https://jurnal.uns.ac.id/kumara
ABSTRAK
Kompetensi motorik merupakan aspek penting yang harus dikembangkan pada anak usia dini sebagai
persiapan pada kompetensi selanjutnya. Kompetensi motorik dapat dikembangkan melalui permainan
lari estafet modifikasi. Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan kompetensi motorik anak usia 5-6
tahun melalui penerapan permainan lari estafet modifikasi. Penelitian ini merupakan penelitian tindakan
kelas dengan pendekatan kuantitatif dan kualitatif. Sumber data dalam penelitian ini adalah anak dan
guru. Teknik pengumpulan data dilakukan melalui unjuk kerja, observasi, wawancara dan dokumentasi.
Teknik uji validitas data menggunakan triangulasi sumber dan triangulasi teknik. Hasil penelitian
menunjukkan bahwa melalui penerapan permainan lari estafet modifikasi terdapat peningkatan pada
kompetensi motorik anak yaitu pada pratindakan sebesar 47%, siklus I sebesar 60% dan siklus II sebesar
87%. Peningkatan tersebut dapat dibuktikan dengan keberhasilan anak dalam kompetensi motorik
seperti berlari pada jalur zig-zag, melompat pada bidang engklek dan berjalan maju pada garis lurus.
Berdasarkan uraian tersebut dapat ditarik kesimpulan bahwa melalui penerapan permainan lari estafet
modifikasi dapat meningkatkan kompetensi motorik anak usia 5-6 tahun.
Kata Kunci : Kompetensi motorik, lari estafet modifikasi, anak usia 5-6 tahun
ABSTRACT
Motor competence is an important aspect that must be developed in early childhood as preparation for
further competencies. Motor competence can be developed through modified relay running games. This
study aims to improve motor competence in children aged 5-6 years TK Pertiwi 02 Gedong
Karanganyar through the application of modified relay running games. This research employed
Classroom Action Research (CAR) was quantitative and qualitative approach. The data sources in this
study were children and teacher. Data collection techniques are carried out using performance methods,
observation, interviews and documentation. The data validity tes technique used was source
triangulation and technical triangulation. The result of the study showed that through the application
of the modified relay running gamehas an increase in the child’s motor competence in the pre-action
was 47%, in cycle I was 60% and in cycle II was 87%. This increase was proved by the child’s success
in motor competence such as running on the zig-zag track, jumping on the crank and going forward in
a straight line. Based on the data above, it can be concluded that through the application of modified
relay running games can improve children’s motor competence aged 5-6 years.
Keywords: Motor competence, run modification relay, children aged 5-6 years
369
KUMARA CENDEKIA Vol. 8 No. 4 Bulan Desember 2020
370
KUMARA CENDEKIA Vol. 8 No. 4 Bulan Desember 2020
371
KUMARA CENDEKIA Vol. 8 No. 4 Bulan Desember 2020
alat gerak dan keterampilan proyeksi terdapat inovasi-inovasi baru dalam lari
objek seperti melempar dan menendang. estafet itu misalnya dari segi bentuk,
Pendapat ahli diatas dapat manfaat, cara penggunaan tanpa
disimpulkan bahwa kompetensi motorik menghilangkan karakter semula.
merupakan suatu aspek penting yang Pendapat diatas dapat disimpulkan
harus dikembangkan sejak dini, dimana bahwa permainan lari estafet modifikasi
pada kompetensi motorik ini anak dapat adalah suatu permainan berantai pada
bergerak menghasilkan pola-pola program atletik yang melibatkan kerja
tertentu yang lebih efektif dan efisien sama antar tim yang dimulai dari start
dalam menyelesaikan tugas. sampai finish dengan membawa tongkat
untuk diberikan ke teman satu tim
Permainan Lari Estafet Modifikasi
dengan jarak tetentu.
Permainan merupakan alat untuk
anak menjelajahi dunianya sendiri dari METODE PENELITIAN
yang belum diketahui sampai yang Penelitian ini merupakan
diketahui anak dan dari yang tidak bisa penelitian tindakan kelas (classroon
melakukan sampai bisa melakukannya. action research) yang dilakukan dengan
Pendapat Guthrie (Gustiana, 2011) dua siklus dan setiap siklusnya
menyatakan bahwa lari estafet dilaksanakan dua kali pertemuan.
merupakan salah satu nomor lomba lari Penelitian ini menggunakan jenis
pada perlombaan atletik dalam pendekatan kuantitatif dan kualitatif.
pelaksanaannya dilakukan secara Tempat penilitian dilaksanakan di TK
bergantian atau berantai. Lari ini Pertiwi 02 Gedong Karanganyar. Subjek
dilaksanakan secara bersambung dan pada penelitian ini adalah anak usia 5-6
bergantian dengan membawa tongkat tahun.
