OLEH
NAMA : MATHIUS LUTHER
NIM : 826123475
I. PENDAHULUAN
A. Pengertian Bahasa
Bahasa adalah salah satu faktor mendasar yang membedakan manusia
dengan hewan. Bahasa sebagai anugrah dari sang pencipta memungkinkan
individu dapat hidup bersama dengan orang lain, membantu memcahkan
masalah dan memposisikan dirinya sebagai makhluk yang berbudaya. Dhieni
dkk(2008:1.1).
Bromley(1992) menyebutkan (empat) bentuk bahasa yaitu menyimak,
berbicara, membaca dan menulis. Kemampuan berbahasa berbeda dengan
kemampuan berbicara, sedangkan keterampilan berbahasa tulis meliputi
membaca dan menulis. Dilihat dari sifatnya, keterampilan menyimak dan
membaca bersifat resetif yaitu menerima atau memahami pesan yang
disampaikan oleh pembicara atau penulis, sedangkan berbicara dan menulis
bersifat produktif, artinya menghasilakan pembicaraan atau tulisan.
C. Fungsi Bercerita
Menurut Prof.Dr.Tampubolon,1991:50, bercerita kepada anak
memainkan peranan penting bukan saja dalam menumbuhkan minat dan
kebiasaan membanca, tetapi juga dalam mengembangkan bahasa dan pikiran
anak. Dengan demikian fungsi kegiatan bercerita pada anak-anak adalah
membantu perkembangan bahasa anak.
Dengan bercerita pendengaran anak dapat di fungsikan dengan baik
untuk membantu kemampuan berbicara, dengan menambah perbendaharaan
kosa kata, kemampuan menggunakan kata-kata, melatih merangkai kalimat
sesuai dengan tahap perkembangannya, selanjutnya anak dapat mengkspresikan
melalui bernyanyi, bersyair, menulis ataupun mengambar sehingga pada
akhirnya anak pun mampu membaca situasi, gambar, tulisan, atau bahasa
isyarat kemampuan tersebut adalah hasil dari proses menyimak dalam tahap
perkembangan bahasa anak.
1. Subyek Penelitian
Subyek penelitian ini adalah anak – anak, pendidik dan Pengelola Taman
Penitipan Anak Berau.
2. Metodologi Penelitian
Penelitian ini menggunakan metode interpretative yaitu
menginterpretasikan data mengenai fenomena / gejala yang diteliti di lapangan.
3. Instrumen Penelitian
Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah :
a. Observasi,yaitu untuk melihat fenomena yang unik / menarik untuk
dijadikan fokus penelitian.
b. Wawancara,yaitu untuk menggali informasi lebih mendalam mengenai
fokus penelitian
c. Dokumentasi,yaitu untuk mengumpulkan bukti – bukti dan penjelasan
yang lebih luas mengenai fokus peneliti
IV. ANALISIS DATA
1. Tabulasi Data
Untuk memudahkan analisis data,maka data hasil penelitian dibuat tabulasi
sebagai berikut.
WAWANCARA
WAWANCARA
OBSERVASI DENGAN DOKUMENTASI
DENGAN GURU
PEMIMPIN
Guru Dalam kegiatan Saya Tertulis dalam
mengajar ini ingin berkeyakinan kegiatan harian
anak duduk mengembangkan dengan di TPA, anak
melingkar bahasa anak meletakkan terlihat
kemudian serta dasar yang antusias dalam
guru mulai menanamkan kuat untuk kegiatan
bercerita pengetahuan dan mengembangkan bercerita
menciptakan bahasa anak
sesuatu dengan melalui kegiatan
daya bercerita
imajinasinya
Guru Dalam kegiatan Kami ingin Tertulis dalam
menggunakan ini kami ingin menumbuh kegiatan harian
buku cerita membuat anak kembangkan di TPA, anak
dan alat termotivasi dan semua aspek cukup tertarik
peraga berupa mengembangkan perkembangan dengan cerita
boneka bahasa dan anak terutama
tangan imajinasinya. perkembangan
bahasanya
2. Analisis Kritis
Dari data tersebut dapat di simpulkan bahwa perkembangan bahasa anak
melalui kegiatan bercerita merupakan suatu kegiatan yang bermaksud
menumbuh kembangkan aspek bahasa anak sehingga sejalan dengan itu juga
dapat melatih perkembangan imajinasi dan sosial anak.
Kegiatan awal yang dilakukan pendidik di TPA Gloria adalah bercakap-
cakap sebelum kegiatan bercerita dimulai dalam hal ini pendidik memberikan
kesempatan kepada anak untuk bertanya dan menjawab secara bergiliran .
Secara umum, TPA Gloria telah melaksanakan kegiatan yang baik dan
terarah, kegiatan tersebut telah di susun sedemikian rupa dan sejalan dengan
teori dalam bidang pengembangan bahasa anak.
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Berdasarkan pembahasan dari permasalahan tersebut diatas dapat di simpulkan
bahwa :
a. TPA Gloria mempunyai program pengembangan bahasa anak melalui
kegiatan bercerita
b. Pengembangan bahasa dapat di capai melalui kemampuan
mendengarkan dan menyimak cerita
c. kegitan di TPA Gloria juga di siapkan sedemikian rupa sehingga dapat
mendukung pencapaian kemampuan berbahasa anak.
B. Saran
1. Dalam mengembangkan bahasa di TPA Gloria melibatkan anak dalam
kegitan tersebut.
2. Pengembangan bahasa melalui kegitan bercerita harus benar-benar
disesuaikan dengan perkembangan usia anak
3. laporan ini masih ada kekekurangan kepada mahasiswa program S1
PAUD angkatan berikutnya sangat di sarankan untuk mengembangkan
penelitian yang lebih luas pada yang sama menyangkut konsep, metode
dan wilayah penelitian.
DAFTAR PUSTAKA
No Teknik
Kegunaan Sasaran
Penelitian
1 Observasi Pengamat dapat melihat dan mengamati sendiri anak Anak dan guru
antusias dalam kegiatan mendengarkan cerita dari guru
2 Wawancara Pewawancara dapat memperoleh informasi secara Guru dan pimpinan TK
langsung dari guru mengenai tujuan dari kegiatan
pembelajaran yang menyenangkan bagi anak.
