Anda di halaman 1dari 13

LAPORAN PENELITIAN DAN ANALISIS

Judul Penelitian : Analisis Kegiatan Pengembangan Pendidikan Anak

Usia Dini pada Kelompok Bermain Al-Asih

Waktu Pelaksanaan : 14 Oktober 2017

Tempat Penelitian : Kelompok Al-Asih, Langsa

I. Pendahuluan

1. Latar Belakang Penelitian

Salah satu cara anak belajar adalah melalui bercakap-cakap.pengetahuan yang telah

mereka dapatkan akan selalu diperkuat melalui bercakap-cakap. Kelompok Bermain Al-

asih dalam melaksanakan pembelajarannya telah melaksanakan salah satu teknik

pengembangan perilaku dan kemampuan dasar anak usia dini melalui metode bercakap-

cakap dan Tanya jawab. Ini sesuai dengan tingkat usia anak untuk membantu menumbuh

kembangkan imanjinasi anak.

Program S1 PGPAUD FKIP di Universitas Terbuka, yang berkeinginan lulusannya

menjadi tenaga pendidik PAUD profesional yaitu yang dapat mengembangkan program

PAUD dan mengembangkan inovasi-inovasi. Salah satu mata kuliah yang harus

ditempuh mahasiswa adalah Analisis kegiatan pengembangan Anak Usia Dini. Dalam

rangka memenuhi tugas-tugas dalam mata kuliah tersebut maka telah dilakukan

penelitian di Tempat Kelompok Bermain Al-Asih, yang bertujuan mengumpulkan data

1
mengenai kegiatan-kegiatan anak yang perlu diteliti lebih lanjut untuk selanjutnya

dianalisis secara kritis.

2. Fokus Penelitian

Setelah diadakan observasi di salah satu ruang kelas Kelompok bermain Al-asih, maka

penelitian terfokus pada salah satu kegiatan anak yaitu sikap perilaku anak usia dini dalam

kegiatan bercakap-cakap dan Tanya jawab dipandu oleh pendidik.

3. Tujuan Penelitian

Penelitian ini bertujuan:

1. Alasan pendidik melakukan kegiatan bercakap-cakap dn bertanya jawab

2. Tujuan pendidik melakukan kegiatan tersebut

3. Kebijakan yang mendukung pendidik dalam melakukan kegiatan tersebut.

b) Analisis kritis (critical analisis) mengenai kegiatan tersebut.

4. Manfaat Penelitian

Penelitian ini bermanfaat untuk:

a) memberi masukan terhadap kegiatan pengembangan anak di Kelompok Bermain Al-

Asih

b) Melatih mahasiswa melakukan penelitian tindakan kelas

c) Mengembangkan kemampuan mahasiswa dalam menganalisis suatu kegiatan

anak di lembaga PAUD.

2
II. Landasan Teori

A. Hakikat Metode Bercakap-cakap dan Tanya jawab

Bercakap-cakap adalah bagian dari kecakapan bahasa yang bersifat ekspresif karena

anak diminta untuk menggunakan symbol-simbol bahasa dan berkomunikasi. Selain itu

kegiatan bercakap-cakap akan mampu mengembangkan enam jenis kegiatan bercakap-cakap

yang berorientasi pada percakapan social. Kegiatan bercakap-cakap ini akan terlihat dalam

bahasa yang mereka gunakan dalam beberapa aktifitas yang dilakukan, yaitu: play talk,

digunakan oleh anak ketika mereka mengekpresikan kepribadiannay ketika bermain,

negotiation talk, digunakan oleh anak ketika mereka meminta kesediaaan orang lain agar

mereka dapat bergabung dalam suatu aktivitas, excluding talk, digunakan oleh anak ketika

mereka tidak mengizinkan anak lain masuk kedalam permainan, challenge talk, digunakan

anak sebagai bentuk ketidaksetujuan anak terhadap pandangan dan peran orang lain, emphatic

talk, digunakan ketika anak menempatkan dirinya pada posisi anak yang sedang mendapat

masalah dan anak mencoba menawarkan solusi serta dukungannnya, information and

understanding, digunakan oleh anak untuk bercakap-cakap dengan orang lain, memperluas

pertanyaan tentang masalah dan topic-topik yang menurut mereka penting dan bermakna.

