Anda di halaman 1dari 8

PENGARUH OLAHRAGA TRADISIONAL TERHADAP PERKEMBANGAN MOTORIK

KASAR ANAK GUNA MENINGKATKAN IMUNITAS TUBUH DI DESA PALON


KABUPATEN BLORA

Reza Fikri Hermawan

S-1 Ilmu Keolahragaan, Fakultas Ilmu Olahraga, Universitas Negeri Surabaya

Reza.18064@mhs.unesa.ac.id

Mokhamad Nur Bawono

S-1 Ilmu Keolahragaan, Fakultas Ilmu Olahraga, Universitas Negeri Surabaya

mokhamadbawono@unesa.ac.id

Abstrak
Pentingnya peranan olahraga untuk anak tentunya dibutuhkan pembinaan yang baik dan berkesinambungan saat
anak memasuki fase sekolah, mereka akan menjalankan kegiatan disekolah dengan peforma yang baik apabila
fondasi fisiknya kuat. Sehingga dengan kemampuan motorik yang baik akan membuat anak nyaman bergerak dan
lebih percaya diri dalam melakukan kegiatan dalam perkembangannya sehingga dapat berdampak pada prestasi.
Untuk meningkatkan keterampilan motorik anak salah satunya dapat dilakukan dengan permainan tradisional.
Dalam penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana perngaruh olahraga tradisional terhadap perkembangan
motorik anak guna meningkatkan sistem imunitas tubuh. Metode penelitian ini menggunakan metode deskriptis
kualitatif dengan menggunakan desain penelitian survey dan diberikan macam permainan tradisional. Populasi
dalam penelian ini adalah anak-anak usia 6-10 tahun yang berjumlah 26 anak yang ada di Desa Palon teknik
sampling yang digunakan adalah random sampling. Teknik pengumpulan data menggunakan instrument penelitian
dalam bentuk lembaran angket. Aspek-aspek yang dikumpulkan adalah Permainan galasoket, permainan zig-zag
boy, permainan engklek, permainan lari jongkok, permainan loncat katak. Data yang terkumpul kemudian di analisis
dan diolah dengan menggunakan diagram lingkaran. Hasil penelitian ini menunjukan bahwa permainan zig-zag boy
sebagian besar dimaniti anak-anak di desa palon memiliki presentase sebsar 46% anak-anak menyukai permainan
tersebut. Sedangkan untuk permainan Galasoket memiliki presentase sebanyak 27%, permainan lari jongkok
memiliki presentase 19%, permainan engklek dan loncat katak memiliki presentase 4%. Dapat disimpulkan bahwa
hasil modifikasi permianan tradisional zig-zag boy. Permainan ini sangat digemari oleh anak-anak Di Desa Palon
Kabupaten Blora. Hal ini di buktikan dengan grafik diagram pada bab sebelumnya yang mencapai (46% dari 100%).

Kata kunci: Olahraga, Tradisional, Motorik, Imunitas

Abstract
The importance of the role of sports for children of course requires good and continuous coaching when children
enter the school phase, they will carry out school activities with good performance if their physical foundation is
strong. So that good motor skills will make children comfortable moving and more confident in carrying out
activities in their development so that it can have an impact on achievement. One of the ways to improve children's
motor skills can be done with traditional games. This study aims to determine how traditional sports affect children's
motor development in order to improve the body's immune system. This research method uses a qualitative
descriptive method using a survey research design and is given a variety of traditional games. The population in this
study were children aged 6-10 years, totaling 26 children in Palon Village. The sampling technique used was
random sampling. The data collection technique used a research instrument in the form of a questionnaire sheet. The
aspects collected are galasoket game, zig-zag boy game, engklek game, squat run game, frog jump game. The
collected data is then analyzed and processed using pie charts. The results of this study indicate that the zig-zag boy
game is mostly played by children in Palon village, with a percentage of 46% of children liking the game.
Meanwhile, the Galasoket game has a percentage of 27%, the squat running game has a 19% percentage, the
engklek game and the frog jump has a 4% percentage. It can be concluded that the results of the modification of the
traditional zig-zag boy game. This game is very popular with children in Palon Village, Blora Regency. This is
proven by the graph diagram in the previous chapter which reached (46% from 100%).