3 Dokumentasi Baik hasil foto maupun dokumen tertulis lainnya (RKH) Foto, dokumen lainnya misalnya RKH
dapat dijadikan bukti / data mengenai kegiatan
pembelajaran yang menyenangkan.
OBSERVASI KEGIATAN PENGEMBANGAN
DI TAMAN PENITIPAN ANAK
Taman Penitipan Anak : Gloria
Tanggal : 13-15 Oktober 2017
Hal-hal unik/menarik yang ditemukan Data
No Keterangan / Uraian, Pertanyaan
dalam : Ya Tidak
1 Penataan Ruangan V - Di ruangan belajar/banyak terdapat gambar-gambar anak dan guru
- Ruangan Kantor, Kamar Tidur anak-anak, ruang makan, kamar mandi.
2. Metode Mengajar V - Metode yang dilakukan sesuai dengan kegiatan yang dilaksanakan, metode
bercerita, bernyanyi, tanya jawab, bercakap-cakap bermain
3 Kegiatan yang dilakukan anak V Anak-anak mendengar cerita guru
4. Kegiatan belajar mengajar V Bermain, Bernyanyi, bercerita
5 Pengaturan atau pengelompokan anak V Anak-anak duduk membentuk lingkaran dan pendidik duduk bersama mereka
6 Alat Permainan Edukatif (APE) yang V Boneka Tangan, Buku Cerita
digunakan
7 Cara pendidik melakukan atau memimpin V Pendidik mengajak anak bernyanyi kemudian pendidik memulai bercerita setelah
kegiatan selesai pendidik mengadakan tanya jawab kepada anak tentang isi cerita.
INSTRUMEN
PROFIL TAMAN PENITIPAN ANAK (TPA) GLORIA
Skor Nilai
VARIABEL / DESKRIPTOR
Maks
A. PENDAHULUAN 15
1. Latar belakang penelitian
Dikemukakan dengan jelas (3) 5
Disusun secara logis (2)
2. Fokus penelitian
Fokus penelitian yang ditentukan jelas dan logis (2) 4
Focus penelitian ditentukan dari hasil observasi awal (1)
Focus penelitian berkaitan dengan latar belakang (1)
3. Tujuan penelitian
Sesuai dengan focus penelitian (1) 4
Rumusan tujuan jelas dan logis (3)
4. Manfaat penelitian
1. Manfaat yang akan diperoleh jelas (1) 3
2. Manfaat berkontribusi nyata terhadap kegiatan pengembangan
AUD (2)
B. LANDASAN TEORI 23
BAB I
PENDAHULUAN
B. Fokus Penelitian
Berdasarkan latar belakang di atas dan setelah dilakukan observasi
penelitian di KB Terkini, maka penelitian ini terfokus pada “Pengembangan
motorik halus anak melalui kegiatan menempel dengan kertas lipat.”
C. Tujuan Penelitian
Penelitian ini bertujuan :
1. Mengumpulkan data mengenai :
a. Mengetahui hasil pembelajaran perkembangan motorik halus anak
dalam kegiatan menempel dengan kertas lipat.
b. Untuk menganalisis kegiatan tersebut sesuai dengan apa yang telah
dipelajari dan diberikan pada mata kuliah analisis kegiatan
pengembangan anak usia dini.
c. Mengetahui kemampuan motorik halus anak KB Terkini dalam kegiatan
menempel dengan kertas lipat.
2. Analisis Kritis
Kegiatan pengembangan menempel dengan kertas lipat sangat bermanfaat
karena dengan adanya kegiatan menempel bentuk televisi dengan kertas lipat,
kemampuan motorik halus anak akan terasah. Koordinasi mata dan tangannya
dapat berkembang. Anak bisa mandiri dan mempunyai sikap teliti, menghargai
hasil karya sendiri dan orang lain.
D. Manfaat Penelitian
Penelitian ini bermanfaat bagi :
Penulis : sebagai masukan dalam menganalisis suatu kegiatan yang
dilakukan anak.
Guru : sebagai masukan dalam kegiatan pengembangan motorik halus
anak dengan pembelajaran menempel dengan kertas lipat.
Orang tua : bagi orang tua penelitian ini bermanfaat untuk menambah
wawasan orang tua tentang cara mendidik anak dan mengembangkan
kemampuan anak sesuai dengan usia anak, terutama kemampuan
motorik halus.
BAB II
LANDASAN TEORI
A. Perkembangan Motorik
Motorik merupakan semua gerakan yang mungkin dapat dilakukan oleh
seluruh tubuh. Perkembangan motorik adalah perkembangan unsur kematangan dan
pengendalian gerak tubuh. Ketrampilan motorik berkembang sejalan dengan
kematangan syaraf danotot. Aktivitas anak terjadi di bawah control otak.
Perkembangan motorik anak terbagi menjadi dua bagian, yaitu gerakan
motorik kasar dan gerakan motorik halus. Gerakan motorik kasar adalah gerakan
yang membutuhkan koordinasi sebagian besar bagian tubuh anak, sedangkan
gerakan motorik halus adalah gerakan yang hanya melibatkan bagian-bagian tubuh
tertentu saja dan dilakukan oleh otot-otot kecil seperti ketrampilan menggunakan jari
jemari tangan dan gerakan pergelangan tangan. Kedua macam gerakan ini sangat
dperlukan anak dikemudian hari. (Bambang Sujiono, dkk. 2010, Metode
Pengembagan Fisik)
Secara umum ada tiga tahap perkembangan ketrampilan motorik anak pada
usia dini, yaitu tahap kognitif, asosiatif, dan autonomous. Optimalnya pertumbuha
fisik anak memang sangat penting karena secara langsung maupun tidak langsung
akan mempengaruhi perilaku sehari-harinya. Secara langsung, pertumbuhan fisik
anak akan menentukan ketrampilannya dalam bergerak, sedangkan secara tidak
langsung, pertumbuhan dan perkembangan kemampuan fisik/ motorik anak akan
mempengaruhi cara anak memandang dirinya sendiri dan orang lain. Sedangkan
meningkatnya motorik anak akan meningkatkan pula aspek fisiologis, kemampuan
sosial emosional dan kognitif anak.
