Anda di halaman 1dari 70

LAPORAN PENELITIAN DAN ANALISIS

KEGIATAN PENGEMBANGAN PENDIDIKAN


ANAK USIA DINI

NAMA: ENDRAWATI
NIM: 837262039

PROGRAM STUDI S1 PENDIDIKAN ANAK USIA DINI


FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS TERBUKA UPBJJ-SAMARINDA
TAHUN 2020
Judul Penelitian : ANALISA PENGEMBANGAN FISIK MOTORIK
MELALUI FISIK MOTORIK MELALUI
KEGIATAN MEMBUAT TOPENG DI TPA
GLORIA
Waktu Pelaksanaan : 13-15 oktober 2020
Tempat penelitian : TPA Gloria Jln. Pelabuhan RT.01 Mantaritip
Kampung Pilanjau Kecamatan Sambaliung

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Usia dini adalah masa, dimana perkembangan fisik dan kemampuan anak
berlangsung dengan sangat cepat. Salah satu perkembangan yang sedang
berlangsung pada usia dini adalah perkembangan motoriknya. Perkembangan
motorik ini erat kaitannya dengan perkembangan pusat motorik di otak.
Perkembangan kemampuan motorik anak berhubungan dengan perkembangan
kemampuan anak lainnya seperti perkembangan kognitif dan sosial emosional
anak, yang semuanya itu membutuhkan rangsangan atau stimulasi yang tepat
untuk mencapai perkembangan yang optimal
Memberikan stimulasi pada anak merupakan suatu pemberian yang
gampang-gampang susah tergantung bagaimana cara menstimulasi anak
tersebut, pemberian stimulasi hendaknya diberikan secara menyenangkan,
membuat anak tertarik untuk ikut serta dan tidak terpaksa. Oleh karena itu Guru
diharapkan memasukkan unsur-unsur edukatif dalam kegiatan bermain tersebut
sehingga anak secara tidak sadar akan belajar berbagai hal.
Penataan lingkungan belajar dan fasilitas belajar anak usia dini sangat
penting untuk mengembangkan aspek-aspek perkembangan anak. Di rumah,
anak-anak memerlukan mainan yang tidak perlu mahal, tetapi baik dan aman
untuk belajar. Demikian juga disekolah, berbagai jenis alat permainan yang
mengembangkan motorik juga diperlukan untuk membentuk fisik anak. Alat
permainan untuk mengembangkan kemampuan dasar anak, seperti memanjat,
keseimbangan badan, berada pada ketinggian, melempar, dan menendang
sangat diperlukan.
Di era modern seperti sekarang ini banyak para ibu yang tidak bisa
mendampingi buah hatinya dalam bermain atau belajar, yang seharusnya
merupakan peran utama seorang ibu, hal itu disebabkan karena pada masa
sekarang ini banyak ibu yang sekaligus menjadi wanita bekerja atau biasa
disebut wanita karier. Sehingga banyak para orang tua yang akhirnya harus
mempercayakan pengasuhan dan pendidikan buah hatinya pada Taman
Penitipan Anak atau biasa disebut TPA. TPA ialah sebuah jasa kepengurusan
anak yang dikelola secara kolektif. Keberadaan TPA mulai menjamur di kota-
kota besar. Karena sudah jelas siapa yang menjadi sasarannya. Keberadaan TPA
cukup membantu, terutama bagi para Ibu yang harus bekerja sampai sore.
Selama bekerja si kecil bisa dititipkan kepada TPA dengan para perawat yang
sudah terlatih, bahkan teruji kesabaran dan ketelatenannya.
Taman penitipan anak (TPA)/Daycare merupakan lembaga satuan
pendidikan anak usia dini nonformal sebagai wahana kesejahteraan yang
berfungsi sebagai pengganti keluarga bagi anak yang kedua orang tuanya sibuk
bekerja. TPA/Daycare menyelenggarakan program pendidikan dan pengasuhan
serta kesejahteraan sosial anak sejak lahir sampai usia enam tahun, dengan
prioritas usia sejak lahir sampai usia.
Sedangkan, taman penitipan anak (TPA) bila ditinjau berdasarkan setiap
kata menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) yang mana tersusun dari
tiga kata yaitu, taman, penitipan, dan anak. Taman memiliki artian sebagai
tempat yang menyenangkan dan menenangkan, penitipan memiliki arti tempat
untuk menaruh sesuatu hal untuk dirawat dan dijaga, sedangkan anak memiliki
arti manusia yang masih kecil. Jadi, taman penitipan anak menurut kamus besar
bahasa Indonesia adalah sebuah tempat yang menyenangkan bagi anak-anak
yang dititipkan di sana bertujuan untuk dijaga dan dirawat dengan baik.
Adapun jenis-Jenis Layanan Taman Penitipan Anak (TPA) dibagi
menjadi dua jenis, misalnya :
 Berdasarkan waktu layanan dan tempat pelayanan.
a. Berdasarkan waktu layanan seharian penuh (full day)TPA full day
menyediakan layanan penitipan anak selama sehari penuh dari pagi hari
sampai sore hari dimulai pukul 07.00 sampai pukul 17.00 (tergantung
kondisi daerah/lingkungan setempat), untuk melayani anak yang dititipkan
sewaktu-waktu maupun secara rutin/setiap hari.
b. Setengah hari (half day)TPA half day menyediakan layanan penitipan anak
selama setengah hari yang dimulai dari pagi hari sampai siang hari atau
siang hari sampai sore hari yang dimulai dari pukul 07.00 sampai 12.00 atau
12.00 sampai 17.00. TPA tersebut melayani anak yang telah selesai
mengikuti pembelajaran di Kelompok Bermain atau Taman Kanak-Kanak,
dan yang akan mengikuti program Taman Pendidikan Qur‘an (TPQ) di sore
hari.
c. Temporer TPA yang diselenggarakan hanya pada waktu tertentu saat
dibutuhkan oleh masyarakat. Penyelenggaraan TPA dilaksanakan pada
lembaga pendidikan yang sudah memiliki izin operasional.

TPA Gloria merupakan salah satu dari banyak TPA-TPA yang


menyelenggarakan pendidikan anak usia dini izin operasional yang membantu
mengembangkan seluruh aspek perkembangan anak salah satunya
perkembangan fisik motorik agar berkembang secara optimal. Hal unik yang
terjadi dalam kegiatan pengembangan anak di TPA Gloria adalah kegiatan
membuat topeng.
B. Fokus Penelitian
Setelah diadakan observasi di ruang kelas TPA Glori, maka penelitian ini
terfokus pada salah satu kegiatan anak yaitu kegiatan “pengembangan Fisik
Motorik melalui kegiatan membuat topeng” .
C. Tujuan Penelitian
Penelitian ini bertujuan:
1. Mengumpulkan data mengenai:
a. Alasan pendidik melakukan kegiatan menempel
b. Tujuan pendidik melakukan kegiatan tersebut
c. Kebijakan yang mendukung pendidik melakukan kegiatan tersebut
2. Membuat analisis kritis (critical analysis) mengenai kegiatan
tersebut.
d. Manfaat Penelitian
Penelitian ini bermanfaat untuk :
1. Memberi masukan terhadap kegiatan pengembangan anak di TPA Glori
2. Melatih mahasiswa melakukan penelitian kelas
3. Mengembangkan kemampuan mahasiswa dalam menganalisis suatu kegiatan
anak di lembaga PAUD.
BAB II
LANDASAN TEORI

A. Fisik Motorik
Pertumbuhan fisik/motorik anak diharapkan dapat terjadi secara optimal
karena secara langsung maupun tidak langsung akan mempengaruhi perilaku
anak sehari-hari. Menurut Maesaroh (2013.5) motorik adalah seluruh peristiwa
laten yang meliputi keseluruhan proses-proses pengendalian dan pengaturan
fungsi-fungsi organ tubuh baik secara fisiologis maupun secara psikis yang
menyebabkan suatu gerak. Gerakan motorik didefinisikan sebagai perintah pada
kemahiran pada ketrampilan motorik yang melibatkan kemajuan untuk
menggerakan dengan sengaja dan tepat, ketrampilan dari yang sederhana
menuju yang kompleks, seperti ia berhasil menggunakan gerakan menjepit
dengan ibu jari dan telunjuknya untuk mengangkat benda-benda yang sangat
kecil.
Perkembangan motorik anak terbagi menjadi dua bagian, yaitu motorik
kasar dan motorik halus. Gerakan motorik kasar adalah gerakan yang
membutuhkan koordinasi sebagian besar bagian tubuh anak, gerakan motorik
halus adalah gerakan yang hanya melibatkan bagian-bagian tubuh tertentu saja
dan dilakukan oleh otot-otot kecil seperti ketrampilan menggunakan jari jemari
tangan dan gerakan pergelangan tangan. Secara tidak langsung pertumbuhan
dan perkembangan kemampuan fisik/motorik anak akan mempengaruhi cara
anak memandang diri dan orang lain. Misalnya saja anak yang kurang terampil
menendang bola akan akan cepat menyadari bahwa dirinya tidak dapat
mengikuti permainan sepak bola. Dari sini dapat disimpulkan bahwa
ketrampilan gerak sangat diperlukan anak untuk bermain

B. Pengembangan Motorik Halus


Motorik halus adalah gerakan yang hanya melibatkan bagian-bagian
tubuh tertentu yang dilakukan oleh otot-otot kecil saja, oleh karena itu gerakan
didalam motorik halus tidak membutuhkan tenaga tetapi membutuhkan
koordinasi yang cermat dan teliti. (Depdiknas: 2007:1)
Perlu kita ketahui bahwa kemampuan motorik halus sangat penting
karena berpengaruh pada segi pembelajaran lainnya. Keadaan motorik halus
penting karena ini nantinya akan dibutuhkan anak dari segi akademis. Kegiatan
akademis tersebut seperti menulis, menggunting, menjiplak, mewarnai, melipat,
menempel, menarik garis dan menggambar. Kemampuan motorik halus setiap
anak berbeda, ada yang lambat dan ada yang sesuai dengan perkembangan
tergantung pada kematangan anak. Namun sebaiknya selaku pendidik atau
orang tua hendaknya mengetahui permasalahan dan memberikan solusi
bagaimana meningkatkan kemampuan motorik halus pada anak.

C. Menempel dalam Pengembangan Fisik/Motorik


Menurut Hajar Pamadhi (2012) menyatakan bahwa menempel merupakan
bagian dari kegiatan mewarnai, mengguntung, menempel (3M) dan melipat
adalah kegiatan yang mempunyai kaitan dengan kemampuan-kemampuan
menggunakan alat serta melatih motorik halus.
Menempel merupakan kegiatan lanjutan dari menggunting. Menempel ani
adalah kegiatan finishing dari kegiatan 3M, karena apabila proses penempelan
ini selesai maka berakhirlah kegiatan 3M. Proses dalam menempel mempunyai
tujuan motorik yang sangat nyata, karena dalam menempel diperlukan
ketelitian, kesabaran, keterampilan dalam proses penempelan. Kegiatan
menempel bagi anak usia dini (AUD) bukan hal yang mudah, sebagai pendidik
perlu membimbing dengan ikut melakukan penempelan, bahkan ikut
memegangi tangan anak bagaimana mengelem agar tidak sampai lem mengenai
bagian lain yang mengakibatkan rusak atau terjadi hal yang tidak diinginkan.
Kegiatan menempel kedepan akan diarahkan pada wawasan membentuk.
Menurut Hajar Pamadhi (2012), wawasan membentuk sebaiknya dimulai sejak
dini karena dengan sering melakukan kegiatan membentuk anak akan
mempunyai kecakapan visual yang sangat berguna bagi perkembangan lain
terutama dalam cipta, rasa, karsa, dan interaksi sosial.

BAB III
METODOLOGI PENELITIAN

A. Subyek Penelitian
Subyek dalam penelitian ini adalah anak-anak usia 3-4 tahun di TPA
Glori dengan jumlah anak didik usia 3-4 tahun 20 anak. Penelitian ini
dilaksanakan pada hari selasa-kamis tanggal 13-15 oktober 2020 mulai dari
observasi, wawancara dan pengambilan dokumentasi.

