ABSTRAK
11
IMPLEMENTATION OF FINE MOTORCYCLE
DEVELOPMENT ACTIVITIES BY PAUD TEACHERS IN THE
LOTUS CLUSTER, PONDOK SUGUH DISTRICT
MUKOMUKO REGENCY
ABSTRACT
The purpose of this study is to describe the implementation of fine motor
development activities by PAUD teachers throughout the Lotus Cluster, Pondok
Suguh District, Mukomuko Regency. The research method used is descriptive
quantitative. Data collection techniques using a questionnaire. The sample in this
study was all the PAUD teachers in the Lotus Cluster, Pondok Suguh District,
Mukomuko Regency, amounting to 17 people. The results of the research on the
implementation of fine motor development activities in the holding element showed
that the average value was in the good category. The development in the pinch
element shows that the average value is in the sufficient category. Development in the
eye and hand coordination element shows the average value is in the good category. It
is recommended for the next researcher to examine the development of fine motor
skills that are not yet in very good criteria, namely holding, pinching and eye-hand
coordination.
yang sesuai dengan tujuan pendidikan anak usia dini yaitu membantu meletakkan
dasar kearah perkembangan sikap perilaku, pengetahuan, keterampilan dan daya cipta
yang diperlukan oleh anak didik. Undang-Undang Dasar No. 20 Tahun 2003 tentang
Pendidikan Anak Usia Dini adalah suatu upaya pembinaan yang ditujukan kepada
anak sejak lahir sampai dengan usia 6 tahun yang dilakukan melalui pemberian
dan rohani agar anak memiliki kesiapan dalam memasuki pendidikan lebih lanjut
(Aqib, 2010:86).
Anak sebagai peserta didik disiapkan untuk menjadi jiwa yang mandiri,
kreatif, cerdas, kritis dan rasional dalam menghadapi kemajuan zaman yang penuh
didik dalam kegiatan belajar mengajar di sekolah, masa usia dini dengan rentang usia
0-6 tahun merupakan masa keemasan atau disebut dengan (the golden age) dimana
otak anak bekerja 80% yang ditandai dengan perubahan cepat dalam perkembangan
fisik motorik, sosial emosional, nilai agama dan moral, kognitif, bahasa dan seni.
Masa ini sangat penting untuk meletakkan dasar dalam mengembangkan aspek-aspek
tersebut. Agar masa ini dapat dilalui dengan baik oleh setiap anak maka perlu
diupayakan pendidikan dan stimulasi yang tepat supaya anak dapat tumbuh dan
berkembang secara optimal. Perlu dipahami bahwa anak memiliki potensi untuk
menjadi lebih baik di masa mendatang, namun potensi tersebut hanya dapat
Aqib (2010:14) menyatakan bahwa tujuan Pendidikan Anak Usia Dini adalah
untuk membentuk anak Indonesia yang berkualitas dan diharapkan anak akan tumbuh
kehidupan di masa dewasa. Latif, dkk (2014: 23) menyatakan bahwa tujuan
Pendidikan Anak Usia Dini adalah mengembangkan berbagai potensi sejak dini
sebagai persiapan untuk hidup dan dapat menyesuaikan diri dengan lingkungannya.
Pembelajaran pada anak usia dini lebih menekankan pada pembiasaan pada
anak. Menurut Permendikbud No. 137 Tahun 2014 Tentang Standar Nasional
Pendidikan Anak Usia Dini pasal 10 ayat 1 tentang lingkup perkembangan sesuai
tingkat usia anak meliputi aspek nilai agama dan moral, fisik motorik, kognitif,
bahasa, sosial emosional dan seni. Salah satu aspek perkembangan yang sangat
adalah perubahan secara progresif pada control dan kemampuan untuk melakukan
gerakan yang diperoleh melalui interaksi antara faktor kematangan (maturation) dan
latihan atau pengalaman (experience) selama kehidupan yang dapat dilihat melalui
lingkungan sekolah guru yang bertanggung jawab menjadi pendidik dan motivator
anak. Guru merupakan orang yang memiliki wibawa hingga dapat ditiru dan
diteladani, guru juga merupakan orang dewasa yang secara sadar bertanggung jawab
dalam mendidik, mengajar dan membimbing anak, orang yang memiliki kemampuan
merancang program pembelajaran serta mampu menata dan mengelola kelas dan
Tenaga Kependidikan Bab XII Pasal 171 ayat 1 menyatakan Pendidik merupakan
belajar, widyaswara, tutor, instruktur, fasilitator dan sebutan lain yang sesuai dengan
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) mempunyai tugas dan tanggung jawab. Guru
melatih, menilai dan mengevaluasi peserta didik pada pendidikan anak usia dini jalur
pendidikan formal, pendidikan dasar dan pendidikan menengah. Dalam hal ini maka
motoriknya, Aspek perkembangan motorik dibagi menjadi dua yaitu motorik kasar
bagian-bagian tubuh tertentu dan dilakukan oleh otot-otot kecil serta memerlukan
koordinasi yang cermat. Sebagaimana diketahui bahwa kontrol tangan dimulai dari
bahu yang menghasilkan gerak lengan yang kasar menjadi gerak siku yang baik dan
akhirnya gerakan pergelangan tangan dan jari-jari. Pada kemampuan motorik halus