Bentuk pertanyaan yang dapat digunakan dalam metode Tanya jawab dapat berupa

pertanyaan tertutup dan pertanyaan terbuka. Pertanyaan tertutup adalah pertanyaan yang

memungkinkan orang yang ditanya akan langsung mengetahui jawabannya dan lebih

ditujukan untuk menguji orang yang ditanya. Pertanyaan terbuka adalah sebaliknya. Karena

pertnyaan yang diajukan tidak dapat dijawab langsung. Di pertanyaan terbuka menuntut anak

untuk berpikir lebih kreatif

3
B. Implikasi Pengembangan Perilaku Melalui Bercakap-cakap dan Tanya Jawab

Pengunaan metode bercakap-cakap dan Tanya jawab pada usia anak 3-4 tahun harus

memperhatikan sejumlah aspek kebahasaan, seperti kemampuan anak dalam berbicara dan

menyimak, hal ini dikarenakan dalam pengalaman berbahasa, kedua aspek tersebut harus

diketahui terlebih dahulu sebelum aspek lainnya, seperti membaca dan menulis. Kedua aspek

tersebut memiliki peran yang besar terhada penggunaan metode bercaka-cakap dan Tanya

jawab karena pendidik tidak dapat menerapkan metode tersebut jika anak kesulitan dalam

kedua kemampuan ini.

Penggunaan metode bercakap-cakap dan Tanya jawab di PAUD pendidik harus

merujuk kepada standar perkembangan anak. Ditinjau dari sisi social-emosional, anak-anak

memerlukan pemahaman konsep kognitif yang berhubungan dengan perasaan. Oleh karena itu

penerapan metode bercakap-cakap dan Tanya jawab dalam pengembangan perilaku, pendidik

perlu membantu anak mengenai respons emosional yang umum, situasi dan tindakan yang

memungkinkan memicu perasaan, dan mendiskusikan tindakan yang mungkin dilakukan

untuk merespons perasaan tersebut.

Anak usia 3-4 tahun sangat membutuhkan kedekatan pribadi dengan pendidik, sebagai

orang yang bertanggung jawab terhadap anak di lembaga PAUD, oleh karena itu pendidik

dapat menerapkan metode bercakap-cakap dan Tanya jawab dalam aktivitas rutin yang

dilakukan bersama anak, seperti main di halaman, makan bersama, atau menunggu jemputan.

Anak usia 3-4 tahun adalah pebelajar yang aktif, oleh karena itu pendidik harus mampu

mengembangkan metode bercakap-cakap dan Tanya jawab dengan baik sehingga dapat

membimbung anak untuk dapat berpikir lebih luas dan mendalam tentang suatu hal.

Pertanyaan-pertanyaan yang diajukan adalah pertanyaan yang seharusnya dapat mengarah,

4
membantu anak focus pada tindakan, pertimbangan gagasan yang menyeluruh tentang

penyebab terjadinya sesuatu, dan membantu anak memverbalkan aktivitas atau sesuatu yang

mereka perhatikan dengan panca indera, memungkinkan anak secara mental membangun

pengalaman yang berkelanjutan, menyemangati anak untuk menempatkan objek, kejadian,

dan tindakan kedalam suatu hubungan, dan dapat digunakan untuk merespons pertanyaan

anak sendiri.

5
III. Metodologi Penelitian

1. Subyek Penilitian

Subjek penelitien ini adalah anak-anak, pendidik, dan pimpinan Kelompok Bermain Al-Asih,

Langsa

2. Metode Penelitian

Penelitian ini menggunakan metode interpretatif yaitu menginterprestasikan data

mengenai fenomena/gejala yang diteliti di lapangan.

