ABSTRAK
ABSTRACT
dalam membantu aparatur masyarakat dalam menyiapkan usia yang lebih muda lebih
cepat dari yang diharapkan, yaitu sesuai dengan tujuan dari pendidikan anak usia dini
perilaku, informasi, kemampuan dan daya cipta yang dibutuhkan oleh anak didik.
pada Bab 1 Pasal 1 ayat 14 menyatakan bahwa Pendidikan anak usia dini adalah
suatu latihan yang dipusatkan pada anak sejak lahir sampai dengan usia 6 tahun yang
dan kemajuan jasmani dan rohani sehingga anak-anak memiliki kesiapan untuk
Anak-anak sebagai peserta didik siap menjadi jiwa yag mandiri, kreatif,
bijaksana, dasar dan rasional bahkan dengan kemajuan waktu yang serius. Oleh
karena itu, pembinaan sangat diprioritaskan terhadap kemajuan peserta didik dalam
mendidik dan melatih latihan di sekolah, masa usia dini dengan rentang usia 0-6
tahun merupakan usia cemerlang atau disebut usia cemerlang dimana pikiran anak
bekerja 80% yang digambarkan dengan cepat dalam perubahan perilaku peningkatan
fisik motorik, sosial emosional, kognitif, nilai agama dan moral, bahasa dan seni.
untuk mencari pelatihan dan motivasi yang sesuai agar anak dapat tumbuh dan
kemudian hari, namun potensi ini dapat berkembang dengan asumsi mereka diberi
dorongan, arahan, bantuan dan perawatan sesuai dengan tingkat perkembangan dan
adalah untuk membentuk anak-anak muda Indonesia yang berkualitas dan dipercaya
bahwa anak-anak akan berkembang dan berkreasi sesuai dengan tingkat kemajuannya
sehingga mereka memiliki ketersediaan yang ideal untuk memasuki sekolah dasar
bahwa tujuan Pendidikan Anak Usia Dini adalah untuk menumbuhkan berbagai
kemungkinan sejak awal sebagai landasan selamanya dan memiliki pilihan untuk
pada anak. Menurut Permendikbud No. 137 Tahun 2014 tentang Standar Nasional
Pendidikan Anak Usia Dini pasal 10 ayat 1 tentang ruang lingkup perkembangan
menurut tingkat usia anak yang meliputi aspek nilai agama dan moral, fisik motorik,
kognitif, bahasa, sosial emosional dan seni. Salah satu aspek perkembangan yang
dan latihan atau pengalaman selama hidup yang dapat dilihat dari perkembangan
dipengaruhi oleh bantuan dan inspirasi seperti dalam lingkungan sekolah guru
bertanggung jawab untuk menjadi pendidik dan inspirasi bagi anak-anak. Pendidik
adalah individu yang memiliki otoritas yang dapat ditiru dan diteladani, instruktur
juga orang dewasa yang sengaja bertanggung jawab untuk mengajar, mendidik dan
dapat mengkoordinasikan dan mengawasi kelas dan suatu jabatan atau profesi
Tenaga Kependidikan Bagian XII Pasal 171 ayat 1 Guru adalah tenaga kependidikan
kewenangannya kekhususan dan mengambil bagian dalam sekolah. Guru pada ayat
(1) mempunyai kewajiban dan kewajiban Instruktur sebagai guru ahli mengajar,
mendidik, membimbing, mengarahkan, melatih, survei dan menilai peserta didik pada
anak usia dini melalui pengajaran yang tepat, sekolah dasar, dan pendidikan
menengah. Untuk situasi ini, maka dapat disimpulkan bahwa latar belakang pendidik
dapat mempengaruhi kemampuan instruktur dalam mengajar seperti mengarahkan
motorik. Perkembangan aktual pada anak usia dini berdampak pada gerakan
perkembangan yang meliputi bagian-bagian tubuh tertentu dan dilengkapi oleh otot-
otot kecil serta memerlukan koordinasi yang hati-hati. Seperti diketahui bahwa
kontrol tangan dimulai dari bahu yang menyebabkan perkembangan lengan yang
tangan dan jari. Dalam keahlian motorik halus ini anak usia dini dapat memfasilitasi
perkembangan tubuh termasuk mata dan tangan untuk dapat melakukan latihan yang
menumpuk mainan, mengikat sepatu, dan lain-lain (Najib, dkk, 2016:107). Menurut
motorik halus anak-anak harus dipersiapkan atau dikuatkan untuk tumbuh dengan
baik. Kurangnya stimulasi atau kegiatan yang bersifat fisik terutama gerakan motorik
masalah fiksasi ketika anak berada di sekolah dasar karena motorik halus anak belum
berbeda pula.
