Anda di halaman 1dari 76

LAPORAN PENELITIAN DAN ANALISIS

KEGIATAN PENGEMBANGAN PENDIDIKAN


ANAK USIA DINI

OLEH
NAMA : MATHIUS LUTHER
NIM : 826123475

PROGRAM STUDI : S1 PAUD


FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS TERBUKA
UPBJJ 50 / SAMARINDA
2020
Judul Penelitian : Analisis Pengembangan Kemampuan Bahasa Anak
Melalui Kegiatan Bercerita Pada Anak Usia Dini di
Taman Penitipan Anak (TPA) Gloria
Waktu Pelaksanaan : 13-15 oktober 2020
Tempat penelitian : TPA Gloria Jln. Pelabuhan RT.01 Mantaritip
Kampung Pilanjau Kecamatan Sambaliung

I. PENDAHULUAN

1. Latar Belakang Penelitian


Taman Penitipan Anak (TPA) bertujuan memberikan layanan kesehatan,
gizi, dan psikososial secara holistik dan terintegrasi guna membantu meletakkan
dasar kearah pengembangan sikap, perilaku, perasaan, kecerdasan, sosial dan
fisik yang diperlukan dalam menyesuaikan diri dengan lingkungan yang
berpengaruh terhadap tumbuh kembang anak.
Taman Penitipan anak ( TPA ) adalah lembaga yang menyelenggarakan
pendidikan sebelum KB dan TK.
Contohnya : Bina Keluarga Balita (BKB), Posyandu, Pos PAUD, Sekolah
Minggu.
Sasaran Taman Penitipan anak adalah :
 Keluarga / orangtua
 Tokoh masyarakat, ulama, pemuka agama dan pemuka adat
 Organisasi masyarakat yang ada dilingkungan sekitar
 Organisasi profesional, IDI, IBI, PPNI, IGTKI, HIMPAUDI, Himpunan
Psikologi Indonesia, ISPSI
 Lembaga eksekutif meliputi pemerintah tingkat daerah provinsi sampai
desa, BKKBN, BPMD, DEPSOS, DEPKES, KPP dan departemen lain
yang berada dalam jajaran Kementerian Kesejahteraan Sosial
 Lembaga legislatif mulai tingkat pusat sampai dengan tingkat
kabupaten/kota, khususnya komisi yang membidangi kesejahteraan
rakyat
2. Fokus Penelitian
Setelah diadakan observasi di salah satu ruang kelas Taman Penitipan Anak
maka penelitian ini terfokus pada salah satu kegiatan anak yaitu
“mengembangkan bahasa anak melalui kegiatan bercerita”
3. Tujuan Penelitian
1. Penelitian ini bertujuan:
a. Mengetahui kemampuan bahasa anak melalui “kegiatan bercerita”.
b. Mengetahui perkembangan bahasa anak melalui “Kegiatan bercerita”.
2. Analisis Kritis
Bercerita adalah suatu kegiatan yang dilakukan seseorang secara lisan
kepada orang lain dengan alat atau tanpa alat. Menikmati sebuah cerita mulai
tumbuh pada seorang anak semenjak ia mengerti akan peristiwa yang terjadi di
sekitarnya dan setelah memorinya melalui bercerita akan menambah wawasan
anak serta imajinasi dan perbendaharaan serta kosa katanya.
4. Manfaat Penelitian
Penelitian ini bermanfaat untuk :
a. Penulis : Memberikan masukan dalam pengamatan dan menganalisis
kegiatan anak
b. Guru : Guru di harapkan dapat memberi masukan dalam kegiatan
pengembangan bahasa anak
c. Orang Tua : Untuk menambang pengetahuan dan wawasan orang tua
dalam hal mengembangkan kemampuan anak.
II. LANDASAN TEORI

A. Pengertian Bahasa
Bahasa adalah salah satu faktor mendasar yang membedakan manusia
dengan hewan. Bahasa sebagai anugrah dari sang pencipta memungkinkan
individu dapat hidup bersama dengan orang lain, membantu memcahkan
masalah dan memposisikan dirinya sebagai makhluk yang berbudaya. Dhieni
dkk(2008:1.1).
Bromley(1992) menyebutkan (empat) bentuk bahasa yaitu menyimak,
berbicara, membaca dan menulis. Kemampuan berbahasa berbeda dengan
kemampuan berbicara, sedangkan keterampilan berbahasa tulis meliputi
membaca dan menulis. Dilihat dari sifatnya, keterampilan menyimak dan
membaca bersifat resetif yaitu menerima atau memahami pesan yang
disampaikan oleh pembicara atau penulis, sedangkan berbicara dan menulis
bersifat produktif, artinya menghasilakan pembicaraan atau tulisan.

B. Pengertian Metode Bercerita


Metode bercerita adalah cara penyampaiaan atau penyajian mater
pembelajaran secara lisan dalam bentuk cerita dari guru kepada anak didik
taman kanak-kanak. Dalam pelaksanaanya kegiatan pemebelajaran di taman
kanak-kanak metode bercerita dilaksanakan dalam upaya memperkenalkan,
memberikan keterangan, atau penjelasan tentang hal yang baru dalam rangka
menyampaikan pembelajaran yang dapat mengembangkan berbagai
kompetensi dasar anak-anak. Bagi anak-anak mendengarkan cerita adalah suatu
yang menyenangkan dan mengasyikkan.
Tujuan bercerita bagi anak usia dini adalah agar anak mampu
mendengarkan dengan seksama terhadap apa yang disampaikan orang lain.
Anak dapat bertanya apabila anak tidak memahaminya, anak dapat menjawab
pertanyaan, selanjutnya anak dapat menceritakan dan mengekspresikan apa
yang di dengar dan di ceritakanya. Sehingga makna dari isi cerita dapat di
pahami dan lambat laun di dengarkan, diperhatikan, dilaksanakan dan di
ceritakannya. Pada orang lain, karna menurut Jerome s bruner
(tampubolon,1991:10) “bahasa berpengaruh besar pada perkembangan berpikir
anak”.

C. Fungsi Bercerita
Menurut Prof.Dr.Tampubolon,1991:50, bercerita kepada anak
memainkan peranan penting bukan saja dalam menumbuhkan minat dan
kebiasaan membanca, tetapi juga dalam mengembangkan bahasa dan pikiran
anak. Dengan demikian fungsi kegiatan bercerita pada anak-anak adalah
membantu perkembangan bahasa anak.
Dengan bercerita pendengaran anak dapat di fungsikan dengan baik
untuk membantu kemampuan berbicara, dengan menambah perbendaharaan
kosa kata, kemampuan menggunakan kata-kata, melatih merangkai kalimat
sesuai dengan tahap perkembangannya, selanjutnya anak dapat mengkspresikan
melalui bernyanyi, bersyair, menulis ataupun mengambar sehingga pada
akhirnya anak pun mampu membaca situasi, gambar, tulisan, atau bahasa
isyarat kemampuan tersebut adalah hasil dari proses menyimak dalam tahap
perkembangan bahasa anak.

D. Manfaat Metode Bercerita


Rangkaiaan urutan kemampuan mendengarkan, berbicara, membaca,
menulis dan menyimak adalah sesuai dengan tahap perkembangan anak. Karna
tiap anak berbeda tiap latar belakang dan cara belajarnya.
Untuk itu melalui bercerita di harapkan guru dapat memahami gaya
belajar anak baik individual maupun secara kelompok dengan
mengembangkan pembelajaran terpadu dan tematik yang berpusat pada anak.
Beberapa manfaat bercerita bagi anak di antaranya :
a. Melatih daya serat atau daya tangkap anak, artinya anak usia dini dapat
dirangsang untuk mampu memahami isi atau ide pokok dalam sebuah
cerita.
b. Melatih daya pikir anak
c. Melatih konsentrasi anak, untuk memusatkan konsentrasinya dan
perhatianya pada isi cerita
d. Mengembangkan daya imajinasi anak
e. Menciptakan situasi yang mengembirakan serta mengembangkan
suasana hubungan yang akrab sesuai dengan tahap perkembangan usia
anak
f. Membantu perkembangan bahasa anak dalam berkomunikasi secara
efektif dan efisien sehingga proses percakapan menjadi komunikatif.
III. METODOLOGI PENELITIAN

1. Subyek Penelitian
Subyek penelitian ini adalah anak – anak, pendidik dan Pengelola Taman
Penitipan Anak Berau.
2. Metodologi Penelitian
Penelitian ini menggunakan metode interpretative yaitu
menginterpretasikan data mengenai fenomena / gejala yang diteliti di lapangan.
3. Instrumen Penelitian
Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah :
a. Observasi,yaitu untuk melihat fenomena yang unik / menarik untuk
dijadikan fokus penelitian.
b. Wawancara,yaitu untuk menggali informasi lebih mendalam mengenai
fokus penelitian
c. Dokumentasi,yaitu untuk mengumpulkan bukti – bukti dan penjelasan
yang lebih luas mengenai fokus peneliti
IV. ANALISIS DATA

1. Tabulasi Data
Untuk memudahkan analisis data,maka data hasil penelitian dibuat tabulasi
sebagai berikut.

WAWANCARA
WAWANCARA
OBSERVASI DENGAN DOKUMENTASI
DENGAN GURU
PEMIMPIN
 Guru  Dalam kegiatan  Saya  Tertulis dalam
mengajar ini ingin berkeyakinan kegiatan harian
anak duduk mengembangkan dengan di TPA, anak
melingkar bahasa anak meletakkan terlihat
kemudian serta dasar yang antusias dalam
guru mulai menanamkan kuat untuk kegiatan
bercerita pengetahuan dan mengembangkan bercerita
menciptakan bahasa anak
sesuatu dengan melalui kegiatan
daya bercerita
imajinasinya
 Guru  Dalam kegiatan  Kami ingin  Tertulis dalam
menggunakan ini kami ingin menumbuh kegiatan harian
buku cerita membuat anak kembangkan di TPA, anak
dan alat termotivasi dan semua aspek cukup tertarik
peraga berupa mengembangkan perkembangan dengan cerita
boneka bahasa dan anak terutama
tangan imajinasinya. perkembangan
bahasanya
2. Analisis Kritis
Dari data tersebut dapat di simpulkan bahwa perkembangan bahasa anak
melalui kegiatan bercerita merupakan suatu kegiatan yang bermaksud
menumbuh kembangkan aspek bahasa anak sehingga sejalan dengan itu juga
dapat melatih perkembangan imajinasi dan sosial anak.
Kegiatan awal yang dilakukan pendidik di TPA Gloria adalah bercakap-
cakap sebelum kegiatan bercerita dimulai dalam hal ini pendidik memberikan
kesempatan kepada anak untuk bertanya dan menjawab secara bergiliran .
Secara umum, TPA Gloria telah melaksanakan kegiatan yang baik dan
terarah, kegiatan tersebut telah di susun sedemikian rupa dan sejalan dengan
teori dalam bidang pengembangan bahasa anak.
KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan
Berdasarkan pembahasan dari permasalahan tersebut diatas dapat di simpulkan
bahwa :
a. TPA Gloria mempunyai program pengembangan bahasa anak melalui
kegiatan bercerita
b. Pengembangan bahasa dapat di capai melalui kemampuan
mendengarkan dan menyimak cerita
c. kegitan di TPA Gloria juga di siapkan sedemikian rupa sehingga dapat
mendukung pencapaian kemampuan berbahasa anak.

B. Saran
1. Dalam mengembangkan bahasa di TPA Gloria melibatkan anak dalam
kegitan tersebut.
2. Pengembangan bahasa melalui kegitan bercerita harus benar-benar
disesuaikan dengan perkembangan usia anak
3. laporan ini masih ada kekekurangan kepada mahasiswa program S1
PAUD angkatan berikutnya sangat di sarankan untuk mengembangkan
penelitian yang lebih luas pada yang sama menyangkut konsep, metode
dan wilayah penelitian.
DAFTAR PUSTAKA

Dhieni, Nurbiana, dkk.(2005). Metode Pengembangan Bahasa.Universitas


Terbuka. Jakarta

Ali Nugraha,dkk(2008) Program pelibatan orang tua dan


masyarakat. Universitas terbuka jakarta

Mulyati,dkk(2010). Bahasa Indonesia.Universitas Terbuka Jakarta

Santoso, dkk(2008). Dasar-dasar Pendidikan TK. Universitas Terbuka Jakarta

Siti Aisyah,dkk(2007). Perkembangan dan Konsep dasar pengembangan


pendidikan anak usia dini. Universitas Terbuka. Jakarta
Mengidentifikasi model – model pengembangan kegiatan Taman Penitipan Anak Gloria
No Model Ciri khas kegiatan yang
pengembangan dilakukan Kelebihan kekurangan Setting ruangan
kegiatan
1 Model Kegiatan-kegiatan anak  Pengembangan anak  kurang memberi Ruangan dibagi – bagi menjadi
kelompok dikelompokkan sesuai dapat lebih terfokus kebebasan anak untuk beberapa kelompok.
dengan usia anak dan pada satu jenis melakukan aktivitas
setiap kelompok diberi perkembangan dalam yang disenanginya.
nama berbeda dengan satu satuan waktu  anak kurang bebas
nama – nama yang mudah  lebih mudah mengeksplorasi
diingat anak – anak mengorganisir ruang belajar dan
kegiatan anak – anak APE yang ada di
karena anak kelas
melakukan satu jenis
kegiatan yang sama
Membedakan kegunaan dan sasaran dari teknik observasi, wawancara dan dokumentasi pada Taman Penitipan Anak Gloria.

