Anda di halaman 1dari 31

LAPORAN

PENELITIAN DAN ANALISIS

PENGEMBANGAN KEMAMPUAN MOTORIK HALUS ANAK


MELALUI KEGIATAN MEMBUAT BENTUK ROKET
DENGAN MEDIA LOOSE PART

DI TK KARTIKA TIKUNG LAMONGAN

Oleh:

NOURITA KUSMA SAFITRI

NIM :858734976

PROGRAM S-1 PGPAUD

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS


TERBUKA UPBJJ SURABAYA
2023
LEMBAR PENGESAHAN

Laporan ini disusun untuk diajukan memenuhi tugas mata kuliah Analisis
Kegiatan Pengembangan Pendidikan Anak Usia Dini pada program Strata I
Pendidikan Guru Pendidikan Anak Usia Dini di Fakultas Keguruan dan Ilmu
Pendidikan Universitas Terbuka.

Nama : NOURITA KUSMA SAFITRI

NIM : 858734976
Tempat Penelitian : TK KARTIKA – TIKUNG - LAMONGAN
Waktu Pelaksanaan : 06 Oktober 2023
Kelas Penelitian : Pengembangan Kemampuan Motorik Anak Melalui
Kegiatan Membuat Bentuk Roket Dengan Media
Loose part.

Telah diterima dan disahkan sebagai syarat untuk memenuhi tugas mata
kuliah Analisis Kegiatan Pengembangan Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD 4509)
Program S1 PG-PAUD FKIP Universitas Terbuka.

Lamongan, 15 Oktober 2023

Mengesahkan
Tutor Peneliti

LILIS SUNTARI, S.Pd, M.Pd Nourita Kusma Safitri


NIP: 1972 0325 200801 2 0001 NIM: 858734976
DAFTAR ISI

Halaman Judul.................................................................................................. i i

Lembar Pengesahan Judul................................................................................ ii i


i
Kata Pengantar ................................................................................................. iii i
i
i
Daftar Isi.......................................................................................................... iv i
v
BAB I PENDAHULUAN .......................................................................... 1 1

1. Latar Belakang........................................................................... 1 1

2. Fokus Penelitian ........................................................................ 1 2

3. Tujuan Penelitian....................................................................... 2 2

4. Manfaat Penelitian..................................................................... 2 2

BAB II LANDASAN TEORI ........................................................................ 3

1. Pengertian Motorik Halus........................................................ 3 3

2. Keterampilan Motorik Halus pada Anak Usia Dini.................. 4 4

3. Fungsi dan Tujuan Pengembangan Motorik Halus.................. 6 6


4. Keterampilan Membentuk…………………………………… 7
5. Apa itu Loose part ……………………………… ……………….. 9

BAB III METODOLOGI PENELITIAN................................................ 11 7

1. Subyek Penelitian .................................................................... 11 7


2. Metode Penelitian…………………………………………… 11
3. Instrumen Penelitian ……………………...………………… 11
7

7
7

BAB IV ANALISIS DATA ............................................................................. 8

1. Hasil Pengumpulan Data ..................................................... ….12 8

2. Tabulasi Data..................................................................... ……13 9


3. Analisis Kritis…………………………………………………. 15
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN................................................... 16 1
2
1. Kesimpulan …………………….……………………………. 16
2. Saran…………………………………………………………. 16
KATA PENGANTAR

Puji syukur, Alhamdulillah ke hadirat Allah SWT, atas segala rahmat dan
karunia-Nya. Sholawat dan salam semoga senantiasa terlimpah curah kepada suri
tauladan Nabi Muhammad SAW, atas ridho-Nya sehingga penulis dapat
menyelesaikan laporan analisis penelitian pengembangan kegiatan anak usia dini
pada TK KARTIKA – Tikung _ Lamongan.
Dengan Analisis Pengembangan Kegiatan Anak Usia Dini mahasiswa
diharapkan mampu melakukan peneltian kelas secara sederhana dengan observasi,
wawancara, pengumpulan dokumen serta menganalisis hasil penelitian hasil tersebut
dengan rangka keilmuan PAUD yang dimilikinya.
Pada kesempatan kali ini penulis mengucapakan terima kasih kepada :
1. Ibu Lilis Suntari, S.Pd, M.Pd selaku pembimbing yang telah banyak membantu
dan membimbing penulis dalam menyelesaikan laporan analisis ini.
2. Pengelola Pokjar Lamongan
3. Pengelola dan pengasuh TK KARTIKA – Tikung - Lamongan
4. Rekan-rekan guru maupun mahasiswa yang tidak bisa disebutkan satu persatu
Penulis menyadari dalam penyusunan laporan ini masih jauh dari sempurna.
Hal ini semua karena keterbatasan ilmu yang penulis miliki.
Untuk itu saran dan kritik yang membangun penulis harapkan demi kesempatan
laporan di masa yang akan datang.
Akhirnya penulis berharap semoga laporan ini dapat bermanfaat bagi
peningkatan mutu pendidikan.

