BAB I
PENDAHULUAN
yang berada pada rentang usia 0-6 tahun. Pada masa ini, anak mengalami
pertumbuhan yang sangat pesat, masa ini juga disebut dengan masa emas
(golden age). Ketika anak berada pada usia dini, anak perlu diberikan
adalah suatu tempat dimana anak bisa belajar dan mengembangkan potensi
2003 tentang Standar Pendidikan Nasional pasal (1) ayat (14), bahwa
yang ditujukan kepada anak sejak lahir samapai dengan usia enam tahun
Salah satu bentuk PAUD yaitu Taman Kanak- kanak (TK) yang
seperti metode pembelajaran yang digunakan oleh guru, anak didik, bahan
2
adalah bentuk usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar
dan proses belajar yang membuat anak didik secara aktif mengembangkan
nilai agama dan moral, kongnitif, bahasa, motorik, sosial emosional dan
salah satu lembaga pendidikan baik formal maupun non formal yang ikut
seorang individu tidak bisa dibentuk secara instan, namun terbentuk secara
sehari-hari.
untuk peserta didik. Budaya lokal yang kaya akan ajaran dan nilai-nilai
adalah budaya Kaili yang ada di Kota Palu. Budaya kaili mempunyai nilai-
sama atau gotong royong, yang dihasilkan oleh masyarakat budaya Kaili.
3
seorang anak. Meskipun nilai-nilai tersebut digali dalam budaya Kaili yang
dijadikan nilai-nilai umum dan dapat digunakan oleh siapa saja, di mana
saja, dan kapan saja terutama dalam pendidikan anak usia dini, maka
harapan. Hal ini terlihat, dimana pada saat tenaga pendidik melakukan
anak yang nilai karakternya belum berkembang. Misalnya ada anak kurang
penelitian dengan budaya lokal yang kaya akan ajaran dan nilai-nilai luhur
Sigi Biromaru’’.
4
Lolu ?
Lolu?
5
Manfaat Praktis
untuk:
didiknya.
karakter anak.
anak.
Agar penelitian ini lebih muda dipahami, maka calon peneliti perlu
membuat batasan istilah yang terdapat dalam judul, batasan istilah yang
dimaksud adalah :
a. Media buku cerita adalah lembar kertas yang berjilid, berisi tulisan
BAB II
belakang penelitian ini adalah pada tes awal permasalahan pokok dalam
harapan. (25%) 3 anak dalam kategori mulai berkembang dan (21%) 2 anak
anak dalam kategori berkembang sangat baik, (59%) 4 anak dalam kategori
8
pembelajaran dengan cara tanya jawab dan bercerita secara sederhana. Oleh
bahasa lisan.
Kalora Poso Utara Kabupaten Poso”, Latar belakang penelitian ini yaitu
baik, sehingga kuraang menarik perhatian anak didik dalam memahamin isi
cerita yang ada, dalam hal ini anak didik seringkali kurang mendapat
optimal.
anak yang menirukan kembali 4-5 urutan kata kategori BSB dan BSH dari
simbol-simbol huruf yang dikenal kategori BSB dan BSH dari 44,44%
32,48% dari siklus 1 ke siklus 2, walaupun masih ada anak yang belum
kategori BB.
10
Pendidikan anak usia dini pada dasarnya meliputi seluruh usaha dan
tindakan yang dilakukan oleh pendidik dan orang tua dalam proses
adalah suatu upaya pembinaan yang ditujukan kepada anak sejak lahir
11
kepribadian anak’’. Oleh karena itu, PAUD memberi kesempatan bagi anak
dasar ini, lembaga PAUD perlu menyediakan berbagai kegiatan yang dapat
Menurut Wiyani ( 2012 : 31) bahwa “ anak usia dini adalah anak
yang baru dilahirkan sampai usia enam tahun. Usia ini merupakan usia yang
perkembangan yang pesat. Usia dini merupakan periode awal yang paling
kepribadian anak.
