Anda di halaman 1dari 18

Jurnal Maenpo : Jurnal Pendidikan Jasmani kesehatan dan rekreasi

JM Volume 9 Nomor 1 Tahun 2019


https://jurnal.unsur.ac.id/maenpo

PENINGKATAN KEMAMPUAN GERAK MANIPULATIF


MELALUI PERMAINAN BOWLING BOTOL

Alawiyah Rahmah1,Yasbiati2, Lutfi Nur3, Ervan Kastrena4


1-3
Program Studi PGPAUD UPI Kampus Tasikmalaya, Indonesia
4
Program Studi PJKR Universitas Suryakancana Cianjur, Indonesia

E-mail : hurirahma22@gmail.com ervankastrena@unsur.ac.id, Lutfinur@upi.edu

Info Artikel Abstrak


Sejarah Artikel: Penelitian ini dilatarbelakangi oleh pentingnya kemampuan gerak
Diterima Maret 2019 manipulatif anak usia dini, dengan permasalahan yang muncul
Disetujui April 2019 yaitu kemampuan gerak manipulatif yang belum optimal pada anak
Dipublikasikan Juni 2019
kelompok A di RA Al Istiqomah Kota Tasikmalaya. Dalam
pembelajaran motorik kasar terutama dalam gerak manipulatif di
PAUD, permainan yang digunakan yaitu menangkap dan melempar
bola dilakukan berulang-ulang. Hal ini ditunjukan dengan indikator
kemampuan gerak manipulatif anak dalam melempar dan
menangkap bola yang masih rendah. Untuk mengatasi hal tersebut,
peneliti memilih dan menggunakan permainan bowling botol..
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah Penelitian
Tindakan Kelas Kolaboratif dengan desain penelitian Kemmis dan
Taggart. Subjek penelitian ini adalah anak kelompok A, guru RA
Al Istiqomah Kecamatan Cihideung Kota Tasikmalaya dan
observer. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah
observasi dan dokumentasi. Analisis data kuantitatif menggunakan
persentase dan data kualitatif menggunakan catatan lapangan.
Berdasarkan data yang diperoleh dan hasil analisis, disimpulkan
bahwa kemampuan guru dalam perencanaan pembelajaran dan
kemampuan guru dalam mengelola proses pembelajaran hasilnya
baik, ada perkembangan dari setiap tindakan siklus I sampai siklus
III. Kemampuan gerak manpulatif anak melalui permainan bowling
botol dari setiap siklus I sampai siklus III hasilnya baik
Keyword:
ManipulativeMotion Abstrack
Capability, Bottle
Bowling Game.
This research is motivated by the importance of manipulative
ability of early childhood, with the problems that arise that are not
optimal manipulative ability in children in group A in RA Al
Istiqomah Tasikmalaya City. In gross motor learning, especially in
manipulative movements in PAUD, the game used is catching and
throwing the ball repeatedly. This is indicated by an indicator of
the manipulative ability of the child in throwing and catching the
ball is still low.The method used in this research is Collaborative
Class Action Research with Kemmis and Taggart research design.
The subjects of this study were children of group A, teacher of RA
Al Istiqomah, District of Cihideung, Tasikmalaya City and
observers. Data collection techniques used are observation and
documentation. Quantitative data analysis uses percentages and
qualitative data using field notes. Based on the data obtained and
the results of the analysis, it was concluded that the teacher's ability
in learning planning and the teacher's ability to manage the
learning process was good, there was a development of each cycle

48
49│ Alawiyah Rahmah1,Yasbiati2, Lutfi Nur3, Ervan Kastrena4
Peningkatan Kemampuan Gerak Manipulatif Melalui Permainan Bowling Botol

I to cycle III. Manpulative motility capability of children through


bowling game bottle from every cycle I until cycle III result is good.

© 2019 Universitas Suryakancana

Alamat korespondensi: e-ISSN : 2721-7175 (online)


E-mail: p-ISSN : 2089-2341 (cetak)
Adirahadian@unsur.ac.id

PENDAHULUAN aspek perkembangan anak yaitu aspek-


aspek yang meliputi perkembangan fisik
Berdasarkan Undang-undang
motorik, kognitif, sosio emosional, bahasa,
Nomor 20 Tahun 2003 Tentang Sistem
moral dan agama. Salah satu aspek yang
Pendidikan Nasional yang berkaitan
harus dikembangkan yaitu fisik motorik
dengan Pendidikan Anak Usia Dini tertulis
meliputi perkembangan badan, otot kasar,
pada Pasal 28 ayat 1 yang berbunyi
dan otot halus yang disebut motorik kasar
“Pendidikan Anak Usia Dini adalah suatu
dan motorik halus. Sujiono (2005, hlm. 13)
upaya pembinaan yang ditujukan kepada
berpendapat bahwa gerakan motorik kasar
anak sejak lahir sampai dengan enam tahun
adalah kemampuan yang membutuhkan
dan bukan prasyarat untuk mengikuti
koordinasi sebagian besar bagian tubuh
pendidikan dasar”. Kemudian pada
anak. Gerakan motorik kasar melibatkan
Peraturan Menteri Pendidikan dan
aktivitas otot-otot besar seperti otot tangan,
Kebudayaan Republik Indonesia No 146
otot kaki, dan seluruh tubuh anak.
Tahun 2014 tentang Kurikulum 2013
Keterampilan gerak anak dapat
Pendidikan Anak Usia Dini ditegaskan
dikembangkan dengan baik apabila aspek-
bahwa,
aspek yang merupakan gerak dasar anak
”Pendidikan anak usia dini adalah
dikembangkan sejak awal yaitu gerak
suatu upaya pembinaan yang
lokomotor, gerak nonlokomotor, dan gerak
dituujukan kepada anak sejak lahir
manipulatif.
sampai dengan usia enam tahun
yang dilakukan melalui pemberian
Salah satu cara untuk meningkatkan
rangsangan pendidikan untuk
gerak manipulatif anak usia dini adalah
membantu pertumbuhan dan
dengan permainan. Hurlock (1978, hlm.
perkembangan jasmani dan rohani
280) mengemukakan bahwa permainan
agar anak memiliki kesiapan dalam
adalah proses aktivitas fisik atau psikis
memasuki pendidikan lebih lanjut.”
yang menyenangkan dan
Anak usia dini sedang berada pada
menggembirakan. Oleh karena itu guru
pertumbuhan dan perkembangan fisik
harus memahami bahwa banyak kegiatan
yang pesat. Dalam membahas
yang dikembangkan untuk pembentukan
perkembangan anak, digunakan istilah
otot. permainan yang dapat menarik

