Anda di halaman 1dari 13

IMPLEMENTASI METODE DONGENG DENGAN MEDIA BONEKA TANGAN PADA

ANAK USIA DINI DI KELOMPOK BERMAIN SITI KHOTIJAH 1 AMBULU JEMBER

IMPLEMENTATION OF FAIRY TALE METHOD WITH DOLL HAND MEDIA IN EARLY


AGE CHILDREN IN SITI KHOTIJAH 1 AMBULU JEMBER GROUP

Siti Khotijah1, Asri Widiatsih2, Kustiyowati3

Program Studi S2 Teknologi Pembelajaran


IKIP PGRI Jember

sitikhot120@gmail.com

ABSTRAK Fokus masalah penelitian ini adalah 1. Bagaimana perencanaan


Implementasi Metode Dongeng Dengan Media Boneka Tangan Pada Anak Usia
Dini Kelompok Bermain Siti Khotijah 1 Ambulu Jember? 2. Bagaimana Pelaksanaan
Implementasi Metode Dongeng Dengan Media Boneka Tangan Pada Anak Usia
Dini Kelompok Bermain Siti Khotijah 1 Ambulu Jember? 3.B agaimana Evaluasi
Implementasi Metode Dongeng Dengan Media Boneka Tangan Pada Anak Usia
Dini Kelompok Bermain Siti Khotijah 1 Ambulu Jember?
Jenis penelitian yang digunakan yaitu jenis penelitian kualitatif. Pada Jenis
penelitian kualitatif manusia sebagai sumber data utama, yang hasil penelitiannya
adalah berupa kata-kata atau pernyataan yang serupa dengan keadaan.
sesungguhnya (alamiah). Implementasi mendongeng sudah menjadi kegemaran
Guru dalam menghibur anak-anak, sehingga Guru memerlukan teknik yang harus
dipersiapkan, Guru mendongeng mempersiapkan persiapan baik teknisi maupun
non teknis yang selalu dipersiapkan.
Hasil penelitian disimpulkan Guru memiliki strategi mendongeng yang
memberikan motivasi kepada orang dewasa bahwa mendongeng bisa dilakukan
oleh siapa saja, kapan saja dan di mana saja.Evaluasi dilakukan dengan 2 metode
yaitu evaluasi cerita/dongeng itu sendiri dan rangkaian proses mendongeng.
Kata Kunci: Metode Dongeng, Media Boneka Tangan.

ABSTRACT The focus of this research problem is 1. How to plan the


implementation of the fairy tale method with Hand Puppets Media in Early
Childhood Siti Khotijah 1 Ambulu Jember Play Group? ? 3. How to Evaluate the
Implementation of the Storytelling Method with Hand Puppets Media in Early
Childhood Siti Khotijah 1 Ambulu Jember Play Group? 2) Describe the
Implementation of the Implementation of the Fairytale Method with Hand
Puppets Media in Early Childhood Siti Khotijah 1 Ambulu Jember Play Group. 3)
Describe the Evaluation of the Implementation of the Fairytale Method with Hand
Puppet Media in Early Childhood Siti Khotijah 1 Ambulu Jember Play Group.
Benefits of Research.
This type of research used in this study is the type of research is qualitative
research. In qualitative research humans are the main source of data and the
results of research in the form of words or statements that are in accordance with
108
the actual situation (natural). The implementation of storytelling has become a
teacher's hobby in entertaining children, so the teacher needs techniques that
must be prepared, the teacher tells storytelling preparation both technically and
non-technically which is always prepared, the results of the study concluded the
teacher has a storytelling strategy that provides motivation to adults that
storytelling can be done by anyone, anytime and anywhere. Evaluation is done by
2 methods, namely the evaluation of the story /fairy tale itself and a series of
storytelling processes.
Keywords: Fairy Tale Method, Hand Puppet Media