Lamongan, 15 Oktober 2023


Peneliti
BAB I
PENDAHULUAN

1. Latar Belakang Penelitian


Dalam rangka memenuhi tugas mata kuliah Analisis Kegiatan
Pengembangan Pendidikan Anak Usia Dini maka telah dilakukan penelitian di
TK KARTIKA – Tikung - Lamongan yang bertujuan untuk mengumpulkan data
mengenai kegiatan-kegiatan anak yang perlu diteliti lebih lanjut untuk
selanjutnya dianalisis secara kritis.

Kemampuan motorik dibutuhkan hampir pada setiap kebutuhan sehari-


hari. Semua kegiatan tersebut dapat terjadi karena dipengaruhi oleh saraf
motorik yang terdapat di dalam tubuh. Saraf motorik dibagi menjadi dua jenis,
yaitu motorik halus dan motorik kasar. Kedua saraf tersebut sangat penting bagi
kehidupan manusia dan harus dilatih sejak dini. Saraf motorik halus dan kasar
mempunyai peran yang berbeda-beda. Oleh karena itu cara melatihnya pun
berbeda. Kedua saraf ini sangat penting bagi kehidupan dan harus dilatih sejak
dini.
Observasi dilakukan saat kegiatan pembelajaran yang dilakukan
secara langsung di dalam kelas yang jumlahnya ada sekitar 16 anak, mereka
sedang melakukan kegiatan membuat bentuk roket dengan media loose part
, di mana anak dikenalkan dengan kegiatan yang melatih motorik halus
melalui kegiatan menyusun loose part.
Berdasarkan observasi tersebut maka dilakukan penelitian tentang
kegiatan pengembangan motorik halus melalui kegiatan membuat bentuk
roket dengan media loose part di Taman Kanak-kanak KARTIKA desa
Tambakrigadung Kecamatan Tikung Kabupaten Lamongan.

2. Fokus Penelitian
Setelah diadakannya penelitian di kelas TK B Taman Kanak-Kanak
(TK) KARTIKA, maka penelitian ini terfokus pada salah satu kegiatan anak
yaitu kegiatan membuat bentuk roket dengan media loose part.
3. Tujuan Penelitian

Tujuan Penelitian ini adalah :


1. Untuk mengumpulkan data mengenai
a. Mengetahui perkembangan motorik halus anak TK KARTIKA dalam
membuat bentuk roket dengan loose part.

b. Mengevaluasi hasil belajar anak TK KARTIKA dalam membuat bentuk


roket dengan loose part.
c. Untuk menganalisis kegiatan tersebut sesuai apa yang telah dipelajari dan
diberikan pada mata kuliah Analisis Kegiatan Pembelajaran Anak Usia
Dini.
2. Analisis Kritis
Kegiatan pengembangan motorik halus anak melalui kegiatan membuat
bentuk roket dengan loosepart adalah satu cara untuk meningkatkan
perkembangan motorik halus anak agar lebih berkembang dan
mengeksplorasi kemampuan motorik halusnya terhadap objek-objek yang
terdapat di sekitarnya.

4. Manfaat Penelitian

a. Penulis
Mengembangkan kemampuan mahasiswa dalam menganalisis suatu kegiatan
di lembaga TK.
b. Guru
Memberikan masukan terhadap kegiatan pengembangan kemampuan motorik
halus anak dengan kegiatan membuat bentuk roket dengan loose part.
c. Orang Tua
Memberikan pengetahuan kepada orang tua tentang perkembangan motorik
halus anak.
BAB II

LANDASAN TEORI

1. Pengertian Motorik Halus

Motorik adalah semua gerakan yang mungkin dapat dikaitkan oleh


seluruh tubuh. Sementara itu, perkembangan motorik dapat disebut sebagai
perkembangan dari unsur kematangan dan pengendalian gerak tubuh.
Keterampilan motorik berkembang sejalan dengan kematangan syaraf dan otot
(Padmonodewo dalam Syarif Sumantri, 2022:5). Secara umum, ada dua macam
gerakan motorik, yaitu gerakan motorik kasar dan gerakan motorik halus.
Motorik kasar dapat diartikan sebagai suatu keterampilan atau
kemampuan yang melibatkan gerakan seluruh tubuh. Kegiatan yang
membutuhkan otot inti, seperti kaki dan lengan yang masuk dalam motorik
kasar. Kemampuan dalam duduk, berdiri, berlari juga berjalan sendiri
membutuhkan keterampilan dari motorik kasar (
https://www.gramedia.com/literasi/motorik-halus-adalah/ ). Sejalan dengan itu,
Syarif Sumantri (2022:10-11) juga menegaskan, “ Motorik kasar adalah gerakan
fisik yang melibatkan otot-otot besar, seperti otot lengan, kaki, dan leher.
Gerakan ini mengandalkan kematangan dalam koordinasi. Dan dalam
perkembangannya, motorik kasar berkembang lebih dulu daripada motorik
halus. ”
Sedangkan motorik halus adalah gerakan-gerakan tubuh yang
melibatkan otot-otot kecil, misalnya otot-otot jari tangan, otot muka, dan lain-
lain. Gerakan motorik halus,terutama yang melibatkan otot tangan dan jari
biasanya membutuhkan kecermatan tinggi, ketekunan dan koordinasi antara
mata dan otot kecil (Syarif Sumantri, 2022:13).
Sesuai dengan judul laporan ini, maka analisis akan lebih difokuskan
pada keterampilan motorik halus.
2. Keterampilan Motorik Halus pada Anak Usia Dini