ini anak usia dini dapat melakukan pengkoordinasian gerak tubuh yang melibatkan
mata dan tangan untuk dapat melakukan kegiatan yang berhubungan dengan gerakan
halus adalah gerakan yang melibatkan gerakan-gerakan yang lebih halus dilakukan
oleh otot-otot kecil. Perkembangan motorik halus anak perlu dilatih atau distimulasi
agar dapat berkembang dengan baik. Kurangnya stimulasi atau kegiatan yang
bersifat fisik khususnya motorik halus di Pendidikan Anak Usia Dini akan
mengakibatkan anak memiliki gangguan konsentrasi pada saat anak telah duduk di
Sekolah Dasar yang diakibatkan karena motorik halus anak belum matang. Dari
pendapat tersebut dapat disimpulkan bahwa setiap aspek perkembangan anak saling
berkaitan, sehingga jika motorik halus anak berkembang dengan baik maka akan
melatih koordinasi mata. Menurut Yamin (2013:101) di dalam motorik halus terdapat
3 unsur yaitu: 1) memegang adalah anak dapat memegang benda-benda besar maupun
kecil semakin tinggi kemampuan motorik halus anak, maka ia mampu memegang
benda yang lebih kecil. Contohnya: Anak dilatih memegang pensil secara rileks
anak semakin baik akan menolong anak untuk dapat memegang tidak dengan telapak
tangan tetapi menggunakan ibu jari dan telunjuk. Contohnya: Anak dilatih menjimpit
kancing baju saat kegiatan kolase, 3) Koordinasi mata dan tangan adalah dengan
dibutuhkan pula koordinasi pergerakan mata dan tangan, koordinasi ini sangat baik
untuk merangsang pertumbuhan otak di masa yang sangat pesat. Contohnya: Anak
dilatih untuk koordinasi mata dan tangan dengan kegiatan menyusun puzzle gambar.
pemikiran yang kreatif dan inovatif agar anak bisa merasakan senang, tenang, aman
dan nyaman selama dalam proses belajar mengajar sehingga dapat mencapai sesuai
Usia Dini adalah membantu mengembangkan berbagai potensi anak baik fisik
maupun psikis yang meliputi nilai agama dan moral, sosial emosional, fisik motorik,
menjimpit, konsentrasi dan koordinasi mata dan tangan (Yamin dan Sanan 2010:134).
Setiap anak memiliki tingkat perkembangan motorik halus anak yang berbeda-beda.
Ada beberapa faktor yang menyebabkan perkembangan motorik halus anak berbeda
salah satunya adalah faktor stimulasi yang di dapatkan anak. Adapun beberapa faktor
orang tua yang otoriter dan kurang konsisten dalam memberikan rangsangan belajar,
tidak membiasakan anak untuk mengerjakan aktivitas sendiri sehingga anak terbiasa
selalu dibantu untuk memenuhi kebutuhannya serta ada juga anak yang selalu disuapi
otot-otot ini menyebabkan kesulitan menulis ketika anak memasuki jenjang sekolah.
halus karena keterlambatan tumbuh kembang. Hal tersebut didukung oleh pendapat
kerusakan otak pada waktu lahir atau disebabkan oleh kurang kesempatan untuk
nomor 137 tahun 2014 tentang Standar Tingkat Pencapaian Perkembangan Anak Usia
Dini mengenai standar tingkat pencapaian perkembangan motorik halus anak usia 4-6
mampu meniru bentuk, c) anak mampu melakukan ekplorasi dengan berbagai media
dan kegiatan, d) anak mampu menggunakan alat tulis dan alat makan dengan benar,
e) anak mampu menggunting sesuai dengan pola, f) anak mampu menempel gambar
secara rinci.
Mukomuko terdiri dari 5 PAUD yaitu PAUD Terpadu Pembina Pondok Suguh,
PAUD Terpadu Al-Hidayah, PAUD Terpadu Cahaya Mutiara Bunda, PAUD Terpadu
Kenanga Abke, dan PAUD Terpadu Embun Pagi ditemukan bahwa cara mengajar
tertarik dan bosan mengkuti kegiatan yang diberikan. dari fakta tersebut masih
ditemukan anak yang belum mampu mengkoordinasikan mata dengan tangan secara
bersamaan saat kegiatan melipat kertas, ada anak belum mampu mengerjakan tugas
yang diberikan guru seperti pada kegiatan menyalin kata angka (menulis) seharusnya
hanya menggunakan ibu jari dan telunjuk sedangkan jari lainnya untuk stabilisasi
tetapi masih ada anak belum tepat dalam praktek cara menulis yang baik. Pada saat
kegiatan kolase masih ada anak membutuhkan bantuan guru dalam mengerjakannya,
saat anak mewarnai masih ada yang keluar garis, pada kegiatan menggunting masih
ada anak belum tepat memegang gunting dan masih ada anak menggunting tidak
membantu mengembangkan kemampuan motorik halus anak. Dalam hal ini guru
tidak hanya memberi ilmu kepada anak, namun guru juga merupakan fasilitator dan
halus anak dapat berkembang secara optimal dengan menggunakan berbagai macam
kegiatan.
B. Identifikasi Masalah
1. Fokus penelitian ini adalah pengembangan motorik halus. Masih ada beberapa
kurang..
yang telah telihat masih banyak media yang masih kurang memadai, sehingga
C. Batasan Masalah
dibatasi pada:
motorik halus anak dalam tiga unsur yaitu, memegang, menjimpit, dan
D. Rumusan Masalah
E. Tujuan Penelitian
Penelitian ini diharap dapat memberikan manfaat, baik secara teoritis maupun
1. Manfaat Teoritis
2. Manfaat Praktis
a. Bagi sekolah
b. Bagi Peneliti.