PENDAHULUAN kepekaan anak dari apa yang dilihat dan


Pendidikan anak usia dini (PAUD) ialah didengar, apakah tokoh yang diceritakan
jenjang pendidikan. sebelum jenjang baik atau buruk, keadaan yang dialami tokoh
pendidikan dasar yang merupakan salah sedih atau menyenangkan dan lainnya. Jika
satu upaya pembinaan yang tertuju bagi anak mulai memiliki kepekaan terhadap
anak semenjak lahir sampai dengan umur sesuatu, maka di saat mendongeng anak
enam tahun yang dilaksanakan dengan cara mulai memahami perilaku moral yang harus
pemberian rangsangan pendidikan untuk diikuti dan ditinggalkan, sehingga anak bisa
menopang pertumbuhan dan mempertimbangkan sebelum melakukan
perkembangan jasmani dan rohani supaya suatu tindakan, agar selalu dalam ranah
anak memiliki kesiapan dalam menduduki kebaikaan.
pendidikan lebih lanjut, yang dilaksanakan Mendongeng menjadi metode yang
pada jalur formal, nonformal, dan informal. sangat berhubungan dengan Penyampaian
Pendidikan anak usia dini adalah salah pesan moral yang menarik dan sangat
satu gambaran penyelenggaraan pendidikan disukai oleh anak-anak terutama anak usia
yang. menitikberatkan pada peletakan dini sehingga menjadikan anak usia dini
dasar. ke arah pertumbuhan dan mudah memahami pesan moral yang
perkembangan fisik (koordinasi. motorik disampaikan, karena mereka seperti
halus dan kasar), kecerdasan (daya pikir, terhipnotis dengan penyampaian cerita yang
daya cipta, kecerdasan emosi, kecerdasan menarik dan interaktif menjadikan anak
spiritual), sosio emosional (sikap dan didik tanpa sadar bahwa ia sedang diberi
perilaku. serta agama) bahasa dan nasehat dan tidak ada paksaan untuk
komunikasi, sesuai. dengan keunikan dan melakukan sesuatu oleh orang dewasa.
tahap-tahap perkembangan yang dilalui Dinamakan boneka tangan karena
oleh anak usiadini. para pemain guru, siswa, atau orang tua
Anak usia dini menurut National dimainkan dengan cara memasukkan tangan
Assosiation in Education for Young Children ke dalam boneka (Sulianto, 2014:94).
(NAEYC) merupakan anak dari mulai usia Rambu-rambu dalam memainkan boneka
lahir sampai usia 8 tahun. Anak usia dini tangan sebelum memulai kegiatan bercerita:
mempunyai potensi genetik dan memiliki yaitu, tanpa panggung (boneka cukup dua
kesiapan untuk dikembangkan lewat buah), cara memainkan boneka harus tepat
pemberian segala rangsangan. Sehingga jangan sampai lepas, cerita yang dibawakan
pembentukan dalam perkembangan cukup, intonasi wajib diperhatikan, dan
selanjutnya pada seorang anak amat waktu saat bercerita. Cara menggunakan
ditentukan pada masa-masa awal. boneka tangan saat kegiatan bercerita:
perkembangan anak. yaitu, dengan memasukkan tangan pada
Menurut Widiantoro mendongeng boneka kemudia jari tangan dapat dijadikan
juga membantu anak dalam peningkatan
109
penunjang gerakan tangan dan kepala yang mendukung pemilihan metode
boneka (Darmadi & Nirbaya, 2008:79). tersebut beserta dengan alasan kuat. Anak
Kelebihan menggunakan boneka lebih mudah belajar melalui metode-
tangan sebagai media pembelajaran adalah metode yang menarik dan menyenangkan.
sebagai berikut: Ada beberapa metode pembelajaran yang
1. Keefektifan akan waktu, tempat, dapat diterapkan pada taman kanak-kanak
biaya, dan persiapan. salah satunya adalah metode dongeng.
2. Tidak harus memiliki keterampilan Menurut Echols (dalam Aliyah, 2011)
yang rumit. Mendongeng terdiri dari dua kata ialah story
3. Mampu mengembangkan imajinasi berarti cerita dan telling berarti penceritaan.
serta aktivitas siswa dalam suasana Penggabungan dua kata Mendongeng
gembira (Sulianto, 2014:97). berarti penceritaan cerita atau menceritakan
Ber dasarkan hasil observasi peneliti cerita.
pada tanggal 26 Agustus 2019 di Kelompok Selain itu, Mendongeng juga disebut
Bermain Siti Khotijah 1 Ambulu, peneliti bercerita atau mendongeng seperti yang
melihat anak-anak yang tidak ingin berbicara dinyatakan oleh Malan, mendongeng adalah
dengan siapapun kecuali orang tuanya. bercerita berdasarkan. tradisi lisan.
Adapun indikator perkembangan Mendongeng merupakan upaya
kemampuan bahasa anak yang belum pendongeng dalam menyampaikan buah
berkembang yaitu anak belum mampu pikiran, isi perasaan, atau bahkah sebuah
mengungkapkan apa yang diinginkan, dan cerita kepada anak-anak yang diceritakan
belum mampu menjelaskan lingkungan langsung secara lisan.
sekitarnya, hal tersebut dapat dilihat dari
tidak beraninya anak untuk bertanya dan b. Jenis-Jenis Mendongeng
cenderung hanya duduk pasif dan diam saja Asfandiyar (2007) menyatakan bahwa,
saat proses pembelajaran di dalam kelas. berdasarkan isinya Mendongeng bisa
Guru yang belum percaya diri untuk digolongkan ke dalam berbagai jenis. Tapi,
mengambil langkah kreatif dalam sebuah dalam perihal ini, peneliti menggariskan
proses pembelajaran utamanya metode jenis tersebut dalam:
dongeng. a) Mendongeng Pendidikan
Dongeng pendidikan merupakan
dongeng yang dibuat dengan suatu
KAJIAN TEORI misi pendidikan bagi. dunia anak-anak.
1. Metode Dongeng Misalnya, menggugah sikap hormat
a. Definisi Metode Dongeng kepada orang tua.
Metode merupakan cara kerja yang b) Fabel
sistematis yang fungsinya merupakan alat Fabel merupakan dongeng perihal
untuk mempermudah pelaksanaan kegiatan kehidupan binatang yang
untuk mencapai suatu tujuan. Sedangkan digambarkan bisa berbicara seperti
metode pembelajaran merupakan salah manusia. Cerita-cerita fable kerap
satu cara atau sistem yang dipakai dalam digunakan untuk menyindir tingkah
pembelajaran yang memiliki bertujuan laku manusia tanpa membuat
supaya anak didik mampu mengetahui, tersinggung manusia. Contohnya;
memahami, menggunakan serta menguasai dongeng kelinci, kancil , dan kura-kura.
