BAB I
PENDAHULUAN
serius dari semua lapisan masyarakat, terutama dari para guru sebagai
terutama aspek fisik, psikis, intelektual, kepribadian, dan sosial yang sesuai
khalifah yang sekaligus sebagai insan yang mengabdi kepada Allah SWT.
fasilitas belajar saja tidaklah cukup, lebih dari itu semua adalah bagaimana
membuat anak didik kita mencintai belajar sebagai bagian yang tak
1
Undang-Undang Sisdiknas Tahun 2003, (Jakarta:PT. Mutiara Sumber Widya,2005), h.
53
1
2
kegiatan di luar jam belajar yang dilakukan sekolah untuk menunjang visi
atau bimbingan itu dilakukan dalam pergaulan antara pendidikan dari anak
didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang
Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan
fenomena yang terjadi dalam kegiatan belajar mengajar antara guru dan
2
Ibid., h. 49
3
Ibid., h. 50
3
- Masih adanya siswa yang datang terlambat dalam acara hari besar islam
Hilir”.
B. Penegasan Istilah
yang penulis paparkan, maka berikut ini penulis berikan batasan istilah yang
agama seperti : pengajian jum’at, kegiatan hari besar Islam dll. Pengembangan
diri siswa dibidang agama ini bertujuan memberikan kesempatan kepada peserta
bakat dan minat setiap peserta didik sesuai dengan kondisi sekolah.
Motivasi belajar adalah sesuatu keadaan yang terdapat pada diri seseorang
individu dimana ada suatu dorongan untuk melakukan sesuatu guna mencapai
tujuan.
C. Permasalahan
1. Identifikasi masalah
Hilir.
2. Batasan masalah
c.
3. Rumusan masalah
Merujuk pada latar belakang di atas maka yang menjadi pokok permasalahan
1. Tujuan Penelitian
2. Kegunaan Penelitian
a. Siswa :
b. Guru :
7
c. Sekolah :
d. Penulis :
BAB II
KERANGKA TEORETIS
A. Konsep Teoretis
1. Pengembangan Diri
pengembangan diri bukan merupakan mata pelajaran yang harus diasuh oleh guru.
dikembangkan mencakup tiga komponen yaitu: (1) Mata Pelajaran; (2) Muatan
dan berlaku untuk dikembangkan pada semua jenjang pendidikan. Sebagai sesuatu
4
Martinis Yamin, Profesionalisme Guru dan Implementasi KTSP, (Jakarta: Tim Gaung
Presada, 2007), h. 10
5
Trianto, Model Pembelajaran Terpadu Konsep Strategi dan Implementasinya dalam
KTSP , (Jakarta: Bumi Aksara, 2012), h.30
6
Ibid., h. 34
9
Oleh karena itu, melalui tulisan ini akan dipaparkan secara teoritik tentang
dipertanggungjawabkan.
sudah lazim digunakan dan banyak dikenal. Meski sebetulnya istilah diri (self)
bahasa psikologi disebut pula sebagai aku, ego atau self yang merupakan salah
satu aspek sekaligus inti dari kepribadian, yang di dalamnya meliputi segala
kepercayaan, sikap, perasaan, dan cita-cita, baik yang disadari atau pun yang tidak
disadari. Setiap orang memiliki kepercayaan, sikap, perasaan dan cita-cita akan
dirinya, ada yang realistis atau justru tidak realistis. Sejauh mana individu dapat
Kepercayaan, sikap, perasaan dan cita-cita akan seseorang akan dirinya secara
tepat dan realistis memungkinkan untuk memiliki kepribadian yang sehat. Namun,
sebaliknya jika tidak tepat dan tidak realistis boleh jadi akan menimbulkan pribadi
dan cenderung melabrak norma dan etika standar yang berlaku, serta memandang
sepele orang lain. Selain itu, orang yang memiliki over confidence sering
memiliki sikap dan pemikiran yang over estimate terhadap sesuatu. Sebaliknya
ragu-ragu, rasa rendah diri dan tidak memiliki keberanian. Kepercayaan diri yang
berlebihan maupun kurang dapat menimbulkan kerugian tidak hanya bagi dirinya
Begitu pula, setiap orang memiliki sikap dan perasaan tertentu terhadap
dirinya. Sikap akan diwujudkan dalam bentuk penerimaan atau penolakan akan
dirinya, sedangkan perasaan dinyatakan dalam bentuk rasa senang atau tidak
senang akan keadaan dirinya. Sikap terhadap dirinya berkaitan erat dengan
pembentukan harga diri (penilaian diri), yang menurut Maslow merupakan salah
satu jenis kebutuhan manusia yang amat penting. Sikap dan mencintai diri yang
masochisme.