B. Metode Penelitian
Penelitian ini menggunakan metode pendekatan kuantitatif adalah suatu
proses penelitian dan pemahaman yang berdasarkan pada metodologi yang
menyelidiki suatu fenomena dan masalah di TPA Glori. Pada pendekatan ini
penulis membuat suatu gambaran kompleks, meneliti, laporan terperinci dari
pandangan responden, dan melakukan studi

C. Instrumen Penelitian
Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah:
1. Observasi yaitu sistem atau rencana untuk mengamati perilaku atau untuk
melihat fenomena yang unik/menarik untuk dijadikan fokus penelitian.
Dapat juga diartikan sebagai pengamatan dan pencatatan secara sistematis
terhadap gejala yang tampak pada objek penelitian.
2. Wawancara yaitu untuk menggali informasi lebih mendalam mengenai
fokus penelitian dengan cara tanya jawab dengan seseoarang
3. Dokumentasi yaitu suatu teknik pengumpulan data dengan menghimpun
dan menganalisis dokumen-dokumen, baik dokumen tertulis, gambar,
maupun elektronik atau untuk mengumpulkan bukti-bukti dan penjelasan
lebih luas mengenai fokus penelitian.

BAB IV
ANALISIS DATA

A. Hasil Pengamatan
Aspek Wawancara dengan pemimpin TPA
Pemrakarsa Yayasan Gloria
Pendirian Yayasan Gloria
Visi Mempersiapkan siswa menjadi pribadi yang
berkarakter, mulia, cerdas, kreatif, mandiri, ceria
dengan prinsip kekristenan & pancasila serta
berwawasan global.
Misi Membentuk pendidikan berkualitas dengan standar
global serta membimbing siswa menjadi pribadi
yang takut akan Tuhan, berbudi luhur, berwawasan
luas secara intelektual dan berprestasi di segala
bidang.
Tujuan TPA Glori didirikan dengan tujuan untuk
berpartisipasi dalam mencerdaskan kehidupan
bangsa seperti yang tercantum dalam UUD 1945
Setiap murid yang dipercayakan Tuhan kepada kami
memiliki potensi dan karakter yang istimewa dan
unik. Maka sudah menjadi kewajiban kami untuk
memfasilitasi potensi diri masing-masing murid agar
murid dapat mencapai potensi maksimumnya.
Peraturan penerimaan sisiwa Taman Penitipan Anak (TPA) Glori adalah salah satu
bentuk PAUD pada jalur pendidikan non formal dan
in formal. Diprioritaskan pada anak usia 4 tahun ke
bawah.
Keunggulan di TPA Glori 1. Pada umumnya para pengasuh sudah dibekali
dengan dasar pendidikan dan kesehatan anak,
sehingga mereka sudah mengetahui apa saja yang
harus dilakukan pada anak.
2. Program yang disesuaikan dengan perkembangan
anak dan kebutuhan dasar anak.
3. Banyaknya jenis mainan yang ada dan tempat
bermain yang cukup, membuat anak lebih bisa
mengembangkan daya imajinasinya sehingga
anak menjadi lebih kreatif.
4. Anak diajarkan untuk mandiri dengan
mengajarkannya untuk merapikan dan
mengembalikan ke tempatnya semua mainan
yang telah digunakan untuk bermain.

Jumlah anak 20 Perserta didik


Jumlah pembimbing 5 orang
Bentuk TPA Berbasis Kristen
Target TPA Semua kalangan
Klasifikasi usia 1-4 Tahun
Waktu operasional 08:00-16:00 WITA
Jumlah staff pembimbing 2 Orang

B. Tabulasi Data
Untuk memudahkan analisa data, maka data hasil penelitian dibuat
tabulasi sebagai berikut :
Wawancara Wawancara dengan
Observasi Dokumentasi
dengan guru Kepala TPA
Model Memang sekarang Karena dengan model
pengembangan Paud diharapkan ini maka kegiatan anak
kegiatan berpusat semua untuk tidak hanya berpusat
pada anak menggunakan pada pendidik yang
model ini terkesan paksaan
Sebelum kegiatan Setiap hari TPA Melalui pembiasaan RKH
pembelajaran ada GLORI diharapkan anak akan
sebagian melaksanakan lebih memahami dan
melakukan praktek sholat mengerti dengan
praktek sholat dhuha bagi anak bertahap tanpa ada
dhuha usia setara TK paksaan
Kegiatan Kegiatan ini Setiap kegiatan Foto
membuat topeng memang disesuaikan dengan
anak hanya dikhususkan untuk tahapan usia anak yang
menempel yang berbede-beda sehingga
dilibatkan dalam disesuaikan dengan kegiatan tidak
menempel saja usia anak pada memberatkan pada
kelompok ini 2,5- kemampuan anak
3,5 tahun
Guru memanggil Anak dilatih Kegiatan ini mengasah Foto
terbiasa antri, selain
anak satu persatu kemampuan anak
itu untuk anak usia
untuk didampingi 2,5-3,5 tahun tidak dalam pendengaran
hanya dibiarkan
menempel dan kemampuan
menempel tanpa
dampingan dari motorik halus anak
pendidik

B. Analisis Kritis
Pengembangan kemampuan motorik halus dalam kegiatan membuat
topeng pada TPA glory disesuaikan dengan prinsip umum Pendidikan Anak
Usia Dini, dan dalam kegiatan ini dikemas dalam bentuk praktek langsung
sehingga anak lebih tertarik untuk mengikuti kegiatan membuat topeng. Hal ini
sesuai dengan pendapat B.E.F. Montolalu, dkk. (2012. 4.16) “beberapa
kebutuhan anak usia dini yang berkaitan dengan pengembangan motoriknya
perlu dipraktekkan anak dengan bimbingan guru”
Dari data tersebut dapat disimpulkan bahwa kegiatan membuat topeng
binatang merupakan suatu kegiatan yang bermaksud mengembangkan
kemampuan motorik halus pada anak. Kegiatan ini dilaksanakan dalam bentuk
praktek langsung sehingga anak dapat menerima dengan mudah bagaimana cara
membuat topeng.
Secara umum di TPA Glori telah mempunyai kegiatan yang baik dan
terarah. Kegiatan-kegiatan tersebut telah disusun guru melalui rencana kegiatan
harian yang telah disesuaikan dengan tahapan perkembangan anak berdasarkan
pada tahapan usia dan pada akhir kegiatan guru memberikan penilaian sebagai
evaluasi dan penguatan, sehingga dalam kegiatan pembelajaran pada
pengembangan fisik/motorik sudah sesuai dengan tahap perkembangan anak
sehingga kemungkinan anak berkembang dengan optimal
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan
Dari tabulasi dan analisis data disimpulkan beberapa hal yaitu sebagai
berikut:
1. Pengembangan kegiatan membuat topeng dicapai melalui kemampuan anak
dalam menempel setiap bagian menjadi bentuk topeng.
2. TPA Glori mempunyai program pengembangan kemampuan dasar, salah
satunya adalah program kegiatan pengembangan fisik/motorik halus melalui
kegiatan membuat topeng. Kegiatan dilaksanakan dalam bentuk praktek
langsung agar anak lebih memahami dan termotivasi dalam melaksanakan
kegiatan.

B. Saran
Berdasarkan tabulasi dan analisis data maka diberikan saran sebagai
berikut:
1. Pengembangan kemampuan dasar anak haruslah disesuaikan dengan tingkat
perkembangan anak dan dilakukan dengan terpadu dan terintergrasi dengan
kegiatan-kegiatan pengembangan lainnya.
2. Sebaiknya pendidik lebih semangat lagi dalam memotivasi anak untuk
melakukan kegiatan.
3. Dalam pengembangan kemampuan dasar yang lain juga harus
dikembangkan melalui kegiatan praktek langsung atau melalui permainan.
DAFTAR PUSTAKA

Aisyah Siti, dkk.( 2007). Perkembangan dan Konsep Dasar Pengembangan


Anak Usia Dini. Jakarta: Universitas Terbuka
Gunarti Winda, dkk. (2010). Metode Pengembangan Perilaku dan Kemampuan
Dasar Anak Usia Dini. Jakarta: Universitas Terbuka
Pamadhi Hajar. (2012). Seni Ketrampilan Anak.Tangerang Selatan : Universitas
Terbuka
Sujiono Bambang, dkk. (2012). Metode Pengembangan Fisik. Tangerang
Selatan : Universitas Terbuka
Tim PG-PAUD (2013). Analisis Kegiatan Pengembangan Pendidikan Anak
Dini. Tangerang Selatan : Universitas Terbuka
Lampiran
RENCANA KEGIATAN HARIAN
SENTRA SENI
TPA GLORIA
Hari/tanggal : Selasa 13 Oktober 2020
Kelompok Usia : 3-4 tahun
Tema : Binatang
Jumlah Anak : 10 anak
Sub Tema : Binatang buas

07.00 – 07.10
Berbaris dan masuk kelas

07.10 – 07.30
Berdoa dan bercerita tentang binatang buas ciptaan Tuhan.
Kegiatan jasmani : bermain “Buaya dan Sungai”
Lagu : “Buaya Menyebrang Sungai”

07.30 – 09.20
KEGIATAN INTI
* Pijakan lingkungan

 Membuat kebun binatang (proyek )


 Membuat topeng kepala binatang
 Bermain playdough

* Pijakan sebelum bermain

 Bercerita tentang : Kebun Binatang


 Kosakata : cakar, taring, mangsa.
 Gagasan menggunakan bahan : menjelaskan cara bermain dari bahan
yang ada.
 Mendiskusikan aturan main :
 1. Tidak merebut mainan teman
 2. Meminta ijin jika akan bergabung dengan teman
 3. Mengembalikan mainan ke tempat semula setelah bermain
 Merancang transisi urutan main 2 variabel : Anak laki-laki/ perempuan
yang dapat menirukan suara-suara binatang dapat bermain terlebih
dahulu.

* Pijakan saat main :

 Mengobservasi dan mendokumentasikan perilaku bermain anak


 Memperluas bahasa anak dengan menanyakan beberapa hal tentang
kegiatan main yang sedang dilakukan
 Mendukung dan mempertinggi kemampuan anak secara individu
melalui pertanyaan-pertanyaan dari pekerjaan anak.
 Memberi motivasi / dorongan terutama pada anak yang cenderung
pasif
* Pijakan setelah main

 Mempersilakan anak mengembalikan mainan ke tempat semula


 Mengulas kembali kegiatan main
 Berbagi cerita
 Memperkuat perilaku anak yang positif

09.20 – 09.45

 Makan bekal dan pulang


 Pesan-pesan untuk kegiatan esok hari.
Foto
LAPORAN PENELITIAN DAN ANALISIS

Judul Penelitian : Analisis Pengembangan Kemampuan Bahasa Anak


Melalui Kegiatan Bercerita Pada Siswa Di KB.
Terkini
Kec.Gunung Tabur Tahun Ajaran 2019-2020.
Waktu Pelaksanaan : 19-22 Oktober 2020
Tempat Penelitian : KB
Nama : Endrawati
NIM : 837262039

BAB I
PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG PENELITIAN


Kelompok Bermain (KB) Terkini merupakan salah satu Kelompok
Bermain yang ada di Kecamatan Gunung Tabur, Kabupaten Berau. KB
Terkini beralamat di Poros Berau-Bulungan , Kec.Gunung Tabur, Kab.
Berau. KB Terkini mempunyai visi yaitu dapat terwujudnya anak yang
cerdas, sehat, ceria dan berakhlak mulia. Sedangkan misi dari KB Terkini
yaitu Mengembangkan suasana pembelajaran yang menyenangkan,
Menumbuh kembangkan potensi anak sesuai usia secara optimal,
Mengembangkan kreatifitas anak, Mengembangkan lingkungan belajar
yang nyaman dan kondusif.
Program S1 PG-PAUD Universitas Terbuka menargetkan lulusan
menjadi Tenaga Kerja PAUD professional yaitu yang dapat
mengembangkan program PAUD dan membuat inovasi-inovasi. Salah satu
mata kuliah yang harus ditempuh mahasiswa adalah Analisis
Pengembangan Pendidikan Anak Usia Dini. Dalam rangka memenuhi
tugas-tugas dalam mata kuliah tersebut maka telah dilakukan penelitian di
KB Terkini yang bertujuan mengumpulkan data mengenai kegiatan-
kegiatan anak yang dianggap perlu diteliti lebih lanjut untuk selanjutnya
dianalisis secara kritis.
B. FOKUS PENELITIAN
Setelah diadakan observasi di KB. Terkini maka penelitian ini
terfokus pada salah satu kegiatan anak yaitu kegiatan bercerita dengan
tujuan dapat mengembangkan kemampuan bahasa anak.

C. TUJUAN PENELITIAN
Penelitian ini bertujuan :
1. Mengumpulkan data mengenai :
a. Mengetahui kemampuan perkembangan bahasa anak di KB Terkini
dengan kegiatan bercerita.
b. Mengetahui hasil pembelajaran perkembangan bahasa anak di KB
Terkini dengan kegiatan bercerita.
c. Untuk menganalisis kegiatan tersebut sesuai dengan apa yang telah
dipelajari dan diberikan pada mata kuliah analisis kegiatan
pengembangan anak usia dini.
2. Membuat analisis kritis mengenai pengembangan bahasa anak melalui
kegiatan bercerita di KB Terkini .