seperti keterampilan menggunakan jari, pergelangan tangan yang lentur dan melatih
koordinasi mata. Menurut Yamin (2013:101) dalam motorik halus terdapat 3 unsur
yaitu: 1) memegang adalah anak mampu memegang benda besar serta kecil, semakin
baik kemampuan motorik halus anak maka ia mampu memegang benda yang lebih
kecil., 2) menjimpit ialah bentuk perkembangan motorik halus anak yang semakin
baik untuk dapat memegang tidak dengan telapak tangan tetapi menggunakan ibu jari
dan telunjuk secara bersamaan. Contohnya: Anak dilatih menjimpit kancing baju saat
kegiatan kolase, 3) Koordinasi mata dan tangan adalah dengan dibutuhkan pula
koordinasi pergerakan mata dan tangan, koordinasi ini sangat baik untuk merangsang
pertumbuhan otak di masa yang sangat pesat. Contohnya: Anak dilatih untuk
pemikiran yang kreatif dan inovatif agar anak bisa merasakan senang, tenang, aman
dan nyaman selama dalam proses belajar mengajar sehingga dapat mencapai sesuai
dengan perkembangan anak. Dalam standar kompetensi kurikulum Pendidikan Anak
Usia Dini adalah membantu mengembangkan berbagai potensi anak baik fisik
maupun psikis yang meliputi nilai agama dan moral, sosial emosional, fisik motorik,
menjimpit, konsentrasi dan koordinasi mata dan tangan (Yamin dan Sanan 2010:134).
Setiap anak memiliki tingkat perkembangan motorik halus anak yang berbeda-beda.
Ada beberapa faktor yang menyebabkan perkembangan motorik halus anak berbeda
salah satunya adalah faktor stimulasi yang di dapatkan anak. Ada beberapa faktor
kurangnya kesempatan untuk belajar motorik halus, pola asuh yang otoriter dan
melakukan aktivitas sendiri sehingga anak terbiasa selalu dibantu untuk memenuhi
(1978:164) bahwa “keterlambatan perkembangan motorik yang terjadi pada anak bisa
nomor 137 tahun 2014 tentang Standar Tingkat Pencapaian Perkembangan Anak Usia
Dini mengenai standar tingkat pencapaian perkembangan motorik halus anak usia 4-6
tahun meliputi: a) anak mampu menggambar sesuai dengan idenya, b) anak mampu
meniru bentuk, c) anak mampu bereksplorasi dengan berbagai media dan kegiatan,
d)anak mampu menggunakan alat tulis dengan benar, e) anak bisa menggunting
sesuai pola, f) anak telah menempelkan gambar dengan benar, g) anak sudah bisa
Mukomuko terdiri dari 5 PAUD yaitu PAUD Terpadu Pembina Pondok Suguh,
PAUD Terpadu Al-Hidayah, PAUD Terpadu Cahaya Mutiara Bunda, PAUD Terpadu
Kenanga Abke, dan PAUD Terpadu Embun Pagi ditemukan bahwa cara mengajar
tertarik dan bosan mengkuti kegiatan yang diberikan. Dari fakta tersebut masih
ditemukan anak yang belum mampu mengkoordinasikan mata dengan tangan secara
bersamaan saat kegiatan melipat kertas, ada anak belum mampu mengerjakan tugas
yang diberikan guru seperti pada kegiatan menyalin kata angka (menulis) seharusnya
hanya menggunakan ibu jari dan telunjuk sedangkan jari lainnya untuk stabilisasi
tetapi masih ada anak belum tepat dalam praktek cara menulis yang baik. Pada saat
kegiatan kolase masih ada anak membutuhkan bantuan guru dalam mengerjakannya,
saat anak mewarnai masih ada yang keluar garis, pada kegiatan menggunting masih
ada anak belum tepat memegang gunting dan masih ada anak menggunting tidak
membantu mengembangkan kemampuan motorik halus anak. Dalam hal ini guru
tidak hanya memberi ilmu kepada anak, namun guru juga merupakan fasilitator dan
halus anak dapat berkembang secara optimal dengan menggunakan berbagai macam
kegiatan.
B. Identifikasi Masalah
yang telah telihat masih banyak media yang masih kurang memadai, sehingga
C. Batasan Masalah
dibatasi pada:
motorik halus anak dalam tiga unsur yaitu, memegang, menjimpit, dan
D. Rumusan Masalah
E. Tujuan Penelitian
Penelitian ini diharap dapat memberikan manfaat, baik secara teoritis maupun
1. Manfaat Teoritis
2. Manfaat Praktis
a. Bagi sekolah
b. Bagi Peneliti.
KAJIAN TEORI
A. Deskripsi Teoritik
1. Pengertian Pelaksanaan
(2002:70).
secara nyata berdasarkan norma yang ada untuk mencapai tujuan kegiatan.
semua rencana yang telah dibuat dan ditetapkan dengan dilengkapi segala
proses struktur kegiatan tindak lanjut setelah program yang disiapkan terdiri
atas pengambilan keputusan, langkah yang tepat maupun operasional menjadi
nyata untuk mencapai sasaran dari program yang ditetapkan . Dari penjelasan
program yang sudah ditetapkan oleh pemerintah yang harus sejalan dengan
kondisi yang ada dilapangan serta di luar lapangan, serta kegiatan tersebut
alat-alat penunjang.
sebagai berikut:
b. Aset, untuk situasi ini mencakup empat bagian, yaitu jumlah staf
Selain itu, dalam proses implementasii ada sekitar tiga komponen yang
2. Pengertian Motorik
otot, syaraf dan otak adalah unsur-unsur yang menentukan . Ketiga unsur itu
berinteraksi posiftif dalam melaksanakan perannya, artinya unsur yang satu
dengan unsur yang lain saling berkolaborasi, saling support dan saling
pengendalian gerakan otot tubuh melalui kegiatan yang tersusun antara saraf,
tubuh.