Disamping itu, setiap orang pun memiliki cita-cita akan dirinya. Cita-cita
yang tidak realistis dan berlebihan, serta sangat sulit untuk dicapai mungkin hanya
11
akan berakhir dengan kegagalan yang pada akhirnya dapat menimbulkan frustrasi,
orang yang kurang memiliki cita-cita tidak akan mendorong ke arah kemajuan.
mengemukakan tiga komponen tentang diri, yaitu : (1) aku ideal (ego ideal); (2)
aku yang dilihat dirinya (self as seen by self); dan (3) aku yang dilihat orang lain
(self as seen by others). Dalam keadaan ideal ketiga aku ini persis sama dan
arah dan hasil yang diharapkan dari kegiatan Pengembangan Diri di sekolah yaitu
terbentuknya keyakinan, sikap, perasaan dan cita-cita para peserta didik yang
realistis, sehingga peserta didik dapat memiliki kepribadian yang sehat dan utuh.
berikut : Pengembangan diri bukan merupakan mata pelajaran yang harus diasuh
bakat, dan minat setiap peserta didik sesuai dengan kondisi sekolah. Kegiatan
pengembangan diri difasilitasi dan atau dibimbing oleh konselor, guru, atau
7
Nana Syaodih Sukmadinata. Landasan Psikologi Proses Pendidikan. (Bandung : P.T.
Remaja Rosdakarya, 2005), h. 112
12
yang berkenaan dengan masalah diri pribadi dan kehidupan sosial, belajar, dan
bukan merupakan mata pelajaran yang harus diasuh oleh guru. Dengan sendirinya,
kegiatan belajar mengajar mata pelajaran. Seperti pada umumnya, kegiatan belajar
pada kegiatan tatap muka di kelas, sesuai dengan alokasi waktu yang telah
untuk hal ini dimungkinkan dan bahkan sangat disarankan untuk mengembangkan
dilakukan di luar jam reguler (jam efektif), melalui berbagai jenis kegiatan
kurikuler terkait, baik pembina dari unsur sekolah maupun luar sekolah. Namun
sekolah, seperti: pramuka, olah raga, kesenian, PMR, kerohanian atau jenis-jenis
8
Depdiknas. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional No. 22 Tahun 2006 tentang
tentang Standar Isi untuk Satuan Pendidikan Dasar dan Menengah,. (Jakarta :
Depdiknas, 2006), h. 18
13
ekstra kurikuler lainnya yang sudah terorganisir dan melembaga bukanlah satu-
kegiatan di luar jam efektif yang bersifat temporer, seperti mengadakan diskusi
lainnya yang bersifat kelompok. Selain dilakukan melalui kegiatan yang bersifat
mandiri, misalnya seorang siswa diberi tugas untuk mengkaji buku, mengunjungi
pengembangan diri bisa saja dilakukan secara klasikal dalam jam efektif, namun
seyogyanya hal ini tidak dijadikan andalan, karena bagaimana pun dalam
terbatasi. Hal ini tentu saja akan menjadi kurang relevan dengan tujuan dari
pembelajaran diri siswa tidaklah berkurang, siswa justru akan lebih disibukkan
lagi dengan berbagai kegiatan pengembangan diri yang memang lebih bersifat
individu. Secara psikologis, setiap siswa memiliki kebutuhan, bakat dan minat
serta karakateristik lainnya yang beragam. Oleh karena itu, bentuk kegiatan
pelaksanaan pengembangan diri harus terlebih dahulu diawali dengan upaya untuk
teknik tes maupun non tes (skala sikap, inventori, observasi, studi dokumenter,
Dalam hal ini, peranan bimbingan dan konseling menjadi amat penting,
melalui kegiatan aplikasi instrumentasi data dan himpunan data, bimbingan dan
bakat, minat serta karakteristik peserta didik lainnya. Data tersebut menjadi bahan
identik dengan Bimbingan dan Konseling. Bimbingan dan Konseling tetap harus
Pendekatan Pengembangan :
Bersifat pedagogis
Menggembirakan siswa.