Jurnal MAENPO 2019


JM Volume 09 Nomor 1 Tahun 2019
50│ Alawiyah Rahmah1,Yasbiati2, Lutfi Nur3, Ervan Kastrena4
Peningkatan Kemampuan Gerak Manipulatif Melalui Permainan Bowling Botol

perhatian anak dan meningkatkan Vygotsky bahwa kondisi lingkungan sama


perkembangan gerak manipulatif anak usia pentingnya”. Menurut Nur, L dkk (2017,
dini yaitu bowling botol. Bowling botol hlm. 54) Perkembangan motorik kasar
adalah permainan yang dimainkan dengan berupa koordinasi gerakan tubuh seperti
cara menggelindingkan bola pada botol berlari, berjinjit, melompat, bergantung,
menggunakan tangan. Dengan permainan melempar, menangkap dan sebagainya.
bowling botol akan mengetahui Kegiatan tersebut diperlukan untuk
kemampuan gerak manipulatif anak dan meningkatkan kemampuan koordinasi
tumbuh kembang anak menjadi optimal. gerakan motorik kasar.
Hal ini sejalan dengan penelitian yang Menurut Hadis (dalam Yasbiati dkk. 2017,
dilakukan oleh Hikmah (2017) hlm. 47) untuk merangsang motorik kasar
menyimpulkan bahwa permainan bowling anak dapat dilakukan dengan melatih anak
dapat meningkatkan motorik kasar anak. untuk meloncat, memanjat, memeras,
Penelitian sebelumnya lebih berorientasi bersiul, membuat ekspresi muka senang,
pada perkembangan motorik kasar anak. sedih, gembira, berlari, berjinjit, berdiri
Sedangkan dalam penelitian ini yang akan diatas satu kaki, berjalan dititian dan
diangkat adalah motorik kasar mengenai sebagainya. Jadi dapat disimpulkan bahwa
peningkatan gerak manipulatif anak gerak motorik kasar adalah kemampuan
melalui permainan bowling botol. yang membutuhkan koordinasi sebagian
besar tubuh anak dan biasanya
KAJIAN PUSTAKA
memerlukan tenaga karena dilakukan oleh

1. Perkembangan Motorik Kasar Anak otot-otot besar. Pengembangan gerak

Usia Dini motorik kasar juga memerlukan koordinasi

Perkembangan motorik anak terbagi kelompok otot-otot tertentu yang dapat

menjadi dua bagian, yaitu gerak motorik membuat mereka dapat meloncat,

kasar dan gerak motorik halus. memanjat, berlari, berjalan, berjinjit,

Kemampuan motorik kasar seseorang berdiri diatas satu kaki, dan lain-lain.

berbeda-beda tergantung dengan 2. Perkembangan Gerak Manipulatif

banyaknya pengalaman gerak yang mereka Perkembangan gerak manipulatif

lakukan. Perkembangan motorik adalah suatu keterampilan memanipulasi

merupakan salah satu aspek pertumbuhan obyek sambil bergerak (Kastrena, dkk,

anak-anak yang begitu jelas terlihat. 2020). Kemampuan melempar dan

Sanders (dalam Beaty, 2013, hlm. 200) menangkap menjadi salah satu

mengemukakan bahwa “kami memahami kemampuan manipulatif yang sangat

bahwa perkembangan fisik seorang anak diperlukan. Sumantri (2005, hlm. 99)

bergantung pada biologinya tetapi kita juga mengemukakan bahwa “kemampuan

perlu mempertimbangkan pendapat menggunakan otot-otot besar ini bagi anak

Jurnal MAENPO 2019


JM Volume 09 Nomor 1 Tahun 2019
51│ Alawiyah Rahmah1,Yasbiati2, Lutfi Nur3, Ervan Kastrena4
Peningkatan Kemampuan Gerak Manipulatif Melalui Permainan Bowling Botol

usia dini tergolong pada kemampuan gerak memperoleh pengetahuan yang dapat
dasar, kemampuan ini dilakukan untuk mengembangkan kemampuan dirinya.
meningkatkan kualitas hidupnya”. Suyanto (2005, hlm. 119)
Selanjutnya kemampuan gerak dasar mengemukakan bahwa bermain memiliki
dibagi menjadi tiga kategori yaitu peranan penting dalam perkembangan
lokomotor, nonlokomotor, dan pada anak hampir semua bidang
manipulatif. Dian (2016, hlm. 77) perkembangan, baik perkembangan fisik,
mengemukakan gerak manipulatif adalah motorik, bahasa, intelektual, moral, sosial,
“gerakan yang memakai alat bantu seperti maupun emosional. Menurut Desmianti
bola. Contoh gerakan ini adalah melempar, (dalam Aryani, dkk, 2015) manfaat
menangkap, dan menyepak”. permainan bowling adalah “permainan
Samsudin (2016, hlm. 18) bowling ini lebih berguna untuk melatih
mengemukakan: ketepatan gerak, koordinasi mata-tangan,
Bentuk-bentuk kemampuan gerak dan motorik kasar melalui kegiatan
manipulatif terdiri dari gerak melempar terutama saat anak berupaya
mendorong (melempar, memukul, menggelindingkan bola ke sasaran yaitu
menendang) gerakan menerima pin bowling. dengan bermain bowling anak
(menangkap) objek adalah juga dapat melatih konsentrasi dan
kemampuan yang penting yang kesabaran.
dapat diajarkan dengan Asamasubrata (2012, hlm. 106)
menggunakan bola plastik yang mengartikan permainan bowling juga
terbuat dari bantalan karet (bola sebagai suatu jenis olahraga atau
medium) atau bola plastik dengan permainan menggelindingkan atau
gerakan memantul-mantulkan bola melempar bola dengan menggunakan
atau menggiring bola. tangan. Bola bowling dilemparkan ke pin
3. Aktivitas Permainan Bowling (gada) yang berderet dan berjumlah 10
Menurut Hurlock (1979, hlm. 280) buah yang telah di susun menjadi bentuk
mengemukakan bahwa permainan adalah segitiga jika dilihat dari atas. Desmianti
proses aktivitas fisik atau psikis yang (dalam Aryani, dkk, 2015) menyatakan
menyenangkan atau menggembirakan. bahwa permainan bowling merupakan
Sedangkan menurut Dwi, dkk (2016, hlm. permainan yang menggunakan gerakan
4) bermain adalah suatu kegitan yang mata dan tangan secara bersamaan,
dilakukan berulang-ulang dan permainan yang menggunakan alat sebagai
menimbulkan kesenangan atau kepuasan media melakukan kegiatan.
bagi diri seseorang dan kegiatan yang Langkah-langkah dalam permainan
anak-anak lakukan sepanjang hari, yang bowling menurut Strickland (dalam Aryani
nantinya melalui bermain anak akan dkk, 2015) yaitu:

Jurnal MAENPO 2019


JM Volume 09 Nomor 1 Tahun 2019
52│ Alawiyah Rahmah1,Yasbiati2, Lutfi Nur3, Ervan Kastrena4
Peningkatan Kemampuan Gerak Manipulatif Melalui Permainan Bowling Botol