D. MANFAAT PENELITIAN
Penelitian ini bermanfaat untuk :
1. Memberikan masukan terhadap kegiatan bercerita di KB Terkini .
2. Melatih mahasiswa melakukan penelitian kelas.
3. Mengembangkan kemampuan mahasiswa dalam menganalisis untuk
kegiatan anak di lembaga PAUD.
4. Orang tua : bagi orang tua penelitian ini bermanfaat untuk
menambah wawasan orang tua tentang cara mendidik anak dan
mengembangkan kemampuan anak sesuai dengan usia anak,
terutama kemampuan bahasa anak
BAB II
LANDASAN TOERI

A. PERKEMBANGAN KEMAMPUAN BAHASA ANAK USIA DINI


Perkembangan (development) ialah pola gerakan atau perubahan
yang dimulai dari pembuahan dan terus berlanjut sepanjang siklus
kehidupan. Pola gerakkan adalah kompleks karena gerakan merupakan
produk dari beberapa proses biologis, kognitif, dan sosial. Perkembangan
kemampuan bahasa merupakan bagian dari proses kognitif. Proses kognitif
(cognitive processes) meliputi perubahan pada pemikiran, intelegensi, dan
bahasa individu. Merangkai satu kalimat yang terdiri atas dua kata,
menghafal syair, dan memecahkan suatu teka-teki silang, semuanya
mencerminkan proses-proses kognitif dalam perkembangan kemampuan
bahasa (Santrock, 2002: 20-21).
Perkembangan bahasa anak usia dini merupakan tahapan
kemampuan anak mulai kemampuan berbicara sampai dengan kemampuan
memahami sebuah pembicaraan dari orang lain. Soemiarti Padmonodewo
(2003: 25), mengemukakan 3 hal yang perlu diketahui dalam
perkembangan bahasa pada anak. Pertama adalah perbedaan antara bahasa
dan kemampuan berbicara. Bahasa merupakan sistem tata bahasa,
sedangkan kemampuan bicara merupakan ungkapan dalam bentuk kata-
kata. Kedua pertumbuhan bahasa yaitu bersifat pengertian atau reseptif dan
bersifat ekspresif. Kemampuan untuk memahami merupakan kemampuan
reseptif, sedangkan kemampuan kemampuan menunjukan bahasa
merupakan ekspresif. Ketiga komunikasi diri pada saat berhayal perlu
dibatasi.
Perkembangan kemampuan bahasa sangat dipengaruhi oleh dua
faktor yaitu faktor bawaan (nature) dan faktor pengasuhan (nurture). Faktor
bawaan (nature) mengacu kepada warisan biologis organisme, sementara
faktor pengasuhan (nurture) mengacu kepada pengalaman lingkungan
(Santrock, 1995: 22-26). Chomsky merupakan salah satu ahli yang
menyebutkan bahwa kemampuan bahasa seseorang dipengaruhi oleh faktor
bawaan (nature). Chomsky dalam Tadkiroatun Musfiroh (2005: 84)
menyebutkan bahwa kecepatan anak dalam berbicara (bahasa pertama)
merupakan salah satu keajaiban alam dan menjadi bukti kuat dari dasar
biologis untuk pemerolehan bahasa.
Perkembangan kemampuan berbahasa anak usia 4-6 tahun ditandai
dengan berbagai kemampuan seperti (Mudjito, 2007: 3):
a. mampu menggunakan kata ganti ‘saya’ dan berkomunikasi,
b. memiliki berbagai perbendaharaan kata kerja, kata sifat,
kata keadaan, kata tanya, dan kata sambung,
c. menunjukkan pengertian, dan pemahaman tentang sesuatu,
d. mampu mengungkapkan pikiran, perasaan, dan tindakan
dengan menggunakan kalimat sederhana,
e. mampu membaca dan mengungkapkan sesuatu melalui
gambar. Tingkat pencapaian perkembangan bahasa anak
usia 4-5 tahun dapat melakukan hal-hal sebagai berikut:
menerima bahasa, mengungkapkan bahasa, dan keaksaraan.
Tingkat pencapaian perkembangan menerima bahasa anak
diharapkan dapat: menyimak perkataan orang lain, mengerti dua perintah
yang diberikan bersamaan, memahami cerita yang dibacakan, mengenal
perbendaharaan kata (Standart Pendidikan Anak Usia Dini). Kemampuan
mengungkap bahasa meliputi mengulang kalimat sederhana, menjawab
pertanyaan sederhana, mengungkapkan perasaan dengan kata sifat,
menyebut katakata yang dikenal, mengutarakan pendapat kepada orang
lain, menyatakan alasan terhadap sesuatu yang diinginkan atau ketidak
setujuan, menceritakan kembali cerita/dongeng yang pernah didengar.
Kemampuan keaksaraan anak meliputi mengenal simbol-simbol, mengenal
suara-suara hewan/benda yang ada disekitarnya, membuat coretan yang
bermakna, dan meniru huruf (Mudjito, 2007: 11).
Berdasarkan hal-hal tersebut di atas, maka dapat ditegaskan bahwa
perkembangan bahasa anak memegang peran penting dalam perkembangan
anak, khususnya perkembangan kemampuan berbahasa di taman kanak-
kanak, sehingga anak-anak mampu berkomunikasi dengan baik dan dapat
mengembangkan potensinya. Perkembangan bahasa anak usia dini
khususnya di taman kanak-kanak berada pada masa kanak-kanak awal yang
terdiri dari kemampuan berbicara, kemampuan membaca, kemampuan
menulis, dan kemampuan menyimak. Perkembangan bahasa tersebut
membantu anak-anak dalam berbahasa baik secara reseptif maupun secara
ekspresif.

B. HAKIKAT METODE BERCERITA


Hakikat Metode Bercerita Secara etimologi, metode berasal dari
kata method yang artinya suatu cara kerja yang sistematis untuk
memudahkan pelaksanaan kegiatan dalam mencapai suatu tujuan hal ini
dikemukakan oleh Fadillah (2012:161). Metode pembelajaran ialah suatu
cara atau sistem yang digunakan dalam pembelajaran yang bertujuan agar
anak didik dapat mengetahui, memahami, mempergunakan dan menguasai
bahan pelajaran tertentu. Dalam pendidikan penggunaan metode
pembelajaran sangat diperlukan, sebab dapat berpengaruh dalam mencapai
keberhasilan pembelajaran. Terkait Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD),
ada beberapa metode yang dapat diterapkan dan digunakan dalam proses
pembelajaran. Metode-metode ini sudah disesuaikan dengan kondisi dan
karakteristik anak usia dini. Salah satu metode yang dapat digunakan yaitu
metode bercerita Bercerita menumbuhkan kemampuan merangkai
hubungan sebab akibat dari suatu peristiwa dan memberikan peluang bagi
anak untuk belajar menelaah kejadian- kejadian disekelilingnya. Berbagai
macam cerita, ungkapan berbagai perasaan sesuai dengan apa yang dialami,
dirasakan, dilihat berdasarkan pengalaman yang diperoleh. Tarigan
(1981:35) menyatakan bahwa cerita merupakan salah satu keterampilan
berbicara yang bertujuan untuk memberikan informasi kepada orang lain.
Dikatakan demikian karena bercerita termasuk dalam situasi informatif
yang ingin membuat pengertian atau makna dengan jelas. Dengan bercerita
seseorang dapat menyampaikan suatu informasi kepada orang lain. Tokoh
lain berpendapat bercerita adalah sesuatu yang mengisahkan tentang
perbuatan atau kejadian dan disampaikan secara lisan dengan tujuan
membagikan pengalaman dan pengetahuan kepada orang lain menurut
Bachtiar (2005:10). Sedangkan metode bercerita merupakan salah satu
pemberian rangsangan pengalaman belajar bagi anak usia dini dengan
membawakan cerita secara lisan. Berdasarkan hal tersebut maka
disimpulkan bahwa metode bercerita adalah salah satu strategi
pembelajaran dimana penyampaiannya melalui tutur kata secara lisan
dengan menceritakan kisah atau suatu peristiwa dan informasi tanpa
meninggalkan tujuan dari pembelajaran tersebut.

C. MACAM-MACAM TEKNIK BERCERITA


Macam-macam teknik bercerita, menurut Moeslichatoen, 1996 yaitu :
1. Membaca langsung dari buku cerita
Teknik ini membacakan langsung dari buku cerita yang dimiliki guru
sesuai dengan anak terutama dikaitkan dengan pesan-pesan yang
tersirat dalam cerita.
2. Bercerita menggunakan ilustrasi gambar dari buku
Teknik ini menggunakan ilustrasi gambar dari buku yang dipilih guru,
harus menarik, lucu, sehingga anak dapat mendengarkan dan
memusatkan perhatian lebih besar daripada buku cerita. Ilustrasi
gambar yang digunakan sebaiknya cukup besar dilihat oleh anak dan
berwarna serta urut dalam menggambarkan jalan cerita yang
disampaikan.
3. Menceritakan dongeng
Mendongeng merupakan suatu cara untuk meneruskan warisan budaya
yang bernilai luhur dari satu generasi ke generasi selanjutnya.
Menceritakan dongeng pada anak membantu anak mengenal budaya
leluhurnya dan menyerap pesan-pesan yang terkandung didalamnya.
4. Bercerita dengan menggunakan papan flannel
Teknik ini menekankan pada urutan cerita serta karakter tokoh yang
terbuat dari papan flannel yang berwarna netral. Garnbar tokoh-tokoh
mewakili perwatakan tokoh cerita yang digunting dengan pola kertas
dan ditempelkan pada kain flannel.
5. Bercerita dengan menggunakan boneka
Pemilihan cerita dan boneka tergantung pada usia dan pengalaman
anak. Boneka yang digunakan mewakili tokoh cerita yang akan
disampaikan
6. Dramatisasi suatu cerita
Teknik ini digunakan untuk memainkan cerita perwatakan tokoh dalam
suatu cerita yang disukai anak dan merupakan daya tarik yang bersifat
umum (Gordon, Browne, dalam Moeslichatoen, 1996).
7. Bercerita sambil memainkan jari jari tangan
Teknik ini memungkinkan guru berkreasi dengan menggunakan jari
jari tangan, dan ini tergantung kreativitas guru dalam memainkan jari
jarinya sesuai dengan perwatakan tokoh yang dimainkannya.
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN

A. SUBYEK PENELITIAN
1. Tanggal penelitian : 19-21 Oktober 2020
2. Tempat : KB Terkini
3. Alamat : Poros Berau Bulungan Kec.Gunung
Tabur
4. Subyek :
a. Kepala sekolah : 1 orang
b. Peserta Didik : 12 anak (usia 3 - 4 tahun)
c. Pendidik : 2 orang

B. METODE PENELITIAN
Penelitian ini menggunakan metode kualitatif yaitu penelitian
yang mendeskripsikan data mengenai fenomena/gejala yang diteliti di
lapangan yaitu KB Terkini .

C. INSTRUMEN PENELITIAN
1. Observasi
Observasi digunakan pada rencana perbaikan ini dengan cara
mengamati kemampuan anak dalam mengenal huruf melalui
permainan kartu huruf yang sesuai pada indikator penilaian.
Observasi dilakukan pada saat proses pembelajaran berlangsung,
dengan menggunakan instrumen lembar observasi.

2. Wawancara
Wawancara adalah Tanya jawab dengan seseorang untuk
mendapatkan keterangan atau pendapatnya tentang suatu hal atau
masalah. Orang yang mewawancara disebut pewawancara
(interviewer) dan orang yang diwawancara disebut pemberi
wawancara (interviewee) atau disebut juga sebagai responden
(Arismunandar, 2006). Wawancara yang dilakukan pada penelitian
ini yaitu dengan mewawancarai kepala KB dan guru.