Keywords: Sports, Traditional, Motor, Immunity

PENDAHULUAN

Pemahaman tentang Anak merupakan suatu Olahraga merupakan bagian dari kehidupan
awal keberhasilan dalam pendidikan. Dunia anak serta salah satu dari kebutuhan jasmani yang penting
merupan dunia bermain, disaat mereka bermain anak- bagi manusia. Olahraga merupakan bentuk dari
anak akan menyerap segala sesuatu yang terjadi di prilaku gerak manusia yang dilakukan secara spesifik
lingkungan sekitarnya, “bermain juga merupakan cabang olahraganya memiliki arah dan tujuan
tuntutan dan kebutuhan yang esensial bagi anak usia beragam sehingga olahraga merupakan fenomena
dini, melalui bermain anak akan dapat memuaskan yang relevan dengan kehidupan sosial untuk tiap
tuntutan dan kebutuhan perkembangan dimensi dari orang. Olahraga juga sebagai wadah pengembangan
motorik, kognitif, kreativitas, bahasa, emosi, sosial, pertumbuhan fisik untuk menuntaskan tugas tumbuh
nilai, dan sikap hidup”(Hasanah, n.d.). kembang anak. Sekolah merupakan sarana untuk
anak belajar bergerak dengan mata pelajaran
Pendidikan adalah proses pengubahan sikap pendidikan jasmani. Oleh karena itu, sangat
dan tata laku seseorang atau kelompok orang untuk pentingnya peranan olahraga untuk anak tentunya
mendewasakan manusia melalui upaya pengajaran dibutuhkan pembinaan yang baik dan
dan pelatihan. Sejak dini manusia sudah berkesinambungan (Mahfud et al., 2020). Pengertian
membutuhkan pendidikan dalam proses motorik dan gerak seringkali menjadi satu, kedua
perkembangannya menjadi dewasa. Perkembangan istilah ini (motorik dan gerak) merupakan istilah yang
anak pada tahuntahun pertama sangat penting dan saling terkait yang tidak dapat dipisahkan, karena
akan menentukan kualitasnya di masa depan. Anak diantara kedua istilah tersebut memang memang
adalah individu yang berbeda, unik, dan memiliki terdapat hubungan antara sebab dan akibat. Motor
karakteristik sendiri sesuai dengan tahapan usianya. ability t memang terdapat hubungan sebab akibat.
Oleh karena itu, upaya-upaya pengembangan anak Motor ability adalah kemampuan umum seseorang
usia dini hendaknya dilakukan melalui belajar dan untuk bergerak. “Kemampuan motorik (motor
bermain (Hasanah, n.d.). ability) adalah kapasitas seseorang untuk dapat
melakukan bermacam-macam gerakan yang
Satuan pendidikan anak usia dini (PAUD) memerlukan keberanian dalam olahraga” (Dan et al.,
merupakan salah satu bentuk penyelenggaraan 2016). Menurut Widiastuti (Dan et al., 2016)
pendidikan yang menitikberatkan pada peletakan kemampuan motorik merupakan salah satu indikator
dasar ke arah pertumbuhan dan perkembangan yaitu, yang sangat penting pada setiap individu yang erat
nilai moral dan agama (spiritual), fisik (koordinasi kaitannya dengan pencapaian kualitas fisik dan
motorik halus dan kasar), kognitif (daya fikir dan kualitas keterampilan gerak atau dapat didefinisikan
daya cipta), sosialemosional (sikap dan perilaku serta dengan suatu kapasitas dari seseorang yang berkaitan
beragama), dan bahasa sesuai dengan keunikan dan dengan pelaksanaan kemampuan fisik untuk dapat
tahap-tahap perkembangan yang dilalui oleh anak melaksanakan suatu gerakan. Kemampuan motorik
usia dini, “tujuan pembelajaran di PAUD atau taman siswa adalah kapasitas yang dimiliki seseorang untuk
kanakkanak adalah untuk membantu meletakkan melakukan keseluruhan gerakan yang dilakukan
dasar ke arah perkembangan sikap, pengetahuan, dengan potensi yang dimiliki baik fisik maupun
keterampilan, dan daya cipta yang diperlukan oleh mental yang harus disesuaikan dengan fisiologis dan
anak didik dalam menyesuaikan diri dengan psikis anak didik.
lingkungannya dan untuk pertumbuhan dan
perkembangan selanjutnya (Hasanah, n.d.). Keterampilan Motorik adalah gerakan-
gerakan tubuh atau bagian-bagian tubuh yang
disengaja, otomatis, cepat dan akurat. Gerakan- Kemampuan motoric ini berguna bagi anak dan
gerakan ini merupakan rangkaian koordinasi dari menjadi sasar yang baik untuk perkembangan
beratus-ratus otot yang rumit. Ketrampilan motorik kognitif anak. Saat anak memasuki fase sekolah,
ini dapat dikelompokkan menurut ukuran otot-otot mereka akan menjalankan kegiatan disekolah dengan
dan bagian-bagian badan yang terkait, yaitu peforma yang baik apabila fondasi fisiknya kuat. Hal
keterampilan motorik kasar (gross motor skill) dan ini dapat berdampak besar pada pencapaian akademik
keterampilan motorik halus (fine motor skill). Secara mereka nantinya. Sehingga dengan kemampuan