1) Bola bowling akan dini, sehingga yang digunakan dalam


digelindingkan atau dilempar ke penelitian ini adalah botol bekas dan bola
pin yang berjumlah sepuluh karet. Untuk alasnya menggunakan banner
buah yang telah disusun menjadi berukuran 5x1M2 agar dapat dimainkan
bentuk segitiga jika dilihat dari dimana saja (indoor maupun outdoor).
atas. Banner tersebut diberi garis pinggir dan
2) Jika semua pin dijatuhkan dalam garis tengah sebagai jarak atau tanda untuk
sekali gelinding (lemparan) anak.
maka itu disebut strike Dalam melakukan aktivitas
3) Jikapun tidak dijatuhkan bermain, selalu ada langkah-langkah
sekaligus maka diberikan satu dalam pelaksanaanya. Langkah-langkah
kali kesempatan lagi untuk dalam melaksanakan aktivitas bermain
menjatuhkan pin yang tersisa bowling botol adalah sebagai berikut:
4) Bilamana pada lemparan kedua 1) Guru mengajak anak untuk berbaris,
tidak ada lagi pin tersisa disebut agar lebih kondusif dilakukan dengan
spare bernyanyi. Kemudian guru
5) Jika setelah dua kali masih ada menjelaskan aturan main sambil
pin yang tersisa maka disebut memperagakan cara bermainnya.
open prame (missed) yang Keaktifan anak dalam bermain
kesemuanya itu akan menandakan anak memahami akan
menentukan perhitungan angka aturan yakni, anak harus fokus
yang didapat dalam setiap game menangkap dan melempar bola pada
nya botol untuk menjatuhkan botol tersebut.
6) Pin akan kembali disusun 2) Kemudian anak berdiri dengan jarak 5
seperti semula untuk prame meter dari sasaran (pin)
selanjutnya 3) Teman-temannya yang lain berbaris
menunggu giliran
Permainan bowling di Taman Kanak- 4) Anak yang berada di barisan pertama
kanak dapat dilakukan dengan melempar bola pada pemain
memodifikasi permainan bowling baik itu 5) Posisi awal anak sebelum melempar
alat ataupun aturan permainannya sesuai adalah sikap berdiri tegak dan
dengan tingkat kemampuan anak usia memegang bola dengan menggunakan
kelompok A menjadi lebih sederhana dan tangan
dapat dipahami oleh anak. Bola bowling 6) Anak berdiri lurus mengarah ke pin
yang digunakan dalam permainan yang akan dilempar dan posisi kaki
umumnya memiliki ukuran yang berat dan berada tepat di batas garis permainan
tidak mungkin digunakan oleh anak usia untuk bersiap-siap melemparkan bola

Jurnal MAENPO 2019


JM Volume 09 Nomor 1 Tahun 2019
53│ Alawiyah Rahmah1,Yasbiati2, Lutfi Nur3, Ervan Kastrena4
Peningkatan Kemampuan Gerak Manipulatif Melalui Permainan Bowling Botol

7) Anak memegang bola, kemudian posisi dan Robbin Mc. Taggart Model penelitian
badan anak sedikit membungkuk tindakan kelas diatas terdiri dari beberapa
8) Anak kemudian melemparkan bola siklus. Setiap siklus terdiri dari
kearah botol yang ada didepan anak perencanaan, tindakan, observasi, dan
9) Setiap anak diberikan tiga kali refleksi.
kesempatan melempar, jika lemparan Model siklus yang dikembangkan
belum mengenai sasaran, anak dapat oleh Kemmis dan Mc. Taggart juga sering
mencoba kembai untuk melempar. disebut siklus spiral, dimana jika pada
siklus pertama rencana pembelajaran,
pelaksanaan pembelajaran dan hasil
METODE PENELITIAN
belajar kurang baik maka akan dilakukan
1. Jenis Penelitian
pada seklus kedua, dengan melakukan
Metode penelitian yang digunakan adalah
perbaikan-perbaikan sesuai dengan hasil
Penelitian Tindakan Kelas (PTK).
atau refleksi dari siklus pertama. Begitu
Sugiyono (2012, hlm. 3) mengemukakan
pula jikan siklus kedua masih ditemukan
bahwa metode penelitian secara umum
kekurangan pada rencana pembelajaran,
dapat diartikan sebagai cara ilmiah untuk
pelaksanaan pembelajaran dan hasil
mendapatkan data dengan tujuan dan
belajar maka akan dilanjutkan pada siklus
kegunaan tertentu. Maka dapat
ketiga, sampai penelitian yang dilakukan
disimpulkan bahwa metode penelitian
sesuai dengan tujuan yang diharapkan oleh
adalah suatu cara yang digunakan untuk
peneliti. Batas penelitian jika sudah sampai
mendapatkan data yang dilakukan secara
pada tahap saturasi atau sudah habis
ilmiah berdasarkan tujuan yang akan
gagasan dan juga keterbatasan waktu dari
dicapai.
peneliti.
Penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan
2. Subjek Penelitian
sebagai salah satu upaya untuk
Subjek penelitian adalah anak
meningkatkan kualitas proses dan hasil
kelas A RA Al-Istiqomah tahun ajaran
penbelajaran. Penelitian tindakan kelas
2017/2018 pada kelas A dengan jumlah
juga berguna bagi guru dalam
anak 16 orang. Pada penelitian tindakan
meningkatkan kreativitas guru dalam
kelas dibantu oleh guru kelas A yaitu Ibu
melakukan proses kegiatan pembelajaran
Rina Siti Hoeriah S.Pd.I. dan Ibu Eva
dan meningkatkan kompetensi dan
Farlina, S.Pd.I. Objek penelitian ini adalah
keprofesionalan seorang guru dalam
peningkatan kemampuan gerak
melakukan pembelajaran.
manipulatif anak melalui permainan
Model Penelitian Tindakan Kelas (PTK)
bowling botol.
yang digunakan dalam penelitian ini
3. Variabel dan Definisi Operasional
adalah model dikembangkan oleh Kemmis
Variabel

Jurnal MAENPO 2019


JM Volume 09 Nomor 1 Tahun 2019
54│ Alawiyah Rahmah1,Yasbiati2, Lutfi Nur3, Ervan Kastrena4
Peningkatan Kemampuan Gerak Manipulatif Melalui Permainan Bowling Botol