3. Instrumen Penelitian

a) Obervasi, yaitu untuk melihat fenomena yang unik / menarik untuk dijadikan fokus penelitian

b) Wawancara, yaitu untuk menggali informasi lebih mendalam mengenai fokus penelitian.

c) Dokumentasi, yaitu untuk mengumpulkan bukti-bukti dan penjelasan yang lebih luas

mengenai fokus penelitian.

6
IV. Analisis Data

1. Tabulasi Data

Untuk memudahkan analisis data, maka data hasil penelitian dibuat hasil tabulasi sebagai

berikut:

Observasi Wawancara dengan Wawancara dengan Dokumentasi


pendidik pimpinan KB
Anak-anak sedang Dalam Saya rasa kegiatan Dalam rencana

bermain-main pembelajaran saya bercakap-cakap kegiatan

dihalaman ditemani selalu menciptakan dan Tanya jawab pembelajaran

oleh pendidik. pembelajaran yang adalah hal yang dicantumkan

Pendidik kondusif kepada sangat penting di kegiatan

menyanyikan anak untuk usia anak sekarang pengembangan

beberapa buah mencoba berbagai ini. Karena dari perilaku anak

lagu, lalu duduk hal,dengan sisni kita akan melalui kegiatan

berkumpul dan memberi contoh dapat membimbing bercakap-cakap

mendengarkan dan teladan yang mereka dari dan Tanya jawab.

pendidik bercerita. baik kepada anak. berbagai hal,

Dalam kegiatan ini seperti segi bahasa,

saya melatih daya

mengembangkan berpikir, dan kita

kognitif anak mengembangkan

dengan daya imajinasi

7
memberikan kepada anak

kesempatan kepada dengan tutur

anak untuk bahasa lisan.

menghubungkan Dengan bercerita

pengetahuan yang anak akan lebih

sudah diketahui percaya diri dalam

dengan kehidupannya

pengetahuan yang untuk

baru berkomunikasi

diperolehnya.dalam dengan orang lain.

perkembangan

motorik anak

memberikan rasa

gembira kepada

anak yang belajar

sambil bermaian,

memupuk

keberanian anak

dalam melakukan

kegiatan belajar,

serta memberikan

rangsangan dan

bimbingan kepada

8
anak utnuk

menemukan teknik

yang baik dalam

melakukan

kegiatan

9
2. Analisis Kritis

Dari data di atas dapat disimpulkan bahwa kegiatan bercakap-cakap dan Tanya jawab

yang dipandu oleh pendidik merupakan kegiatan yang bermaksud dapat mengembangkan

kemampuan fisik motorik, kognitif, kemandirian anak, dan yang terpenting lagi di kelompok

Bermain Al-Asih telah menanamkan sikap perilaku agar anak sejak dini telah terbiasa dengan

hal tersebut sehingga akan terbiasa dalam kehidupannya sehari-hari. Pengembangan

kemampuan bercakap-cakap dan Tanya jawab anak di Kelompok Bermain Al-Asih

merupakan prioritas program yang dicantumkan dalam dokumen rencana pembelajaran.

Pelaksanaan pengembangan kemampuan bercakap-cakap dan Tanya jawab telah menanamkan

dasar-dasar kemampuan berbicara melalui kegiatan mendengar, bercakap-cakap, melakukan

Tanya jawab, dan bercerita.

Kelompok Bermain Al-Asih telah menanamkan dasar-dasar kemampuan bercakap-cakap

dan bertanya jawab melalui kegiatan mendengar dan berbicara. Hal ini sesuai dengan

pendapat Bromley (1992) yang menyatakan bahwa terdapat empat macam bentuk bahasa,

yaitu menyimak, berbicara, membaca, dan menulis. Dilaksankannya kegiatan bercakap-cakap

dan Tanya jawab agar anak mampu berkomunikasi secara lisan dengan lingkungan sekitar

anak, seperti lingkungan teman sebaya, teman bermain, orang dewasa baik dilembaga

pendidikan, rumah maupun sekitar tempat tinggalnya.