Kelenturan tangannya pun semakin baik. Ia mulai dapat menggunakan
tangannya untuk berkreasi. Misalnya, menggunting kertas dengan hasil guntingan
yang lurus, membuat gambar sederhana dan mewarnai, menggunakan klip untuk
menyatukan dua lembar kertas, menjahit, menganyam kertas serta menajamkan
pensil dengan rautan pensil. Namun, tidak semua anak memiliki kematangan untuk
menguasai semua ini pada tahap yang sama. (Siti Aisyah, dkk, 2010. Perkembangan
dan Konsep Dasar Pengembangan Anak Usia Dini)
Pada anak usia dini perkembangan motorik kasar dan perkembangan
motorik halus berlangsung sangat pesat. Pada usia tersebut koordinasi mata-tangan
anak semakin baik, bahkan sudah dapat menggunakan kemampuannya untuk
mengurus dirinya sendiri dengan sedikit pengawasan orang dewasa. Disamping itu
ia mulai dapat menyikat gigi, menyisir, mengancingkan pakaian, membuka dan
menutup ritsluiting, memakai sepatu sendiri, serta makan menggunakan sendok dan
garpu.
C. Kegiatan Menempel
Koordinasi mata dan tangan saat menempel dapat merangsang kerja otak
anak. Beberapa manfaat yang akan didapat anak dalam kegiatan menempel
antara lain :
1. Melatih motorik halus
Kegiatan menempel, membuka perekat atau membuka lem lalu
menempelkan ditempat yang sudah ditentukan membuat jari jemari anak
jadi lebih terlatih.
2. Melatih koordinasi tangan dan mata serta konsentrasi
Kegiatan menempel bermanfaat untuk merangsang pertumbuhan otak
yang lebih maksimal mengingat di usia ini merupakan masa
pertumbuhan otak yang sangat pesat.
3. Meningkatkan kepercayaan diri
Ketika anak berhasil menempel, dia akan melihat hasilnya. Hal ini
merupakan suatu reward positif yang akan meningkatkan kepercayaan
dirinya untuk melakuka kegiatan itu kembali.
4. Lancar menulis
Gerakan-gerakan halus yang dilakukan saat latihan menempel kelak
akan membatu anak lebih mudah belajar menulis. Anak-anak SD yang
sangat kaku memegang pensil dan yang tulisannya tidak beraturan, bisa
jadi akibat kemampuan motorik halusnya tidak dilatih dengan baik
sewaktu kecil.
5. Ungkapan ekspresi
Menempel dapat menjadi sarana untuk mengungkapkkan ekspresi dan
kreativitas anak.
6. Mengasah kognitif
Koordinasi mata dan tangan pada kegiatan menempel akan menstimulus
kerja otak sehingga kemampuan kognitif anak pun akan makin terasah.
Kegiatan menempel bentuk televisi dengan kertas lipat yang diamati
pada KB Terkini adalah menempel bentuk televisi dengan kertas lipat.
Menempel bentuk televisi dengan kertas lipat ini merupakan kegiatan yang
sangat mudah dan sederhana. Dari kertas lipat dengan bentuk televisi, kemudian
diolesi lem, lalu ditempelkan pada kertas putih. Anak-anak akan terlatih
kemampuan motorik halusnya dengan jari-jarinya memegang lem, mengoles
lem, memegang kertas lipat, menempelkan pada kertas putih. Dengan demikian
kegiatan menempel bentuk televisi dengan kertas lipat ini dapat
mengembangkan kemampuan motorik halus anak.
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Subjek Penelitian
1. Tanggal penelitian : 11 Mei 2016
2. Tempat : KB Terkini
3. Subyek :
a. Peserta Didik : 30 anak, 17 laki-laki dan 13 perempuan
b. Pendidik : 4 orang
c. Kepala sekolah : 1 orang
B. Metode Penelitian
Penelitian ini menggunakan metode kualitatif yaitu penelitian yang
menceritakan data mengenai fenomena/ gejala yang diteliti di lapangan.
C. Instrumen Penelitian
1. Observasi
Observasi yaitu rencana untuk mengamati penilian perilaku,selain itu
juga diartikan sebagai pengamatan dan pencatatan yang dilakukan terhadap
obyek sebagai pengamatan dan pencatatan yang dilakukan terhadap obyek di
tempat terjadinya atau berlangsungnya peristiwa, sehingga observator berada
bersama obyek yang diamati.(Tim PG PAUD, 2010:5)
2. Wawancara
Yaitu tanya jawab dengan seseorng untuk mendapatkan keterangan atau
pendapat tentang sesuatu hal atau masalah (Tim PG PAUD, 2010:9)
3. Dokumentasi
Dokumentasi merupakan suatu teknik pengumpulan data dengan
menghimpun dan menganalisis dokumentasi dokumen-dokumen baik dokumen
tertulis, gambar maupun elektronik. Dalam penelitian ini peneliti menggunakan
alat bantu sebagai dokumen penelitiannya:
Lembar tanya jawab
Lembar observasi
Dokumen-dokumen lain sebagai pendukung
BAB IV
ANALISIS DATA
A. Hasil Wawancara
1. Pemimpin/Kepala
a. Tabulasi Data
Aspek Wawancara dengan Kepala
Pemrakarsa
Ijin Pendirian dari Dinas Pendidikan Kabupaten Berau :
421/066/Kpts/2007
Pendirian
Ijin Opertasional: 421.1/374/Kpts/ 2015
Akta notaries PAUD no. 5 tanggal 8 November 2012
Visi Taqwa, Sehat, Cerdas serta Ceria
1. Menanamkan budi pekeri dan perilaku yang berorientasi pada
pendidikan moral keagamaan.
2. Melaksanakan pembelajaran dan bimbingan secara efektif
sehingga anak didik mampu berkembang secara optimal sesuai
tingkat usianya.
Misi 3. Membentuk pribadi yang sehat jasmani dan rohani serta
menggali potensi anak agar mempu mengembangkan
kecerdasan dan berpikir sesuai dengan tingkat usianya.