Sugiyono (2012, hlm. 60) dari data sebelumnya. Dimyanti (2013, hal.
mengemukakan variabel penelitian adalah 39) menjelaskan bahwa “Data sekunder
“segala sesuatu yang berbentuk apa saja diambil dari pihak mana saja yang bisa
yang ditetapkan oleh peneliti untuk memberikan tambahan data guna
dipelajari sehingga diperoleh informasi melengkapi kekurangan dari data yang
tentang hal tersebut, kemudian ditarik diperoleh melalui sumber data”. Dta
kesimpulan nya”. Dalam penelitian ini sekunder diambil dari dokumentasi di RA
terdapat dua variabel yakni: Al Istiqomah Kota Tasikmalaya.
1) Variabel proses : Permainan b. Sumber Data
bowling botol Sumber data penelitian ini berasal
2) Variabel hasil : Peningkatan dari kepustakaan yaitu dari buku, artikel,
kemampuan gerak manipulatif dan jurnal yang berkaitan dengan
4. Instrumen penelitian peennelitian ini. Dan lapangan dimana
Sugiyono (2012, hlm.148) dalam sebuah penelitian tida lepas dari kata
mengemukakan Instrumen penelitian lapangan, lapangan disini untuk
adalah suatu alat ukur yang digunakan mengumpulkan informasi menjadi sebuah
mengukur fenomena alam maupun sosial data dan kemudian akan itemukan
yang diamati. Pada tahap ini penulis hasilnya.
menggunakan lembar observasi yang c. Rencana Pelaksanaann
merupakan daftar serangkaian kegiatan Pembelajaran Harian (RPPH)
yang ada dalam penelitian dan sebagai Rencana Pelaksanaan Pembelajaran
objek yang akan diamati oleh peneliti. Jadi Harian (RPPH) adalah sumber data yang
dalam penelitian ini peneliti menggunakan diambil data-datanya untuk kepentingan
lembar observasi untuk mengetahui penelitian. RPPH yang digunakan tentang
kemampuan gerak manipulatif anak berbagai tema, hanya saja dikegiatan awal
melalui permainan bowling botol. ada motorik kasar yaitu permainan bowling
5. Pengumpulan Data botol.
a. Data 6. Teknik Pengumpulan Data
Pada penelitian ini menggunakan Teknik pengumpulan data
data primer dan data sekunder. Dimyanti merupakan langkah-langkah yang
(2013, hal. 39) menjelaskan “Data primer digunakan untuk mengumpulkan data.
diperoleh dari sumber data pertama, dari Teknik pengumpulan data yang digunakan
subjek atau objek penelitianlah data pada penelitian Peningkatan kemampuan
penelitian langsung diambil”. Sumber data gerak manipulatif melalui permainan
primer pada penelitian ini yaitu uru dan bowling botol di kelas A RA Al Istiqomah
anak kelompok A RA Al Istiqomah Kota Kota Tasikmalaya adalah observasi dan
Tasikmalaya. Pada data sekunder diambil dokumentasi yang berguna untuk

Jurnal MAENPO 2019


JM Volume 09 Nomor 1 Tahun 2019
55│ Alawiyah Rahmah1,Yasbiati2, Lutfi Nur3, Ervan Kastrena4
Peningkatan Kemampuan Gerak Manipulatif Melalui Permainan Bowling Botol

mengetahui sejauh mana perkembangan Sukardi (2015, hlm. 72) “analisis


anak, berikut penjelasannya: adalah proses memecahkan satu atau
a. Observasi beberapa permasalahan melalui data yang
Hadi (dalam Sugiyono, 2012 hlm. ada, dan kemudian memasukannya
203) mengemukakan bahwa “observasi kedalam komponen penelitian”.
merupakan suatu proses yang kompleks, “Menrut Sugiono (2012, hlm. 355)
suatu proses yang tersusun dari berbagai menyatakan bahwa analisis data
proses biologis dan psikologis. Dua adalah proses mencari menyusun
diantaranya adalah proses-proses secara sistematis data yang
pengamatan dan ingatan”. Observasi yang diperoleh dari hasil wawancara,
dilakukan pada penelitian ini adalah catatan lapangan, dan dokumentasi,
observasi partisipatif yaitu saya terlibat dengan cara menganalisiskan data
langsung dalam proses kegiatan kedalam kategori, menjabarkan
pembelajaran. Dalam penelitian ini, kedalam unit-unit, melakukan
peneliti mengobservasi secara langsung sintesa, menyusun ke dalam pola,
anak dan guru. Pada anak, peneliti memilih mana yang penting dan
mengobservasi kemampuan gerak yang akan dipelajari, dan membuat
manipulatif. Pada guru peneliti, kesimpulan sehingga mudah
mengobservasi kemampuan guru dalam dipahami diri sendiri maupun orang
perencanaan dan pelaksanaan lain”.
pembelajaran.
Menurut Wardhani (2007, hal. 59)
b. Dokumentasi
“Teknik analisis data adalah merangkum
Menurut Dimyanti (2013, hlm. 100)
data dengan cara yang akurat dan dapat
“metode dokumentasi yaitu teknik
dipertanggungjawabkan sehingga mampu
pengumpulan data penelitian mengenai
memberikn makna”. Analisis dalam
hal-hal atau variabel yang berupa transkip,
penelitian ni akan menggunakan deskriptif
buku, surat, koran, majalah, prasasti,
kuantitatif yaitu data yang dikumpulkan
notulen rapat, leger nilai, dan lain-lain”.
pada setiap pelaksanaan siklus dianalisis
Dalam penelitian ini mengambil
menggunakan teknik presentase.
gambar secara nyata pada saat kegiatan
Menurut Purwanto (2006, hlm. 102)
pembelajaran anak dalam peningkatan
persentase dapat dicari menggunakan
kemampuan gerak manipulatif melalui dan
rummus beikut:
kemampuan guru dalam perencanan dan
𝐹
P= 𝑥 100
pelaksanaan melalui permainan bowling 𝑁

botol serta memperkuat data yang telah Keterangan:


diperoleh. P = angka persentase
7. Teknik Analisis Data F = skor mentah yang diperoleh siswa

Jurnal MAENPO 2019


JM Volume 09 Nomor 1 Tahun 2019
56│ Alawiyah Rahmah1,Yasbiati2, Lutfi Nur3, Ervan Kastrena4
Peningkatan Kemampuan Gerak Manipulatif Melalui Permainan Bowling Botol

N = skor maksimum pembelajaran dan pelaksanaan


Adapun kriterianya yaitu sebagai berikut: pembelajaran khususnya pada
1. Kriteria sangat baik jika anak peningkatan kemampuan gerak
memperoleh nilai 76%-100% manipulatif melalui permainan bowling
2. Krritriaa baik jika anak memperoleh botol.
nilai 51%- 75% 2) Guru mengalami peningkatan
3. Kriterian cukup jika anak kemampuan dalam mengelola proses
memperoleh nilai 26%-50% pembelajaran dengan melalui
4. Kriteria kurang jika anak memperoleh permainan bowling botol untuk
nilai 0%-25% meningkatkan kemampuan gerak
Dari persntase di atas, penelitian ini manipulatif anak.
mengambil empat presentase yang di 3) Anak mengalami peningkatan
adaptasi dari pendapat Yoni (2010, hlm. kemampuan gerak manipulatif melalui
176) dan prosedur penelitian di TK atau permainan bowling botol yang telah
RA yaitu: mencapai indikator keberhasilan yang
Tabel 1. telah ditentukan yaitu minimal anak
Kriteria Kemampuan Gerak berada pada kriteria Berkembang
Manipulatif Sesuai Harapan (BSH).
No Kriteria Persentase
HASIL DAN PEMBAHASAN
BSB 76%-
1 (Berkembang 100% Penelitian penggunaan permainan
Sangat Baik) bowling botol untuk meningkatkan
BSH 51%-75% kemampuan gerak manipulatif anak telah
(Berkembang dilaksanakan melalui tiga siklus. Sebelum
2
Sesuai dilaksanakan terlebih dahulu pra tindakan
Harapan) yaitu pada tanggal 26 April 2018, siklus I
MB (Mulai 26%-50% dilaksanakan pada tanggal 07 Mei 2018
3
Berkembang) dengana tema Negaraku dan sub tema

