Anda di halaman 1dari 18

MODUL 2

PERKEMBANGAN DAN BELAJAR ANAK USIA DINI


KEGIATAN BELAJAR 2
TAHAPAN KEGIATAN BERMAIN ANAK USIA DINI

Disusun Oleh:
ANITA ERNA IRYANTI, S.Pd.

PENDIDIKAN GURU PENDIDIKAN ANAK USIA DINI


PENDIDIKAN PROFESI GURU DALAM JABATAN 1
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SEBELAS MARET
2021

i
KATA PENGANTAR

Assalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh.

Alhamdulillah puji syukur kehadirat Allah SWT saya ucapkan, karena hanya
berkat, rahmat, dan hidayah-Nya lah saya dapat menyelesaikan modul ini sampai
selesai sesuai dengan waktu yang telah disediakan.

Saya menyadari bahwa modul ini ini masih banyak kekurangan baik dalam
penyusunan maupun penggunaan kata-kata, oleh karena itu saya mengharapkan
kritik dan saran yang membangun dari para pembaca.

Harapan saya adalah modul ini dapat bermanfaat bagi teman-teman guru dan
masyarakat umum yang membaca serta dapat menjadi acuan keilmuan pada
kegiatan pembelajaran yang berkaitan dengan modul ini.

Akhir kata saya ucapkan terima kasih yang tak terhingga kepada semua pihak
yang telah membantu dalam penyusunan modul ini.

Wassalamualaiakum Warahmatullahi Wabarakatuh.

Boyolali, 20 April 2021

Penyusun

ii
DAFTAR ISI

HALAMAN SAMPUL............................................................................................i
KATA PENGANTAR............................................................................................ii
DAFTAR ISI..........................................................................................................iii
DAFTAR GAMBAR.............................................................................................iv
PENDAHULUAN...................................................................................................1
A. Deskripsi Singkat.........................................................................................1
B. Relevansi......................................................................................................1
C. Petunjuk Belajar...........................................................................................1
INTI MATERI........................................................................................................2
A. Capaian Pembelajaran..................................................................................2
B. Pokok-pokok Materi.....................................................................................2
C. Uraian Materi...............................................................................................2
D. Forum Diskusi............................................................................................10
PENUTUP.............................................................................................................12
A. Rangkuman.................................................................................................12
B. Tes Formatif...............................................................................................12
DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................14

i
DAFTAR GAMBAR

Gambar 1. Anak Bermain Pasir..............................................................................5


Gambar 2. Anak Bermain Bersama........................................................................7
Gambar 3. Kegiatan Membaca................................................................................8
Gambar 4. Seorang Anak Bermain Peran sebagai Guru.......................................10

iv
PENDAHULUAN

A. Deskripsi Singkat
Pada kegiatan belajar 2 ini Saudara diharapkan mampu menganalisis
kegiatan bermain berbasis teori modern, mengidentifikasi tahapan
perkembangan bermain AUD secara umum, dan mengklasifikasikan jenis
permainan yang sesuai dengan aspek perkembangan AUD.
B. Relevansi
Modul Based Learning ini dibuat berhubungan dengan profesionalitas
kemampuan seorang guru dalam mengoptimalkan perkembangan anak melalui
kegiatan bermain. Oleh karena itu, guru perlu merancang kegiatan bermain
yang tepat, termasuk penentuan materi, pemilihan bahan ajar, pembuatan alat
permainan edukatif, dan membuat program stimulasi kegiatan bermain yang
sesuai dengan kebutuhan dan tahap perkembangan anak. Kegiatan belajar 2 ini
menyiapkan Saudara untuk lebih memahami tentang jenis, pola interaksi dan
tahapan bermain yang sangat diperlukan dalam proses penyusunan stimulasi
pengembangan kegiatan bermain.

C. Petunjuk Belajar
Pokok-pokok materi telah disajikan dalam pembahsan kegiatan belajar
ini gunanya untuk mempermudah saudara dalam memahami setiap materi
yang ada. Materi tersebut terdiri dari kegiatan bermain berbasis teori modern,
tahapan perkembangan bermain AUD secara umum, dan jenis permainan yang
sesuai dengan aspek perkembangan AUD. Contoh, ilustrasi, forum diskusi dan
rangkuman juga telah disajikan untuk mempermudah dalam mendiskusikan
setiap materi. Serta untuk memperdalam pemahaman juga disajikan tes
formatif di akhir kegiatan belajar ini.