bahan dari pelajaran tertentu.
Oleh karena itu dalam memilih suatu c. Manfaat Mendongeng
metode yang akan dipergunakan pada Berbicara perihal Mendongeng begitu
program kegiatan anak di taman kanak- banyak manfaatnya. Tak sebatas hanya bagi
kanak haruslah mempunyai faktor-faktor anak-anak akan tetapi juga untuk orang yang
110
mendongengkannya. Menurut Hibana 3. Manfaat Boneka tangan
(dalam Kusmiadi, 2008), manfaat dalam Adapun manfaat yang dapat diambil
kegiatan mendongeng antara lain yaitu: dari permainan dengan media boneka
a. menumbuhkan empati, fantasi, dan tangan ini, antara lain yaitu:
berbagai jenis perasaan lainnya. 1) Tidak memakan biaya yang banyak,
b. Mengembangkan minat baca. waktu, dan persiapan yang begitu
c. Membangun keharmonisan dan rumit
kedekatan. 2) Tidak perlu tempat luas, panggung
d. Sarana pembelajaran. pertunjukan boneka dapat dibuat
Mengenai manfaat lainnya bagi anak sederhana dan cukup kecil.
dengan mendongeng antara lain yaitu: 3) Tidak membutuhkan kemampuan
a. Mengembangkan imajinasi dan daya yang rumit bagi penggunanya.
pikir anak. 4) Mampu mengembangkan imajinasi
b. Mengembangkan keterampilan anak, menumbuhkan keaktifan dan
berbicara anak. membuat suasana lebih gembira.
c. Mengembangkan kemampuan 5) Lebih efisien terhadap waktu, biaya,
sosialisasi anak. dan persiapan yang terlalu rumit
d. Media komunikasi orangtua dengan 6) Tidak perlu tempat luas, panggung
anaknya. pertunjukan boneka dapat dibuat
e. Media terapi anak-anak bermasalah. sederhana dan cukup kecil.
f. Mengembangkan psikologis anak. 7) Tidak membutuhkan kemampuan
g. Menumbuhkan motivasi atau yang rumit bagi penggunanya.
semangat hidup 8) Mampu mengembangkan imajinasi
h. Menanamkan nilai-nilai dan budi anak, menumbuhkan keaktifan dan
pekerti. membuat suasana lebih gembira.
i. Membentuk kontak batin antara
pendidik dengan murid.
j. Membentuk watak-karakter. METODE
k. Mengembangkan afektif (perasaan), 1. Pendekatan dan Jenis Penelitian
aspek kognitif (pengetahuan), aspek Jenis penelitian yang digunakan yaitu
konatif (penghayatan), dan social. jenis penelitian kualitatif. Pada Jenis
penelitian kualitatif manusia sebagai
2. Pengertian Boneka tangan sumber data utama, yang hasil
Boneka tangan merupakan boneka penelitiannya adalah berupa kata-kata atau
yang dibuat dari kain fanel yang berbentuk pernyataan yang serupa dengan keadaan.
pola menyerupai bentuk manusia, binatang, sesungguhnya (alamiah). Penelitian
buah dan lain sebagainya yang dimasukan ke tersebut sesuai dengan pendapat Denzin
jari-jari tangan manusia dan dimainkan dan Lincoln yang menyatakan bahwa
sesuai dengan karakter yang dimainkan. penelitian kualitatif yaitu penelitian yang
Boneka tangan sangat menarik bagi memakai latar alamiah, yang bermaksud
anak karena bentuknya bermacam-macam menafsirkan fenomena yang terjadi serta
seperti binatang, buah dan lain-lain, tetapi dilakukan dengan cara melibatkan beragam
ada juga yang bisa didapatkan per set, metode yang ada (Moleong, 2006: 5).
seperti boneka tangan dengan set keluarga Penelitian ini bertujuan mendapatkan
yang terdiri anggota keluarga inti yaitu gambaran mendalam tentang penerapan
kakek, nenek, ayah, ibu, anak perempuan keterampilan penerapan metode dongeng
dan anak laki-laki. Boneka tangan juga dengan media boneka tangan pada anak
kadang dibuat dengan membentuk tokoh usia dini dapat meningkatkan motorik halus
tokoh dengan tema animasi dan kartun. anak usia 2-3 Tahun di KB Siti Khotijah 1
111
Ambulu Jember dengan pendekatan rata para peneliti banyak mengambil tempat
kualitatif. Data dihimpun dari latar yang di lokasi penelitian yang dekat dengan pusat
alami (natural setting) sebagai sumber data pemerintahan dan dilembaga-lembaga
sesungguhnya. pendidikan yang sudah unggul baik dalam
Penelitian ini diharapkan mampu hal mutu maupun manajemen dan
menemukan serta mendeskripsikan data komponen-komponen pendukung lainnya.
secara keseluruhan dan utuh terkait Namun peneliti mengambil penelitian
penerapan metode dongen dengan media di Penelitian dilakukan di ruang kelas dan
boneka tangan pada anak usia dini. Lembaga halaman KB Siti Khotijah 1 Ambulu Jember,
pendidikan Islam yang dijadikan objek disebabkan beberapa hal, Walaupun
penelitian ini yaitu di KB Siti Khotijah 1 lembaga baru namun mampu bersaing
Ambulu Jember terlihat pada prestasi dengan lembaga lainya di kecamatan
akademiknya yang lebih baik jika Ambulu, walaupun lembaga swasta kinerja
dibandingkan dengan TK swasta lainnya di guru-gurunya bersaing dengan guru Negeri.
wilayah sekitarnya. 4. Sumber Data
2. Kehadiran Peneliti Secara umum diperolehnya data,
Peneliti sebagai instrumen utama dapat dikelompokkan menjadi dua macam,
masuk ke latar penelitian supaya dapat yaitu data primer dan sekunder. Data primer
melakukan hubungan secara langsung yaitu data yang berbentuk informasi verbal
dengan informan, mampu memahami atau kata-kata yang disampaikan secara
secara langsung keadaan sebenarnya yang lisan ataupun tulisan, gerak-gerik atau
ada di latar penelitian, berusaha mengatasi perilaku subyek yang dapat dipercaya,
berbagai persoalan yang terjadi di lapangan. perihal ini adalah subyek penelitian
Peneliti berupaya melakukan hubungan (informan) yang berkaitan dengan variabel
dengan informan sebagaimana mestinya penelitian (Arikunto, 2006 :22).
serta dapat melakukan tindakan atas segala Data primer yaitu data yang
perubahan yang terjadi di lapangan, dikumpulkan dan diperoleh langsung dari
berusaha beradaptasi dengan situasi dan informan melalui catatan lapangan,
kondisi dilokasi penelitian. Kunci utama pengamatan, dan interview. Sedangkan data
dalam keberhasilan pengumpulan data sekunder yaitu data yang dikumpulkan,
