Anda di halaman 1dari 16

KARYA ILMIAH

“OPTIMALISASI MOTORIK HALUS DAN MOTORIK KASAR


DAN MEMUPUK KERJA SAMA TEAM”

(MEMANFAATKAN BOTOL BEKAS SEBAGAI REPLIKA ALAT PEMADAM


KEBAKARAN)

Created and Presented by :


SLAMET SUFYAN, S,Ag, SS.

“RA KETILANG”
UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA
22 DESEMBER 2011
Lembar Persetujuan Kepala Raudhatul Athfal

Karya Ilmiah ini berjudul : “Optimalisasi Motorik Halus dan Motorik Kasar Dan Memupuk
Kerja sama Team” (Memanfaatkan botol bekas sebagai replika alat pemadam kebakaran).
Oleh : Slamet Sufyan, S.Ag, SS. Karya Ilmiah ini telah disetujui oleh yang berwenang sebagai
karya Ilmiah yang kreatif dan inovatif dalam kegiatan belajar mengajar di dalam kelas.

Jakarta, 22 Desember 2011


Kepala Raudhatul Athfal Ketilang
UIN Jakarta

(Ir.Ratu Linda Martina Andriani)

I
KATA PENGANTAR

Segala puji bagi Allah seru sekalian alam, yang telah memberikan Taufik dan
hidayahnya kepada penulis, sehingga dapat menyelesaikan karya ilmiah ini dengan baik.
Rahmat dan salam semoga tetap tercurah kepada Nabi Muhammad Saw, yang telah
membimbing umat manusia dari jalan yang gelap menuju jalan yang terang benderang.
Dalam rangka penulisan karya ilmiah ini, tak lupa penulis mengucapkan banyak
terima kasih yang dalam kepada :
1. Ayahanda (Almarhum) dan ibunda serta kakak dan adik-adik tercinta yang mendorong
berjalanya karya ilmiah ini dengan baik.
2. Lembaga Pengawas RA Ketilang UIN Jakarta yang telah memberikan izin dan restu serta
memberikan fasilitas yang seluas-luasnya kepada penulis dalam menyelesaikan karya
ilmiah ini.
3. Kepala RA Ketilang UIN Jakarta yang telah membantu, membimbing dan mengarahkan
penulis sehingga karya ilmiah ini mampu diselesaikan dalam waktu yang telah
ditentukan.
4. Guru-guru RA Ketilang UIN Jakarta yang telah memberikan motivasi dan saran-saran yang
mendorong terselesaikannya karya ilmiah ini.
5. Istri tercinta dan anak-anak yang penulis sayangi yang telah bersabar dan penuh
pengertian terhadap tugas-tugas dan kesibukan-kesibukan penulis, sehingga mampu
memberikan suasana yang kondusif bagi penulis untuk menyelesaikan karya ilmiah ini.
Penulis tidak dapat membalas jasa budi baik dari berbagai pihak yang telah ikut
terlibat dalam pembuatan karya ilmiah ini. Semoga Allah Swt akan memberikan balasan
yang berlipat ganda sebagai tabungan di akherat nanti.
Amin Ya Rabbal ‘Alamiin…