No Teknik
Kegunaan Sasaran
Penelitian
1 Observasi Pengamat dapat melihat dan mengamati sendiri anak Anak dan guru
antusias dalam kegiatan mendengarkan cerita dari guru
2 Wawancara Pewawancara dapat memperoleh informasi secara Guru dan pimpinan TK
langsung dari guru mengenai tujuan dari kegiatan
pembelajaran yang menyenangkan bagi anak.
3 Dokumentasi Baik hasil foto maupun dokumen tertulis lainnya (RKH) Foto, dokumen lainnya misalnya RKH
dapat dijadikan bukti / data mengenai kegiatan
pembelajaran yang menyenangkan.
OBSERVASI KEGIATAN PENGEMBANGAN
DI TAMAN PENITIPAN ANAK
Taman Penitipan Anak : Gloria
Tanggal : 13-15 Oktober 2017
Hal-hal unik/menarik yang ditemukan Data
No Keterangan / Uraian, Pertanyaan
dalam : Ya Tidak
1 Penataan Ruangan V - Di ruangan belajar/banyak terdapat gambar-gambar anak dan guru
- Ruangan Kantor, Kamar Tidur anak-anak, ruang makan, kamar mandi.
2. Metode Mengajar V - Metode yang dilakukan sesuai dengan kegiatan yang dilaksanakan, metode
bercerita, bernyanyi, tanya jawab, bercakap-cakap bermain
3 Kegiatan yang dilakukan anak V Anak-anak mendengar cerita guru
4. Kegiatan belajar mengajar V Bermain, Bernyanyi, bercerita
5 Pengaturan atau pengelompokan anak V Anak-anak duduk membentuk lingkaran dan pendidik duduk bersama mereka
6 Alat Permainan Edukatif (APE) yang V Boneka Tangan, Buku Cerita
digunakan
7 Cara pendidik melakukan atau memimpin V Pendidik mengajak anak bernyanyi kemudian pendidik memulai bercerita setelah
kegiatan selesai pendidik mengadakan tanya jawab kepada anak tentang isi cerita.
INSTRUMEN
PROFIL TAMAN PENITIPAN ANAK (TPA) GLORIA

1. Nama : Taman Penitipan Anak Gloria


2. Alamat : Jln. Pelabuhan RT.01 Mantaritip
Kampung Pilanjau Kecamatan Sambaliung
a. Kecamatan : Sambaliung
b. Kabupaten /kota: Berau
c. Provinsi : Kalimantan Timur
d. Kode Pos :-
e. No. Telp :-
f. Status : Yayasan Gloria
g. Tahun berdiri : 2012
h. Status Bangunan: Pinjam Pakai
3. Berapa jumlah anak didik yang ada dalam setiap kelompok ?
 Kelompok 1 = 10
 Kelompok 2 = 10
 Kelompok 3 = 10
4. Usia berapa saja anak didik yang berada dalam setiap kelompok ?
 Kelompok 1 sampai kelompok 3 = 2-4 Tahun
5. Metode apa saja yang digunakan dalam pembelajaran dikelompok ibu?
 Bercerita
 Mendongeng sebelum tidur
 Bercakap – cakap
6. Apa keistimewaan sekolah ini dibandingkan sekolahan yang lain?
 Belajar sambal bermain
7. Bagaimana cara penyusunan rencana kegiatan untuk anak di sekolah ini ?
 Membuat RKH,RKM,Program tahunan, dan Program semester
8. Referensi apa yang digunakan untuk menyusun rpp disini?
 Kurikulum berbasis karakter
9. Apa saja yang ibu manfaatkan dari referensi tersebut?
 Balok, puzzle, plastisin,pohon huruf,bentuk geometri
10. Dari alat permainan edukatif (APE) yang digunakan diperoleh?
 Dan beli sendiri
 Dari dinas P&K
11. Bagaimana penilaian perkembangan anak diberikan dan berapa kali dalam
satu tahun penilaian perkembangan anak dilaksanakan ?
 Penilaian yang kami berikan berupa narasi dan diberikannya dua kali
dalam setahun.
12. Dalam proses pembelajaran kendala apa saja sering dihadapi oleh guru?
 Kendala kami kurang alat peraga.
13. Apa visi misi Tempat Pengasuhan Anak ini dalam konteks pendidikan
anak?
a. Visi : Mempersiapkan siswa menjadi pribadi yang berkarakter, mulia,
cerdas, kreatif, mandiri, ceria dengan prinsip kekristenan & pancasila
serta berwawasan global.
b. Misi : Membentuk pendidikan berkualitas dengan standar global serta
membimbing siswa menjadi pribadi yang takut akan Tuhan, berbudi
luhur, berwawasan luas secara intelektual dan berprestasi di segala
bidang.
14. Untuk mencapai visi misi,program apa yang diadakan di sekolah ini?
 Program pembelajaran yang digunakan adalah Kurikulum Berbasis
Karakter.
15. Siapa yang merancang program tersebut?
 Kepala Sekolah bekerja sama dengan guru
16. Berapa jumlah pendidik dan peserta didik di sekolah ini?
 Kepala sekolah : 1
 Guru :6
17. Apa Tujuan dari pendirian TPA Gloria?
1. Melaksanakan pembelajaran aktif, kreatif, efektif dan inovatif.
2. Mendidik anak secara optimal sesuai dengan kemampuan anak.
3. Menyiapkan anak didik ke jenjang pendidikan dasar dengan
ketercapaian Kompetensi Dasar sesuai tahapan perkembangan anak.
18. Apa latar belakang pendirian TPA Gloria ?
 Untuk membantu anak – anak agar tetap di bawah pengawasan
selama orang tuanya di tinggal beraktivitas.
19. Bagaimana model pembagian kelas di TPA Gloria?
 Model Rombel
20. Metode apa saja yang digunakan dalam kegiatan pembelajaran di TPA
Gloria ?
 Bermain
 Tanya jawab
 Bercerita
 Pemberian tugas
 Pengamatan
21. Aspek perkembangan apa saja yang ingin dicapai oleh TPA Gloria ?
 Ada 5 aspek yaitu :Aspek Bahasa, social,fisik,kognitif,agama
22. Bagaimana peranan orang tua dan masyarakat terhadap kemajuan dan
perkembangan TPA Gloria?
 Sangat baik, orang tua ikut sera apabila ada perlombaan atau acara
di sekolah
23. Dalam satu minggu berapa kali kegiatan pembelajaran dilaksanakan?
 Seminggu 5 hari,hari senin sampai hari jumat
Nama Mahasiswa : Mathius Luther
NIM : 826123475
Laporan di Lembaga : TAMAN PENITIPAN ANAK
Nama Lembaga PAUD : TPA Gloria

Skor Nilai
VARIABEL / DESKRIPTOR
Maks
A. PENDAHULUAN 15
1. Latar belakang penelitian
 Dikemukakan dengan jelas (3) 5
 Disusun secara logis (2)
2. Fokus penelitian
 Fokus penelitian yang ditentukan jelas dan logis (2) 4
 Focus penelitian ditentukan dari hasil observasi awal (1)
 Focus penelitian berkaitan dengan latar belakang (1)
3. Tujuan penelitian
 Sesuai dengan focus penelitian (1) 4
 Rumusan tujuan jelas dan logis (3)
4. Manfaat penelitian
1. Manfaat yang akan diperoleh jelas (1) 3
2. Manfaat berkontribusi nyata terhadap kegiatan pengembangan
AUD (2)
B. LANDASAN TEORI 23

1. Relevansi antara konsep/teori yang dikaji dengan focus penelitian (5)


2. Relevansi teori/hasil penelitian terkait denga teknik yang digunakan
(5)
3. Teori menggunakan acuan yang terkini (3)
4. Teori disajikan dengan sistematis (3)
5. Alur kerangka berpikir penelitian,jelas (4)
6. Teori dan kerangka berfikir disusun dengan jelas dan rinci (3)
C. METODOLOGI PENELITIAN 12
1. Subjek penelitian yang dipilih,jelas (mencantumkan nama lembaga
PAUD,kelas,tema) (2)
2. waktu pelaksanaan logis (pelaksanaan hari sekolah) (1)
3. jadwal penelitian jelas menggambarkan waktu pelaksanaan (2)
4. Instrumen penelitian yang digunakan,jelas (4)
5. Instrumen yang dipilih tepat (2)
6. Terdapat perencanaan rinci langkah – langkah dari instrument yang
digunakan (3)
D. ANALISIS DATA 11
1. Data yang terkumpul relevan dengan fokus penelitian (2)
2. Tabulasi data lengkap menggambarkan hasil pengumpulan data (3)
3. Terdapat analisis kritis berdasarkan tabulasi data yang disajikan (1)
4. Analisis kritis berdasarkan teori yang dapat dipertanggung jawabkan
(3)
5. Analisis kritis disusun dengan jelas dan logis (2)
E. KESIMPULAN DAN SARAN 9
1. Kesimpulan
7. Kesimpulan menjawab tujuan penelitian (2) 6
8. Kesimpulan sesuai dengan permasalahan dan temuan (2)
9. Kesimpulan disajikan dengan jelas dan logis (1)
2. Saran
10. Saran sesuai dengan kesimpulan (2) 3
11. Saran yang diajukan jelas dan logis (1)
F. BAHASA 7
12. Pilih kata tepat (1)
13. Struktur kalimat lugas dan baku (2)
14. Paragraf merupakan satu keutuhan (3)
15. Penulisan sesuai dengan EYD (1)
G. KUTIPAN DAN DAFTAR PUSTAKA 2
16. Daftar pustaka relevan dengan kutipan pada kerangka teori (1)
17. Cara mengutip mengikuti aturan ilmiah (1)
SKOR TOTAL 80
Nilai Laporan = skor yang diperoleh x 100
Skor maksimal
Foto Dokumentasi
Judul : ANALISIS KEGIATAN
Penelitian PENGEMBANGANMOTORIK HALUS
MELALUI MENEMPEL DENGAN KERTAS
LIPAT DI KB TERKINI TAHUN
PELAJARAN 2020/2021
Waktu : 19-21 Oktober 2020
Pelaksanaan
Tempat : KB Terkini
Penelitian

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Penelitian


Usia anak usia dini merupakan masa keemasaan dimana pada masa lima
tahun pertama adalah masa pesatnya perkembangan motorik anak.
Perkembangan motorik erat kaitannya dengan perkembangan pusat motorik di
otak. Ketrampilan motorik berkembang sejalan dengan kematangan syaraf dan
otot. Oleh karena itu setiap gerakan yang dilakukan sesederhana apa pun
sebenarnya merupakan hasil pola interaksi yang kompleks dari berbagai bagian
dan sistem dalam tubuh yang dikontrol otak. Kemampuan motorik anak akan
dapat terlihat secara jelas melalui berbagai gerakan dan permainan yang dapat
mereka lakukan.
Dalam perkembangannya, motorik kasar berkembang lebih dulu
daripada motorik halus. Hal ini dapat terlihat saat anak sudah dapat
menggunakan otot-otot kakinya untuk berjalan sebelum ia dapat mengontrol
tangan dan jari-jarinya untuk menggunting, meronce dan melipat.
Gerakan motorik halus merupakan gerakan yang hanya melibatkan
bagian-bagian tubuh tertentu saja dan dilakukan oleh otot-otot kecil, seperti
ketrampilan menggunakan jari jemari tangan dan gerakan pergelangan tangan.
Oleh karena itu, gerakan ini tidak terlalu membutuhkan tenaga, namun gerakan
ini membutuhkan koordinasi mata dan tangan yang cermat.
Mengingat bahwa pengembangan motorik halus bukanlah merupakan
sesuatu yang mudah, maka kegiatan belajar mengajar haruslah menarik dan
menyenangkan serta memenuhi rasa keingintahuan anak. Maka dari itu penulis
melaksanakan observasi/ pengamatan di KB Terkini pada hari Rabu tanggal 19-
21 Oktober 2020 pada kegiatan menempel betuk televisi dengan kerta lipat,
terlihat anak masih antusias pada kegiatan tersebut.
Kegiatan tersebut dapat distimulasikan secara berulang-ulang agar
kemampuan anak semakin baik. Peran guru dalam mengembangkan kegiatan
menempel adalah membangun motivasi dan rasa keingintahuan anak secara
alami tentang menempel.
Pembelajaran yang diselenggarakan di KB Terkini melatarbelakangi
dalam Penelitian dan Analisis Kegiatan Pengembangan Motorik Halus Melalui
Menempel dengan Kertas Lipat di KB Terkini Tahun Pelajaran 2020/202.

B. Fokus Penelitian
Berdasarkan latar belakang di atas dan setelah dilakukan observasi
penelitian di KB Terkini, maka penelitian ini terfokus pada “Pengembangan
motorik halus anak melalui kegiatan menempel dengan kertas lipat.”

C. Tujuan Penelitian
Penelitian ini bertujuan :
1. Mengumpulkan data mengenai :
a. Mengetahui hasil pembelajaran perkembangan motorik halus anak
dalam kegiatan menempel dengan kertas lipat.
b. Untuk menganalisis kegiatan tersebut sesuai dengan apa yang telah
dipelajari dan diberikan pada mata kuliah analisis kegiatan
pengembangan anak usia dini.
c. Mengetahui kemampuan motorik halus anak KB Terkini dalam kegiatan
menempel dengan kertas lipat.
2. Analisis Kritis
Kegiatan pengembangan menempel dengan kertas lipat sangat bermanfaat
karena dengan adanya kegiatan menempel bentuk televisi dengan kertas lipat,
kemampuan motorik halus anak akan terasah. Koordinasi mata dan tangannya
dapat berkembang. Anak bisa mandiri dan mempunyai sikap teliti, menghargai
hasil karya sendiri dan orang lain.