adalah karena terciptanya hubungan baik diolah dan disajikan oleh pihak lain yang
antara informan penelitian dengan peneliti biasanya berbentuk publikasi dan jurnal.
selama dilokasi penelitian. Hubungan baik Dalam penelitian ini terdapat dua
dapat menumbuhkan kepercayaan dan sumber data, yaitu manusia dan bukan
saling pengertian. manusia. Informan kunci (key informants)
Data yang diinginkan bisa diperoleh atau subjek, sumber datanya yaitu yang
dengan mudah dan lengkap jika didasari berasal dari manusia. Sedangkan sumber
oleh tingkat kepercayaan yang tinggi dan hal data bukan manusia yaitu seperti dokumen
ini akan sangat membantu terhadap yang sesui dengan topik penelitian, gambar,
kelancaran proses penelitian. Selaku peneliti foto, atau tulisan-tulisan berkaitan dengan
sebisa mungkin untuk menghindari kesan- topik/fokus penelitian.
kesan yang merugikan informan. Subjek Penelitian tentang penerapan
penelitian harus mengetahui secara terbuka keterampilan melipat, menarik garis dan
kehadiran dan keterlibatan peneliti di menuang biji mampu meningkatkan motorik
lapangan. halus anak usia dini di KB Siti Khotijh 1
3. Lokasi Penelitian Ambulu Jember adalah informasi yang
Lokasi penelitian ini mengambil latar terdiri dari kepala KB, Pendidik, Peserta didik
belakang tempat dan masalah didaerah yang dan Wali Murid.
jarang menjadi objek kajian penelitian, rata-
112
Latar belakang ditetapkannya Kepala Sedang Moleong menyatakan analisis
Lembaga dan Pendidik sebagai informan data ialah proses mengatur dan
untuk peneliti ini karena; pertama, mereka mengurutkan data. ke dalam pola, kategori,
terlibat secara langsung dalam setiap dan satuan. uraian dasar sehingga dapat
kegiatan di KB Siti Khotijah 1 Ambulu ditemukan. tema dan dapat dirumuskan.
Jember, kedua, mereka mengetahui topik hipotesis kerja seperti. yang disarankan
yang akan dikaji peneliti; Ketiga, mereka oleh. data, (Moleong, 2006: 280).
lebih mengetahui informasi secara Dengan begitu, hasil pembahasan
keseluruhan dan akurat berkaitan dengan penelitian didapat hasil yang akurat,
persoalan-persoalan yang terjadi di KB Siti mendapatkan hal baru, atau memperkuat
Khotijah 1 Ambulu Jember. dan. membantah hasil penemuan.
Kemudian, dalam memilih dan sebelumnya terkait hasil penelitian. Analisis
menentukan informan penelitian ini, penulis data yang dipakai pada penelitian ini sinkron
memakai teknik snowball sampling serta dengan analisa data model interaktif Milles
teknik purpossive sampling (sampel dan Huberman diantaranya:
bertujuan). Penggunaan teknik purpossive a. Reduksi Data
sampling ini bermaksud untuk mengadakan b. Penyajian data
cross chek terhadap segala macam informan c. Penarikan Kesimpulan
yang berbeda, lalu diharapkan akan 7. Tahapan-Tahapan Penelitian
mendapatkan informasi yang dapat Menurut Moleong ada tiga tahapan
dipertanggung jawabkan keabsahannya pokok dalam penelitian kualitatif yaitu:
serta akurat. Sedangkan untuk penggunaan 1. Tahap pra lapangan, yaitu orientasi yang
Snowball Sampling ini diibaratkan seperti meliputi penyesuaian. paradigma dengan
bola salju yang menggelinding, semakin teori. dan disiplin ilmu, kegiatan
lama semakin besar. Proses penelitian ini penentuan fokus, penjajakan dengan
dapat dikatakan berhenti yaitu setelah konteks. penelitian mencakup observasi.
informasi yang didapat mempunyai awal kelapangan yaitu adalah di KB Siti
kesamaan antara informan yang satu Khotijah 1 Ambulu Jember.
dengan yang lainnya. 2. Penyusunan usulan penelitian dan
5. Prosedur Pengumpulan Data seminar proposal penelitian, kemudian
Peneliti memakai beberapa teknik dilanjutkan dengan dengan mengurus
dalam pengumpulan data, yaitu: perizinan penelitian kepada subyek
a. Teknik Wawancara Mendalam (Indepth penelitian.
Interview) 3. Tahap kegiatan lapangan, tahap yang
b. Teknik Pengamatan Peran Serta satu ini mencangkup pengumpulan data-
(Participant Observation) data terkait dengan topik penelitian.
c. Teknik Dokumentasi 4. Tahap analisis data, tahap ini
6. Analisis Data mengcangkup aktivitas dalam mengolah
Analisis data, menurut Bog dan Taylor dan mengorganisir data yang didapat
menyatakan bahwa yaitu sebuah proses lewat periksaan langsung, interview
yang merinci usaha secara resmi untuk mendalam, dan dokumentasi,
menemukan tema dan merumuskan selanjutnya dilakukan penafsiran data
hipotesis kerja (ide) seperti yang ditujukan sesuai. dengan konteks. permasalahan
oleh data dan sebagai pendukung pada tema yang diteliti. Selanjutnya perlu dilakukan
dan hipotesis kerja. Sedangkan menurut cross check keabsahan data dengan
Patton adalah proses mengontrol urutan mengecek sumber data dan metode yang
data, mengintegrasikannya ke dalam suatu dipakai dalam memperoleh data sebagai
pola, kategori serta satuan uraian dasar. data yang benar, akuntabel bagaikan
dasar beserta bahan untuk pemberian.
113
penafsiran atau pengertian data yang Ambulu Jember terdiri dari 2 kelompok,
merupakan suatu proses penentu dalam yaitu kelompok Apel 1 dan kelompok Apel 2,
mempelajari konteks. penelitian yang anak kelompok Apel berumur 2 - 4 tahun,
diteliti. pada kelompok Apel 1 berusia 2-3 tahun
5. Tahap penulisan laporan, merupakan berjumlah 8 anak, yang terdiri dari 4
langkah yang mencangkup kegiatan perempuan dan 4 laki – laki. Pada kelompok
penyusunan hasil penelitian dari segala Apel 2 berusia 3-4 tahun berjumlah 8 anak,
macam kegiatan dalam pengumpulan terdiri dari 5 anak laki-laki dan 3 anak
data hingga pemberian makna data. perempuan.
6. Tahap selanjutnya yaitu melakukan 3. Subyek Penelitian
konsultasi dengan dosen pembimbing Subjek dari penelitian ini adalah anak
terhadap hasil penelitian untuk kelompok Apel 1 yang berjumlah 8 anak,