Pengembangan kegiatan bercakap-cakap dan Tanya jawab di Kelompok Bermain Al-Asih,

telihat bahwa bahan latihan dan percakapan sesuai dengan tema, kegiatan berorientasi pada

kemampuan yang hendak dicapai, anak diberika kebebasan dalam menyatakan pikiran dan

perasaan serta ditekankan pada spontanitas, komunikasi pendidik dan anak terjadi secara

10
akrab, pendidik memberi contoh dalam menggunakan bahasa dimana diberikan melalui

permainan.

Kegiatan pengembangan kemampuan yang dilaksanakan di kelompok Bermain Al-asih adalah

meminta anak menceritakan apa saja kepada temannya. Apabila kita perhatikan, maka dalam

kegiatan ini terdapat kegiatan bercakap-cakap dan Tanya jawab. Keadaan ini oleh

Mueslichatoen dikatakan bahwa perkembangan bahasa yang dapat dikembangkan dengan

metode ini adalah kemampuan menangkap makna bicara orang lain dan kemampuan

menanggapi pembicaraan orang lain secara lisan.

Kelompok Bermain Al-Asih secara keseluruhan telah mempunyai kegiatan-kegiatan

yang baik dan terarah. Kegiatan-kegiatan tersebut telah disusun sedemikian rupa dan sejalan

dengan teori-teori dalam bidang pengembangan bahasa sehingga kemungkinan untuk

mencapai hasil yang diharapkan yaitu menanamkan dasar-dasar kemampuan berbicara dan

mendengarkan. Prioritas pengembangan kemampuan berbicara dan mendengarkan yang pada

haikiatnya adlah mengembangkan kemampuan berbahasa anak.

11
V. Kesimpulan dan Saran

1. Kesimpulan

Dari tabulasi dan analisis dan di atas dapat disimpulkan menjadi beberapa hal, yaitu sebagai

berikut:

a) Kelompok Baermain “Al-ASih” menekankan dalam kegiatan pembejaran menggunakan

prinsip bermain sambil belajar, belajar seraya bermain dan memperhatikan proses dari pada

hasil

b) Pengembangan kemampuan berbahasa dicapai melalui berbagai kegiatan, yaitu: bercakap-

cakap, Tanya jawab, mendengarkan.

c) Pengembangan kebahasaan anak telah dilaksanakan dengan baik, terutama melalui kegiatan

bercakap-cakap dan bertanya jawab yang dapat meningkatkan konsentrasi anak dalam

berbicara.

2. Saran-saran

a) Dalam mengembangkan kemampuan berbahasa anak di Kelompok Bermain Al-Asih

sebaiknya melibatkan seluruh anak untuk mencoba berkreatifitas dan berkreasi secara optimal.

b) Pengembangan kemampaun bercakap-cakap dan Tanya jawab di Kelompok Bermain Al-Asih

harus benar-benar disesuaikan dengan tingkat perkembangan anak dilakukan secara terpadu

dan berkesinambungan dengan kegiatan pengembangan yang lain

c) Pendidik sebaiknya memberikan bimbingan khusus kepada anak belum mampu

melaksanakan tugas dengan baik.

12
DAFTAR PUSTAKA

Aisyah, Siti, dkk. 2014. Perkembangan dan Konsep Dasar Pengembangan Anak Usia Dini.
Jakarta: Universitas Terbuka.

Badru Zaman, dkk. Cet. 3. 2007. Media Belajar TK, Jakarta: Universitas Terbuka

Gunarti, Winda, dkk. 2014. Metode pengembangan Perilaku dan Kemampuan dasar Anak
Usia Dini. Jakarta: Universitas Terbuka.

Luluk Asmawati, dkk. 2008. Pengelolaan Kegiatan Pengembangan AUD, Jakarta:


Univseritas Terbuka

Rini Handayani, dkk. 2005. Psikologi Pengembangan Anak, Jakarta: Universitas


Terbuka

Tim PG-PAUD Unversitas Terbuka. 2016. Analisis kegiatan Pengembangan Pendidikan


Anak Usia Dini. Jakarta: Universitas Terbuka..

13

Anda mungkin juga menyukai