Jakarta, 22 Desember 2011

Penulis

II
DAFTAS ISI

Halaman

 LEMBAR PERSETUJUAN………………………………………………………………………………………. I

 KATA PENGANTAR………………………………………………………………………………………………. II

 DAFTAR ISI…………………………………………………………………………………………………………… III

BAB I . PENDAHULUAN

A.Latar Belakang……………………………..………………………………………………………….. 1

B.Pembatasan Masalah………………………………………………………………………………. 1

C.Tujuan……………………………………………………………………………………………………… 2

BAB II . KAJIAN TEORITIS

A.Motorik Halus Dan Motorik Kasar…………………………………………………………… 3

B.Kerjasama team……………………………………………………………………………………… 3

BAB III. OPTOMALISASI MOTORIK HALUS DAN MOTORIK KASAR DAN MEMUPUK
KERJASAMA TEAM

A.Pembuatan Alat Peraga ……………………………………..…………………………………… 5

B.Implementasi Alat peraga Pada Kegiatan Belajar Mengajar……………………. 6

BAB IV. PENUTUP

A.Kesimpulan……………………………………………………………………………………………… 8

B.Saran………………………………………………………………………………………………………. 8

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN-LAMPIRAN

III
BAB I

PENDAHULUAN

A.Latar Belakang

Manusia diciptakan oleh Allah Swt dalam struktur yang terbaik diantara makhluk
Allah yang lain, yang terdiri dari unsur jasmaniah dan rohaniah yang juga dilengkapi dengan
akal dan pikiran. Dalam struktur tersebut Allah memberikan seperangkat kemampuan dasar
yang dapat berkembang secara baik, dalam ilmu psikologi disebut potensi.
Potensi sangat penting untuk digali, dieksplore, dikembangkan dan diarahkan agar
mampu berkembang secara optimal. Anak mempunyai kepribadian yang sangat komplek,
sehinga sangat sulit bagi pendidik untuk menentukan aspek mana yang akan dikembangkan
terlebih dahulu. Para pendidikpun sangat sulit merumuskan prioritas-prioritas
pengembangan yang mana yang harus didahulukan. Padahal sangat banyak para ahli
menulis tentang metode yang membahas tentang perkembangan kepribadian anak yang
justru membuat para pendidik menjadi bingung.
Masa anak adalah masa yang paling indah yang merupakan masa bahagia, bahkan
para pakar psikologi menyebutnya sebagai masa Emas (Golden Age). Pada masa-masa ini
para pendidik harus ekstra hati-hati dalam mendidik anak, karena bila pendidik berbuat
kesalahan sekecil apapun akan berdampak sangat kuat pada memori anak bahkan kesalahan
itu bisa dibawanya hingga dewasa kelak. Untuk itu hindari perilaku-perilaku yang tidak baik
didepan anak karena memori anak sangat kuat merekam perilaku maupun ucapak kita baik
yang disengaja maupun yang tidak disengaja. Tugas kita sebagai pendidik atau orang tua
adalah memberikan sinyal-sinyal yang positip kepada anak sehingga tersimpan dalam data
base anak perilaku-perilaku yang positip.

B.Pembatasan Masalah

Mengingat luasnya pokok bahasan dunia anak dan kompleknya pengembangan


kepribadian anak yang harus dieksplore dan perlunya menentukan metode yang tepat guna
1
untuk pengembangan anak, maka dalam karya ilmiah ini penulis hanya membatasi pada
pembahasan tentang pengembangan motorik halus dan motorik kasar dan menumbuhkan
perilaku kerja sama team saja. Dengan demikian, penulis akan lebih mudah menganalisa,
mengeksplore dan menentukan metode serta tujuan pengembangan anak ini dengan tepat .

C.Tujuan dan Manfaat

Tujuan penulisan karya ilmiah ini adalah :

1. Membantu mengembangkan potensi anak usia dini khususnya pada pengembangan


motorik halus dan motorik kasar anak serta menumbuhkan kerja sama team dengan cara
yang menyenangkan.
2. Memberikan solusi tentang cara mudah untuk membantu mengembangkan motorik        
halus dan motorik kasar serta menumbuhkan sikap kerja sama team pada anak usia dini
melalui bermain.
3. Agar anak mudah menangkap pesan-pesan yang disampaiakan oleh guru didalam kelas
serat mudah memahaminya.

Adapun Manfaat dari penulisan karya ilmiah ini adalah :

1. Memberikan masukan kepada para pendidik tentang cara mengembangkan motorik


halus dan motorik kasar serta menumbuhkan sikap kerja sam team melalui cara bermain.
2. Memberikan sumbangan kepada dunia pendidikan tentang inovasi alat peraga baru yang
bermanfaat untuk mengembangkan potensi anak dengan cara yang sangat mudah.
3. Memberikan wacana yang lebih variatif dalam dunia pendidikan untuk memanfaatkan
barang-barang bekas sebagai alat bantu pendidikan yang murah dan meriah.