4. Memberi pelayanan yang seluas-luasnya kepada masyarakat
tentang AUD.
b. Analisis Data
Manajemen Kurikulum dalam Meninggkatkan Mutu
PembelajaranBerdasarkan pengamatan observasi penelitian yang
peneliti lakukan serta hasil wawancara dengan Kepala KB terkini
menyatakan bahwa beliau sudah berusaha melakukan manajemen
kurikulum dengan sebaik-baiknya dalam rangka meningkatkan mutu
pembelajran bagi peserta didik. Orang tuapeserta didik dapat memilih
pelayanan apa yang mereka inginkan. Sebagai contoh Kelompok
Bermain (KB) yang mana waktu pembelajarannya dimulai dari pukul
07.30 s.d 10.30 Wita dan ditambah dengan belajar iqro lebih kurang 1
jam sehingga perserta didik pulang pukul 11.30 Wita .Kepala KB terkini
menyatakan bahwa bentuk layanan pendidikan pada peserta didik yang
di selenggarakan pada KB terkini adalah Layanan Kelompok Bermain
(KB). Layanan pendidikan yang diberikan pada KB terkini
dikelompokkan berdasarkan tingkatan umur. Yaitu untuk umur 3 s.d 4
tahun.
2. Pendidik/ Pengasuh KB
A. Tabulasi Data
Aspek yang Wawancara Dengan
Observasi Dokumentasi
Diteliti Pendidik
Guru menggunakan dan Pembelajaran menempel Tertulis dalam
memperlihatkan kertas bentuk televisi dengan kertas kegiatan harian KB
lipat, lem, dan kertas putih lipat disesuaikan dengan dari penugasan yang
Media dan sebagai media menempel tema, begitu juga dalam diberikan mayoritas
cara kegiatan menempel dengan anak bernilai baik.
penggunaanya kertas lipat ini menggunakan
media kertas lipat, lem dan
kertas putih sebagai
medianya.
Guru mendemonstrasikan Metode yang digunakan Foto kegiatan
cara menempel dengan dalam kegiatan melipat
kertas lipat menggunakan metode
demonstrasi. Hal ini
dilakukan agar anak dapat
mengetahui langkah-langkah
secara benar.
Anak-anak Dengan kegiatan menempel Foto kegiatan
mempraktikkan menempel dengan kertas lipat ini
dengan kertas lipat diharapkan kemampuan
Cara motorik halus anak
menggunkan meningkat, melatih ketelitian
media dan kemandirian anak,
melatih koordinasi mata dan
tangan anak serta melatih
pengenalan warna
b. Analisis Data
Dalam melaksanakan layanan pendidikan pada peserta didik
yang diselenggarakan KB terkini, Kepala PAUD menyatakan tidak
terlampau banyak mengalami kendala, hanya kendala-kendala kecil
yang tentunya bisa diatasi secara bersama-sama. Dalam hal ini, guru
juga harus dapat mengambil keputusan atas dasar penilaian yang tepat
ketika anak didik belum dapat membentuk kompetensi dasar, apakah
kegiatan pembelajran di hentikan, diubah metodenya, atau mengulang
dulu pembelajaran yang lalu. Guru harus menguasai prinsip – prinsip
pembelajaran, pemilihan dan penggunaan media pembelajaran,
pemilihan dan penggunaan metode, keterampilan, menilai hasil belajar,
serta memilih dan meenggunakan strategi atau pendekatan
pembelajaran. Dari hasil wawancara dengan Guru-guru KB terkini
diketahui bahwa guru-guru selalu berupaya meninggkatkan kualitas
dalam memberikan layanan kepada peserta didik. Dan mereka mengaku
juga berperan dalam kelompok yang lain, sehingga pengalaman mereka
dalam melayani peserta didik membuat mereka selalu meninggkatkan
kualitas.. Selain itu guru juga bertugas mengelola, tanggung jawab
secara keseluruhan guru kepada semua bentuk layanan yang ada.
Guru-guru KB terkini berpendapat sama bahwa pengelompokan
layanan yang diberikan pada peserta didik sudah tepat dan sudah
memenuhi standar pengelompokan layanan PAUD yang ditetapkan
Kementerian Pendidikan Nasional, yang dituangkan dalam
Permendiknas No. 58 Tahun 2009. Mereka berpendapat bahwa
pengelompokan didasarkan umur dan peserta didik, dan juga keinginan
dan peserta didik dan orang tua peserta didik, layanan apa yang mereka
inginkan.Guru-Guru KB terkini juga berpendapat sama, bahwa tidak
mendapatkan kendala yang terlampau berarti dalam melaksanakan
layanan kepada peserta didik. Guru-guru mengaku sangat dekat dengan
anak-anak peserta didik, bahkan untuk kelompok bermain (KB), guru-
guru memperlakukan peserta didik seperti anak sendiri. Hal ini
dikarenakan beberapa peserta didik dititipkan oleh orang tuanya kepada
PAUD dan pukul 7.30 Wita pagi sampai dengan pukul 10.30 Wita.
c. Hasil Pengamatan
a. Prsasarana Out Door
a. Tabulasi Data
b. Analisis Data
Berdasarkan data yang didapat dari hasil observasi, alat permainan
diluar kelas atau outdoor terdapat tujuh alat permainan. Dari sembilan alat
tersebut terdapat alat permainan yang rusak sehingga tidak dapat dipergunakan
lagi, jika dipergunakan lagi akan membahayakan keselamatan anak didik.