BB (Belum 0%-25% wisata laut pada siklus I merupakan tahap


4
Berkembang) perencanaan dari permainan bowling

Keberhasilan penelitian tindakan botol. Siklus II dilaksanakan pada tanggal

kelas ditandai dengan adanya perubahan 08 Mei 2018, dengan tema Negaraku dan

menuju arah yang perbaikan. Berikut sub tema pegunungan. Siklus III

merupakan indikator keberhasilan pada dilaksanakan pada tanggal 09 Mei 2018

penelitian ini : dengan tema Negaraku dan sub tema

1) Guru mengalami peningkatan museum.

kemampuan dalam proses perencanaan

Jurnal MAENPO 2019


JM Volume 09 Nomor 1 Tahun 2019
57│ Alawiyah Rahmah1,Yasbiati2, Lutfi Nur3, Ervan Kastrena4
Peningkatan Kemampuan Gerak Manipulatif Melalui Permainan Bowling Botol

1) Pereencanaan Kegiatan dalam beberapa kendala, pada siklus II


Mengembangkan Kemampuan Gerak kemampuan guru dalam membuat
Manipulatif membuat Rencana Pelaksanaan
Perencanaan pembelajaran pada Pembelajaran Harian (RPPH) yaitu
Penelitian Tindakan Kelas ini dituangkan 70,83% masih dalam kriteria Cukup.
dalam tiga Rencana Pelaksanaan Kekurangan pada siklus II diperbaiki di
Pembelajaran Harian (RPPH) berikut siklus III sehingga peningkatan
merupakan tabel rekapitulasi kemampuan kemampuan guru dalam membuat
guru dalam membuat Rencana Rencana Pelaksanaan Pembelajaran
Pelaksanaan Pembelajaran Harian. Harian (RPPH) yaitu 79,16% sudah pada
kemampuan guru dalam membuat kriteria baik.
RPPH mengalami peningkatan hal ini peningkatan kemampuan guru
dapat terjadi karena adanya perbaikan- dalam membuat Rencana Pelaksanaan
perbaikan yang dilakukan oleh guru. Data Pembelajaran dari siklus I, siklus II, dan
hasil observasi penilaian Rencana siklus III dapat dilihat pada gambar berikut
Pelaksanaan Pembelajaran Harian (RPPH) ini :
pada siklu I diperoleh kekurangan yaitu
100% 70,83 79,16
dalam pengembangan rancangan dalam 64,58
80% % %
permainan bowling botol masih kurang %
60%
optimat, pemilihan metode pembelajaran
40%
pada kegiatan permainan bowling botol
masih belum optimal, pemanfaatan media
20%

dalam kegiatan permainan bowling botol 0%


Siklu Siklu Siklu
masih belum optimal, pemanfaatan media sI s II s III
dalam permainan bowling botol masih Persentas
64,58% 70,83% 79,16%
e
belum optimal, dan persiapan guru
Gambar 4.1
terutama dalam kelengkapan dari
Hasil Rekapitulasi Kemampuan Guru
lampiran-lampiran masih kurang. Pada
dalam Perencanaan Pembelajaran
siklus I kemampuan guru dalam membuat
Siklu I, Siklus II, Siklus III
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran
Secara umum hasil observasi
Harian (RPPH) yaitu 64,58% dalam
kemampuan guru dalam kegiatan
kriteria cukup. Kekurangan pada siklus I
permainan bowling botol mengalami
diperbaiki dalam perencanaan pada siklus
peningkatan dari setiap siklusnya, yaitu
II. Pada siklus II kekurangan dari siklus I
siklus I, siklus II, dan siklus III.
sudah diperbaiki namun dalam kesesuaian
pada siklus I merupakan tahap
tema dengan kegiatan masih belum
persiapan kegiatan permainan bowling
diperbaiki secara optimal dikarenakan

Jurnal MAENPO 2019


JM Volume 09 Nomor 1 Tahun 2019
58│ Alawiyah Rahmah1,Yasbiati2, Lutfi Nur3, Ervan Kastrena4
Peningkatan Kemampuan Gerak Manipulatif Melalui Permainan Bowling Botol

botol mengalami kekurangan yaitu dalam melempar bola pada botol (hingga botol
mengkondisikan anak masih kurang terjatuh) permainan bowling botol ini
menguasai sehingga anak tidak kondusif. dilakukan secara bergantian dan tidak
Jadi kemampuan guru dalam pembelajaran dibatasi jumlah pemainnya. Rahayudi
melalui permainan bowling botol pada (2012, hlm. 305) “gerak manipulatif adalah
siklus I yaitu mencapai 60 berada dalam gerakan yang memerlukan koordinasi
kriteria cukup. dengan ruang dan benda yang ada
Kekurangan pada siklus I tersebut disekitarnya. Gerak manipulatif
sudah diperbaiki pada siklus II, yaitu guru melibatkan tindakan mengontrol suatu
sudah mampu mengkondisikan anak. Pada objek khususnya dengan tangan dan kaki.”
siklus II merupakan tahap pelaksanaan dari
permainan bowling botol yang sebelumnya Persentase
sudah direncanakan pada siklus I, 100%
diperoleh kekurangan pada siklus II yaitu 50%
guru kurang memotivasi dan membimbing 0%
Siklus I Siklus II Siklus III
anak saat pelaksanaan permainan bowling
botol sehingga anak kurang terlibat aktif, Persentase

jadi kemampuan guru pada siklus II Gambar 4.2


mencapai skor 65 berada pada kriteria Hasil Rekapitulasi Kemampuan Guru
cukup. dalam Pelaksanaan Pembelajaran
Pada siklus III merupakan tahap Melalui Permainan Bowling Botol Siklus
penilaian dari kegiatan pembelajaran I, Siklus II, Siklus III
melalui permainan bowling botol, Kemampuan gerak manipulatif
kekurangan pada siklus II sudah diperbaiki sangat penting untuk anak, tanpa
pada siklus III, jadi kemampuan guru kemampuan gerak manipulatif yang
dalam kegiatan pembelajaran melalui memadai, aktivitas anak seringkali
permainan bowling botol mencapai skor 75 terhambat dan hasilnya tidak optimal.
berada pada kriteria baik. Kemampuan gerak manipulatif lebih
Kegiatan pembelajaran melalui banyak melibatkan tangan dan kaki, tetapi
permainan bowling botol dapat bagian tubuh lain juga dapat digunakan
meningkatkan kemampuan gerak serta gerak manipulatif terlibat dalam
manipulatif anak. “permainan bowling kehidupan sehari-hari. Contoh gerakan
botol ini anak dapat melakukan gerakan- manipulatif adalah melempar, menangkap,
gerakan seperti menangkap dan melempar. menendang, menggiring, dan memukul.
Sehingga dapat meningkatkan koordinasi Kemampuan gerak manipulatif
mata dan tangan. Bowling botol adalah perlu dikembangkan sejak dini, berikut
sebuah latihan yang dilakukan dengan cara

