Anda di halaman 1dari 11

PENGARUH AKTIVITAS BERMAIN MENGGUNAKAN PLAYDOUGH

TERHADAP KEMAMPUAN MOTORIK HALUS PADA ANAK

JURNAL

Oleh

SIRA DIFATIGUNA
Drs. MAMAN SURAHMAN, M.Si.
Dr. RISWANTI RINI, M.Si.

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN


UNIVERSITAS LAMPUNG
BANDAR LAMPUNG
2015
ABSTRAK

PENGARUH AKTIVITAS BERMAIN MENGGUNAKAN PLAYDOUGH


TERHADAP KEMAMPUAN MOTORIK HALUS PADA ANAK

Sira Difatiguna 1), Maman Surahman 2), Riswanti Rini 3)

The research problem was children low fine motoric skill aged 4-5 years old in
Dharma Wanita Kindergarten Kecamatan Pesisir Utara Kabupaten Pesisir barat.
This study aimed to determine the influence of play activities by using playdough
toward children fine motoric skills. The study was using Pre-Experimental
method with One Group Pretest-Posttest design. The sampling technique used was
saturated sampling. Data were collected by observation and documentation. Data
were analyzed by using cross tables and simple linear regression analysis. The
study results showed that there was an influenced between play activity by using
playdough toward fine motoric skills. It was evidenced by the increasing of 4-5
years old children fine motor skill in Dharma Wanita Kindergarten, Kecamatan
Pesisir Utara, Kabupaten Peisisir Barat, as muchas 4 to 5 per meeting
improvement indicators.

Keywords : play activity, playdough, fine motor skills.

Masalah penelitian ini adalah rendahnya kemampuan motorik halus pada anak
usia 4-5 tahun di TK Dharma Wanita Kecamatan Pesisir Utara Kabupaten Pesisir
Barat. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh aktivitas bermain
menggunakan playdough terhadap kemampuan motorik halus anak. Metode
penelitian yang digunakan adalah Pre-Experimental dengan desain One Grup
Pretest-Posttes. Teknik pengambilan sampel menggunakan sampling jenuh.
Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah teknik observasi atau pedoman
observasi. Teknik analisis data menggunakan analisis data silang dan analisis uji
regresi linier sederhana. Hasil penelitian menunjukkan ada pengaruh antara
aktivitas bermain menggunakan playdough terhadap kemampuan motorik halus
anak, dibuktikan dengan adanya peningkatan kemampuan motorik halus pada
anak usia 4-5 tahun di TK Dharma Wanita Kecamatan Pesisir Utara Kabupaten
Pesisir Barat sebanyak 4-5 capain indikator setiap pertemuan.

Kata kunci : aktivitas bermain, playdough,kemampuan motorik halus.


1)
Mahasiswa
2)
Pembimbing 1
3)
Pembimbing 2
PENDAHULUAN yang sering membutuhkan

Program Pendidikan Anak Usia Dini kecermatan dan koordinasi mata

adalah pendidikan yang ditujukan dengan tangan, keterampilan yang

kepada anak sejak lahir hingga umur mencakup pemanfaatan dengan alat-

6 tahun dengan cara merangsang dan alat untuk bekerja dan obyek yang

membantu pertumbuhan jasmani dan kecil atau pengontrolan terhadap

rohani agar anak memiliki kesiapan mesin misalnya mengetik, menjahit

dalam memasuki jenjang pendidikan dan lain-lain.

selanjutnya. Bermain merupakan seluruh aktivitas


anak, bergerak, termasuk bekerja,
Hal ini sesuai dengan isi Undang- penyaluran hobi, dan merupakan cara
Undang RI Nomor 20 tahun 2003 mereka mengenal dunia.
tentang Sistem Pendidikan Nasional
pada pasal 1 ayat 14 yang Menurut Semiawan dalam Hartati

menyatakan bahwa “pendidikan anak (2005: 85) “bermain adalah aktivitas

usia dini adalah suatu upaya yang dipilih sendiri oleh anak, karena

pembinaan yang ditujukan kepada menyenangkan bukan karena akan

anak sejak lahir sampai dengan usia memperoleh hadiah atau pujian”