Pada Anak Usia Dini, pengembangan kegiatan motorik harus lebih


banyak diarahkan pada latihan otot tangan dan jari. Keterampilan ini bisa
digunakan untuk makan, berpakaian, menulis menggunting, dan menggunakan
alat bermain konstruksi kecil. Maka dari itu, gerakan-gerakannya tidak
membutuhkan tenaga yang berarti. Walaupun demikian, gerakan-gerakan ini
membutuhkan koordinasi mata dan tangan yang cermat. Untuk itu, anak belajar
dari guru tentang beberapa pola gerakan yang dapat mereka lakukan untuk
melatih ketangkasan, kecepatan, kekuatan, kelenturan, serta ketepatan
koordinasi tangan dan mata.
Dalam mengembangkan kemampuan motorik halusnya, anak juga
mengembangkan kemampuan mengamati, yaitu mengingat hasil pengamatan
dan menambah pengalamannya. Untuk melakukan gerakan motorik halus, anak
juga memerlukan dukungan keterampilan fisik lain serta kematangan mental,
misalnya saat anak berlatih bermain balok dengan menumpuk balok-balok kayu
atau lego, anak memerlukan keterampilan mengambil balok dan juga anak harus
mengetahui apa yang akan dibuat dengan balok-balok itu. Kemampuan seorang
anak untuk melakukan gerak motorik tertentu tidak akan sama dengan anak lain
walaupun usia mereka sama.
Syarif Sumantri (2022:15) mengklasifikasikan perkembangan motorik
halus anak sebagai berikut:
 Perkembangan motorik halus anak usia 3-4 tahun, antara lain:
1) Menggunting kertas menjadi dua bagian
2) Mencuci dan mengelap tangan sendiri
3) Mengaduk cairan dengan sendok
4) Menuang air dari teko
5) Memegang garpu dengan cara menggenggam
6) Membawa sesuatu dengan penjepit
7) Apabila diberikan gambar kepada badan manusia yang belum
lengkap, ia akan dapat menambahkan paling sedikit dua organ tubuh
8) Membuka kancing dan melepas ikat pinggang
9) Menggambar lingkaran, tetapi bentuknya masih kasar
 Perkembangan motorik halus anak usia 5-6 tahun, antara lain:
1) Mengikat tali sepatu
2) Memasukkan surat ke dalam amplop
3) Mengoleskan selai di atas roti
4) Membentuk berbagai objek dengan tanah liat
5) Mencuci dan mengeringkan muka tanpa membasahi baju
6) Memasukkan benang ke dalam lubang jarum
Menurut Hurlock (1996), keterampilan motorik halus pada anak usia
dini, khususnya pada awal masa perkembangannya, dapat berkembang secara
optimal jika memperhatikan tiga hal penting berikut:
a. Adanya kesempatan untuk berlatih
Pendidik diharapkan dapat memberikan kesempatan pada anak didik untuk
berlatih mengembangkan kemampuan motorik halusnya sehingga
perkembangan motorik halus anak akan semakin berkembang secara optimal.
Misalnya, memberikan kesempatan pada anak untuk menyentuh atau
memegang benda-benda di sekitarnya, seperti sendok, botol susu, gelas dan
sebagainya.
b. Rangsangan untuk belajar
Pendidik atau orangtua seyogianya memfasilitasi sarana yang dapat
merangsang anak untuk mengembangkan keterampilan motorik halusnya.
Sarana yang disediakan harus memperhatikan tingkat keamanan dan
kenyamanan bagi anak. Sarana ini bukan benda atau alat yang yang mahal
(memerlukan biaya besar), tetapi pendidik atau orangtua dapat memanfaatkan
kemampuan dan anggota tubuhnya untuk menstimulasi pengembangan
keterampilan motorik halus anaknya, seperti memberi jarinya untuk
digenggam oleh anaknya atau bertepuk tangan.
c. Memberi contoh yang baik
Pendidik perlu memberi contoh atau bimbingan yang benar kepada anak anak
mampu melakukan aktivitas motorik halusnya dengan benar dan mandiri
(tanpa dibantu). Pada perkembangan anak usia dini, pemberian contoh dapat
dilakukan berulang-ulang agar anak semakin menguasai kemampuan
motoriknya secara optimal (Syarif Sumantri, 2022:4.11)
Perkembangan motorik halus pada anak usia dini ditekankan pada
koordinasi gerakan motorik halus. Hal ini berkaitan dengan kegiatan meletakkan
atau memegang suatu objek dengan menggunakan jari tangan. Pada usia lima
atau enam tahun, koordinasi gerakan motorik halus berkembang pesat. Pada
masa ini, anak telah mampu mengkoordinasikan gerakan visual motorik, seperti
mengkoordinasikan gerakan mata dengan tangan, lengan, dan tubuh secara
bersamaan, antara lain dapat dilihat pada waktu anak menulis atau menggambar
atau saat mereka menangkap, melempar, dan menggenggam bola kecil (Syarif
Sumantri, 2022:4.11)