Jurnal MAENPO 2019


JM Volume 09 Nomor 1 Tahun 2019
59│ Alawiyah Rahmah1,Yasbiati2, Lutfi Nur3, Ervan Kastrena4
Peningkatan Kemampuan Gerak Manipulatif Melalui Permainan Bowling Botol

merupakan perkembangan kemampuan Melalui Permainan Bowling Botol Siklus


gerak manipulatif anak 4-5 tahun dalam I, Siklus II, Siklus III
Standar Tingkat Pencapaian kemampuan gerak manipulatif
Perkembangan Anak dalam Permendikbud indikator melakukan gerakan menangkap
No 137 tahun 2014, yaitu: bola secara tepat dan melempar bola secara
1) Melempar sesuatu secara terarah terarah siklus I pada kriteria Belum
2) Menangkap sesuatu secara tepat Berkembang (BB) enam anak dengan
3) Menendang sesuatu secara terarah persentase37,5%, 10 anak dengan
Peningkatan kemampuan gerak persentase 62,5% beada pada kriteria
manipulatif anak dilakukan sebanyak III Mulai Berkembang (MB). Pada siklus II
siklus, siklus I dilaksanakan pada tanggal kriteria Belum Berkembang (BB) 2 orang
07 Mei 2018, siklus II dilaksanakan pada anak dengan persentase 12,5%, 10 orang
tanggal 08 Mei 2018, dan siklus III anak berada pada kriteria Mulai
dilaksanakan pada tanggal 09 Mei 2018. Berkembang (MB) dengan persentase
Penelitian ini menggunakan empat kriteria 56,25%, dan 4 orang anak berada pada
penilaian yaitu Belum Berkembang (BB) kriteria Berkembang Sesuai Harapan
dengan persentase 0%-25%, Mulai (BSH) dengan persentase 25%. Dan pada
Berkembang (MB) dengan persentase 26- siklus III pada kriteria Mulai Berkembang
50%, Berkembang Sesuai Harapan (BSH) (MB) dua orang dengan persentase 12,5%,
dengan persentase 51%-75%, Berkembang pada kriteria Berkembang Sesuai Harapan
Sangat Baik (BSB) dengan persentase (BSH) enam orang dengan persentase
76%-100%. Untuk memperjelas 37,5%, dan pada kriteria Berkembang
rekapitulasi peningkatan kemampuan Sangat Baik (BSB) delapan orang dengan
gerak manipulatif anak dari mulai siklus I, persentase 50%.
siklus II, dan siklus III dapat dilihat pada Data pada gambar 4.3 menunjukan bahwa
gambar 4.3 berikut: kemampuan gerak manipulatif anak
mengalami peningkatan setelah
menggunakan kegiatan pembelajaran
Chart Title
melalui permainan bowling botol.
100,00%
Kegiatan pembelajaran melalui permainan
0,00% bowling botol dapat meningkatkan
Siklus I Siklus II Siklus IIII
-100,00% kemampuan gerak manipulatif anak.

BB MB BSH BSB Permainan bowling botol ini anak dapat


melakukan gerakan menangkap secara
Gambar 3. Hasil Rekapitulasi tepat dan melempar secara terarah.
Kemampuan Gerak Manipulatif Anak Permainan bowling botol ini dilakukan
secara bergantian dan tidak terbatas jumlah

Jurnal MAENPO 2019


JM Volume 09 Nomor 1 Tahun 2019
60│ Alawiyah Rahmah1,Yasbiati2, Lutfi Nur3, Ervan Kastrena4
Peningkatan Kemampuan Gerak Manipulatif Melalui Permainan Bowling Botol

pemain. Menurut Heri Rahayudi (2012, meningkatkan kemampuan gerak


hlm. 305) gerak manipulatif adalah manipulatif anak pada kelompok A RA Al
gerakan yang memerlukan koordinasi Istiqomah Kota Tasikmalaya, dapat
dengan ruang dan benda yang ada diperoleh kesimpulan sebagai berikut:
disekitarnya. Gerak manipulatif 1) Perencanaan pembelajaran melalui
melibatkan tindakan mengontrol suatu permainan bowling botol untuk
objek khususnya dengan tangan dan kaki. meningkatkan kemampuan gerak
Secara umum keseluruhan aspek manipulatif anak pada kelompok A RA
kinerja guru dan perkembangan Al Istiqomah Kota Tasikmalaya yang
kemampuan gerak manipulatif anak dari disusun oleh peneliti sudah sesuai
mulai siklus I, siklus II, dan siklus III dapat dengan kriteria keberhasilan. Rencana
dikatakan berhasil walaupun tingkat Pelaksanaan Pembelajaran Harian
ketercapaiannya belum sempurna. Pada (RPPH) yang digunakan sebagai
pembelajaran siklus III peningkatan pedoman pelaksanaan pembelajaran.
kemampuan gerak manipulatif melalui Selain itu peneliti mempersiapkan
permainan bowling botol yang terdiri dari lembar observasi kemampuan guru
persiapan dengan membuat Rencana dalam merencanakan pembelajaran
Pelaksanaan Pembelajaran Harian maupun kemampuan guru dalam
(RPPH), pelaksanaan kegiatan melaksanakan pembelajaran melalui
pembelajaran melalui permainan bowling permainan bowling botol serta lembar
botol telah meningkat secara optimal, oleh observasi anak. Kemampuan guru
karena itu penelitian dihentikan hingga dalam merencanakan pembelajaran
siklus III karena kemampuan gerak melalui permainan bowling botol untuk
manipulatif anak sudah meningkat sesuai meningkatkan kemampuan gerak
dengan indikator keberhasilan yang telah manipulatif anak mengalami
ditentukan. Dengan demikian dapat peningkatan pada setiap siklus. Dalam
disimpulkan bahwa permainan bowling siklus I kemampuan guru dalam
botol dapat meningkatkan kemampuan merencanakan pelaksanaan
gerak manipulatif anak pada kelompok A pembelajaran ini termasuk kedalam
RA Al Istiqomah Kota Tasikmalaya kategori cukup dan perlu ditingkatkan
KESIMPULAN kembali, siklus II termasuk kedalam
Simpulan kategori cukup dan perlu ditingkatkan
Berdasarkan hasil Penelitian kembali, dan siklus III sudah termasuk
Tindakan Kelas yang telah dilaksanakan kedalam kategori baik. Hal ini terjadi
melalui beberapa tindakan dari siklus I, karena adanya refleksi serta perbaikan-
siklus II, siklus III mengenai penerapan perbaikan yang telah dilaksanakan.
permainan bowling botol untuk