1. Pengertian Pelaksanaan
Usman. (2002:70).
bermuara pada aktivitas, adanya aksi, tindakan, atau mekanisme suatu sistem.
aktivitas, tetapi suatu kegiatan yang terencana dan dilakukan secara sungguh-
dan ditetapkan dengan dilengkapi segala kebutuhan, alat- alat yang diperlukan,
cara yang harus dilaksanakan, suatu proses rangkaian kegiatan tindak lanjut
menjadi kenyataan guna mencapai sasaran dari program yang ditetapkan semula.
bahwa pada dasarnya pelaksanaan suatu program yang telah ditetapkan oleh
pemerintah harus sejalan dengan kondisi yang ada, baik itu di lapangan maupun
berikut:
dengan baik apabila jelas bagi para pelaksana. Hal ini menyangkut proses
yang disampaikan;
b. Resouces (sumber daya), dalam hal ini meliputi empat komponen yaitu
mengatur tata aliran dalam pelaksanaan program. Jika hal ini tidak sulit
mempengaruhi antara suatu faktor yang satu dan faktor yang lain. Selain
2. Pengertian Motorik
Menurut Zulkifli (2003: 31) Motorik adalah segala sesuatu yang ada
unsusr-unsur yang menentukan ialah otot, syaraf dan otak. Ketiga unsur itu
dengan unsur yang lain saling berkaitan, saling menunjang dan saling
susunan saraf, otot, otak dan sumsum tulang belakang (spinal cord).
seseorang untuk melakukan suatu tugas gerak secara maksimal sesuai dengan
bahwa motorik ialah istilah umum untuk berbagai bentuk perilaku manusia.
tubuh.
3. Pengertian Perkembangan Motorik
gerakan tubuh melalui kegiatan yang terkoordinir antara susunan saraf, otot, otak
dan spinal cord. Seiring dengan perkembangan fisik yang beranjak matang,
gerak tubuh dan otak sebagai pusat gerak. Gerak ini secara jelas dibedakan
menjadi gerak kasar dan gerak halus. Pendapat lain menurut Zulkifli (2003: 26)
antara otot, otak dan saraf. Selanjutnya menurut Sukamti (2007:25) bahwa
gerak motorik dari keadaan sederhana sampai dapat terkoordinasi dengan baik
koordinasi sebagian besar bagian tubuh anak) dan gerakan motorik halus
perkembangan motorik dibedakan menjadi dua yaitu motorik kasar (gross motor
skill) dan motorik halus (fine motor skill). Pendapat lainnya menurut Hildayani
motorik halus.
perkembangan motorik anak terbagi menjadi dua jenis, yaitu motorik kasar dan
motorik halus.
seperti jari jemari dan tangan yang sering membutuhkan kecermatan dan
alat-alat untuk bekerja dan objek yang kecil atau pengontrolan terhadap mesin
halus adalah penggunaan sekelompok otot-otot kecil seperti jari-jari jemari dan
motorik halus akan berpengaruh terhadap kesiapan anak dalam menulis, kegiatan
melatih kooordinasi antara tangan dengan mata yang dianjurkan dalam jumlah
waktu yang cukup meskipun penggunaan tangan secara utuh beum mungkin
tercapai. Pendapat lain menurut Saputra dan Rudyanto (2005: 115) tujuan
mata dan tangan untuk membuat anak bisa berkreasi seperti menggunting,
tangan dan gerakan mata; c) sebagai alat untuk melatih penguasaan emosi.
motorik halus anak adalah untuk mendukung perkembangan aspek lain yaitu
bahasa, kognitif, dan sosial emosional karena satu aspek dengan aspek
tangan.
1) Memegang
lebih kecil.
bagianbagian tubuh tertentu dan dilakukan oleh otot-otot kecil (halus) serta
kemampuan motorik halus akan berguna bagi anak untuk melakukan aktivitas
Motorik halus pada anak usia dini sangat berpengaruh pada kemampuan
(Kemendiknas 2010:10)
2) Menjimpit
motorik halus yang semakin baik akan menolong anak untuk dapat memegang
Perkembangan motorik halus yang semakin baik akan menolong anak untuk
dapat memegang tidak dengan telapak tangan, tetapi dapat menggunakan jari
jemarinya, salah satu contoh adalah saat anak makan, maka cara memegang
sendok salah lebih baik dan menyerupai cara orang dewasa . Melalui kegiatan
kertas, menjimpit dengan ibu jari, jari telunjuk dan jari tengah, menekan
kertas dengan ujung-ujung jari, dan melipat sesuai bentuk dengan baik
(Widayati, 2014).
mencoret atau melipat. Kemampuan ini sangat diperlukan sebagai dasar untuk
kemampuan menulis dan aktivitas bantu diri seperti makan, minum,
koordinasi ini sangat baik untuk merangsang pertumbuhan otak di masa yang
sangat pesat. Santrock (2002: 225) Keterampilan motorik halus pada usia 4
menjadi lebih tepat. Pada usia 5 tahun, koordinasi motorik halus anak-anak
otot kecil serta koordinasi antara mata dan tangan. Kemampuan yang dimiliki
oleh anak melalui kegiatan yang lebih sulit misalnya konsentrasi, kontrol,
kehati–hatian, dan koordinasi otot tubuh yang satu dengan yang lain. Seiring
kelenturan, kekuatan tangan dan koordinasi antara mata dan tangan akan
semakin matang.