D. Manfaat Penelitian
Penelitian ini bermanfaat bagi :
 Penulis : sebagai masukan dalam menganalisis suatu kegiatan yang
dilakukan anak.
 Guru : sebagai masukan dalam kegiatan pengembangan motorik halus
anak dengan pembelajaran menempel dengan kertas lipat.
 Orang tua : bagi orang tua penelitian ini bermanfaat untuk menambah
wawasan orang tua tentang cara mendidik anak dan mengembangkan
kemampuan anak sesuai dengan usia anak, terutama kemampuan
motorik halus.

BAB II
LANDASAN TEORI

A. Perkembangan Motorik
Motorik merupakan semua gerakan yang mungkin dapat dilakukan oleh
seluruh tubuh. Perkembangan motorik adalah perkembangan unsur kematangan dan
pengendalian gerak tubuh. Ketrampilan motorik berkembang sejalan dengan
kematangan syaraf danotot. Aktivitas anak terjadi di bawah control otak.
Perkembangan motorik anak terbagi menjadi dua bagian, yaitu gerakan
motorik kasar dan gerakan motorik halus. Gerakan motorik kasar adalah gerakan
yang membutuhkan koordinasi sebagian besar bagian tubuh anak, sedangkan
gerakan motorik halus adalah gerakan yang hanya melibatkan bagian-bagian tubuh
tertentu saja dan dilakukan oleh otot-otot kecil seperti ketrampilan menggunakan jari
jemari tangan dan gerakan pergelangan tangan. Kedua macam gerakan ini sangat
dperlukan anak dikemudian hari. (Bambang Sujiono, dkk. 2010, Metode
Pengembagan Fisik)
Secara umum ada tiga tahap perkembangan ketrampilan motorik anak pada
usia dini, yaitu tahap kognitif, asosiatif, dan autonomous. Optimalnya pertumbuha
fisik anak memang sangat penting karena secara langsung maupun tidak langsung
akan mempengaruhi perilaku sehari-harinya. Secara langsung, pertumbuhan fisik
anak akan menentukan ketrampilannya dalam bergerak, sedangkan secara tidak
langsung, pertumbuhan dan perkembangan kemampuan fisik/ motorik anak akan
mempengaruhi cara anak memandang dirinya sendiri dan orang lain. Sedangkan
meningkatnya motorik anak akan meningkatkan pula aspek fisiologis, kemampuan
sosial emosional dan kognitif anak.
Kelenturan tangannya pun semakin baik. Ia mulai dapat menggunakan
tangannya untuk berkreasi. Misalnya, menggunting kertas dengan hasil guntingan
yang lurus, membuat gambar sederhana dan mewarnai, menggunakan klip untuk
menyatukan dua lembar kertas, menjahit, menganyam kertas serta menajamkan
pensil dengan rautan pensil. Namun, tidak semua anak memiliki kematangan untuk
menguasai semua ini pada tahap yang sama. (Siti Aisyah, dkk, 2010. Perkembangan
dan Konsep Dasar Pengembangan Anak Usia Dini)
Pada anak usia dini perkembangan motorik kasar dan perkembangan
motorik halus berlangsung sangat pesat. Pada usia tersebut koordinasi mata-tangan
anak semakin baik, bahkan sudah dapat menggunakan kemampuannya untuk
mengurus dirinya sendiri dengan sedikit pengawasan orang dewasa. Disamping itu
ia mulai dapat menyikat gigi, menyisir, mengancingkan pakaian, membuka dan
menutup ritsluiting, memakai sepatu sendiri, serta makan menggunakan sendok dan
garpu.

B. Pengembangan Motorik Halus


Dalam hal perkembangan motorik halus, anak-anak dapat dilatih
ketrampilannya melalui berbagai aktivitas yang menunjang. Beberapa kegiatan yang
menunjang antara lain mencoret-coret di kertas, yang akan berkembang menjadi
coretan benang kusut, kemudian menjadi garis lurus, lengkung, dan seterusnya.
Sekalipun kematangan motorik mempunyai peranan besar, tetapi tanpa latihan yang
dilakukan melalui bermain maka perkembangan motorik tidak berkembang dengan
pesat. (Dra. Mayke Sugianto T, M.Si., Psikologi Perkembangan Anak, 2007: 4.9)
Peran guru dalam mengembangkan berbagai kemampuan dasar anak usia dini
sangatlah penting. Gurulah yang paling menentukan aktivitas fisik dan olahraga yang
dilakukan anak sesuai dengan pertumbuhan dan perkembangannya. Melalui
berbagai arahan, guru juga dapat menumbuhkan minat anak terhadap olahraga
(motorik kasar) dan motorik halus.
Beberapa cara yang dapat digunakan guru untuk membantu meningkatkan
ketrampilan motorik ana adalah :
 Waktu sendiri dalam menguasai suatu ketrampilan.
 Menyediakan peralatan atau lingkungan yang aman dan memungkinkan
anak melatih ketrampilan motoriknya.
 Memberikan tingkat keberhasilan yang sesuai dengan perkembangan anak.
 Memperlakukan anak dengan sama.
 Meningkatkan kesabaran guru karena anak memiliki jangka.
 Memperkenalkan berbagai jenis ketrampilan motorik pada anak.

Guru juga berperan dalam membiasakan anak didiknya untuk memakan


makanan yang bergizi.
Pemilihan suatu metode pembelajaran ditentukan oleh tujuan yang akan
dicapai anak, sedangan metode merupakan cara untuk mencapai tujuan pembelajaran
tertentu. Untuk mengembangkan motorik anak guru dapat menerapkan metode-
metode yang akan menjamin anak tidak mengalami cedera dan menyesuaikannya
dengan karakteristik anak usia dini. Hal-hal yang perlu dilakukan guru dalam
pemilihan metode untuk meningkatkan motorik anak TK adalah menciptakan
lingkungan yang aman dan kegiatan yang menantang, menyediakan tempat, bahan
dan alat yang dipergunakan dalam keadaan baik, serta membimbing anak mengikuti
kegiatan tanpa menimbulkan rasa takut dan cemas dalam menggunakannya.
(Bambang Sujiono, dkk. 2010, Metode Pengembagan Fisik)

C. Kegiatan Menempel
Koordinasi mata dan tangan saat menempel dapat merangsang kerja otak
anak. Beberapa manfaat yang akan didapat anak dalam kegiatan menempel
antara lain :
1. Melatih motorik halus
Kegiatan menempel, membuka perekat atau membuka lem lalu
menempelkan ditempat yang sudah ditentukan membuat jari jemari anak
jadi lebih terlatih.
2. Melatih koordinasi tangan dan mata serta konsentrasi
Kegiatan menempel bermanfaat untuk merangsang pertumbuhan otak
yang lebih maksimal mengingat di usia ini merupakan masa
pertumbuhan otak yang sangat pesat.
3. Meningkatkan kepercayaan diri
Ketika anak berhasil menempel, dia akan melihat hasilnya. Hal ini
merupakan suatu reward positif yang akan meningkatkan kepercayaan
dirinya untuk melakuka kegiatan itu kembali.
4. Lancar menulis
Gerakan-gerakan halus yang dilakukan saat latihan menempel kelak
akan membatu anak lebih mudah belajar menulis. Anak-anak SD yang
sangat kaku memegang pensil dan yang tulisannya tidak beraturan, bisa
jadi akibat kemampuan motorik halusnya tidak dilatih dengan baik
sewaktu kecil.
5. Ungkapan ekspresi
Menempel dapat menjadi sarana untuk mengungkapkkan ekspresi dan
kreativitas anak.
6. Mengasah kognitif
Koordinasi mata dan tangan pada kegiatan menempel akan menstimulus
kerja otak sehingga kemampuan kognitif anak pun akan makin terasah.
Kegiatan menempel bentuk televisi dengan kertas lipat yang diamati
pada KB Terkini adalah menempel bentuk televisi dengan kertas lipat.
Menempel bentuk televisi dengan kertas lipat ini merupakan kegiatan yang
sangat mudah dan sederhana. Dari kertas lipat dengan bentuk televisi, kemudian
diolesi lem, lalu ditempelkan pada kertas putih. Anak-anak akan terlatih
kemampuan motorik halusnya dengan jari-jarinya memegang lem, mengoles
lem, memegang kertas lipat, menempelkan pada kertas putih. Dengan demikian
kegiatan menempel bentuk televisi dengan kertas lipat ini dapat
mengembangkan kemampuan motorik halus anak.
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN

A. Subjek Penelitian
1. Tanggal penelitian : 11 Mei 2016
2. Tempat : KB Terkini
3. Subyek :
a. Peserta Didik : 30 anak, 17 laki-laki dan 13 perempuan
b. Pendidik : 4 orang
c. Kepala sekolah : 1 orang

B. Metode Penelitian
Penelitian ini menggunakan metode kualitatif yaitu penelitian yang
menceritakan data mengenai fenomena/ gejala yang diteliti di lapangan.

C. Instrumen Penelitian
1. Observasi
Observasi yaitu rencana untuk mengamati penilian perilaku,selain itu
juga diartikan sebagai pengamatan dan pencatatan yang dilakukan terhadap
obyek sebagai pengamatan dan pencatatan yang dilakukan terhadap obyek di
tempat terjadinya atau berlangsungnya peristiwa, sehingga observator berada
bersama obyek yang diamati.(Tim PG PAUD, 2010:5)
2. Wawancara
Yaitu tanya jawab dengan seseorng untuk mendapatkan keterangan atau
pendapat tentang sesuatu hal atau masalah (Tim PG PAUD, 2010:9)
3. Dokumentasi
Dokumentasi merupakan suatu teknik pengumpulan data dengan
menghimpun dan menganalisis dokumentasi dokumen-dokumen baik dokumen
tertulis, gambar maupun elektronik. Dalam penelitian ini peneliti menggunakan
alat bantu sebagai dokumen penelitiannya:
 Lembar tanya jawab
 Lembar observasi
 Dokumen-dokumen lain sebagai pendukung
BAB IV
ANALISIS DATA

A. Hasil Wawancara
1. Pemimpin/Kepala
a. Tabulasi Data
Aspek Wawancara dengan Kepala
Pemrakarsa
Ijin Pendirian dari Dinas Pendidikan Kabupaten Berau :
421/066/Kpts/2007
Pendirian
Ijin Opertasional: 421.1/374/Kpts/ 2015
Akta notaries PAUD no. 5 tanggal 8 November 2012
Visi Taqwa, Sehat, Cerdas serta Ceria
1. Menanamkan budi pekeri dan perilaku yang berorientasi pada
pendidikan moral keagamaan.
2. Melaksanakan pembelajaran dan bimbingan secara efektif
sehingga anak didik mampu berkembang secara optimal sesuai
tingkat usianya.
Misi 3. Membentuk pribadi yang sehat jasmani dan rohani serta
menggali potensi anak agar mempu mengembangkan
kecerdasan dan berpikir sesuai dengan tingkat usianya.
4. Memberi pelayanan yang seluas-luasnya kepada masyarakat
tentang AUD.

1. Membekali peserta didik agar menjadi anak yang beriman dan


bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa.
2. Mengembangkan dan meningkatkan kemampuan dan kreatifitas
Tujuan anak didik sesuai dengan tingkat usianya.
3. Menyiapkan peserta didik yang mandiri, tangguh, terampil, aktif
dan bertanggungjawab.
Peraturan
penerimaan
siswa
Keunggulan KB Terkini selanjutnya adalah memiliki tim pengajar
yang kompeten di bidangnya, sehingga mampu mendidik siswa
sesuai visi misinya. Semua pengajar akan menyampaikan materi
dengan baik kepada siswa dengan metode yang menyenangkan
sehingga anak-anak tidak merasa terpaksa dan nyaman dalam
belajar. Anak-anak akan dengan senang hati melakukan kebiasaan-
Keunggulan
kebiasaan baik yang diajarkan oleh pengajar karena semua
di KB Terkini
diberikan dengan contoh langsung.
Semua pengajar telah memiliki pengalaman berhadapan dengan
berbagai karakter anak didik, sehingga bisa menghadapinya dengan
baik. Pengajar berhasil membuat program unggulan terbaik dan
kurikulum materi yang diajarkan dengan tepat sesuai goal akhir
KB Terkini
Jumlah anak 30 anak (usia 3 - 4 tahun)
Jumlah Guru 4 orang
Waktu
07.30-10.30 Wita
Operasional
Jumlah Staff 1 orang
Kendala Yang Perubahan Kondisi Waktu dalam proses belajar mengajar terutama
Dihadapi di masa pandemik

b. Analisis Data
Manajemen Kurikulum dalam Meninggkatkan Mutu
PembelajaranBerdasarkan pengamatan observasi penelitian yang
peneliti lakukan serta hasil wawancara dengan Kepala KB terkini
menyatakan bahwa beliau sudah berusaha melakukan manajemen
kurikulum dengan sebaik-baiknya dalam rangka meningkatkan mutu
pembelajran bagi peserta didik. Orang tuapeserta didik dapat memilih
pelayanan apa yang mereka inginkan. Sebagai contoh Kelompok
Bermain (KB) yang mana waktu pembelajarannya dimulai dari pukul
07.30 s.d 10.30 Wita dan ditambah dengan belajar iqro lebih kurang 1
jam sehingga perserta didik pulang pukul 11.30 Wita .Kepala KB terkini
menyatakan bahwa bentuk layanan pendidikan pada peserta didik yang
di selenggarakan pada KB terkini adalah Layanan Kelompok Bermain
(KB). Layanan pendidikan yang diberikan pada KB terkini
dikelompokkan berdasarkan tingkatan umur. Yaitu untuk umur 3 s.d 4
tahun.

Dalam melaksanakan layanan pendidikan pada peserta didik yang


diselenggarakan KB terkini, Kepala KB menyatakan tidak terlampau
banyak mengalami kendala, hanya kendala-kendala kecil yang tentunya
bisa diatasi secara bersama-sama.