1
INTI MATERI

A. Capaian Pembelajaran
Merancang pembelajaran untuk anak usia dini (AUD) berdasarkan teori
bermain dan permainan dalam rangka mewujudkan pembelajaran yang sesuai
dengan karakteristik anak abad 21.
B. Pokok-pokok Materi
1. Kegiatan Bermain Berbasis Teori Modern
2. Tahapan Perkembangan Bermain AUD Secara Umum
3. Jenis Permainan yang Sesuai dengan Aspek Perkembangan AUD
C. Uraian Materi
Ada 3 macam teori bermain dan permainan karakteristik anak abad 21:
1. Teori Ekologi
Teori ini dicetuskan oleh Developmentalis, Urie Bronfrenbrenner.
Teori ini adalah konteks sosial di mana anak tinggal dan orang-orang
yang mempengaruhi perkembangan anak.
2. Teori Bermain klasik
Teori ini dibagi menjadi beberapa yaitu:
a. Teori Surplus Energi (The Surplus Energy Theory)
Teori ini menyatakan anak usia dini memiliki energi yang luar
biasa dan berlebih sehingga perlu untuk dikeluarkan.
b. Teori Relaksasi/Teori Rekreasi (The Recreation/Relaxtation
Theory)
Teori ini menyatakan bahwa orang yang kehabisan energi perlu
untuk memulihkan energi fisik dan psikologis untuk
mengembalikan energi tersebut.
c. Teori Praktis (The Pre-Exercis/Practice Theory)
Teori ini menyatakan bahwa bermain adalah bagian dalam
kehidupan anak yang tidak dapat terpisahkan karena melalui
kegiatan bermain, anak akan mempraktikkan keterampilan yang
beragam.

2
d. Teori Rekapitulasi (The Recapitulation Theory)
Menurut G. Stanley Hall, teori rekapitulasi adalah bermain
merupakan kegiatan katarsis untuk menghilangkan naluri primitif
yang tidak tepat untuk diturunkan pada generasi berikutnya.
3. Kegiatan Bermain Berbasis Teori Modern
Anak usia dini merupakan anak yang berada paa umur 0-6 tahun,
anak usia ini berada dalam proses perkembangan dan pertumbuhan serta
memiliki potensi yang harus dikembangkan. Untuk mengembangkan
potensi anak, maka diperlukan kegiatan yang menunjang,
mengembangkan, dan mengoptimalkan tahapan perkembangan anak.
Salah satu kegiatan tersebut yaitu kegiatan bermain.

Menurut (Pratiwi, 2017), bermain merupakan aktivitas


menyenangkan yang dilakukan atas dasar suatu kesenangan, tanpa
mempertimbangkan hasil akhir dan dilakukan secara suka rela dengan
tahapan perkembangan dimulai dari tahapan manipulatif, simbiolis,
eksplorasi, eksperimen, dan tahapan dapat dikenal. Melalui kegiatan
bermain, maka beberapa aspek perkembangan anak akan berkembang.
Aspek yang berkembang itu meliputi motorik, sosial, emosional dan
bahasa anak.

Ada empat teori modern yang digunakan sebagai acuan dan


menunjang main anak dalam tahapan perkembangan anak, yaitu:

a. Teori Psikoanalisis
Menurut Sigmun Freud dan Erik Erison (Pratiwi, 2017), bermain
dalam teori psikoanalisis adalah alat yang penting bagi pelepasan
emosi anak serta untuk mengembangkan rasa harga diri anak
ketika anak dapat menguasai tubuhnya, benda serta jumlah
keterampilan sosial. Melalui bermain, anak dapat
mengkondisikan masa lalu, masa kini, dan masa depan.
b. Teori Perkembangan Kognitif

3
Teori ini menguji kegiatan bermain dalam kaitannya dengan
perkembangan intelektual. Teori ini berpendapat bahwa setiap
manusia mempunyai pola struktur kognitif baik secara fisik
maupun mental. Emosi dan afeksi manusia selalu muncul dari
suatu proses yang sama dalam tahapan tumbuh kembang
kognitif.
c. Teori dari Vigotsky (Teori Sosio Kultural/Kontekstual)
Teori ini menekankan pada pemusatan hubungan sosial sebagai
hal yang penting dalam mempengaruhi kognitif karena anak akan
menemukan pengetahuan dalam dunia sosialnya.
d. Teori Arousal Modulation (Arousal Modulation Theory)
Teori ini dimunculkan oleh D.E. Berline, G. Fein, dan H. Ellis.
Bermain adalah cara untuk mencari keseimbangan, kesenangan
dan tantangan melalui pengalaman sensori.