Jurnal MAENPO 2019


JM Volume 09 Nomor 1 Tahun 2019
61│ Alawiyah Rahmah1,Yasbiati2, Lutfi Nur3, Ervan Kastrena4
Peningkatan Kemampuan Gerak Manipulatif Melalui Permainan Bowling Botol

2) Pelaksanaan pembelajaran dengan Mulai Berkembang (MB). Dari dua


melalui permainan bowling botol untuk indikator tersebut terdapat satu
meningkatkan kemampuan gerak indikator yang paling banyak di
manipulatif anak di kelompok A RA Al lakukan oleh anak yaitu melempar bola
Istiqomah Kota Tasikmalaya ternyata secara terarah. Dan pada siklus III
dapat meningkatkan kemampuan guru dengan indikator menangkap bola
dalam kegiatan pembelajaran melalui secara tepat dan melempar bola secara
permainan bowling botol. Hali ini terarah termasuk kedalam kategori
dibuktikan dengan adanya peningkatan Berkembang Sangat Baik (BSH). Dari
kemampuan guru dalam melaksanakan dua indikator terdapat satu indikator
pembelajaran pada setiap siklus. Pada yang banyak di lakukan oleh anak yaitu
siklus I kemampuan guru dalam melempar bola secara terarah.
merencanakan pelaksanaan 1. Implikasi
pembelajaran ini termasuk ke dalam Penelitian ini dilakukan dalam
kategori cukup dan perlu ditingkatkan konteks pendidikan, sehingga kesimpulan
kembali, siklus II termasuk kedalam yang peneliti simpulkan mempunyai
kategori cukup dan perlu ditingkatkan keterlibatan dan implikasi dalam konteks
kembali, dan siklus III sudah termasuk pendidikan dan penelitian selanjutnya.
kedalam kategori baik. Peningkatan ini Dengan demikian implikasi dari penelitian
terjadi karena adanya refleksi dan ini sebagai berikut:
perbaikan-perbaikan yang telah 1) Memberikan impormasi mengenai
dilakukan. kegiatan pembelajaran melalui
3) Kemampuan gerak manipulatif anak di permainan bowling botol dalam
kelompok A RA Al Istiqomah Kota pembelajaran dapat mengembangkan
Tasikmalaya mengalami peningkatan kemampuan gerak manipulatif anak.
yang baik pada setiap siklus. Dalam 2) Memotivasi guru untuk menciptakan
siklus I dengan indikator melakukan inovasi dalam kegiatan pembelajaran
menangkap secara tepat dan melempar yang lebih efektif sehingga kemampuan
secara terarah termasuk kedalam gerak manipulatif anak dapat
kategori Mulai Berkembang (MB). Dari berkembang optimal.
dua indikator terdapat indikator yang 3) Memberikan gambaran kepada guru
paling banyak dilakukan oleh anak dalam merancang pembelajaran melalui
yaitu anak mampu melempar bola kegiatan permainan bowling botol.
secara terarah. Sedangkan pada siklus II 2. Rekomndasi
dengan indikator mampu menangkap Dalam meningkatkan kualitas
bola secara tepat dan melempar bola pembelajaran untuk meningkatkan
secara terarah masih dalam kategori kemampuan gerak manipulatif anak usia

Jurnal MAENPO 2019


JM Volume 09 Nomor 1 Tahun 2019
62│ Alawiyah Rahmah1,Yasbiati2, Lutfi Nur3, Ervan Kastrena4
Peningkatan Kemampuan Gerak Manipulatif Melalui Permainan Bowling Botol

dini, peneliti menyampaikan beberapa Aryani P, dkk. (2015). Penerapan Metode


rekomendasi sebagai berikut: Pemberian Tugas Berbantuan
a. Bagi Guru Media Bowling Untuk
Proses pembelajaran yang dilakukan Meningkatkan Kemampuan
oleh guru dapat dijadikan landasan bahwa Mengenal Konsep Huruf Pada
kegiatan pembelajaran pada anak usia dini Anak. Universitas Pendidikan
tidak hanya belajar di dalam kelas, tetapi Ganesha. e-Journal PG PAUD, 3
anak dapat belajar dari lingkungan sekitar. (1), 3.
Guru dapat memilih kegiatan yang tepat Asmasubrata, G. (2012). Serba Tahu Dunia
dan tepat untuk digunakan dalam proses Olahraga. Surabaya: Dafa
pembelajaran di kelas dan sesuai dengan Publishing
minat dan kebutuhan anak khususnya Beaty, J.J. (2013). Observasi
kegiatan pembelajaran yang dapat Perkembangan Anak Usia Dini.
meningkatkan kemampuan gerak Jakarta: Kencana
manipulatif anak usia dini salah satunya Dimyanti, J. (2013). Metodologi Penelitian
permainan bowling botol. Pendidikan dan Aplikasinya paa
b. Bagi Sekolah Pendidikan Anak Usia Dini
Diharapkan, sekolah merupakan (PAUD). Jakarta: Kencana.
beberapa kegiatan pembelajaran yang Djamarah, S.B, dan Zein, A. (2010).
sesuai dengan minat dan kebutuhan anak, Strategi Belajar Mengajar. Jakarta:
sehingga kemampuan gerak manipulatif Rineka Cipta
anak dapat berkembang secara optimal. Hurlock, E.B. (1978). Perkembangan
c. Bagi Peneliti Lainnya Anak. Jakarta: Penerbit Erlangga.
Peneliti mengenai cara Hidayanti, M. (2013). Peningkatan
meningkatkan kemampuan gerak Kemampuan Motorik Kasar Anak
manipulatif melalui permainan bowling Melalui Permainan Bakiak.
botol pada proses pembelajaran ini masih Universitas Negeri Jakarta. Jurnal
mempunyai banyak kekurangan yang Pendidikan Anak Usia Dini, 7 (1),
harus diperbaiki. Peneliti selanjutnya dapat 196.
berinovasi dengan menerapkan kegiatan Hidayat, S. Dan Nurl, L. (2018). Nilai
yang lebih baik. Sehingga anak semakin Karakter, Berfikir Kriti Dan
antusuias dalam mengikuti kegiatan Psikomotorik Anak Usia Dini.
pembelajaran. Universitas Pendidikan Indonesia
DAFTAR PUSTAKA Kampus Tasikmalaya. Jurnal
Arikunto, S. (2008). Prosedur Penelitian ilmiah VISI PGTK PAUD dan
Suatu Pendekatan Praktis. Jakarta: DIKMAS, 13 (1), 30. Doi:
Rineka Cipta.