perkembangan tubuh individu melalui latihan yang terbuat dari saraf, otot,
yang mengendalikan perkembangan tubuh dan otak anak sebagai titik fokus
gerakan. Gerakan ini biasanya dapat dipisahkan menjadi gerakan kasar atau
gerakan halus. Satu penilaian lagi menurut Zulkifli (2003: 26) perkembangan
partisipasi antara otot, pikiran, dan saraf. Lebih lanjut Sukamti (2007:25)
besar bagian tubuh anak) dan gerakan motorik halus (kemampuan yang hanya
motorik ada dua bagian yaitu motorik kasar (gross motor skill) dan motorik
motorik anak terbagi menjadi dua macam, yaitu motorik kasar dan motorik
halus.
kecil seperti jari-jari dan tangan anak, yang sering membutuhkan ketelitian
adalah suatu penggunaan kelompok otot-otot kecil seperti jari-jari jemari dan
anak usia dini memiliki tujuan untuk melatih kemampuan koordinasi motorik
halus yaitu; a) dapat memfungsikan otot-otot kecil seperti gerakan jari tangan;
motorik halus anak usia dini adalah untuk membantu peningkatan perspektif
alasan bahwa satu sudut dengan sudut pandang formatif lainnya saling
1) Memegang
sederhana.
latihan ini secara mandiri. Gerakan terkoordinasi yang baik pada anak
2010:10)
2) Menjimpit
terutama ibu jari dan jari telunjuk. Keterampilan motorik halus dapat
sendok dengan cara yang benar, sama seperti yang dilakukan orang
lengan, serta tubuh bergerak bersama dibawah kontrol yang lebih baik
daripada mata.
Decaprio (2013:18) memngungkapkan bahwa keterampilan
kelenturan, kekuatan tangan dan koordinasi antara mata dan tangan akan
semakin matang.
1) Membentuk playdough
3) Menempel playdough
4) Menggunakan jari
5) Sesuai
6) Meremas kertas.
Beberapa Indikator perkembangan motorik halus anak usia 4-6 tahun
3) Pegang pensil dengan tepat di antara ibu jari dan dua jari
8) Tempel
atau lereng)
5) Mengancingkan baju.
Usia Dini
motorik halus anak, baik faktor dalam maupun luar. Menurut Nurlaili (2019:9)
sebenarnya sangat bergantung pada nutrisi yang dia dapatkan dari ibunya.
Jika keadaan ibu hamil terganggu karena tidak adanya rezeki, anak yang
b. Variabel keturunan.
diri anak dan merupakan sifat alami dari orang tua anak. Komponen ini
digambarkan oleh beberapa kemiripan dan tanda nyata dari anak dengan
salah satu kerabatnya, terlepas dari apakah ayah, ibu, kakek, nenek atau
kerabat lainnya. Misalnya, seorang anak yang memiliki bentuk tubuh tinggi
dan ramping seperti ayahnya, meskipun sebenarnya anak itu sangat suka
makan (dianggap membuat anak itu gemuk) tetapi sebenarnya anak itu
c. Kondisi alam
Kondisi alam merupakan faktor luar atau faktor di luar diri anak.
makanan yang cukup untuk membentuk sel-sel tubuh dan jaringan tubuh
yang baru. Kesehatan anak yang terganggul karena sakit akan menghambat
perkembangan/perbaikan motorik halus mereka dan akan merusak sel dan
d. Pertanyaan Pengetahuan
banyak dorongan. Hal ini dikarenakan otot-otot anak, baik otot polos anak,
pada kondisi motorik yang ideal yang digambarkan dengan gerakan halus
dan mulus.
yang dilakukan oleh anak, itu adalah hasil kerja sama antara 3 komponen,
khususnya otak besar, saraf dan otot, yang terhubung secara pasti.
g. Stimulasi yang tepat Ada tiga gaya pengasuhan yang banyak dilakukan
sendiri tanpa bantuan orang tua. Pola pengasuhan terbaik adalah berbasis
dalam rutinitas rutin mereka dan tentu saja akan sangat mempengaruhi
motorik halusnya.
pengembangan motorik anak usia dini adalah sebagai berikut: (a) Mencoret
dan menentukan batas, (b) Mengatur, (c) Bentuk, (d) Menggambar, (e)
mewarnai, ( f) Penataan ulang, (g) Melipat, (h) Mosaik, (I) Montase, (j)
Pendidik adalah sosok yang menjadi teladan yang baik dalam setiap
tingkah laku, wacana dan perkataan. Selain itu, pendidik juga merupakan
diikuti. Diikuti dan diikuti dari bahasa Sansekerta, kata master merupakan
perpaduan dari kata "gu" dan "ru". Gu berarti kekaburan, kehadiran dan
yang tinggi.
hanya sebagai contoh yang baik yang dapat ditiru oleh anak didiknya.
tentang Pengajar dan Pembicara, Pendidik adalah guru yang cakap dengan tugas
menilai, dan menilai peserta didik di persekolahan remaja melalui pembinaan yang
menjadikan dirinya sebagai orang tua berikutnya; c) usaha pendidik di bidang sosial,
khususnya instruktur mengajar di wali kelas, namun harus memiliki pilihan untuk
tiga jenis, yaitu; a) kewajiban di bidang keahlian meliputi mengajar, mendidik, dan
untuk sekolah harus memiliki pilihan untuk menjadikan diri mereka sebagai wali
Dari penilaian di atas, dapat dimaklumi bahwa tugas pendidik bukan hanya
mempersiapkan, meneliti dan menilai siswa tetapi pengajar juga merupakan orang
tua kedua di sekolah dan contoh yang baik untuk daerah setempat.