2. Pendidik/ Pengasuh KB
A. Tabulasi Data
Aspek yang Wawancara Dengan
Observasi Dokumentasi
Diteliti Pendidik
Guru menggunakan dan Pembelajaran menempel Tertulis dalam
memperlihatkan kertas bentuk televisi dengan kertas kegiatan harian KB
lipat, lem, dan kertas putih lipat disesuaikan dengan dari penugasan yang
Media dan sebagai media menempel tema, begitu juga dalam diberikan mayoritas
cara kegiatan menempel dengan anak bernilai baik.
penggunaanya kertas lipat ini menggunakan
media kertas lipat, lem dan
kertas putih sebagai
medianya.
Guru mendemonstrasikan Metode yang digunakan Foto kegiatan
cara menempel dengan dalam kegiatan melipat
kertas lipat menggunakan metode
demonstrasi. Hal ini
dilakukan agar anak dapat
mengetahui langkah-langkah
secara benar.
Anak-anak Dengan kegiatan menempel Foto kegiatan
mempraktikkan menempel dengan kertas lipat ini
dengan kertas lipat diharapkan kemampuan
Cara motorik halus anak
menggunkan meningkat, melatih ketelitian
media dan kemandirian anak,
melatih koordinasi mata dan
tangan anak serta melatih
pengenalan warna

b. Analisis Data
Dalam melaksanakan layanan pendidikan pada peserta didik
yang diselenggarakan KB terkini, Kepala PAUD menyatakan tidak
terlampau banyak mengalami kendala, hanya kendala-kendala kecil
yang tentunya bisa diatasi secara bersama-sama. Dalam hal ini, guru
juga harus dapat mengambil keputusan atas dasar penilaian yang tepat
ketika anak didik belum dapat membentuk kompetensi dasar, apakah
kegiatan pembelajran di hentikan, diubah metodenya, atau mengulang
dulu pembelajaran yang lalu. Guru harus menguasai prinsip – prinsip
pembelajaran, pemilihan dan penggunaan media pembelajaran,
pemilihan dan penggunaan metode, keterampilan, menilai hasil belajar,
serta memilih dan meenggunakan strategi atau pendekatan
pembelajaran. Dari hasil wawancara dengan Guru-guru KB terkini
diketahui bahwa guru-guru selalu berupaya meninggkatkan kualitas
dalam memberikan layanan kepada peserta didik. Dan mereka mengaku
juga berperan dalam kelompok yang lain, sehingga pengalaman mereka
dalam melayani peserta didik membuat mereka selalu meninggkatkan
kualitas.. Selain itu guru juga bertugas mengelola, tanggung jawab
secara keseluruhan guru kepada semua bentuk layanan yang ada.
Guru-guru KB terkini berpendapat sama bahwa pengelompokan
layanan yang diberikan pada peserta didik sudah tepat dan sudah
memenuhi standar pengelompokan layanan PAUD yang ditetapkan
Kementerian Pendidikan Nasional, yang dituangkan dalam
Permendiknas No. 58 Tahun 2009. Mereka berpendapat bahwa
pengelompokan didasarkan umur dan peserta didik, dan juga keinginan
dan peserta didik dan orang tua peserta didik, layanan apa yang mereka
inginkan.Guru-Guru KB terkini juga berpendapat sama, bahwa tidak
mendapatkan kendala yang terlampau berarti dalam melaksanakan
layanan kepada peserta didik. Guru-guru mengaku sangat dekat dengan
anak-anak peserta didik, bahkan untuk kelompok bermain (KB), guru-
guru memperlakukan peserta didik seperti anak sendiri. Hal ini
dikarenakan beberapa peserta didik dititipkan oleh orang tuanya kepada
PAUD dan pukul 7.30 Wita pagi sampai dengan pukul 10.30 Wita.

c. Hasil Pengamatan
a. Prsasarana Out Door
a. Tabulasi Data

No Jenis Alat Ada Tidak Keterangan


1. Bak air 
2. Bak pasir 
3. Papan luncur 
4. Papan titian 
5. Ayunan 
6. Panjatan 
7. Kuda-kudaan 

b. Analisis Data
Berdasarkan data yang didapat dari hasil observasi, alat permainan
diluar kelas atau outdoor terdapat tujuh alat permainan. Dari sembilan alat
tersebut terdapat alat permainan yang rusak sehingga tidak dapat dipergunakan
lagi, jika dipergunakan lagi akan membahayakan keselamatan anak didik.

B. Prasarana Indoor
a. Tabulasi Data
No Jenis Alat Ada Tidak Keterangan
1. Buku-buku cerita atau 
dongeng
2. Alat-alat peraga atau 
bahan main sebagai bahan
belajar di Sentra
3. Lemari atau rak untuk 
tempat alat main
4. Tape Recorder dan/atau 
VCD Player, beserta kaset
dan/atau VCD cerita/lagu
5. Papan tulis (white atau 
black board) serta alat
tulisnya
6. Papan flanel dan 
perlengkapanannya
7. Panggung boneka dan 
perangkatnya
8. Papan geometris, puzzle, 
balok, monte untuk
dironce
9. ) Alat untuk bermain 
peran makro dan mikro
10. Alat permainan edukatif 
sederhana
11. Alat permainan untuk 
mendukung mengenal
budaya lokal dan atau
tradisional/daerah
12. Alat-alat untuk memasak 

b. Analisis Data
Data yang didapat dari observasi di dalam kelas, terdapat enam macam alat
peraga untuk pembelajaran sehari-hari. Berdasarkan informasi dari guru, masih
banyak alat peraga di dalam kelas namun alat peraga yang lain tersebut sudah
tidak lengkap sehingga tidak bisa dipergunakan lagi. Berdasarkan dari observasi
peneliti didalam kelas dan diperjelas dengan wawancara dengan guru alat
permainan edukatif terdapat beberapa macam yaitu kartu angka yang terbuat
dari kertas, boneka tangkai terbuat dari kertas dan tangkai bekas es cream,
boneka kotak dari kotak bekas minuman. Pada dasarnya banyak APE buatan
guru yang bisa dibuat namun yang terdapat di KB Terkini hanya tiga macam
APE buatan guru. Berdasarkan observasi langsung dari kelas, terdapat beberapa
alat permainan untuk anak-anak dan semua alat permainan tidak ada yang
membahayakan untuk keselamatan anak-anak. Menurut hasil wawancara dari
guru, alat permainan anak di kelas adalah alat permainan hasil pabrik. Setiap
kelas terdapat dua set setiap alat permainan, alat permainan tesebut sangat
membantu anak dalam melatih kreatif

d. Administrasi Sekolah
a. Tabulasi Data
No Administrasi Sekolah Ada Tidak Keterangan
1. Administrasi Umum
2. Administrasi Keuangan
3. Administrasi kegiatan
b. Analisis Data

e. Administrasi Kelas
a. Tabulasi data
No Administrasi Kelas Ada Tidak Keterangan
1. Ruang Kantor 
2. Ruang Kepala Sekolah 
3. Ruang Guru 
4. Ruang Tamu 
5. Ruang Belajara 
6. Ruang Kelas 
7. Ruang Perpustakaan 
8. Ruang Penunjang 
9. Dapur 
10. KM/WC Siswadan Gur 
b. Analisis Data
1. Ruang kantor
Ruang kantor berada pada sisi utara ruang kelas. Sebenarnya ruang guru,
ruang kepala sekolah, ruang tamu, dan perpustakaan berada pada satu
ruangan yang sama. Tak ada sekat yang membatasinya. Penataan
ruangan ini disusun sedemikian rupa sehingga terlihat tidak terlalu
sesak. Namun begitu kurang efektif karena fungsi dari masing-masing
ruang tidak berjalan maksimal.
2. Ruang kelas
Ruang kelas ada dua namun dalam proses pembelajaran pendidik hanya
menggunkan salah satu. Hal tersebut terjadi karena untuk memudahkan
pendidik dalam mendidik serta pemantauan.
3. Dapur
KB terkini mempunyai satu ruang dapur yang berada di sebelah utara
ruang kantor. Ruang dapur ini bersebelahan dengan kamar mandi
sekolah.Dapur yang berukuran tidak terlalu lebar ini digunakan untuk
mempersiapkan konsumsi guru.
4. Kamar mandi
Kamar mandi di KB terkini berjumlah satu buah. Kamar mandi terletak
di sebelah utara dan bersebelahan dengan tempat parkir. Kamar mandi
ini digunakan oleh seluruh warga sekolah.

f. Sumber Daya Manusia


a. Tabulasi Data
No Tenaga Kerja Ada Tidak Keterangan
1. perencanaan 
2. pengadaan 
3. pengembangan 
4. evaluasi 

b. Analisis Data

Hasil penelitian yang diperoleh mengenai pengelolaan Tenaga


Kerja di KB Terkini meliputi perencanaan, pengadaan, pengembangan,
dan evaluasi. Perencanaan kebutuhan Tenaga Kerjadi KB Terkini
dilakukan oleh kepala sekolah dengan dibantu koordinator pendidikan.
Senada dengan pendapat yang dikemukakan oleh Ibrahim Bafadal
(1999: 59) dalam bukunya Administrasi dan Supervisi Penyelenggaraan
PAUD bahwa pengadaan pegawai baru PAUD di Indonesia bisa
dilakukan melalui dua cara yaitu :
1. Pengadaan pegawai baru bisa dilakukan dengan cara
mengusulkannya kepada Kantor Departemen Pendidikan dan
Kebudayaan. Apabila Taman Kanak-kanak diselenggarakan oleh
yayaysan pendidikan yang besar, maka pengadaan pegawai baru
bisa dilakukan dengan cara mengusulkannya kepada yayasannya.
Dikarenakan KB Terkini merupakan lembaga pendidikan yang
dibawahi oleh yayasan, maka dalam perencanaan pengadaan
pegawai/Tenaga Kerjadilakukan sendiri oleh pihak sekolah.
Untuk tahap pengadaan, pihak KB Terkini memiliki standar
kualifikasi akademik bagi setiap calon Tenaga Kerjayaitu
minimal SLTA, atau pernah mengikuti pelatihan pendidikan anak
usia dini. Hal ini sesuai dengan pedoman teknis penyelenggaraan
KB/TPA yang dikeluarkan oleh Depdiknas (2006) bahwa
pendidik di KB/TPA memiliki kualifikasi akademik minimal
SLTA sederajat, memiliki sertifikat atau surat keterangan pernah
mengikuti pelatihan pendidikan anak usia dini. Tenaga Kerjadi
KB Terkini sangat beragam, dari mulai D-III, D-IV, dan tidak
sedikit yang S1 kependidikan atau umum, yang terpenting adalah
setiap Tenaga Kerjamengerti tahap perkembangan anak,
mencintai dunia anak, sabar, dan bisa menjadi panutan/teladan
bagi anak.
2. Dalam pengembangan kemampuan tenaga pendidik, pihak KB
Terkini mengikutsertakan pendidik pada seminar, workshop, dan
lain sebagainya, selain itu sekolah juga mengadakan pertemuan
mingguan/ FGD (Focus Group Discusion) yang dilakukan secara
rutin. Hal ini sesuai dengan pendapat Ibrahim Bafadal (1999: 64)
yang mengemukakan bahwa pengembanagan pegawai dapat
diartikan sebagai keseluruhan kegiatan meningkatkan
pengetahuan, keterampilan, dan semangat kerja pegawai. Dengan
tujuan agar pegawai semakin sempurna dalam menyelesaikan
tugasnya. Evaluasi terhadap Tenaga Kerjadilakukan oleh kepala
sekolah dengan cara mengadakan kunjungan kelas (supervisi)
ketika pendidik melaksanakan proses kegiatan belajar mengajar
(KBM)

Wawancara Wawancara
Observasi Dengan Dengan Dokumentasi
Guru Pemimpin
Guru menggunakan Pembelajaran Pada kegiatan Tertulis
dan menempel hari ini, salah dalam
memperlihatkan bentuk satu program kegiatan
kertas lipat, lem, televisi yang dilakukan harian KB
dan kertas putih dengan kertas adalah dari
sebagai media lipat mengembangkan penugasan
menempel disesuaikan kemampuan yang
dengan tema, motorik halus, diberikan
begitu juga yakni kegiatan mayoritas
dalam menempel anak bernilai
kegiatan baik.
menempel
dengan kertas
lipat ini
menggunakan
media kertas
lipat, lem dan
kertas putih
sebagai
medianya.
Guru Metode yang Kegiatan yang Foto kegiatan
mendemonstrasikan digunakan dipakai di KB
cara menempel dalam ini adalah model
dengan kertas lipat kegiatan pembelajaran
melipat sentra.
menggunakan
metode
demonstrasi.
Hal ini
dilakukan
agar anak
dapat
mengetahui
langkah-
langkah
secara benar.
Anak-anak Dengan Sesuai dengan Foto kegiatan
mempraktikkan kegiatan visi lembaga ini,
menempel dengan menempel yaitu tangguh,
kertas lipat dengan kertas sehat, cerdas
lipat ini serta ceria.
diharapkan
kemampuan
motorik halus
anak
meningkat,
melatih
ketelitian dan
kemandirian
anak, melatih
koordinasi
mata dan
tangan anak
serta melatih
pengenalan
warna