Dari teori di atas, nilai bermain dalam perkembangan anak usia dini
sangatlah penting karena bagi anak, kegiatan bermain adalah belajar dan
belajar adalah bermain.

4. Tahapan Perkembangan Bermain AUD Secara Umum

Pada umumnya, anak-anak usia dini akan melalui tingkatan-


tingkatan atau tahap-tahap bermain, antara lain yaitu:

a. Tahap Manipulatif
Anak melakukan penyelidikan dengan cara membolak-balik,
meraba-raba, dengan alat-alat atau benda yang dia pegang,
bahkan menjatuhkan, melempar, meraba-raba dan memungut
kembali. Tahapan ini dapat dilihat pada anak usia 2-3 tahun.
b. Tahap Simbolis
Anak yang berada pada tahap ini kadang-kadang berbicara
sendiri sesuai dengan fantasinya atau hal-hal yang pernah dilihat
di lingkungannya. Contoh ketika anak yang sedang bermain
dengan plastisin, dia ingin membentuk sebuah bola. Tetapi yang
terbentuk
4
adalah bola yang berbentuk lonjong. Anak yang berumur 3-4
tahun berada pada tahap ini.
c. Tahap Eksplorasi
Pada tahap ini anak sering bermain sendiri. Dia tidak menyukai
apabila bermain dengan temannya. Mereka ingin mengeksplorasi
sendiri apa yang ia inginkan. Contohnya yaitu anak yang
bermain di bak pasir, anak dapat melakukan eksplorasi mengenai
sifat pasir, baik kering maupun basah.
d. Tahap Ekperimen
Ketika anak sudah memperoleh pengalaman baru pada tahap
permainan sebelumnya, mereka akan mulai melakukan
percobaan-percobaan yang berarti mereka memasuki tahap
eksperimen. Misalnya anak-anak tertuju pada kegiatan bentuk
dan ukuran, seperti membuat kue dari pasir berbentuk kotak
ataupun setiga.

Gambar 1. Anak Bermain Pasir


Sumber: Dokumentasi Pribadi di TK Pertiwi Tanjung 1

5
e. Tahap Dapat Dikenal
Biasanya anak yang berada di tahap ini berada di usia 5-6 tahun.
Mereka membangun bentuk-bentuk yang realistis yaitu bentuk-
bentuk yang sudah dikenal dan dilihat oleh anak dalam
kehidupan sehari-hari.misalnya membuat kebun binatang dengan
kendang dari balok.

Perlu diketahui bahwa setiap anak berkembang sesuai dengan


kecepatannya sendiri-sendiri. Kelima tahapan bermain di atas merupakan
hanya indikator kasar dari tahap perkembangan bermain seorang anak
pada usia tertentu.

5. Jenis Permainan yang Sesuai dengan Aspek Perkembangan AUD

Menurut Hurlock (Montolalu, 2008, hal. 6.14-6.21) penggolongan


permainan dibagi menjadi dua yaitu bermain aktif dan pasif serta
berdasarkan kemampuan atau keterampilan yang dikembangkan pada diri
anak. Kegiatan bermain aktif secara umum banyak dilakukan pada masa
kanak-kanak sementara kegiatan bermain pasif berada pada akhir masa
kanak-kanak, yaitu pada usia praremaja. Pada usia praremaja, anak
mengalami perubahan fisik, emosi, minat dan lain sebagainya. Kegiatan
bermain aktif akan hilang digantikan oleh kegiatan bermain pasif.

Jenis permainan di dasarkan pada kemampuan atau keterampilan


yang dikembangkan pada diri anak. Dalam penggolongan ini, permainan
yang ada banyak melibatkan anggota tubuh (gerakan atau aktivitas tubuh).
Dalam hal ini berarti menunjukkan bahwa penggolongan bukan menjadi
pandangan yang bertolak belakang, namun saling melengkapi pengetahuan
tentang jenis permainan.