3. Fungsi Dan Tujuan Pengembangan Motorik Halus

Fungsi secara umum dalam pengembangan motorik halus anak usia


dini, yaitu sebagai berikut :
a) Sebagai alat untuk mengembangkan keterampilan gerak kedua tangan
Pengembangan motorik halus pada anak usia dini memiliki fungsi untuk
memperkuat keterampilan gerak jari tangan pada anak. Dengan melakukan
berbagai kegiatan pengembangan motorik halus, jari-jari tangan
b) Sebagai alat untuk mengembangkan kecepatan tangan dan gerakan mata
Setiap anak memiliki kecepatan yang berbeda-beda antara satu dan yang
lainnya. Dengan latihan yang berulang-ulang, kecepatan tangan akan dapat
mengimbangi kecepatan matanya. Hal ini berarti anak sudah dapat
mengkoordinasikan kecepatan gerakan tangan dengan kecepatan matanya.
c) Sebagai alat untuk melatih penggunaan emosi
Hampir sebagian besar kegiatan pengembangan motorik halus ini meminta
anak untuk melakukan atau menyelesaikan tugasnya dengan teliti, tekun dan
menuntut kesabaran. Artinya, anak harus dapat mengendalikan emosinya
(bersabar dalam mengerjakan tugas). Anak-anak harus sabar, teliti dan tidak
tergesa-gesa atau ceroboh (Syarif Sumantri, 2022:4.15).

Sejalan dengan fungsi di atas, pengembangan motorik halus pada anak usia
dini mempunyai tujuan sebagai berikut :
a) Anak mampu mengfungsikan otot-otot kecil, misalnya gerakan jari tangan.
Pendidik harus mampu menstimulasi oto-otot kecilnya agar berfungsi
dengan baik dan optimal.
b) Anak mampu mengoordinasikan kecepatan tangan dan mata
Kemampuan anak dalam koordinasi kecepatan tangan dan matanya harus
distimulasi dengan berbagai cara.
c) Anak mampu mengendalikan emosi
Perkembangan emosi termasuk salah satu aspek yang harus mendapat
perhatian dari pendidik. Keberhasilan anak dalam menyelesaikan tugas
pada aktivitas motorik halusnya sangat tergantung pada emosi anak. Oleh
karena itu, pendidik perlu memacu dan menjaga emosi anak agarselalu
senang dan gembira sehingga minat anak dalam menyelesaikan pekerjaan
motorik halusnya dapat berjalan lancer (Syarif Sumantri, 2022:4.13-14).

4. Keterampilan Membentuk

Kegiatan membentuk adalah membuat bentuk, baik bentuk terapan


yang dapat dimanfaatkan dalam kehidupan sehari-hari maupun bentuk-bentuk
yang kreatif sebagai karya seni murni. Tujuan kegiatan membentuk pada
pendidikan seni rupa untuk anak usia dini adalah :
(a) melatih pengamatan,
(b) melatih kecermatan dan ketelitian,
(c) melatih kemampuan ketepatan,
(d) melatih kreativitas,
(e) melatih kepekaan rasa indah,
(f) melatih menggunakan bahan secara ekonomis dan hemat,
(g) melatih mengembangkan rasa keterpakaian tinggi,
(h) melatih memanfaatkan benda limbah menjadi benda baru untuk
permainan, maupun kesenian dan benda-benda terapan.
https://melyloelhabox.blogspot.com/2012/10/membentuk-dan-manfaatnya-
bagi-anak-usia.html
Berdasarkan pengertian dan tujuan keterampilan membentuk di atas,
dapat disimpulkan bahwa kegiatan/keterampilan membentuk mempunyai kaitan
yang sangat erat dengan pengembangan keterampilan motorik halus anak usia
dini.
Lansing menjelaskan bahwa kegiatan membentuk sangat diperlukan
bagi pengembangan anak secara menyeluruh. Kegiatan membentuk dimulai dari
mengamati benda 3 dimensi, mencoba menirukan dan kemudian mengkreasi.
Pada proses mengamati, kegiatan mengamati bentuk 3 dimensi bukan
merupakan kegiatan yang mudah terutama bagi anak. Manfaat kegiatan
membentuk :
1. Mengenal Benda di Lingkungan Sekitar
Kenneth M. Lansing (tt) menjelaskan, ketika anak-anak diberi kesempatan
memegang tanah liat, karya pertama yang dilakukan adalah membuat pola-
pola seperti menggambar. ...They begin by pushing, pounding, and breaking
the clay for the sheer enjoyment of tactile and kinesthetic sensations.(tt.,146).
Pada masa ini kegiatan melimitasi bentuk masuk ke dalam kegiatan
permainannya. Anak mengajak berbicara benda-benda di lingkungan
sekitarnya dan kadang dianggapnya seperti teman.
2. Pengembangan Fungsi Otak dan Rasa
Keterampilan membentuk memerlukan koordinasi mata, tangan, dan rasa
yang dimotori oleh kinerja otak. Fungsi otak kanan adalah mengembangkan
cara berpikir acak atau tidak teratur dengan rasa atau intuitif serta mampu
mengembangkan berpikir abstrak dan holistik. Sedangkan fungsi otak kiri,
mengajarkan berpikir sekuensiak, bertahap dan teratur serta linear, sehingga
masing-masing bagian pekerjaan menghendaki kinerja yang teratur dan
rasional. Koordinasi otak kanan dan kiri tersebut akhirnya mempengaruhi
keterampilan yang diperoleh.
3. Pengembangan Keterampilan Teknis Kecakapan Hidup
Secara tidak sengaja kegiatan pengembangan membentuk yang diberikan
kepada anak akan membutuhkan kecakapan yang dapat dipergunakan untuk
kebutuhan hidup. Kecakapan ini disebut dengan kecakapan berketerampilan
hidup. Selain itu keterampilan membentuk dengan menyusun akan melatih
rasa keindahan, akan dapat dipergunakan untuk menyusun atau menata dan
mengatur perabot rumah tangga.
https://melyloelhabox.blogspot.com/2012/10/membentuk-dan-manfaatnya-
bagi-anak-usia.html