B. Analisis Kritis

Dari data tersebut, kegiatan pengembangan menempel dengan kertas


lipat yang dilakukan di KB Terkinisudah berjalan sesuai dengan pengembangan
motorik halus yang ada. Metode demonstrasi yang digunakan dalam
pengembangan ini juga tepat, sehingga anak mampu memahami langkah-
langkah dalam menempel dengan kertas lipat. Kemampuan guru dalam
menyampaikan dan mengorganisasikan kelas juga sudah cukup baik. Terbukti
anak antusias dan semangat dalam mengikuti kegiatan menempel bentuk
televisi dengan kertas lipat. Kegiatan menempel dengan kertas lipat ini
ditujukan dengan harapan agar kemampuan motorik halus anak meningkat,
melatih ketelitian dan kemandirian anak, serta melatih koordinasi mata dan
tangan anak.
Kegiatan menempel dengan kertas lipat yang diamati pada KB
Terkiniadalah menempel bentuk televisi dengan kertas lipat. Menempel dengan
kertas lipat ini merupakan kegiatan yang sangat mudah dan sederhana. Dari
kertas lipat dengan bentuk televisi, kemudian diolesi lem, lalu ditempelkan pada
kertas putih. Anak-anak akan terlatih kemampuan motorik halusnya dengan
jari-jarinya memegang lem, mengoles lem, memegang kertas lipat,
menempelkan pada kertas putih. Dengan demikian kegiatan menempel dengan
kertas lipat ini dapat mengembangkan kemampuan motorik halus anak.
Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa kegiatan pembelajaran di
KB Terkinisudah terprogram dan berjalan dengan baik, dilihat dari visi dan
misi, kurikulum, perangkat pembelajaran, fasilitas, peran kepala sekolah, guru
dan komite sekolah, semuanya mendukung program dan saling membantu dana
dari pusat dan standarisasi dari KB Terkinijuga berperan sangat penting untuk
kemajuan kelompok bermain.
Kegiatan pembelajaran menggunakan model sentra kegiatan. Ruang-
ruang sentra tertata dengan rapi dan sehat dengan ventilasi yang baik dan
penerangan baik karena di bagian depan dipasang kaca, jumlah murid standar
sehingga memudahkan guru untuk menilai proses kegiatan belajar mengajar.
Kegiatan awal yang dilakukan oleh pendidik KB Terkinidengan tanya
jawab dan apersepsi terlebih dahulu sebelum kegiatan inti dilaksanakan. Secara
umum, KB Terkinitelah melakukan kegiatan yang baik dan terarah. Kegiatan
tersebut telah disusun sedemikian rupa, sehingga mendapatkan hasil yang
optimal.
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan
Dari tabulasi dan analisis data di atas dapat disimpulkan beberapa hal
yaitu sebagai berikut :
1. Kegiatan pembelajaran di KB Terkinisudah terprogram dan berjalan dengan
baik, dilihat dari visi dan misi, kurikulum, perangkat pembelajaran, fasilitas,
peran kepala sekolah, guru dan komite sekolah. Semuanya mendukung program
dan saling bersinergi demi untuk kemajuan KB Terkini.
2. Pengembangan motorik halus anak dapat dilakukan salah satunya melalui
kegiatan menempel dengan kertas lipat. Kegiatan ini bertujuan untuk
meningkatkan kemampuan motorik halus anak, melatih ketelitian dan
kemandirian, serta melatih koordinasi mata dan tangan anak dan melatih
pengenalan warna.
3. Kegiatan pembelajaran di KB Terkinimenggunakan model pembelajaran sentra
kegiatan. Pada kegiatan menempel dengan kertas lipat ini guru menggunakan
metode demonstrasi.

B. Saran
1. Dalam mengembangkan kemampuan motorik halus anak usia dini melalui
kegiatan melipat di KB Terkinisebaiknya pendidik lebih banyak memperbanyak
variasi media yang digunakan dan penggunaan lem yang bervarriasi, dari lem
cair, lem stick, sampai sticker.
2. Peningkatan pengembangan motorik halus anak melalui kegiatan menempel
denga kertas lipat harus benar-benar disesuaikan dengan tingkat perkembangan
anak dan dilakukan secara terpadu dengan pengembangan-pengembangan
lainnya.
DAFTAR PUSTAKA

Mayke, Sugianto, T,. (2007). Psikologi Perkembangan Anak. Jakarta : Universitas


Terbuka

Siti, Aisyah, dkk,. (2010). Perkembanan dan Konsep Dasar Pengembangan Anak Usia
Dini .Jakarta: Universitas Terbuka

Sujiono, Bambang, dkk. (2010). Metode Pengembagan Fisik. Jakarta : Universitas


Terbuka.

Tim PG PAUD, (2010). Analisa Kegiatan Pengembangan Pendidikan Anak Usia


Dini. Jakarta : Universitas Terbuka.

www.pemelajaran-anak.blogspot.co.id)

LAPORAN PENELITIAN DAN ANALISIS I


Judul MENINGKATKAN KEMAMPUAN KOGNITIF
Penelitian : ANAK DALAM MENGENAL ANGKA
MELALUI MEDIA KARTU ANGKA PADA
ANAK USIA DINI DI TK Al-Inayah
Waktu 26-28 Oktober 2020
Pelaksanaan :
Tempat TK Al-Inayah
Penelitian :

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Penelitian

Anak usia dini adalah sosok individu yang sedang menjalani suatu
proses perkembangan dengan pesat dan fundamental bagi kehidupan
selanjutnya. Anak usia dini berada pada rentang usia 0-8 tahun. Pada masa ini
proses pertumbuhan dan perkembangan dalam berbagai sedang
mengalami masa yang cepat dalam rentang perkembangan hidup manusia.
Proses pembelajaran sebagai bentuk perlakuan yang diberikan pada anak harus
memperhatikan karakteristik yang dimiliki setiap tahapan perkembangan anak.
Pendidikan pada anak usia dini pada dasarnya meliputi seluruh upaya
dan tindakan yang dilakukan oleh pendidik dan orang tua dalam proses
perawatan, pengasuhan dan pendidikan pada anak dengan menciptakan aura dan
lingkungan dimana anak dapat mengeksplorasi pengalaman yang meberikan
kesempatan padanya untuk mengetahui dan memahami pengalaman belajar
yang diperolehnya dari lingkungan, melalui cara mengamati, meniru dan
bereksperimen yang berlangsung secara berulang-ulang dan melibatkan seluruh
potensi dan kecerdasan anak.
Salah satu kompetensi yang harus dimiliki oleh peserta didik PAUD
adalah mampu mengikuti pendidikan selanjutnya dengan kesiapan yang optimal
sesuai dengan tuntutan yang berkembang dalam masyarakat. Kemampuan dasar
yang dikembangkan di PAUD meliputi kemampuan bahasa, fisik/motorik, seni
dan kemampuan kognitif. Pengembangan kemampuan kognitif bertujuan
meningkatkan kemampuan berpikir anak. Pada kemampuan kognitif tersebut,
anak diharapkan dapat mengenal konsep sains dan matematika sederhana.
Kegiatan pembelajaran matematika pada anak diorganisir secara terpadu
melalui tema-tema pembelajaran yang paling dekat dengan konteks kehidupan
anak dan pengalaman-pengalaman riil. Guru dapat menggunakan media
permainan dalam pembelajaran yang memungkinkan anak bekerja dan belajar
secara individual, kelompok dan juga klasikal. Penggunaan media pada
kegiatan pembelajaran matematika anak usia dini, khususnya dalam pengenalan
konsep bilangan bertujuan mengembangkan pemahaman anak terhadap
bilangan dan operasi bilangan dengan benda-benda kongkrit sebagai pondasi
yang kokoh pada anak untuk mengembangkan kemampuan matematika pada
tahap selanjutnya.
Berdasarkan observasi yang telah dilakukan penulis di lapangan
ditemukan adanya permasalahan dalam kegiatan pengembangan di kelas yaitu
rendahnya kemampuan mengenal konsep bilangan di TK Al-Inayah. Pada saat
proses pembelajaran peneliti melihat peran guru masih menekankan pengajaran
yang berpusat pada guru. Hal ini dapat dibuktikan dengan adanya peran guru
yang terlalu menguasai kelas. Guru dengan spontan memberikan tugas kepada
anak tanpa memberikan pilihan kegiatan kepada anak. Kondisi ini ditengarai
penyebabnya adalah dalam proses pembelajaran guru kurang memanfaatkan
media pembelajaran dan permainan yang tepat yang dapat menumbuhkan
motivasi belajar anak.
Selain kurangnya media pembelajaran dan permainan yang tepat, hal ini
lebih disebabkan oleh minimnya ruangan kelas yang dimiliki oleh TK Al-
Inayah. Sehingga guru merasa kesulitan mencari tempat jika menambahkan
media dan sumber belajar terlalu banyak.
Permasalahan lain yang terjadi di TK Al-Inayah adalah metode yang
digunakan oleh guru masih menggunakan metode drill dan praktek-praktek
paper-pencil test. Pada pengembangan kognitif khususnya pada pengenalan
konsep bilangan, guru memberikan perintah kepada anak agar mengambil
majalah dan pensil masing-masing. Selanjutnya guru memberikan contoh
kepada anak untuk menghitung jumlah benda yang terdapat pada majalah dan
mengisinya dengan angka yang sesuai dengan jumlah benda tersebut pada
kolom yang telah disediakan. Setelah anak mengerti, guru menyuruh anak untuk
mengerjakannya sendiri. Hal ini merupakan salah satu penyebab rendahnya
kemampuan anak dalam mengenal konsep bilangan di TK Al-Inayah. Sebagai
indikator rendahnya kemampuan anak di PAUD tersebut, dapat dilihat bahwa
dari 27 siswa kelompok B yang sudah mengenal bilangan hanya 8 siswa, dan
sisanya sebanyak 19 siswa belum mengenal angka.
Berdasarkan permasalahan yang terjadi di TK Al-Inayah, penulis
tertarik untuk meneliti dan menganalisis secara langsung pemanfaatan media
kartu angka sebagai salah satu cara meningkatkan kemampuan mengenal
konsep bilangan anak PAUD dan dapat memperbaiki kondisi pembelajaran
yang terjadi di TK Al-Inayah. Media ini dianggap mampu memecahkan
masalah diatas karena dalam proses pembelajaran, alat bantu atau media tidak
hanya dapat memperlancar proses komunikasi akan tetapi dapat merangsang
siswa untuk merespon dengan baik segala pesan yang disampaikan.
Penggunaan media pembelajaran selain dapat memberi rangsangan bagi
siswa untuk terjadinya proses belajar, media pembelajaran juga memiliki
peranan penting dalam menunjang kualitas proses belajar mengajar. Media
pembelajaran merupakan segala sesuatu yang digunakan untuk menyalurkan
pesan serta dapat merangsang pikiran, perasaan, perhatian, dan kemauan belajar
sehingga dapat mendorong terjadinya proses belajar yang disengaja, bertujuan,
dan terkendali. Selanjut untuk meneliti masalah di atas, Penulis melakukan
penelitian dengan judul “Meningkatkan Kemampuan Kognitif Anak Dalam
Mengenal Angka Melalui Media Kartu Angka di TK Al-Inayah”.

B. Fokus Penelitian

Berdasarkan latar belakan penelitian di atas, maka dapat diketahui


bahwa yang menjadi focus penelitian dalam laporan penelitian ini adalah
mengenai upaya meningkatkan kemampuan kognitif anak dalam mengenal
angka melalui media kartu angka di TK Al-Inayah.

C. Tujuan Penelitian

Adapun tujuan dari penelitian ini yaitu:


1. Mengembangkan potensi anak dalam mengenal angka dan merangsang
kemampuan mengidentifikasi jumlah dan simbol angka melalui media kartu
angka.
2. Untuk mengetahui apakah kemampuan mengenal angka siswa kelompok B
dapat meningkatkan Melalui Media Kartu Angka di TK Al-Inayah Tahun
Pelajaran 2020/2021.

D. Manfaat Penelitian

Dari hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi yang


lebih baik bagi anak ataupun guru, dalam meningkatkan serta memperbaiki
proses pembelajaran berhitung, selain itu juga diharapkan bagi peneliti lain
dapat mengembangkan penggunaan media atau pendekatan lain guna
meningkatkan mutu pembelajaran di sekolah.
1. Manfaat teoritis
Manfaat teoritis dari hasil penelitian ini adalah untuk mengembangkan
pengetahuan tentang ilmu-ilmu pendidikan yang berhubungan dengan
peningkatan potensi belajar anak usia dini.
2. Manfaat praktis
a. Bagi sekolah
Manfaaat penelitian bagi sekolah yaitu sebagai upaya untuk meningkatkan mutu
pendidikan dengan penggunaan metode dan media yang tepat dan optimal
sehingga hasilnya bisa dijadikan sebagai contoh untuk sekolah-sekolah yang
lain.
b. Bagi guru
Manfaat penelitian bagi guru yaitu menambah pengetahuan serta
mengembangkan kemampuan guru dalam menggunakan metode pembelajaran
yang lebih menarik dan menyenangkan sehingga tercipta suasana pembelajaran
yang kreatif dan lebih baik.
c. Bagi anak
Manfaat penelitian bagi anak yaitu dapat meningkatkan kemampuan mengenal
angka dan merangsang kemampuan mengidentifikasi jumlah angka dan
simbolnya dengan menggunakan media yang menyenangkan.
BAB II
LANDASAN TEORI