mendapatkan saran, kritikan, perbaikan terdiri dari 4 anak perempuan dan 4 anak
atau koreksi dari pembimbing, setelah itu laki-laki.
melakukan perbaikan atau revisi dari Penelitian ini di laksanakan pada
semua saran dan koreksi pembimbing. semester 1 Tahun Ajaran 2019/2020,
bertujuan untuk meningkatkan
keterampilan kemampuan siswa dalam
HASIL mengembangkan kepribadian anak melalui
1. Gambaran Umum kegiatan dongeng.
Sebagaimana penjelasan pada bab tiga 4. Hasil Observasi
metode yang dipakai pada penelitian ini Observasi pertama peneliti pada bulan
adalah metode kualitatif dengan teknik data Agustus 2019 dipakai sebagai data
yang dikumpulkan seperti wawancara, pendukung penelitian yang sebenarnya. Dari
observasi, dokumenter agar dapat diperoleh data tersebut peneliti dapat melihat
data sebanyak mungkin berkaitan dengan kebanyakan anak-anak dalam menggunakan
berbagai hal serta mendukung rumusan kemampuan siswa dalam mengembangkan
penelitian. Segala hal yang coba dilakukan kepribadian beberapa masih ada keluhan
dalam penelitian ini yaitu untuk dan kendala dalam menyelesaikan kegiatan.
mengumpulkan dan mengeksplorasi data Anak-anak memerlukan arahan serta
penelitian, sehingga memberikan porsi bantuan untuk menggunakan
intensifikasi terhadap metode wawancara kemampuannya dalam mengembangkan
dan observasi agar didapatkan data yang kepribadian, semestinya anak-anak pada
autentik, dan kualitatif yang berimbang, usia tersebut sudah mampu menggunakan
maka dilakukan juga dengan menggunakan kemampuannya dalam mengembangkan
metode dokumenter. kepribadian untuk melaksanakan berbagai
Setelah dilakukannya berbagai kegiatan. Maka dari itu subjek yang diambil
metode yang digunakan yaitu dimulai dari dalam penelitian ini sesuai dengan karakter
data yang bersifat global hingga data yang permasalahan dalam penelitian.
dapat mulai mengkrucut dan pada akhirnya Untuk mengetahui kondisi awal
sampai pada pemberhentian pencarian kemampuan anak yaitu dengan metode
data, karena data sudah dianggaap observasi. Penelitian mulai dilaksanakan
representatif dan telah sampai pada dengan komunikasi antara peneliti dengan
kejenuhan data. guru Kegiatan awal penelitian yaitu dengan
2. Deskripsi Lokasi melakukan observasi pada proses
Penelitian ini dilaksanakan di Kelas pembelajaran khususnya terhadap
penerapan metode dongeng di KB Siti pembelajaran yang mengembangkan skill
Khotijah 1 Ambulu Jember. Kelas penerapan atau kemampuan berkreasi yang terkait
metode dongeng di KB Siti Khotijah 1
114
dengan kemampuan anak dalam dalam kelompok sebagai wali kelompok
mengembangkan kepribadiannya. sudah harus menduduki tempat lengkap
Adapun kegiatan pembelajaran yang dengan alat
berlangsung yaitu diawali dengan 5. peraga yaitu boneka tangan yang sudah
1. Pijakan lingkungan atau seting disiapkan untuk membuat kesepakatan
Lingkungan Main yaitu Pendidik 6. Pijakan Sebelum Main selama 15 menit
menyiapkan alat dan bahan yang akan wali kelompok sudah memasuki tempat
dimainkan oleh anak termasuk alat yang dipilih, alat, bahan untuk kegiatan
peraga yang akan digunakan oleh sudah siap (SOP Pijakan Sebelum main
pendidik seperti boneka tangan yang yang didalamnya Pendidik harus
akan berperan dalam cerita tentu bercerita dengan menyesuaikan tema
boneka yang digunakan disesuaikan dan mengaitkan cerita dengan
dengan tema (dilakukan sebelum anak- permainan atau kegiatan yang akan
anak datang) dilakukan oleh peserta didik, termasuk
2. Penyambutan anak yang dilakukan oleh membuat kesepakatan, salam dan doa
pendidik sesuai dengan jadwal piket sebelum melakukan kegiatan dalam
yang sudah diseapakati dan pendidik lingkaran kelompok kecil sesuai usia,
mempersilahkan anak untuk disini disebutlah dengan materi pagi).
meletakkan bekal, tas dan sepatu 7. Pijakan Saat Main (SOP pijakan Saat
ditempatnya dan anak dipersilahkan main disini pendidik memantau
antri untuk mengikuti privat Iqro’ membantu yang kesulitan menilai
3. Main Pembukaan dalalam kegiatan kegiatan anak terkain bagai mana
pembukaan pada jam yang sudah mereka berimajinasi, mengaplikasikan
disepakati dengan ditandai bel cerita yang didengar dari pendidik
berbunyi. Pendidik yang terjadwa melalui boneka tangan yang dimainkan
bertugas melakukan kegiatan sebagai pendidik).
pemandu didepan dan bertanggun Pijakan Setelah Main (SOP pijakan
jawab melakukan SOP pembukaan setelah main pendidik menanyakan
diantaranya: ucapan salam, doa, ikrar, perasaan mereka saat ini, apa saja yang
icebriking, senam sesuai irama, atau dilakukan, dan pendidipun juga membawa
permainan tradisional dengan boneka tangan yang menjadi tokoh utama
membentuk sebuah lingkaran dengan dalam sebuah cerita untuk mengingat
memberi kebebasan kepada anak untuk kembali apa yang dilakukan, memberi
membaur dalam semua usia atau informasi kegiatan besok dengan cerita yang
berbaris sesuai kelompok diantaranya akan ditampilkan dilanjutakan dengan doa
kelompok Anggur, Struberi, dan Apel dan salam penutup).
(menyesuaikan jenis kegiatan)
berkumpul menjadi satu dalam sebuah
lingkaran. (waktu 15 menit) PEMBAHASAN
4. Transisi selama 10 menit dg kegiatan 1. Perencanaan Implementasi Metode
pendinginan dengan bernyanyi dalam Dongeng dengan Media Boneka
lingkaran, tepuk, tebak tebakan agar Tangan Pada Anak Usia Dini di
anak tenang, secara bergiliran Kelompok Bermain Siti Khotijah 1
dipersilakhan untuk minum, kekamar Ambulu Jember
kecil apabila ada yang menginginkan Dalam menjalankan sebuah progam
kekamar kecil termasuk cuci tangan. pembelajaran di dunia pendidikan,
Dan dilanjutkan untuk memasuki perencanaan menjadi kebutuhan pertama
kelomok masing masing. Sambil yang harus dilakukan. Tidak mungkin
menunggu anak pendidik yang bertugas mengharapkan hasil yang maksimal tanpa