garis besarnya, urutan perkembangan keterampilan motorik yang baik akan membuat anak nyaman
motorik ini mengikuti dua prinsip. Pertama, prinsip bergerak dan lebih percaya diri dalam melakukan
chepalocaudal (dari kepala ke ekor), menunjukkan kegiatan dalam perkembangannya sehingga dapat
urutan perkembangan, dimana bagian atas badan berdampak pada prestasi. Untuk meningkatkan
lebih dahulu berfungsi dan terampil digunakan keterampilan motorik anak salah satunya dapat
sebelum bagian yang lebih rendah. Bayi terlebih dilakukan dengan permainan. Permainan merupakan
dahulu belajar memutar kepalanya sebelum belajar salah satu sarana hiburan yang diminati dan
menggerakkan kaki dengan sengaja, dan mereka dimainkan oleh banyak orang baik dari kalangan
belajar menggerakkan kaki. Kedua, Prinsip dewasa. Permainan terdiri dari permainan tradisional
proximodistal (dari dekat ke jauh), menunjukkan dan permainan moderen. Permainan ini berasal dari
perkembangan keterampilan motorik, dimana bagian kata “main” yang artinya melakukan sesuatu kegiatan
tengah badan lebih dahulu terampil sebelum untuk menyenangkan hati, baik menggunakan alat,
dibagian-bagian sekelilingnya atau bagian yang lebih maupun tidak. Bermain adalah kegiatan yang sangat
jauh. Bayi belajar melambaikan keseluruhan dekat dengan dunia anak. Kegiatan ini dapat
lengannya sebelum belajar menggoyangkan dilakukan secara perorangan maupun kelompok.
pergelangan tangan dan jari-jarinya. Penulis Jenis permainan, jumlah peserta serta lamanya waktu
membagi keterampilan motorik menjadi dua bagian, yang dialokasikan untuk bermain, bergantung pada
yaitu: 1) keterampilan motorik kasar; 2) keterampilan keinginan serta kesepakatan yang dibuat oleh para
motorik halus.Keterampilan motorik kasar (gross peserta (Permainan et al., 2018).
motor skill), meliputi keterampilan otot-otot besar
lengan, kaki, dan batang tubuh, seperti berjalan dan Banyak anak sekolah yang melupakan
melompat. Sedangkan, Keterampilan motorik halus bagaimana itu permainan atau olahraga tradisional.
(fine motor skill), meliputi otot-otot kecil yang ada Mereka lebih banyak dimanjakan oleh teknologi yang
diseluruh tubuh, seperti menyentuh dan memegang terus berkembang dan disediakan dengan mudahnya
(Hasanah, n.d.). oleh orangtua peserta didik. Pada akhirnya
pertumbuhan psikomotor peserta didik menjadi
Gerakan motorik dapat dibedakan menjadi 2 lamban dan banyak menghasilkan peserta didik yang
yaitu motoric halus dan mororik kasar. Menurut malas berolahraga dan perilaku yang individualistik
Sumantri (Mahfud et al., 2020) ketarampilan motorik terhadap teman sebayanya. Perilaku gerak anak sudah
halus adalah pengorganisasian penggunaan muncul pada saat masih dalam kandungan ibu dan
sekelompok otot-otot kecil seperti jari jemari dan bulan pertama setelah lahir. Sebagian besar gerak
tangan yang sering membutuhkan kecematan dan yang dilakukan anak masih bersifat refleks artinya
koordinasi mata dengan tangan. Contoh motorik setiap gerakan dilakukan tidak secara sukarela,
halus yaitu: seperti memegang pena, memindahkan namun sebagai respon terhadap rangsangan tertentu.
barang, menyusun puzzle dan lainnya yang berkaitan Contoh, apabila diberikan rangsangan berupa
dengan aktivitas otot kecil. Sedangkan menurut sentuhan pada telapak tangan bayi, maka telapak
Sujiono (Mahfud et al., 2020) gerak motorik kasar tangan tersebut anak menutup. Hal ini akan terus
adalah kemampuan yang membutuhkan koordinasi menerus dilakukan oleh bayi apabila mendapat
sebagian besar bagian tubuh anak. Gerakan motorik rangsangan yang sama. Jadi gerak refleks dilakukan
kasar melibakan aktivitas otot-otot besar seperti otot secara tidak sukarela oleh bayi, namun sebagai upaya
tangan, kaki, dan seluruh tubuh. Motorik kasar tidak sadar yang dilakukan oleh bayi. Selain gerak
berkaitan dengan berlari, mendorong, menendang, refleks yang dilakukan tanpa kesadaran, ada juga
dan lainnya yang berkaitan dengan pennggunaan otot gerak refleks yang dilakukan dengan sadar (postular
besar. refleks). Gerak refleks ini dianggap sebagai dasar
dari gerakan-gerakan pada masa datang karena
Gerakan motorik merupakan dasar dan rangsangan timbul dari pusat otak. Gerak refleks
fondasi yangkuat dalam mendukung kegiatan belajar, postular ini diintegrasikan, dimodifikasi, dan
bermain, sosialisasi, dan juga menjadi salah satu diterapkan secara langsung ke dalam pola-pola
bentuk untuk membangun kepercayaan diri anak.
