Anda di halaman 1dari 10

MODEL PEMBELAJARAN LARI CEPAT BERBASIS PERMAINAN USIA 10-12 TAHUN

Muhammad Rizwan, Bambang KS, dan Fahmy Fachrezzy


Universitas Negeri Jakarta

Abstrak
Tujuan yang ingin dicapai dari penelitian dan pengembangan ini adalah untuk
menghasilkan produk model pembelajaran lari cepat berbasis permainan usia 10-12 tahun.
Penelitian dan pengembangan ini dilakukan untuk dapat memperoleh informasi tentang
pengembangan dan penerapan model pembelajaran lari cepat berbasis permainan usia 10-12
tahun serta untuk mengetahui efektivitas model yang dihasilkan. Penelitian ini
menggunakan metode Research & Development (R&D) dari Borg and Gall. Subyek dalam
penelitian ini adalah siswa SD usia 10-12 tahun yang terdiri dari 62 anak. Tahapan-tahapan
dalam penelitian ini adalah : analisis kebutuhan, evaluasi ahli (evaluasi produk awal),
ujicoba kelompok kecil, dan ujicoba kelompok besar ( field testing). Uji efektivitas model
menggunakan tes lari 30 meter yang digunakan untuk mengetahui tingkat kemampuan
gerak dasar lari cepat anak sebelum dan sesudah pemberian perlakuan model pembelajaran
lari cepat yang dikembangkan. Tes awal yang dilakukan diperoleh tingkat kemampuan
gerakdasarsiswa adalah 61.44. Setelah diberikan perlakuan model pembelajaran lari cepat
didapatkan tingkat kemampuan gerakdasarlaricepat71.61. Pada uji signifikan perbedaan
dengan spss 16 didapatkan mean= -1.016 menunjukan selisih dari hasil pre-test dan hasil
post-test, hasil t-hitung= 7.449 df=35 dan p-value= 0.00< 0.05 yang berarti terdapat
perbedaan yang signifikan antara sebelum dan sesudah diberikan perlakuan model
pembelajaran lari cepat. Dengan demikian model pembelajaran lari cepat berbasis
permainan usia 10-12 tahun efektif untuk meningkatkan gerak dasar lari cepat anak usia 10-
12 tahun.

Kata Kunci : Model, Pembelajaran, Lari Cepat, Permainan

Abstract
The goal to be achieved from this research and development is to produce a learning model of sprint
based game for 10-12 year olds. This research and development is conducted to get information about
the development and implementation learning model of sprint based game for 10-12 year olds and to
know the effectiveness of the resulting model. This research uses Research & Development (R & D)
method from Borg and Gall. Subjects in this study were primary schoolage 10-12 year old of 62
children.The steps in this study are: needs analysis, expert evaluation (initial product evaluation),
small group trial, and field testing. The model effectiveness test uses the sprint 30 meters test which is
used to know the level of basic motion sprint of the child before and after the treatment of learning
model of sprint model developed. Preliminary tests performed obtained level of basic motion sprint of
students is 61.44. After given treatment learning model of sprint model obtained level of basic motion
sprint of students 71.61. On the significant test the difference with spss 16 obtained mean = -1016
shows the difference of pre-test results and post-test results, t-hitung = 7.449 df = 35 and p-value =
0.00<0.05 which means there is a significant difference between before and after being given a
modeling practice of learning model of sprint. This the learning model of sprint based game for 10-12
year olds is effective for improving basic motion sprint for 10-12 year olds.