1) Membentuk playdough
3) Menempel playdough
5) Menjiplak
2) Menggambar sesuatu yang berarti bagi anak tersebut dan gambar tersebut
6) Meremas kertas.
bertahap.
3) Memegang pensil dengan benar antara ibu jari dan dua jari
8) Menempel
atau bukit)
bertahap.
bahwa perkembangan motorik halus anak usia 4-6 tahun memiliki indikator
indikator perkembangan motorik halus pada anak maka dapat terlihat seperti
motorik halus anak, baik faktor internal maupun faktor eksternal. Menurut
tergantung pada gizi yang diperolehnya dari ibunya. Jika kondisi fisik
seorang ibu yang sedang mengandung terganggu karena kurang gizi, maka
anak yang dikandungnya pun akan mengalami pertumbuhan fisik yang tidak
b. Faktor genetik.
Faktor ini merupakan faktor internal yang berasal dari dalam diri anak dan
merupakan sifat bawaan dari orang tua anak. Faktor ini ditandai dengan
beberapa kemiripan fisik dan gerak tubuh anak dengan salah satu anggota
keluarganya, apakah ayah, ibu, kakek, nenek atau keluarga lainnya. Sebagai
contoh anak yang memiliki bentuk tubuh tinggi kurus seperti ayahnya,
padahal sang anak sangat suka makan (dianggap dapat membuat anak
Kondisi lingkungan merupakan faktor eksternal atau faktor di luar diri anak.
perkembangan motorik halus anak, mengingat bahwa anak berada pada masa
pertumbuhan dan perkembangan fisik yang sangat pesat. Hal ini ditandai
fisik/motorik halus yang pesat ini anak membutuhkan gizi yang cukup untuk
membentuk sel-sel tubuh dan jaringan tubuhnya yang baru. Kesehatan anak
e. Intelengence Question
sangat tergantung pada seberapa banyak stimulasi yang diberikan. Hal ini
disebabkan karena otot-otot anak baik otot halus anak belum mencapai
sempurna yang ditandainya dengan gerakan halus yang lancar dan luwes.
f. Pola asuh
gerakan yang dilakukan anak. Sekecil apaun gerakan yang dilakukan anak,
merupakan hasil kerjasama antara 3 unsur yaitu otak, saraf dan otot, yang
Ada tiga pola asuh yang dominan dilakukan oleh orangtua yaitu pola asuh
yang harus taat pada semua aturan dan perintah yang diberikan. Sedangkan
suasana kehidupan yang akan dialami anak dalam kesehariannya dan tentu
h. Cacat fisik
halus anak usia dini adalah sebagai berikut: (a) Mencoret dan menarik garis, (b)
dan Menempel, (g) Melipat, (h) Mozaik, (i) Montase, (j) Kolase, (k) Meronce,
Guru merupakan sosok yang menjadi panutan dalam setiap tingkah laku,
ucapan dan perkataan. Selain itu, guru juga menjadi figur dalam menjalani setiap
kehidupan. Menurut Aziz (2012:19) guru adalah sosok yang digugu dan ditiru.
atau diikuti. Ditilik dan ditelusuri dari bahasa Sanskerta, kata guru adalah
gabungan dari kata “gu” dan “ru”. Gu artinya kegelapan, kemujudan dan
kekelaman. Sedangkan “ru” artinya melepaskan, menyingkirkan atau
membebaskan.
didik ketika mengajar, akrab dengan anak didik, dan dapat membawa diri
penyampaian, strategi dan metode yang tepat, dan mampu menentukan langkah-
Dari pendapat di atas maka dapat disimpulkan bahwa guru adalah profesi
sekaligus sebagai sosok suri tauladan yang baik yang dapat ditiru oleh anak
didiknya.
13) Tugas Guru
didik pada pendidikan anak usia dini jalur pendidikan formal, pendidikan dasar
guru mampu menjadikan dirinya sebagai orang tua kedua; c) tugas guru dalam
bidang kemasyarakatan yaitu seorang guru tidak hanya mengajar di dalam kelas
jenis yaitu; a) tugas dalam bidang profesi meliputi mendidik, mengajar, dan
harus dapat menjadikan dirinya sebagai orang tua kedua; c) tugas guru dalam
Adapun hasil penelitian yang relevan terkait dengan judul penelitian ini yaitu:
mengangkat data dan permasalahan yang ada di lapangan yang dalam hal
ini kelas TK SBM Global Insani Bandar Lampung. Dalam penelitian ini
Keseluruhan Yaitu: Diawali Dengan Pemilihan Tema, Hal Ini Agar Guru
3,65% pada siklus I berada pada kriteria BSH, pada siklus II mengalami
kelompok terdiri dari 4-5 anak (2) Tiap kelompok mendapatkan 4-5
dan (5) Gambar yang diwarnai disesuaikan dengan tema yang sedang
berlangsung di TK.
