Anda di halaman 1dari 16

PENDAHULUAN

Latar belakang
Undang-undang sistem pendidikan nasional no 20 menyatakan bahwa pendidikan
nasional bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang
beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa berahlak mulia, sehat berilmu, cakap,
kreatif, mandiri dan menjadi warga negara yang demokratis dan bertanggung jawab.
Kelompok Bermain (KB) berada pada jalur non formal dam Taman Kanak-Kanak
(TK) sabagai salah satu lembaga pendidikan anak usia dini berada pada jalur pendidikan
formal sebagai mana tertuang pada pasal 28 (ayat 3).
Implikasinya adalah bahwa keberadaan dan penyelenggaraan Pendidikan Anak Usia
Dini perlu diatur dalam suatu kebijakan tertentu oleh pemerintah dalam hal ini Departemen
Pendidikan Nasional.
Seiring dengan inovasi pendidikan sebagai salah satu realisasi otonomi pendidikan.
Pemerintah telah mengembangkan kurikulum 2004 yang berbasis kompetensi. Kurikulum
sebagai perangkap rencana dan pengaturan mengenai tujuan, isi dan bahan kegiatan/serta cara
yang digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan pembelajaran untuk mencapai
tujuan pendidikan tertentu, disesuaikan dengan keadaan dan kemampuan daerah. Kurikulum
kelompok bermain, kurikulum TK dilaksanakan dalam rangka membantu anak didik
mengembangkan berbagai potensi baik fisikis maupun fisik meliputi nilai-nilai moral,
Agama, sosial emosional dan kemandirian, bahasa, kognitif, fisik motorik, dan seni, agar siap
memasuki pendidikan dasar.
Dalam pelaksanaan kegiatan pembelajaran dikelompok bermain/TK perlu diadakan
penelitian dan analisis tentang sistem (model) pembelajaran, perkembangan psikis dan
perkembangan kemampuan dasar untuk mengetahui ketercapaian kompetensi anak usia dini.

Tujuan
Membantu pemerintah mencerdaskan kehidupan bangsa dan mengembangkan
manusia indonesia seutuhnya, yaitu manusia yang beriman dan bertaqqwa kepada Tuhan
Yang Maha Esa dan berbudi pekerti luhur, memiliki pengetahuan dan keterampilan kesehatan
jasmani dan rohani, kepribadian yang mantap dan mandiri serta rasa tanggung jawab
kemasyarakatan dan kebangsaan.
KELOMPOK BERMAIN HARAPAN BANGSA
Visi
-

Tewujudanya anak usia dini yang cerdas dan sehat ceria dan berbudi pekerti luhur
serta memiliki kesiapan fisik dan mental dalam menempuh pendidikan selanjutnya.

Misi
1. Mengupayakan layanan pendidikan bagi anak usia dini tanpa terkecuali
2. Mengupayakan kegiatan bermain dengan mengharapkan konsep-konsep bermain
sambil belajar secara individu dan kelompok.

No
1
1

Model
pengembangan
kegiatan
2
Model Sentra
(Pengembangan
Bahasa)

Ciri khas kegiatan


yang dilakukan
3
Kegiatan
pembukaan
- Anak datang
setelah bel dan
berbunyi, anak
melakukan
baris-berbaris
sentra
kecilsambil
bernyayi
- Anak masuk
kedalam kelas
kemudian duduk
dilantai secara

Kelebihan

Kekurangan

Setting
ruangan

4
5
6
Kelebihan
- Kurang
- Mengacu
dikelompok
memberi
pada
bermain
kebebasan
pendekatan
Harapan
kepada anak
sentra
Bangsa
untuk
karena
mengadakan
melakukan
ruangan
pelayanan
aktifitas
agak sempit
kesehatan
yang
namun tetap
seperti dari
disenangi
dipisahkan
segi
anak
dari sentrapenimbangan - Kegiatan
sentra kecil,
anak dan
pengembang ruangan
pemberian
an kurang
dipajangi
makanan
terpadu
gambar

melingkar
tambahan dan
kemudian
penyuluh
membaca doa,
gizi.
menyanyi
bersama
dipandu oleh ibu
guru
- Pada
pembelajarannin
ti (30 menit)
pada saat
membentuk
lingkaran guru
mengadakan
pembukaan
pelajaran,
setelah guru
membentuk
kelompok anakanak mencari
kelompoknya
masing-masing
sesuai dengan
minat dan alat
permainan (alat
peraga) yang
dibagikan oleh
guru, dengan
kegiatan ini
terlihat/nampak
kerja sama
antara guru dan
anak dan antara
anak dengan
guru.
Istirahat
- Makan bersama
setelah selesai
makan anak
boleh bermain
bebas.

karena
materi
pengembang
an sudah
ditentukan
setiap hari
dan sentra
dibuka
hanya satu
setiap hari.

gambar
dengan
tulisantulisan
dibawahnya
mengenai
gambar
tersebut,
dengan
maksud
supaya
memudahka
n anak
untuk
mengingat
kembali.