Hasil penelitian yang relevan terkait dengan judul penelitian ini adalah: Pelaksanaan kegiatan
Peningkatan Motorik Halus oleh Guru PAUD Se-Gugus Teratai, Kawasan Pondok Suguh,
Mukomuko, adalah:
1. Hasil penelitian Fitria Murdiana (Skripsi 2018) Metode yang Terlibat dalam
Menumbuhkan Kemampuan Motorik Halus Bagi Anak Usia Dini di TK SBM Global
serius tentang dasar-dasar keadaan arus dan kerjasama alam dari perkumpulan orang,
individu, dan organisasi wilayah setempat. Sekaligus ujian ini mengangkat informasi
dan permasalahan yang ada dilapangan, untuk situasi ini kelas TK SBM Global
Insani Bandar Lampung. Pada penlitian kali ini subjek penelitian adalah siswa-siswi
di TK SBM Global Insani Bandar Lampung yang berjumlah 20 siswa yang terdiri
Sedangkan objek penelitian adalah jabatan yang dijadikan sebagai satuan persepsi.
Informasi dalam penelitian lapangan ini diperoleh melalui observasi, wawancara dan
secara umum, khususnya: dimulai dengan penentuan topik, hal ini sangat mudah bagi
kedua adalah menyiapkan bahan, ini juga dapat bekerja dengan pendidik selama
waktu yang dihabiskan untuk mengembangkan kemampuan motorik halus yang baik.
halus.
yang diselesaikan dalam 2 siklus. Subyek penelitian ini adalah anak kelompok B TK
persepsi kemampuan mesin halus sebelum aktivitas adalah normal sebesar 64,58%
dengan model BSH, pada siklus primer terjadi peningkatan sebesar 3,65% pada
standar BSH, pada siklus II terjadi peningkatan sebesar 11,72% menjadi BSB.
anak-anak telah berkembang dan membuat tanda kemajuan lebih dari 75% dengan
kriteria Berkembang Sangat Baik. Pencapaian ini tidak terlepas dari langkah-langkah
pembelajaran, yaitu: (1) Satu kelas dibagi menjadi 3 kelompok yang terdiri dari 4-5
anak (2) Setiap kelompok mendapat 4-5 macam warna yang telah ditetapkan dalam
satu dudukan (3) Pendidik memberikan contoh latihan arsir apa yang akan dilakukan
(4) Menyampaikan aturan-aturan yang telah ditetapkan selama tindakan arsir dan (5)
3. Hasil Penelitian Nita Erliana Pratiwi dan Mas'udah (Jurnal 2017) Mengolah
Kemampuan Motorik Halus Melalui Latihan Bermain Pasir Pada Anak Usia 3-4
Tahun di Ppt “Melati” Surabaya. Penelitian kegiatan kelas ini bertujuan untuk
pada tahun ajaran pelajaran 2015-2017. Subyek penelitian ini adalah anak usia 3-4
tinjauan ini dalam pola utama tindakan instruktur menunjukkan tingkat 70% dan
pada siklus berikutnya diperluas hingga 90%. Tindakan anak pada siklus utama
menunjukkan tingkat 68,12%, dan pada siklus berikutnya meningkat menjadi 85%.
Kemampuan mesin halus anak usia 3-4 tahun di PPT Melati pada pola dasar tingkat
kemajuan mendapat tingkat 58,59% dan pada siklus berikutnya meningkat ke tingkat
Halus Anak Usia Dini Melalui Latihan Kemampuan Fundamental Montessori dalam
kemampuan motorik yang tenang dan halus. Dari 12 anak, hanya ada 4 anak yang
model penelitian kegiatan ruang belajar. Subyek ujian adalah kelompok A dengan
strategi ilmiah yang digunakan adalah kualitas normal, tarif dan grafik. Untuk
mendapatkan hasil yang substansial, prosedur penelitian dibantu melalui dua langkah
siklus, dan setiap siklus terdiri dari empat fase, khususnya persiapan, akting,
PAUD Islam Silmi Samarinda tampak meningkat dikelasnya. Hal ini terlihat dari
produk akhir pelaksanaan siklus utama yang diurutkan Hebat, hanya 40%. Kemudian
pada siklus II jumlah anak dengan klasifikasi baik meningkat menjadi 92%. Dengan
C. Kerangka Berpikir
Pelaksanaan adalah suatu kegiatan atau pelaksanaan suatu susunan yang telah
disusun secara hati-hati dan mendalam, pelaksanaan biasanya dilakukan setelah susunan
tersebut dipandang sudah siap. Secara langsung, eksekusi dapat diartikan sebagai aplikasi.