5. Apa itu Loose part

Loose part adalah media material lepas yang penggunaannya dapat


beragam-ragam, artinya bahan yang dapat dipindahkan, dibawa, digabungkan,
dirancang ulang, dipisahkan dan disatukan kembali dengan berbagai cara.

Jadi media ini bisa digunakan dan dibentuk sesuai dengan imajinasi
masing-masing anak, maka tak heran jika loose part dapat
membantu mengekspresikan kreativitas tanpa batas. Bahan-bahannya pun juga
ada yang mudah ditemukan di sekitar lingkungan tanpa harus mengeluarkan
biaya yang banyak. Contoh: jika seorang anak mengambil kerkil dan mulai
bermain dengan kerikil tersebut, kemungkinan besar kerikil itu bisa menjadi apa
pun yang diinginkan anak sesuai dengan majinasi, kreativitas, rasa ingin tahu,
keinginan, dan kebutuhannya. Dengan demikian loose part akan mengantarkan
pada kegiatan eksplorasi alami dari dirinya sendiri tanpa paksaan atau perintah
orang lain. Tentu hal ini sangat bagus untuk perkembangan mereka.
https://paudpedia.kemdikbud.go.id/komunitas-pembelajar/guru-
kreatif/penggunaan-loose-part-pada-pembelajaran-anak-usia-
dini?ref=NTU2LWNlY2QwOWUw&ix=Mi0yNzUzY2RjMw==#:~:text=Loos
e%20part%20adalah%20media%20material,disatukan%20kembali%20dengan
%20berbagai%20cara.

Penggunaan loose part dalam pengembangan kegiatan memungkinkan


kebebasan anak untuk bereksplorasi untuk berkreatifitas dalam penggunaan
bahan dalam bermain.

Kebebasan tersebut meliputi tiga kategori yang berbeda yaitu :

a. Kebebasan dalam pemilihan bahan

Bahwa bagian lepas pada bahan yang disediakan memberikan banyak


pilihan bahan untuk anak-anak, jadi alat dan bahan main yang disiapkan guru
hendaknya bervariasi yang mampu mengcover masing-masing minat anak.

b. Kebebasan selama proses pembelajaran

Loose part membebaskan anak-anak selama proses


pembuatan suatu produk. Guru hanya memberikan semangat atau sebagai
fasilitator sekaligus motivator bagi anak, seperti mengatakan “bisakah kamu
membuat kupu-kupu sendiri” atau “mari kita membuat menara” tetapi selama
proses berlangsung guru tidak mencontohkan langkah-langkah
pembuatannya kepada anak-anak. Ini bertentangan dengan praktik kelas
umum yang sering kita lihat dalam kehidupan sehari-hari bahwa sering kali
guru mengatur atau memerintahkan anak untuk membuat sesuatu berdasarkan
keinginannya sendiri tanpa mempertimbangkan minat anak dalam membuat
suatu karya. Guru yang baik adalah guru yang memberikan kesempatan bagi
anak-anak untuk bereksplorasi berdasarkan imajinasinya masing-masing,
bukan terikat dengan langkah-langkah yang telah dicontohkan.

c. Kebebasan hasil produk.

Kebebasan hasil produk akhir, loose part memungkinkan variasi hasil


produk yang dibuat oleh anak-anak. Bagian yang lepas memberi anak
kebebasan untuk membuat karya mereka sendiri. Tidak ada kewajiban bagi
anak untuk membuat suatu karya yang harus persis sama dengan apa yang
dicontohkan oleh guru. Mengapa demikian? Karena hal itu akan menghambat
kreativitas anak, menghambat daya pikir maupun imajinasi sang anak. oleh
karena itu bebaskan mereka untuk berkarya sendiri. Hargai apapun bentuk
karya yang dihasilkan oleh anak.
https://paudpedia.kemdikbud.go.id/komunitas-pembelajar/guru-
kreatif/penggunaan-loose-part-pada-pembelajaran-anak-usia-
dini?ref=NTU2LWNlY2QwOWUw&ix=Mi0yNzUzY2RjMw==#:~:text=L
oose%20part%20adalah%20media%20material,disatukan%20kembali%20d
engan%20berbagai%20cara.
BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

1. Subyek Penelitian
Subyek penelitian ini adalah :
a. Anak kelompok B dengan usia 5 - 6 tahun berjumlah 16 anak
b. Pendidik TK KARTIKA Tikung Lamongan yang mengajar di
kelompok B
c. Kepala sekolah TK KARTIKA Tikung Lamongan

Tema penelitian yaitu Pengembangan Kemampuan Motorik Anak Melalui


Kegiatan Membuat Bentuk Roket Dengan Media Loose Part.