Keywords: Model, Learning, Sprint, Game

Jurnal Penjaskesrek Vol. 6, No. 2, Oktober 2019|159


PENDAHULUAN dalam olahraga. Menerapkan nilai-nilai
Di sekolah dasar pembelajaran internalisasi ( sportifitas, jujur, kerjasama
pendidikan jasmani mempunyai peranan dan lainnya ) serta pembiasaan pola hidup
penting dalam pertumbuhan dan sehat. Aktifitas yang diberikan dalam
perkembangan siswa. Pembelajaran pengajaran harus mendapatkan sentuhan
pendidikan jasmani sebagai salah satu alat didaktik metodik, sehingga aktifitas yang
pendidikan dapat membentuk sikap tubuh dilakukan dapat mencapai tujuan
maupun gerak tubuh yang sempurna pengajaran . melalui pendidikan jasmani
sesuai dengan fungsi dari alat-alat tubuh diharapkan siswa mendapatkan berbagai
tersebut. Hal ini ditunjukan dengan bentuk macam pengalaman yang menyenangkan ,
tubuh yang tidak bungkuk, tidak miring, inovatif, kreatif, terampil dan pemahaman
dapat berlari, dan melompat dengan baik, gerak manusia
serta melakukan kegiatan lainnya Olahraga merupakan kegiatan yang
sebagaimana mestinya tanpa hambatan- digemari oleh sebagian besar siswa. Salah
hambatan yang menggangu sehingga anak satunya adalah olahraga permainan
lebih berkonsentrasi dalam menerima dengan menggunakan media Kids Athletic.
pembelajaran dikelas dengan baik. Aspek Kids Athletic merupakan seperangkat alat
tersebut dikembangkan dengan memberi yang ditujukan untuk aktivitas olahraga
rangsangan dari luar. Hal ini akan anak-anak, sebagaimana orang dewasa
menyebabkan timbulnya aktivitas pada yang memerlukan fasilitas atau alat
anak dalam bentuk belajar sebagai olahraga standar, anak-anak pun
penyalur dari aktivitas yang telah dimiliki memerlukan peralatan olahraga yang
oleh anak sebelumnya, yaitu dalam bentuk sama, namun yang sesuai dengan
pembelajaran. Oleh karena itu, kebutuhan mereka, atau disesuaikan
pembelajaran pendidikan jasmani yang dengan sifat dan kemampuan anak-anak.
semestinya disajikan kepada anak-anak Tujuannya tentu untuk keperluan jasmani
berupa variasi bentuk latihan dan aktivitas dan olahraga yang sesuai dengan
anak yang disebut dengan belajar sambil pertumbuhan dan perkembangan anak-
latihan. anak. Karena ditujukan untuk anak-anak,
Kegiatan belajar mengajar dalam maka peralatan olahraga yang digunakan
pendidikan jasmani amat berbeda dengan dalam Kids Athletic bukan barbell berat atau
pelaksanaannya dengan mata pelajaran tongkat lembing dan butiran butiran besi
lain, untuk itu diperlukan strategi untuk aktivitas tolak peluru, melainkan
pembelajaran pendidikan jasmani yang alat-alat yang sifatnya lebih ringan, yang
tepat, karena pendidikan jasmani ditujukan untuk aktivitas gerak seperti
mempunyai kekhasan tersendiri lari,lompat, lempar, dan lain-lain. Tujuan
dibandingkan dengan pelajaran lain. dari media Kids Athleticini adalah untuk
Dalam hal ini pengembangannya meliputi memenuhi minat anak-anak usia dini
wilayah psikomotor guna pencapaian dalam aktivitas gerak, mengenalkan dasar-
geraknya. dasar gerakan atletik dalam bentuk
Proses pembelajaran pendidikan permainan, merangsang pertumbuhan dan
jasmani di sekolah ,guru olahraga harus perkembangan jasmani serta memelihara
mengajarkan berbagai keterampilan gerak kesehatan, menghindari rasa bosan pada
dasar, teknik dan strategi permainan anak-anak, dan memberikan solusi bagi