Kegiatan
Penutup
- Pendidik
memanggil
kembali anak
didik untuk
masuk kedalam
kelas, guru
melakukan
tanya jawab
tentang kegiatan
satu hari dan
anak-anak
bersiap untuk
pulang

LAPORAN PENELITIAN DAN ANALISIS


Judul Penelitian

: Analisis Perkembangan Kegiatan Anak Usia Dini Pada Kelompok


Bermain Harapan Bangsa Pao-Pao Malunda

Waktu Pelaksanaan

: 08 November 2010

Tempat Penelitian

: Kelompok Bermain Harapan Bangsa Pao-Pao


Jln. Poros Mejene-Mamuju Pao-Pao kel. Malunda
Kec. Malunda Kab. Majene

I.

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Penelitian


Kelompok bermain (KB) Harapan Bangsa terletak dijalan Poros Majene-Mamuju
Pao-Pao Kelurahan Malunda, Kecamatan Malunda, Kabupaten Majene. dan didirikan pada
tanggal 18 Desember 2006. KB Harapan Bangsa memiliki seorang Penanggung jawab,
seorang pengelola, dan empat orang pendidik, sarana dan prasarana Kelompok Bermain
Harapan Bangsa yaitu ruangan belajar, ruangan bermain/tempat cuci tangan/WC, alat
permainan diluar serta alat permainan dalam berbagai jenis.
Kelompok Bermain Harapan Bangsa Pao-Pao Malunda merupakan realisasi dari
program Direktorat Pendidikan anak usia dini yang menggalakkan kelompok bermain sebagai
salah satu bentuk pelayanan pendidikan anak usia dini pada masyarakat. Untuk itu Direktorat
telah mengeluarkan aturan-aturan mendirikan kelompok bermain dan menu generik sebagai
panduan penyusunan rencana kegiatan dilembaga PAUD, termasuk kelompok bermain.
Kegiatan-Kegiatan dalam Kelompok bermain. Kegiatan-Kegiatan dalam Kelompok Bermain
ini, selain didasari oleh menu generik, juga diwarnai oleh pengetahuan dan keiginan para
pendiri/pimpinan dan pendidik yang berkecimpung didalam kelompok bermain.
Program S1 PG-PAUD Universitas Terbuka menargetkan lulusan menjadi tenaga
pendidik PAUD profesional yaitu yang dapat mengembangkan program PAUD dan membuat

inovasi-inovasi. Salah satu mata kuliah yang harus ditempuh mahasiswa adalah Analisis
Kegiatan Pengembangan Anak Usia Dini. Dalam rangka memenuhi tugas-tugas dalam mata
kuliah tersebut maka telah dilakukan penelitian di Kelompok Bermain Harapan Bangsa PaoPAo Malunda yang bertujuan mengumpulkan data mengenai kegiatan-kegiatan anak yang
dianggap perlu diteliti lebih lanjut untuk selanjutnya dianalisis secara kritis.

B. Fokus Penlitian
Setelah diadakan obsevassi disalah satu ruangan Kelompok Bemain Harapan Bangsa
Pao-Pao Malunda, maka penelitian ini berfokus pada salah satu kegiatan anak yaitu bermain
kartu kata dan buku cerita bergambar yang dipandu oleh pendidik.

C. Tujuan Penelitian
1.

Mengumpulkan data mengenai :


a.

Alasan Pendidik melakukan kegiatan bermain kartu kata.

b.

Tujuan pendidik melakukan kegiatan tersebut.

c.

Kebijakan yang mendukung pendidik melakukan kegiatan tersebut.

2. Membuat analisi krisis (Cristical Analisis) mengenai kegiatan tersebut.

D. Manfaat Penelitian
Penelitian ini bermanfaat untuk :
a. Memberikan masukan terhadap kegiatan pengembangan anak di Kelompok Bermain
Harapan Bangsa Pao-Pao Malunda.
b. Melatih mahasiswa melakukan penelitian tindakan kelas.
c. Mengembangkan Kemampuan Mahasiswa dalam menganalisis suatu kegiatan anak
dilembaga PAUD.