B. Prasarana Indoor
a. Tabulasi Data
No Jenis Alat Ada Tidak Keterangan
1. Buku-buku cerita atau
dongeng
2. Alat-alat peraga atau
bahan main sebagai bahan
belajar di Sentra
3. Lemari atau rak untuk
tempat alat main
4. Tape Recorder dan/atau
VCD Player, beserta kaset
dan/atau VCD cerita/lagu
5. Papan tulis (white atau
black board) serta alat
tulisnya
6. Papan flanel dan
perlengkapanannya
7. Panggung boneka dan
perangkatnya
8. Papan geometris, puzzle,
balok, monte untuk
dironce
9. ) Alat untuk bermain
peran makro dan mikro
10. Alat permainan edukatif
sederhana
11. Alat permainan untuk
mendukung mengenal
budaya lokal dan atau
tradisional/daerah
12. Alat-alat untuk memasak
b. Analisis Data
Data yang didapat dari observasi di dalam kelas, terdapat enam macam alat
peraga untuk pembelajaran sehari-hari. Berdasarkan informasi dari guru, masih
banyak alat peraga di dalam kelas namun alat peraga yang lain tersebut sudah
tidak lengkap sehingga tidak bisa dipergunakan lagi. Berdasarkan dari observasi
peneliti didalam kelas dan diperjelas dengan wawancara dengan guru alat
permainan edukatif terdapat beberapa macam yaitu kartu angka yang terbuat
dari kertas, boneka tangkai terbuat dari kertas dan tangkai bekas es cream,
boneka kotak dari kotak bekas minuman. Pada dasarnya banyak APE buatan
guru yang bisa dibuat namun yang terdapat di KB Terkini hanya tiga macam
APE buatan guru. Berdasarkan observasi langsung dari kelas, terdapat beberapa
alat permainan untuk anak-anak dan semua alat permainan tidak ada yang
membahayakan untuk keselamatan anak-anak. Menurut hasil wawancara dari
guru, alat permainan anak di kelas adalah alat permainan hasil pabrik. Setiap
kelas terdapat dua set setiap alat permainan, alat permainan tesebut sangat
membantu anak dalam melatih kreatif
d. Administrasi Sekolah
a. Tabulasi Data
No Administrasi Sekolah Ada Tidak Keterangan
1. Administrasi Umum
2. Administrasi Keuangan
3. Administrasi kegiatan
b. Analisis Data
e. Administrasi Kelas
a. Tabulasi data
No Administrasi Kelas Ada Tidak Keterangan
1. Ruang Kantor
2. Ruang Kepala Sekolah
3. Ruang Guru
4. Ruang Tamu
5. Ruang Belajara
6. Ruang Kelas
7. Ruang Perpustakaan
8. Ruang Penunjang
9. Dapur
10. KM/WC Siswadan Gur
b. Analisis Data
1. Ruang kantor
Ruang kantor berada pada sisi utara ruang kelas. Sebenarnya ruang guru,
ruang kepala sekolah, ruang tamu, dan perpustakaan berada pada satu
ruangan yang sama. Tak ada sekat yang membatasinya. Penataan
ruangan ini disusun sedemikian rupa sehingga terlihat tidak terlalu
sesak. Namun begitu kurang efektif karena fungsi dari masing-masing
ruang tidak berjalan maksimal.
2. Ruang kelas
Ruang kelas ada dua namun dalam proses pembelajaran pendidik hanya
menggunkan salah satu. Hal tersebut terjadi karena untuk memudahkan
pendidik dalam mendidik serta pemantauan.
3. Dapur
KB terkini mempunyai satu ruang dapur yang berada di sebelah utara
ruang kantor. Ruang dapur ini bersebelahan dengan kamar mandi
sekolah.Dapur yang berukuran tidak terlalu lebar ini digunakan untuk
mempersiapkan konsumsi guru.
4. Kamar mandi
Kamar mandi di KB terkini berjumlah satu buah. Kamar mandi terletak
di sebelah utara dan bersebelahan dengan tempat parkir. Kamar mandi
ini digunakan oleh seluruh warga sekolah.
b. Analisis Data
Wawancara Wawancara
Observasi Dengan Dengan Dokumentasi
Guru Pemimpin
Guru menggunakan Pembelajaran Pada kegiatan Tertulis
dan menempel hari ini, salah dalam
memperlihatkan bentuk satu program kegiatan
kertas lipat, lem, televisi yang dilakukan harian KB
dan kertas putih dengan kertas adalah dari
sebagai media lipat mengembangkan penugasan
menempel disesuaikan kemampuan yang
dengan tema, motorik halus, diberikan
begitu juga yakni kegiatan mayoritas
dalam menempel anak bernilai
kegiatan baik.
menempel
dengan kertas
lipat ini
menggunakan
media kertas
lipat, lem dan
kertas putih
sebagai
medianya.
Guru Metode yang Kegiatan yang Foto kegiatan
mendemonstrasikan digunakan dipakai di KB
cara menempel dalam ini adalah model
dengan kertas lipat kegiatan pembelajaran
melipat sentra.
menggunakan
metode
demonstrasi.
Hal ini
dilakukan
agar anak
dapat
mengetahui
langkah-
langkah
secara benar.
Anak-anak Dengan Sesuai dengan Foto kegiatan
mempraktikkan kegiatan visi lembaga ini,
menempel dengan menempel yaitu tangguh,
kertas lipat dengan kertas sehat, cerdas
lipat ini serta ceria.
diharapkan
kemampuan
motorik halus
anak
meningkat,
melatih
ketelitian dan
kemandirian
anak, melatih
koordinasi
mata dan
tangan anak
serta melatih
pengenalan
warna
B. Analisis Kritis
A. Kesimpulan
Dari tabulasi dan analisis data di atas dapat disimpulkan beberapa hal
yaitu sebagai berikut :
1. Kegiatan pembelajaran di KB Terkinisudah terprogram dan berjalan dengan
baik, dilihat dari visi dan misi, kurikulum, perangkat pembelajaran, fasilitas,
peran kepala sekolah, guru dan komite sekolah. Semuanya mendukung program
dan saling bersinergi demi untuk kemajuan KB Terkini.
2. Pengembangan motorik halus anak dapat dilakukan salah satunya melalui
kegiatan menempel dengan kertas lipat. Kegiatan ini bertujuan untuk
meningkatkan kemampuan motorik halus anak, melatih ketelitian dan
kemandirian, serta melatih koordinasi mata dan tangan anak dan melatih
pengenalan warna.
3. Kegiatan pembelajaran di KB Terkinimenggunakan model pembelajaran sentra
kegiatan. Pada kegiatan menempel dengan kertas lipat ini guru menggunakan
metode demonstrasi.
B. Saran
1. Dalam mengembangkan kemampuan motorik halus anak usia dini melalui
kegiatan melipat di KB Terkinisebaiknya pendidik lebih banyak memperbanyak
variasi media yang digunakan dan penggunaan lem yang bervarriasi, dari lem
cair, lem stick, sampai sticker.
