48
49│ Alawiyah Rahmah1,Yasbiati2, Lutfi Nur3, Ervan Kastrena4
Peningkatan Kemampuan Gerak Manipulatif Melalui Permainan Bowling Botol
menjadi dua bagian, yaitu gerak motorik membuat mereka dapat meloncat,
Kemampuan motorik kasar seseorang berdiri diatas satu kaki, dan lain-lain.
merupakan salah satu aspek pertumbuhan obyek sambil bergerak (Kastrena, dkk,
Sanders (dalam Beaty, 2013, hlm. 200) menangkap menjadi salah satu
bahwa perkembangan fisik seorang anak diperlukan. Sumantri (2005, hlm. 99)
usia dini tergolong pada kemampuan gerak memperoleh pengetahuan yang dapat
dasar, kemampuan ini dilakukan untuk mengembangkan kemampuan dirinya.
meningkatkan kualitas hidupnya”. Suyanto (2005, hlm. 119)
Selanjutnya kemampuan gerak dasar mengemukakan bahwa bermain memiliki
dibagi menjadi tiga kategori yaitu peranan penting dalam perkembangan
lokomotor, nonlokomotor, dan pada anak hampir semua bidang
manipulatif. Dian (2016, hlm. 77) perkembangan, baik perkembangan fisik,
mengemukakan gerak manipulatif adalah motorik, bahasa, intelektual, moral, sosial,
“gerakan yang memakai alat bantu seperti maupun emosional. Menurut Desmianti
bola. Contoh gerakan ini adalah melempar, (dalam Aryani, dkk, 2015) manfaat
menangkap, dan menyepak”. permainan bowling adalah “permainan
Samsudin (2016, hlm. 18) bowling ini lebih berguna untuk melatih
mengemukakan: ketepatan gerak, koordinasi mata-tangan,
Bentuk-bentuk kemampuan gerak dan motorik kasar melalui kegiatan
manipulatif terdiri dari gerak melempar terutama saat anak berupaya
mendorong (melempar, memukul, menggelindingkan bola ke sasaran yaitu
menendang) gerakan menerima pin bowling. dengan bermain bowling anak
(menangkap) objek adalah juga dapat melatih konsentrasi dan
kemampuan yang penting yang kesabaran.
dapat diajarkan dengan Asamasubrata (2012, hlm. 106)
menggunakan bola plastik yang mengartikan permainan bowling juga
terbuat dari bantalan karet (bola sebagai suatu jenis olahraga atau
medium) atau bola plastik dengan permainan menggelindingkan atau
gerakan memantul-mantulkan bola melempar bola dengan menggunakan
atau menggiring bola. tangan. Bola bowling dilemparkan ke pin
3. Aktivitas Permainan Bowling (gada) yang berderet dan berjumlah 10
Menurut Hurlock (1979, hlm. 280) buah yang telah di susun menjadi bentuk
mengemukakan bahwa permainan adalah segitiga jika dilihat dari atas. Desmianti
proses aktivitas fisik atau psikis yang (dalam Aryani, dkk, 2015) menyatakan
menyenangkan atau menggembirakan. bahwa permainan bowling merupakan
Sedangkan menurut Dwi, dkk (2016, hlm. permainan yang menggunakan gerakan
4) bermain adalah suatu kegitan yang mata dan tangan secara bersamaan,
dilakukan berulang-ulang dan permainan yang menggunakan alat sebagai
menimbulkan kesenangan atau kepuasan media melakukan kegiatan.
bagi diri seseorang dan kegiatan yang Langkah-langkah dalam permainan
anak-anak lakukan sepanjang hari, yang bowling menurut Strickland (dalam Aryani
nantinya melalui bermain anak akan dkk, 2015) yaitu:
7) Anak memegang bola, kemudian posisi dan Robbin Mc. Taggart Model penelitian
badan anak sedikit membungkuk tindakan kelas diatas terdiri dari beberapa
8) Anak kemudian melemparkan bola siklus. Setiap siklus terdiri dari
kearah botol yang ada didepan anak perencanaan, tindakan, observasi, dan
9) Setiap anak diberikan tiga kali refleksi.
kesempatan melempar, jika lemparan Model siklus yang dikembangkan
belum mengenai sasaran, anak dapat oleh Kemmis dan Mc. Taggart juga sering
mencoba kembai untuk melempar. disebut siklus spiral, dimana jika pada
siklus pertama rencana pembelajaran,
pelaksanaan pembelajaran dan hasil
METODE PENELITIAN
belajar kurang baik maka akan dilakukan
1. Jenis Penelitian
pada seklus kedua, dengan melakukan
Metode penelitian yang digunakan adalah
perbaikan-perbaikan sesuai dengan hasil
Penelitian Tindakan Kelas (PTK).