II. LANDASAN TEORI


Bahasa diartikan sebagai suatu sistem simbol dan urutan kata-kata yang digunakan
untuk berkomunikasi dengan orang lain. Yang berisikan infite (tak terbatas), generatifi
(berlaku umum), displacement (pemindahan) dan rule sistem (sistem urutan).Pada dasarnya
sebagai alat komunikasi tidak hanya berupa bicara, dapat diwujudkan dengan tanda isyarat
tangan atau anggota tubuh lainnya yang memiliki aturan sendiri. Bentuk bahasa ada macammacam bahasa lisan, tulisan, bahasa tubuh, ekspresi, wajah, pantomim dan seni.
Setiap makhluk hidup akan berkembang sesuai dengan tingkat kebutuhannya. Dalam
perkembangannya

akan

mengalami

suatu

perubahan.

Setiap

manusia

mengawali

komunikasinya dengan dunia sekitar melalui bahasa tangis.


Periode perkembangan Bahasa anak sejak lahir hingga dengan usia Taman KanakKanak diuraikan sebagai berikut :
a. Periode Pralinguistik :
Pada perode pralinguistik umumnya anak berusia 0 1 tahun, anak sudah mengucapkan
bahasa ucapan, tetapi belum mampu mengucapkan seperti orang dewasa. Pada tahap ini
disebut tahap meraban atau tahap random. Pada tahap ini anak sudah dapat
mengeluarkan bunyi-bunyi lisan kata-kata yang berulang suku katanya, seperti kata mama-pa-pa-ba-ba-da-da secara tepat.
b. Tahap Liguistik
Pada tahap linguistik anak berusia 6-12 bulan berada pada tahap perkembangan bahasa
anak secara aktif terus berlangsung. Pada tahap ini perkembangan bahasa anak
ditunjukkan adalah kata dengan perilakunya atau dengan kata lain anak mengucapakan
kata-kata dan dapat melakukan gerakan-gerakan.
Biasanya orang tua mengucapkan bahasa atau kata tentang benda dan anak
menunjukkan benda itu, seperti rambut, kepala, mata, perut. Anak belajar bahasa dengan

meniru ucapan ibunya, bapaknya seperti tidur, makan,, naik turun dapat dilakukan dengan
baik, maka anak memahami kosep kata itu.
Pandangan teori Behaviorisme berpendapat bahwa bahasa adalah rangkaian respon
yang dicapai melalui reinforcement (Skinner,1957) seorang bayi secara kebetulan
mengucapkan ma-ma.
Bahasa merupakan aspek yang cukup penting untuk melihat aspek perkembangan
lain diantaranya :
a. Perkembangan kosa kata
Studi psikologuistik membuktikan bahwa anak-anak kadang mempergunakan kata-kata
tertentu sebelum mereka menguasi maknanya, beberapa kata diberi makna lebih luas
(overextension), lebih sempit (underextension) yang diungkapkan oleh Clark & Clarj,
Berk dalam Tadkiroatun Musfiroh (2005:57). Kasus ini terjadi selama proses
pemerolehan kata pada anak berlangsung. Selain itu anak usia dini kadang mengalami
masa cadel mereka belum dapat mengucapkan kata-kata yng tepat. Ada kalanya
mereka belum menguasai bentu kata karena keliru menginterpretasi bentuk yang benar,
seperti : Hormat: Kormat, Sekolah:Cekolah, dan Karpet:Krapet. Dll
Untuk menstimulasi penambahan perolehan kata anak guru dapat melakukan hak-hak
sebagai berikut ini :
1) Tetapkan kata-kata yang hendak diperkenalkan kepada anak, catat kata-kata
tersebut.
2) Integrasikan kata-kat tersebut kedalam cerita. Ulang kata-kata itu dalam konteks
yang tepat sehingga anak memperoleh gambaran makna. Kata kecil mungil ini
diungkapkan oleh Raines dan isbell dalam Tadkiroatum Musfiroh (2005:57)
merupakan contoh yang perkenalkan kepada anak melalui cerita.