A. Perkembangan Kognitif Anak Usia Dini

Pendidikan anak usia dini adalah suatu proses pembinaan tumbuh


kembang anak sejak lahir sampai usia 6 tahun, yang dilakukan secara
menyeluruh, mencakup semua aspek perkembangan dengan memberikan
stimulasi terhadap perkembangan jasmani dan rohani agar anak dapat tumbuh
dan berkembang secara optimal.
Faktor yang mempengaruhi perkembangan anak ada dari orang tua (gen)
dan ada faktor lingkungan seperti asupan gizi yang diterima, faktor psikologis.
Anak usia dini memiliki karakteristik yang khas, baik secara fisik, psikis, sosial,
moral, masa ini masa yang paling penting untuk sepanjang usia hidupnya. Sebab
masa yang paling baik pembentukan fondasi dan dasar kepribadian yang akan
menentukan pengalaman anak selanjutnya. Bentuk program pendidikan anak
usia dini meliputi: pendidikan keluarga, bina keluarga, taman pengasuhan,
kelompok bermain dan taman kanak-kanak.
Rita Kurnia (2010: 3) mengatakan: Pendidikan anak usia dini adalah
suatu upaya pembinaan yang ditujukan kepada anak sejak usia dini yang
dilakukan melalui pemberian rangsangan pendidikan untuk membantu
pertumbuhan dan perkembangan jasmani dan rohani agar anak memiliki
kesiapan dalam memasuki pendidikan dasar kehidupan tahap berikutnya.
a. Prinsip-prinsip Perkembangan Anak Usia Dini
Penyelenggaraan pembelajaran berbasis perkembangan mempunyai
sejumlah prinsip yang harus diperhatikan. Prinsip-prinsip tersebut adalah
sebagai berikut:
1. Semua aspek perkembangan pada anak saling terkait, artinya perkembangan
dalam satu aspek dapat membatasi atau memudahkan atau melancarkan
perkembangan kemampuan lainnya.
2. Perkembangan terjadi dalam urutan yang relatif teratur. Dengan demikian,
urutan pertumbuhan dan perubahan yang terjadi pada anak dapat
diprediksikan.
3. Perkembangan anak adalah hasil dari interaksi kematangan biologis dan
lingkungan, baik lingkungan fisik maupun lingkungan sosial dimana ia
hidup. Oleh sebab itu, sering dikemukakan bahwa kehidupan manusia
adalah hasil dari pembawaan dan lingkungan yang saling berhubungan.
4. Atas dasar itu maka para pendidik disamping menyediakan lingkungan yang
sehat, aman, dan menyediakan makanan dengan gizi yang baik, juga harus
memberikan layanan yang komprehensif kepada anak, seperti layanan
kesehatan fisik, gigi, mental dan sosial.
b. Pengertian Perkembangan Kognitif
Kognitif adalah proses yang terjadi secara internal di dalam pusat
susunan syaraf pada waktu manusia sedang berpikir. Kemampuan kognitif ini
berkembang secara bertahap, sejalan dengan perkembangan fisik dan syaraf-
syaraf yang berada di pusat susunan syaraf. Salah satu teori yang berpengaruh
dalam menjelaskan perkembangan kognitif ini adalah teori Piaget.
Jean Piaget, yang hidup dari tahun 1896 sampai tahun 1980, adalah
seorang ahli biologi dan psikologi berkebangsaan Swiss. Ia merupakan salah
seorang yang merumuskan teori yang dapat menjelaskan fase-fase
perkembangan kognitif. Teori ini dibangun berdasarkan dua sudut pandang
yang disebut sudut pandang aliran struktural (structuralism) dan aliran
konstruktif (constructivism).
Aliran struktural yang mewarnai teori Piaget dapat dilihat dari
pandangannya tentang inteligensi yang berkembang melalui serangkaian tahap
perkembangan yang ditandai oleh perkembangan kualitas struktur kognitif.
Aliran konstruktif terlihat dari pandangan Piaget yang menyatakan bahwa, anak
membangun kemampuan kognitif melalui interaksinya dengan dunia di
sekitarnya.
Dalam hal ini, Piaget menyamakan anak dengan peneliti yang selalu
sibuk membangun teori-teorinya tentang dunia di sekitarnya, melalui
interaksinya dengan lingkungan di sekitarnya. Hasil dari interaksi ini adalah
terbentuknya struktur kognitil, atau skemata (dalam bentuk tunggal disebut
skema) yang dimulai dari terbentuknya struktur berpikir secara logis, kemudian
berkembang menjadi suatu generalisasi kesimpulan umum).
c. Aspek Perkembangan Kognitif Pada Anak Usia Dini
Bertitik tolak dari gambaran umum tentang fase-fase perkembangan kognitif
tersebut di atas, maka dapat diketahui bahwa perkembangan kognitif anak usia
PAUD berada dalam fase praoperasional yang mencakup tiga aspek, yaitu:
1. Berpikir Simbolis. Aspek berpikir simbolis yaitu kemampuan untuk berpikir
tentang objek dan peristiwa walaupun objek dan peristiwa tersebut tidak
hadir secara fisik (nyata) di hadapan anak.
2. Berpikir Egosentris. Aspek berpikir secara egosentris, yaitu cara berpikir
tentang benar atau tidak benar, setuju atau tidak setuju, berdasarkan sudut
pandang sendiri. Oleh sebab itu, anak belum dapat meletakkan cara
pandangnya di sudut pandang orang lain.
3. Berpikir lntuitif. Fase berpikir secara intuitif, yaitu kemarnpuan untuk
menciptakan sesuatu, seperti menggambar atau menyusun balok, akan tetapi
tidak mengetahui dengan pasti alasan untuk melakukannya.
lmplikasi Perkembangan Kognitif dalam Proses Pembelajaran yang Efektif
1. Aktivitas di dalam proses belajar-mengajar hendaknya ditekankan pada
pengembangan struktur kognitif, melalui pemberian kesempatan pada anak
untuk memperoleh pengalaman langsung dalam berbagai aktivitas
pembelajaran yang sesuai dengan pembelajaran terpadu dan mengandung
makna, seperti membuat bangunan dari balok, mengamati perubahan yang
terjadi di lingkungan anak (turnbuh-tumbuhan, binatang, air), menggambar,
menggunting, dan lain-lain yang dikaitkan dengan pengembangan dasar-
dasar pengetahuan alam atau matematika dan pengembangan bahasa, baik
bahasa lisan maupun membaca dan menulis.
2. Memulai kegiatan dengan membuat konflik dalam pikiran anak. Misalnya,
memberikan jawaban yang salah untuk memotivasi anak memikirkan dan
mengemukakan jawaban yang benar.
3. Memberi kesempatan pada anak untuk melakukan berbagai kegiatan yang
dapat mengembangkan kemampuan kognitifnya. Misalnya, mengubah
obiek-objek yang disajikan secara nyata ke dalam bentuk lain, misalnya
gambar.
4. Melakukan kegiatan tanya jawab yang dapat mendorong anak untuk
berpikir dan mengemukakan pikirannya.

B. Teori yang Melandasi Perkembangan Kognitif Anak Usia Dini


Menurut Piaget (1972: 49-91) “Perkembangan merupakan suatu proses
yang bersifat kumulatif. Artinya, perkembangan terdahulu akan menjadi dasar
bagi perkembangan selanjutnya. Dengan demikian, apabila terjadi hambatan
pada perkembangan terdahulu maka perkembangan selanjutnya akan
memperoleh hambatan. Piaget membagi perkembangan kognitif ke dalam
empat fase, yaitu fase sensorimotor, fase praoperasional, fase operasi konkret,
dan fase operasi formal”.
1. Fase Sensorimotor (usia O - 2 tahun). Pada masa dua tahun kehidupannya,
anak berinteraksi dengan dunia di sekitarnya, terutama melalui aktivitas
sensoris (melihat, meraba, merasa, mencium, dan mendengar) dan
persepsinya terhadap gerakan fisik, dan aknvitas yang berkaitan dengan
sensoris tersebut. Koordinasi aktivitas ini disebut dengan istilah
sensorimotor. Fase sensorimotor dimulai dengan gerakan-gerakan refleks
yang dimiliki anak sejak ia dilahirkan. Fase ini berakhir pada usia 2 tahun.
Pada masa ini, anak mulai membangun pemahamannya tentang
lingkungannya melalui kegiatan sensorimotor, seperti menggenggam,
mengisap, melihat, melempar, dan secara perlahan ia mulai menyadari
bahwa suatu benda tidak menyatu dengan lingkungannya, atau dapat
dipisahkan dari lingkungan di mana benda itu berada. Selanjutnya, ia mulai
belajar bahwa benda-benda itu memiliki sifat-sifat khusus. Keadaan ini
mengandung arti, bahwa anak telah mulai membangun pemahamannya
terhadap aspek-aspek yang berkaitan dengan hubungan kausalitas, bentuk,
dan ukuran, sebagai hasil pemahamannya terhadap aktivitas sensorimotor
yang dilakukannya. Pada akhir usia 2 tahun, anak sudah menguasai pola-
pola sensorimotor yang bersifat kompleks, seperti bagaimana cara
mendapatkan benda yang diinginkannya (menarik, menggenggam atau
meminta), menggunakan satu benda dengzur tujuan yang berbeda. Dengan
benda yanga da di tangannya,ia melakukan apa yang diinginkannya.
Kemampuan ini merupakan awal kemampuan berpilar secara simbolis,
yaitu kemampuan untuk memikirkan suatu objek tanpa kehadiran objek
tersebut secara empiris.
2. Fase Praoperasional (usia 2 - 7 tahun). Pada fase praoperasional, anak
mulai menyadari bahwa pemahamannya tentang benda-benda di sekitarnya
tidak hanya dapat dilakukan melalui kegiatan sensorimotor, akan tetapi
juga dapat dilakukan melalui kegiatan yang bersifat simbolis. Kegiatan
simbolis ini dapat berbentuk melakukan percakapan melalui telepon
mainan atau berpura-pura menjadi bapak atau ibu, dan kegiatan simbolis
lainnva Fase ini rnemberikan andil yang besar bagi perkembangan kognitif
anak. Pada fase praoperasional, anak trdak berpikir secara operasional yaitu
suatu proses berpikir yang dilakukan dengan jalan menginternalisasi suatu
aktivitas yang memungkinkan anak mengaitkannya dengan kegiatan yang
telah dilakukannya sebelumnya. Fase ini merupakan rlasa permulaan bagi
anak untuk membangun kenrampuannya dalam menyusun pikirannya.
Oleh sebab itu, cara berpikir anak pada fase ini belum stabil dan tidak
terorganisasi secara baik. Fase praoperasional dapat clibagi ke dalam tiga
subfase, yaitu subfase fungsi simbolis, subfase berpikir secara egosentris
dan subfase berpikir secara intuitif. Subfase fungsi simbolis terjadi pada
usia 2 - 4 tahun. Pada masa ini, anak telah memiliki kemampuan untuk
menggarnbarkan suatu objek yang secara fisik tidak hadir. Kemampuan ini
membuat anak dapat rnenggunakan balok-balok kecil untuk membangun
rumah-rumahan, menyusun puzzle, dan kegiatan lainnya. Pada masa ini,
anak sudah dapat menggambar manusia secara sederhana. Subfase berpikir
secara egosentris terjadi pada usia 2-4 tahun. Berpikir secara egosentris
ditandai oleh ketidakmampuan anak untuk memahami perspektif atau cara
berpikir orang lain. Benar atau tidak benar, bagl anak pada fase ini,
ditentukan oleh cara pandangnya sendiri yang disebut dengan istilah
egosentris. Subfase berpikir secata intuitif tenadi pada usia 4 - 7 tahun.
Masa ini disebut subfase berpikir secara intuitif karena pada saat ini anah
kelihatannva mengerti dan mengetahui sesuatu, seperti menyusun balok
meniadi rumah-rumahan, akan tetapi pada hakikatnya tidak mengetahui
alasan-alasan yang menyebabkan balok itu dapat disusun meniadi rumah.
Dengan kata lain, anak belum memiliki kemampuan untuk berpikir secara
kritis tentang apa yang ada dibalik suatu kejadian.
3. Fase Operasi Konkret (usia 7- 12 tahun). Pada fase operasi konkret,
kemampuan anak untuk berpikir secara logis sudah berkembang, dengan
syarat, obyek yang menjadi sumber berpikir logis tersebut hadir secara
konkret. Kemampuan berpikir logis ini terwujud dalarn kemampuan
mengklasifikasikan obyek sesuai dengan klasifikasinya, mengurutkan
benda sesuai dengan urutannya, kemampuan untuk memahami cara
pandang orang lain, dan kemampuan berpikir secara deduktif.
4. Fase Operasi Formal (12 tahun sampai usia dewasa). Fase operasi formal
ditandai oleh perpindahan dari cara berpikir konkret ke cara berpikir
abstrak. Keulampuan berpikir abstrak dapat dilihat dari kemampuan
mengemukakan ide-ide, memprediksi kejadian yang akan terjadi, dan
melakukan proses berpikir ilmiah, yaitu mengemukakan hipotesis dan
menentukan cara untuk membuktikan kebenaran hipotesis.