enam tahun yang dilakukan melalui Sedangkan menurut Mayesty dalam

pemberian rangsangan pendidikan Sujiono (2013: 34) “memandang

untuk membantu pertumbuhan dan kegiatan bermain sebagai sarana

perkembangan jasmani dan rohani sosialisasi di mana diharapkan

agar anak memiliki kesiapan dalam melalui bermain dapat memberi

memasuki pendidikan lanjut”. kesempatan anak bereksplorasi,


menemukan, mengekspresikan
Perkembangan motorik halus perasaan, berekreasi, dan belajar
merupakan salah satu aspek secara menyenangkan”
perkembangan anak yang perlu
distimulasi. Menurut Sumantri Melalui bermain anak dapat

(2005: 143) keterampilan motorik mengembangkan fisik motorik baik

halus adalah pengorganisasian motorik kasar maupun motorik halus.

penggunakan sekelompok otot-otot Dalam permainan motorik kasar

kecil seperti jari jemari dan tangan adanya gerakan-gerakan yang terjadi
karena adanya koordinasi otot-otot memperoleh kesenangan, tapi juga
besar, seperti berjalan, melompat, bermanfaat untuk meningkatkan
berlari dan melempar, sedangkan perkembangan otak nya. Dengan
dalam permainan motorik halus playdough, anak-anak bisa membuat
melatih kooordinasi otot tangan bentuk apa pun dengan cetakan atau
dalam beraktivitas seperti dengan kraetivitasnya masing-
bermainplaydough, melipat, masing.
menggunting, meronce, meremas dan Hasil studi pendahuluan di TK
sebagainya. Dharma Wanita Kecamatan Pesisir
Utara Kabupaten Pesisir Barat
Playdough merupakan salah satu alat
menunjukkan bahwa Rendahnya
permainan edukatif yang aman untuk
kemampuan motorik halus anak dan
anak dan dapat mengembangkan
guru kurang menstimulasi motorik
seluruh aspek perkembangan anak
halus anak. Media dan alat
usia dini. Membuat playdough dapat
permaianan edukatif yang digunakan
melatih motorik halus anak usia dini.
kurang bervariasi. Berdasarkan hasil
Anak-anak dapat menggunakan
wawancara dengan guru-guru di TK
tangan dan peralatan untuk
Dharma Wanita Kecamatan Pesisir
membentuk adonan melalui
Utara Kabupaten PesisirBarat dalam
pengalaman tersebut, anak-anak
pengembangan motorik halus yang
mengembangkan koordinasi
selama ini dilakukan dikelas belum
mata,tangan dan ketangkasan serta
pernah menggunakan alat permainan
kekuatan tangan yang dapat
yang dibuat sendiri. Pembelajaran
menstimulasi perkembangan motorik
yang diberikan kepada anak-anak
anak untuk menulis dan
langsung calistung tanpa memberi
menggambar.
stimulasi terlebih dahulu terhadap
Menurut Anggraini dalam Haryani motorik halus anak serta anak belum
(2014:59) menyatakan permainan bisa mengkoordinasikan antara mata
playdoughadalah salah satu aktifitas dan tangan
yang bermanfaat untuk
perkembangan otak anak. Dengan
bermain playdough, anak tak hanya
METODE instrumen penelitian dan lembar
observasi/pedoman observasi.
Metode penelitian ini menggunakan
Pre-Experimental Designsdengan Populasi pada penelitian ini adalah
desainOne Grup Pretest-Posttes. seluruh anak di TK Dharma Wanita
Prosedur dalam penelitian ini adalah Kecamatan Pesisir Utara Kabupaten
sebagai berikut (1) Tahap Persiapan : Pesisir Barat dengan jumlah 38
Pembuatan kisi-kisi instrumen anak.Teknik sampel pada penelitian
penelitian, Membuat Rancangan ini menggunakan sampling jenuh
Kegiatan Harian (RKH) yang (penuh) atau sampling total.
menggunakan playdough, Pembuatan Sampling jenuh (penuh) ini adalah