Tujuan Pendidikan Anak Usia Dini yang ingin dicapai adalah untuk
berbagai potensi anak sejak dini sebagai persiapan untuk hidup dan dapat
ibadah, mengenal dan percaya akan ciptaan tuhan dan mencintai sesama,
13
anak sejak dini sebagai persiapan untuk hidup sehingga akhirnya dapat
Anak usia dini berada dalam masa emas sepanjang rentang usia
Pada masa ini anak siap melakukan berbagai kegiatan dalam rangka
maupun tidak disengaja. Pada masa peka inilah terjadi pematangan fungsi-
fungsi fisik dan psikis-psikis sehingga anak siap merespon dan mewujudkan
perilakunya sehari-hari”.
sendiri pengetahuannya. Itu artinya guru dan pendidik anak usia dini lainnya
tidaklah dapat menuangkan air begitu saja kedalam gelas yang seolah-olah
tersembunyi.
terlebih dahulu apa itu pendidikan, anak, dan karakter. Secara sederhana,
Yang Maha Esa (UU Sisdiknas No. 20/2003). Pada masa usia anak-anak,
ini bermula dari perubahan pola pikir yang menghasilkan tindakan baru dan
watak yang telah mendara daging. Watak atau sifat tersebut ada dua macam,
yakni watak bawaan dan watak bentukan. Watak bawaan tidak bias diubah,
kemauan untuk melakukan apa yang dianggap benar dan meninggalkan apa
dapat dipahami sebagai uapaya secara sadar yang dipahami sebagai proses
untuk membentuk sifat atau watak dan kepribadian anak yang positif atau
hal yang benar. Berangkat dari pengertian ini, maka dapat dipahami bahwa
anak berkarakter adalah anak yang mengetahui hal-hal yang positif atau
semangat yang terungkap dari apa yang dilakukan, bagaimana kita hidup,
dan dipraktikan. Anak tidak mungkin melakukan sesuatu hal jika tidak ada
contoh yang dilihatnya dengan seksama. Sebab, contoh yang terlihat oleh
anak bagaikan suatu hal yang pasti benar sehingga mendorong dirinya untuk
meniru.
karakter anak adalah uapaya secara sadar yang dapat dipahami sebagai
proses untuk membentuk sifat atau watak dan kepribadian anak yang
adalah sebagi berikut : kencintaan pada Tuhan Yang Maha Esa, kejujuran ,
kerjasama dan gotong royong, hormat dan sopan santun, tanggung jawab,
adalah :
agar memiliki sikap percaya diri, bangga pada bangsa dan negaranya
(3) membangun sikap warga negara yang cinta damai, kreatif, mandiri,
harmoni.
dan teknolog. Yang semuanya dijiwaioleh iman dan takwa kepada Tuhan
selau lekat dengan situasi konkret yang mereka hadapi. Paulo Freire dalam
diri bangsa secara nasioanal. Kearifan -kaerifan lokal itulah yang membuat
dan manusia yang arif. Seacara akademis peserta didik memperoleh nilai
mengajarkan peserta didik untuk selalu lekat dengan situasi konkrit yang
mereka hadapi.
basis pendidkan karakter tidak akan terselenggara dengan baik tanpa peran
karakter berbasis kearifan lokal adalah basis budaya daerah itu sendiri
sebagai bagian upaya untuk membangun identitas bangsa dan juga perlu
Media berasal dari kata latin, yang merupakan bentuk jamak dari kata
pengantar pesan dari pengirim kepada penerima pesan, materi atau kejadian
mengadakan kontak langsung dengan dia. Suai dengan rumusan ini, media
jalan raya dan jalan kereta api merupakan media yang memungkinkan
manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa,
berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga
batasan tentang media sebagai segala bentuk dan saluran yang digunakan
sistem pengajaran terdiri dari siswa, guru dan tenaga lainnya, misalnya
fotografi, slide, dan film, audio dan video tape. Fasilitas dan perlengkapan,
media pembelajaran, dan sumber- sumber belajar lainnya. Ciri lain dari
menyampaikan pesan dan isi peljaran pada saat itu. Adapun fungsi media
pembelajaran diantaraanya:
abstrak.
lain-lain.
belajar mengajar.
Buku cerita adalah lembar kertas yang berjilid, berisi tulisan atau
peristiwa terjadi.
syarat wacananya yang baku dan berkualitas tinggi, namun tidak rumit,
kepada dunia anak-anak dan keberadaan jiwa dan sifat anak-anak harus
27
Cerita anak ini memiliki faktor fantasi, yaitu dunia yang tidak dimiliki oleh
orang dewasa, anak- anak begitu senang dengan dunia mereka dengan dunia
memiliki tokoh idola dalam hidupnya baik itu ayah, ibu, guru atau orang
lain yang ingin ditirunya kelak ia dewasa. Cerita anak memiliki sifat khas
dibandingkan dengan cerita fiksi orang dewasa, ciri khas tersebut antara
lain:
a. Unsure pantangan, unsur ini khusus untuk tema dan amanat cerita.