gerakan secara sadar yang lebih kompleks(Nuriman ahun yang berjumlah 26 orang. Pemilihan sampel
et al., 2016). menggunakan teknik random sampling karena dalam
pengambilan sampel ini peneliti tidak menentukan
Imunitas adalah resistensi terhadap penyakit ciri atau batasan sampel di dalam populasi tersebut.
terutama penyakit infeksi. Secara umum, imunitas Teknik pengumpalan data menggunakan instrument
merupakan respon tubuh terhadap bahan asing baik penelitian dalam bentuk lembaran angket. Aspek-
secara molekuler maupun seluler yang aspek yang dikumpulkan adalah Permainan
mekanismenya terbagi menjadi innate immunity dan galasoket, permainan zig-zag boy, permainan
adaptive immunity (Schultze & Aschenbrenner, engklek, permainan lari jongkok, permainan loncat
2021). Sistem imun ini merupakan system imun yang katak. Data yang terkumpul kemudian di analisis dan
memang sudah ada dalam tubuh. sistem imun ini diolah dengan menggunakan diagram lingkaran dan
mendeteksi semua mikroorganisme yang masuk ke nantinya akan ditarik kesimpulannya.
dalam tubuh, oleh karena itu dinamakan non spesifik.
Imunitas manusia bisa terganggu apabila manusia HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
tersebut mengalami kecemasan atau stress. Dalam
hal ini tentunya kita tetap harus manjaga imunitas Deskripsi Hasil Penelitian
tubuh karena bagaimanapun imunitas sangat penting
bagi tubuh manusia.tentunya imunitas tidak lepas Hasil penelitian di dapat data-data dari pengisian
kaitannya dengan kebugaran karena adanya imunitas angket yang dilakukan oleh 26 orang anak-anak di
dari hasil menjaga kebugaran seperti kita ketahui desa Palon Kecamatan Jepon Kabupaten Bloradengan
kebugaran adalah jasmani adalah kemampuan dan latar belakang jenjang pendidikan Sekolah Dasar.
daya tahan fisik atau tubuh seseorang dalam Dibantu oleh rekan-rekan Mahasiswa Kuliah Kerja
melakukan berbagai aktifitas kehidupan sehari-hari, Nyata (KKN) untuk melakukan pengisian.
tanpa mengalami kelelahan yang berarti(Schultze &
Aschenbrenner, 2021). Pada hasil penelitian ini dapat disajikan
klasifikasi responden dengan lebih jelas pada
Bedasarkan Hasil survey lapangan oleh pengisian angket yang berupa klasifikasi responden
peneliti, ada beberapa kondisi yang telah teramati. jenis kelamin, umur, penilaian permainan olahraga
Salah satunya adalah kondisi anak kecanduhan tradisional.
dengan game mobile banyak anak mengabaikan
tentang pentingnya menjaga imunitas tubuh dengan Klasifikasi Penelitian:
cara berolahraga. Tujuan penelitian ini adalah untuk
a. Jenis Kelamin
melihat pengaruh Olahraga Tradisional Terhadap
Perkembangan Motorik Kasar Anak Guna Hasil data tentang klasifikasi
Meningkatkan Sistem Imunitas Tubuh Di Desa Palon respondent bedasarkan jenis kelamin
Kabupaten Blora. dapat dilihat diagram berikut:
METODE PENELITIAN
JENIS KELAMIN
Penelitan yang digunakan pada penelitian ini
adalah penelitian deskriftif kualitatif. Menurut
Sanjaya (Batur & Getasan, 2010) penelitian Laki-Laki
deskriftif adalah jenis penelitian yang berhubungan 12, 46%
14, 54% Permpuan
dengan upaya menjawab masalah-masalah yang ada
sekarang dan memaparkannya bedasarkan data yang
ditemukan. Menurut Sugiyono (Prasetyo, 2014)
penelitian deskriftif adalah metode yang digunakan Gambar 1. Klasifikasi Responden Bedasarkan Jenis
untuk menggambarkan atau menganalisis suatu hasil Kelamin
penelitian tetapi tidak digunakan untuk membuat
kesimpulan yang lebih luas. Metode penelitian yang Gambar grafik di atas menetapkan bahwa
digunakan dalam penelitian ini adalah survey, responde sebagian besar laki-laki, yaiutu berjumlah
digunakan untuk mengukur gejala yang ada tanpa 14 responden atau 54%
menyelidiki kenapa gejala tersebut ada dan untuk
memperoleh gambaran umum tentang karakteristik
populasi. Penelitian ini dilaksanakan di Desa palon
Kabupaten Blora dengan subyek anak-anak 6-11 b. Umur
Hsil data tentang klasifikasi menunjukan bahwa sebagaian besar anak
responden bedasarkan umur anak dapat menyukai permainan tersebut.
dilihat diagram berikut:
3. Hasil perhitungan indikator tentang
penilaian permainan Lari jongkok
KLASIFIKASI USIA memperoleh presentase sebesar 4%. Ini
menunjukan sebagian anak kurang diminati
8% oleh anak-anak di Desa Palon.
19% 6-7 Tahun
7-8 Tahun 4. Hasil perhitungan indikator tentang
31% penilaian permainan Engklek memperoleh
15% 8-9 Tahun presentase 4%. Ini menunjukan bahwwa
27%
9-10 Tahun permainan tersebut kurang diminati oleh
anak-anak di Desa Palon.

