan tradisional bakiak mampu
kecerdasan motorik kasar anak, pembelajaran di meningkatkan kemampuan motorik kasar. Hal ini
sekolah dengan peran serta dari guru menjadi sejalan dengan apa yang dikemukakan oleh
salah satu faktor berkembangnya kecerdasan Campbell, Campbell dan Dickinson (2002 : 77-
motorik kasar anak, salah satu pembelajaran yang 96) bahwa tujuan materi program dalam
terbukti dapat meningkatkan kecerdasan motorik kurikulum yang dapat mengembangkan
kasar anak adalah pembelajaran dengan kecerdasan fisik antara lain : berbagai aktifitas
permainan tradisional bakiak. fisik, berbagai jenis olahraga, modeling, dansa,
Hasil penelitian menunjukkan adanya menari, body language. Dan dalam tataran
peningkatan kecerdasan motorik kasar anak operasionalnya permainan bakiak ini
setelah diberikan pembelajaran dengan menstimulan berbagai aktifitas fisik.
permainan tradisional bakiak. Dimulai dari Sementara itu, sebagaimana diutarakan oleh
kondisi awal dimana semua subyek penelitian Sujiono dan Sujiono (2004 : 290-292) terdapat
mempunyai kecerdasan motorik kasar rendah berbagai cara dan upaya dalam meningkatkan
kemudian diberikan perlakuan pembelajaran kecerdasan fisik motorik pada anak, diantaranya
dengan permainan tradisional bakiak, selanjutnya melalui menari, bermain peran, latihan
dilakukan pengukuran akhir, untuk keterampilan fisik dan olahraga. Permainan
membandingkan dengan kondisi awal. Berikut tradisional bakiak ini masuk pada latihan
akan dijelaskan perbandingan kondisi awal dan keterampilan fisik.

256 ISSN 2407-9189


The 6th University Research Colloquium 2017
Universitas Muhammadiyah Magelang

4. KESIMPULAN [4] Pontjopoetro, S. Dkk (2002). Permainan


Permainan tradisional berperan penting Anak, Tradisional dan Aktivitas Ritmik.
dalam pendidikan terutama dalam meningkatkan (Modul). Jakarta. Pusat Penerbitan UT
kecerdasan motorik kasar anak didik. Salah satu [5] Sanjaya, Wina. 2006. Strategi Pembelajaran
permainan tradisional yang disajikan dalam Berorientasi Standar Proses Pendidikan.
penelitian ini yaitu bakiak, terbukti dapat Jakarta: Kencana Prenada Media.
membantu meningkatkan kecerdasan motorik [6] Santoso, Singgih. 2009. Panduan Lengkap
kasar anak. Perlakuan terhadap anak didik Pos Menguasai Statistik Dengan SPSS 17.
PAUD Ar Rayyan Kecamatan Tempuran Jakarta : PT Elex Media Komputindo.
Kabupaten Magelang terbukti menunjukkan data
[7] Sujiono, Yuliani Nurani. 2010. Bermain
yang signifikan terhadap kecerdasan motorik
Kreatif Berbasis Kecerdasan Jamak.
kasar anak setelah dilakukan pembelajaran
Jakarta: Indeks
dengan permainan tradisional dengan bakiak.
[8] Wulandari, Dea. 2015. Permainan
Tradisional Sondah.
REFERENSI
http://deawulandari.blog.upi.edu/2015/10/21
[1] Bee, Hellen. The Growing Child An Applied /makalah-permainan -tradisional-sondah
Approach. Newyork: Longman
[2] Crain William. Teori Perkembangan Konsep
dan Aplikasi.Yogyakarta: Pustaka Pelajar
[3] Papalia, Diane E dkk. Human Development.
Jakarta: Kencana Prenada Media Group

ISSN 2407-9189 257


The 6th University Research Colloquium 2017
Universitas Muhammadiyah Magelang

258 ISSN 2407-9189

Anda mungkin juga menyukai