3. Dokumentasi
Dokumentasi ialah pengambilan data yang diperoleh melalui
dokumen-dokumen berupa catatan peristiwa yang sudah berlalu.
Dokumen dapat berbentuk tulisan, gambar, atau karya-karya
seseorang (Djam’an Satori dan Aan Komariah, 2011: 148). Dalam
penelitian ini dokumentasi berbentuk gambar yaitu dengan cara
mengambil foto anak ketika melakukan pembelajaran dikelas dan
tulisan yang berupa catatan harian selama observasi didalam kelas
saat pembelajaran berlangsung yang berkaitan dengan
perkembangan anak dari pencapaian hasil pembelajaran yang
dilaksanakan. Foto dan catatan harian dianalisis untuk
menggambarkan hasil penelitian.
BAB IV
ANALISIS DATA
A. Hasil Wawancara
1. Pemimpin/Kepala
a. Tabulasi Data
Aspek Wawancara dengan Kepala
Pemrakarsa
Ijin Pendirian dari Dinas Pendidikan Kabupaten Berau :
421/066/Kpts/2007
Pendirian
Ijin Opertasional: 421.1/374/Kpts/ 2015
Akta notaries PAUD no. 5 tanggal 8 November 2012
Visi Taqwa, Sehat, Cerdas serta Ceria
1. Menanamkan budi pekeri dan perilaku yang berorientasi pada
pendidikan moral keagamaan.
2. Melaksanakan pembelajaran dan bimbingan secara efektif
sehingga anak didik mampu berkembang secara optimal sesuai
tingkat usianya.
Misi 3. Membentuk pribadi yang sehat jasmani dan rohani serta
menggali potensi anak agar mempu mengembangkan
kecerdasan dan berpikir sesuai dengan tingkat usianya.
4. Memberi pelayanan yang seluas-luasnya kepada masyarakat
tentang AUD.

1. Membekali peserta didik agar menjadi anak yang beriman dan


bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa.
2. Mengembangkan dan meningkatkan kemampuan dan kreatifitas
Tujuan anak didik sesuai dengan tingkat usianya.
3. Menyiapkan peserta didik yang mandiri, tangguh, terampil, aktif
dan bertanggungjawab.

Peraturan
penerimaan
siswa
Keunggulan KB Terkini selanjutnya adalah memiliki tim pengajar
yang kompeten di bidangnya, sehingga mampu mendidik siswa
sesuai visi misinya. Semua pengajar akan menyampaikan materi
dengan baik kepada siswa dengan metode yang menyenangkan
sehingga anak-anak tidak merasa terpaksa dan nyaman dalam
belajar. Anak-anak akan dengan senang hati melakukan kebiasaan-
Keunggulan
kebiasaan baik yang diajarkan oleh pengajar karena semua
di KB Terkini
diberikan dengan contoh langsung.
Semua pengajar telah memiliki pengalaman berhadapan dengan
berbagai karakter anak didik, sehingga bisa menghadapinya dengan
baik. Pengajar berhasil membuat program unggulan terbaik dan
kurikulum materi yang diajarkan dengan tepat sesuai goal akhir
KB Terkini
Jumlah anak 12 anak (usia 3 - 4 tahun)
Jumlah Guru 2 orang
Waktu
07.30-10.30 Wita
Operasional
Jumlah Staff 1 orang
Kendala Yang Perubahan Kondisi Waktu dalam proses belajar mengajar terutama
Dihadapi di masa pandemik

b. Analisis Data
Manajemen Kurikulum dalam Meninggkatkan Mutu
PembelajaranBerdasarkan pengamatan observasi penelitian yang
peneliti lakukan serta hasil wawancara dengan Kepala KB terkini
menyatakan bahwa beliau sudah berusaha melakukan manajemen
kurikulum dengan sebaik-baiknya dalam rangka meningkatkan mutu
pembelajran bagi peserta didik. Orang tuapeserta didik dapat memilih
pelayanan apa yang mereka inginkan. Sebagai contoh Kelompok
Bermain (KB) yang mana waktu pembelajarannya dimulai dari pukul
07.30 s.d 10.30 Wita dan ditambah dengan belajar iqro lebih kurang 1
jam sehingga perserta didik pulang pukul 11.30 Wita .Kepala KB terkini
menyatakan bahwa bentuk layanan pendidikan pada peserta didik yang
di selenggarakan pada KB terkini adalah Layanan Kelompok Bermain
(KB). Layanan pendidikan yang diberikan pada KB terkini
dikelompokkan berdasarkan tingkatan umur. Yaitu untuk umur 3 s.d 4
tahun.

Dalam melaksanakan layanan pendidikan pada peserta didik yang


diselenggarakan KB terkini, Kepala KB menyatakan tidak terlampau
banyak mengalami kendala, hanya kendala-kendala kecil yang tentunya
bisa diatasi secara bersama-sama.

2. Pendidik/ Pengasuh KB
A. Tabulasi Data
Aspek yang Wawancara Dengan
Observasi Dokumentasi
Diteliti Pendidik
Pendidik meminta anak –
anak untuk duduk Anak – anak disuruh duduk
Ruang Kelas dibangkunya masing- ditempat masing-masing agar Foto Dokumentasi
masing dengan rapi dan memperhatikan guru
membentuk huruf “U”
Dalam RPPH tertulis
bahwa media yang
Pendidik mempersiapkan Media pembelajaran yang
akan digunakan pada
Media media pembelajaran yang digunakan dalam kegiatan
kegiatan ini adalah
Pembelajaran akan digunakan dalam bercerita yaitu buku cerita
buku cerita
kegiatan bercerita bergambar
bergambar.
Foto Dokumentasi
Kelompok Bermain kami
menerima usia 3 – 4 tahun
dan kami sudah
mengembangkan minat awal
anak untuk membaca lewat
kegiatan membacakan cerita
Pendidik meminta anak – pada anak.
Prosos
anak mendengarkan cerita Tentunya cerita disesuaikan Foto Dokumentasi
Pembeljaran
menggunakan buku cerita dengan tema pembelajaran
hari ini. kami memberikan
kegiatan bercerita untuk
mengembangkan tahap
perkembangan bahasa anak
lewat membacakan buku
cerita.

Dengan anak-anak
Pendidik meminta anak-
menceritakan kembali
anak untuk menceritakan
Evaluasi ceritanya maka anak akan
kembali cerita yang Foto Dokumentasi
Pembelajaran berlatih untuk menyimak dan
dibacakan dengan bahasa
mengembangkan kemampuan
anak
berbicara anak.

b. Analisis Data
Dalam melaksanakan layanan pendidikan pada peserta didik
yang diselenggarakan KB terkini, Kepala PAUD menyatakan tidak
terlampau banyak mengalami kendala, hanya kendala-kendala kecil
yang tentunya bisa diatasi secara bersama-sama. Dalam hal ini, guru
juga harus dapat mengambil keputusan atas dasar penilaian yang tepat
ketika anak didik belum dapat membentuk kompetensi dasar, apakah
kegiatan pembelajran di hentikan, diubah metodenya, atau mengulang
dulu pembelajaran yang lalu. Guru harus menguasai prinsip – prinsip
pembelajaran, pemilihan dan penggunaan media pembelajaran,
pemilihan dan penggunaan metode, keterampilan, menilai hasil belajar,
serta memilih dan meenggunakan strategi atau pendekatan
pembelajaran. Dari hasil wawancara dengan Guru-guru KB terkini
diketahui bahwa guru-guru selalu berupaya meninggkatkan kualitas
dalam memberikan layanan kepada peserta didik. Dan mereka mengaku
juga berperan dalam kelompok yang lain, sehingga pengalaman mereka
dalam melayani peserta didik membuat mereka selalu meninggkatkan
kualitas.. Selain itu guru juga bertugas mengelola, tanggung jawab
secara keseluruhan guru kepada semua bentuk layanan yang ada.
Guru-guru KB terkini berpendapat sama bahwa pengelompokan
layanan yang diberikan pada peserta didik sudah tepat dan sudah
memenuhi standar pengelompokan layanan PAUD yang ditetapkan
Kementerian Pendidikan Nasional, yang dituangkan dalam
Permendiknas No. 58 Tahun 2009. Mereka berpendapat bahwa
pengelompokan didasarkan umur dan peserta didik, dan juga keinginan
dan peserta didik dan orang tua peserta didik, layanan apa yang mereka
inginkan.Guru-Guru KB terkini juga berpendapat sama, bahwa tidak
mendapatkan kendala yang terlampau berarti dalam melaksanakan
layanan kepada peserta didik. Guru-guru mengaku sangat dekat dengan
anak-anak peserta didik, bahkan untuk kelompok bermain (KB), guru-
guru memperlakukan peserta didik seperti anak sendiri. Hal ini
dikarenakan beberapa peserta didik dititipkan oleh orang tuanya kepada
PAUD dan pukul 7.30 Wita pagi sampai dengan pukul 10.30 Wita.

c. Hasil Pengamatan
a. Prsasarana Out Door
a. Tabulasi Data

No Jenis Alat Ada Tidak Keterangan


1. Bak air 
2. Bak pasir 
3. Papan luncur 
4. Papan titian 
5. Ayunan 
6. Panjatan 
7. Kuda-kudaan 

b. Analisis Data
Berdasarkan data yang didapat dari hasil observasi, alat permainan
diluar kelas atau outdoor terdapat tujuh alat permainan. Dari sembilan alat
tersebut terdapat alat permainan yang rusak sehingga tidak dapat dipergunakan
lagi, jika dipergunakan lagi akan membahayakan keselamatan anak didik.

B. Prasarana Indoor
a. Tabulasi Data
No Jenis Alat Ada Tidak Keterangan
1. Buku-buku cerita atau 
dongeng
2. Alat-alat peraga atau 
bahan main sebagai bahan
belajar di Sentra
3. Lemari atau rak untuk 
tempat alat main
4. Tape Recorder dan/atau 
VCD Player, beserta kaset
dan/atau VCD cerita/lagu
5. Papan tulis (white atau 
black board) serta alat
tulisnya
6. Papan flanel dan 
perlengkapanannya
7. Panggung boneka dan 
perangkatnya
8. Papan geometris, puzzle, 
balok, monte untuk
dironce
9. ) Alat untuk bermain 
peran makro dan mikro
10. Alat permainan edukatif 
sederhana
11. Alat permainan untuk 
mendukung mengenal
budaya lokal dan atau
tradisional/daerah
12. Alat-alat untuk memasak 

b. Analisis Data
Data yang didapat dari observasi di dalam kelas, terdapat enam macam alat
peraga untuk pembelajaran sehari-hari. Berdasarkan informasi dari guru, masih
banyak alat peraga di dalam kelas namun alat peraga yang lain tersebut sudah
tidak lengkap sehingga tidak bisa dipergunakan lagi. Berdasarkan dari observasi
peneliti didalam kelas dan diperjelas dengan wawancara dengan guru alat
permainan edukatif terdapat beberapa macam yaitu kartu angka yang terbuat
dari kertas, boneka tangkai terbuat dari kertas dan tangkai bekas es cream,
boneka kotak dari kotak bekas minuman. Pada dasarnya banyak APE buatan
guru yang bisa dibuat namun yang terdapat di KB Terkini hanya tiga macam
APE buatan guru. Berdasarkan observasi langsung dari kelas, terdapat beberapa
alat permainan untuk anak-anak dan semua alat permainan tidak ada yang
membahayakan untuk keselamatan anak-anak. Menurut hasil wawancara dari
guru, alat permainan anak di kelas adalah alat permainan hasil pabrik. Setiap
kelas terdapat dua set setiap alat permainan, alat permainan tesebut sangat
membantu anak dalam melatih kreatif

d. Administrasi Sekolah
a. Tabulasi Data
No Administrasi Sekolah Ada Tidak Keterangan
1. Administrasi Umum
2. Administrasi Keuangan
3. Administrasi kegiatan
b. Analisis Data

e. Administrasi Kelas
a. Tabulasi data
No Administrasi Kelas Ada Tidak Keterangan
1. Ruang Kantor 
2. Ruang Kepala Sekolah 
3. Ruang Guru 
4. Ruang Tamu 
5. Ruang Belajara 
6. Ruang Kelas 
7. Ruang Perpustakaan 
8. Ruang Penunjang 
9. Dapur 
10. KM/WC Siswadan Gur 
b. Analisis Data
1. Ruang kantor
Ruang kantor berada pada sisi utara ruang kelas. Sebenarnya ruang guru,
ruang kepala sekolah, ruang tamu, dan perpustakaan berada pada satu
ruangan yang sama. Tak ada sekat yang membatasinya. Penataan
ruangan ini disusun sedemikian rupa sehingga terlihat tidak terlalu
sesak. Namun begitu kurang efektif karena fungsi dari masing-masing
ruang tidak berjalan maksimal.
2. Ruang kelas
Ruang kelas ada dua namun dalam proses pembelajaran pendidik hanya
menggunkan salah satu. Hal tersebut terjadi karena untuk memudahkan
pendidik dalam mendidik serta pemantauan.
3. Dapur
KB terkini mempunyai satu ruang dapur yang berada di sebelah utara
ruang kantor. Ruang dapur ini bersebelahan dengan kamar mandi
sekolah.Dapur yang berukuran tidak terlalu lebar ini digunakan untuk
mempersiapkan konsumsi guru.
4. Kamar mandi
Kamar mandi di KB terkini berjumlah satu buah. Kamar mandi terletak
di sebelah utara dan bersebelahan dengan tempat parkir. Kamar mandi
ini digunakan oleh seluruh warga sekolah.