Majone dan Wildavsky mencirikan eksekusi sebagai penilaian. Browne dan Wildavsky
berpendapat bahwa eksekusi adalah perluasan dari latihan yang sesuai satu sama lain. Nurdin
Usman. (2002:70)
Dalam ulasan ini komponen motorik halus dibatasi pada 3 komponen, yaitu
komponen utama memegang, khususnya anak dapat memegang barang besar dan kecil,
semakin tinggi kemampuan motorik halus anak, maka pada saat itu, ia dapat menyimpan
barang-barang yang lebih sederhana. Dua komponen meremas adalah peningkatan motorik
halus anak lebih baik dapat membantu anak memegang bukan dengan bagian tengah tangan
melainkan menggunakan jari-jarinya, tiga komponen koordinasi mata dan tangan adalah
koordinasi perkembangan mata dan tangan. juga diperlukan, koordinasi ini sangat baik untuk
Gambar 2.1
Kerangka Berpikir Pelaksanan Kegiatan Pengembangan Motorik Halus Oleh
Guru PAUD Se-Gugus Teratai Kecamatan Pondok Suguh Kabupaten
Mukomuko
Memegang
Pelaksanaan Kegiatan
Pengembangan Motorik
Halus Oleh Guru PAUD
Se-Gugus Teratai
Kecamatan Pondok Menjimpit
Suguh Kabupaten
Mukomuko.
Unsur perkembangan
motorik halus meliputi :
Koordinasi mata
dan tangan
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Metode Penelitian
alasan dan kegunaan tertentu. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini
adalah teknik kuantitatif yang pasti. Sugiyono (2014:7) menyatakan bahwa strategi
grafik kuantitatif adalah teknik yang menekankan pada bagian menaksir secara tidak
memihak pada kekhasan yang bersahabat, eksplorasi ini lebih ditangani dan diolah
secara terukur.
individu, kemudian, pada saat itu, semua jawaban yang diperoleh analis dicatat,
Suguh yang terdiri dari 5 PAUD, yaitu PAUD Terpadu Pembina Pondok Suguh,
PAUD Terpadu Al-Hidayah, PAUD Terpadu Cahaya Mutiara Bunda, PAUD Terpadu
Kenanga Abke, PAUD Terpadu Embun Pagi , tepatnya pada Agustus 2021.
C.Populasi dan Sampel
1. Populasi
yang terdiri dari barang-barang/subyek yang memiliki ciri dan kualitas tertentu
yang diterapkan oleh para ahli untuk dikonsentrasikan dan kemudian dicapai
orang.
Tabel 3.1
2. Sampel
(2006: 116) sampel total adalah pemeriksaan yang dilakukan dengan asumsi
ada di bawah 100 subjek, lebih pintar mengambil semua jadi penelitian
populasi. Sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah contoh mutlak
Tabel 3.2
Sampel guru yang mengajar di PAUD Se-Gugus Teratai Kecamatan
Pondok Suguh Kabupaten Mukomuko
langkah terpenting dalam penelitian, mengingat alasan utama penelitian adalah untuk
pertanyaan atau pernyataan tertulis kepada responden untuk dijawab. Jajak pendapat
dengan pasti faktor-faktor yang diperkirakan dan menyadari apa yang tersedia dari
responden. Skala yang digunakan dalam review ini adalah skala Likert.
Menurut Sugiyono (2014: 93) skala Likert digunakan untuk mengukur
fenomena sosial. Dalam penelitian, kekhasan sosial ini secara eksplisit dicirikan oleh
adalah rangkaian rangkaian latihan tindak lanjut untuk program sekolah atau
tertentu dan dilengkapi oleh otot-otot kecil, seperti jari dan pengembangan
otot-otot kecil, misalnya jari-jari dan tangan yang secara teratur membutuhkan
tangan. Dalam ulasan ini komponen mesin halus anak-anak hanya dibatasi
mata dan tangan, koordinasi ini umumnya sangat baik untuk menggerakkan
F. Instrumen Penelitian
adalah sarana yang digunakan oleh para ilmuwan dalam mengumpulkan informasi
sehingga pekerjaannya lebih lugas dan hasilnya lebih baik, tepat, lengkap, dan presisi
sehingga lebih mudah untuk diolah. Proses pengembangan instrumen dilakukan
Tabel. 3.3
Kisi-Kisi Instrumen Penelitian Pelaksanaan Kegiatan Pengembangan
Motorik Halus Oleh Guru PAUD Se-Gugus Teratai Kecamatan Pondok
yang terdiri dari item atau pernyataan yang mengacu pada indikator yang telah
ditentukan. Jenis Instrumen dalam penelitian ini menggunakan kuisioner atau angket
G. Validitas Instrumen
memutuskan instrumen eksplorasi yang baik dan layak guna menciptakan informasi
validitas yang tepat. Seperti yang ditunjukkan oleh Sugiyono (2017:121) validitas
adalah tingkat di mana sebuah tes memperkirakan apa yang seharusnya diukur.
Sebuah tes tidak bisa sah untuk alasan atau pertemuan apa pun, tes hanya substansial
untuk alasan dan pertemuan tertentu. Dalam review ini, persetujuan instrumen
menggunakan master judgement yang dilakukan oleh 3 orang yaitu Prof. Dr. Riyanto,
M.Pd, Bapak Dr. Didik Suryadi, M.A, dan Ibu Dr. Nina Kurnia, M.Pd. .