2
BAB II

KAJIAN TEORITIS

A.Motorik Halus Dan Motorik Kasar

Setiap gerakan yang dilakukanoleh anak pasti melibatkan kemampuan kinestetik baik
kasar maupun halus. Gerakan-gerakan yang melatih motorik halus maupun motorik kasar
sangat penting bagi pembentukan perkembangan selanjutnya. Anak-anak harus dilibatkan
terus dalam suatu kegiatan yang dapat merangsang motoriknya terus bergerak.
“Motorik halus dapat dikembangkan melalui permainan plastisin, tanah liat, puzzle,
menggerakkan-gerakkan jari tangan, memutar simpai dan lain-lain. Sedangkan motorik kasar
dapat dikembangkan melalui permainan lari, lompat, berebut bola, mendaki anak tangga,
berayun menggunakan dua tangan dan lain-lain”.*)

Intinya kedua-duanya bisa dikembangkan secara bersama-sama lewat suatu


permainan. Melalui permainanbotol bekas yang diproyeksikan sebagai alat pemadam
kebakaran, motorik halus dan motorik kasar anak dapat terlatih dengan baik karena kedua
motorik itu bisa bergerak secara dominan pada permainan ini. Karena anak melalui alat
drianya langsung merasakan dan mempraktekkannya sendiri.
DR.Maria Montessori menulis dalam bukunya :

“Anak usia dini belajar melalui alat drianya. Untuk itu anak harus terlibat langsung
didalamnya meliputi memegang, melihat, merasakan lalu menyimpulkan.makanya ia
lebih menekankan pada alat-alat atau benda-benda tiruan atau yang kita kenal sebagai
alat peraga pendidikan dalam mengajar”.*)

Jadi jelaslah bahwa memberikan pengalaman adalah merupakan suatu hal yang
sangat baik bagi anak karena langsung memberikan efek yang sangat dalam pada memori
anak. Dan itu merupakan memori yang melekat sangat kuat dalam pikirannya

B.Kerjasama Team

Kerja sama team merupakan sikap yang perlu dimiliki oleh anak agar anakt tidak
terjebak pada sikap yang egoistik, individualistik dan hedonistik yang memperbolehkan

3
tindakan sewenang-wenang tanpa memikirkan keamanan dan kenyamanan orang lain.
Dengan kerja sama team atau kerj sama antar teman, anak akan lebih bersikap toleran,
saling menghargai, rendah hati, membantu terhadap sesame dan lain-lain.
Siti Aisyah dibiarkan olehn Rasulullah bermain dengan teman-temannya meski beliau telah
menjadi istri Rasulullah Saw, lantaran waktu itu Siti Aisyiyah masih berusia 9 tahun.
“Setelah dinikahi siti Aisyah membawa bonekanya ke rumah Rasulullah Saw untuk
bermain. Bahkan nabi mengajak teman-teman Aisyah untuk bermain bersama dengan
Aisyah di rumahnya”.*)

Hal itu dilakukan oleh nabi saw karena beliau mengetahui bahwa siti Aisyah masih
memerlukan interaksi sosial yang lebih inten untuk membuka cakrawala berfikir dan saling
bertukar pikiran dengan teman-temannya. Dan kala itu Siti Aisyah masih seorang gadis yang
baru mengalamai Aqil baligh.
Anak usia dini perlu memahami arti pentingnya menjalin hubungan social antar
teman agar mereka bisa saling berbicara, berbagi informasi, melatih keberanian, menambah
perbendaharaan bahasa, menumbuhkan rasa kasih sayang, saling membantu dan saling
menghormati satu sama lain.
Dalam permainan botol bekas yang diproyeksikan sebagai alat pemadam kebakaran
ini diperlukan kerja sama team yang baik dan kompak untuk mampu memadamkan api. Satu
sama lain harus saling mendukung dan menghilangkan sikap apatis dan egois dalam dirinya.

4
BAB III 

                 
OPTOMALISASI MOTORIK HALUS DAN MOTORIK KASAR DAN MEMUPUK              
KERJASAMA TEAM

Kegiatan belajar mengajar pada tingkat usia dini memakai prinsip belajar sambil
bermain dan bermain sambil belajar, mengingat sebagian besar aktifitas anak adalah
bermain. Imam Ghozali dalam bukunya menulis :
“Hendaknya sang anak diperbolehkan berinteraksi dengan permainan yang ringan bukan
yang berat, guna memperbaharui semangatnya tetapi dengan syarat tidak sampai
membuatnya ia kelelahan dengan mainnya. Karena bermain bagi anak seperti bekerja
bagi orang dewasa”.*)