2. Peningkatan pengembangan motorik halus anak melalui kegiatan menempel
denga kertas lipat harus benar-benar disesuaikan dengan tingkat perkembangan
anak dan dilakukan secara terpadu dengan pengembangan-pengembangan
lainnya.
DAFTAR PUSTAKA
Siti, Aisyah, dkk,. (2010). Perkembanan dan Konsep Dasar Pengembangan Anak Usia
Dini .Jakarta: Universitas Terbuka
www.pemelajaran-anak.blogspot.co.id)
BAB I
PENDAHULUAN
Anak usia dini adalah sosok individu yang sedang menjalani suatu
proses perkembangan dengan pesat dan fundamental bagi kehidupan
selanjutnya. Anak usia dini berada pada rentang usia 0-8 tahun. Pada masa ini
proses pertumbuhan dan perkembangan dalam berbagai sedang
mengalami masa yang cepat dalam rentang perkembangan hidup manusia.
Proses pembelajaran sebagai bentuk perlakuan yang diberikan pada anak harus
memperhatikan karakteristik yang dimiliki setiap tahapan perkembangan anak.
Pendidikan pada anak usia dini pada dasarnya meliputi seluruh upaya
dan tindakan yang dilakukan oleh pendidik dan orang tua dalam proses
perawatan, pengasuhan dan pendidikan pada anak dengan menciptakan aura dan
lingkungan dimana anak dapat mengeksplorasi pengalaman yang meberikan
kesempatan padanya untuk mengetahui dan memahami pengalaman belajar
yang diperolehnya dari lingkungan, melalui cara mengamati, meniru dan
bereksperimen yang berlangsung secara berulang-ulang dan melibatkan seluruh
potensi dan kecerdasan anak.
Salah satu kompetensi yang harus dimiliki oleh peserta didik PAUD
adalah mampu mengikuti pendidikan selanjutnya dengan kesiapan yang optimal
sesuai dengan tuntutan yang berkembang dalam masyarakat. Kemampuan dasar
yang dikembangkan di PAUD meliputi kemampuan bahasa, fisik/motorik, seni
dan kemampuan kognitif. Pengembangan kemampuan kognitif bertujuan
meningkatkan kemampuan berpikir anak. Pada kemampuan kognitif tersebut,
anak diharapkan dapat mengenal konsep sains dan matematika sederhana.
Kegiatan pembelajaran matematika pada anak diorganisir secara terpadu
melalui tema-tema pembelajaran yang paling dekat dengan konteks kehidupan
anak dan pengalaman-pengalaman riil. Guru dapat menggunakan media
permainan dalam pembelajaran yang memungkinkan anak bekerja dan belajar
secara individual, kelompok dan juga klasikal. Penggunaan media pada
kegiatan pembelajaran matematika anak usia dini, khususnya dalam pengenalan
konsep bilangan bertujuan mengembangkan pemahaman anak terhadap
bilangan dan operasi bilangan dengan benda-benda kongkrit sebagai pondasi
yang kokoh pada anak untuk mengembangkan kemampuan matematika pada
tahap selanjutnya.
Berdasarkan observasi yang telah dilakukan penulis di lapangan
ditemukan adanya permasalahan dalam kegiatan pengembangan di kelas yaitu
rendahnya kemampuan mengenal konsep bilangan di TK Al-Inayah. Pada saat
proses pembelajaran peneliti melihat peran guru masih menekankan pengajaran
yang berpusat pada guru. Hal ini dapat dibuktikan dengan adanya peran guru
yang terlalu menguasai kelas. Guru dengan spontan memberikan tugas kepada
anak tanpa memberikan pilihan kegiatan kepada anak. Kondisi ini ditengarai
penyebabnya adalah dalam proses pembelajaran guru kurang memanfaatkan
media pembelajaran dan permainan yang tepat yang dapat menumbuhkan
motivasi belajar anak.
Selain kurangnya media pembelajaran dan permainan yang tepat, hal ini
lebih disebabkan oleh minimnya ruangan kelas yang dimiliki oleh TK Al-
Inayah. Sehingga guru merasa kesulitan mencari tempat jika menambahkan
media dan sumber belajar terlalu banyak.
Permasalahan lain yang terjadi di TK Al-Inayah adalah metode yang
digunakan oleh guru masih menggunakan metode drill dan praktek-praktek
paper-pencil test. Pada pengembangan kognitif khususnya pada pengenalan
konsep bilangan, guru memberikan perintah kepada anak agar mengambil
majalah dan pensil masing-masing. Selanjutnya guru memberikan contoh
kepada anak untuk menghitung jumlah benda yang terdapat pada majalah dan
mengisinya dengan angka yang sesuai dengan jumlah benda tersebut pada
kolom yang telah disediakan. Setelah anak mengerti, guru menyuruh anak untuk
mengerjakannya sendiri. Hal ini merupakan salah satu penyebab rendahnya
kemampuan anak dalam mengenal konsep bilangan di TK Al-Inayah. Sebagai
indikator rendahnya kemampuan anak di PAUD tersebut, dapat dilihat bahwa
dari 27 siswa kelompok B yang sudah mengenal bilangan hanya 8 siswa, dan
sisanya sebanyak 19 siswa belum mengenal angka.
Berdasarkan permasalahan yang terjadi di TK Al-Inayah, penulis
tertarik untuk meneliti dan menganalisis secara langsung pemanfaatan media
kartu angka sebagai salah satu cara meningkatkan kemampuan mengenal
konsep bilangan anak PAUD dan dapat memperbaiki kondisi pembelajaran
yang terjadi di TK Al-Inayah. Media ini dianggap mampu memecahkan
masalah diatas karena dalam proses pembelajaran, alat bantu atau media tidak
hanya dapat memperlancar proses komunikasi akan tetapi dapat merangsang
siswa untuk merespon dengan baik segala pesan yang disampaikan.