Rumus Rata-Rata
𝑥
𝑋=
𝑛
Keterangan:
X: nilai rata-rata
x: jumlah semua nilai keseluruhan
n: jumlah guru/responden
(Aqib, 2014: 204-205)
Jadi, kriteria penilaian untuk lembar angket anak adalah seperti yang tertera
Tabel 3.4
Skor Penilaian Angket Pelaksanaan Kegiatan Pengembangan Motorik Halus
Oleh Guru PAUD Se-Gugus Teratai Kecamatan Pondok Suguh Kabupaten
Mukomuko
Setelah analisis data angket telah dilakukan maka akan ditentukan tingkat
kriteria penilaiannya. Adapun tingkat kriteria penelitian angket seperti yang tertera
Tabel 3.5
Tingkat Kriteria Penilaian Angket Pelaksanaan Kegiatan Pengembangan
Motorik Halus Oleh Guru PAUD Se-Gugus Teratai Kecamatan Pondok Suguh
Kabupaten Mukomuko
dpercaya atau dapat diandalkan. Untuk mengetahui suatu alat ukur realibel atau tidak
dalam penelitian ini diuji dengan Alpha Cronbach dengan persamaan sebagai berikut
𝑘 𝜎 𝑏2
𝑟𝑎𝑐 = 1−
𝑘−1 𝜎𝑏2
Keterangan :
𝑟𝑎𝑐 = Koefisien reabilitas 𝑎𝑙𝑝ℎ𝑎 𝑐𝑟𝑜𝑛𝑏𝑎𝑐ℎ
(reliabel) bila memiliki koefisien cronbach alpha ≥ 0,60 (Ghozali, 2006: 42).
pernyataan tentang motorik halus adalah realibel sehingga item ini layak digunakan
dalam penelitian.
BAB IV
A. Deskripsi Penelitian
Kecamatan Pondok Suguh memiliki 1 (satu) gugus PAUD yaitu Gugus Teratai yang
terdiri dari 5 PAUD dan setiap PAUD terdapat Guru yang menjadi responden
penelitian. Se-Gugus Teratai terdapat 17 orang guru yang menjadi responden. Setipa
sekolah memiliki jumlah guru yang berbeda, yaitu : PAUD Embun Pagi memiliki 4
orang guru, PAUD Terpadu Negeri Pembina memiliki 4 orang guru, PAUD Kenanga
memiliki 2 orang guru, PAUD Mutiara Cahaya Bunda memiliki 4 orang guru, dan
B. Hasil Penelitian
Pada pelaksanaan kegiatan pengembangan motorik halus oleh guru paud se-
gugus teratai kecamatan pondok suguh terdapat 3 unsur motorik halus yaitu :
Kriteria Frekuensi %
Sangat Baik 0 0
Baik 9 52,94
Cukup 8 47,06
Kurang 0 0
pengembangan motorik halus oleh guru dengan kriteria baik 9 orang atau 52,94% dan
kriteria cukup 8 orang atau 47,06 %. Perbedaan jumlah frekuensi baik dan cukup
terdapat 1 orang, sedangkan pada kriteria sangat baik 0. Hal ini menunjukan bahwa
menjimpit, dan koordinai mata dan tangan Se-Gugus Teratai di Kecamatan Pondok
Suguh berada pada kriteria baik. Tabel 4.1 juga menunjukan bahwa pelaksanaan
kegiatan pengembangan motorik halus masih belum berada pada titik maksimal.
Pada kriteria sangat baik masih menunjukan 0 %, ini artinya kegiatan pengembangan
pengembangan motorik halus oleh guru PAUD Se-Gugus Teratai Kecamatan Pondok
Suguh secara keseluruhan berada pada kriteria baik dengan rata-rata 3,03. Artinya
guru sudah sering melakukan kegiatan pengembangan pada motik halus anak tetapi
tidak setiap hari. Guru melaksanakan kegiatan pengembangan motorik halus anak
meliputi unsur memegang berada dikriteria baik dengan rata-rata 3,13. Artinya
pelaksanaan kegiatan pengembangan motorik halus oleh guru sudah sering dilakukan
akan tetapi tidak setiap hari. sebagai contoh, mengajarkan anak memegang penghapus
dengan benar saat menghapus, kegiatan pengembangan tidak dilakukan setiap hari.