Itulah sebabnya seorang pendidik harus memahami betul karakteristik


perkembangan anak usia dini yang masih memerlukan sentuhan kasih sayang yang tulus
dari orang-orang yang berada didekatnya. Arahkanlah dan bimbinglah ia melalui permainan
yang menyenangkan dan mengasyikkan bersama teman-temannya. Karena disitulah ia bisa
banyak belajar tentang beberapa kemampuan atau potensi yang ia miliki. Widormi D.
Wijaya, dkk, dalam bukunya Kurikulum PAUD menuliskan :
“Melalui kegiatan bermain anak dapat mengembangkan sikap social seperti, bekerja
sama, menunggu giliran, berbagi, bersikap sportif, berkomunikasi, berorganisasi, belajar
menghargai orang lain dan perbedaan-perbedaan yang ada serta belajar mencapai
keharmonisan dan kompromi dengan orang lain”.*)

Dalam hal ini penulis mempunyai pengalaman dalam mendidik anak-anak usia dini
yang sangat menyenangkan yaitu merupakan temuan inovasi panulis terhadap gaya belajar
sambil bermain dengan memakai alat peraga yang murah, meriah dan mudah, sederhana
tetapi mempunyai manfaat yang luar biasa dalam melatih motorik halus dan motorik kasar
anak serta menumbuhkan sikap kerja sama, saling menghargai dan bertanggung jawab.

A.Pembuatan Alat Peraga

Bahan –bahan :
5
1. Botol air mineral bekas ukuran sedang /besar

2. Paku besi ukuran 3 cm

3. Lilin batangan 1 buah

4. Cat warna 1 kaleng kecil

5. Air secukupnya

6. Bola plastic besar

7. Kuas

Cara membuat :

- Ambil botol mineral bekas yang telah kosong, hilangkan mereknya. Lalu warnailah             
seluruh permukaan botol air mineral dengan menggunakan cat dan kuas. Kemudian
keringkan .
- Sambil menunggu botol air mineral kering, nyalakan lilin kemudian panaskan ujung paku
besi pada bagian yang tajam, setelah panas tusukkan pada tutup botol air mineral pada
pusatnya hingga tutup botol membentuk lubang kecil.
- Setelah botol mongering, isikan air kedalam botol tersebut hingga penuh. Lalu tutuplah
dengan tutup botol yang baru saja diberi lubang pada tengahnya.
- Setelah itu ambillah sebuah bola plastic, kemudian belahlah menjadi 2 (dua) bagian
yang sama, kemudian warnailah dengan cat pada permukaan luarnya. Lalu jemurlah
supaya kering.
- Setelah mengering, pakailah bola tersebut sebagai topi untuk menutupi kepalamu,
seperti topi seorang pemadam kebakaran.
- Kemudian ambillah botol air mineral yang telah diisi air tadi, lalu pencet-pencetlah agar
air dari dalam botol keluar menyemprot dengan deras. Maka alat sudah siap untuk
digunakan memadamkan api.

B.Implementasi Alat Peraga Pada Kegiatan Belajar Mengajar

Alat peraga inovatif ini telah penulis praktekkan kepada anak didik di RA Ketilang UIN
Jakarta setahun yang lalu dengan tema : API, diajarkan dengan menggunakan metode
“bermain peran” menirukan petugas pemadam kebakaran yang sedang bekerja
memadamkan api.
6
Untuk memulai mengajarkan tema api ini penulis awali dengan tanya jawab sebagai
tahap apersepsi, kemudian setelah itu penulis menerangkan tentang Manfaat api, bahaya
api bagi manusia dan siapa pencipta api. Kemudian penulis hubungkan dengan profesi
pemadam kebakaran, yang merupakan profesi yang sangat mulia karena mereka siap
membantu masyarakat yang mengalami musibah kebakaran dimana saja dan kapan saja.
Dan itu diperlukan kerja sama team yang solid, saling membantu, memerlukan
kesabaran, saling memberikan dukungan, saling menaruh kepercayaan dan mempunyai
rasa tanggung jawab yang tinggi.
Kemudian penulis terangkan cara yang mudah dan sederhana untuk membuat
replika alat pemadam kebakaran yang terbuat dari botol bekas air mineral. Dan dalam
waktu yang tidak terlalu lama, anak-anak langsung bisa memahami keterangan yang
disampaikan oleh penulis. Kemudian penulis memeragakan bagaimana cara kerja alat
tersebut lengkap dengan memakai topi pemadamnya. Setelah itu, kini giliran anak-anak
mempraktekkan alat tersebut kepada api yang menyala didepannya secara per-group.
Setiap group bisa terdiri dari 3 – 5 anak, tergantung situasi dan kondisi. Tentu saja apinya
tidak sebesar yang kita bayangkan. Kegiatan berjalan terus hingga semua group kebagian
giliran.
Setelah selesai, penulis mengadakan testemoni kepada anak-anak tentang kegiatan
yang baru saja dilakukan. Hasilnya…? Surprise ! banyak sekali anak yang memberikan
respon positip terhadap kegiatan tersebut. Bahkan diantara mereka menginginkan agar
kegiatan tersebut bisa diulang kembali.

