Anda di halaman 1dari 11

PENGARUH KEGIATAN BERMAIN EGRANG BATOK KELAPA

TERHADAP PERKEMBANGAN MOTORIK KASAR ANAK


PADA MASA PANDEMI COVID-19 DI KELOMPOK B TK
KARYA THAYYIBAH LIMRAN

INDRIANI.S
A 411 18 052
BAB I
PENDAHULUAN
1. 1 Latar Belakang
Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) sebagai salah satu bentuk lembaga pendidikan
bagi anak usia dini yang dalam proses pembelajarannya menekankan pada prinsip bermain
sambil belajar dan belajar seraya bermain. Pengembangan kemampuan motorik kasar anak
perlu dipupuk, dikembangkan dan ditingkatkan sejak dini karena pada rentang usia dini
adalah saat yang tepat untuk mengembangkan motorik kasar anak. Pengembangan motorik
kasar hendaknya dimulai pada usia dini, yaitu lingkungan keluarga sebagai tempat
pendidikan pertama dan dalam pendidikan pra sekolah.
Pengembangan kemampuan motorik kasar anak di TK Karya Thayyibah Limran
yang hasilnya dapat dilihat pada proses pembelajarannya yang berlangsung, akan tetapi
berdasarkan pengamatan peneliti selama observasi dalam mengembangkan motorik kasar
anak, masih perlu pembinaan yang lebih atau belum berkembang sesuai harapan guru. Hal
ini disebabkan karena masih kurangnya permainan yang dapat mengembangkan
kemampuan motorik kasar anak dan bahkan masih kurangnya permainan tradisional yang
diterapkan pada anak, salah satunya permainan batok kelapa.
1. 2 Tujuan Penelitian
1. Untuk mengetahui perkembangan motorik kasar anak di Kelompok B
TK Karya Thayyibah Limran
2. Untuk mengetahui penerapan kegiatan bermain egrang batok kelapa
di Kelompok B TK Karya Thayyibah Limran
3. Untuk mengetahui apakah ada pengaruh kegiatan bermain egrang
batok kelapa terhadap perkembangan motorik kasar anak pada masa
pandemi covid-19 di kelompok B TK Karya Thayyibah Limran
BAB II
2.2 Pengertian Bermain
Menurut Singer, (dalam Kusantini, 2004:12) mengemukakan bahwa bermain dapat
digunakan anak-anak untuk menjelajahi dunianya mengembangkan kompetensi dalam usaha
mengatasi dunianya dan mengembangakan kreativitas anak. Dengan bermain anak memiliki
kemampuan untuk memahami konsep secara ilmiah, tanpa paksaan. Banyak konsep dasar
yang dapat dipelajari anak melalui bermain. Pada anak usia dini perlu menguasai berbagai
konsep dasar tentang warna, ukuran, bentuk, arah, besaran, dan lain sebagainya. Konsep
dasar ini akan lebih mudah diperoleh anak melalui kegiatan bermain.
2.3 Egrang Batok Kelapa
Menurut Mulyani, dalam Masruroh (2018:10) egrang batok kelapa yang dibuat dari
bahan dasar tempurung kelapa yang tengahnya dilubangi lalu diberi tali plastik atau dadung
pada tengah tempurung untuk memainkannya. Permainannya cukup mudah, kaki tinggal
diletakkan ke atas masing-masing tempurung, kemudian kaki satu diangkat, sementara kaki
lainnya tetap bertumpu pada bathok lain di tanah seperti layaknya berjalan.
2.4 Pengertian Motorik Kasar
Menurut Hurlock dalam (Mulyani, 2018:18), perkembangan motorik adalah
perkembangan pengendalian gerakan jasmaniah melalui kegiatan pusat syaraf, urat syaraf,
dan otot yang terkoordinasi. Pengendalian gerakan tersebut berasal dari perkembangan
refleksi dan kegiatan anak-anak sejak waktu lahir. Perkembangan motorik anak sengat
tergantung pada proses kematangan anak pada usia sebelumnya, sehingga pengalaman dan
pengetahuan pada masa kanak-kanan sangat bermanfaat pada masa dewasa.
Sujiono (2005:13), menyatakan bahwa geraakan motorik kasar adalah kemampuan
yang membutuhkan koordinasi sebagian besar bagian tubuh anak. Gerakan motorik kasar
melibatkan aktivitas otot-otot besar seperti tangan, otot kaki dan seluruh tubuh anak.
Perkembangan motorik kasar anak lebih dulu dari pada motorik halus, misalnya anak akan
lebih dulu memegang benda-benda yang ukuran besar dari pada ukuran yang kecil. Karena
anak belum mampu mengontrol gerakan jari-jari tangannya untuk kemampuan motorik
halusnya, seperti meronce, menggunting dan lain-lain.
BAB II
METODE PENELITAN
3.1 Metode dan Jenis Penelitian
Model penelitian yang digunakan adalah kuantitatif dan jenis penelitiannya yaitu
deskripstif, dimana dalam penelitian ini peneliti berusaha untuk mendeskripsikan atau
penelitian yang diperoleh dari hasil pengamatan tentang gambaran mengenai permasalahan
yang ada di TK yang kemudian menghasilkan data yang kuantitatif, berdasarkan
pengamatan ini dari kedua variabel yang diamati, yaitu kegiatan bermain egrang batok
kelapa dan motorik kasar anak.
3.2 Variabel dan Rancangan penelitian
Rancangan penelitian ini digunakan untuk mempermudah langkah-langkah yang
dilakukan dalam suatu penelitian, agar penelitian tidak keluar dari ketentuan yang sudah
ditetapkan sehingga tujuan atau hasil yang diperoleh akan sesuai dengan harapan. Model
penelitian yang digunakan adalah one-group pretest-posttest design. Yang dirancang oleh
Sugiyono (2013:83) desainnya sebagai berikut:
01 x 0 2

01: pengamatan awal sebelum melakukan permainan egrang batok kelapa


X : perlakuan (kegiatan permainan egrang batok kelapa)
02: pengamatan akhir sesudah melakukan kegiatan permainan egrang batok kelapa
TERIMA KASIH

WASSALAMUALAIKUM
WARAHMATULLAHI
WABARAKATUH

Anda mungkin juga menyukai