Jurnal Penjaskesrek Vol. 6, No. 2, Oktober 2019|160


anak-anak pecinta olahraga dalam keterampilan dari kategori kedua ini lebih
mendapatkan peralatan yang tepat. berkaitan dengan tingkat kemahiran dalam
Prosedur penelitian pengembangan penguasaan suatu tugas gerak.
pada dasarnya terdiri dari dua tujuan Keterampilan gerak adalah
utama, yaitu mengembangkan produk, kemampuan seseorang untuk melakukan
dan menguji keefektifan produk dalam suatu tugas gerak secara maksimal sesuai
mencapai tujuan.Tujuan pertama disebut dengan kemampuannya. Sifat dasar dari
sebagai fungsi pengembang sedangkan sebuah keterampilan adalah memaksa
tujuan kedua disebut sebagai validitas. seorang pelajar untuk lebih membuat
Secara konseptual, pendekatan pertimbangan ketika merencanakan belajar
penelitian dan pengembangan mencakup dari pengalaman.
10 langkah umum, sebagaimana diuraikan William berpandanganbahwa “A
Borg & Gall sebagai berikut: (Research and motor skill is one in which the primary
information collecting, 2) Planning, 3) Develop determinant of success is the quality of
preminary form of product, 4) Preliminary field movement”.
testing, 5) Main product revision, 6) Main field
testing, 7) Operational product revision, 8) Konsep Perkembangan Anak Usia 10-12
Operational field testing, 9) Final product tahun
revision, dan 10) Dissemination and Pada masa anak umur 10-12 tahun
implementation). disebut sebagai masa anak periode akhir.
Pada masa ini pertumbuhan cenderung
Keterampilan Lari Cepat relatif lambat. Walaupun pertumbuhan itu
Keterampilan manusia mengambil lambat, tetapi mempunyai waktu belajar
bentuk yang bermacam-macam. Dari yang cepat dan keadaan ini dapat
menekankan pengendalian dan koordinasi dipertimbangkan pula sebagai konsolidasi
dari kelompok otot besar dalam aktivitas pertumbuhan yang ditandai dengan
yang memerlukan kekuatan seperti dalam kesempurnaan dan kestabilan terhadap
sepak bola dansenam, hingga yang keterampilan dan kemampuan yang telah
mengharuskan otot-otot halus digunakan ada dibandingkan yang baru dipelajari.
secara tepat dan presisi seperti dalam During the years from ages 10 through 12,
bermain piano atau mereparasi jam children undergo many physical, emotional and
tangan. mental changes. Together these changes can
Keterampilan gerak dapat throw the lives of young teens and their parents
dipahami batasannya dengan dua cara. off-balance. Major problems may arise,
Yang pertama, keterampilan dapat dilihat particularly among children who are already at
sebagai tugas-tugas gerak, seperti risk of school failure.
panahan, biliar, atau memahat. Dilihat dari Menurut Santrock dimasa kanak-kanak
cara ini, keterampilan dapat akhir keterampilan motorik anak menjadi
diklasifikasikan dengan berbagai dimensi lebih halus dibandingkan pada masa
atau menurut karakteristiknya yang kanak-kanak. Pada usia 10 atau 11 tahun,
menonjol. Kedua, keterampilan dapat juga hampir semua anak dapat mempelajari
dilihat dalam kaitannya dengan keadaan olahraga seperti berlari, memanjat,
yang membedakan antara yang terampil melompat tali, berenag, mengendarai
dan tidak terampil. Maksudnya, sepeda dan bermain sepatu es adalah