berada di kriteria cukup dengan rata-rata 2,71. Artinnya guru melakukan pelaksanaan
kegiatan pengembangan motorik halus meliputi unsur koordinasi mata dan tangan
berada di kriteria baik dengan rata-rata 3,2. Artinya pengembangan motorik halus
meliputi unsur koordinasi mata dan tangan sudah sering dilaksanakan oleh guru
namun tidak setiap hari. seperti melatih anak dalam kegiatan koordinasi mata dan
Rata-
No Memegang Rata Kriteria
1 Memegang gunting dengan benar 3,2 Baik
2 Memegang pensil secara rileks dengan tangan kanan 3,6 Baik
3 Memegang penghapus saat menghapus gambar 3,2 Baik
4 Memegang cat crayon saat mewarnai 3,4 Baik
5 Memegang kancing baju saat mengenakan baju 2,5 Cukup
6 Memegang gunting saat menggunting sesuai pola 3,0 Baik
Memegang gunting saat menggunting diantara dua garis
7 lurus 2,8 Cukup
Memegang gunting saat menggunting macam-macam
8 bentuk 3,2 Baik
9 Memegang botol minum serta menutupnya 3,4 Baik
Jumlah 28,2
Rata-rata 3,1 Baik
dalam unsur memegang oleh guru PAUD Se-Gugus Teratai Kecamatan Pondok
Suguh dengan kriteria baik yang artinya pengembangan motorik halus dalam unsur
memegang sudah dilaksanakan tetapi tidak setiap hari. hal ini ditunjukan pada
kegiatan Memegang gunting dengan benar 3,2, Memegang pensil secara rileks
dengan tangan kanan 3,6, Memegang penghapus saat menghapus gambar 3,2,
Memegang cat crayon saat mewarnai 3,4, Memegang kancing baju saat mengenakan
baju 2,5, Memegang gunting saat menggunting sesuai pola 3,0, Memegang gunting
saat menggunting diantara dua garis lurus 2,8 Memegang gunting saat menggunting
Rata-
No Menjimpit Rata Kriteria
1 Menjimpit benang saat kegiatan meronce 2,2 Cukup
2 Menjimpit puzzle gambar 2,2 Cukup
3 Menjimpit kancing baju saat kegiatan kolase 2,5 Cukup
4 Menjimpit dengan melipat kertas 3,2 Baik
5 Menjimpit saat mengikat tali sepatu 2,8 Cukup
6 Menjimpit cat krayon saat mewarnai 2,9 Cukup
Menimpit saat membolak balikkan halaman buku
7 cerita 2,9 Cukup
8 Menjimpit saat merobek kertas 3,1 Baik
Jumlah 21,8
Rata-rata 2,7 Cukup
dalam unsur menjimpit oleh guru PAUD Se-Gugus Teratai Kecamatan Pondok Suguh
dengan kriteria cukup yang artinya pengembangan motorik halus dalam unsur
menjimpit hanya dilakukan sekali-kali atau tidak selalu dilakukan. hal ini ditunjukan
pada kegiatan Menjimpit benang saat kegiatan meronce 2,2, Menjimpit puzzle
gambar 2,2, Menjimpit kancing baju saat kegiatan kolase 2,5, Menjimpit dengan
melipat kertas 3,2, Menjimpit saat mengikat tali sepatu 2,8, Menjimpit cat krayon saat
mewarnai 2,9, Menimpit saat membolak balikkan halaman buku cerita 2,9, Menjimpit
Rata-
No Koordinasi Mata dan Tangan Rata Kriteria
1 Koordinasi mata dan tangan dengan kegiatan kolase 3,3 Baik
2 Koordinasi mata dan tangan pada saat mengikat tali sepatu 3,1 Baik
Koordinasi mata dan tangan pada saat kegiatan melipat
3 kertas 3,4 Baik
Koordinasi mata dan tangan dengan kegiatan menyusun
4 puzzle gambar 3,1 Baik
Koordinasi mata dan tangan dengan kegiatan menyusun
5 puzzle balok kayu 3,2 Baik
Koordinasi mata dan tangan pada saat kegiatan menyusun
6 puzzle matras huruf 3,5 Baik
Koordinasi mata dan tangan mengenal angka melalui
7 poster 3,1 Baik
8 Koordinasi mata dan tangan melalui pengurutan angka 1-9 3,3 Baik
Koordinasi mata dan tangan saat kegiatab membuat bola
9
kecil dari tisu 3,2 Baik
Jumlah 29,2
Rata-Rata 3,2 Baik
dalam unsur koordinasi mata dan tangan oleh guru PAUD Se-Gugus Teratai
Kecamatan Pondok Suguh dengan kriteria baik yang artinya pengembangan motorik
halus dalam unsur memegang sudah sering dilaksanakan tetapi tidak setiap hari. hal
ini ditunjukan pada kegiatan Koordinasi mata dan tangan dengan kegiatan kolase 3,3,
Koordinasi mata dan tangan pada saat mengikat tali sepatu 3,1, Koordinasi mata dan
tangan pada saat kegiatan melipat kertas 3,4, Koordinasi mata dan tangan dengan
kegiatan menyusun puzzle gambar 3,1, Koordinasi mata dan tangan dengan kegiatan
menyusun puzzle balok kayu 3,2, Koordinasi mata dan tangan pada saat kegiatan
menyusun puzzle matras huruf 3,5, Koordinasi mata dan tangan mengenal angka
melalui poster 3,1, Koordinasi mata dan tangan melalui pengurutan angka 1-9, 3,3,
Koordinasi mata dan tangan saat kegiatan membuat bola kecil dari tisu 3,2.