f. Sumber Daya Manusia


a. Tabulasi Data
No Tenaga Kerja Ada Tidak Keterangan
1. perencanaan 
2. pengadaan 
3. pengembangan 
4. evaluasi 

b. Analisis Data

Hasil penelitian yang diperoleh mengenai pengelolaan Tenaga


Kerja di KB Terkini meliputi perencanaan, pengadaan, pengembangan,
dan evaluasi. Perencanaan kebutuhan Tenaga Kerjadi KB Terkini
dilakukan oleh kepala sekolah dengan dibantu koordinator pendidikan.
Senada dengan pendapat yang dikemukakan oleh Ibrahim Bafadal
(1999: 59) dalam bukunya Administrasi dan Supervisi Penyelenggaraan
PAUD bahwa pengadaan pegawai baru PAUD di Indonesia bisa
dilakukan melalui dua cara yaitu :
1. Pengadaan pegawai baru bisa dilakukan dengan cara
mengusulkannya kepada Kantor Departemen Pendidikan dan
Kebudayaan. Apabila Taman Kanak-kanak diselenggarakan oleh
yayaysan pendidikan yang besar, maka pengadaan pegawai baru
bisa dilakukan dengan cara mengusulkannya kepada yayasannya.
Dikarenakan KB Terkini merupakan lembaga pendidikan yang
dibawahi oleh yayasan, maka dalam perencanaan pengadaan
pegawai/Tenaga Kerjadilakukan sendiri oleh pihak sekolah.
Untuk tahap pengadaan, pihak KB Terkini memiliki standar
kualifikasi akademik bagi setiap calon Tenaga Kerjayaitu
minimal SLTA, atau pernah mengikuti pelatihan pendidikan anak
usia dini. Hal ini sesuai dengan pedoman teknis penyelenggaraan
KB/TPA yang dikeluarkan oleh Depdiknas (2006) bahwa
pendidik di KB/TPA memiliki kualifikasi akademik minimal
SLTA sederajat, memiliki sertifikat atau surat keterangan pernah
mengikuti pelatihan pendidikan anak usia dini. Tenaga Kerjadi
KB Terkini sangat beragam, dari mulai D-III, D-IV, dan tidak
sedikit yang S1 kependidikan atau umum, yang terpenting adalah
setiap Tenaga Kerjamengerti tahap perkembangan anak,
mencintai dunia anak, sabar, dan bisa menjadi panutan/teladan
bagi anak.
2. Dalam pengembangan kemampuan tenaga pendidik, pihak KB
Terkini mengikutsertakan pendidik pada seminar, workshop, dan
lain sebagainya, selain itu sekolah juga mengadakan pertemuan
mingguan/ FGD (Focus Group Discusion) yang dilakukan secara
rutin. Hal ini sesuai dengan pendapat Ibrahim Bafadal (1999: 64)
yang mengemukakan bahwa pengembanagan pegawai dapat
diartikan sebagai keseluruhan kegiatan meningkatkan
pengetahuan, keterampilan, dan semangat kerja pegawai. Dengan
tujuan agar pegawai semakin sempurna dalam menyelesaikan
tugasnya. Evaluasi terhadap Tenaga Kerjadilakukan oleh kepala
sekolah dengan cara mengadakan kunjungan kelas (supervisi)
ketika pendidik melaksanakan proses kegiatan belajar mengajar
(KBM)

C. ANALISIS KRISIS
Dari data tersebut dapat disimpulkan bahwa kegiatan bercerita
dengan menggunakan buku cerita bergambar merupakan suatu kegiatan
yang bertujuan untuk mengembangkan kemampuan bahasa anak.
Pengembangan kemampuan bahasa anak di KB Terkini .merupakan
program yang dicantumkan dalam RPPH.
Melalui kegiatan bercerita dengan buku cerita yang dilakukan di
KB Terkinimampu menumbuhkan minat awal anak untuk membaca
melalui kegiatan mendengar dan berbicara sesuai pendapat Bromley
(1992) yang menyatakan bahwa terdapat empat macam bentuk bahasa
yaitu mendengar, berbicara, membaca dan menulis.
Dengan anak menceritakan kembali isi cerita yang telah
didengarnya maka anak akan belajar menyimak dan membaca. Thaiss
(dalam Bromley, 1992) mengemukakan bahwa anak dapat memahami
dan dapat mengingat suatu informasi jika mereka mendapatkan
kesempatan untuk membicarakannya, menuliskannya,
menggambarkannya atau memanipulasinya.
Secara umum KB Terkinitelah mempunyai kegiatan-kegiatan
yang baik dan terarah. Kegiatan-kegiatan tersebut telah disusun
sedemikian rupa sesuai dengan tahap perkembangan anak sehingga anak
berkembang dengan optimal.
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN

A. KESIMPULAN
Dari tabulasi dan analisis data dapat disimpulkan beberapa hal, yaitu :
1. KB Terkini mempunyai program pengembangan bahasa anak
melalui kegiatan bercerita.
2. Pengembangan kemampuan bahasa anak salah satunya
dikembangkan melalui kegiatan bercerita dengan buku cerita
bergambar. Sehingga anak dapat belajar menyimak dan
mengembangkan imajinasi anak terhadap isi cerita/objek dalam
cerita.
3. Lingkungan di KB Terkini juga disiapkan sedemikian rupa
sehingga dapat mendukung pencapaian kemampuan bahasa anak.
4. Tenaga Kerjayang sesuai dengan bidangnya.

B. SARAN
1. Dalam mengembangkan kemampuan bahasa anak melalui
kegiatan bercerita sebaiknya KB Terkini dapat menggunakan
berbagai macam teknik dalam bercerita.
2. Dalam mengembangkan kemampuan bahasa anak, pendidik bisa
memberikan kegiatan yang lain yang lebih bervariasi sesuai
dengan tingkat perkembangan anak sehingga kemampuan bahasa
anak berkembang dengan optimal.
3. Dalam memlilih buku cerita anak, sebaiknya pendidik harus sesuai
untuk anak yang masih dalam tahapan belajar membaca.
DAFTAR PUSTAKA

Armayanti, Yesy. (2013). Peningkatan Kemampuan Mengenal Huruf Vokal dan


Konsonan Melalui Permainan Kancing Huruf pada Anak Kelompok N TK
Masyithoh Ngasem Sewon Bantul Yogyakarta. Yogyakarta : UNY
http://digilib.unila.ac.id/10554/14/BAB%20II.pdf ( Diakses pada tanggal 12
November 2019 jam 21.00 wib)
Setiawan, Denny. (2018). Analisis Kegiatan Pengembangan Pendidikan Anak
Usia Dini. Berau Selatan : Universitas Terbuka.
LAMPIRAN 1
OBSERVASI KEGIATAN PENGEMBANGAN DI TK/KB/TPA

TK/ KB/ TPA : KB Terkini


TANGGAL : 19-22 Oktober 2020
Hal-hal unik/menarik yang Ada
No Keterangan/ uraian/ pertanyaan
ditemukan di dalamnya Ya Tidak
Ruangan kelas dihiasi banyak pajangan
1 Penataan ruang 
dan hiasan.
Kegiatan yang dilakukan
2  Bercerita
anak
Alat peraga edukatif (APE)
3  Buku Cerita Bergambar
yang digunakan
 Kegiatan awal secara klasikal
 Kegiatan inti posisi anak duduk
Pengaturan/ membentuk huruf “U”
4 
pengelompokan anak  Makan bekal dan bermain di dalam
kelas
 Penutup secara klasikal
Anak membentuk huruf “U”
Cara pendidik memimpin
5  Pendidik mulai menceritakan isi dari
anak
buku cerita bergambar
Kerja sama orang tua dan pendidik
6 Peran orang tua anak  untuk perkembangan anak baik di
sekolah maupun di rumah.
LAMPIRAN 2
HASIL WAWANCARA DENGAN PENDIDIK/GURU

1. Kelompok apa yang ibu asuh di Lembaga ini?


Jawab : Kelompok Bermain

2. Usia berapa anak yang ibu bimbing di kelompok ini?


Jawab : usia 3 - 4 tahun

3. Bagaimana cara penyusunan rencana kegiatan di Lembaga tempat Ibu


mengajar?
Jawab : Dari program tahunan di masukkan ke program semester,
kemudian dari RPPM ke RPPH.

4. Referensi apa saja yang ibu gunakan dalam penyusunan rencana


kegiatan pembelajaran?
Jawab : Kurikulum K13, STTPA, prosem, dan RPPM.

5. Apa saja manfaat dari referensi yang ibu gunakan dalam penyusunan
rencana kegiatan pembelajaran?
Jawab : Untuk menunjang agar proses pembelajaran di KB ini agar
berjalan sesuai dengan program yang dijalankan.

6. Model pembelajaran apa yang ibu gunakan di lembaga tempat ibu


mengajar?
Jawab : model pembelajaran kelompok.

7. Kenapa ibu menggunakan model pembelajaran kelompok?


Jawab : Karena sesuai dengan kondisi anak dan ruangan yang kami
punya di KB Ananda Ceria.

8. Mengapa anak disuruh menceritakan kembali cerita yang sudah


didengarnya dengan bahasa sendiri?
Jawab : Dengan anak-anak menceitakan kembali ceritanya maka anak
akan berlatih untuk menyimak dan mengembangkan kemampuan
berbicara anak.

9. Apa yang menjadi dasar pemikiran ibu melaksanakan kegiatan


pembelajaran tersebut?
Jawab : Agar perkembangan anak sesuai dengan harapan dan berjalan
dengan optimal.

10. Apakah kegiatan ini harus disesuaikan dengan tema?


Jawab : Iya.

11. Media apa yang digunakan saat kegiatan bercerita?


Jawab : Buku Cerita Bergambar

12. Manfaat apa yang dapat diambil dari kegiatan ini bagi anak?
Jawab : Kemampuan perkembangan bahasa anak dapat meningkat.
LAMPIRAN 3
HASIL WAWANCARA DENGAN KEPALA SEKOLAH
KB TERKINI
1. Siapa yang mendirikan Lembaga yang ibu pimpin ini?
Jawab : Ketua yayasan

2. Apa Visi dan misi di lembaga yang Ibu pimpin?


Jawab :
Visi : Menghasilkan generasi yang berakhlak mulia, cerdas dan
mandiri.
Misi : Membekali anak didik dengan kemampuan yang berkarakter
dan menanamkan nilai keagamaan.

3. Model pembelajaran apa yang digunakan di lembaga yang Ibu


pimpin?
Jawab : Model pembelajaran kelompok.

4. Siapa yang merancang program kegiatan pembelajaran di lembaga


yang ibu pimpin?
Jawab : Kepala Sekolah bersama dengan guru.

5. Ada berapa jumlah pendidik dan jumlah anak di lembaga yang ibu
pimpin?
Jawab : pendidik/guru berjumlah 2 orang dan peserta didik
berjumlah 24 orang.