3) Ucapan kata-kat tersebut dengan lafal yang jelas dan menonjol hingga anak dapat
mengidentifikasikannya sebagai kata baru.
4) Cek pengalaman anak terhadap kata tersebut dengan mengajukan pertanyaan
kepada mereka, seperti Apa yang kecil mungil mbak intan? sekecil apa itu?
Pertumbuhan kosa kata anak dipengaruhi oleh pajanan lingkungan (exposure) yang
psikologuistik dikenal dengan istilah Prinsip here and now. Semakin banyak
wajanan kata, semakin banyak kemungkinan anak mengakuisisinya. Tuturan yang
dihasilkan anakpun semakin kaya. Dengan kata lain, anak memiliki kode yang
lebih luas melalui pajanan yang luas dan variatif (elaborated code) (lihat Clark &
Clark,1997; Berk 1994) oleh karena itu, perlu bagi guru memberikan pajanan kata
yang memperkaya kosa kata anak didiknya. Dalam hal ini, bercerita dipandang
sebagai salah satu metode pengembangan kosa kata anak yang tepat untuk
diterapkan di Kelompok Bermain.
b. Perkembangan Struktur
Penelitian yang dilakukan dibarat dan indonesiaa mengenai perkembangan struktur
kalimat anak menunjukkan berbedaan. Kalimat majemuk syarat if biasanya muncul
pada usia 41 hingga 46 bulan, dan kalimat majemuk dengan because dan when/but
muncul setelah usia 4 tahun, sebaliknya anak indonesia biasa menggunakan kalimat
majemuk dengan soalnya (menunjukkan sebab, yang, dan padahal sebelum memasuki
Taman kanak-kanak (lihat Dardjowidjojo,2002:218). Ini berarti, cerita yang disajikan
dapat menggunakan kalimat majemuk bertingkat semacam itu, karena sudah
membentuk kalimat-kalimat tersebut, anak-anak tidak akan mengalami kesulitan
mendengar tuturan yang menunjukkan sebab-akibat.

c. Perkembangan Pragmatik
Secara alamiah, anak-anak telah dapat menggunakan tuturan yang mempunyai fungsi
ilokusi yang secara prakmatik dapat di klasifikasikan sebagai tindak tutur yang
komppetitif seperti memerintah dan menuntut, menyenangkan seperti menyapa dan
mengucapkan terima kasih, bekerja sama seperti menyatakan pelaporan, serta
bertentangan seperti mengancam dan menuduh. Sopan santun adalah penomena
linguistik. Pragmatik dalam hal ini mengatur tingkah laku bahasa yang memenuhi
prinsip sopan santun terutama tingkah laku dierektif (seperti memerintah) dan komosif
(seperti berjanji), leech dalam Tadkiroatun Musfiroh (2005: 63)
Berdasarkan uraian diatas peneliti dapat menyimpulkan bahwa kemampuan berbahasa
menjadi kebutuhan yang penting bagi seorang anak. Pengaruh memberi pengaruh terhadap
perkembangan seorang anak. Pengaruh lingkungaan yang berbeda antara, masyarakat dan
sekolah dalam perkembangan bahasa akan menyebabkan perbedaan antara anak yang satu
dengan yang lain. Kemampuan berbahasa anak dan kemampuan berfikir saling
mempengaruhi satu sama lain. Anak dengan bermain dapat mengembangkan keterampilan
bahasanya.

III. METODOLOGI PENELITIAN


A. Subyek Penelitian
Subyek penelitian ini adalah anak-anak, pendidik, dan pimpinan Kelompok Bermain
Harapan Bangsa Pao-Pao Malunda.
B. Metode Penelitian.
Penelitian ini menggunakan metode interaktif yaitu menginterprestasi data mengenai
fenomena/gejala yang diteliti dilapangan.

C. Instrumen Penelitian.
Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah:
1.

Observasi, yaitu untuk melihat fenomena yang unik/menarik untuk dijadikan fokus
penelitian.

2.

Wawancara yaitu untuk menggali informasi lebih mendalam mengenai fokus


penelitian.

3.

Dokumentasi yaitu untuk mengumpulkan bukti-bukti dan penjelasan yang lebih luas
mengenai penelitian.