Gambar 2. Klasifikasi bedasarkan Umur. 5. Hasil perhitungan indiator tentang penilaian


peermainan Loncat katak memperoleh
Hasil dari table diatas menunjukan bahwa presentase 12%. Hal ini menunjukan bahwa
responden terbanyak berumur 7-8 Tahun yaitu permaianan tersebut kurang diminati oleh
sebanyak 31%. anak-anak di Desa Palon.

Dari perhitungan didapatkan hasil tertinggi yaitu


pada permianan zig-zag boy mencapai 31%
c. Penilaian Permainan menunjukan bahwa anak-anak menyukai permainan
tersebut.
Hasil data tentang klasifikasi
responden bedasarkan penilaian permainan PEMBAHASAN
kegiatan dapat dilihat pada diagram berikut.
Pengembangan model latihan ketarimpilan
motoric melalui olahraga tradisional ditunjukan agar
menghasilkan varias model macam permainan dan
Penilaian Permainan model latihan keterampilan motorik yang evektif dan
4% 4% lebih bervariasi. Data diagram diatas menunjukan
Galasoket bahwa permainan zig-zag boy sebagian besar
27% dimaniti anak-anak di desa palon memiliki presentase
19% Zig-zag boy sebsar 46% anak-anak menyukai permainan tersebut.
Lari jongkok Sedangkan untuk permainan Galasoket memiliki
46% presentase sebanyak 27%, permainan lari jongkok
Engklek memiliki presentase 19%, permainan engklek dan
Loncat katak loncat katak memiliki presentase 4%.