2. Metode Penelitian
Penelitian ini menggunakan metode interpretative yaitu menginterprestasikan
data mengenai gejala/fenomena yang diteliti di TK KARTIKA Tikung
Lamongan.

3. Instrumen Penelitian
Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah :
a. Observasi
Yaitu untuk melihat fenomena yang unik /menarik di TK KARTIKA
Tikung Lamongan untuk dijadikan fokus penelitian

b. Wawancara
Yaitu untuk menggali informasi lebih mendalam mengenai fokus penelitian
c. Dokumentasi
Yaitu untuk mengumpulkan bukti-bukti dan penjelasan yang lebih luas
mengenai fokus penelitian.

Dalam penelitian ini yang didokumentasikan adalah instrumen wawancara,


lembar observasi.
BAB IV
ANALISIS DATA

1. Hasil Pengumpulan Data

DATA OBSERVASI KEGIATAN PENGEMBANGAN DI TK

Nama TK : TK KARTIKA Tikung Lamongan


Tanggal : 06 Oktober 2023

Usia : 5 -6 tahun
No Idikator penelitian ADA Keterangan
Ya Tidak /Uraian/Pertanyaan
1 Model pengembangan √ Model pengembangan
kegiatan pembelajaran
kegiatan
kelompok dengan densitas
2 Penataan ruangan √ Ruangan ditata dengan hiasan
gambar-gambar di
dindingnya. Mulai gambar
geometri, gambar jam, gambar
tema, gambar 5 bidang
pengembangan, gambar buah
berisi huruf vokal dan
konsonan, dan hiasan
gantungan. Itu semua perlu
dikenalkan pada
anak.
3 Kegiatan yang √ Anak melakukan
dilakukan anak kegiatan bermain balok
4 Alat Peraga Edukatif √ Alat peraga yang digunakan
(APE) yang adalah balok, tutup botol
digunakan
5 Pengaturan dan √ Anak melakukan kegiatan
pengelompokkan bermain balok , dan
anak duduknya berkelompok
sesuai densitas
6 Jam kegiatan √ Waktu kegiatan
pembelajaran pembelajaran dalam satu
dalam sehari hari ± 150 menit
7 Cara pendidik √ Ibu guru memberikan petunjuk
memimpin kegiatan mengenai ap aitu roket disertai
dengan gambar dan
penjelasannya.
8 Pelibatan anak dalam √ Anak terlibat langsung dalam
pembelajaran kegiatan bermain dengan loose
part
9 Penyajian materi √ Menggunakan bahasa yang
pembelajaran mudah dimengerti oleh anak
10 Penilaian anak √ Menggunakan penilaian catatan
anekdot dan hasil karya

2. Tabulasi Data

Untuk memudahkan analisis data, maka data hasil penelitian dibuat hasil
tabulasi sebagai berikut:
Tabel 4.1
Lembar observasi wawancara dan dokumentasi di

TK KARTIKA Tikung Lamongan


Wawancara dengan Wawancara dengan
Observasi Dokumentasi
pendidik pimpinan TK
 Guru  Di Taman  Saya selalu
menunjukan Kanak-kanak berusaha
gambar dan kami sudah mendorong para
video tentang menerapkan pendidik untuk
roket kemajuan memanfaatkan
teknologi untuk kemajuan
memberikan teknologi dalam
pengalaman memberikan
yang lebih nyata pengalaman
dan berkesan kegiatan pada
untuk anak. anak
 Guru  Kami selalu  Sebelum kegiatan  Dalam rencana
menggunaan menyiapkan pembelajaran kegiatan
alat / media bahan dan alat kami menyusun ditulis bahwa
loose part untuk yang akan RKH dan media yang
dipakai anak

menstimulasi untuk melakukan mempersiapakan digunakan


anak dalam kegiatan sesuai media yang akan adalah
mengembangka dengan RKH yang digunakan dalam gambar dan
n daya imajinasi telah dibuat. kegiatan loose part
dan kreatifitas pembelajaran
anak
 Anak-anak  Dengan  Kami  Dalam rencana
sangat antusias melakukan memfasilitasi kegiatan
saat kegiatan kegiatan bebas sarana dan ditulis bahwa
membuat berkreasi prasarana bagi media yang
bentuk roket membuat pendidik dalam digunakan
dengan loose bentuk roket melakukan adalah loose
part dengan loose kegiatan part (balok,
part. pembelajaran tutup botol,
sehingga anak lego, kepingan
merasa nyaman gabus)
dan bisa belajar
melalui bermain
3. Analisis Kritis

Dari data tersebut dapat disimpulkan bahwa melalui kegiatan membuat


bentuk roket dapat mengembangkan kreatifitas anak- anak TK KARTIKA Tikung
Lamongan. Pengembangan motorik halus anak merupakan salah satu prioritas
program yang dicampurkan dalam dokumen lembaga. Pelaksanaan pengembangan
motorik halus anak di TK KARTIKA Tikung Lamongan tidak seperti di sekolah
dasar, melainkan hanya menanamkan dasar-dasar kemampuan anak berupa
kognitifnya, bahasa, motorik halus, motorik kasar, seni melalui kegiatan bermain.
Apa yang ditanamkan di TK KARTIKA Tikung Lamongan yaitu
menanamkan dasar-dasar kemampuan motorik halusnya melalui kegiatan bermain
karena anak banyak bermain melalui dirinya sendiri, tetapi itu sering memerlukan
pertolongan untuk memandu apa yang dipelajari sehingga tercipta konsep yang lebih
baik, kompleks dan rumit untuk ituguru dan tenaga pendidik perlu menciptakan
kegiatan yang berpusat pada anak dalam mengembangkan dan memproses kreatifitas
anak.