atau refleksi dari siklus pertama. Begitu
Sugiyono (2012, hlm. 3) mengemukakan
pula jikan siklus kedua masih ditemukan
bahwa metode penelitian secara umum
kekurangan pada rencana pembelajaran,
dapat diartikan sebagai cara ilmiah untuk
pelaksanaan pembelajaran dan hasil
mendapatkan data dengan tujuan dan
belajar maka akan dilanjutkan pada siklus
kegunaan tertentu. Maka dapat
ketiga, sampai penelitian yang dilakukan
disimpulkan bahwa metode penelitian
sesuai dengan tujuan yang diharapkan oleh
adalah suatu cara yang digunakan untuk
peneliti. Batas penelitian jika sudah sampai
mendapatkan data yang dilakukan secara
pada tahap saturasi atau sudah habis
ilmiah berdasarkan tujuan yang akan
gagasan dan juga keterbatasan waktu dari
dicapai.
peneliti.
Penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan
2. Subjek Penelitian
sebagai salah satu upaya untuk
Subjek penelitian adalah anak
meningkatkan kualitas proses dan hasil
kelas A RA Al-Istiqomah tahun ajaran
penbelajaran. Penelitian tindakan kelas
2017/2018 pada kelas A dengan jumlah
juga berguna bagi guru dalam
anak 16 orang. Pada penelitian tindakan
meningkatkan kreativitas guru dalam
kelas dibantu oleh guru kelas A yaitu Ibu
melakukan proses kegiatan pembelajaran
Rina Siti Hoeriah S.Pd.I. dan Ibu Eva
dan meningkatkan kompetensi dan
Farlina, S.Pd.I. Objek penelitian ini adalah
keprofesionalan seorang guru dalam
peningkatan kemampuan gerak
melakukan pembelajaran.
manipulatif anak melalui permainan
Model Penelitian Tindakan Kelas (PTK)
bowling botol.
yang digunakan dalam penelitian ini
3. Variabel dan Definisi Operasional
adalah model dikembangkan oleh Kemmis
Variabel
Sugiyono (2012, hlm. 60) dari data sebelumnya. Dimyanti (2013, hal.
mengemukakan variabel penelitian adalah 39) menjelaskan bahwa “Data sekunder
“segala sesuatu yang berbentuk apa saja diambil dari pihak mana saja yang bisa
yang ditetapkan oleh peneliti untuk memberikan tambahan data guna
dipelajari sehingga diperoleh informasi melengkapi kekurangan dari data yang
tentang hal tersebut, kemudian ditarik diperoleh melalui sumber data”. Dta
kesimpulan nya”. Dalam penelitian ini sekunder diambil dari dokumentasi di RA
terdapat dua variabel yakni: Al Istiqomah Kota Tasikmalaya.
1) Variabel proses : Permainan b. Sumber Data
bowling botol Sumber data penelitian ini berasal
2) Variabel hasil : Peningkatan dari kepustakaan yaitu dari buku, artikel,
kemampuan gerak manipulatif dan jurnal yang berkaitan dengan
4. Instrumen penelitian peennelitian ini. Dan lapangan dimana
Sugiyono (2012, hlm.148) dalam sebuah penelitian tida lepas dari kata
mengemukakan Instrumen penelitian lapangan, lapangan disini untuk
adalah suatu alat ukur yang digunakan mengumpulkan informasi menjadi sebuah
mengukur fenomena alam maupun sosial data dan kemudian akan itemukan
yang diamati. Pada tahap ini penulis hasilnya.
menggunakan lembar observasi yang c. Rencana Pelaksanaann
merupakan daftar serangkaian kegiatan Pembelajaran Harian (RPPH)
yang ada dalam penelitian dan sebagai Rencana Pelaksanaan Pembelajaran
objek yang akan diamati oleh peneliti. Jadi Harian (RPPH) adalah sumber data yang
dalam penelitian ini peneliti menggunakan diambil data-datanya untuk kepentingan
lembar observasi untuk mengetahui penelitian. RPPH yang digunakan tentang
kemampuan gerak manipulatif anak berbagai tema, hanya saja dikegiatan awal
melalui permainan bowling botol. ada motorik kasar yaitu permainan bowling
5. Pengumpulan Data botol.
a. Data 6. Teknik Pengumpulan Data
Pada penelitian ini menggunakan Teknik pengumpulan data
data primer dan data sekunder. Dimyanti merupakan langkah-langkah yang
(2013, hal. 39) menjelaskan “Data primer digunakan untuk mengumpulkan data.