Jurnal Penjaskesrek Vol. 6, No. 2, Oktober 2019|161


beberapa keterampilan yang dapat Bermain (play) merupakan istilah yang
dikuasai oleh anak-anak usia sekolah digunakan secara bebas sehingga arti
dasar. Pada usia akhir ini juga tangan utamanya mungkin hilang. Arti yang
mereka dapat digunakan secara mandiri paling tepat adalah setiap kegiatan yang
dengan lebih tenang dan tepat. Di usia 10- dilakukan untuk kesenangan yang
12 tahun anak-anak mulai memperlibatkan ditimbulkannya, tanpa mempertim-
keterampilan manipulasi yang serupa bangkan hasil akhir. Sedangkan menurut
dengan kemampuan orang dewasa. Freud dan Erikson, permainan adalah
Kemudian menurut Slavin bahwa selama suatu bentuk penyesuaian diri manusia
bagian terkahir kelas empat, banyak anak yang sangat berguna, menolong anak
perempuan memulai dorongan menguasai kecemasan dan konflik.
pertumbuhan utama yang tidak akan Permainan merupakan penyaluran
terhenti hingga masa puber. Pada awal bagi manusia untuk melepaskan sisa-sisa
kelas lima, hampir semua anak perempuan energy. Energi yang dimiliki anak-anak
telah memulai dorongan pertumbuhan prasekolah lebih banyak karena mereka
mereka. Selain itu, pertumbuhan otot dan belum disibukkan dengan kegiatan dan
tulang rawan anggota tubuh mulai terjadi pekerjaan-pekerjaan sekolah. Maka dari itu
dalam diri wanita yang mengalami melalui permainan, akan timbul perasaan
kedewasaan yang lebih dini dan mereka senang dan bahagia dalam diri anak.
mendapatkan kekuatan dan koordinasi Sedangkan menurut Jahja Yudrik
tubuh mereka. Pada akhir kelas lima, anak mengatakan bahwa permainan adalah
perempuan biasanya akan lebih tinggi, salah satu bentuk aktivitas social yang
lebih berat, dan lebih kuat dibandingkan dominan pada awal masa anak-anak. Jadi
laki-laki. Pria berada 12 hingga 18 bulan di Melalui permainan, memungkinkan anak-
belakang wanita dalam pertumbuhan fisik, anak mengembangkan kompetansi dan
sehingga anak laki-laki yang mengalami keterampilan yang diperlukannya dengan
kedewasaan sekalipun tidak memulai cara yang menyenangkan.
dorongan pertumbuhan mereka hingga
usia 11 tahun. Karena itu, pada awal kelas METODE PENELITIAN
enam, kebanyakan anak perempuan akan Pendekatan dan Metode Penelitian
mendekati puncak dorongan pertumbuhan Penelitian model pembelajaran lari
mereka dan semua anak laki-laki yang cepat menggunakanmodel penelitian dan
mengalami kedewasaan dini akan pengembangan dari Borg and Gall yang
melanjutkan pertumbuhan yang lambat terdiri dari sepuluh langkah dalam
dan menetap masa anak-anak akhir. penelitian antara lain: (1) Research and
Permainan information collecting (2) planning (3)
Permainan sudah sejak lama dikenal Development of the preliminary from of
dan dapat mempengaruhi dalam product (4) Preliminary field testing (5) Main
kepribadian manusia, dari anak-anak product revision (6) Main field testing (7)
sampai dewasa. Permainan dilakukan, Operational product revision (8) Operational
karena banyak disenangi oleh semua usia, field testing (9) Final product (10)
dan merupakan kegiatan manusia yang Dissemination and implementation.
dapat mengurangi beban kerja dan dapat Penelitian dan pengembangan ini
menjadi salah satu kegiatan istirahat. diharapkan dapat menghasilkan sebuah

Jurnal Penjaskesrek Vol. 6, No. 2, Oktober 2019|162


produk yang dapat dipergunakan sebagai menggunakan chartmengenai langkah-
model pembelajaran lari cepat dengan langkah penelitian dan pengembangan
desain model baru atau menyempurnakan yang di gunakan oleh peneliti berdasarkan
yang telah ada secara lengkap sehingga langkah-langkah yang di adopsi dari Borg
dapat dijadikan salah satu sumber belajar. and Gall:
Untuk mempermudah sistematika
penelitian maka akan digambarkan

Gambar 3.1 Chart Langkah-langkah Pengembangan Adaptasi dari Borg. W.R dan Gall. M.D,
1983, Educational Research An introduction. New York: Longman

Berdasarkan Chartdi atas dapat 5. Main product revision, Melakukan


diterangkan langkah-langkah penelitian revisi produk berdasarkan masukan
sebagai berikut: dan saran-saran dari hasil uji coba
1. Research and information collecting yang lapangan tahap awal
berartimelakukan penelitian dan 6. Main field testing, Melakukan uji
mengumpulkan informasi berupa lapangandengan beberapa subjek.
kajian pusataka, pengalaman subjek, 7. Operational product revition
persiapan laporan pokok persoalan. Melakukan revisi terhadap produk
2. Planning, Melakukan perancanaan oprasional,
produk (defenisi keterampilan, 8. berdasarkan masukan dan saran-
perumusan tujuan, penentuan urutan saran hasil uji coba lapangan utama
tes, uji ahli, uji coba skala kecil) 9. Operational field testing, Melakukan uji
3. Develop preminary form of product, produk utama dengan subjek
Mengembangkan bentuk produk awal sebanyak 62
(penyiapan materi, penyusunan 10. Final product revision, Melakukan
buku/modul/video dan perangkat revisi terhadap produk akhir
evaluasi) berdasarkan saran dan uji coba
4. Preminary field testing , Melakukan uji lapangan
coba lapangan tahap awal dari 1-3 11. Dissemination and implementation,
sekolah menggunakan 20 subjek Membuatlaporan mengenai produk
pada jurnal dan bekerja sama dengan