Secara umum TK KARTIKA Tikung Lamongan telah mempunyai


kegiatan-kegiatan yang baik dan terarah kegiatan-kegiatan tersebut telah disusun
sedemikian rupa dan sejalan dengan teori-teori dalam pengembangan motorik halus
anak serta dirancang dengan kurikulum PAUD serta pedoman penyelengaraan
PAUD.
BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

1. Kesimpulan
Berdasarkan permasalahan dari permasalahan tersebut diatas dapat
disimpulkan bahwa :
a. Dalam lingkungan kelas TK AL – HIJRAH KEBOMAS GRESIK disiapkan
sedemikian rupa sehingga dapat mendukung pencapaian kemampuan bahasa ,
kreatifitas, bahasa, seni dan kognitif anak.
b. Melalui pengembangan bahasa anak melalui kegiatan bercerita dengan media
balok sangat bermanfaat bagi anak khususnya dapat meningkatkan kecerdasan
anak dan dan imajinasi anak.
c. TK AL - HIJRAH KEBOMAS GRESIK mempunyai program pengembangan
pada anak usia dini dengan meletakkan dasar-dasar yang kuat untuk berpikir kritis.

2. Saran
1. Disarankan mengingat bahwa usia TK adalah usia yang peka terhadap segala
rangsangan, maka semua bentuk pendidikan dan pengajaran yang diterapkan
hendaknya mempertimbangkan karakteristik dan tingkat kematangan anak.
2. Sangat diharapkan dalam pengembangan motorik halus anak pada kelompok
bermain, hendaknya guru dapat memberikan pembelajaran dan latihan dalam
bentuk permainan.
3. Dengan harapan agar dalam penelitian ini hendaknya penulis mengerti dan
memahami apa arti perkembangan motorik halus pada anak usia dini.
Daftar Pustaka

Sumantri, M. Syarif. (2022). Metode Pengembangan Fisik. Banten: Universitas Terbuka

https://www.gramedia.com/literasi/motorik-halus-adalah/

https://melyloelhabox.blogspot.com/2012/10/membentuk-dan-manfaatnya-bagi-anak-
usia.html
https://paudpedia.kemdikbud.go.id/komunitas-pembelajar/guru-kreatif/penggunaan-
loose-part-pada-pembelajaran-anak-usia-dini?
LAMPIRAN- LAMPIRAN

Surat Ijin Observasi


 Hasil wawancara dengan pendidik TK Kartika (Ibu Rini Indayani, S.Pd)

Mahasiswa : Assalamu’alaikum,

Guru : Wa’alaikum Salam

Mahasiswa : Mulai dari usia berapa anak-anak yang berada di kelas B Taman
Kanak-kanak yang ibu asuh ?

Guru : usia anak di TK ini mulai dari usia 5 – 6 tahun

Mahasiswa : Apa keistimewaan program TK yang ibu asuh dibandingkan


dengan TK yang lain ?

Guru :TK Kartika Tikung Lamongan ini mengutamakan program


pembentukan perilaku anak dengan doa-doa,mengenal huruf dan angka
berpedoman bermain sambil belajar dan belajar seraya bermain.

Mahasiswa : Siapa yang menyusun RPPM dan RPPH ini ?

Guru : semua, kepala sekolah dan guru

Mahsiswa : Apakah ibu menggunakan menu generik yang dikeluarkan oleh


Departeman PAUD sebagai acuan?

Guru : Tentu saja, tetapi kami juga mempunyai penekanan khusus dalam
memberikan kegiatan kepada anak yaitu menanamkan dasar-dasar
keterampilan motorik halus.

Mahasiswa : Selain menu generik, Ibu juga menggunakan menggunakan referensi


lain.

Guru : ya, ada. Kami pernah mendapatkan pelatihan mengenai pengembangan


Steam Dan juga Kurikulum Merdeka. Kami menerapkan di TK ini
karena bagus sekali untuk anak didik kami.

Mahasiswa : ada berapa jumlah anak didik di TK B yang ibu asuh ?


Guru : anak didik di kelompok B sebanyak 16 anak.
Mahasiswa : Menurut ibu cara apa yang bisa diterapkan dalam melatih
perkembangan motorik halus pada anak?

Guru : Dengan cara memberikan anak permainan edukatif yang bisa


menstimulasi otot-otot jari dan tangan, juga untuk melatih kecermatan
koordinasi tangan dan mata pada anak. Contohnya bermain pasir
kinestetik, meronce, melipat, menggunting, menyusun balok/lego,
finger painting dan sebagainya.