jelas.
dengan dengan membaca cerita anak dapat memberi manfaat berupa nilai
moral dan nilai edukasi bagi siswa. Didalam buku cerita juga memilki
a. Tema
lagi.
b. Sinopsis
garis besar cerita atau dengan kata lain versi pendek dari sebuah cerita atau
c. Story-line
Dari urain diatas dapat diatas dapat diambil kesimpulan bahwa buku
cerita anak adalah cerita yang sederhana dan kompleks serta memiliki faktor
fantasi,
anak.
kepada lingkugannya.
memecahkan masalah, aspek tolak ukur yang akan dinilai, kesimpulan dan
saran, seperti yang dapat dilihat pada alur kerangka pemikiran di bawah ini,
sebagai berikut:
BAB III
METODE PENELITIAN
Adapun yang menjadi variabel dari penelitian ini ada dua, sebagai
berikut:
dengan simbol X.
sesuai dengan subjek penelitian, yaitu anak TK, maka rancangan dan
O1 X O2
Gambar 3.2 Model Rancangan Penelitian
Keterangan
X : Perlakuan
kelompok B1, dan B2. Peneliti telah meneliti khususnya dikelompok B2,
karakter anak. Pengamatan awal dilakukan terhadap keadaan anak didik yang
seluruh instansi yang ada di Kota Palu Sigi dan Donggala melakukan PSBB.
Oleh karena itu penelitian ini di lakukan kembali pada tanggal 1 April sampai
berada pada kelompok B2. Jumlah anak yang ada di kelompok B2 adalah 15
anak, terdiri dari 7 anak laki-laki dan 8 anak perempuan. Terdaftar pada tahun
ajaran 2019/2020.
B2, usia anak yang diteliti adalah usia 5-6 tahun, dan anak memiliki masalah
pada karakter.
sampling dilakukan dengan cara mengambil subjek bukan didasari atas strata,
random atau daerah tetapi didasarkan atas adanya tujuan tertentu”. Oleh
masalah terkait nilai karakter anak yang belum berkembang sesuai harapan.
Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah kuantitatif yang
1. Data Primer
2. Data Sekunder
dan juga nilai karakter anak, serta berbagai rujukan skripsi dan jurnal
1. Teknik Observasi
karakter anak secara umum dengan tujuan untuk melihat kemajuan anak
berlangsung.
2. Teknik Dokumentasi
data dari TK sesuia dengan data yang diteliti, dimana diperoleh datanya
karakter anak sebelum dan sesudah penelitian, serta situasi pada saat
3. Teknik Wawancara
4. Instrumen Penelitian
alat tulis, dan kamera (HP) sebagai tolak ukur dalam menilai karakter
anak.
data kualitatif dari lembar observasi. Teknik analisis data yang digunakan
harapan guru, maka diberikan kategori BSB (Berkembang Sangat Baik) atau
bintang 2 dan anak yang belum mampu sesuai harapan guru, maka diberi BB
persentase atau rata-rata dari aspek yang sudah diamati, data diolah secara
berikut:
P= x 100%
Keterangan:
P = Persentase
F = Frekuensi
N = Jumlah Sampai
39
40%-59% : Sedang
(Thalib M. M, 2007)
Hipotesis yang di uji dalam penelitian ini adalah nilai karakter anak di
| ̅ − ̅ |
=
∑
( − 1)
Keterangan :
40
t : Uji t
layanan
layanan
: Jumlah siswa.
peneliti yaitu “ada pengaruh media buku cerita rakyat suku kaili terhadap
Biromaru”. Di terima atau di tolak maka hasil nilai konsultasikan pada tabel
Mengumpulkan data;
penelitian.