diperoleh dari sumber data pertama, dari Teknik pengumpulan data yang digunakan
subjek atau objek penelitianlah data pada penelitian Peningkatan kemampuan
penelitian langsung diambil”. Sumber data gerak manipulatif melalui permainan
primer pada penelitian ini yaitu uru dan bowling botol di kelas A RA Al Istiqomah
anak kelompok A RA Al Istiqomah Kota Kota Tasikmalaya adalah observasi dan
Tasikmalaya. Pada data sekunder diambil dokumentasi yang berguna untuk
kelas ditandai dengan adanya perubahan 08 Mei 2018, dengan tema Negaraku dan
menuju arah yang perbaikan. Berikut sub tema pegunungan. Siklus III
botol mengalami kekurangan yaitu dalam melempar bola pada botol (hingga botol
mengkondisikan anak masih kurang terjatuh) permainan bowling botol ini
menguasai sehingga anak tidak kondusif. dilakukan secara bergantian dan tidak
Jadi kemampuan guru dalam pembelajaran dibatasi jumlah pemainnya. Rahayudi
melalui permainan bowling botol pada (2012, hlm. 305) “gerak manipulatif adalah
siklus I yaitu mencapai 60 berada dalam gerakan yang memerlukan koordinasi
kriteria cukup. dengan ruang dan benda yang ada
Kekurangan pada siklus I tersebut disekitarnya. Gerak manipulatif
sudah diperbaiki pada siklus II, yaitu guru melibatkan tindakan mengontrol suatu
sudah mampu mengkondisikan anak. Pada objek khususnya dengan tangan dan kaki.”
siklus II merupakan tahap pelaksanaan dari
permainan bowling botol yang sebelumnya Persentase
sudah direncanakan pada siklus I, 100%
diperoleh kekurangan pada siklus II yaitu 50%
guru kurang memotivasi dan membimbing 0%
Siklus I Siklus II Siklus III
anak saat pelaksanaan permainan bowling
botol sehingga anak kurang terlibat aktif, Persentase
Sari P, dkk. (2016). Penerapan Permainan Sumantri, M.S. dan Endrawati, T. (2010).
Bola Gelinding (Bowling) Untuk Kemampuan Sosialisasi Dan
Meningkatkan Kemampuan Gerak Manipulatif Anak Usia
Mengenal Bilangan Pada Anak Dini. Jakarta Utara.
Kelompok A. e-Jurnal Pendidikan Suyanto, S. (2005). Konsep Dasar
Anak Usia Dini Universitas Pendidikan Anak Usia Dini.
Pendidikan Ganesha Jurusan Yogyakarta: Universitas Negeri Yogyakart
Pendidikan Guru Pendidikan Anak Tedjasaputra, S.M. (2001). Bermain,
Usia Dini, 4 (2), hlm,4. Mainan, dan Permainan. Jakarta:
Sujiono, B. (2005). Metode Grasindo.
Pengembangan Fisik. Jakarta: Undang-Undang nomor 20 tahun 2003
Universitas tentang Sistem Pendidikan
Terbuka. Nasional Bab 1 pasal 1 butir 14.
Sugiyono. (20 11). Metode Penelitian Vanagosi, D. (2016). Konsep Gerak Dasar
Pendidikan Anak Usia Dini. Untuk Anak Usia Dini. Jurnal
Jakarta: Kualitatif dan R&D). Pendidikan Kesehatan Rekreasi.
Bandung: Alfa Beta. Fakultas Pendidikan Olahraga dan
Sugiyono. (2013). Metode Penelitian Kesehatan, IKIP PGRI Bali
Pendidikan.(Pendekatan Program Studi Pendidikan
Kuantitatif, Kualitatif dan R&D). Jasmani, Kesehatan, dan Rekreasi,
Bandung. Alfa Beta. 1 (72-76), 77.
Ma’mun, A. dan Yudha, M.S. (2000). Wardhani, IGK. (2008). Penelitian
Perkembangan Gerak dan Belajar. Tindakan Kelas. Jakarta:
Direktorat Jenderal Pendidikan Universitas Terbuka.
Dasar dan Menengah. Yasbiati, dan Nur, L. (2017). Strategi
Sujiono, N.Y. (2013). Konsep Dasar Pengembangan Fisik Motorik.
Pendidikan Anak Usia Dini. Tasikmalaya
Jakarta: Universitas Suryakancana,
PT Indeks. Cianjur.
Sulistyani, B. (2016). Jurnal Pendidikan MS. TAUFIK(2018), Meningkatkan
Anak Usia Dini Edisi 9 Tahun ke- Teknik Dasar Dribbling
5 2016 919. Paud FIP: Universitas Sepakbola Melalui Modifikasi
Negeri Jakarta.
Permainan Jurnal Pendidikan
Sumantri. (2005). Model Pengembangan
Jasmani Kesehatan dan
Keterampilan Motorik Anak Usia
Rekreasi 8 Halaman 2 Penerbit
Dini Taman K anak-Kanak. Jakarta:
JURNAL MAENPO
DEPDIKNAS