Permainan yang berdasarkan tinggi rendahnya keterlibatan anggota


tubuh yaitu:

6
a. Kegiatan bermain aktif

Gambar 2. Anak Bermain Bersama


Sumber: Dokumentasi Pribadi di TK Pertiwi 1 Tanjung
Kegiatan ini merupakan kegiatan yang memberikan kesenangan
dan kepuasan pada anak. Dalam hal ini, kepuasaan dan
kesenangan tersebut dapat diperoleh dari aktivitas yang mereka
lakukan sendiri dengan melibatkan gerakan-gerakan tubuh.
Kegiatan bermain aktif meliputi:
1) Bermain bersama teman
Permainan ini terjadi apabila anak bermain dengan temannya.
Mereka melakukan interaksi sosial secara aktif seperti
berbicara, meminjamkan barang, meminjamkan mainan dan
lain sebagainya. Selain itu, mereka sepakat untuk mengikuti
aturan-aturan permainan yang ada. Contoh permainan ini
yaitu bermain di sudut rumah tangga, bermain pasir, bermain
balok, bermain air, bermain ayunan, dan lain-lain.
2) Bermain dalam kelompok
Permainan ini terjadi apabila aktivitasnya sudah memiliki
organisasi, tujuaan, dan seorang pemimpin. Kegiatan yang
termasuk ke dalam permainan ini yaitu bermain tali, bermain
sepak bola, dan bermain bola basket.

7
b. Kegiatan bermain pasif
Bermain pasif merupakan kegiatan yang tidak terlalu banyak
melibatkan aktivitas fisik. Jenis permaina ini lebih banyak
digemari oleh anak-anak yang memasuki usia remaja. Misalnya
menonton film, membaca buku, mendengarkan radio, dan
mendengarkan musik.

Gambar 3. Kegiatan Membaca


Sumber: Dokumentasi Pribadi di TK Pertiwi 1 Tanjung

Permainan yang berdasarkan kemampuan dan keterampilan yang


dikembangkan anak meliputi:

a. Bermain untuk Pengembangan Kemampuan Kognitif


Permainan ini berfungsi untuk mengembangkan kemampuan
kognitif sederhana hingga kemampuan kognitif yang lebih
kompleks. Permainan ini biasanya merujuk pada kegiatan
pengembangan kemampuan IPA dan matematika. Contoh
permainannya meliputi bermain klasifikasi beragam benda,
memperkirakan jumlah benda dalam suatu wadah, mencoba
berbagai rasa, dan mengamati benda-benda yang ada di sekitar.
b. Bermain sebagai Latihan Koordinasi Gerakan Motorik
Permainan ini mementingkan keterampilan dalam
mengkoordinasikan Gerakan motorik, baik halus maupun kasar.

8
Hal tersebut dapat dilihat ketika anak melakukan aktivitas yang
dilakukan secara berulang-ulang seperti berlari meloncat,
berguling, merangkak, memanjat dan lainnya.
c. Bermain untuk Pengembangan Kemampuan Kognitif dan
Keterampilan Motorik Halus
Pada permainan ini, anak dapat menyusun berbagai macam
bentuk dan ukuran balok atau lego menjadi bangunan. Dalam
permainan ini, anak dapat melatih gerakan motorik halus ketika
mereka menggunakan jari-jarinya untuk menyusun balok. Selain
itu, kemampuan kognitif anak juga bekerja ketika memikirkan
cara agar balok yang ia susun tidak terjatuh.
d. Bermain Drama sebagai Latihan Pengembangan Berbahasa
Aktivitas bermain drama sangat berguna dalam pengembangan
kreativitas anak. Bermain drama bermanfaat bagi pengembangan
kemampuan anak dalam bersosialisasi dan berkomunikasi karena
mereka saling bercakap-cakap dan mengobrol. Selain itu,
aktivitas ini dapat meningkatkan kosakata, spontanitas,
kelancaran anak dalam berbicara, dan keterampilan
dalam berkomunikasi. Kegiatan ini mengembangkan seluruh
aspek perkembangan anak seperti kognitif, seni, fisik, sosial,
emosional, moral dan nilai-nilai kehidupan anak.