IV. ANALISI DATA


A. Tabulasi Data
Untuk memudahkan analisis data, maka data hasil penelitian dibuatkan tabulasi
sebagai berikut :
Observasi

Wawancara Dengan
Guru

Wawancara Dengan
Kelompok Bermain

Dokumentasi

- Anak duduk secara


melingkar anak
mlai bermain kartu
kata dipandu oleh
pendidik

- Dikelompok Belajar - Saya berkeyakinan, - Dalam rencana


kami sudah
dengan meletakkan
kegiatan tertulis
mengembangkan
dasar yang kuat
bahwa anak-anak
kemampuan bahasa
untuk kemampuan
belajar bermain
anak Melalui
bahasa anak akan
kartu kata.
bermain kartu kata
lebih cepat
- Dalam dokumen
sejak dini.
menguasai
pendirian lembaga
- Tentu saja kami
kemampuan
tercamtum bahwa
tidak mengajarkan
tersebut nantinya
salah satu tujuan
seperti mengajar
- Dengan demikian
pendirian kelompok
anak disekolah
anak akan lebih
Bermain Harapan
dasar. Kami hanya
cepat belajar yang
Bangsa Pao-Pa
mengajarkan dasarlainnya seperti
Malunda adalah
dasar perkembangan
menyebutkan katapembinaan yang
bahasa anak antara
kata atau berbicara
ditujukan kepada
lain Bermain kartu
dengan benar dan
anak 0-6 tahun
kata, menirukan 3-4
baik.
yang dilakukan
urutan kata,
melalui pemberian

melakukan 2-3
rangsangan
perintah secara
pendidikan untuk
sederhana,
membantu
mendengarkan
pertumbuhan dan
cerita dan
perkembangan
menceritakan
jasmani dan rohani
kembali isi cerita
agar anak memiliki
secara sederhana,
kesiapan dalam
menyebutkan nama
memasuki
diri, nama orang tua,
pendidikan lebih
jenis kelamin,
lanjut.
alamat rumah secara
sederhana,
menceritakan
pengalaman/kejadia
n secara sederhana.
- Hal ini ada
kaitannya dengan
perkembangan
kemampuan kognitif
anak dan
perkembangan
motorik halus.
- Guru menggunakan - Bermain bagi
- Kami lebih
- Dalam rencana
Kartu-kartu kata
seorang anak
menekankan pada
kegiatan tertulis
sebagai alat peraga
mempunyai arti
pengembangan
bahwa salah satu
edukatif dalam
penting karena
potensi anak sejak
alat peraga edukatif
melakukan kegiatan memang dunia anak
dini yang kami
yang digunakan
adalah bermain dan
rancang
adalah kartu-kartu
bermain sangat
sedemikian rupa
kata buatan guru.
penting bagi
sehingga anak
pertumbuhan dan
bukan sekedar
perkembangan
bermain tetapi
mereka.
terarah pada suatu
pencapaian
perkembangan
yang optimal.
- Pendidik
- Pertama masih ada - Kami berkeinginan - Dalam rencana
menyiapakan alat
anak yang belum
agar anak-anak
kegiatan tertulis
peraga yang akan
mempunyai
mendapat
bahwa pendidik
digunakan
kepercayaan diri
pendidikan yang
menggunakan
- Pendidik
untuk menyebut
benar sejak dini
metode peraktek
menjelaskan
nama-nama gambar
sehingga anak-anak
langsung dan tanya

kegiatan apa yang


yang ada dalam
akan dilakukan.
kartu gambar jadi
- Pendidik meminta
perlu dibimbing
anak untuk
oleh pendidik.
menyebut nama- Kedua Masih ada
nama gambar yang
anak yang belum
didalam kartu kata
mampu mengenal
kemudian anak
gambar-gambar
membaca kata yang
yang ada didalam
ada dibawah
kartu kata jadi
gambar walaupun
pendidik harus
tidak sesuai dengan
menggali dengan
bacanya.
mengajak anak
untuk
berkomunikasi
dengan cara
memberikan
pertanyaanpertanyaan sehingga
ada respon dari anak
dan anak juga bisa
menjawab
pertanyaanpertanyaan dari
guru.
- Mengacu pada
- Banyak cara lain
pendekatan sentra
yang kami terapkan
karena ruangan
misalnya untuk
agak sempit namun
melatih motorik
tetap dipisahkan
halus anak kami
dari sentra-sentra
bermain plastisin,
kecil, ruangan
mewarnai gambar,
dipajangi gambar
menggambar,
gambar dengan
melukis dengan jari,
tulisan-tulisan
menggunting dll.
dibawahnya
mengenai gambar
tersebut, dengan
maksud supaya
memudahkan anak
untuk mengingat
kembali.

akan lebih mandiri


sedini mungkin dan
berkembang
potensinya sesuai
dengan usia
perkembangannya

jawab.