115
melalui proses perencanaan yang baik. Hubungan antara stimulus dan respon
Perencanaan penerapan metode dongeng yang dikemukakan oleh Skinner (C. Asri
ini idealnya menentukan penggunaan media Budiningsih, 2004: 24) bahwa perubahan
dan metode apa yang akan digunakan tingkah laku pada individu terjadi karena
selanjutnya. Karena pemilihan media juga interaksi dengan lingkungannya.
tidak bisa asal, harus menyesuaikan dengan Bentuk respon akan sangat
kebutuhan atau kecenderungan utama dipengaruhi oleh beberapa stimulus-
seorang anak, yaitu belajar sambil bermain. stimulus yang diberikan karena pada
Seperti yang disampaikan oleh kepala dasarnya pemberian stimulus-stimulus
lembaga ada sedikit perbedaan namun kepada seseorang akan saling berinteraksi
memiliki esensi yang sama, bahwa dasar dan interaksi. Demikian respon yang akan
perencaaan, lembaga menggunakan muncul inipun akan memiliki konsekuensi-
sepenuhnya pedoman pada kurikulum yang konsekuensi.
berlaku, akan tetapi dalam penggunaan Keberadaan media-media tersebut
media tersebut, pelaksanaanya sebenarnya sebagai komponen pendukung
dikembangkan dengan metode dan media untuk memudahkan pendidik dalam
sendiri yang ada disekitar lingkungan mengajar. Meskipun pengadaan dan
sekolah serta mudah dikenal atau mudah penggunaan media tersebut sangatlah
dijangkau oleh anak, seperti media dongeng mudah, namun semuanya bergantung pada
berbagai macam bentuk, karakter, jenis, kecakapan seorang pendidik dalam
warna boneka. mengoperasikan pelaksanaan. Sebenarnya
2. Pelaksanaan dongeng dalam media-media tersebut digunakan di lembaga
meningkatkan kemampuan siswa PAUD yang objek pembelajarannya adalah
dalam mengembangkan kepribadian anak-anak dengan usia kurang dari 6 tahun,
anak usia 2-3 tahun di Kelompok jadi kendala-kendala tersebut sangat minim
Bermain Siti Khotijah 1 Ambulu ditemukan.
Jember Akan tetapi meskipun tidak
Pelaksanaan merupakan bentuk memunculkan kendala yang serius,
eksekusi atas perencanaan yang sudah perkembangan apapun yang muncul dari diri
matang dirumuskan sebelumnya. anak atas penggunaan media dan pelatihan
Pelaksanaan juga menjadisebuah langkah skill seperti yang telah disebut diatas, harus
praksis atas segala kajian teoritis yang dilalui menjadi bahan pertimbangan untuk evaluasi
dengan berbagai tahapan tertentu. yang lebih baik.
Meskipun terkadang kejadian-kejadian Secara umum efektifitas dalam
dilapangan yang muncul kurang sesuai pelaksanaannya sepenuhnya bertumpu
dengan harapan pada waktu perencanaan. pada kemampuan pendidik dalam
Namun dari berbagai faktor-faktor yang mengkondisikan kelompok dengan boneka
mempengaruhi kejadian itu, ada sebuah tangan. Penguasaan materi serta
momentum yang bisa dimanfaatkan oleh penguasaan media pembelajaran, baik
guru untuk melihat sejauh mana target dan dalam pengadaan maupun penggunaan,
capaian itu terlaksana, serta menjadi bahan peran sentral pendidik perlu mendapat
evaluasi untuk kedepannya. dukungan dan apresiasi dari pihak lembaga
Seperti yang disampaikan oleh kepala dan wali murid, maka para pendidik dalam
lembaga bahwasanya begitu banyak faktor kesempatan terakhir kepada peneliti
yang mempengaruhi efektifitas proses menyampaikan bahwa, perlu adanya
belajar mengajar selama didalam kelas. dukungan dan tanggung jawab bersama
Faktor faktor tersebut muncul sebagai reaksi dalam rangka mensukseskan proses belajar
(respon) atas proses yang sedang di KB Siti Khotijah 1 Ambulu ini.
berlangsung (stimulus).
116
3. Evaluasi dongeng dalam dan dewan guru, sampai kepada unsur non
meningkatkan kemampuan siswa strukural kelembagaan yaitu, para orang tua
dalam mengembangkan kepribadian selaku wali murid.
anak usia 2-3 tahun di Kelompok Disini letak perbedaan model evaluasi
Bermain Siti Khotijah 1 Ambulu yang dilakukan oleh kepala sekolah, para
Jember guru dan orang tua siswa. Perbedaan
Evaluasi merupakan suatu proses evaluasi tersebut sebenarnya bermuara
penyediaan informasi yang bisa dijadikan pada satu tujuan, yaitu untuk meningkatkan
sebagai bahan pertimbangan dalam kemampuan siswa dalam mengembangkan
menentukan sejauh mana capaian target kepribadian anak, karena dunia anak yang
dilapangan atas perencanaan yang dilakukan sarat akan bermain, maka cara belajar yang
sebelumnya serta dapat dijadikan sebagai efektif adalah dengan memberikan
bahan pertimbangan dalam mengambil gambaran-gambaran tentang lingkungan
keputusan. Hubungan antara kegiatan dengan seluas-luasnya untuk memacu nalar
belajar mengajar dengan evaluasi adalah dan kreatifitas yang dapat merangsang
untuk mengetahui tujuan kegiatan belajar perkembangan kemampuan siswa dalam
mengajar sudah tercapai atau belum dan mengembangkan kepribadian anak.
untuk mengoreksi atau membenarkan
setiap sikap dari siswa.
Evaluasi digunakan untuk mengukur SIMPULAN DAN SARAN
efektifitas kegiatan pengajaran yang telah Simpulan
dilaksanakan dan dijadikan sebagai bahan 1. Pendidik memiliki strategi mendongeng
pertimbangan dalam menentukan kegiatan yang memberikan motivasi kepada
atau tindak lanjut terhadap kegiatan orang dewasa bahwa mendongeng
pengajaran berikutnya. Oleh karena itu bisa dilakukan oleh siapa saja, kapan
evaluasi juga bermanfaat sebagai masukan saja dan di mana saja, mendongeng
dalam upaya menyempurnakan program tanpa media pun bisa dilakukan seperti
pengajaran yang akan dilaksanakan yang Pendidik lakukan dalam
selanjutnya (Madaus, G.F. & Scriven, M.S. & mendongeng lebih sering tanpa media,
Stuffebeam, 1993: 159). paling terpenting dalam mendongeng
Komponen evaluasi sangat penting pengemasan cerita yang menarik,
artinya untuk menilai apakah perencanaan pengemasan dongeng Pendidik