42
BAB IV
selama 1 bulan dimulai pada tanggal. Adapun subjek dalam penelitian ini
adalah kelompok B yang berjumlah 15 anak, terdiri dari 10 anak laki-laki dan
5 anak perempuan. Guru kelas di kelompok B, yaitu Ibu Ririn S.Pd. Proses
anak dilihat dari metode yang diterapkan adalah menggunakan media buku
Hasil penelitian ini akan dibagi menjadi lima bagian, yaitu membahas
tempat tinggal dan juga ada salah satu dari teman saya mengajar di TK
Palemba, S.Pd. Guru di TK ini berjumlah 3 orang, bernama Wita, Nur Ece,
dan Ririn, jumlah murid dalam penelitian ini 50 anak yang berasal dari 3
dan 20 anak dari kelompok B2, terdaftar pada tahun ajaran 2018/2019.
akibat gempa yang melanda Palu, Sigi dan Donggala. Fasilitas sekolah
sebagian besar telah rusak, baik outdoor maupun indoor, proses mengajar
serba guna dengan jumlah kelas yang seharusnya tiga kelas digabung
menjadi satu kelas terdiri dari kelas A, B1, dan B2, proses mengajarnya
dilakukan Bersama tetapi pada saat diberikan tugas kelas A dan kelas B
dipisahkan.
didiknya dengan baik. Sehingga sekolah ini dapat menjadi tempat untuk
berkembang.
44
Berdasarkan tabel 4.1 dapat dilihat bahwa dari 15 anak yang menjadi
subjek penelitian, pada aspek sopan santun, terdapat 2 anak (13,33%) kategori
sesuai harapan (BSH), ada 3 anak (20%) kategori mulai berkembang (MB)
Berdasarkan tabel 4.2 dapat dilihat bahwa dari 15 anak yang menjadi
dalam kategori berkembang sangat baik (BSB), ada 2 anak (13,33%) dalam
(BB). Selanjutnya tabel berikut adalah hasil aspek ke tiga, yaitu tanggung
jawab.
45
Berdasarkan tabel 4.3 dapat dilihat bahwa dari 15 anak yang menjadi
subjek penelitian, pada aspek tanggung jawab tidak ada anak (0%) dalam
Perlakuan
F % F % F %
BSB 2 13,34 1 6,66 0 0 6,66
BSH 3 20 2 13,34 3 20 17,78
MB 3 20 6 40 4 26,66 28,89
BB 7 46,66 6 40 8 53,34 46,67
Jumlah 15 100% 15 100% 15 100% 100%
Berdasarkan tabel 4.4 di atas dari ketiga aspek yang diamati ada
6,66% kategori BSB, ada 17,78% kategori BSH, ada 28,89% kategori MB,
dan ada 46.67% kategori BB. Dari hasil observasi ini, dapat dilihat bahwa
46
pengembangan nilai karakter anak sebagian besar pada tahap kategori Mulai
pada tiap aspek yang diamati dan hasil rekapitulasi sebelum diberikan
dalam bentuk histogram pada tiga aspek yang telah diamati dari hasil
ditandai dengan diagram warna biru dari semua aspek yang diamati, mulai
dari aspek sopan santun, aspek menghargai teman, dan aspek tanggung
jawab. Kemudian diagram warna merah adalah kategori BSH, lalu diagram
warna hijau adalah kategori MB, dan terakhir diagram warna ungu adalah
kategori BB.
47
9
8
7 Berkembang Sangat Baik
6 (BSB)
5 Berkembang Sesuai
4 Harapan (BSH)
3 Mulai Berkembang (MB)
2
1 Belum Berkembang (BB)
0
Sopan Santun Menghargai Tanggung Jawab
Teman
Sesuai hasil dari histogram gambar 4.1, pada ketiga aspek yang telah
diamati, terlihat pada aspek pertama, diagram warna ungu atau kategori BB
terlihat sangat menonjol, serta warna hijau atau kategori MB dan warna
merah atau kategori BSH tidak terlalu menonjol, sedangkan diagram warna
Berikut ini disajkan dalam beberapa tabel, sesuai tiga aspek yang
Berdasarkan tabel 4.5 dapat dilihat bahwa dari 15 anak yang menjadi
subjek penelitian, pada aspek sopan santun terdapat 4 anak (26,67%) kategori
Berdasarkan tabel 4.6 dapat dilihat bahwa dari 15 anak yang menjadi
Berdasarkan tabel 4.7 dapat dilihat bahwa dari 15 anak yang menjadi
subjek penelitian, pada aspek tanggung jawab, ada 2 anak (13,33%) dalam
berkembang (MB), dan tidak ada anak kategori belum berkembang (BB).