7
BAB IV

PENUTUP

A.Kesimpulan

Dari serangkaian tulisan yang berkenaan dengan pengembangan motorik halus,


motorik kasar dan menumbuhkan sikap kerja sama team pada anak usia dini diatas, baik
secara teoritis maupun secara praktis dapat penulis simpulkan sebagai berikut :
1 .Semua anak pada dasarnya mempunyai potensi kecerdasan yang sangat luar biasa, ia
mampu memahami apa saja yang ia terima, lihat, dengar dan rasakan dengan baik, asal
disampaikan dengan cara yang tepat dan menyenangkan.
2. Benda-benda apapun disekeliling kita bisa dimanfaatkan untuk membuat alat peraga
yang berfungsi sebagai alat bantu untuk mempermudah dalam menyampaikan materi
pelajaran kepada anak didalam kelas.
3. Kemampuan motorik anak bisa dikembangkan, dieksplore atau dioptimalkan melalui
kegiatan bermain seperti bermain peran menjadi “petugas pemadam kebakaran”.

B.Saran

1. Guru atau pendidik harus kreatif dan inofatif menciptakan alat-alat peraga sebagai alat
bantu untuk mempermudah menerangkan materi pembelajaran kepada anak dalam
kegiatan belajar di dalam kelas .

2. Guru atau pendidik dalam mengajar didepan anak-anak hendaknya selalu memakai
prinsip belajar sambil bermain dan bermain sambil belajar.

3. Menciptakan alat peraga sebagai alat bantu belajar di dalam kelas tidak harus dari bahan
yang mahal. Alat peraga bisa diciptakan dari bahan-bahan yang murah, meriah,
sederhana tetapi mempunyai manfaat yang banyak.

8
DAFTAR PUSTAKA

Montessori, Maria, Dr. , Edisi Bahasa Indonesia, Perkembangan Potensi Anak, Jakarta :
Delapratasa, 2002.

Rahman, Abdul, Jamal, Edisi Bahasa Indonesia, Tahapan Mendidik Anak, Teladan
Rasulullah, Judul asli : Kaifa Rabbahumun nabiyyil Amin, Bandung : cet. I, 1421 H/2000 M.

Agustian, Ginanjar, Ari, ESQ 165, Rahasia Sukses Membangun Kecerdasan Emosi Dan
Spiritual, Jakarta : Arga, New Edition, 2006.

Wijana, D, Widarmi, dkk, Kurikulum Pendidikan Anak Usia Dini, Jakrta : UT, Edisi I, 2009.

Rachmi, tetty, dkk, Ketrampilan Musik Dan Tari, Jakarta : UT, Cet. ke V, 2010.

9
Lampiran 1

PROSES PEMBUATAN ALAT PERAGA PEMADAM KEBAKARAN

1. Siapkan botol bekas air


2. Hilangkan lebel pada
mineral .
botol tersebut.

3. Beri warna botol, dengan 4. Ratakan cat ke seluruh


memakai cat sesuai selera. permukaan botol secara merata .

5. Jemurlah botol hingga kering 6. Belahlah bola plastik menjadi


dua bagian yang sama
Lampiran 2

6. Hati-hati jangan sampai robek 7. Panaskan paku besi

8. buatlah lubang pada tutup botol 9. Buatlah lubang pada kedua sisi bola
dengan paku yang telah dipanaskan. yang telah dibelah menjadi dua bagian.

10. Isilah botol yang telah dicat 11. Tutuplah botol yang telah diisi
dengan air hingga penuh air dg tutup yang telah berlubang.
Lampiran 3

12. Siapkan koran bekas sebagai replika 13. Petugas pemadam selalu siap siaga
rumah kebakaran. menjalankan tugas

14. Petugas pemadam sedang beraksi 15. Si jago merah takluk dengan
menjinakkan si jago merah petugas pemadam kebakaran.

Selesai
16. Senyum mengembang dari bibir
sang petugas pemadam kebakaran.

Anda mungkin juga menyukai