lembar observasi/pedoman observasi, teknik penentuan sampel bila semua
Menyediakan beberapa media/alat anggota populasi digunakan sebagai
yang akan digunakan untuk sampel. Sehingga jumlah sampel
menunjang pelaksanaan kegiatan yang diambil dalam penelitian ini
bermain.(2) Tahap Pelaksanaan : adalah jumlah keseluruhan populasi
Pertemuan dilakukan 6 (enam) kali sebanyak 38 anak. Variabel pada
pertemuan, Lembar observasi/ penelitian ini adalah aktivitas
pedoman observasi digunakan bermain playdough (X) dan
sebelum dan sesudah pemberian kemampuan motorik halus (Y).
perlakuan menggunakan
Penelitian ini menggunakan teknik
playdough.(3)Tahap Pengumpulan
pengumpulan data observasi dan
Data: Pengamatan pada
dokumentasi, instrument penelitian
pembelajaran konvensional
menggunakan lembar observasi atau
menggunakan lembar
pedoman observasi. Setelah diberi
observasi/pedoman observasi,
perlakuan, data yang diperoleh
Pelaksanaan pembelajaran dengan
dianalisis untuk mengetahui besarnya
menggunakan palydough, kemudian
peningkatan kosakata dasar anak
diamati dengan menggunakan lembar
usiadini. Sebelum dilakukan
observasi/pedoman observasi. (4)
pengujian hipotesis terlebih dahulu
Tahap Akhir: Pengolahan dan
dilakukan uji analisis data yaitu uji
analisis data hasil penelitian yang
analisis table silang dan analisis
diperoleh dengan menggunakan
hipotesis menggunakan uji regresi (Akif) sebanyak 14 anak, katagori
linier sederhana dengan rumus Ŷ = a CA (Cukup Aktif) sebanyak 13 anak,
+ bX Sugiyono (2014: 261). dan pada katagori KA (Kurang
Aktif) sebanyak 8 anak. Sedangkan
hasil observasi aktivitas bermain
HASIL DAN PEMBAHASAN
yang dilakukan sesudah diberi
Data yang diperoleh dari penilitian
perlakuan dengan menggunakan
kemudian direkap. Berikut ini
playdough yang terletak pada
rekapitulasi aktivitas belajar
katagori SA (Sangat Aktif) sebanyak
menggunakan media buku gambar
18 anak, katagori A (Aktif) sebanyak
bercerita dan peningkatan kosakata
12 anak,katagori CA (Cukup Aktif)
dasar sesudah dan sebelum diberi
sebanyak 8 anak dan pada katagori
perlakuan atau diberi media buku
KA (Kurang Aktif) tidak ada anak
gambar bercerita, sebagai berikut:
yang memperoleh katagori tersebut.
Tabel 1.Rekapitulasi Nilai Aktivitas Sehingga dapat disimpulkan aktivitas
bermain pada katagori SA (Sangat
Bermain Playdough
Aktif) sebelum menggunakan
No Katagori Interv Sebelum Sesudah playdough sebesar 7,89 %,
al (fo) (%) (fo) (%)
1 SA 17-20 3 7,89 18 47,36 sedangkan sesudah diberi perlakuan
2 A 13-16 14 36,84 12 31,58
3 CA 9-12 13 34,21 8 21,06 dengan menggunakan playdough
4 KA 5-8 8 21,06 0 0,00
Jumlah 38 100,00 38 100,00 sebesar 47,36 %.
Keterangan:
Tabel 2. Rekapitulasi Kemampuan
SA = Sangat Aktif
A = Aktif Motorik Halus
CA = Cukup Aktif
No Katago Interva Sebelum Sesudah
KA = Kurang Aktif ri l
(fo) (%) (f0) (%)

1 BSB 35 ≥ 10 26,32 17 44,74

Berdasarkan data pada tabel 2 di 2 BSH 27-34 15 39,47 16 42,10


3 MB 19-26 9 23,68 5 13,16
atas, bahwa hasil observasi aktivitas 4 BB 11-18 4 10,53 0 0,00
Jumlah 38 100,00 38 100,00
bermain yang dilakukan sebelum
Keterangan:
menggunakan playdough yang
terletak pada katagori SA (Sangat BSB = Berkembang Sangat Baik

Aktif) sebanyak 3 anak , katagori A BSH = Berkembang Sesuai Harapan


MB = Mulai Berkembang dengan menggunakan playdough

BB = Belum Berkembang sebesar 44,74 %.