Penggunaan media pembelajaran selain dapat memberi rangsangan bagi
siswa untuk terjadinya proses belajar, media pembelajaran juga memiliki
peranan penting dalam menunjang kualitas proses belajar mengajar. Media
pembelajaran merupakan segala sesuatu yang digunakan untuk menyalurkan
pesan serta dapat merangsang pikiran, perasaan, perhatian, dan kemauan belajar
sehingga dapat mendorong terjadinya proses belajar yang disengaja, bertujuan,
dan terkendali. Selanjut untuk meneliti masalah di atas, Penulis melakukan
penelitian dengan judul “Meningkatkan Kemampuan Kognitif Anak Dalam
Mengenal Angka Melalui Media Kartu Angka di TK Al-Inayah”.
B. Fokus Penelitian
C. Tujuan Penelitian
D. Manfaat Penelitian
C. Kartu Angka
Kartu angka atau alat peraga kartu adalah alat-alat atau perlengkapan
yang digunakan oleh seorang guru dalam mengajar yang berupa kartu dengan
bertuliskan angka sesuai dengan tema yang diajarkan. Alat peraga kartu adalah
alat bantu bagi anak untuk mengingat pelajaran. Alat peraga kartu huruf dapat
menimbulkan kesan di hati sehingga anak-anak tidak mudah melupakannya.
Sejalan dengan ingatan anak akan alat peraga itu, ia juga diingatkan dengan
pelajaran yang disampaikan guru. Semakin kecil anak, ia semakin perlu
visualisasi/konkret (perlu lebih banyak alat peraga) yang dapat disentuh, dilihat,
dirasakan, dan didengarnya (Nurani, 2012).
Alat peraga kartu adalah alat untuk menjelaskan yang sangat efektif,
misalnya: Untuk menjelaskan usia, ciri khas, karekter atau sifat dari seorang
tokoh. Dengan alat peraga, gambar lebih jelas daripada dijelaskan dengan kata-
kata saja. Sehingga anak dapat menghayati karakter tokoh yang
diceritakan. Untuk menjelaskan situasi sebuah tempat, misal keadaan sebuah
kota, bangunan, dan sebagainya, dengan gambar akan lebih jelas daripada
diceritakan secara lisan saja (Nurani, 2012).
Langkah-Langkah Penerapan Kartu Angka Dalam Pembelajaran.
Menurut Tadkirotun (2012) kartu angka merupakan fasilitas penting
dalam pembelajaran di sekolah karena bermanfaat untuk meningkatkan
perhatian anak. Dengan alat peraga kartu, anak diajak secara aktif
memperhatikan apa yang diajarkan guru. Satu hal yang harus diingat, walaupun
fasilitas alat peraga kartu yang dimiliki sekolah sangat minim, tetapi bila
penggunaan alat peraga diikuti dengan metode anak aktif, maka efektifitas
pengajaran akan semakin baik. Maka adapun langkah penerapan penggunaan
kartu angka dalam pembelajaran yaitu:
Contoh penerapan untuk anak kelompok A
a. Permainan angka bisa dilakukan dengan kartu angka dan gambar. Satu
sisi berisi sejumlah gambar dan satu sisi bertulis angka.
b. Anak menghitung jumlah gambar pada kartu
c. Jika hitungannya benar, anak membalik kartu, sehingga terlihat angka.
d. Guru memberikan tanggapan positif. Jika anak keliru bantu dia
menghitungnya. Setelah itu anak menghitung kembali tanpa di bantu.
Contoh penerapan untuk anak kelompok B
a. Kartu huruf dikembangkan bentuknya ke keartu angka-huruf. Satu sisi
bertulis angka, satu sisi bertulis huruf
b. Mula-mula anak membaca angka
c. Apabila benar, anak boleh membaca hurufnya.
d. Jika anak mau belajar membaca, permainan dibalik, anak membaca sisi
hurufnya terlebih dahulu baru membuka sisi yang bertulis angka.
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Subjek Penelitian
B. Metode Penelitian
deskriptif.
status sekelompok manusia, suatu objek, suatu sistem pemikiran, atau suatu
kondisi yang sekarang ini terjadi atau ada. Penelitian ini akan mendeskripsikan
C. Instrumen Penelitian
Peraturan
penerimaan
siswa
Keunggulan TK Al-Inayah selanjutnya adalah memiliki tim
pengajar yang kompeten di bidangnya, sehingga mampu mendidik
siswa sesuai visi misinya. Semua pengajar akan menyampaikan
materi dengan baik kepada siswa dengan metode yang
menyenangkan sehingga anak-anak tidak merasa terpaksa dan
Keunggulan nyaman dalam belajar. Anak-anak akan dengan senang hati
di TK Al- melakukan kebiasaan-kebiasaan baik yang diajarkan oleh pengajar
Inayah karena semua diberikan dengan contoh langsung.
Semua pengajar telah memiliki pengalaman berhadapan dengan
berbagai karakter anak didik, sehingga bisa menghadapinya dengan
baik. Pengajar berhasil membuat program unggulan terbaik dan
kurikulum materi yang diajarkan dengan tepat sesuai goal akhir
KB Terkini
Jumlah anak 27 anak (usia 4 – 6 tahun)
Jumlah Guru 4 orang
Waktu
07.30-10.30 Wita
Operasional
Jumlah Staff 1 orang
Kendala Yang Perubahan Kondisi Waktu dalam proses belajar mengajar terutama
Dihadapi di masa pandemik
d. Analisis Data
Manajemen Kurikulum dalam Meninggkatkan Mutu Pembelajaran
Berdasarkan pengamatan observasi penelitian yang peneliti lakukan
serta hasil wawancara dengan Kepala TK Al-Inayah menyatakan bahwa
beliau sudah berusaha melakukan manajemen kurikulum dengan sebaik-
baiknya dalam rangka meningkatkan mutu pembelajran bagi peserta
didik. Orang tua peserta didik dapat memilih pelayanan apa yang
mereka inginkan. Sebagai contoh Taman Kanak-kanak yang mana
waktu pembelajarannya dimulai dari pukul 07.30 s.d 11.00 Wita dan
ditambah dengan belajar iqro lebih kurang 1/2 jam sehingga perserta
didik pulang pukul 11.30 Wita. Layanan pendidikan yang diberikan
pada TK Al-Inayah dikelompokkan berdasarkan tingkatan umur. Yaitu
untuk umur 4 s.d 6 tahun.