9
Gambar 4. Seorang Anak Bermain Peran sebagai Guru
Sumber: Dokumentasi Pribadi di TK Pertiwi 1
Tanjung
e. Bermain untuk Pengembangan Kemampuan Seni
Kegiatan ini berfungsi untuk meningkatkan kepekaan dan
apresiasi anak terhadap seni gerak, rupa dan music serta rasa
percaya diri. Dalam melakukan kegiatan yang berkaitan dengan
seni, mereka dapat menyenangkan diri sendiri seklaigus belajar
menjadi kreatif. Contoh dari permainan seni yaitu menyanyi,
menari, menggambar, bermain alat musik, membuat prakarya,
dan lain-lain.
f. Bermain sebagai Pertumbuhan Aspek Moral dan Nilai-nilai
Kehidupan
Permainan ini bertujuan untuk mengembangkan, menumbuhkan,
mengasah kepekaan, kepedulian anak untuk menjunjung moral
dan nilai-nilai yang berlaku di universal. Contohnya ketika anak
bermain balok, guru akan menggilir waktu bermain anak
sehingga anak akan menunggu dan menumbuhkan sikap sabar
serta menerima keputusan.

1
Selain tahapan bermain dari Elizabeth Hurlock dan Piaget oleh
Smilansky ada jenis kegiatan bermain secara umum yang cetuskan oleh
Pamela Minett, yaitu bermain penemuan (discovery play), kegiatan
bermain secara fisik (physically play), bermain kreatif (creative play),
bermain imajinatif (imaginative play), bermain manipulatif (manipulative
play), dan bermain sosial (social play).

D. Forum Diskusi
Setelah membaca modul ini dan berdasarkan pengalaman Saudara dalam
melakukan kegiatan bersama, bermain bersama anak usia dini, lakukanlah
diskusi bersama dengan 2-3 orang teman yang terkait dengan hal-hal berikut
ini:
1. Berikan beberapa contoh kegiatan bermain aktif dan pasif. Apa saja
manfaat dari masing-masing kegiatan tersebut?

1
PENUTUP

A. Rangkuman
Bermain merupakan aktivitas menyenangkan yang dilakukan atas dasar
suatu kesenangan, tanpa mempertimbangkan hasil akhir dan dilakukan secara
suka rela dengan tahapan perkembangan dimulai dari tahapan manipulatif,
simbiolis, eksplorasi, eksperimen, dan tahapan dapat dikenal. Ada tiga teori
modern yang digunakan sebagai acuan dan menunjang main anak dalam
tahapan perkembangan anak, yaitu teori psikoanalisis, perkembangan kognitif,
dan vigotsky.
Tahapan bermain anak usia dini meliputi beberapa tahap yaitu tahap
manipulatif, tahap simbolis, tahap eksplorasi, tahap ekperimen, dan tahap
dapat dikenal. Penggolongan permainan dibagi menjadi dua yaitu bermain
aktif dan pasif serta berdasarkan kemampuan atau keterampilan yang
dikembangkan pada diri anak.
B. Tes Formatif
1. Kegiatan bermain aktif sangat dipengaruhi oleh beberapa faktor kecuali
...
a. alat permainan
b. hujan
c. jenis kelamin
d. kesehatan
2. Kegiatan yang termasuk kegiatan bermain pasif adalah ...
a. melamun
b. olahraga
c. bermain balok
d. mendengarkan radio
3. Kegiatan bermain di mana anak memperoleh kesenangan bukan
berdasar kegiatan yang dilakukan sendiri disebut bermain ...
a. pasif
b. aktif

1
c. melamun
d. membaca
4. Teori yang menyatakan bermain adalah bagian dalam kehidupan anak
yang tidak dapat terpisahkan karena melalui kegiatan bermain, anak
akan mempraktikkan keterampilan yang beragam adalah ...
a. teori relaksasi
b. teori praktis
c. teori surplus energi
d. teori rekapitulasi
5. Tahapan yang dilalui oleh anak berumur 2-3 tahun yaitu ...
a. tahap dapat dikenal
b. tahap eksplorasi
c. tahap eksperimen
d. tahap manipulatif

1
DAFTAR PUSTAKA

Hikmah. (2019). Perkembangan dan Belajar Anak Usia Dini: Modul 2 PPG Bagi
Guru PAUD. Kemendikbud.

Montolalu. (2008). Bermain dan permainan anak. Tangerang Selatan: Universitas


Terbuka.

Muis, A. (2021). Modul 2 Kegiatan Belajar 2: Tahapan Kegiatan Bermain Anak


Usia Dini. Kemendikbud.

Pratiwi, W. (2017). Konsep bermain pada anak usia dini. Jurnal Manajemen
Pendidikan islam, Volume 5, Nomor 2, 106-117.

Anda mungkin juga menyukai