F % F % F %
BSB 4 26,67 5 33,33 2 13,33 24,45
BSH 8 53,33 7 46,67 8 53,33 51,11
MB 3 20 2 13,33 5 33,33 22,22
BB 0 0 1 6,67 0 0 2.22
anak dalam penenman nilai -nilai karakter Berkembang Sangat Baik (BSB)
22,22%, dan terdapat 2,22% penilaian penanaman nilai karakter anak Belum
Berkembang (BB).
dalam bentuk histogram pada tiga aspek yang telah diamati dari hasil
ditandai dengan diagram warna biru dari semua aspek yang diamati, mulai
dari aspek sopan santun, aspek menghargai teman, dan aspek tanggung
jawab. Kemudian diagram warna merah adalah kategori BSH, lalu diagram
warna hijau adalah kategori MB, dan terakhir diagram warna ungu adalah
kategori BB.
9
8
Berkembang Sangat Baik
7
(BSB)
6
5 Berkembang Sesuai
4 Harapan (BSH)
3 Mulai Berkembang (MB)
2
1
Belum Berkembang (BB)
0
Sopan Santun Menghargai Tanggung Jawab
Teman
diberikan perlakuan berupa media buku cerita, pada ketiga aspek yang telah
diamati, terlihat diagram warna merah atau kategori BSH dan warna biru atau
terlihat nampak yang ditandai dengan diagram hijau dan kategori BB yang
diketahui bahwa nilai-nilai karakter anak berkembang lebih baik dan sesuai
harapan guru dan peneliti, karena terlihat dari hasil yang diperoleh bahwa
dari media buku cerita yang telah dilakukan, diuraikan dalam tabel
nilai Karakter
(O1) (O2)
F % F % F % F % F % F %
awal dan akhir dari penanaman nilai -nilai karakter anak sebelum maupun
sesudah diberikan perlakuan berupa media buku cerita. Dari aspek pertama
adalah aspek sopan santun: untuk kategori BSB 13,34% meningkat menjadi
tetap menjadi 20%, dan kategori BB 46,66% menurun menjadi 6,67%. Pada
aspek kedua adalah: menghargai teman untuk kategori BSB 6,66% meningkat
Oleh karena itu dapat di ketahui bahwa penanaman nilai karakter anak
menunujukkan hasil yang sesuai lebih dari harapan guru dan peneliti, yaitu
karakter.
karakter anak.
Sesuai tabel 4.10, dapat dijelaskan bahwa nilai rata-rata nilai karakter
sebelum perlakuan, yakni 9.00 dan nilai tertinggi sesudah perlakuan menjadi
10.00. Nilai terendah sebelum perlakuan, yaitu 3.00 dan sesudah perlakuan
Sebelum data diolah ke uji t, terlebih dahulu harus diuji normalitas. Hal
dilakukan untuk mengetahui normal atau tidaknya suatu distribusi data yang
nantinya hal ini menjadi penting untuk diketahui karena berkaitan dengan uji
a
Kolmogorov-Smirnov Shapiro-Wilk
yang dibuat oleh Shapiro dan Wilk. Metode Shapiro Wilk adalah metode uji
normalitas yang efektif dan valid digunakan untuk sampel berjumlah kecil.
5.40, sementara setelah diberikan perlakuan rata-rata skor yang dicapai adalah
8.80.
N Correlation Sig.
adalah sebesar 165 dengan taraf signifikansi 551. Hal ini menunjukan bahwa
hubungan antara dua rata-rata skor sebelum dan sesudah adalah kuat dan
signifikan.
Paired Differences
95% Confidence
Interval of the
Std. Std. Difference
Deviatio Error Sig. (2-
Mean n Mean Lower Upper T Df tailed)
Pair sebelumperlak
1 uan –
-3.400 1.805 .466 -4.399 -2.401 -7.296 14 .000
sesudahperlak
uan
Sesuai tabel 4.14, dapat diketahui bahwa nilai t hitung adalah sebesar -
3.400 dengan taraf signifikansi 0,000. Karena sig < 0,05, maka dapat
Dari table “Paired Sample Test’’ di atas juga memuat informasi tentang
Lower dan Upper). Berdasrkan hasil t hitung bernilai -7.296, t hitung bernilai
rendah dari pada sesudah perlakuan, maka t hitung negative dapat bernilai
positif. Oleh karena itu t hitung -7.296> t tabel 1.76131 maka sebagai
Hal ini menunjukkan bahwa pengaruh media buku cerita rakyat sangat
4.2 Pembahasan
cerita rakyat, gambaran penanaman nilai karakter anak dengan tiga aspek
yang diamati, dan gambaran kedua variabel, yaitu pengaruh media buku
cerita rakyat dan penanaman nilai-nilai karakter anak. Selain membahas dan
57
membahas hasil wawancara peneliti dengan guru kelas yang berada pada di
masalah pada penelitian ini, dikaitkan dengan tiga aspek yang diamati aspek
sopan santun, aspek menghargai teman, aspek tanggung jawab. Berikut ini
penjelasannya:
kelas, sebelum dimulai dari menyiapkan media buku ceita rakyat yaitu tahap
cerita rakyat. (1) Persipan awal guru dan peneliti menyiapkan media berupa
media buku cerita rakyat. (2) Setelah semuanya siap, guru mengarahkan
anak-anak untuk duduk mendegarkan cerita yang disampaikan oleh ibu guru.