C. Kartu Angka

Kartu angka atau alat peraga kartu adalah alat-alat atau perlengkapan
yang digunakan oleh seorang guru dalam mengajar yang berupa kartu dengan
bertuliskan angka sesuai dengan tema yang diajarkan. Alat peraga kartu adalah
alat bantu bagi anak untuk mengingat pelajaran. Alat peraga kartu huruf dapat
menimbulkan kesan di hati sehingga anak-anak tidak mudah melupakannya.
Sejalan dengan ingatan anak akan alat peraga itu, ia juga diingatkan dengan
pelajaran yang disampaikan guru. Semakin kecil anak, ia semakin perlu
visualisasi/konkret (perlu lebih banyak alat peraga) yang dapat disentuh, dilihat,
dirasakan, dan didengarnya (Nurani, 2012).
Alat peraga kartu adalah alat untuk menjelaskan yang sangat efektif,
misalnya: Untuk menjelaskan usia, ciri khas, karekter atau sifat dari seorang
tokoh. Dengan alat peraga, gambar lebih jelas daripada dijelaskan dengan kata-
kata saja. Sehingga anak dapat menghayati karakter tokoh yang
diceritakan. Untuk menjelaskan situasi sebuah tempat, misal keadaan sebuah
kota, bangunan, dan sebagainya, dengan gambar akan lebih jelas daripada
diceritakan secara lisan saja (Nurani, 2012).
Langkah-Langkah Penerapan Kartu Angka Dalam Pembelajaran.
Menurut Tadkirotun (2012) kartu angka merupakan fasilitas penting
dalam pembelajaran di sekolah karena bermanfaat untuk meningkatkan
perhatian anak. Dengan alat peraga kartu, anak diajak secara aktif
memperhatikan apa yang diajarkan guru. Satu hal yang harus diingat, walaupun
fasilitas alat peraga kartu yang dimiliki sekolah sangat minim, tetapi bila
penggunaan alat peraga diikuti dengan metode anak aktif, maka efektifitas
pengajaran akan semakin baik. Maka adapun langkah penerapan penggunaan
kartu angka dalam pembelajaran yaitu:
Contoh penerapan untuk anak kelompok A
a. Permainan angka bisa dilakukan dengan kartu angka dan gambar. Satu
sisi berisi sejumlah gambar dan satu sisi bertulis angka.
b. Anak menghitung jumlah gambar pada kartu
c. Jika hitungannya benar, anak membalik kartu, sehingga terlihat angka.
d. Guru memberikan tanggapan positif. Jika anak keliru bantu dia
menghitungnya. Setelah itu anak menghitung kembali tanpa di bantu.
Contoh penerapan untuk anak kelompok B
a. Kartu huruf dikembangkan bentuknya ke keartu angka-huruf. Satu sisi
bertulis angka, satu sisi bertulis huruf
b. Mula-mula anak membaca angka
c. Apabila benar, anak boleh membaca hurufnya.
d. Jika anak mau belajar membaca, permainan dibalik, anak membaca sisi
hurufnya terlebih dahulu baru membuka sisi yang bertulis angka.
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN

A. Subjek Penelitian

Subjek penelitian adalah Anak Usia Dini TK Al-Inayah Tahun Pelajaran


2020/2021, yang berjumlah 27, terdiri dari 13 anak laki-laki dan 14 anak
perempuan. Dan objek penelitiannya adalah mengenal angka dengan media
kartu angka.

B. Metode Penelitian

Penelitian merupakan suatu upaya dalam ilmu pengetahuan yang

dijalankan untuk memperoleh faktor-faktor dan prinsip-prinsip dengan sabar,

hati-hati dan sistematis untuk mewujudkan suatu kebenaran. Pendekatan

penelitian yang digunakan dalam Laporan penelitian ini adalah penelitian

deskriptif.

Penelitian deskriptif adalah suatu penelitian yang di dalamnya meneliti

status sekelompok manusia, suatu objek, suatu sistem pemikiran, atau suatu

peristiwa di masa sekarang. Selain itu, jenis penelitian deskriptif bertujuan

untuk mendeskripsikan tentang yang terjadi saat ini, dimana didalamnya

terdapat upaya deskripsi, pencatatan, analisis, dan menginterpretasikan kondisi-

kondisi yang sekarang ini terjadi atau ada. Penelitian ini akan mendeskripsikan

upaya meningkatkan kemampuan kognitif anak dalam mengenal angka melalui

media kartu angka pada anak usia dini di TK Al-Inayah.

C. Instrumen Penelitian

Instrumen penelitian adalah semua alat yang digunakan untuk


mengumpulkan, memeriksa, menyelidiki suatu masalah, atau mengumpulkan,
mengolah, menganalisa dan menyajikan data-data secara sistematis serta
objektif dengan tujuan memecahkan suatu persoalan atau menguji suatu
hipotesis. Jadi semua alat yang bisa mendukung suatu penelitian bisa disebut
instrumen penelitian.
Adapun instrumen penelitian yang dilaksanakan dalam penelitian ini adalah :
1. Tes
Tes adalah sederetan pertanyaan atau latihan atau alat lain yang digunakan
untuk mengukur ketrampilan, pengukuran, inteligensi, kemampuan atau
bakat yang dimiliki oleh individu atau kelompok.
2. Kuesioner
Kuesioner adalah sejumlah pertanyaan tertulis yang digunakan untuk
memperoleh informasi dari responden dalam arti laporan tentang
pribadinya, atu hal-hal yang ia ketahui.
3. Wawancara (Interviw)
Interview digunakan oleh peneliti unyuk menilai keadaan seseorang,
misalnya untuk mencari data tentang variabel latar belakang murid, orang
tua, pendidikan, perhatian, sikap terhadap sesuatu.
4. Observasi
Didalam artian penelitian observasi adalah mengadakan pengamatan secara
langsung, abservasi dapat dilakukan dengan tes, kuesioner, ragam gambar,
dan rekaman suara. Pedoman observasi berisi sebuah daftar jenis kegiatan
yang mungkin timbul dan akan diamati.
5. Dokumentasi
Dokumentasi, dari asal kata dokumen, yang artinya barang-barang tertulis.
Didalam melaksanakan metode dokumentasi, penelitian menyelidiki benda-
benda tertulis seperti buku-buku, majalah, dokumen, peraturan-peraturan,
notulen rapat, dan sebagainya.
BAB IV
ANALISIS DATA
B. Hasil Wawancara
3. Pemimpin/Kepala
c. Tabulasi Data
Aspek Wawancara dengan Kepala
Pemrakarsa
Ijin Pendirian dari Dinas Pendidikan Kabupaten Berau :
421/066/Kpts/2007
Pendirian
Ijin Opertasional: 421.1/374/Kpts/ 2015
Akta notaries PAUD no. 5 tanggal 8 November 2012
Visi Taqwa, Sehat, Cerdas serta Ceria
5. Menanamkan budi pekeri dan perilaku yang berorientasi pada
pendidikan moral keagamaan.
6. Melaksanakan pembelajaran dan bimbingan secara efektif
sehingga anak didik mampu berkembang secara optimal sesuai
tingkat usianya.
Misi 7. Membentuk pribadi yang sehat jasmani dan rohani serta
menggali potensi anak agar mempu mengembangkan
kecerdasan dan berpikir sesuai dengan tingkat usianya.
8. Memberi pelayanan yang seluas-luasnya kepada masyarakat
tentang AUD.

4. Membekali peserta didik agar menjadi anak yang beriman dan


bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa.
5. Mengembangkan dan meningkatkan kemampuan dan kreatifitas
Tujuan anak didik sesuai dengan tingkat usianya.
6. Menyiapkan peserta didik yang mandiri, tangguh, terampil, aktif
dan bertanggungjawab.

Peraturan
penerimaan
siswa
Keunggulan TK Al-Inayah selanjutnya adalah memiliki tim
pengajar yang kompeten di bidangnya, sehingga mampu mendidik
siswa sesuai visi misinya. Semua pengajar akan menyampaikan
materi dengan baik kepada siswa dengan metode yang
menyenangkan sehingga anak-anak tidak merasa terpaksa dan
Keunggulan nyaman dalam belajar. Anak-anak akan dengan senang hati
di TK Al- melakukan kebiasaan-kebiasaan baik yang diajarkan oleh pengajar
Inayah karena semua diberikan dengan contoh langsung.
Semua pengajar telah memiliki pengalaman berhadapan dengan
berbagai karakter anak didik, sehingga bisa menghadapinya dengan
baik. Pengajar berhasil membuat program unggulan terbaik dan
kurikulum materi yang diajarkan dengan tepat sesuai goal akhir
KB Terkini
Jumlah anak 27 anak (usia 4 – 6 tahun)
Jumlah Guru 4 orang
Waktu
07.30-10.30 Wita
Operasional
Jumlah Staff 1 orang
Kendala Yang Perubahan Kondisi Waktu dalam proses belajar mengajar terutama
Dihadapi di masa pandemik

d. Analisis Data
Manajemen Kurikulum dalam Meninggkatkan Mutu Pembelajaran
Berdasarkan pengamatan observasi penelitian yang peneliti lakukan
serta hasil wawancara dengan Kepala TK Al-Inayah menyatakan bahwa
beliau sudah berusaha melakukan manajemen kurikulum dengan sebaik-
baiknya dalam rangka meningkatkan mutu pembelajran bagi peserta
didik. Orang tua peserta didik dapat memilih pelayanan apa yang
mereka inginkan. Sebagai contoh Taman Kanak-kanak yang mana
waktu pembelajarannya dimulai dari pukul 07.30 s.d 11.00 Wita dan
ditambah dengan belajar iqro lebih kurang 1/2 jam sehingga perserta
didik pulang pukul 11.30 Wita. Layanan pendidikan yang diberikan
pada TK Al-Inayah dikelompokkan berdasarkan tingkatan umur. Yaitu
untuk umur 4 s.d 6 tahun.

Dalam melaksanakan layanan pendidikan pada peserta didik yang


diselenggarakan TK Al-Inayah, Kepala TK menyatakan tidak terlampau
banyak mengalami kendala, hanya kendala-kendala kecil yang tentunya
bisa diatasi secara bersama-sama.
2. Pendidik/ Pengasuh TK
a. Tabulasi Data
Guna memudahkan analisis data, maka untuk hasil penelitian dalam laporan penelitian ini, dibuat tabulasi data
sebagai berikut :
Aspek
Yang Hasil Observasi Wawancara Dengan Guru Dokumentasi
Diteliti
Aktivitas Anak-anak bermain sesuai  Dikelompok belajar kami  Dalam rencana kegiatan bermain anak
Dalam mainan yang diminatinya sudah mengembangkan bermain-main sesuai dengan minat anak di
Bermain disekolah kemampuan kognitif anak sekolah.
Anak dengan bantuan pertolongan sejak dini serta  Dalam dokumen pendirian lembaga
dari pendidik belajar membaca dan tercantum bahwa salah satu tujuan TK Al-
menulis. Inayah adalah untuk membantu meletakkan
 Dengan pengembangan dasar pengembangan sikap pengetahuan
kognitif anak, keterampilan dan daya cipta yang diperlukan
maka pengembangan anak didik dalam menyesuaikan diri dengan
kemampuan lainnya akan lingkungannya agar siap
terlaksana juga. Dasar memasuki pendidikan dasar dan
kemampuan tersebut inilah untuk pertumbuhan dan perkembangan
akan menambah wawasan selanjutnya
anak untuk selanjutnya.  Dalam rencana kegiatan tertulis bahwa salah
 Memberikan kesempatan satu alat peraga edukatif yang digunakan
kepada anak adalah kartu angka.
untuk mengembangkan
kreativitas anak
g. Analisis Data
Dalam melaksanakan layanan pendidikan pada peserta didik yang
diselenggarakan TK Al-Inayah, Kepala PAUD menyatakan tidak terlampau
banyak mengalami kendala, hanya kendala-kendala kecil yang tentunya
bisa diatasi secara bersama-sama. Dalam hal ini, guru juga harus dapat
mengambil keputusan atas dasar penilaian yang tepat ketika anak didik
belum dapat membentuk kompetensi dasar, apakah kegiatan pembelajran di
hentikan, diubah metodenya, atau mengulang dulu pembelajaran yang lalu.
Guru harus menguasai prinsip – prinsip pembelajaran, pemilihan dan
penggunaan media pembelajaran, pemilihan dan penggunaan metode,
keterampilan, menilai hasil belajar, serta memilih dan meenggunakan
strategi atau pendekatan pembelajaran. Dari hasil wawancara dengan Guru-
guru TK Al-Inayah diketahui bahwa guru-guru selalu berupaya
meninggkatkan kualitas dalam memberikan layanan kepada peserta didik.
Dan mereka mengaku juga berperan dalam kelompok yang lain, sehingga
pengalaman mereka dalam melayani peserta didik membuat mereka selalu
meninggkatkan kualitas.. Selain itu guru juga bertugas mengelola, tanggung
jawab secara keseluruhan guru kepada semua bentuk layanan yang ada.
Guru-guru TK Al-Inayah berpendapat sama bahwa pengelompokan
layanan yang diberikan pada peserta didik sudah tepat dan sudah memenuhi
standar pengelompokan layanan PAUD yang ditetapkan Kementerian
Pendidikan Nasional, yang dituangkan dalam Permendiknas No. 58 Tahun
2009. Mereka berpendapat bahwa pengelompokan didasarkan umur dan
peserta didik, dan juga keinginan dan peserta didik dan orang tua peserta
didik, layanan apa yang mereka inginkan.Guru-Guru TK Al-Inayah juga
berpendapat sama, bahwa tidak mendapatkan kendala yang terlampau
berarti dalam melaksanakan layanan kepada peserta didik. Guru-guru
mengaku sangat dekat dengan anak-anak peserta didik, guru-guru
memperlakukan peserta didik seperti anak sendiri. Hal ini dikarenakan
beberapa peserta didik dititipkan oleh orang tuanya kepada TK dan pukul
7.30 Wita pagi sampai dengan pukul 10.30 Wita.

C. Hasil Pengamatan
a. Prsasarana Out Door
a. Tabulasi Data

No Jenis Alat Ada Tidak Keterangan


8. Bak air 
9. Bak pasir 
10. Papan luncur 
11. Papan titian 
12. Ayunan 
13. Panjatan 
14. Kuda-kudaan 

b. Analisis Data
Berdasarkan data yang didapat dari hasil observasi, alat permainan diluar
kelas atau outdoor terdapat tujuh alat permainan. Dari sembilan alat tersebut
terdapat alat permainan yang rusak sehingga tidak dapat dipergunakan lagi, jika
dipergunakan lagi akan membahayakan keselamatan anak didik.