Permainan Boy-Boyan
Gambar 3. Klasifikasi Responden Bedasarkan Permainan tradisional adalah segala bentuk
Penilaian Permainan permainan yang sudah ada sejak jaman dulu dan
diwariskan secara turun temurun dari generasi ke
Dari grafik 5 diatas menunjukan bahwa penilaian generasi. Menurut Bishop&Curtis (Perkembangan &
permainan sebagai berikut: Anak, 2017) permainan tradisional merupakan jenis
permainan yang dilakukan oleh anak-anak di daerah
1. Bedasarkan hasil perhitungan, indikator
tertentu secara tradisi yang telah diwariskan dari
tentang penilaian permaina Galasoket
generasi terdahulu untuk meneruskan tradisi daerah
memperoleh presentase 27%. Ini
tersebut. Permainan tradisional memiliki pola
menunjukan sebagian besar anak-anak
kegiatan yang menyenangkan yang sifatnya
menyukai permainan tersebut.
sederhana yang cenderung apa adanya. Selain itu,
2. Hasil perhitungan indikator tentang permainan tradisional memiliki nilai yang besar bagi
penilaian permainan Zig-zag boy ana-anak dalam berlatih untuk hidup bermasyarakat,
memperoleh presentase sebesar 46%. Ini keterampilan, kesopanan dan ketangkasan. Boy-
boyan termasuk jenis permainan tradisional “kaulinan tersebut di oper ke peserta ke dua setelah peserta ke
barudak” yang berasal dari Provinsi Jawa Barat. dua mendapatkan bola kemudian peserta ke 2 berlari
Sementara itu permainan tradisional “kaulinan melewati rekan setimnya dengan cara zig-zag sambil
barudak” menurut Syaodih dan Agustin membawa bola hingga kembali ke titik dimana
(Perkembangan & Anak, 2017) merupakan jenis peserta ke dua berdiri dan seterusnya. Setelah semua
permainan tradisional yang berasal dari daerah sunda anggota kelompok selesai, orang terakhir dalam
yang keberadaannya kini mulai banyak ditinggalkan anggota kelompok tersebut harus melempar bola
oleh masyarakat. Tak terkecuali permainan boy- hingga masuk ke dalam media yang diberikan. Kalau
boyan yang kini sudah mulai ditinggalkan, bahkan pelempar gagal mengenai sasaran maka pelempar
sebagian besar anak usia sekolah dasar di daerah harus kembali mengulang hingga mengenai sasaran.
asalnya, Sunda, tidak mengetahui jenis permainan ini. Untuk sisitem pemenangnnya bedasarkan kelompok
yang cepat mengenai target sasaran.
Permainan ini biasanya sering dilakukan
oleh anak laki-laki pada zaman dulu. Namun tidak PENGARUH PERMAINAN TRADISIONAL
sedikit juga anak perempuan bisa bermain boy- TERHADAP PERKEMBANGAN MOTORIK
boyan. Permainan ini memadukan kerja motorik anak ANAK USIA DINI
dan juga mkengasah kemampuan membuat strategi.
Jumlah pemain yang memainkan permainan boy- Menurut Carton dan Allen dalam Yuliani
boyan ini biasanya terdiri dari lima hingga sepuluh Nuraini Sujiono (Hasanah, n.d.) mengatakan bahwa
pemain yang dibagi menjadi dua kelompok dan pada dasarnya bermain memiliki tujuan utama yakini
dilakukan di lapangan yang cukup luas(Dan et al., memlihara perkembangan dan pertumbuhan optimal
2016). Manfaat permainan boy-boyan ini bagi anak pada anak usia dini melalui pendekatan bermain yang
antara lain: akan melatih anak dalam merencanakan kreatif, nteraktif dan terintegrasi dengan lingkungan
strategi; melatih kerjasama antar pemain; anak akan bermain anak. Penekanan dalam bermain adalah
melatih ketelitian dan kecerdikan; anak akan belajar kreativitas dari anak-anak. Semua anak usia dini
sikap sportif yaitu bermain secara jujur, menghargai memiliki potensi kreatif tetapi perkembangan
pemain lain, menerima kemenangan dengan sikap kreativitas sangat individual dan bervariasi antar anak
wajar atau menerima kekalahan secara terbuka; yang satu dengan anak lainnya. Selain itu, salah
meningkatkan kepercayaan diri; melatih kemampuan seorang murid dari Vygotsky menggambarkan empat
fisik karena anak dituntut untuk banyak bergerak prinsip bermain, yaitu: (1) dalam bermain anak
secara aktif; anak akan belajar mengelola emosi; mengembangkan sistem untuk memahami apa yang
melatih tanggung jawab dan kerja keras; serta adanya sedang terjadi dalam rangka mencapai tujuan yang
interaksi sosial yang terjadi dengan teman dalam lebih kompleks; (2) kemampuan untuk menempatkan
bermain sehingga anak akan belajar konsep berbagi, perspektif orang lain melalui aturan-aturan dan
menanti giliran, bahkan mampu menyesuaikan diri menegosiasikan aturan bermain; (3) anak
dengan situasi di sekitarnya (Schultze & menggunakan replika untuk menggantikan objek