Jurnal Penjaskesrek Vol. 6, No. 2, Oktober 2019|163


penerbit untuk melakukan distribusi a. Model pembelajaran lari cepat dapat
secara komersial. dikembangkan dan diterapkan dalam
pembelajaran pendidikan jasmani serta
Teknik Analisis Data memperkaya keterampilan lari
Ada dua teknik analisis data hasil cepatsiswa sekolah dasar.
penelitian yang digunakan yaitu: analisis b. Pentingnya pembelajaran lari cepat
kualitatif dan analisis kuantitatif. Apabila dengan model variasi pembelajaran
data yang diperoleh bersifat uraian yang yang efektif, efisien dan menarik
tidak dapat diubah ke dalam bentuk .Tujuan umum diatas kemudian
angka-angka maka analisis datanya menjadi dasar peneliti melakukan studi
menggunakan analisis kualitatif. pendahuluan dengan menggunakan
Sedangkan data yang dikumpulkan dapat instrument wawancara yang
diklasifikasikan dalam kategori-kategori mendalam (in-depth interview) kepada
atau diubah dalam bentuk angka-angka, guru pendidikan jasmani serta
maka analisis data kuantitatif cocok melakukan survey karena tujuan
digunakan. utamanya adalah melakukan persiapan
Teknik analisis data yang digunakan teknis dengan menjajaki lebih dahulu
dalam penelitian pengembangan karakteristik subyek penelitian dan
pembelajaran adalah teknik analisis tempat yang akan dilakukan
kualitatif dan teknik analisis kuantitatif. penelitian. Analisis dilakukan untuk
Teknik analisis kualitatif digunakan untuk mengetahui seberapa penting model
menganalisis data yang diperoleh dari pembelajaran yang akan
para ahli berupa saran dan masukan yang dikembangkan.
tidak dapt dirubah ke dalam bentuk angka,
sedangkan teknik analisis kuantitatif Kelayakan Model
digunakan untuk mengelola data yang Setelah tahap melakukan
didapat dari hasil uji coba kelompok kecil pengumpulan data dan pembuatan draf
dan uji coba lapangan kelompok besar model pembelajaran lari cepat berbasis
serta uji efektivitas model. permainan usia 10-12 tahun, langkah
selanjutnya adalah dengan melakukan uji
HASIL DAN PEMBAHASAN ahli yang dimana tujuan yang dicapai
Hasil Pengembangan Model yaitu mendapatkan kelayakan atau
Hasil pengembangan model validitas model yang dibuat langsung
pembelajaran lari cepat berbasis penilaian dari ahli.
permainan usia 10-12 tahun ini ditulis Peneliti menghadirkan 3 orang ahli dalam
dalam bentuk naskah yang dapat disajikan penilain kelayakan model pembelajaran
dalam bentuk-bentuk model pembelajaran lari cepat berbasis permainan usia 10-12
lari cepat berbasis permainan usia 10-12 tahun yang dibuat, dimana 3 orang ahli
tahun. tersebut berprofesi sebagai dosen olah raga
yaitu 1 ahli dalam atletik serta bekerja
Hasil Analisis Kebutuhan sebagai pelatih fisik nasional, 1 orang
Secara keseluruhan terdapat dua dosen ahli pembelajaran dan 1 orang
tujuan umum yang hendak diungkapkan pelatih nasional sprint.
dalam studi pendahuluan, yaitu :