Berdasarkan tabel 3 diatas, bahwa Tabel 3. Tabel Silang Antara


Aktivitas Bermain dan Kemampuan
hasil observasi yang kemampuan
Motorik Halus Anak.
motorik halus yang dilakukan
sebelum menggunakan playdough No Motorik BSB BSH MB BB Juml
Halus ah
yang terletak pada katagori BSB
Aktivitas
Bermain
(Berkembang Sangat Baik) sebanyak 1 SA 13 5 0 0 18

1 anak, BSH ( Berkembang Sesuai 2 A 4 7 1 0 12


3 CA 0 4 4 0 8
Harapan) sebanyak 15 anak, MB
4 KA 0 0 0 0 0
(Mulai Berkembang) sebanyak 9 Jumlah 17 16 5 0 38

anak dan pada katagori BB (Belum


Berkembang) sebanyak 4 anak. Berdasarkan data tabel 4 di atas,
Sedangkan hasil observasi yang menunjukkan sebanyak 13 anak
dilakukan sesudah diberi perlakuan Sangat Aktif (SA) dengan
dengan menggunakan playdough kemampuan motorik halus yang
yang terletak pada katagori berkatagori Berkembang Sangat Baik
BSB(Berkembang Sangat Baik) (BSB). Selain itu sebanyak 5 anak
sebanyak 17 anak, katagori BSH ( Sangat Aktif (SA) dengan
Berkembang Sesuai Harapan) 16 kemampuan motorik halus yang
anak, katagori MB (Mulai berkatagori Berkembang Sesuai
Berkembang) sebanyak 5 anak dan Harapan (BSH). Pada katagori Aktif
pada katagori BB (Belum (A) dengan kemampuan motorik
Berkembang) tidak ada anak yang Halus Berkembang Sangat Baik
memperoleh katagori tersebut. (BSB) terdapat sebanyak 4 anak dan
Sehingga dapat disimpulkan bahwa sebanyak 7 anak pada katagori Aktif
kemampuan motorik halus anak (A) dengan kemampuan motorik
pada katagori BSB (Berkembang halus Berkembang Sesuai Harapan
Sangat Baik) sebelum menggunakan (BSH), serta 1 anak yang Aktif (A)
playdough sebesar 26,32 % dengan kemampuan motorik halus
sedangkan sesudah diberi perlakuan Mulai Berkembang (MB). Sebanyak
4 anak Cukup Aktif (CA) dengan
kemampuan motorik halus yang Dari hasil persamaan Y= 19,992+
berkatagori Berkembang Sesuai 1,051 (6) = 27
Harapan (BSH), dan 4 anak yang Atas dasar persamaan tersebut di
Cukup Aktif (CA) dengan atas, maka dapat diprediksikan rata-
kemampuan motorik halus Mulai rata kemampuan motorik halus
Berkembang. Sedangkan pada meningkat 4.5 atau 4-5 capaian
katagori Kurang Aktif (KA) dengan indikator kemampuan motorik halus
kemampuan motorik halus yang disetiap pertemuan. Dengan
berkatagori Belum Berkembang demikian dapat disimpulkan ada
(BB) tidak ada anak memperoleh pengaruh yang nyata dari aktivitas
katagori tersebut. bermain menggunakan playdough
terhadap peningkatan kemampuan
Dari penjabaran di atas dapat
motorik halus anak usia dini.
disimpulkan bahwa aktivitas bermain
menggunakan playdough berkaitan
Penggunanan alat permainan
erat terhadap kemampuan motorik
adukatif dalam proses belajar
halus pada anak usia 4-5 tahun di TK
mengajar dapat membantu guru
Dharma Wanita Kecamatan Pesisir
dalam menyampaikan materi dan
Utara Kabupaten Pesisir Barat.
anak akan lebih memahami dan
Persamaan regresi yang telah mengingat yang disampaikan oleh
diperoleh, dapat digunakan untuk guru. Alat permainan playdough
memprediksi variabel X jika variabel merupakan alat permainan yang