Bersifat klinis
Konselor serius
Kelompok kiranya perlu lebih dikedepankan dan ditingkatkan lagi dari segi
mencakup banyak kegiatan sekaligus juga banyak melibatkan orang, oleh karena
terbentuknya keyakinan, sikap, perasaan dan cita-cita para peserta didik yang
efektif, namun seyogyanya lebih banyak dilakukan di luar jam reguler (jam
setiap peserta didik dan bimbingan dan konseling di sekolah memiliki peranan
penting untuk mengidentikasi kebutuhan, bakat, dan minat setiap peserta didik
9
Sudarwan Danim. Inovasi Pendidikan: Dalam Upaya Meningkatkan Profesionalisme
Tenaga Kependidikan. (Bandung : Pustaka Setia, 2003), h. 56
17
juga banyak melibatkan orang, oleh karena itu diperlukan pengelolaan dan
Sebagai penutup tulisan ini, ada baiknya kita renungkan ungkapan dari R.F.
kesempatan untuk menceburkan ke dalam cara hidup yang berbeda, dan kenangan
yang bertahan lebih lama. Di sana tidak akan ada paksaan atau keharusan,
ketekanan, ketergesaan, atau ujian. Apabila mereka ingin memanjat atau berski,
kita akan membantu mereka untuk mendapatkan keterampilan itu. Apabila mereka
tetapi maunya hanya duduk diam seperti kaum penghuni dataran tinggi yang
dulunya di sini, atau ingin memandangi awan berarak melaju di atas Creag
Dhubh, atau mendengarkan suara rintik hujan yang menitik jatuh di antara
cecabang pohon setelah hujan berhenti mengucur, itu semua juga merupakan
bagian penting dari perkembangan. Pada saat inilah, ketakutan, ide, harapan, dan
diri sesuai dengan kebutuhan, bakat dan minat setiap peserta didik sesuai dengan
oleh konselor, guru atau tenaga kependidikan yang dapat dilakukan dalam bentuk
kegiatan ekstrakurikuler.
Sedangkan tujuan khusus adalah sebagai penunjang struktur kurikulum inti dalam
kemandirian.
11
Kunandar, Guru Profesional Implementasi KTSP dan Sukses dalam Sertifikasi Guru,
(Jakarta:Rajawali Press, 2005), h. 147
19
berpakain rapi, berbahasa Indonesia yang baik dan benar, rajin membaca,
2. Motivasi Belajar
Motivasi berasal dari kata motif yang berarti “ sebagai daya upaya yang
dapat juga dikatakan sebagai daya penggerak yang datangnya dari dalam diri
tertentu pula. “. 13
sadar atau tidak sadar melakukan tindakan dengan tujuan tertentu. 14 Sedangkan
motivasi belajar yaitu sesuatu keadaan yang terdapat pada diri seseorang individu
adanya hal-hal seperti diatas tadi, maka seorang murid itu merasa berani
12
Ibid., h. 78
13
. Arifin H.M. Prof.Ed, Filsafat pendidikan Islam, (Jakarta: Penerbit Bumi Aksara,
1991), h. 63.
14
Pupuh, Fathurrohman, Strategi Belajar Mengajar (melalui Penanaman Konsep umum
dan Islami), (Bandung: Refika Aditama, 2007), h.15
15
Mohammad Asrori, Psikologi Pembelajaran, (Bandung: CV, Wacana Prima, 2007), h.
148
16
Djaali, Psikologi Pendidikan, (Jakarta : Bumi Aksara, 2011), h. 101
20
dan sanggup mengatasi kesulitan dalam belajar tersebut. Murid yang belajar
Menurut Cetro motivasi itu terdapat dalam diri pribadi individu akibat
Motivasi kerja guru merupakan salah satu faktor atau variabel yang sangat
tugasnya, dengan perhatian dan aktif. Guru yang malas tidak dapat
yang lemah dan menganggap berat semua tugas ringan yang dihadapinya.
menentukan intensitas usaha untuk belajar dan juga dapat dipandang sebagai suatu
17
Oemar Malik, Metode Belajar dan Kesulitan-kesulitan dalam belajar, h. 28
18
Abu Bakar Muhammad, Pedoman Pendidikan dan Pengajaran, h. 71
21
usaha yang membawa anak didik ke arah pengalaman belajar sehingga dapat
menimbulkan tenaga dan aktivitas siswa serta memusatkan perhatian siswa pada
suatu waktu tertentu untuk mencapai suatu tujuan. Motivasi bukan saja
menunjukkan minat, semangat dan ketekunan yang tinggi dalam belajarnya, tanpa
banyak bergantung kepada guru. Motivasi belajar adalah faktor psikis yang
bersifat non intelektual. Peranannya yang khas yaitu dalam hal menumbuhkan
gairah dalam belajar, merasa senang dan mempunyai semangat untuk belajar
sumbernya, motivasi belajar dapat dibagi menjadi dua yaitu (1) motivasi intrinsik,
yakni motivasi yang datang dari dalam peserta didik; dan (2) motivasi ekstrinsik,
yakni motivasi yang datang dari lingkungan di luar diri peserta didik.
sebagai berikut:
disesuaikan dengan kebutuhan, dorongan, motif dan minat yang ada pada
pendidikan.