B. Analisis Kritis
Dari data tersebut dapat disimpulkan bahwa kegiatan anak Bermain kartu kata yang
dipandu oleh pendidik merupakan suatu kegiatan yang bermaksud mengembangkan
kemampuan bahasa anak.
Harapan merupakan perioritas program yang dicamtumkan dalam dokumen pendirian
lembaga. Pelaksanaan pengembangan kemampuan Bahasa anak melalui bermain Kartu kata
di Kelompok Bermain Harapan Bangsa Pao-Pao Malunda tidak seperti disekolah dasar, tetapi
hanya menanamkan dasar-dasar kemampuan bahasa saja, serta melatih motorik halus anak
melalui kegiatan mewarnai, menggambar, bermain plastisin melukis dengan jari dan lain-lain.
Apa yang dilakukan di Kelompok Bermain Harapan Bangsa Pao-PAo Malunda yaitu
menanamkan dasar-dasar kemampuan anak pada pengembangan bahasa yaitu bermain kartu
kat, dan kegiatan bermain lain yang dapat mengembangkan kemampua bahasa anak antara
lain menirukan 3-4 urutan kata, melakukan 2-3 perintah secara sederhana, mendengarkan
cerita dan menceritakan kembali isi cerita secara sederhana, menyebutkan nama diri, nama
orang tua, jenis kelamin, alamat rumah secara sederhana, menceritakan pengalaman/kejadian
secara sederhana.
Makanya di Kelompok Bermain Harapan Bangsa Pao-Pao Malunda perlu alat peraga
edukatif yang banyak dan bervariasi agar anak tidak bosan, tidak perlu harganya mahal, guru
yang harus kreatif berfikir dan membuat alat peraga edukatif sesuai dengan perkembangan
anak didik di Kelompok Bermain.
Kelompok Bermain adalah wadah pembinaan sebagai usaha kesejahteraan anak
dengan mengutamakan kegiatan bermain dan menyelenggarakan pendidikan prasekolah bagi
anak yang berusia sekurang-kurangnya 3 tahun sampai dengan memasuki pendidikan dasar
(Direktorat PAUD, 2006).

V.

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan
Dari tabulasi dan analisis data dapat disimpulkan beberapa hal sebagai berikut :
1.

Kelompok Bermain Harapan Bangsa Pao-Pao Malunda mempunyai program


pengembangan bahasa sejak dini melalui bermain kartu-kartu kata yaitu meletakkan
dasar-dasar yang kuat bagi kemampuan bahasa anak.
Alasan dari pengembangan kemampuan bahasa ini adalah agar anak Kelompok Bermain
kemampuan anak didik akan lebih cepat berkembang. Dengan demikian anak akan cepat
belajar hal-hal lainnya, karena dengan kemampuan memahami bahasa permulaan anak
dapat menambah kosa kata sehingga perbendaharaan kata anak bertambah.

2.

Pengembangan kemampuan bahasa anak dicapai melalui dicapai melalui melihat dan
mengenal benda dilingkungannya sehingga dalam rangka meletakkan dasar yang kuat
bagi kemampuan anak dalam bermain kartu-kartu kata, kegiatan ini dapat dilakukan
dengan cara anak menyebut nama-nama gambar yang terdapat didalam kartu kata dan
membaca kata yang ada didalam kartu- kartu kata walaupun tidak sesuai dengan yang
ada didalam kartu kata.

3.

Lingkungan dikelas diKelompok Bermain Harapa Bangsa Pao-Pao Malunda juga


disiapkan alat peraga edukatif (APE) sedemikian rupa sehingga dapat mendukung
pencapaian kemampuan dasar-dasar perkembangan bahasa anak melalui bermain kartukartu kata, sehingga anak dapat menambah kosa kata dan perbendaharaan kata anak juga
bertambah.

B. Saran-Saran
1.

Dalam rangka mengembangkan kemampuan bahasa anak sebaiknya Kelompok Bermain


Harapan bangsa Pao-Pao Malunda banyak melibatkan anak dalam bermacam-macam
permainan, yang berhubungan dengan pengembangan bahasa.

2.

Pengembangan kemampuan bahasa anak Kelompok Bermain Harapan Bangsa Malunda


harus benar-benar disesuaikan dengan tingkat usia perkembangan anak dan dilakukan
secara terpadu dengan kegiatan-kegiatan perkembangan lainnya.

Anda mungkin juga menyukai