Pasir Pada Anak Usia 3-4 Tahun Di Ppt ”Melati” Surabaya. Penelitian
pelajaran 2016- 2017. Subjek penelitian ini adalah anak usia 3-4 tahun di
ketenangan dan motorik halus. Dari 12 anak, hanya ada 4 anak yang bisa
dua siklus, dan masing-masing siklus terdiri dari empat tahap, yaitu
meningkat dengan kategori baik. Hal ini dilihat dari hasil akhir
siklus II, jumlah anak yang berkategori baik meningkat hingga 92%.
C. Kerangka Berfikir
Pelaksanaan adalah suatu tindakan atau pelaksanaan dari sebuah rencana yang
sudah disusun secara matang dan terperinci, implementasi biasanya dilakukan setelah
Dalam penelitian ini unsur-unsur motorik halus dibatasi 3 unsur yaitu, unsur
pertama memegang yaitu anak dapat memegang benda-benda besar maupun kecil
semakin tinggi kemampuan motorik halus anak, maka ia mampu memegang benda
yang lebih kecil. Kedua unsur menjimpit adalah perkembangan motorik halus anak
semakin baik akan menolong anak untuk dapat memegang tidak dengan telapak
tangan tetapi menggunakan jari-jarinya, ketiga unsur koordinasi mata dan tangan
adalah dengan dibutuhkan pula koordinasi pergerakan mata dan tangan, koordinasi ini
sangat baik untuk merangsang pertumbuhan otak di masa yang sangat pesat.
Gambar 2.1
Kerangka Berpikir Pelaksanan Kegiatan Pengembangan Motorik Halus Oleh
Guru PAUD Se-Gugus Teratai Kecamatan Pondok Suguh Kabupaten
Mukomuko
Memegang
Pelaksanaan Kegiatan
Pengembangan Motorik
Halus Oleh Guru PAUD
Se-Gugus Teratai
Kecamatan Pondok Menjimpit
Suguh Kabupaten
Mukomuko.
Unsur perkembangan
motorik halus meliputi :
Koordinasi mata
dan tangan
37
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Metode Penelitian
Metode penelitian adalah cara untuk mendapatkan data dengan tujuan dan
kegunaan tertentu. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah
deskriptif kuantitatif adalah metode yang menekankan pada aspek pengukuran secara
objektif terhadap fenomena sosial, penelitian ini lebih diolah dan dianalisis secara
statistik.
kepada banyak orang, kemudian semua jawaban yang diperoleh peneliti dicatat,
Suguh yang terdiri dari 5 PAUD yaitu PAUD Terpadu Pembina Pondok Suguh,
Terpadu Kenanga Abke, PAUD Terpadu Embun Pagi, tepatnya pada bulan
Agustus 2021.
37
38
1. Populasi
terdiri atas objek/subjek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang
Populasi dalam penelitian ini adalah guru PAUD Se-Gugus Teratai Kecamatan
Tabel 3.1
Populasi guru yang mengajar di PAUD Se-Gugus Teratai Kecamatan Pondok
Suguh Kabupaten Mukomuko
2. Sampel
dalam penelitian ini menggunakan sampel total. Menurut Arikunto (2006: 116)
sampel total adalah pengambilan sampel yang dilakukan apabila kurang dari 100
subjek maka lebih baik diambil semua sehingga merupakan penelitian populasi.
Sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah sampel total yaitu 17 guru
yang mengajar di PAUD Se-Gugus Teratai Kecamatan Pondok Suguh Kabupaten
Mukomuko.
Tabel 3.2
Sampel guru yang mengajar di PAUD Se-Gugus Teratai Kecamatan
Pondok Suguh Kabupaten Mukomuko
langkah yang yang paling strategis dalam penelitian, karena tujuan utama
(Angket).
Kuesioner adalah teknik pengumpulan data yang efisien bila peneliti tahu
dengan pasti variabel yang diukur dan tahu apa yang diharapkan dengan
responden. Skala yang digunakan dalam penelitian ini adalah skala Likert.
Menurut Sugiyono (2014:93) Skala Likert digunakan untuk mengukur
fenomena sosial. Dalam penelitian, fenomena sosial ini telah ditetapkan secara
kegiatan tindak lanjut sekolah program atau kebijaksanaan ditetapkan yang terdiri
kebijakan menjadi kenyataan guna mencapai sasaran dari program yang ditetapkan
semula.
adalah gerakan yang hanya melibatkan bagian-bagian tubuh tertentu saja dan
dilakukan oleh otot-otot kecil, seperti jari jemari tangan dan gerakan pergelangan
tangan yang tepat. Sedangkan menurut Sumantri (2005:143) motorik halus adalah
tangan yang sering membutuhkan kecermatan dan koordinasi mata dan tangan.
konsentrasi, dan koordinasi mata dan tangan. Dalam penelitian ini unsur-unsur
menolong anak untuk dapat memegang tidak dengan telapak tangan tetapi
menggunakan jari-jarinya.
pergerakan mata dan tangan, koordinasi ini sangat baik untuk merangsang
F. Instrumen Penelitian
pekerjaannya lebih mudah dan hasilnya lebih baik, cermat, lengkap, dan
penelitian yang terdiri dari item atau pernyataan yang mengacu pada indikator yang
telah ditentukan. Jenis Instrumen dalam penelitian ini menggunakan kuisioner atau
G. Validitas Instrumen
menentukan instrument penelitian yang baik dan tepat sehingga menghasilkan data
untuk sembarang keperluan atau kelompok, suatu tes hanya valid untuk suatu
keperluan dan pada kelompok tertentu. Pada penelitian ini validasi instrument
menggunakan validasi ahli (expert judgment) yang dilakukan oleh 3 orang yaitu
Bapak Prof. Dr. Riyanto, M.Pd, Bapak Dr. Didik Suryadi, M.A, dan ibu Dr. Nina
Kurnia, M.Pd. .