Asas motivasi menjadi salah satu bagian yang integral dari asas- asas
motivasi belajar adalah segala daya penggerak didalam diri siswa yang
menimbulkan kegiatan belajar dan yang memberikan arah kepada kegiatan belajar
itu.
sebagai tempat yang lebih baik untuk mengajar dari pada melakukan hal-hal yang
negatif seperti menyalahkan siswa - siswa dan kepala sekolah. Berkaitan dengan
tertentu.20
19
A. Tabrani R., Pendekatan dalam Proses Belajar Mengajar (Bandung:
Rosdakarya,1994) h.127
20
Slameto, Belajar dan Faktor-faktor yang mempengaruhinya, (Jakarta: Rineka Cipta,
2003), h. 171
23
motivasi yang tinggi dalam belajar. Sebaliknya, guru bisa merasa kecewa ketika
terhadap cara dia mengajar. Ericksen menegaskan: Efective learning in the class
room depends on the teacher’s ability...to maintain the interest that brought
students so the course in the first place. Oleh karena itu seorang guru dituntut
mampu mengkreasi berbagai cara agar motivasi siswa dapat muncul dan
motivasi intrinsik dan motivasi ekstrinsik. Motivasi intrinsik adalah motivasi yang
berasal dari dalam diri seorang. Sesuatu yang dapat menimbulkan motivasi
pendorong yang berasal dari luar diri anak seperti ganjaran, sanksi atau hukuman
b. Sebagai pengarah
c. Sebagai penggerak22
21
Mohammad Asrori, Op.Cit., h. 184
22
Oemar, Psikologi Belajar dan Mengajar, Ibid., h. 176
24
Dengan tiga unsur yang dikemukakan diatas, maka dapat dikatakan bahwa
kekuatan individu.
23
Syaiful Bahri, Psikologi Belajar, (Jakarta: Rineka Cipta, 2002), h. 116
25
Dalam kaitan itu perlu diketahui bahwa cara dan jenis menumbuhkan motivasi
adalah bermacam-macam.
sampaikan beberapa hal yang mendorong anak beragama. Hal ini untuk memberi
Beragama dikutipkan bahwa setiap tingkah laku, termasuk tingkah laku beragama
dipengaruhi 3 faktor :
1. Faktor gerak atau dorongan secara spontan dan alamiah terjadi pada diri
manusia.
Namun demikian dalam buku tersebut ditegaskan bahwa teori tingkah laku
yang seperti diatas sepertinya sangat umum, dan monistis sebab tidak ada tempat
beragama sebab kenyataan orang yang bertingkah laku agama banyak juga
24
Sardiman, A., Op.Cit., h. 85.
25
Nico Syakur, Pengalaman dan Motivasi Beragama ( Yogyakarta, Kanisius, 1988) h. 72
26
Ibid., h. 73
26
didasari oleh unsur hidayah sehingga analisis psikologi dan sosiologi hanya
belajar agama, penulis kitipkan beberapa pendapat ahli psikologi dan pendidikan
dibawah ini :
itu ialah :
1. Adanya sifat ingin tahu dan ingin menyelidiki dunia yang luas
2. Adanya sifat yang kreatif pada manusia yang selalu maju dan
berkembang.
temannya.
pelajaran
Kalau pendapat para ahli di atas dikaitkan dengan motivasi belajar agama,
maka dapat di tarik kesimpulan bahwa di antara yang dapat sebagai motivasi
3. Belajar agama untuk memenuhi tuntutan jiwa mendapat rasa aman dan
tentram.
Peranan guru sebagai motivator ini sangat penting artinya dalam rangka
(aktivitas) dan daya cipta (kreatifitas), sehingga akan terjadinya dinamika dalam
Menjelaskan:
“Guru hanya merupakan salah satu diantara berbagai sumber dan media belajar.