C. Pembahasan
pengembangan motorik halus oleh guru PAUD Se-Gugus Teratai Kecamatan Pondok
Suguh adalah baik. dapat dilihat tanggapan responden sebesar 3,03. Hal ini berarti
melaksanakan kegiatan pengembangan motorik halus yang berada pada kategori baik
pelaksanaan adalah suatu rangkaian rangkaian latihan tindak lanjut untuk suatu
program atau perangkat strategi sekolah yang terdiri dari penetapan, kemajuan atau
pengaturan penting dan fungsional yang menjadi kenyataan untuk mencapai tujuan
program yang awalnya ditetapkan. Hal ini menunjukkan bahwa hasil yang baik dari
Wilayah Pondok Suguh diperoleh dari pelaksanaan dan penataan yang baik oleh para
pembelajaran itu sendiri. Selain itu, instruktur juga harus tahu tentang perbaikan
motorik halus untuk anak. Kemajuan tersebut kemudian dimaksudkan untuk lebih
inovatif dan diciptakan untuk usia dini melalui latihan bermain. Sesuai dengan
pendidik dapat mengatur strategi yang menjamin anak tidak terluka. Oleh karena itu,
instruktur perlu menciptakan iklim yang aman dan menguji, bahan dan peralatan
digunakan dalam kondisi baik, dan tidak menimbulkan ketakutan dan ketegangan
memperkuat semua latihan motorik halus yang harus dilakukan oleh anak-anak, untuk
kepentingannya.
motorik halus anak dapat berkembang dengan baik jika instruktur membuat berbagai
permainan atau latihan permainan setiap hari, dengan memanfaatkan media yang
diberikan sesuai dengan latihan dan topik yang akan disampaikan sesuai petunjuk dan
berkembang dengan baik melalui latihan yang telah diselesaikan oleh pendidik.
tangan melatih kemampuan anak untuk menggunakan jari-jarinya, terutama ibu jari
dan telunjuk, kemampuan ini termasuk memegang dan menjimpit. Triharso (2013:23)
media dengan koordinasi mata-tangan. Hal ini ditegaskan dari penelitian Sabaria
Agustina, dkk (2018) yang melihat peningkatan kemampuan pada bagian menjimpit,
memegang, koordinasi mata dan tangan dalam latihan menjahit yang dapat melatih
kemampuan motorik halus anak-anak sesuai penilaian Yamin dan Sanan (2010:134)
koordinasi mata-tangan.
memegang
baik dapat dilihat bahwa reaksi responden adalah 3,13. Hal ini menunjukkan
memegang telah dilakukan secara rutin, konsisten. Sesuai dengan hal tersebut,
banyak anak melihat dan mendengar, semakin banyak yang perlu dia ketahui
tinggi kemampuan motorik halus anak, maka semakin siap pula barang
baik oleh instruktur juga akan sangat berpengaruh terhadap kemajuan motorik
Pondok Suguh.
Pelaksanaan latihan motorik halus dalam komponen sangat erat
kancing baju saat memakai pakaian, memegang gunting saat mengiris seperti
yang ditunjukkan oleh contoh, memegang gunting saat memotong antara dua
memegang wadah air dan menutupnya. Hal ini sesuai dengan penilaian
menjimpit
gerak halus pada komponen menjimpit oleh guru PAUD Se-Gugus Teratai,
motorik halus pada komponen penjimpit pada anak-anak. Sesuai dengan hal
tersebut Danim (2011: 49) menyatakan bahwa keberhasilan belajar anak
dipengaruhi oleh banyak unsur yang berasal dari dalam dan luar ruang belajar,
kerangka masukan, Apa lagi faktor dari dalam diri anak termasuk
kertas, menjimpit saat mengikat tali sepatu, menjimpit cat pastel saat
motorik halus yang baik dapat dilatih melalui latihan, misalnya menjimpit
(penjepit mendapatkan pegangan). Perbaikan motorik halus yang lebih baik
saat anak makan, maka pada saat itu cara memegang sendok yang benar lebih
dalam menggunakan tangan dan jari (Wahyudin dan Agustin, 2012: 35).
oleh gutu PAUD di seluruh Kelompok Teratai, Wilayah Pondok Suguh sangat
bagus. cenderung terlihat bahwa reaksi responden adalah 3,24. Hal ini
Koordinasi mata dan tangan yang baik oleh guru juga akan berpengaruh baik
mengikat tali sepatu, koordinasi mata dan tangan saat latihan melipat kertas,
kayu, koordinasi mata dan tangan selama gerakan menyusun puzzle huruf,
koordinasi mata dan tangan melalui urutan nomor 1-9, koordinasi mata dan
tangan saat membuat bola kecil dari tisu. Sesuai dengan penilaian Sumantri
menggerakkan jari, terutama dalam hal koordinasi mata dan tangan untuk
\
BAB V
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan analisis data yang telah dilakukan maka
Guru Paud Se-Gugus Teratai Kecamatan Pondok Suguh berada dalam kategori baik.
menunjukan nilai rata-rata berada pada kategori baik yang artinya sudah sering
menujukan nilai rata-rata berada pada kategori cukup yang artinya hanya dilakukan
sekali-kali atau tidak selalu dilakukan. Pengembangan dalam unsur koordinasi mata
dan tangan menunjukan nilai rata-rata berada dalam kategori baik yang artinya sudah
B. Saran
2. Bagi peneliti selanjutnya agar meneliti motorik halus dalam aspek memegang,
menjimpit dan koordinasi mata dan tangan, agar mendapat hasil yang lebih maksimal,
diharapkan menggunakan metode yang sama dengan jangkauan yang lebih luas.
penelitian dan objek sekolah atau gugus, karena wilayah generalisasi terbatas
sehingga hasil penelitian hanya berlaku untuk satu ruang lingkup yaitu gugus teratai.