(3) Guru mengabsen setiap anak yang hadir dan tidak hadir.
(1) Anak-anak akan diminta mendengarkan dengan baik tema cerita dari ibu
58
guru. (2) anak-anak diperlihatkan media buku cerita kemudian ibu guru
menceritak isi cerita. (3) Anak- anak diminta mengulang kembali cerita yang
Sigi Biromaru.
Sopan santun ialah suatu tingkah laku yang amat populer dan nilai
yang natural. Sopan santun yang dimaksud adalah suatu sikap atau tingkah
laku individu yang menghormati serta ramah terhadap orang yang sedang
berinteraksi dengannya.
berakhlak mulia. Perwujudan dari sikap sopan santun ini adalah perilaku yang
dimiliki oleh setiap individu. Oleh karena itu, agar anak dapat belajar sopan
santun di TK, maka aspek sopan santun dianggap bisa mengembangkan nilai
59
santun, dilihat dari beberapa indikator, yaitu jika anak dapat mengucapkan
kata tolong ketika meminta bantuan, anak dapat mengucapkan salam ketika
berada di dalam kelas, anak dapat mengucapkan kata maaf jika ia bersalah,
anak dapat mengucapkan terima kasih jika memperoleh sesuatu, anak berkata
santun kepada ibu guru, dan bersikap sopan pada ibu guru, misalnya
anak (20%) dan kategori Belum Berkembang (BB) terdapat 7 anak (46,66%).
(20%) kategori Mulai Berkembang (MB), dan tidak ada dalam kategori
Belum Berkembang (BB). Dilhat dari data tersebut, ada peranan metode
sopan santun.
Ada empat anak yang masuk dalam kategori Berkembang Sangat Baik
(BSB) yang bernama Riski, Naura, Kanza, Hamiz. Karena mereka sudah
mampu mengerjakan lebih dari keempat indikator dari aspek sopan santun
tanpa dibantu oleh gurunya seperti, mengucap kata tolong ketika meminta
60
bantuan, bersikap ramah pada anak-anak yang lain, mampu berbicara sopan,
mengucapkan terimah kasih dan tertib saat belajar. Ada delapan anak yang
mereka sudah mampu mengerjakan tiga indikator dari aspek sopan santun
tanpa dibantu oleh gurunya seperti bersikap ramah pada guru, tertib saat
belajar, dan mengucapkan terimah kasih. Ada tiga anak yang masuk dalam
kategori Mulai Berkembang (MB), yang bernama Bagas, Rara, dan Dewi.
Karena mereka sudah mulai mampu mengerjakan dua indikator dari aspek
sopan santun dengan bantuan gurunya seperti berbicara dengan sopan dan
tidak berteriak. Tidak ada anak yang masuk dalam kategori Belum
Berkembang (BB).
Teman
Menghargai, mungkin kata ini sudah tak asing lagi bagi kita.
Kamus Besar Bahasa Indonesia sendiri, arti kata menghargai sangat beragam,
memang wajib untuk saling menghargai atas apa yang dicapai maupun yang
lain terbangun dari sifatnya yang mau memikirkan kepentingan orang lain,
memiliki rasa pengakuan atas karya, ide, serta kontribusi orang lain. Orang
yang memiliki karakter ini jauh dari sifat egois yang mementingkan diri
sendiri, serta dengan tulus suka mengucapkan terima kasih atas jasa dan budi
apakah anak dapat berbagi dan menolong temannya yang dalam kesulitan,
belum masuk dalam kategori Berkembang Sangat Baik. Hal ini disebabkan,
sehingga masih ada anak yang sulit bergaul, tidak mau mengalah dan mau
menang sendiri.
anak (40 %), dan 6 anak (40%) yang masuk kategori Belum Berkembang
(BB).