Mahasiswa : Saya sangat berterima kasih atas penjelasan yang ibu berikan. Banyak
sekali ilmu dan pengalam yang saya dapatkan dari observasi kali ini Bu.

Guru : Sama-sama. Saya Juga senang berdiskusi tentang kegiatan guru dan
anak di sekolah kami.

 Hasil Wawancara dengan Kepala Sekolah Tk Kartika (Ibu Zuliatin, S.Pd)

Mahasiswa : Assalamu’alaikum, bu

Pimpinan TK : Wa’alaikum Salam


Mahasiswa : Setelah tadi saya mengobservasi dan mewawancarai salah
seorang pendidik di TK yang ibu pimpin, ada beberapa pertanyaan
yang ingin saya tanyakan kepada Ibu tentang TK ini ?
Pimpinan TK : Oh …. ya silakan Bu.
Mahasiswa : Apa visi misi atau tujuan dari TK yang ibu pimpin ?
Pimpinan TK : Tujuan kami mendirikan TK ini adalah pendidikan yang mampu
menghasilkan peserta yang mampu menerapkan nilai-nilai aqidah
sejak dini. Juga menghasilkan peserta didik yang kreatif, mampu
mengembangkan daya cipta dan mandiri sejak dini.
Mahasiswa : Program apa yang diadakan di TK ini untuk mencapai visi dan misi
serta tujuan tersebut ?
Pimpinan TK : Program yang kami lakukan antara lain peserta didik kerja bakti
setiap hari Kamis, infaq setiap hari Rabu, cooking class,
ekstrakurikuler tari, puncak tema, P5, pentas seni outbond dan masih
banyak lagi.
Mahasiswa : Siapa yang merancang program tersebut, Bu ?
Pimpinan TK : Program tersebut dirancang secara bersama-sama oleh kepala
sekolah, guru dan pihak yayasan ini.
Mahasiswa : Apa model pengembangan kegiatan yang diterapkan di TK?
Pimpinan TK : model pengembangan kegiatan yang kami terapkan yaitu model
kelompok dengan densitas
Mahasiswa : Apakah ibu sudah mensosialisasikan program tersebut?
Pimpinan TK : Sudah

Mahsiswa : Ada berapa jumlah pendidik dan jumlah anak didik di TK ini?
Pimpinan TK : Semuanya 4 orang, mendidik 36 anak yang terbagi menjadi 3
kelompok.
Mahasiswa : Oh begitu. Baiklah Bu, saya kira cukup sementara percakapan
sekilas tentang lembaga TK ini. Jika nanti saya membutuhkan
informasi lebih, saya mohon ibu bersedia membantu.
Pimpinan TK : Tentu saja. Silahkan datang kapan saja, mudah-mudahan saya siap
membantu.
Mahasiswa : Terima kasih,
Bu.Kepala TK : Sama-sama.
LEMBAR OBSERVASI

TK KARTIKA TIKUNG LAMONGAN

Hal unik/menarik yang Ada


No. Keterangan
ditemukan dalam Ya Tidak
1 Model pengembangan kegiatan Dengan model
 kelompok dengan
:
densitas
2 Penataan ruang Di dinding kelas
banyak terpajang

gambar-gambar dan
hasil karya anak
3 Kegiatan yang dilakukan anak : Anak menulis,
 Menyusun loose part

4 Alat Peraga Edukatif (APE) Balok geometri, lego


yang digunakan :
5 Pengaturan/pengelompokan Kegiatan awal di
anak luar dan di dalam
kelas, praktik

sholat, kegiatan inti
di ruang kelas,
penutup kemudian
pulang.
6 Cara guru/pendidik memimpin Mendemonstrasikan
kegiatan: memberikan contoh
dan memberi

kesempatan anak
untuk mencoba dan
mengikuti kegiatan
7 Persiapan RKH Sesuai dengan tema

dan Sub Tema
8 Administrasi guru RKM, RKH, Absen

Anak, Alat
Penilaian, Program
Semester, Buku
Induk

9 Fasilitas yang ada Meja kursi guru,


APE luar karpet, hiasan
APE dalam dinding, gambar-
gambar, balok,
puzzle alat bermain
 di dalam, dan alat
bermain di luar
ruangan (jungkitan,
ayunan, perosotan,

10 Pemberian makanan sesuai Setiap hari anak


kebutuhan membawa bekal
 sendiri dan juga
disediakan
koperasi/kantin di
sekolah
FOTO LEMBAGA

PAPAN NAMA SEKOLAH GEDUNG SEKOLAH VISI MISI DAN TUJUAN

RUANGAN KELAS APE LUAR RUANG GURU

RPPH
PROFIL SEKOLAH

Identitas Lembaga
1. Nama : TK KARTIKA
2. Nomor Induk Sekolah (NIS) 000280
3. Nomor Statistik Sekolah (NSS ) 004050107027
4. Nomor Pokok Sekolah Nasional(NPSN) 69823107
5. Alamat : Tambakboyo
6. Kelurahan : Tambakrigadung
7. Kecamatan : Tikung
8. Kabupaten : Lamongan
9. Propinsi : Jawa Timur
10. Status : Swasta
11. Tahun pendirian 1990
12. Bangunan Sekolah : Milik Yayasan PKK

Anda mungkin juga menyukai