sebagai berikut:
Rumus Rata-Rata
X=
∑x
n
Keterangan:
X: nilai rata-rata
x: jumlah semua nilai keseluruhan
n: jumlah guru/responden
(Aqib, 2014: 204-205)
Jadi, kriteria penilaian untuk lembar angket anak adalah seperti yang
Tabel 3.5
Tingkat Kriteria Penilaian Angket Pelaksanaan Kegiatan Pengembangan
Motorik Halus Oleh Guru PAUD Se-Gugus Teratai Kecamatan Pondok Suguh
Kabupaten Mukomuko
Interval Kriteria Penilaian
4 Sangat Baik
3-3,9 Baik
2-2,9 Cukup
1-1,9 Kurang
(Aqib, 2014)
I. Uji Reabilitas
Reabilitas adalah indeks yang menunjukan sejauh mana suatu alat ukur
dapat dpercaya atau dapat diandalkan. Untuk mengetahui suatu alat ukur
realibel atau tidak dalam penelitian ini diuji dengan Alpha Cronbach dengan
r ac =
2
b
Keterangan :
r ac =Koefisien reabilitas alpha cronbach
instrument pernyataan tentang motorik halus adalah realibel sehingga item ini
A. Deskripsi Penelitian
Kecamatan Pondok Suguh memiliki 1 (satu) gugus PAUD yaitu Gugus Teratai yang
terdiri dari 5 PAUD dan setiap PAUD terdapat Guru yang menjadi responden
penelitian. Se-Gugus Teratai terdapat 17 orang guru yang menjadi responden. Setipa
sekolah memiliki jumlah guru yang berbeda, yaitu : PAUD Embun Pagi memiliki 4
orang guru, PAUD Terpadu Negeri Pembina memiliki 4 orang guru, PAUD Kenanga
memiliki 2 orang guru, PAUD Mutiara Cahaya Bunda memiliki 4 orang guru, dan
B. Hasil Penelitian
Pada pelaksanaan kegiatan pengembangan motorik halus oleh guru paud se-
gugus teratai kecamatan pondok suguh terdapat 3 unsur motorik halus yaitu :
46
47
Tabel 4.1 Hasil Pelaksanaan Kegiatan Pengembangan Motorik Halus oleh Guru
Kriteria Frekuensi %
Sangat Baik 0 0
Baik 9 52,94
Cukup 8 47,06
Kurang 0 0
pengembangan motorik halus oleh guru dengan kriteria baik 9 orang atau 52,94% dan
kriteria cukup 8 orang atau 47,06 %. Perbedaan jumlah frekuensi baik dan cukup
terdapat 1 orang, sedangkan pada kriteria sangat baik 0. Hal ini menunjukan bahwa
menjimpit, dan koordinai mata dan tangan Se-Gugus Teratai di Kecamatan Pondok
Suguh berada pada kriteria baik. Tabel 4.1 juga menunjukan bahwa pelaksanaan
kegiatan pengembangan motorik halus masih belum berada pada titik maksimal.
Pada kriteria sangat baik masih menunjukan 0 %, ini artinya kegiatan pengembangan
pengembangan motorik halus oleh guru PAUD Se-Gugus Teratai Kecamatan Pondok
Suguh secara keseluruhan berada pada kriteria baik dengan rata-rata 3,03. Artinya
guru sudah sering melakukan kegiatan pengembangan pada motik halus anak tetapi
tidak setiap hari. Guru melaksanakan kegiatan pengembangan motorik halus anak
meliputi unsur memegang berada dikriteria baik dengan rata-rata 3,13. Artinya
pelaksanaan kegiatan pengembangan motorik halus oleh guru sudah sering dilakukan
akan tetapi tidak setiap hari. sebagai contoh, mengajarkan anak memegang penghapus
dengan benar saat menghapus, kegiatan pengembangan tidak dilakukan setiap hari.