Maka dengan demikian peranan guru dalam belajar ini menjadi lebih luas dan
27
Sumardi Suryabrata, Psikologi Pendidikan (Jakarta, Rajawali, 1990) h. 253
28
Sardiman, AM., op.cit., h. 142
28
kegiatan belajar agama Islam, dengan menciptakan kondisi kelas yang dapat
1. Menjalin hubungan baik dan harmonis dengan siswa agar kepatuhan dan
2. Kaya akan berbagai bentuk dan jenis upaya untuk melakukan motivasi
pada siswa baik yang bersifat intrinsik maupun yang bersifat ekstrinsik.
Tugas guru adalah memotivasi siswa untuk belajar, demi tercapainya tujuan yang
diharapkan.
29
Slameto, Op.Cit., h. 100
30
Nana Sudjana, CBSA (Bandung: Sinar Baru, 1989) h. 34-35
29
Kegiatan belajar akan tercipta apabila motivasi belajar yang ada di dalam
diri siswa itu akan memperkuat ke arah tingkah laku tertentu (belajar). Adapun
sukses yang diperoleh individu itu, sebab sukses akan menimbulkan rasa
puas.31
1. Memberi angka
Angka dalam hal ini sebagai symbol dari nilai kegiatan belajarnya.
Angka-angka yang baik itu bagi para siswa merupakan motivasi yang
sangat kuat.
2. Memberikan hadiah
menarik bagi seseorang yang tidak senang dan tidak berbakat untu
3. Sangan/Kompetisi
31
A. Tabrani,, op. cit. , h 121
32
Ibid., h. 92-95
30
4. Ego-involvement
5. Memberi ulangan
Para siswa akan menjadi giat belajar kalau mengetahui aka nada ulangan.
Oleh karena itu, member ulangan ini juga merupakan sarana motivasi.
Tetapi yang harus diingat oleh guru, adalah jangan terlalu sering karena
bisa membosankan.
6. Mengetahui asal
grafik hasil belajar meningkat, maka ada motivasi pada diri siswa untuk
7. Pujian
dengan baik, perlu diberikan pujian. Oleh karena itu, supaya pujian ini
8. Hukuman
31
secara tepat dan bijak bisa menjadi alat motivasi. Oleh karena itu guru
Hasrat untuk belajar, berarti ada unsur kesengajaan, ada maksud untuk
belajar. Hal ini akan lebih, bila dibandingkan segala sesuatu kegiatan
10. Minat
karena ada kebutuhan, begitu juga minat sehingga tepatlah kalau minat
Rumusan tujuan yang diakui dan diterima baik oleh siswa, akan
Prinsip motivasi disusun atas dasar penelitian yang seksama dalam rangka
motivasi.
10. Minat khusus yang dimiliki oleh siswa berdaya guna untuk mempelajari
hal-hal lainnya.
tergolong kurang tidak ada artinya bagi para siswa yang tergiolongan
pandai.
12. Tekanan dari kelompok siswa umumnya lebih efektif dalam memotivasi
15. Kecemasan dan frustasi dapat membantu siswa berbuat lebih baik.
33
16. Tugas yang terlalu sukar dapat mengakibatkan frustasi sehingga dapat
17. Tiap siswa mempunyai tingkat frustasi dan toleransi yang berlainan.33
potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa
kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap,
hal ini terbukti dari analisa kuantitatif yang diperoleh sebesar (69.29%),
33
Oemar, Psikologi Belajar dan Mengajar, Op.Cit.., h. 181
34
B. Konsep Operasional
konsep teoritis, hal ini sangat perlu agar tidak terjadi kesalah pahaman dalam
pengembangan diri.
BAB III
METODE PENELITIAN
Adapun subjek dari penelitian ini adalah guru agama Islam dan
siswa yang berjumlah 168 orang dan 1 orang guru agama Islam di MTs Al-
dalam populasi, mereka dapat menentukan kurang lebih 25-30% dari jumlah
subjek tersebut,…….”.34
33
Tabel 1
Populasi dan Sampel
34
Suharsimi Arikunto, Manajemen Penelitian, (Jakarta:Rineka Cipta, 2005), h. 95
36
ditujukan untuk :
penelitian
bentuk tabel dengan angka-angka dan persantase. Data yang di analisis dalam
P = F x 100%
N
Keterangan:
P = Angka persentase
100 = persentase
37
BAB IV
PENYAJIAN HASIL PENELITIAN
tempat untuk menanamkan nilai- nilai moral dan norma pada anak, MTs ini
berdiri pada tahun 2002. Marasah ibtidaiyah ini bernaung dibawah yayasan
a. Visi
b. Misi
36
1) Meningkatkan mutu pendidikan (MTs)
pendidikan keunggulan
dan RPP
3. Jumlah Guru
Dalam proses belajar mengajar tidak lepas dari adanya guru dan
di sekolah.