C. Hasil Pengamatan
a. Prsasarana Out Door
a. Tabulasi Data
b. Analisis Data
Berdasarkan data yang didapat dari hasil observasi, alat permainan diluar
kelas atau outdoor terdapat tujuh alat permainan. Dari sembilan alat tersebut
terdapat alat permainan yang rusak sehingga tidak dapat dipergunakan lagi, jika
dipergunakan lagi akan membahayakan keselamatan anak didik.
C. Prasarana Indoor
c. Tabulasi Data
No Jenis Alat Ada Tidak Keterangan
13. Buku-buku cerita atau
dongeng
14. Alat-alat peraga atau
bahan main sebagai bahan
belajar di Sentra
15. Lemari atau rak untuk
tempat alat main
16. Tape Recorder dan/atau
VCD Player, beserta kaset
dan/atau VCD cerita/lagu
17. Papan tulis (white atau
black board) serta alat
tulisnya
18. Papan flanel dan
perlengkapanannya
19. Panggung boneka dan
perangkatnya
20. Papan geometris, puzzle,
balok, monte untuk
dironce
21. ) Alat untuk bermain
peran makro dan mikro
22. Alat permainan edukatif
sederhana
23. Alat permainan untuk
mendukung mengenal
budaya lokal dan atau
tradisional/daerah
24. Alat-alat untuk memasak
d. Analisis Data
Data yang didapat dari observasi di dalam kelas, terdapat enam macam alat peraga
untuk pembelajaran sehari-hari. Berdasarkan informasi dari guru, masih banyak
alat peraga di dalam kelas namun alat peraga yang lain tersebut sudah tidak lengkap
sehingga tidak bisa dipergunakan lagi. Berdasarkan dari observasi peneliti didalam
kelas dan diperjelas dengan wawancara dengan guru alat permainan edukatif
terdapat beberapa macam yaitu kartu angka yang terbuat dari kertas, boneka tangkai
terbuat dari kertas dan tangkai bekas es cream, boneka kotak dari kotak bekas
minuman. Pada dasarnya banyak APE buatan guru yang bisa dibuat namun yang
terdapat di TK Al-Inayah hanya tiga macam APE buatan guru. Berdasarkan
observasi langsung dari kelas, terdapat beberapa alat permainan untuk anak-anak
dan semua alat permainan tidak ada yang membahayakan untuk keselamatan anak-
anak. Menurut hasil wawancara dari guru, alat permainan anak di kelas adalah alat
permainan hasil pabrik. Setiap kelas terdapat dua set setiap alat permainan, alat
permainan tesebut sangat membantu anak dalam melatih kreatif
D. Administrasi Sekolah
a. Tabulasi Data
No Administrasi Sekolah Ada Tidak Keterangan
4. Administrasi Umum
5. Administrasi Keuangan
6. Administrasi kegiatan
b. Analisis Data
E. Administrasi Kelas
a. Tabulasi data
No Administrasi Kelas Ada Tidak Keterangan
11. Ruang Kantor
12. Ruang Kepala Sekolah
13. Ruang Guru
14. Ruang Tamu
15. Ruang Belajara
16. Ruang Kelas
17. Ruang Perpustakaan
18. Ruang Penunjang
19. Dapur
20. KM/WC Siswadan Gur
b. Analisis Data
5. Ruang kantor
Ruang kantor berada pada sisi utara ruang kelas. Sebenarnya ruang guru,
ruang kepala sekolah, ruang tamu, dan perpustakaan berada pada satu
ruangan yang sama. Tak ada sekat yang membatasinya. Penataan ruangan
ini disusun sedemikian rupa sehingga terlihat tidak terlalu sesak. Namun
begitu kurang efektif karena fungsi dari masing-masing ruang tidak berjalan
maksimal.
6. Ruang kelas
Ruang kelas ada dua namun dalam proses pembelajaran pendidik hanya
menggunkan salah satu. Hal tersebut terjadi karena untuk memudahkan
pendidik dalam mendidik serta pemantauan.
7. Dapur
TK Al-Inayah mempunyai satu ruang dapur yang berada di sebelah utara
ruang kantor. Ruang dapur ini bersebelahan dengan kamar mandi
sekolah.Dapur yang berukuran tidak terlalu lebar ini digunakan untuk
mempersiapkan konsumsi guru.
8. Kamar mandi
Kamar mandi di TK Al-Inayah berjumlah satu buah. Kamar mandi terletak
di sebelah utara dan bersebelahan dengan tempat parkir. Kamar mandi ini
digunakan oleh seluruh warga sekolah.
b. Analisis Data
B. Analisis Kritis
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan dapat ditarik kesimpulan bahwa:
1. Penggunaaan media kartu angka yang diterapkan di TK Al-Inayah dapat
meningkatkan kemampuan mengenal angka serta memberikan hasil yang
sangat baik bagi perkembangan kemampuan anak.
2. Metode serta prilaku guru dalam menyampaikan materi merupakan kunci
efektifnya proses belajar mengajar di TK Al-Inayah.
B. Saran
4. Referensi apa saja yang ibu gunakan dalam penyusunan rencana kegiatan
pembelajaran?
Jawab : Kurikulum K13, STTPA, prosem, dan RPPM.
5. Apa saja manfaat dari referensi yang ibu gunakan dalam penyusunan
rencana kegiatan pembelajaran?
Jawab : Untuk menunjang agar proses pembelajaran di TK ini agar berjalan
sesuai dengan program yang dijalankan.
11. Manfaat apa yang dapat diambil dari kegiatan ini bagi anak?
Jawab : Kemampuan perkembangan Kognitif anak dapat meningkat.
LAMPIRAN 3
HASIL WAWANCARA DENGAN KEPALA SEKOLAH
TK AL-INAYAH
1. Siapa yang mendirikan Lembaga yang ibu pimpin ini?
Jawab : Ketua yayasan
5. Ada berapa jumlah pendidik dan jumlah anak di lembaga yang ibu
pimpin?
Jawab : pendidik/guru berjumlah 2 orang dan peserta didik berjumlah
30 orang.
LAMPIRAN 4
DOKUMENTASI
KEGIATAN PENGEMBANGAN