independen ditetapkan.Ŷ =19,992 + dapat membuat anak senang untuk
1,051.X. Koefisien regresi b = 1,051 belajar membuat berbagai macam
mengindikasikan nilai rata-rata bentuk dengan tujuan untuk
kemampuan motorik halus dengan mengembangkan motorik halus.
aktivitas bermain menggunakan
Hasil penelitian ini sejalan dengan
playdough. Dari persamaan
penelitian relevan yang dilakukan
tersebut,jika X adalah jumlah
oleh Yuni Muning Atuti (2011) yang
pertemuan sebanyak 6 kali maka
menyimpulkan bahwa dalam
diperoleh 19,992 + 1,051 (6)
ditemukan padahasil akhir siklus II
=26,298 dibulatkan menjadi 27.
pencapaian kriteria baik meningkat
menjadi 17 anak dari 19 anak atau benar dan kesiapan menulis.
89,47%. Ini berarti aktivitas bermain Kemampuan daya lihat juga
menggunkana playdough dapat merupakan gerak halus lainnya yang
meningkatkan motorik halus anak. dapat melatih kemampuan melihat ke
arah kanan dan kiri. Melalui bermain
Dan penelitian yang dilakukan oleh
playdough diharapkan potensi yang
Atih Fatmawati (2013) yang
di miliki anak dapat berkembang
menyimpulkan bahwa kondisi awal
optimalkhususnya motorik halus
kemampuan motorik halus anak
anak. Bermain playdough merupakan
masih belum terstimulasi secara
kegiatanbermain yang dapat anak-
maksimal, dengan persentase
anak lakukan di dalam kelas.
keterampilan dalam kategori sebesar
69 %, masih dalam proses 31 % dan Dunia anak adalah dunia bermain
kategori berkembang baik 0 % dengan bermain anak dapat
namun setelah penerapan playdough, mengeksporasi, membangun
kemampuan motorik halus anak pengetahuannya sendiri. Dasar utama
mengalami peningkatan yang cukup untuk mempelajari pengetahuan dan
baik. Persentase kemampuan motorik kecekatan adalah keaktifan peserta
halus anak yang berada dalam didik itu sendiri (auto-activity).Cara
kategori belum muncul sebesar 0%, mendidik yang baik, menurut Frobel
tahap dalam proses 8% dan adalah metode yang banyak memberi
berkembang baik sebesar 92%. kesempatan kepada anak , membuat
dan menciptakan sesuatu atas
Sujiono (2009:3.7) juga
inisiatif sendiri (ekspresi). Bentuk
menerangkan bahwa koordinasi
pengajaran menurut teori Frobel
gerak halus antara tangan dan mata
adalah sebagai berikut: Menggambar,
dikembangkan melalui permainan
diawali dengan garis vertikal dan
seperti membentuk dengan
horizontal, Spielgaben dan
playdough, tanah liat, plastisin,
Spielformen dengan permainan
menggambar,mewarnai dan
bentuk, Alat permainan untuk ber-
menggunting. Kemampuan gerak
Frobel (pekerjaan tangan), misalnya
motorik halus akan berpengaruh pada
mozaik, cincin, anyaman, kertas lipat
kesiapan memegang pensil secara
dan tanah liat.
Menggunakan permainan sejenis warna akan menarik perhatian anak
tanah liat, plastisin dan palydough sehingga anak dapat belajar sambil
anak dapat membuat berbagai bermain yang dapat melatih motorik
macam bentuk yang disukai anak. halus anak.
Anak dapat membentuknya menjadi
ikan, mobil-mobilan, rumah, SIMPULAN DAN SARAN
pesawat, geometri. Dengan membuat
SIMPULAN
aneka bentuk yang mereka sukai,
anak tidak hanya dapat Berdasarkan hasil penelitian