berada di kriteria cukup dengan rata-rata 2,71. Artinnya guru melakukan pelaksanaan
kegiatan pengembangan motorik halus meliputi unsur koordinasi mata dan tangan
berada di kriteria baik dengan rata-rata 3,2. Artinya pengembangan motorik halus
meliputi unsur koordinasi mata dan tangan sudah sering dilaksanakan oleh guru
namun tidak setiap hari. seperti melatih anak dalam kegiatan koordinasi mata dan
Rata
N - Kriteri
o Memegang Rata a
1 Memegang gunting dengan benar 3,2 Baik
2 Memegang pensil secara rileks dengan tangan kanan 3,6 Baik
3 Memegang penghapus saat menghapus gambar 3,2 Baik
4 Memegang cat crayon saat mewarnai 3,4 Baik
5 Memegang kancing baju saat mengenakan baju 2,5 Cukup
6 Memegang gunting saat menggunting sesuai pola 3,0 Baik
Memegang gunting saat menggunting diantara dua garis
7 lurus 2,8 Cukup
Memegang gunting saat menggunting macam-macam
8 bentuk 3,2 Baik
9 Memegang botol minum serta menutupnya 3,4 Baik
Jumlah 28,2
Rata-rata 3,1 Baik
Tabel 4.3 Pelaksanaan Kegiatan Pengembangan Motorik Halus dalam Unsur
Memegang oleh Guru PAUD Se-Gugus Teratai Kecamatan Pondok Suguh
dalam unsur memegang oleh guru PAUD Se-Gugus Teratai Kecamatan Pondok
Suguh dengan kriteria baik yang artinya pengembangan motorik halus dalam unsur
memegang sudah dilaksanakan tetapi tidak setiap hari. hal ini ditunjukan pada
kegiatan Memegang gunting dengan benar 3,2, Memegang pensil secara rileks
50
dengan tangan kanan 3,6, Memegang penghapus saat menghapus gambar 3,2,
Memegang cat crayon saat mewarnai 3,4, Memegang kancing baju saat mengenakan
baju 2,5, Memegang gunting saat menggunting sesuai pola 3,0, Memegang gunting
saat menggunting diantara dua garis lurus 2,8 Memegang gunting saat menggunting
N Rata-
o Menjimpit Rata Kriteria
1 Menjimpit benang saat kegiatan meronce 2,2 Cukup
2 Menjimpit puzzle gambar 2,2 Cukup
3 Menjimpit kancing baju saat kegiatan kolase 2,5 Cukup
4 Menjimpit dengan melipat kertas 3,2 Baik
5 Menjimpit saat mengikat tali sepatu 2,8 Cukup
6 Menjimpit cat krayon saat mewarnai 2,9 Cukup
Menimpit saat membolak balikkan halaman buku
7 cerita 2,9 Cukup
8 Menjimpit saat merobek kertas 3,1 Baik
Jumlah 21,8
Rata-rata 2,7 Cukup
dalam unsur menjimpit oleh guru PAUD Se-Gugus Teratai Kecamatan Pondok Suguh
dengan kriteria cukup yang artinya pengembangan motorik halus dalam unsur
menjimpit hanya dilakukan sekali-kali atau tidak selalu dilakukan. hal ini ditunjukan
pada kegiatan Menjimpit benang saat kegiatan meronce 2,2, Menjimpit puzzle
gambar 2,2, Menjimpit kancing baju saat kegiatan kolase 2,5, Menjimpit dengan
51
melipat kertas 3,2, Menjimpit saat mengikat tali sepatu 2,8, Menjimpit cat krayon saat
mewarnai 2,9, Menimpit saat membolak balikkan halaman buku cerita 2,9, Menjimpit
Rata
N - Kriteri
o Koordinasi Mata dan Tangan Rata a
1 Koordinasi mata dan tangan dengan kegiatan kolase 3,3 Baik
Koordinasi mata dan tangan pada saat mengikat tali
2 sepatu 3,1 Baik
Koordinasi mata dan tangan pada saat kegiatan melipat
3 kertas 3,4 Baik
Koordinasi mata dan tangan dengan kegiatan menyusun
4 puzzle gambar 3,1 Baik
Koordinasi mata dan tangan dengan kegiatan menyusun
5 puzzle balok kayu 3,2 Baik
Koordinasi mata dan tangan pada saat kegiatan
6 menyusun puzzle matras huruf 3,5 Baik
Koordinasi mata dan tangan mengenal angka melalui
7 poster 3,1 Baik
Koordinasi mata dan tangan melalui pengurutan angka 1-
8 9 3,3 Baik
Koordinasi mata dan tangan saat kegiatab membuat bola
9
kecil dari tisu 3,2 Baik
Jumlah 29,2
Rata-Rata 3,2 Baik
halus dalam unsur koordinasi mata dan tangan oleh guru PAUD Se-Gugus Teratai
Kecamatan Pondok Suguh dengan kriteria baik yang artinya pengembangan motorik
halus dalam unsur memegang sudah sering dilaksanakan tetapi tidak setiap hari. hal
ini ditunjukan pada kegiatan Koordinasi mata dan tangan dengan kegiatan kolase 3,3,
Koordinasi mata dan tangan pada saat mengikat tali sepatu 3,1, Koordinasi mata dan
tangan pada saat kegiatan melipat kertas 3,4, Koordinasi mata dan tangan dengan
kegiatan menyusun puzzle gambar 3,1, Koordinasi mata dan tangan dengan kegiatan
menyusun puzzle balok kayu 3,2, Koordinasi mata dan tangan pada saat kegiatan
menyusun puzzle matras huruf 3,5, Koordinasi mata dan tangan mengenal angka
melalui poster 3,1, Koordinasi mata dan tangan melalui pengurutan angka 1-9, 3,3,
Koordinasi mata dan tangan saat kegiatan membuat bola kecil dari tisu 3,2.