C. Prasarana Indoor
c. Tabulasi Data
No Jenis Alat Ada Tidak Keterangan
13. Buku-buku cerita atau 
dongeng
14. Alat-alat peraga atau 
bahan main sebagai bahan
belajar di Sentra
15. Lemari atau rak untuk 
tempat alat main
16. Tape Recorder dan/atau 
VCD Player, beserta kaset
dan/atau VCD cerita/lagu
17. Papan tulis (white atau 
black board) serta alat
tulisnya
18. Papan flanel dan 
perlengkapanannya
19. Panggung boneka dan 
perangkatnya
20. Papan geometris, puzzle, 
balok, monte untuk
dironce
21. ) Alat untuk bermain 
peran makro dan mikro
22. Alat permainan edukatif 
sederhana
23. Alat permainan untuk 
mendukung mengenal
budaya lokal dan atau
tradisional/daerah
24. Alat-alat untuk memasak 

d. Analisis Data
Data yang didapat dari observasi di dalam kelas, terdapat enam macam alat peraga
untuk pembelajaran sehari-hari. Berdasarkan informasi dari guru, masih banyak
alat peraga di dalam kelas namun alat peraga yang lain tersebut sudah tidak lengkap
sehingga tidak bisa dipergunakan lagi. Berdasarkan dari observasi peneliti didalam
kelas dan diperjelas dengan wawancara dengan guru alat permainan edukatif
terdapat beberapa macam yaitu kartu angka yang terbuat dari kertas, boneka tangkai
terbuat dari kertas dan tangkai bekas es cream, boneka kotak dari kotak bekas
minuman. Pada dasarnya banyak APE buatan guru yang bisa dibuat namun yang
terdapat di TK Al-Inayah hanya tiga macam APE buatan guru. Berdasarkan
observasi langsung dari kelas, terdapat beberapa alat permainan untuk anak-anak
dan semua alat permainan tidak ada yang membahayakan untuk keselamatan anak-
anak. Menurut hasil wawancara dari guru, alat permainan anak di kelas adalah alat
permainan hasil pabrik. Setiap kelas terdapat dua set setiap alat permainan, alat
permainan tesebut sangat membantu anak dalam melatih kreatif

D. Administrasi Sekolah
a. Tabulasi Data
No Administrasi Sekolah Ada Tidak Keterangan
4. Administrasi Umum 
5. Administrasi Keuangan 
6. Administrasi kegiatan 
b. Analisis Data

E. Administrasi Kelas
a. Tabulasi data
No Administrasi Kelas Ada Tidak Keterangan
11. Ruang Kantor 
12. Ruang Kepala Sekolah 
13. Ruang Guru 
14. Ruang Tamu 
15. Ruang Belajara 
16. Ruang Kelas 
17. Ruang Perpustakaan 
18. Ruang Penunjang 
19. Dapur 
20. KM/WC Siswadan Gur 
b. Analisis Data
5. Ruang kantor
Ruang kantor berada pada sisi utara ruang kelas. Sebenarnya ruang guru,
ruang kepala sekolah, ruang tamu, dan perpustakaan berada pada satu
ruangan yang sama. Tak ada sekat yang membatasinya. Penataan ruangan
ini disusun sedemikian rupa sehingga terlihat tidak terlalu sesak. Namun
begitu kurang efektif karena fungsi dari masing-masing ruang tidak berjalan
maksimal.
6. Ruang kelas
Ruang kelas ada dua namun dalam proses pembelajaran pendidik hanya
menggunkan salah satu. Hal tersebut terjadi karena untuk memudahkan
pendidik dalam mendidik serta pemantauan.
7. Dapur
TK Al-Inayah mempunyai satu ruang dapur yang berada di sebelah utara
ruang kantor. Ruang dapur ini bersebelahan dengan kamar mandi
sekolah.Dapur yang berukuran tidak terlalu lebar ini digunakan untuk
mempersiapkan konsumsi guru.
8. Kamar mandi
Kamar mandi di TK Al-Inayah berjumlah satu buah. Kamar mandi terletak
di sebelah utara dan bersebelahan dengan tempat parkir. Kamar mandi ini
digunakan oleh seluruh warga sekolah.

F. Sumber Daya Manusia


a. Tabulasi Data
No Tenaga Kerja Ada Tidak Keterangan
5. perencanaan 
6. pengadaan 
7. pengembangan 
8. evaluasi 

b. Analisis Data

Hasil penelitian yang diperoleh mengenai pengelolaan Tenaga Kerja


di TK Al-Inayah meliputi perencanaan, pengadaan, pengembangan, dan
evaluasi. Perencanaan kebutuhan Tenaga Kerjadi TK Al-Inayah dilakukan
oleh kepala sekolah dengan dibantu koordinator pendidikan. Senada dengan
pendapat yang dikemukakan oleh Ibrahim Bafadal (1999: 59) dalam
bukunya Administrasi dan Supervisi Penyelenggaraan PAUD bahwa
pengadaan pegawai baru PAUD di Indonesia bisa dilakukan melalui dua
cara yaitu :
3. Pengadaan pegawai baru bisa dilakukan dengan cara
mengusulkannya kepada Kantor Departemen Pendidikan dan
Kebudayaan. Apabila Taman Kanak-kanak diselenggarakan oleh
yayaysan pendidikan yang besar, maka pengadaan pegawai baru bisa
dilakukan dengan cara mengusulkannya kepada yayasannya.
Dikarenakan TK Al-Inayah merupakan lembaga pendidikan yang
dibawahi oleh yayasan, maka dalam perencanaan pengadaan
pegawai/Tenaga Kerja dilakukan sendiri oleh pihak sekolah. Untuk
tahap pengadaan, pihak TK Al-Inayah memiliki standar kualifikasi
akademik bagi setiap calon Tenaga Kerja yaitu minimal SLTA, atau
pernah mengikuti pelatihan pendidikan anak usia dini. Tenaga Kerja
di TK Al-Inayah sangat beragam, dari mulai D-III, D-IV, dan tidak
sedikit yang S1 kependidikan atau umum, yang terpenting adalah
setiap Tenaga Kerjamengerti tahap perkembangan anak, mencintai
dunia anak, sabar, dan bisa menjadi panutan/teladan bagi anak.
4. Dalam pengembangan kemampuan tenaga pendidik, pihak TK Al-
Inayah mengikutsertakan pendidik pada seminar, workshop, dan lain
sebagainya, selain itu sekolah juga mengadakan pertemuan
mingguan/ FGD (Focus Group Discusion) yang dilakukan secara
rutin. Hal ini sesuai dengan pendapat Ibrahim Bafadal (1999: 64)
yang mengemukakan bahwa pengembanagan pegawai dapat
diartikan sebagai keseluruhan kegiatan meningkatkan pengetahuan,
keterampilan, dan semangat kerja pegawai. Dengan tujuan agar
pegawai semakin sempurna dalam menyelesaikan tugasnya. Evaluasi
terhadap Tenaga Kerjadilakukan oleh kepala sekolah dengan cara
mengadakan kunjungan kelas (supervisi) ketika pendidik
melaksanakan proses kegiatan belajar mengajar (KBM)

B. Analisis Kritis

Dari data tersebut dapat disimpulkan bahwa media kartu angka


dapat mengembangkan perkembangan kognitifnya dalam mengenal angka. Kartu
angka merupakan suatu kegiatan untuk mengembangkan kemampuan aspek
kognitif dalam mengenal angka.
Salah satu pelaksanaan dari pengembangan kemampuan kognitif anak di
TK Al-Inayah adalah menggunakan media kartu angka guna
meningkatkan kemampuan kognitif anak dalam mengenal bilangan.
Menurut Jania J. Beaty bahwaprogram pengembangan kognitif pada anak usia
diri mencakup bentuk, warna, ukuran, pengelompokan dan pengurutan ini sesuai
mainan pada anak. Di dinding kelas TK Al-Inayah banyak terdapat gambar-gambar
seperti gambar binatang yang berkaki empat, binatang yang berkaki dua, konsep
bilangan dengan lambing bilangan, semuanya ini untuk pengembangan
kognitif anak.
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan dapat ditarik kesimpulan bahwa:
1. Penggunaaan media kartu angka yang diterapkan di TK Al-Inayah dapat
meningkatkan kemampuan mengenal angka serta memberikan hasil yang
sangat baik bagi perkembangan kemampuan anak.
2. Metode serta prilaku guru dalam menyampaikan materi merupakan kunci
efektifnya proses belajar mengajar di TK Al-Inayah.

B. Saran

Untuk melaksanakan pembelajaran khususnya dalam meningkatkan kemampuan


mengenal anak dan konsep bilangan hendaknya:
1. Guru dapat menggunakan media kartu angka yang bergambar unik dan sesuai
dengan kesenangan anak
2. Guru dapat menggunakan pencampuran metode seperti metode pendekatan
emosional dengan anak agar penyampian materi dapat berjalan dengan baik
3. Guru dapat meningkatkan latihan dan bimbingan bagi anak yang belum paham
dan belum mengenal angka
DAFTAR PUSTAKA

Asmani, Jamal Ma’ruf. 2011. Penelitian Tindakan Kelas. Jogjakarta : Laksana


Djamarah. 2002. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta : Rineka Cipta
Iskandar. 2011. Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta : GP Press
Kayvan, Umy.2009. Permainan Kreatif untuk Mencerdaskan Anak. Jakarta :
Media Kita.
Nurani, Yuliani. 2012. Konsep Dasar Pendidikan Anak Usia Dini. Jakarta : PT
Indeks

Tim PKP PG PAUD.2008. Panduan Pemantapan Kemampuan Profesion.Jakarta


: Universitas Terbuka.

Tadkirotun, Mudfiroh. 2012. Pengembangan Kecerdasan Majemuk. Tangeran :


Universitas Terbuka

Wardani IGAK, dkk. 2008. Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta : Universitas


Terbuka
LAMPIRAN 1
OBSERVASI KEGIATAN PENGEMBANGAN DI TK/KB/TPA

TK/ KB/ TPA : TK Al-Inayah


TANGGAL : 26-28 Oktober 2020
Hal-hal unik/menarik yang Ada
No Keterangan/ uraian/ pertanyaan
ditemukan di dalamnya Ya Tidak
Ruangan kelas dihiasi banyak pajangan
1 Penataan ruang 
dan hiasan.
Kegiatan yang dilakukan
2  Bercerita
anak
Alat peraga edukatif (APE)
3  Buku Cerita Bergambar
yang digunakan
 Kegiatan awal secara klasikal
 Kegiatan inti posisi anak duduk
Pengaturan/ membentuk huruf “U”
4 
pengelompokan anak  Makan bekal dan bermain di dalam
kelas
 Penutup secara klasikal
Anak membentuk huruf “U”
Cara pendidik memimpin
5  Pendidik mulai menceritakan isi dari
anak
buku cerita bergambar
Kerja sama orang tua dan pendidik
6 Peran orang tua anak  untuk perkembangan anak baik di
sekolah maupun di rumah.
LAMPIRAN 2
HASIL WAWANCARA DENGAN PENDIDIK/GURU

1. Apa yang ibu asuh di Lembaga ini?


Jawab : Taman Kanak-kanak

2. Usia berapa anak yang ibu bimbing di kelompok ini?


Jawab : usia 4 - 6 tahun

3. Bagaimana cara penyusunan rencana kegiatan di Lembaga tempat Ibu


mengajar?
Jawab : Dari program tahunan di masukkan ke program semester,
kemudian dari RPPM ke RPPH.

4. Referensi apa saja yang ibu gunakan dalam penyusunan rencana kegiatan
pembelajaran?
Jawab : Kurikulum K13, STTPA, prosem, dan RPPM.

5. Apa saja manfaat dari referensi yang ibu gunakan dalam penyusunan
rencana kegiatan pembelajaran?
Jawab : Untuk menunjang agar proses pembelajaran di TK ini agar berjalan
sesuai dengan program yang dijalankan.

6. Model pembelajaran apa yang ibu gunakan di lembaga tempat ibu


mengajar?
Jawab : model pembelajaran kelompok.

7. Kenapa ibu menggunakan model pembelajaran kelompok?


Jawab : Karena sesuai dengan kondisi anak dan ruangan yang kami punya
di TK Al-Inayah.
8. Apa yang menjadi dasar pemikiran ibu melaksanakan kegiatan
pembelajaran tersebut?
Jawab : Agar perkembangan anak sesuai dengan harapan dan berjalan
dengan optimal.

9. Apakah kegiatan ini harus disesuaikan dengan tema?


Jawab : Iya.

10. Media apa yang digunakan saat kegiatan?


Jawab : Kartu Angka

11. Manfaat apa yang dapat diambil dari kegiatan ini bagi anak?
Jawab : Kemampuan perkembangan Kognitif anak dapat meningkat.
LAMPIRAN 3
HASIL WAWANCARA DENGAN KEPALA SEKOLAH
TK AL-INAYAH
1. Siapa yang mendirikan Lembaga yang ibu pimpin ini?
Jawab : Ketua yayasan

2. Apa Visi dan misi di lembaga yang Ibu pimpin?


Jawab :
Visi : Menghasilkan generasi yang berakhlak mulia, cerdas dan
mandiri.
Misi : Membekali anak didik dengan kemampuan yang berkarakter dan
menanamkan nilai keagamaan.

3. Model pembelajaran apa yang digunakan di lembaga yang Ibu pimpin?


Jawab : Model pembelajaran kelompok.

4. Siapa yang merancang program kegiatan pembelajaran di lembaga yang


ibu pimpin?
Jawab : Kepala Sekolah bersama dengan guru.

5. Ada berapa jumlah pendidik dan jumlah anak di lembaga yang ibu
pimpin?
Jawab : pendidik/guru berjumlah 2 orang dan peserta didik berjumlah
30 orang.
LAMPIRAN 4

DOKUMENTASI
KEGIATAN PENGEMBANGAN

Anda mungkin juga menyukai