Jurnal Penjaskesrek Vol. 6, No. 2, Oktober 2019|164


Efektifitas Model kelompok kecil) yang telah dievaluasi oleh
1. Hasil tahap pertama/ Ujicoba para ahli, kemudian peneliti melakukan
kelompok kecil revisi produk awal dan memperoleh
Model pembelajaran lari cepat seluruh model lari cepat dalam olahraga
berbasis permainan untuk anak usia 10-12 atletik yang akan digunakan dalam ujicoba
tahun yang peneliti buat setelah evaluasi kelompok besar.
ahli, kemudian mengalami revisi tahap I. Langkah selanjutnya setelah model
Data yang diperoleh digunakan sebagai diuji cobakan di kelompok besar yaitu
landasan dalam melakukan revisi pada dengan subyek penelitian 36 siswa
tahap pertama selanjutnya yaitu uji coba eksperimen dan 36 siswa kelompok
tahap ke IIModelPembelajaran lari cepat kontrol hasilnya mengalami revisi dari ahli
berbasis permainan usia 10-12 tahun. yang yaitu perbaikan model dengan
telah dievaluasi oleh para ahli,kemudian peningkatan gerakan karna model disusun
mengalami revisi tahap 1,setelah draf dari mudah ke yang sulit jadii diberikan
produk direvisi kemudian diujicobakan penambahan tingkat gerakan, selanjutnya
pada kelompok kecil yang melibatkan 20 setelah revisi dari ahli di kelompok besar
subyek penelitian. dilanjutkan dengan uji efektifitas produk.
Dari hasil uji coba kelompok
kecil,dapat disimpulkan bahwa 2. Hasil Uji Efektifitas
keseluruhan model Pembelajaran lari cepat Pada uji signifikan perbedaan
berbasis permainan usia 10-12 tahun layak dengan spss 16 antara kelompok kontroll
dipakai karena semua subyek ujicoba pada dan kelompok perlakuan didapatkan mean
skala kecil= N 20 orang siswa mampu kontrol = 60.30 mean experiment = 71.61 t
melaksanakan dan menerapkan semua hitung = 6.128 F= 5.292
model pembelajaran yang peneliti Berdasarkan hasil tersebut dapat
susun.Hasil tersebut menunjukkan disimpulkan bahwa model pembelajaran
bahwa,produk pengembangan bisa lari cepat berbasis permainan usia 10-12
diteruskan pada kelompok ujicoba tahun efektif dan dapat meningkatkan
selanjutnya yaitu ujicoba kelompok besar kemampuan gerak dasar lari cepat
Berdasarkan hasil evaluasi dan uji coba dibandingkan dengan kelompok yang
kelompok kecil yang dilakukan oleh tidak diberi perlakuan model
peneliti bahwa seluruh 14 item model yang pembelajaran lari cepat berbasis
layak digunakan, berdasarkan uji ahli yang permainan usia 10-12 tahun yang telah
dilakukan akan di uji cobakan pada tahap dikembangkan memiliki efektivitas yang
selanjutnya dari model yang mengalami signifikan.
revisi perbaikan dan di uji cobakan
ketahap selanjutnya. Pembahasan
Setelah revisi pengembangan produk Berdasarkan perolehan angkapada
pembelajaran lari cepat berbasis tabel diatas dapat disimpulkan bahwah
permainan usia 10-12 tahun ini model lari cepat berbasis permainan untuk
diujicobakan dalam skala kecil dan telah anak usia 10-12 tahun dapat dan layak
direvisi, maka tahap selanjutnya adalah untuk digunakan untuk anak usia 10-12
melakukan ujicoba kelompok besar. tahun serta aktif untuk meningkatkan
Berdasarkan hasil ujicoba terbatas (ujicoba