Aschenbrenner, 2021). nyata, lalu mereka menggunakan objek baru yang
berbeda. Kemampuan menggunakan simbol termasuk
Permainan Zig-Zag Boy kedalam perkembangan berpikir abstrak dan
imajinasi; (4) kehati-hatian dalam bermain mungkin
Permainan zig-zag boy adalah sebuah terjadi, karena anak perlu mengikuti aturan
permainan modifikasi antara latihan lari zig-zag dan permainan yang telah ditentukan bersama teman
permainan tradisional boy-boyan. Permainan ini mainnya.
sbelum sepopuler permainan lain karena permainan
ini baru saja diciptakan oleh mahasiswa semester 6. Permainan tradisional sesungguhnya
Permainan zig-zag boy merupakan permainan memiliki banyak manfaat bagi anak-anak. Selain
kelompok yang diciptakan bedasarkan gerakan- tidak mengeluarkan banyak biaya dan bias juga untuk
gerakan yang mengacu pada lokomotor skill yaitu menyehatkan badan bisa juga permainan tradisional
kecepatan, acurasy dan ketangkasan permainan ini adalah sebagai olaraga karena semua permainan
melatih kekompakan tim permainan ini adalah mengunakan gerak badan yang ekstra, permainan
gabungan antara permainan tradisional boy-boyan tradisional sebenarnya sangat baik untuk melatih fisik
dan latihan zig-zag. Peserta pertama berlari melewati dan mental anak. Secara tidak langsung, anak akan
rekan timnya dangan cara berlari zig-zag sambil dirangsang kreatifitas, ketangkasan, jiwa
membawa bola hingga hingga kembali ke titik kepemimpinan, kecerdasan, dan keluasan
dimana peserta pertama berdiri. Setelah peserta wawasannya melalui permainan tradisional. Para
pertama kembali ke titik semula kemudian bola psikolog menilai bahwa sesungguhnya mainan
tradisional mampu membentuk motorik anak, baik kulit jeruk bali ternyata bisa mengasah
kasar maupun halus. Salah satu permainan yang kreativitas anak. Anak dilatih untuk
mampu membentuk motorik anak adalah dakon. menyusun strategi permainan agar bisa
Motorik halus lebih digunakan dalam permainan ini. menang atau menciptakan permainan
Pada permainan ini pemain dituntut untuk memegang permainan baru dari bahan yang mudah
biji secara utuh sembari meletakkannya satu-satu di ditemukan. Pada permainan tradisional,
kotakkannya dengan satu tangan. Menurut Desmita pemain dituntut lebih kreatif membuat
(Hasanah, n.d.) menjelaskan bahwa permainan peraturan permainan sendiri.
mempunyai arti yang sangat penting bagi
perkembangan kehidupan anak-anak. Terdapat 5. Belajar arti dari saling bekerja sama
menfaat dan pengaruhnya permainan tradisional bagi
perkembangan anak usia dini antara lain: Hampir semua permaianan
tradisional dilakukan secara berkelompok.
1. Anak belajar sportifitas Pentingnya saling kerja sama dan membantu
tim dalam meraih kemenangan wajib
Melalui permainan modifikasi sepert dilakukan. Pada permainan ini anak diajar
modifikasi seperti per,aimam zig-zag boy, anak agar tidak egois dan memberi kesempatan
belajar nilai sportif, di mana anak belajar pada timnya agar sama sama mempunyai
menerima kekalahannya atau kemenangan kesempatan dalam bermain.
lawannya secara terbuka, bermain secara jujur
dan menghargai lawannya. Orangtua bisa 6. Meningkatkan kepercayaan diri anak
memberi apresiasi kepada anak terhadap
pencapaian yang diperolehnya. Menang atau Rasa percaya diri sangat
kalah bukan menjadi tujuan sebuah permainan dibutuhkan bagi setiap anak untuk masa
tetapi hargailah anak kita karena ia bisa bersikap depannya. Ketika memulai untuk bermain,
sportif. tidak ada satu pun anak yang berharap akan
kalah duluan, melalui permainan tradisional
2. Melatih kemampuan fisik anak anak akan belajar mengeluarkan semua
kemampuannya untuk menang dan
Permainan modern sekarang ini mengalahkan lawannya. Rasa percaya diri
jarang yang menguras tenaga. Permainan inilah yang menjadi bekalnya kelak.
sekarang dibuat lebih praktis dan simpel.
Tidak sama dengan permaianan tradisional 7. Belajar mengelola emosi
seperti perbentengan, lompat tali yang
membutuhkan banyak gerakan. Permaianan Pada saat bermain, anak akan
ini sangat membantu motorik anak dalam meluapkan emosinya dengan berteriak,
melaraskannya dengan berkoordinasi tertawa, dan bergerak. Keterampilan Jurnal
dengan anggota tubuh lainnya. Aktivitas ini Pendidikan Anak, Volume 5, Edisi 1, Juni
sangat membantu perkembangan kecerdasan 2016 731mengelola emosi secara tepat
kinestetik anak berhubungan dengan setiap penting untuk dipelajari demi melatih
gerakan gerakan anak. kecerdasan emosional anak.