6. Apa dasar pemikiran di KB Terkini diterapkan kegiatan bercerita


dengan buku cerita bergambar?
Jawab : Melalui kegiatan bercerita maka diharapkan kemampuan
berbahasa anak berkembang dengan optimal dengan kata lain
kegiatan ini bertujuan menambah kosa kata anak dan anak dapat
berani mengekspresikan perasaannya lewat cerita.
LAPORAN PENELITIAN DAN ANALISIS
Judul : Analisis Kegiatan Pengembangan Motorik Halus
Penelitian melalui Menempel dengan Kertas Lipat di TK Al-
Inayah Kampung Maluang
Waktu Pelaksanaan : 26-28 Oktober 2020
Tempat : TK Al-Inayah
Penelitian

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Penelitian


Usia anak usia dini merupakan masa keemasaan dimana pada masa
lima tahun pertama adalah masa pesatnya perkembangan motorik anak.
Perkembangan motorik erat kaitannya dengan perkembangan pusat motorik
di otak. Ketrampilan motorik berkembang sejalan dengan kematangan
syaraf dan otot. Oleh karena itu setiap gerakan yang dilakukan sesederhana
apa pun sebenarnya merupakan hasil pola interaksi yang kompleks dari
berbagai bagian dan sistem dalam tubuh yang dikontrol otak. Kemampuan
motorik anak akan dapat terlihat secara jelas melalui berbagai gerakan dan
permainan yang dapat mereka lakukan.
Dalam perkembangannya, motorik kasar berkembang lebih dulu
daripada motorik halus. Hal ini dapat terlihat saat anak sudah dapat
menggunakan otot-otot kakinya untuk berjalan sebelum ia dapat mengontrol
tangan dan jari-jarinya untuk menggunting, meronce dan melipat.
Gerakan motorik halus merupakan gerakan yang hanya melibatkan
bagian-bagian tubuh tertentu saja dan dilakukan oleh otot-otot kecil, seperti
ketrampilan menggunakan jari jemari tangan dan gerakan pergelangan
tangan. Oleh karena itu, gerakan ini tidak terlalu membutuhkan tenaga,
namun gerakan ini membutuhkan koordinasi mata dan tangan yang cermat.
Mengingat bahwa pengembangan motorik halus bukanlah
merupakan sesuatu yang mudah, maka kegiatan belajar mengajar haruslah
menarik dan menyenangkan serta memenuhi rasa keingintahuan anak. Maka
dari itu penulis melaksanakan observasi/ pengamatan di TK Al-Inayah pada
hari Rabu tanggal 26-28 oktober 2020 pada kegiatan menempel betuk
televisi dengan kerta lipat, terlihat anak masih antusias pada kegiatan
tersebut.
Kegiatan tersebut dapat distimulasikan secara berulang-ulang agar
kemampuan anak semakin baik. Peran guru dalam mengembangkan
kegiatan menempel adalah membangun motivasi dan rasa keingintahuan
anak secara alami tentang menempel.
Pembelajaran yang diselenggarakan di TK Al-Inayah
melatarbelakangi dalam Penelitian dan Analisis Kegiatan Pengembangan
Motorik Halus Melalui Menempel dengan Kertas Lipat di TK Al-Inayah
Tahun Pelajaran 2020/2021.

B. Fokus Penelitian
Berdasarkan latar belakang di atas dan setelah dilakukan observasi
penelitian di TK Al-Inayah, maka penelitian ini terfokus pada
“Pengembangan motorik halus anak melalui kegiatan menempel dengan
kertas lipat.”

C. Tujuan Penelitian
Penelitian ini bertujuan :
1. Mengumpulkan data mengenai :
a. Mengetahui kemampuan motorik halus anak TK Al-Inayah dalam
kegiatan menempel dengan kertas lipat.
b. Mengetahui hasil pembelajaran perkembangan motorik halus anak
dalam kegiatan menempel dengan kertas lipat.
c. Untuk menganalisis kegiatan tersebut sesuai dengan apa yang telah
dipelajari dan diberikan pada mata kuliah analisis kegiatan
pengembangan anak usia dini.
2. Analisis Kritis
Kegiatan pengembangan menempel dengan kertas lipat sangat
bermanfaat karena dengan adanya kegiatan menempel bentuk televisi
dengan kertas lipat, kemampuan motorik halus anak akan terasah.
Koordinasi mata dan tangannya dapat berkembang. Anak bisa mandiri
dan mempunyai sikap teliti, menghargai hasil karya sendiri dan orang
lain.
D. Manfaat Penelitian
Penelitian ini bermanfaat bagi :
a. Penulis : sebagai masukan dalam menganalisis suatu kegiatan
yang dilakukan anak.
b. Guru : sebagai masukan dalam kegiatan pengembangan motorik
halus anak dengan pembelajaran menempel dengan kertas lipat.
c. Orang tua : bagi orang tua penelitian ini bermanfaat untuk
menambah wawasan orang tua tentang cara mendidik anak dan
mengembangkan kemampuan anak sesuai dengan usia anak,
terutama kemampuan motorik halus.
BAB II
LANDASAN TEORI

A. Perkembangan Motorik
Motorik merupakan semua gerakan yang mungkin dapat dilakukan oleh
seluruh tubuh. Perkembangan motorik adalah perkembangan unsur kematangan dan
pengendalian gerak tubuh. Ketrampilan motorik berkembang sejalan dengan
kematangan syaraf dan otot. Aktivitas anak terjadi di bawah control otak.
Secara umum ada tiga tahap perkembangan ketrampilan motorik anak pada
usia dini, yaitu tahap kognitif, asosiatif, dan autonomous. Optimalnya pertumbuhan
fisik anak memang sangat penting karena secara langsung maupun tidak langsung
akan mempengaruhi perilaku sehari-harinya. Secara langsung, pertumbuhan fisik
anak akan menentukan ketrampilannya dalam bergerak, sedangkan secara tidak
langsung, pertumbuhan dan perkembangan kemampuan fisik/ motorik anak akan
mempengaruhi cara anak memandang dirinya sendiri dan orang lain. Sedangkan
meningkatnya motorik anak akan meningkatkan pula aspek fisiologis, kemampuan
sosial emosional dan kognitif anak.
Perkembangan motorik anak terbagi menjadi dua bagian, yaitu gerakan
motorik kasar dan gerakan motorik halus. Gerakan motorik kasar adalah gerakan
yang membutuhkan koordinasi sebagian besar bagian tubuh anak, sedangkan
gerakan motorik halus adalah gerakan yang hanya melibatkan bagian-bagian tubuh
tertentu saja dan dilakukan oleh otot-otot kecil seperti ketrampilan menggunakan jari
jemari tangan dan gerakan pergelangan tangan. Kedua macam gerakan ini sangat
dperlukan anak dikemudian hari. (Bambang Sujiono, dkk. 2010, Metode
Pengembagan Fisik)
Pada anak usia dini perkembangan motorik kasar dan perkembangan
motorik halus berlangsung sangat pesat. Pada usia tersebut koordinasi mata-tangan
anak semakin baik, bahkan sudah dapat menggunakan kemampuannya untuk
mengurus dirinya sendiri dengan sedikit pengawasan orang dewasa. Disamping itu
ia mulai dapat menyikat gigi, menyisir, mengancingkan pakaian, membuka dan
menutup ritsluiting, memakai sepatu sendiri, serta makan menggunakan sendok dan
garpu.
Kelenturan tangannya pun semakin baik. Ia mulai dapat menggunakan
tangannya untuk berkreasi. Misalnya, menggunting kertas dengan hasil guntingan
yang lurus, membuat gambar sederhana dan mewarnai, menggunakan klip untuk
menyatukan dua lembar kertas, menjahit, menganyam kertas serta menajamkan
pensil dengan rautan pensil. Namun, tidak semua anak memiliki kematangan untuk
menguasai semua ini pada tahap yang sama. (Siti Aisyah, dkk, 2010. Perkembangan
dan Konsep Dasar Pengembangan Anak Usia Dini)
B. Pengembangan Motorik Halus
Dalam hal perkembangan motorik halus, anak-anak dapat dilatih
ketrampilannya melalui berbagai aktivitas yang menunjang. Beberapa kegiatan yang
menunjang antara lain mencoret-coret di kertas, yang akan berkembang menjadi
coretan benang kusut, kemudian menjadi garis lurus, lengkung, dan seterusnya.
Sekalipun kematangan motorik mempunyai peranan besar, tetapi tanpa latihan yang
dilakukan melalui bermain maka perkembangan motorik tidak berkembang dengan
pesat. (Dra. Mayke Sugianto T, M.Si., Psikologi Perkembangan Anak, 2007: 4.9)
Peran guru dalam mengembangkan berbagai kemampuan dasar anak usia dini
sangatlah penting. Gurulah yang paling menentukan aktivitas fisik dan olahraga yang
dilakukan anak sesuai dengan pertumbuhan dan perkembangannya. Melalui
berbagai arahan, guru juga dapat menumbuhkan minat anak terhadap olahraga
(motorik kasar) dan motorik halus.
Beberapa cara yang dapat digunakan guru untuk membantu meningkatkan
ketrampilan motorik ana adalah :
a. Menyediakan peralatan atau lingkungan yang aman dan memungkinkan
anak melatih ketrampilan motoriknya.
b. Memperlakukan anak dengan sama.
c. Memperkenalkan berbagai jenis ketrampilan motorik pada anak.
d. Meningkatkan kesabaran guru karena anak memiliki jangka.
e. Waktu sendiri dalam menguasai suatu ketrampilan.
f. Memberikan tingkat keberhasilan yang sesuai dengan perkembangan
anak.
g. Guru juga berperan dalam membiasakan anak didiknya untuk memakan
makanan yang bergizi.

Pemilihan suatu metode pembelajaran ditentukan oleh tujuan yang akan


dicapai anak, sedangan metode merupakan cara untuk mencapai tujuan pembelajaran
tertentu. Untuk mengembangkan motorik anak guru dapat menerapkan metode-
metode yang akan menjamin anak tidak mengalami cedera dan menyesuaikannya
dengan karakteristik anak usia dini. Hal-hal yang perlu dilakukan guru dalam
pemilihan metode untuk meningkatkan motorik anak TK adalah menciptakan
lingkungan yang aman dan kegiatan yang menantang, menyediakan tempat, bahan
dan alat yang dipergunakan dalam keadaan baik, serta membimbing anak mengikuti
kegiatan tanpa menimbulkan rasa takut dan cemas dalam menggunakannya.
(Bambang Sujiono, dkk. 2010, Metode Pengembagan Fisik)

C. Kegiatan Menempel
Koordinasi mata dan tangan saat menempel dapat merangsang kerja otak
anak. Beberapa manfaat yang akan didapat anak dalam kegiatan menempel
antara lain :
a. Melatih motorik halus
a. Kegiatan menempel, membuka perekat atau membuka lem lalu
menempelkan ditempat yang sudah ditentukan membuat jari
jemari anak jadi lebih terlatih.
b. Melatih koordinasi tangan dan mata serta konsentrasi
a. Kegiatan menempel bermanfaat untuk merangsang pertumbuhan
otak yang lebih maksimal mengingat di usia ini merupakan masa
pertumbuhan otak yang sangat pesat.
b. Meningkatkan kepercayaan diri
c. Ketika anak berhasil menempel, dia akan melihat hasilnya. Hal
ini merupakan suatu reward positif yang akan meningkatkan
kepercayaan dirinya untuk melakuka kegiatan itu kembali.

c. Lancar menulis
Gerakan-gerakan halus yang dilakukan saat latihan menempel kelak
akan membatu anak lebih mudah belajar menulis. Anak-anak SD yang
sangat kaku memegang pensil dan yang tulisannya tidak beraturan, bisa
jadi akibat kemampuan motorik halusnya tidak dilatih dengan baik
sewaktu kecil.
d. Ungkapan ekspresi
Menempel dapat menjadi sarana untuk mengungkapkkan ekspresi dan
kreativitas anak.
e. Mengasah kognitif
Koordinasi mata dan tangan pada kegiatan menempel akan menstimulus
kerja otak sehingga kemampuan kognitif anak pun akan makin terasah.

Kegiatan menempel bentuk televisi dengan kertas lipat yang diamati


pada TK Al-Inayah adalah menempel bentuk televisi dengan kertas lipat.
Menempel bentuk televisi dengan kertas lipat ini merupakan kegiatan yang
sangat mudah dan sederhana. Dari kertas lipat dengan bentuk televisi, kemudian
diolesi lem, lalu ditempelkan pada kertas putih. Anak-anak akan terlatih
kemampuan motorik halusnya dengan jari-jarinya memegang lem, mengoles
lem, memegang kertas lipat, menempelkan pada kertas putih. Dengan demikian
kegiatan menempel bentuk televisi dengan kertas lipat ini dapat
mengembangkan kemampuan motorik halus anak.
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Subjek Penelitian
1. Tanggal penelitian : 26-28 Oktober 2020
2. Tempat : TK Al-Inayah
3. Subyek :
a. Peserta Didik : 30 anak, 17 laki-laki dan 13 perempuan
b. Pendidik : 4 orang
c. Kepala sekolah : 1 orang
B. Metode Penelitian
Penelitian ini menggunakan metode kualitatif yaitu penelitian yang
menceritakan data mengenai fenomena/ gejala yang diteliti di lapangan.
C. Instrumen Penelitian
1. Observasi
Observasi yaitu rencana untuk mengamati penilian
perilaku,selain itu juga diartikan sebagai pengamatan dan pencatatan
yang dilakukan terhadap obyek sebagai pengamatan dan pencatatan
yang dilakukan terhadap obyek di tempat terjadinya atau
berlangsungnya peristiwa, sehingga observator berada bersama obyek
yang diamati.(Tim PG PAUD, 2010:5)
2. Wawancara
Yaitu tanya jawab dengan seseorng untuk mendapatkan
keterangan atau pendapat tentang sesuatu hal atau masalah (Tim PG
PAUD, 2010:9)
3. Dokumentasi
Dokumentasi merupakan suatu teknik pengumpulan data dengan
menghimpun dan menganalisis dokumentasi dokumen-dokumen baik
dokumen tertulis, gambar maupun elektronik. Dalam penelitian ini
peneliti menggunakan alat bantu sebagai dokumen penelitiannya:
a. Lembar tanya jawab
b. Lembar observasi
c. Dokumen-dokumen lain sebagai pendukung
BAB IV
ANALISIS DATA
B. Hasil Wawancara
3. Pemimpin/Kepala
c. Tabulasi Data
Aspek Wawancara dengan Kepala
Pemrakarsa
Ijin Pendirian dari Dinas Pendidikan Kabupaten Berau :
421/066/Kpts/2007
Pendirian
Ijin Opertasional: 421.1/374/Kpts/ 2015
Akta notaries PAUD no. 5 tanggal 8 November 2012
Visi Taqwa, Sehat, Cerdas serta Ceria
5. Menanamkan budi pekeri dan perilaku yang berorientasi pada
pendidikan moral keagamaan.
6. Melaksanakan pembelajaran dan bimbingan secara efektif
sehingga anak didik mampu berkembang secara optimal sesuai
tingkat usianya.
Misi 7. Membentuk pribadi yang sehat jasmani dan rohani serta
menggali potensi anak agar mempu mengembangkan
kecerdasan dan berpikir sesuai dengan tingkat usianya.
8. Memberi pelayanan yang seluas-luasnya kepada masyarakat
tentang AUD.