(6.67%) dalam kategori Belum Berkembang (BB). Hal ini membuktikan ada
Ada lima anak yang masuk dalam kategori Berkembangg Sangat Baik
Harapan (BSB) yang bernama Fatiamah, Aisyah, Fatih, Rara dan Alexa.
Karena mereka sudah mampu mengerjakan lebih dari empat indikator dari
berbagi. Ada tujuh anak yang masuk dalam kategori Berkembang Sesuai
dan Dewi. Karena mereka sudah mampu menunjukan sikap yang baik
dan tidak menganggu teman. Ada dua anak yaitu Bagas, dan Rasya yang
masuk dalam kategori Mulai Berkembang (MB). Karena mereka sudah mulai
mampu mengerjakan dua indikator dari aspek menghargai teman dan tidak
menganggu teman dengan arahan dari gurunya. Terdapat 1 anak yang masuk
63
dalam kategori Belum Berkembang (BB) yang bernama Hasan karena anak
ini sering melakukan pertikaian dengan teman - temannya dan juga anak
temanya. Oleh karena itu peneliti memberikan saran kepada guru kelas di
anak ini diberikan bimbingan yang khusus agar karakter yang kurang baik
program pendidikan moral yang berdasarkan pada dasar hukum moral dapat
dilaksanakan dalam dua nilai moral yang utama, yaitu sikap tanggung jawab
nasional.
dikenal juga dengan pertanggung jawaban yakni tidak membiarkan orang lain
kemampuan sendiri.
tugas dan kewajibannya, yang seharusnya dia lakukan terhadap diri sendiri,
64
masyarakat, lingkungan (alam, sosial, dan budaya), Negara, dan Tuhan Yang
Maha Esa.
maaf jika sudah berbuat salah, dan anak dapat merapikan peralatan makan
anak yang masuk dalam kategori Berkembang Sangat Baik (BSB), sedangkan
dan tidak terdapat anak yang masuk kategori Belum Berkembang (BB).
Dilihat dari data tersebut, ada pengaruh media bercerita terhadap penanaman
Ada dua anak yang masuk dalam kategori Berkembang Sangat Baik
mengerjakan lebih dari empat indikator dari aspek tanggung jawab tanpa
65
salah. Ada delapan anak yang masuk dalam kategori Berkembang Sesuai
Harapan (BSH) yang bernama Riski , Bagas, Aurelia, Hamiz, Naurah, Kanza,
Fatih, dan Aurelia. Karena mereka mampu mengerjakan tugas yang diberikan
seperti merapikan kembali makannya dan meminta maaf ketika salah. Ada
empat anak yang masuk dalam kategori Mulai Berkembang (MB) yang
bernama Abizar, alexa, Aisyah, Fatimah dan Rara. Karena mereka sudah
dibantu oleh gurunya seperti mampu mengerjakan tugas dengan bantua guru
dan meminta maaf ketika salah. tidak anak yang masuk dalam kategori Belum
Berkembang (BB)
66
BAB V
5.1 Kesimpulan
tentang pengaruh media buku cerita rakyat terhadap penanaman nilai karakter
harapan. Hal ini terlihat dari peningkatan yang terjadi selama penerapan
jika dilihat dari uji t dapat dijelaskan bahwa nilai t hitung sebesar -7.296
terdapat 24,45% dalam kategori BSB, dan 51,11% dalam kategori BSH,
ada 22,22 dalam kategori MB, dan 2,22% dalam kategori BB.
5.2 Saran
peneliti dan para peneliti lain, dalam rangka mengoptimalkan nilai karakter
berkembang sesuai dengan umurnya dan juga anak selau disiplin dalam
1. Sopan Santun
tidak berteriak.
2. Menghargai Teman
70
Indikator Skor
temannya.
temannya.
bersama teman.
3. Tanggung Jawab
71
selesai).
tempatnya.
salah
SEMRSTER/MINGGU : I/III
73
MATERI
diperintah guru
• Sopan santun
• Tanggung jawab
• Menghargai teman
• Bermain
• berdoa
• Pesan-pesan
• Berdoa pulang
• salam
Peneliti
Depita Labone
A 411 16 006
SEMRSTER/MINGGU : I/III
MATERI
diperintah guru
• Sopan santun
• Tanggung jawab
• Bermain
• berdoa
76
• Pesan-pesan
• Berdoa pulang
• salam
Peneliti
Depita Labone
A 411 16 006