3. Lebih bersosialisasi 8. Mengajari anak untuk menghargai prestasi


orang lain
Hampir semua permainan
tradisional menekankan kebersamaan. Tanpa Dalam beberapa permainan
lawan atau teman, anak tidak bisa bermain tradisional, anak dituntut untuk bisa
suatu permainan. Itulah hebatnya permainan menerima kekalahan tim jika timnya kalah.
tradisional. Di sini anak belajar bagaimana Menghargai kemenangan tim lawan
berhubungan dengan orang lain, tidak secara membuat anak belajar untuk berbesar hati
individual, belajar menunggu giliran, belajar dan ikhlas.
berbagi dan belajar jujur dalam bermain.
9. Belajar bersikap demokratis
4. Menggali kreativitas
Pada permainan tradisional, anak-
Beberapa permainan tradisonal seperti anaklah yang menentukan syarat dan
congklak dan membuat mobilmobilan dari ketentuan dalam bermain. Anak anak belajar
berunding membuat keputusan siapa yang Teknokrat, U., Ratu, L., & Bandar, K. (2020).
akan memulai permainan pertama. Anak SPORT SCIENCE AND EDUCATION
juga berunding dalam membagi kelompok JOURNAL INDONESIA PENGEMBANGAN
bermain. MODEL LATIHAN KETERAMPILAN. 1, 31–
37.

Nuriman, R., Kusmaedi, N., Pendidikan, F.,


KESIMPULAN DAN SARAN Indonesia, U. P., Setiabudhi, J., & Bandung, N.
(2016). PENGARUH PERMAINAN
Kesimpulan OLAHRAGA TRADISIONAL BEBENTENGAN
TERHADAP KEMAMPUAN KELINCAHAN
Sesuai dengan hasil penelitian dan pembahasan ini ANAK USIA 8-9 TAHUN. 01(01), 29–33.
yang sudah dijabarkan pada bab sebelumnya, dapat
disimpulkan bahwa ada 5 macam permainan hasil Perkembangan, M., & Anak, S. (2017). ELSE
modifikasi salahsatunya adalah permianan tradisional (Elementary School Education Journal): Jurnal
zig-zag boy. Permainan ini sangat digemari oleh Pendidikan dan Pembelajaran Sekolah Dasar.
anak-anak Di Desa Palon Kabupaten Blora. Hal ini di 1, 127–138.
buktikan dengan grafik diagram pada bab
sebelumnya yang mencapai (46% dari 100%) Permainan, P., Hadang, T., & Agility, T. (2018).
JUARA : Jurnal Olahraga. 3(2), 1–7.
Saran
Prasetyo, I. (2014). Teknik Analisis Data Dalam
Dengan hasil penelitian tersebut maka saran bagi Research and Development. Teknik Analisis
peneliti, akan dapat menjadi sebuah rujukan bagi Data Dalam Research And Development, 6, 11.
peneliti yang selanjutnya. Dan dapat dikembangkan
lebih baik lagi. Schultze, J. L., & Aschenbrenner, A. C. (2021).
COVID-19 and the human innate immune
system. Cell, 184(7), 1671–1692.
https://doi.org/10.1016/j.cell.2021.02.029
DAFTAR PUSTAKA

Batur, D., & Getasan, K. (2010). DI PAUD


PURWOMUKTI DESA BATUR KECAMATAN
GETASAN Apriliana Kuntoro Astuti Program
Studi Pendidikan Guru PAUD – FKIP –
UKSW. 264–272.

Dan, O., Terhadap, K., Motorik, K., Jasmani, S.-P.,


Rekreasi, K., Keolahragaan, F. I., Jasmani, S.-
P., Rekreasi, K., & Keolahragaan, F. I. (2016).
PENERAPAN PERMAINAN TRADISIONAL
DALAM PEMBELAJARAN PENDIDIKAN
Andika Tiyas Apriliawati Setiyo Hartoto
Abstrak. 04, 522–528.

Hasanah, U. (n.d.). Pengembangan kemampuan fisik


motorik melalui permainan tradisional bagi
anak usia dini. 717–733.

Mahfud, I., Fahrizqi, E. B., Olahraga, P., Teknokrat,


U., Ratu, L., Bandar, K., Olahraga, P.,

Anda mungkin juga menyukai