4. Membekali peserta didik agar menjadi anak yang beriman dan


bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa.
5. Mengembangkan dan meningkatkan kemampuan dan kreatifitas
Tujuan anak didik sesuai dengan tingkat usianya.
6. Menyiapkan peserta didik yang mandiri, tangguh, terampil, aktif
dan bertanggungjawab.

Peraturan
penerimaan
siswa
Keunggulan TK Al-Inayah selanjutnya adalah memiliki tim
pengajar yang kompeten di bidangnya, sehingga mampu mendidik
siswa sesuai visi misinya. Semua pengajar akan menyampaikan
materi dengan baik kepada siswa dengan metode yang
menyenangkan sehingga anak-anak tidak merasa terpaksa dan
Keunggulan nyaman dalam belajar. Anak-anak akan dengan senang hati
di TK Al- melakukan kebiasaan-kebiasaan baik yang diajarkan oleh pengajar
inayah karena semua diberikan dengan contoh langsung.
Semua pengajar telah memiliki pengalaman berhadapan dengan
berbagai karakter anak didik, sehingga bisa menghadapinya
dengan baik. Pengajar berhasil membuat program unggulan
terbaik dan kurikulum materi yang diajarkan dengan tepat sesuai
goal akhir TK al-inayah
Jumlah anak 30 anak (usia 4 – 6 tahun)
Jumlah Guru 4 orang
Waktu
07.30-10.30 Wita
Operasional
Jumlah Staff 1 orang
Kendala Yang Perubahan Kondisi Waktu dalam proses belajar mengajar terutama
Dihadapi di masa pandemik

d. Analisis Data
Manajemen Kurikulum dalam Meninggkatkan Mutu Pembelajaran
Berdasarkan pengamatan observasi penelitian yang peneliti lakukan
serta hasil wawancara dengan Kepala TK Al-Inayah menyatakan bahwa
beliau sudah berusaha melakukan manajemen kurikulum dengan sebaik-
baiknya dalam rangka meningkatkan mutu pembelajran bagi peserta
didik. Orang tua peserta didik dapat memilih pelayanan apa yang
mereka inginkan. Sebagai contoh Taman Kanak-kanak yang mana
waktu pembelajarannya dimulai dari pukul 07.30 s.d 11.00 Wita dan
ditambah dengan belajar iqro lebih kurang 1/2 jam sehingga perserta
didik pulang pukul 11.30 Wita. Layanan pendidikan yang diberikan
pada TK Al-Inayah dikelompokkan berdasarkan tingkatan umur. Yaitu
untuk umur 4 s.d 6 tahun.

Dalam melaksanakan layanan pendidikan pada peserta didik yang


diselenggarakan TK Al-Inayah, Kepala TK menyatakan tidak terlampau
banyak mengalami kendala, hanya kendala-kendala kecil yang tentunya
bisa diatasi secara bersama-sama.

A. Tabulasi Data
Data Hasil Penelitian
Aspek yang Wawancara Dengan
Hasil Observasi Dokumentasi
diteliti Guru
Bahan dan alat Guru menggunakan media kertas lipat, Tertulis dalam
Pembelajaran dan memperlihatkan lem dan kertas putih kegiatan harian
kertas lipat, lem, dan sebagai medianya. KB dari
kertas putih sebagai penugasan yang
media menempel diberikan
mayoritas anak
bernilai baik.
Cara Guru Metode yang Foto kegiatan
mendemostrasikan mendemonstrasikan digunakan dalam
cara menempel dengan kegiatan melipat
kertas lipat menggunakan metode
demonstrasi. Hal ini
dilakukan agar anak
dapat mengetahui
langkah-langkah
secara benar.
Cara melakukan Anak-anak Dengan kegiatan Foto kegiatan
mempraktikkan menempel dengan
menempel dengan kertas lipat ini
kertas lipat diharapkan
kemampuan motorik
halus anak
meningkat, melatih
ketelitian dan
kemandirian anak,
melatih koordinasi
mata dan tangan anak
serta melatih
pengenalan warna

g. Analisis Data
Dalam melaksanakan layanan pendidikan pada peserta didik
yang diselenggarakan TK Al-Inayah, Kepala PAUD menyatakan tidak
terlampau banyak mengalami kendala, hanya kendala-kendala kecil
yang tentunya bisa diatasi secara bersama-sama. Dalam hal ini, guru
juga harus dapat mengambil keputusan atas dasar penilaian yang tepat
ketika anak didik belum dapat membentuk kompetensi dasar, apakah
kegiatan pembelajran di hentikan, diubah metodenya, atau mengulang
dulu pembelajaran yang lalu. Guru harus menguasai prinsip – prinsip
pembelajaran, pemilihan dan penggunaan media pembelajaran,
pemilihan dan penggunaan metode, keterampilan, menilai hasil belajar,
serta memilih dan meenggunakan strategi atau pendekatan
pembelajaran. Dari hasil wawancara dengan Guru-guru TK Al-Inayah
diketahui bahwa guru-guru selalu berupaya meninggkatkan kualitas
dalam memberikan layanan kepada peserta didik. Dan mereka mengaku
juga berperan dalam kelompok yang lain, sehingga pengalaman mereka
dalam melayani peserta didik membuat mereka selalu meninggkatkan
kualitas.. Selain itu guru juga bertugas mengelola, tanggung jawab
secara keseluruhan guru kepada semua bentuk layanan yang ada.
Guru-guru TK Al-Inayah berpendapat sama bahwa
pengelompokan layanan yang diberikan pada peserta didik sudah tepat
dan sudah memenuhi standar pengelompokan layanan PAUD yang
ditetapkan Kementerian Pendidikan Nasional, yang dituangkan dalam
Permendiknas No. 58 Tahun 2009. Mereka berpendapat bahwa
pengelompokan didasarkan umur dan peserta didik, dan juga keinginan
dan peserta didik dan orang tua peserta didik, layanan apa yang mereka
inginkan.Guru-Guru TK Al-Inayah juga berpendapat sama, bahwa tidak
mendapatkan kendala yang terlampau berarti dalam melaksanakan
layanan kepada peserta didik. guru-guru memperlakukan peserta didik
seperti anak sendiri. Hal ini dikarenakan beberapa peserta didik
dititipkan oleh orang tuanya kepada PAUD dan pukul 7.30 Wita pagi
sampai dengan pukul 10.30 Wita.

h. Hasil Pengamatan
a. Prsasarana Out Door
a. Tabulasi Data

No Jenis Alat Ada Tidak Keterangan


8. Bak air 
9. Bak pasir 
10. Papan luncur 
11. Papan titian 
12. Ayunan 
13. Panjatan 
14. Kuda-kudaan 

b. Analisis Data
Berdasarkan data yang didapat dari hasil observasi, alat permainan
diluar kelas atau outdoor terdapat tujuh alat permainan. Dari sembilan alat
tersebut terdapat alat permainan yang rusak sehingga tidak dapat dipergunakan
lagi, jika dipergunakan lagi akan membahayakan keselamatan anak didik.

C. Prasarana Indoor
c. Tabulasi Data
No Jenis Alat Ada Tidak Keterangan
13. Buku-buku cerita atau 
dongeng
14. Alat-alat peraga atau 
bahan main sebagai bahan
belajar di Sentra
15. Lemari atau rak untuk 
tempat alat main
16. Tape Recorder dan/atau 
VCD Player, beserta kaset
dan/atau VCD cerita/lagu
17. Papan tulis (white atau 
black board) serta alat
tulisnya
18. Papan flanel dan 
perlengkapanannya
19. Panggung boneka dan 
perangkatnya
20. Papan geometris, puzzle, 
balok, monte untuk
dironce
21. ) Alat untuk bermain 
peran makro dan mikro
22. Alat permainan edukatif 
sederhana
23. Alat permainan untuk 
mendukung mengenal
budaya lokal dan atau
tradisional/daerah
24. Alat-alat untuk memasak 

d. Analisis Data
Data yang didapat dari observasi di dalam kelas, terdapat enam macam alat
peraga untuk pembelajaran sehari-hari. Berdasarkan informasi dari guru, masih
banyak alat peraga di dalam kelas namun alat peraga yang lain tersebut sudah
tidak lengkap sehingga tidak bisa dipergunakan lagi. Berdasarkan dari observasi
peneliti didalam kelas dan diperjelas dengan wawancara dengan guru alat
permainan edukatif terdapat beberapa macam yaitu kartu angka yang terbuat
dari kertas, boneka tangkai terbuat dari kertas dan tangkai bekas es cream,
boneka kotak dari kotak bekas minuman. Pada dasarnya banyak APE buatan
guru yang bisa dibuat namun yang terdapat di TK Al-Inayahhanya tiga macam
APE buatan guru. Berdasarkan observasi langsung dari kelas, terdapat beberapa
alat permainan untuk anak-anak dan semua alat permainan tidak ada yang
membahayakan untuk keselamatan anak-anak. Menurut hasil wawancara dari
guru, alat permainan anak di kelas adalah alat permainan hasil pabrik. Setiap
kelas terdapat dua set setiap alat permainan, alat permainan tesebut sangat
membantu anak dalam melatih kreatif

i. Administrasi Sekolah
a. Tabulasi Data
No Administrasi Sekolah Ada Tidak Keterangan
4. Administrasi Umum
5. Administrasi Keuangan
6. Administrasi kegiatan
b. Analisis Data

j. Administrasi Kelas
a. Tabulasi data
No Administrasi Kelas Ada Tidak Keterangan
11. Ruang Kantor 
12. Ruang Kepala Sekolah 
13. Ruang Guru 
14. Ruang Tamu 
15. Ruang Belajara 
16. Ruang Kelas 
17. Ruang Perpustakaan 
18. Ruang Penunjang 
19. Dapur 
20. KM/WC Siswadan Gur 
b. Analisis Data
5. Ruang kantor
Ruang kantor berada pada sisi utara ruang kelas. Sebenarnya ruang guru,
ruang kepala sekolah, ruang tamu, dan perpustakaan berada pada satu
ruangan yang sama. Tak ada sekat yang membatasinya. Penataan
ruangan ini disusun sedemikian rupa sehingga terlihat tidak terlalu
sesak. Namun begitu kurang efektif karena fungsi dari masing-masing
ruang tidak berjalan maksimal.
6. Ruang kelas
Ruang kelas ada dua namun dalam proses pembelajaran pendidik hanya
menggunkan salah satu. Hal tersebut terjadi karena untuk memudahkan
pendidik dalam mendidik serta pemantauan.
7. Dapur
TK Al-Inayah mempunyai satu ruang dapur yang berada di sebelah utara
ruang kantor. Ruang dapur ini bersebelahan dengan kamar mandi
sekolah.Dapur yang berukuran tidak terlalu lebar ini digunakan untuk
mempersiapkan konsumsi guru.
8. Kamar mandi
Kamar mandi di TK Al-Inayahberjumlah satu buah. Kamar mandi
terletak di sebelah utara dan bersebelahan dengan tempat parkir. Kamar
mandi ini digunakan oleh seluruh warga sekolah.