C. Pembahasan
pengembangan motorik halus oleh guru PAUD Se-Gugus Teratai Kecamatan Pondok
Suguh adalah baik. dapat dilihat tanggapan responden sebesar 3,03. Hal ini berarti
melaksanakan kegiatan pengembangan motorik halus yang berada pada kategori baik
pelaksanaan adalah suatu proses rangkaian kegiatan tindak lanjut sekolah program
mencapai sasaran dari program yang ditetapkan semula. Hal ini mengindikasikan
bahwa hasil yang baik dari pelaksanaan kegiatan pengembangan motorik halus di
bahwa pengembangan motorik anak usia dini sangat tergantung dari peran guru
ketika melakukan perencanaan dan proses pembelajaran itu sendiri. Selain itu,
anak usia dini. Pengembangan tersebut kemudian dirancang agar dapat lebih kreatif
dan dikembangkan untuk usia dini melalui kegiatan bermain. Sejalan dengan
mengelem, dan menggunting kertas dapat melatih motorik halus anak. Untuk
metode yang menjamin anak tidak mengalami cedera. Oleh karena itu, guru perlu
menciptakan lingkungan yang aman dan menantang, bahan dan alat dipergunakan
dalam keadaan baik, serta tidak menimbulkan rasa takut dan cemas dalam
semua kegiatan motorik yang perlu dikembangkan anak, untuk kegiatan motorik
halus anak dapat diberikan aktivitas menggambar, melipat, membentuk, meronce, dan
sebagainya. Perkembangan motorik halus anak sudah dapat dikatakan dengan baik
dapat berkembang dengan baik jika guru membuat permainan atau kegiatan main
sesuai dengan kegiatan dan tema yang akan disampaikan sesuai dengan indikator dan
sudah berkembang dengan baik melalui kegiatan yang sudah dilaksanakan oleh guru.
kemampuan anak dalam menggunakan jari-jarinya, khususnya ibu jari dan jari
telunjuk, kemampuan ini meliputi memegang dan menjimpit. Triharso (2013: 23)
koordinasi antara mata dan tangan. Hal ini dibuktikan dari penelitian Sabaria
menjimpit, memegang, koordinasi mata dan tangan dalam kegiatan menjahit yang
dapat meningkatkan keterampilan motorik halus anak yang sesuai dengan pendapat
pengembangan motorik halus anak pada anak usia dini Se-Gugus Teratai Kecamatan
Pondok Suguh meliputi unsur memegang, menjimpit dan koordinasi mata dan tangan
memegang
pengembangan motorik halus dalam unsur memegang oleh guru PAUD Se-
memegang sudah sering dilakukan, hampir setiap hari. sejalan dengan ini
anak akan mampu dicapai secara optimal asal mendapatkan stimulasi tepat.
dalam kegiatan sehari-hari, seperti motorik halus pada anak usia dini sangat
dan unsur memegang yang baik oleh guru akan berdampak baik pula
melibatkan bagian- bagian tubuh tertetu saja dan dilakukan oleh otot-otot
pergelangan tangan.
pengembangan motorik halus dalam unsur menjimpit oleh guru PAUD Se-
faktor yang berasal dari dalam maupun luar kelas, faktor luar misalnya,
fasilitas belajar, cara mengajar guru, serta sistem pemberian umpan balik,
tali sepatu, menjimpit cat krayon saat mewarnai, menimpit saat membolak
menggunakan jari jemarinya, salah satu contoh adalah saat anak makan,
maka cara memegang sendok salah lebih baik dan menyerupai cara orang
pengembangan motorik halus dalam unsur koordinasi mata dan tangan oleh
halus dalam unsur koordinasi mata dan tangan sudah sering dilakukan,
fisik yang melibatkan otot kecil serta koordinasi antara mata dan tangan.
pengembangan motorik halus dan unsur koordinasi mata dan tangan yang
baik oleh guru akan berdampak baik pula terhadap perkembangan motorik
halus dalam unsur koordinasi mata dan tangan anak di PAUD Se-Gugus
dan tangan sangat erat dengan kegiatan sehari-hari. Guru membiasakan dan
melatih anak dalam koordinasi mata dan tangan dengan kegiatan kolase,
koordinasi, mata dan tangan pada saat mengikat tali sepatu, koordinasi
mata dan tangan pada saat kegiatan melipat kertas, koordinasi mata dan
tangan dengan kegiatan menyusun puzzle balok kayu, koordinasi mata dan
tangan pada saat kegiatan menyusun puzzle matras huruf, koordinasi mata
dan tangan mengenal angka melalui poster, koordinasi mata dan tangan
melalui pengurutan angka 1-9, koordinasi mata dan tangan saat kegiatan
membuat bola kecil dari tisu. Sejalan dengan pendapat Menurut Sumantri
Menurut Sujiono (2009: 14) tujuan dari keterampilan motorik halus adalah
dapat menunjukkan kemampuan anak dalam menggerakan jari jemari
terutama terjadinya koordinasi mata dan tangan untuk membuat anak bisa
menjahit.
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan analisis data yang telah dilakukan maka
Guru Paud Se-Gugus Teratai Kecamatan Pondok Suguh berada dalam kategori baik.
menunjukan nilai rata-rata berada pada kategori baik yang artinya sudah sering
menujukan nilai rata-rata berada pada kategori cukup yang artinya hanya dilakukan
sekali-kali atau tidak selalu dilakukan. Pengembangan dalam unsur koordinasi mata
dan tangan menunjukan nilai rata-rata berada dalam kategori baik yang artinya sudah
B. Saran
Berdasarkan kesimpulan yang telah dipaparkan sebelumnya, adapun saran
2. Bagi peneliti selanjutnya agar meneliti motorik halus dalam aspek memegang,
menjimpit dan koordinasi mata dan tangan, agar mendapat hasil yang lebih
yang lebih luas. Selain itu dapat melakukan dengan menambah jumlah sampel
61
62
penelitian dan objek sekolah atau gugus, karena wilayah generalisasi terbatas
sehingga hasil penelitian hanya berlaku untuk satu ruang lingkup yaitu gugus teratai.
63