Jurnal Penjaskesrek Vol. 6, No. 2, Oktober 2019|165


kemampuan pembelajaran lari cepat c. siswa dapat merasakan kenyamanan
untuk anak usia 10-12 tahun. dan keamanan dalam proses
Melihat kekurangan dan kelebihan pembelajaran lari cepat.
yang dibuat terdapat masukan yang akan d. Model pembelajaran lari cepat berbasis
peneliti sampaikan demi tercapainya permainan lebih efektif dan efesien
penyempurnaan produk ini, adapun tidak hanya gerak dasar tapi juga
masukanya sebagai berikut: meningkatkan kecepatan dalam berlari.
a. Dalam model ini perlu adanya e. Dapat membantu pelatih dan guru
penyesuaian gerakan terhadap siswa dalam proses pembelajaran.
yang belajar dengan model lari cepat f. Sumbanganilmu pengetahuan
ini karena model ini sangat cocok pada khususnya pendidikan jasmani.
siswa yang gerak dasarnya sudah baik. g. siswa juga di tuntut untuk berfikir
b. Lebih banyak memperhatikan secara cepat dan tepat.
kenyamanan serta keamanan karena
dapat membuat siswa lebih maksimal Keterbatasan produk
dalam melakukan model-model Penelitian pengembangan ini telah
pembelajaran lari cepat. diupayakan secara maksimal sesuai
c. Karakteristik pemahaman siswa, kemampuan dari peneliti, namun dalam
mengharuskan guru memberikan penelitian ini masih banyak terdapat
praktik langsung kepada siswa untuk beberapa keterbatasan yang harus diakui
mempelajari gerak-gerak yang dan dikemukakan sebagai bahan
dirasakan baru untuk dilakukan. pertimbangan dalam menggeneralisir hasil
dari penelitian yang dicapai. Adapun
Pembahasan Produk keterbatasan-keterbatasan tersebut antara
Model lari cepat berbasis lain sebagai berikut:
permainan untuk anak usia 10-12 tahun a. Uji coba lapangan penelitian ini akan
yang dibuat oleh peneliti merupakan lebih bagus lagi apa bila dilakukan
produk yang bertujuan untuk membantu pada lingkup yang lebih luas lagi.
pelatih dalam penyampaian materi lari, b. Produk yang digunakan masih jauh
lari cepat dibuat berdasarkan tingkat dari kata sempurna.
kebutuhan atlet dalam meningkatkan speed c. Penjelasan serta gerakan dalam model
siswa dalam berlatih lari. lari cepat berbasis permainan yang
Produk ini setelah dikaji memiliki masih jauh dari kata sempurna.
beberapa kelemahan yang sangat perlu
pembenahan, namun sangat perlu kajian SIMPULAN
maka dapat disampaikan beberapa Berdasarkan data yang diperoleh,
keungulan produk ini antara lain: dari hasil penelitian yang terdiri dari
a. Meningkatkan keterampilan dalam lari validasi ahli, uji coba kelompok kecil dan
cepat untuk siswa. uji coba kelompok besar serta pembahasan
b. Model ini dapat membantu guru lebih dari hasil penelitian, maka peneliti dapat
aktif dalam meramu program-program menarik kesimpulan bahwa :
pembelajaran yang dibuat untuk siswa 1. Model pembelajaran lari cepat
terutama dalam variasi pembelajaran berbasis permainan usia 10-12 tahun
lari cepat. dapat dikembangkan dan diterapkan

Jurnal Penjaskesrek Vol. 6, No. 2, Oktober 2019|166


dalam pembelajaran pendidikan efektifitas dan hasil model
jasmani serta meningkatkan pembelajaran lari cepat berbasis
keterampilan gerak dasar lari cepat. permainan usia 10-12 tahun.
2. Model pembelajaran lari cepat yang
telah dikembangkan, diperoleh data

Jurnal Penjaskesrek Vol. 6, No. 2, Oktober 2019|167


DAFTAR PUSTAKA

Biomechanics of sprint running a methodological contribution, Vol. 5, No, 3, 2011

Elizabeth Hurlock,Perkembangan Anak, Bandung: Pustaka, 2013

H. Martinis Yasmin, Strategi Pembelajaran Berbasis Kompetensi,Jakarta: Gaung Persada, 2005

Hamid Darmadi, Metodologi Penelitian Pendidikan. Bandung: Alfabeta, 2011

Harald Muller, Run Jump Throw, Level 1 IAAF. Knightsbridge, England: Development
Programe, 2005

Helping Your Child through Early Adolescence, 2005, pp. 1

I Made Tegeh, I Nyoman Jampel, Ketut Pudjawan, Model Penelitian


Pengembangan.Yugyakarta: Graha Ilmu, 2014

Imam Gunawan, Metode Penelitian Kualitatif Teori & Praktik.Jakarta: Bumi Aksara, 2016

James Tangkudung, Macam-Macam Metodologi Penelitian Uraian dan Contohnya.Jakarta: Lensa


Media Pustaka Indonesia, 2016

John W. Santrock. Perkembangan Anak. Jakarta: PT. Erlangga, 2007

Mayke S. Tedjasaputra, Bermain, Mainan, dan Permainan. Jakarta: Pt grasindo, 2007

Physical Education and Sport Vol. 4, No 2, 2006

Sports Science & Coaching Vol. 6, No. 3, 2011

Sugiyono, Metode Penelitian dan Pengembangan.Bandung: Alfabeta, 2015

The Relationship Between Play And Physical Education Lesson, Vol. 5, 2012

Walter R. Borg, and Meredith D. Gall, Educational Research: An Introduction, 4th Edition. New
York: Longman Inc., 1983

Walter Dick, Lou Carey dan James O. Carey, The Systematic Design of Instruction.New York:
Allyn & Bacon. Published by Allyn and Bacon.Boston, MA, 2009.

Jurnal Penjaskesrek Vol. 6, No. 2, Oktober 2019|168

Anda mungkin juga menyukai