k. Sumber Daya Manusia


a. Tabulasi Data
No Tenaga Kerja Ada Tidak Keterangan
5. perencanaan 
6. pengadaan 
7. pengembangan 
8. evaluasi 

b. Analisis Data
Hasil penelitian yang diperoleh mengenai pengelolaan Tenaga
Kerja di TK Al-Inayah meliputi perencanaan, pengadaan,
pengembangan, dan evaluasi. Perencanaan kebutuhan Tenaga Kerjadi
TK Al-Inayah dilakukan oleh kepala sekolah dengan dibantu
koordinator pendidikan. Senada dengan pendapat yang dikemukakan
oleh Ibrahim Bafadal (1999: 59) dalam bukunya Administrasi dan
Supervisi Penyelenggaraan PAUD bahwa pengadaan pegawai baru
PAUD di Indonesia bisa dilakukan melalui dua cara yaitu :
3. Pengadaan pegawai baru bisa dilakukan dengan cara
mengusulkannya kepada Kantor Departemen Pendidikan dan
Kebudayaan. Apabila Taman Kanak-kanak diselenggarakan oleh
yayaysan pendidikan yang besar, maka pengadaan pegawai baru
bisa dilakukan dengan cara mengusulkannya kepada yayasannya.
Dikarenakan TK Al-Inayah merupakan lembaga pendidikan yang
dibawahi oleh yayasan, maka dalam perencanaan pengadaan
pegawai/Tenaga Kerja dilakukan sendiri oleh pihak sekolah.
Untuk tahap pengadaan, pihak TK Al-Inayah memiliki standar
kualifikasi akademik bagi setiap calon Tenaga Kerja yaitu
minimal SLTA, atau pernah mengikuti pelatihan pendidikan anak
usia dini. Hal ini sesuai dengan pedoman teknis penyelenggaraan
KB/TPA yang dikeluarkan oleh Depdiknas (2006) bahwa
pendidik di KB/TPA memiliki kualifikasi akademik minimal
SLTA sederajat, memiliki sertifikat atau surat keterangan pernah
mengikuti pelatihan pendidikan anak usia dini. Tenaga Kerjadi
TK Al-Inayah sangat beragam, dari mulai D-III, D-IV, dan tidak
sedikit yang S1 kependidikan atau umum, yang terpenting adalah
setiap Tenaga Kerjamengerti tahap perkembangan anak,
mencintai dunia anak, sabar, dan bisa menjadi panutan/teladan
bagi anak.
4. Dalam pengembangan kemampuan tenaga pendidik, pihak TK
Al-Inayah mengikutsertakan pendidik pada seminar, workshop,
dan lain sebagainya, selain itu sekolah juga mengadakan
pertemuan mingguan/ FGD (Focus Group Discusion) yang
dilakukan secara rutin. Hal ini sesuai dengan pendapat Ibrahim
Bafadal (1999: 64) yang mengemukakan bahwa pengembanagan
pegawai dapat diartikan sebagai keseluruhan kegiatan
meningkatkan pengetahuan, keterampilan, dan semangat kerja
pegawai. Dengan tujuan agar pegawai semakin sempurna dalam
menyelesaikan tugasnya. Evaluasi terhadap Tenaga
Kerjadilakukan oleh kepala sekolah dengan cara mengadakan
kunjungan kelas (supervisi) ketika pendidik melaksanakan proses
kegiatan belajar mengajar (KBM)

B. Analisis Kritis

Dari data tersebut, kegiatan pengembangan menempel dengan kertas


lipat yang dilakukan di TK Al-Inayah sudah berjalan sesuai dengan
pengembangan motorik halus yang ada. Metode demonstrasi yang digunakan
dalam pengembangan ini juga tepat, sehingga anak mampu memahami langkah-
langkah dalam menempel dengan kertas lipat. Kemampuan guru dalam
menyampaikan dan mengorganisasikan kelas juga sudah cukup baik. Terbukti
anak antusias dan semangat dalam mengikuti kegiatan menempel bentuk
televisi dengan kertas lipat. Kegiatan menempel dengan kertas lipat ini
ditujukan dengan harapan agar kemampuan motorik halus anak meningkat,
melatih ketelitian dan kemandirian anak, serta melatih koordinasi mata dan
tangan anak.
Kegiatan menempel dengan kertas lipat yang diamati pada TK Al-
Inayahadalah menempel bentuk televisi dengan kertas lipat. Menempel dengan
kertas lipat ini merupakan kegiatan yang sangat mudah dan sederhana. Dari
kertas lipat dengan bentuk televisi, kemudian diolesi lem, lalu ditempelkan pada
kertas putih. Anak-anak akan terlatih kemampuan motorik halusnya dengan
jari-jarinya memegang lem, mengoles lem, memegang kertas lipat,
menempelkan pada kertas putih. Dengan demikian kegiatan menempel dengan
kertas lipat ini dapat mengembangkan kemampuan motorik halus anak.
Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa kegiatan pembelajaran di TK
Al-Inayah sudah terprogram dan berjalan dengan baik, dilihat dari visi dan misi,
kurikulum, perangkat pembelajaran, fasilitas, peran kepala sekolah, guru dan
komite sekolah, semuanya mendukung program dan saling membantu dana dari
pusat dan standarisasi dari TK Al-Inayah juga berperan sangat penting untuk
kemajuan kelompok bermain.
Kegiatan pembelajaran menggunakan model sentra kegiatan. Ruang-
ruang sentra tertata dengan rapi dan sehat dengan ventilasi yang baik dan
penerangan baik karena di bagian depan dipasang kaca, jumlah murid standar
sehingga memudahkan guru untuk menilai proses kegiatan belajar mengajar.
Kegiatan awal yang dilakukan oleh pendidik TK Al-Inayah dengan tanya
jawab dan apersepsi terlebih dahulu sebelum kegiatan inti dilaksanakan. Secara
umum, TK Al-Inayah telah melakukan kegiatan yang baik dan terarah. Kegiatan
tersebut telah disusun sedemikian rupa, sehingga mendapatkan hasil yang
optimal.
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan
Dari tabulasi dan analisis data di atas dapat disimpulkan beberapa hal
yaitu sebagai berikut :
a. Pengembangan motorik halus anak dapat dilakukan salah
satunya melalui kegiatan menempel dengan kertas lipat.
Kegiatan ini bertujuan untuk meningkatkan kemampuan motorik
halus anak, melatih ketelitian dan kemandirian, serta melatih
koordinasi mata dan tangan anak dan melatih pengenalan warna.
b. Kegiatan pembelajaran di TK Al-Inayah sudah terprogram dan
berjalan dengan baik, dilihat dari visi dan misi, kurikulum,
perangkat pembelajaran, fasilitas, peran kepala sekolah, guru
dan komite sekolah. Semuanya mendukung program dan saling
bersinergi demi untuk kemajuan TK Al-Inayah.
c. Kegiatan pembelajaran di TK Al-Inayah menggunakan model
pembelajaran sentra kegiatan. Pada kegiatan menempel dengan
kertas lipat ini guru menggunakan metode demonstrasi.

B. Saran
a. Peningkatan pengembangan motorik halus anak melalui
kegiatan menempel denga kertas lipat harus benar-benar
disesuaikan dengan tingkat perkembangan anak dan dilakukan
secara terpadu dengan pengembangan-pengembangan lainnya.
b. Dalam mengembangkan kemampuan motorik halus anak usia
dini melalui kegiatan melipat di TK Al-Inayah sebaiknya
pendidik lebih banyak memperbanyak variasi media yang
digunakan dan penggunaan lem yang bervarriasi, dari lem cair,
lem stick, sampai sticker.
DAFTAR PUSTAKA

Mayke, Sugianto, T,. (2007). Psikologi Perkembangan Anak. Jakarta : Universitas


Terbuka

Siti, Aisyah, dkk,. (2010). Perkembanan dan Konsep Dasar Pengembangan Anak Usia
Dini .Jakarta: Universitas Terbuka

Sujiono, Bambang, dkk. (2010). Metode Pengembagan Fisik. Jakarta : Universitas


Terbuka.

Tim PG PAUD, (2010). Analisa Kegiatan Pengembangan Pendidikan Anak Usia


Dini. Jakarta : Universitas Terbuka.
LAMPIRAN 1
OBSERVASI KEGIATAN PENGEMBANGAN DI TK/KB/TPA

TK/ KB/ TPA : TK Al-Inayah


TANGGAL : 26-28 Oktober 2020
Hal-hal unik/menarik yang Ada
No Keterangan/ uraian/ pertanyaan
ditemukan di dalamnya Ya Tidak
Ruangan kelas dihiasi banyak pajangan
1 Penataan ruang 
dan hiasan.
Kegiatan yang dilakukan
2  Bercerita
anak
Alat peraga edukatif (APE)
3  Buku Cerita Bergambar
yang digunakan
 Kegiatan awal secara klasikal
 Kegiatan inti posisi anak duduk
Pengaturan/ membentuk huruf “U”
4 
pengelompokan anak  Makan bekal dan bermain di dalam
kelas
 Penutup secara klasikal
Anak membentuk huruf “U”
Cara pendidik memimpin
5  Pendidik mulai menceritakan isi dari
anak
buku cerita bergambar
Kerja sama orang tua dan pendidik
6 Peran orang tua anak  untuk perkembangan anak baik di
sekolah maupun di rumah.
LAMPIRAN 2
HASIL WAWANCARA DENGAN PENDIDIK/GURU

1. Kelompok apa yang ibu asuh di Lembaga ini?


Jawab : Kelompok Bermain

2. Usia berapa anak yang ibu bimbing di kelompok ini?


Jawab : usia 4 - 6 tahun

3. Bagaimana cara penyusunan rencana kegiatan di Lembaga tempat Ibu


mengajar?
Jawab : Dari program tahunan di masukkan ke program semester,
kemudian dari RPPM ke RPPH.

4. Referensi apa saja yang ibu gunakan dalam penyusunan rencana


kegiatan pembelajaran?
Jawab : Kurikulum K13, STTPA, prosem, dan RPPM.

5. Apa saja manfaat dari referensi yang ibu gunakan dalam penyusunan
rencana kegiatan pembelajaran?
Jawab : Untuk menunjang agar proses pembelajaran di TK ini agar
berjalan sesuai dengan program yang dijalankan.

6. Model pembelajaran apa yang ibu gunakan di lembaga tempat ibu


mengajar?
Jawab : model pembelajaran kelompok.

7. Kenapa ibu menggunakan model pembelajaran kelompok?


Jawab : Karena sesuai dengan kondisi anak dan ruangan yang kami
punya di TK Al-Inayah.

8. Mengapa anak disuruh menceritakan kembali cerita yang sudah


didengarnya dengan bahasa sendiri?
Jawab : Dengan anak-anak menceitakan kembali ceritanya maka anak
akan berlatih untuk menyimak dan mengembangkan kemampuan
berbicara anak.

9. Apa yang menjadi dasar pemikiran ibu melaksanakan kegiatan


pembelajaran tersebut?
Jawab : Agar perkembangan anak sesuai dengan harapan dan berjalan
dengan optimal.

10. Apakah kegiatan ini harus disesuaikan dengan tema?


Jawab : Iya.

11. Media apa yang digunakan saat kegiatan bercerita?


Jawab : Buku Cerita Bergambar

12. Manfaat apa yang dapat diambil dari kegiatan ini bagi anak?
Jawab : Kemampuan perkembangan bahasa anak dapat meningkat.
LAMPIRAN 3
HASIL WAWANCARA DENGAN KEPALA SEKOLAH
TK AL-INAYAH
1. Siapa yang mendirikan Lembaga yang ibu pimpin ini?
Jawab : Ketua yayasan

2. Apa Visi dan misi di lembaga yang Ibu pimpin?


Jawab :
Visi : Menghasilkan generasi yang berakhlak mulia, cerdas dan
mandiri.
Misi : Membekali anak didik dengan kemampuan yang berkarakter
dan menanamkan nilai keagamaan.

3. Model pembelajaran apa yang digunakan di lembaga yang Ibu


pimpin?
Jawab : Model pembelajaran kelompok.

4. Siapa yang merancang program kegiatan pembelajaran di lembaga


yang ibu pimpin?
Jawab : Kepala Sekolah bersama dengan guru.

5. Ada berapa jumlah pendidik dan jumlah anak di lembaga yang ibu
pimpin?
Jawab : pendidik/guru berjumlah 2 orang dan peserta didik
berjumlah 24 orang.

6. Apa dasar pemikiran di TK Al-Inayah diterapkan kegiatan bercerita


dengan buku cerita bergambar?
Jawab : Melalui kegiatan bercerita maka diharapkan kemampuan
berbahasa anak berkembang dengan optimal dengan kata lain
kegiatan ini bertujuan menambah kosa kata anak dan anak dapat
berani mengekspresikan perasaannya lewat cerita
LAMPIRAN 4

DOKUMENTASI
KEGIATAN PENGEMBANGAN

Anda mungkin juga menyukai