mengekspresikan perasaannya saja, menunjukkan adanya peningkatan

namun juga membebaskan dirinya yang signifikan pada motorik halus

dari berbagai tekanan yang anak setelah diberikan perlakuan

mengganggunya serta dapat menggunakan playdough. Hal ini

mengekspresikan apa yang telah dapat dilihat dari peningkatan

dipahami. motorik halus anak sebesar 44,74 %


setelah diberi perlakuan

Playdough merupakan mainan lain menggunakan playdough Dengan

dari tanah liat yang terbuat dari demikian dapat disimpulkan bahwa

tepung terigu. Playdough dapat ada pengaruh aktivitas bermain

dibuat secara mandiri dirumah. Bagi menggunakan playdough terhadap

orang tua yang menginginkan kemampuan motorik halus pada anak

mainan yang dapat membantu juga usia 4 sampai 5 tahun di TK Dharma

dalam kegiatan belajar anak dapat Wanita Kecamatan Pesisir Utara

menggunakan media belajar ini Kabupaten Pesisir Barat.

dengan membuatnya secara mandiri


dirumah. Bahan-bahan yang SARAN

digunakan juga mudah untuk


Berdasarkan kesimpulan hasil
didapatkan. Bahan pembuatan
penelitian dan pembahasan, maka
playdough yaitu terdiri dari tepung
penulis mengemukakan saran
terigu, air, garam, minyak dan
sebagai berikut:(1) Kepada Guru :
pewarna makanan. Playdoughyang
Diharapkan guru dapat
dibuat lentur dan memiliki banyak
meningkatkan kemampuan motorik
halus anak dengan menggunakan alat dan Lambang Bilangan Pada
permainan edukatif yang menarik Anak Usia Dini. {Skripsi}.
Bengkulu : Universitas
untuk anak usia dini, sehingga dalam
Bengkulu
proses pembelajaran terasa
menyenangkan, Guru sebaiknya Sugiyono. 2014. Statistik untuk
Peneliti. Bandung :
lebih aktif, kreatif dan inofatif
Alfabeta
sehingga anak-anak akan termotivasi
dalam belajar.(2) Kepada Peneliti Sujiono,Y. Bambang. 2013.
Bermain Kreatif Berbasis
Lain : Bagi peneliti lain dapat
Kecerdasan Jamak. Jakarta :
menjadikan hasil penelitian ini PT Indek
sebagai bahan rujukan untuk
penelitian yang lebih baik lagi dan Sujiono, B. 2009. Metode
Pengembangan Fisik. Jakarta
lebih lanjut dalam aspek yang lebih : Universitas Terbuka:
luas, tidak hanya terbatas pada alat
Sumantri. 2005. Model
permainan playdough saja, tetapi Pengembangan keterampilan
pada Alat Permainan Edukatif Motorik Anak Usia Dini.
Konstruktif lain pada umumnya. Jakarta : Depdikbud

Yuni Muning, A. 2011. Upaya


Meningkatkan Keterampilan
DAFTAR PUSTAKA
Motorik Halus Melalui
Bermain Playdough Pada
Atih, F. 2013. Implementasi
Kelompok A di TK ABA
Playdough Dalam
Marangan Kabupaten
Menstimulasi Kemampuan
Sleman.{Skripsi}.
Motorik Halus {Skripsi}.
Yogyakarta : Universitas
Bandung : UPI
Negeri Yogyakarta
Hartati, S. 2005. Perkembangan
Belajar pada Anak Usia Dini.
Jakarta : Departemen
Pendidikan Nasional

Haryani, C. 2014. Penerapan Metode


Bermain Dengan Media
Playdough Dalam
Meningkatkan Kemampuan
Mengenal Konsep Bilangan

Anda mungkin juga menyukai