dan proses pembelajaran berjalan secara sampaikan sangat menarik tidak hanya
optimal. Hasil evaluasi dapat memberi kalangan anak-anak yang merasa
petunjuk kepada kita apakah target yang terhibur tetapi orang dewasa juga
ingin diraih dapat tercapai atau tidak. merasa terhibur, strategi Pendidik
Dengan demikian dapatlah diperoleh dalam mengemas dongeng dengan lucu
umpan balik mengenai proses belajar menjadikan pendengar semakin fokus
mengajar yang dilaksanakan. Umpan balik dan merasa terhibur dan tidak
digunakan sebagai dasar perbaikan- membosankan, selain pengemasan
perbaikan yang diperlukan. Mengevaluasi yang sangat lucu Pendidik juga memiliki
dilakukan terhadap seluruh komponen, baik strategi dalam mendongeng melalui
tujuan, materi, metode, maupun proses berbagai macam suara yang dimiliki
evaluasi itu sendiri. untuk mendukung dongeng Pendidik
Dapat disimpulkan bahwa proses yang membuat pendengar semakin
evaluasi belajar siswa di KB Siti Khotijah 1 terhibur, Pendidik miliki membutuhkan
Ambulu sepenuhnya didukung oleh seluruh waktu setiap hari untuk berlatih dengan
pihak, mulai dari unsur kelembagaan cara mendengar, mengulang dan
sekolah yang dilakukan oleh kepala sekolah merekam. Strategi selanjutnya Pendidik
117
dalam mendongeng berusaha beretika memahami dongeng yang disampaikan.
dalam berbahasa ketika mendongeng, 5. Pada tahap membuka dongeng Pendidik
agar dongeng yang disampaikan mudah mengenalkan dirinya dengan lucu dan
dipahami, serta cerita yang dikemas menarik sehingga memudahkan anak
berdasarkan usia begitupun dengan untuk mengenal dirinya, kemudian
kosa kata yang digunakan juga Pendidik melalui irama dan lirik lagu yang dibuat
gunakan berdasarkan usia sehingga dengan bahasa sederhana membuat
hasil data wawancara yag didapatkan anak- anak semangat di awal sebelum
bahwa cerita yang sampaikan dapat mereka mendegarkan dongeng,
diceritakan oleh anak secara sederhana. kemudian dengan bermain tebak
2. Implementasi mendongeng sudah berbagai suara dan tepuk-tepuk yang
menjadi kegemaran Pendidik dalam Pendidik lakukan sampai Pendidik
menghibur anak-anak, sehingga sudah yakin bahwa anak-anak sudah
Pendidk memerlukan teknik yang harus fokus pada dirinya serta sudah siap
dipersiapkan, Pendidik mendongeng untuk mendengarkan cerita selain
mempersiapkan persiapan baik teknisi pembuka dongeng.
maupun non teknis yang selalu 6. Pendidik juga mempersiapkan tahap
dipersiapkan, media yang digunakan penutup dongeng sebagai cara untuk
Pendidik tetapi Pendidik lebih sering memastikan anak-anak memahami
mendongeng menjadikan fisiknya pesan moral dalam cerita yang
menjadi media seperti meniru berbagai disampaikan dengan cara tanya jawab
macam suara atau bertingkah melalui bernyanyi bersama atau
berdasarkan tokoh dalam cerita, meski bermain berkumpul bersama di atas
lebih sering tanpa media pun terkadang panggung atau di bawah panggung
mendongeng menggunakan media untuk mengembalikan semangat anak
seperti boneka tangan, buku cerita serta setelah lama mendengarkan dongeng.
benda yang menurutnya bisa dijadikan Bentuk evaluasi disini diartikan 2 hal,
media. yakni evaluasi cerita itu sendiri, dan evaluasi
3. Selain media yang disiapkan waktu rangkaian proses bercerita. Untuk evaluasi
mengatur agar anak-anak tidak bosan cerita itu sendiri yang dilakukan pendidik
yaitu dengan skala 50% ice breaking dan dalam pelaksanaan metode cerita KB Siti
50% cerita sehingga anak tidak merasa Khotijah 1 Ambulu seperti Selesai bercerita
jenuh dengan cerita yang disampaikan, pendidik lalu memberikan pesan-pesan yang
begitupun dengan tempat dalam terkandung dalam cerita tersebut yaitu
mendongeng, Pendidik tidak apabila kita kaya atau mampu, kita harus
mempermasalahkan tempat baik indoor membantu saudara atau teman yang tidak
atau outdoor tetapi persiapan teknisi mampu.
yang perlu dipersiapakan terutama Setelah itu barulah pendidik membuka
sound. pertanyaan dan ada juga anak yang
4. Mendongeng tidak sebatas bertanya. Setelah anak bertanya dan
menyampaikan cerita tetapi dijawab oleh pendidik, kemudian pendidik
memerlukan langkah dasar dalam berganti bertanya pada anak yaitu tentang
membuka dan menutup dongeng agar ‘apa judul cerita tadi’ anak menjawab tetapi
anak ketika diawal cerita sudah siap dan teknik ini sudah bagus, paling tidak anak
fokus serta antusias dengan diajak untuk mengarah inti materi cerita
pendongeng yang akan bercerita yang disampaikan, hingga akan berbekas
begitupun di akhir cerita pendongeng pada memori dan imajinasinya.
memelukan strategi untuk memastikan Sedangkan evaluasi rangkaian proses
dan meyakinkan bahwa anak-anak bercerita diwujudkan dengan mencatat
118
rekam proses tiap-tiap pelaksanaan
pembelajaran dengan metode cerita, yang
berisi: waktu pelaksanaan, materi yang
diberikan, jumlah anak didik yang mengikuti,
tahapan pelaksanaan (apersepsi cerita,
materi cerita) dan keadaan anak didik saat
mendengarkan cerita juga cukup bagus.
Dengan ini pendidik disana dapat
mengetahui tingkat efektifitas metode cerita
yang telah mereka berikan dalam
pembelajaran di KB Siti Khotijah 1 Ambulu.
Langkah bagus ini perlu dikembangkan oleh
para pendidik. Dan yang menggembirakan
lagi adalah adanya musyawarah bersama
antara para pendidik tentang pelaksanaan
pembelajaran dengan metode cerita di
masing-masing kelas yang pernah
dimasukinya.
Masing-masing saling bertukar
pengalaman dan mencari solusi jika ada
permasalahan pada pelaksanaan
pembelajaran dengan metode cerita di kelas
masing-masing. Pola saling tular
pengalaman ini sangat bagus untuk
mengetahui dan menghasilkan teknik yang
tepat dalam menyampaikan cerita pada
anak didik yang mempunyai heterogenitas
dari masing-masing individu anak didik.