dimulai dari garis start sampai garis Data yang digunakan meliputi data
finish. Lari estafet yang dimaksud disini kuantitatif, berupa hasil penilaian
adalah lari estafet yang sudah mengenai kompetensi motorik pada anak
dimodifikasi sesuai dengan tahap yang didapat menggunakan rubrik
perkembangan anak. penilaian baik sebelum atau setelah
Modifikasi merupakan suatu diterapkannya tindakan. Data kualitatif
perubahan dari hal lama ke hal baru berupa informasi dari hasil observasi dan
(Lutan dalam Gustiana, 2011). Ini berarti hasil wawancara dengan guru untuk
372
KUMARA CENDEKIA Vol. 8 No. 4 Bulan Desember 2020
373
KUMARA CENDEKIA Vol. 8 No. 4 Bulan Desember 2020
374
KUMARA CENDEKIA Vol. 8 No. 4 Bulan Desember 2020
yang merasa kesulitan ketika melakukan pun kurang memberikan dukungan agar
indikator kompetensi motorik. Indikator anak mau fokus melakukan permainan
yang digunakan pada penelitian ini lari estafet modifikasi.
bersumber dari Utesch, dkk. (2016) dan Faktor yang mempengaruhi
Sun, dkk. (2010) yaitu berlari pada jalur kompetensi motorik anak berasal dari
zig-zag, melompat pada bidang engklek lingkungan keluarga maupun tempat
dan berjalan maju pada garis lurus. tinggal. Hal ini sesuai dengan pendapat
Berdasarkan hasil penelitian yang telah Estevan, dkk (2018) yang menyatakan
dilaksanakan dengan menerapkan bahwa orang tua harus memberikan
permainan lari estafet modifikasi pada wawasan yang berharga untuk anak-
anak dapat meningkatkan kompetensi anak. Oleh karena itu disarankan bagi
motorik anak. orang tua dan guru untuk memberikan
Penemuan ini sejalan dengan contoh kompetensi motorik yang
Henrique, dkk (2016) yang menyatakan disesuaikan dengan tahap usia anak-
bahwa peningkatan kompetensi motorik anak. Faktor kedua berasal dari
dapat dilakukan melalui aktivitas fisik lingkungan tempat tinggal, hal tersebut
seperti kegiatan olahraga. Hal ini dapat diketahui bahwa lingkungan dan
mempunyai hubungan yang dinamis budaya setiap daerah berbeda-beda
antara kompetensi motorik dengan sehingga mempengaruhi kompetensi
kegiatan olahraga seperti berlari, motorik setiap anak. Setiap daerah
berjalan, melompat, dan lain-lain. memiliki strategi dan kebijakan masing-
Hasil penelitian tindakan kelas pada masing dalam mendorong
anak menunjukkan 13 dari 15 anak perkembangan anak. Lingkungan akan
tuntas pada ketiga indikator. Indikator sangat berperan penting dalam tumbuh
berjalan maju pada garis lurus dan berkembangnya anak, terutama pada
merupakan indikator dengan ketuntasan lingkungan keluarga. Selain itu, anak
tertinggi, sedangkan indikator melompat kurang percaya diri sehingga
pada bidang engklek dengan ketuntasan menyebabkan kurang optimal dalam
terendah. Batas ketuntasan rendah melakukan gerakan untuk meningkatkan
dikarenakan pada saat pembelajaran kompetensi motoik anak.
anak sering menghampiri orang tuanya Berdasarkan uraian diatas
yang menunggu di sekolah, orang tuanya peningkatan yang terjadi pada
375
KUMARA CENDEKIA Vol. 8 No. 4 Bulan Desember 2020
376
KUMARA CENDEKIA Vol. 8 No. 4 Bulan Desember 2020
377
KUMARA CENDEKIA Vol. 8 No. 4 Bulan Desember 2020
005
DAFTAR PUSTAKA
Syamsuddin, M. M., Pudyaningtyas, A. R.,
& Parwatiningsih, S. A. (2019).
Estevan, I., Molina-García, J., Bowe, S. J.,
Kompetensi motorik anak usia dini.
Álvarez, O., Castillo, I., & Barnett, L.
Jurnal Ilmiah VISI PGTK PAUD dan
M. (2018). Who can best report on
Dikmas. 14(2), 123–132.
children’s motor competence: parents,
http://doi.org/10.21009/JIV.1402.5
teachers, or the children themselves?
Psychology of Sport and Exercise, 34, Sun, S., Zhu, Y., Shih, C., Lin, C., & Wu,
1–9. S. K. (2010). Development and initial
https://doi.org/10.1016/j.psychsport.2 validation of the preschooler gross
017.09.002 motor quality scale. Research in
Developmental Disabilities, 31, 1187–
Haugen, T., & Johansen, B. T. (2018).
1196.
Difference in physical fitness in
https://doi.org/10.1016/j.ridd.2010.08
children with initially high and low
.002
gross motor competence: a ten-year
follow-up study. Human Movement Utesch, T., Bardid, F., Huyben, F., Strauss,
Science, 62(October), 143–149. B., Tietjens, M., De Martelaer, K.,
https://doi.org/10.1016/j.humov.2018. Lenoir, M. (2016). Using rasch
10.007 modeling to investigate the construct
of motor competence in early
Henrique, R. S., Ré, A. H. N., Stodden, D.
childhood. Psychology of Sport and
F., Fransen, J., Campos, C. M. C.,
Exercise, 24, 179–187.
Queiroz, D. R., & Cattuzzo, M. T.
https://doi.org/10.1016/j.psychsport.2
(2016). Association between sports
016.03.001
participation, motor competence and
weight status: a longitudinal study.
Journal of Science and Medicine in
Sport, 19(10), 825–829.
https://doi.org/10.1016/j.jsams.2015.1
2.512
378