Jurnal MAENPO 2019


JM Volume 09 Nomor 1 Tahun 2019
63│ Alawiyah Rahmah1,Yasbiati2, Lutfi Nur3, Ervan Kastrena4
Peningkatan Kemampuan Gerak Manipulatif Melalui Permainan Bowling Botol

https://doi.org./10.21009/JIV.130 ak Usia Dini. Program


1.4 Studi PGPAUD UPI Kampus
Iskandar, B. (2005). Pengembangan Tasikmalaya. Jurnal PGPAUD
Motorik Anak Usia Pra Sekolah. Agapedia, 1 (2). 172.
Bandung: Departemen Pendidikan Nur, L. dkk. (2017). Permainan Bola Kecil
Nasional Untuk Meningkatkan
Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI). Keterampilan Motorik Kasar Anak
Kastrena, E., Suherman, A., Ma’mun, A., Usia Dini Pada Kelompok B di TK
Nugraha, E., &. Nur, L. (2020). Pertiwi DWP Kota Tasikmalaya.
Long Jump Ability: A Comparison Program Studi PGPAUD UPI
Between Students with High and Kampus Tasikmalaya. Jurnal
Low Physical Fitness. Proceedings PGPAUD Agapedia, 1 (1). 54.
of the 4th International Conference Peraturan Menteri Pendidikan dan
on Sport Science, Health, and Kebudayaan Nomor 137 Tahun
Physical Education (ICSSHPE 2014
2019). Atlantis Press. Tentang Standar Nasional Pendidikan
Katmini, dan Tanjung, H.W. (2005). Anak Usia Dini.
Bermain Melalui Gerak dan Lagu Purwanto, N. (2006). Prinsip-Prinsip dan
di Teknik Evaluasi Pengajaran.
Kelas. Jakarta: PT Indeks. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.
Mirawati, dan Rahmawati, E. (2017). Rahyudi, H. (2012). Teori-Teori Belajar
Permainan Modifikasi Untuk Dan Aplikasi Pembelajaran
Stimulasi Motorik
Keterampilan Gerak Dasar Manipulatif Deskripsi dan Tinjauan Kritis. Bandung:
Anak Usia 2-4 Tahun. Jurnal Referens
Pendidikan: Early Childhood. 2, 7- Hikmah, R.D.N. (2017). Penerapan
8. Bermain Bowling Dalam
Musfiroh, T. dan Tatminingsih, S. (2015). Meningkatkan Motorik Kasar
Bermain Dan Permainan Anak. Anak Usia Dini di Raudhatul
Tanggerang Selatan: Universitas Athfal Nahdatul Ulama Mataram
Terbuka. Baru Lampung Timur. Insitut
Nur, L. (2016). Pendidikan Jasmani Dan Agama Islam Negeri Raden Intan
Olahraga. Bandung: Rizqi Press Lampung.
Nur, L. dkk. (2017). Permainan Samsudin. (2008). Pembelajaran
Tradisional Kaulinan Barudak Pendidikan Jasmani Olahraga dan
Untuk Mengembangkan Sikap kesehatan (SD/MI). Jakarta
Empati dan Pola Gerak Dasar An

Jurnal MAENPO 2019


JM Volume 09 Nomor 1 Tahun 2019
64│ Alawiyah Rahmah1,Yasbiati2, Lutfi Nur3, Ervan Kastrena4
Peningkatan Kemampuan Gerak Manipulatif Melalui Permainan Bowling Botol

Sari P, dkk. (2016). Penerapan Permainan Sumantri, M.S. dan Endrawati, T. (2010).
Bola Gelinding (Bowling) Untuk Kemampuan Sosialisasi Dan
Meningkatkan Kemampuan Gerak Manipulatif Anak Usia
Mengenal Bilangan Pada Anak Dini. Jakarta Utara.
Kelompok A. e-Jurnal Pendidikan Suyanto, S. (2005). Konsep Dasar
Anak Usia Dini Universitas Pendidikan Anak Usia Dini.
Pendidikan Ganesha Jurusan Yogyakarta: Universitas Negeri Yogyakart
Pendidikan Guru Pendidikan Anak Tedjasaputra, S.M. (2001). Bermain,
Usia Dini, 4 (2), hlm,4. Mainan, dan Permainan. Jakarta:
Sujiono, B. (2005). Metode Grasindo.
Pengembangan Fisik. Jakarta: Undang-Undang nomor 20 tahun 2003
Universitas tentang Sistem Pendidikan
Terbuka. Nasional Bab 1 pasal 1 butir 14.
Sugiyono. (20 11). Metode Penelitian Vanagosi, D. (2016). Konsep Gerak Dasar
Pendidikan Anak Usia Dini. Untuk Anak Usia Dini. Jurnal
Jakarta: Kualitatif dan R&D). Pendidikan Kesehatan Rekreasi.
Bandung: Alfa Beta. Fakultas Pendidikan Olahraga dan
Sugiyono. (2013). Metode Penelitian Kesehatan, IKIP PGRI Bali
Pendidikan.(Pendekatan Program Studi Pendidikan
Kuantitatif, Kualitatif dan R&D). Jasmani, Kesehatan, dan Rekreasi,
Bandung. Alfa Beta. 1 (72-76), 77.
Ma’mun, A. dan Yudha, M.S. (2000). Wardhani, IGK. (2008). Penelitian
Perkembangan Gerak dan Belajar. Tindakan Kelas. Jakarta:
Direktorat Jenderal Pendidikan Universitas Terbuka.
Dasar dan Menengah. Yasbiati, dan Nur, L. (2017). Strategi
Sujiono, N.Y. (2013). Konsep Dasar Pengembangan Fisik Motorik.
Pendidikan Anak Usia Dini. Tasikmalaya
Jakarta: Universitas Suryakancana,
PT Indeks. Cianjur.
Sulistyani, B. (2016). Jurnal Pendidikan MS. TAUFIK(2018), Meningkatkan
Anak Usia Dini Edisi 9 Tahun ke- Teknik Dasar Dribbling
5 2016 919. Paud FIP: Universitas Sepakbola Melalui Modifikasi
Negeri Jakarta.
Permainan Jurnal Pendidikan
Sumantri. (2005). Model Pengembangan
Jasmani Kesehatan dan
Keterampilan Motorik Anak Usia
Rekreasi 8 Halaman 2 Penerbit
Dini Taman K anak-Kanak. Jakarta:
JURNAL MAENPO
DEPDIKNAS

Jurnal MAENPO 2019


JM Volume 09 Nomor 1 Tahun 2019
65│ Alawiyah Rahmah1,Yasbiati2, Lutfi Nur3, Ervan Kastrena4
Peningkatan Kemampuan Gerak Manipulatif Melalui Permainan Bowling Botol

(2017). Kurikulum pembinaan


sepakbola a seluruh
Solihin. (Agustus 2010). “menendang
Indonesia. Jakarta selatan : PSSI.
dengan kaki bagian dalam”.
Wina Sanjaya, (Jakarta 2011).
Artikel, hlm 66.Persatuan
“perencanaan dan desain system
Sepakbola Seluruh Indonesia.
pembelajaran”. Artikel, hlm 21

Jurnal MAENPO 2019


JM Volume 09 Nomor 1 Tahun 2019

Anda mungkin juga menyukai