Saran
Hasil penelitian yang diperoleh agar
proses pembelajaran lebih efektif dan lebih
memberikan hasil maksimal kepada anak,
maka dapat disampaikan saran- saran
sebagaiberikut:
1. Bagi Pendidik, diharapkan
menggunakan media boneka tangan
sebagai salah satu media untuk
meningkatkan kemampuan berbahasa
anak atau meningkatnya kecerdasan
jamak.
2. Bagi lembaga, diharapkan agar
memberikan fasilitas yang mendukung
akan memberikan hasil pembelajaran
yang maksimal dan berkesinambungan
serta terukur.

119
PUSTAKA PUSTAKA

AM Roisah, 2013. Meningkatkan Kemampuan Berbicara Anak Melalui Metode Cerita


Bergambar Pada Anak Kelompok Bermain Cakra Indah, Vol. 7.
Azhar A, 2005. Media Pembelajaran, Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada.
Asnawir dan M. Basyiruddin, 2002.Media Pembelajaran, Jakarta: Ciputat Pers.
Arikunto, S, 2010. Prosedur Penelitian Suatu. Pendekatan Praktik, Jakarta: PT. Rineka Cipta.
Budiyanto dkk, 2014. Pengembangan Education. Game Untuk Pembelajaran Perbaikan.
Sistem. Pengisian Dan Identifikasi. Komponen-Komponennya.
https://journal.unnes.ac.id/nju/index.php/JPTM/article/view/5468.
Conny, 2008. Belajar dan Pembelajaran Prasekolah dan Sekolah Dasar, Jakarta: PT. Indeks.
Creswell, J. W, 2010. Research’ design: pendekatan kualitatif, kuantitatif,’ dan mixed,
Yogjakarta: PT Pustaka Pelajar.’
Djamarah. 2006. Strategi belajar Mengajar, Jakarta: PT. Rineka Cipta.
Dea L, 2010. Peningkatan Keterampilan Berbicara Menggunakan Alat Permainan Edukatif
(APE) Boneka tangan Pada Anak Kelompok B1 TK Aisyiyah Bustanul Athfal Al-Iman
Gendeng Yogyakarta,
Depdiknas, 2000. Kurikulum Berbasis Kompetensi TK, Jakarta: Dorektorat Jendral Pendidikan
Dasar Menengah.
Enny Z. 2010. Pengembangan Bahasa Anak Usia Dini, Vol 10. Diakses Pada tanggal Desember
2017 dari situs: http://staff.uny.ac.id/sites/default/files/lain-lain/drennyzubaidahmpd/
Produk %20Bahan%20Ajar.
Hana, J, 2011. Terapi Kecerdasan Anak dengan Dongeng, Yogyakarta: Berlian.
Hurlock. 2005. Psikologi Perkembangan, Jakarta: Erlangga.
Hamalik Oemar, 2003. Kurikulum dan Pembelajaran, Jakarta: Bumi Aksara. PERMENDIKBUD
tahun 2014 No 146.
Musfiroh, T. 2008. Cerdas Melalui Bermain, Jakarta: Grasindo.
Muhaimin,2002. Paradigma Pendidikan’ Islam Upaya Mengefektifkan’ Pendidikan Agama
Islam Di’ Sekolah, Bandung: PT Remaja’ RosdaKarya.
M. Taufik, 2012. Media Pembelajara. pdfMusfiroh, T. 2005. Bermain Sambil Belajar’ dan
Mengasah. Kecerdasan,’ Jakarta: Depdiknas.’
Martini J, 2006. Perkembangan’ dan Pengembangan Anak Usia’ Taman Kanak- kanak., Jakarta:
Grasindo.’
Nurbiana, dkk. 2011. Metode Pengembangan Bahasa, Jakarta: Universitas Terbuka dan
Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan.
Resti L, 2015. Peningkatan Keterampilan’ Berbicara Melalui Media Boneka’ Tangan Pada Anak
Kelompok B1 di Tk Aba Dukuh’ Gedongkiwo”, Tesis, Yogyakarta: Universitas Negeri
Yogyakarta.
Rahmawati, Y, 2010. Strategi Pengembangan KreativitasPada Anak Usia Taman Kanak-kanak,
Jakarta: Kencana
Slamet Suyanto, 2005. Pembelajaran Untuk Anak TK. Jakarta: Departemen Pendidikan
Nasional.
Sukartini, 2015. Mengembangkan Kemampuan Berbicara Menggunakan Media Boneka
tangan Pada Anak-anak Kelompok A PAUD Menur Kecamatan Besuki Kabupaten
Tulungagung Tahun Ajaran 2014/2015, Tesis, Kediri: Universitas Nusantara PGRI Kediri.
Sugiyono, 2007. Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R & D, Bandung: Alfabeta.
Tarmansyah, 1996. Gangguan Komunikasi, Jakarta: Depdikbud Dirjen Dikti Pendidikan Tenaga
Guru.
Yi Farah, 2013. Metode Bercerita Untuk Pengembangan Bahasa Anak, pdf.

120

Anda mungkin juga menyukai