ini :
TABEL II
N IJAZAH
NAMA JABATAN
O TERAKHIR
35
Sumber : Dokumentasi MI Al-Husin, diminta tgl 11 Oktober 2013
40
1. ERWIN Kepsek / S1
2. NURAINI A,Ma Guru Kelas I DII
3 NURDIANA A,Ma Guru kelas II DII
4 BURHANUDDIN A,Ma Guru Kelas III DII
5 BASRI SPd Guru Kelas IV S1
6 NURBAITI SPd Guru Kelas V S1
7 SURYANI SPd Guru Kelas VI S1
8 HAMIDAH Guru Kelas SMA
9 SITI MARYAM SPd Guru bid study S1
10 HIDAYATI SPd Guru bid study S1
11 M SALIM Spdi Guru bid study S1
12 AMIRUDDIN Spdi Guru bid study S1
Sumber Data : Kantor Tata Usaha MI Al-Husin Panipahan Darat Kecamatan Pasir
Limau Kapas Kabupaten Rokan Hilir
4. Siswa
secara keseluruhan adalah 168 orang siswa, yang terdiri dari 83 orang siswa
TABEL III
LAKI-LAKI PEREMPUAN
I 15 10 25
II 14 15 29
III 16 14 30
IV 12 17 29
V 13 14 27
VI 13 15 28
JUMLAH 83 85 168
Kecamatan Pasir Limau Kapas Kabupaten Rokan Hilir terdiri dari Ruangan
sebagai berikut :
42
TABEL IV
KEADAAN SARANA DAN PRASARANA
MI AL-HUSIN PANIPAHAN DARAT KECAMATAN PASIR LIMAU
6. Kurikulum
kekhasan, kondisi dan potensi daerah, satuan pendidikan dan peserta didik.
1) Belajar untuk beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa,
4) Belajar untuk hidup bersama dan berguna untuk orang lain, dan
B. Penyajian Data
Tabel V
Pelaksanaan Pembelajaran Pengembangan Diri Di Sekolah
No Kriteria Jawaban F %
a. Sangat baik 37 88,1%
b. Kurang baik 5 11,9%
c. Tidak baik 0 0%
Jumlah 42 100%
Sumber: Data Olahan Angket 2013
44
sangat baik 37 orang (88,1%), 5 orang (11,9%) kurang baik, 0 orang (0%) tidak
baik.
Tabel VI
Pengembangan Diri Wajib Untuk Semua Siswa
No Kriteria Jawaban F %
a. Ya 40 95,2%
b. Kadang-kadang 1 2,4%
c. Tidak baik 1 2,4%
Jumlah 42 100%
Sumber: Data Olahan Angket 2013
sampel yaitu pengembangan diri wajib untuk semua siswa adalah ya 40 orang
Tabel VII
Selalu Mengikutinya
No Kriteria Jawaban F %
a. Ya 40 95,2%
b. Kadang-kadang 2 4,8%
c. Tidak baik 0 0%
Jumlah 42 100%
Tabel VIII
No Kriteria Jawaban F %
a. 5 Kegiatan 24 57,1%
b. 4 Kegiatan 11 26,2%
c. 3 Kegiatan 7 16,7%
Jumlah 42 100%
kegiatan.
Tabel IX
No Kriteria Jawaban F %
a. 100% 37 88,1%
b. 75% 3 7,1%
Jumlah 42 100%
Sumber: Data Olahan Angket 2013
46
agama adalah 100% 37 orang (88,1%), 3 orang (7,1%) 75%, 2 orang (4,8%)
Tabel X
No Kriteria Jawaban F %
a. Ya 7 16,7%
b. Tidak 5 11,9%
Jumlah 42 100%
Sumber: Data Olahan Angket 2013
adalah ya 7 orang (16,7%), 5 orang (11,9%) tidak, 30 orang (71,4%) tidak tahu.
Tabel XI
No Kriteria Jawaban F %
a. Ya 20 47,6%
b. Kadang-kadang 21 50,0%
Jumlah 42 100%
Sumber: Data Olahan Angket 2013
47
sampel yaitu aktif mengikuti kegiatan hari besar Islam adalah ya 20 orang
Tabel XII
Turut Membantu Kegiatan Bila Ada Peringatan Hari Besar Islam Yang
No Kriteria Jawaban F %
a. Ya 23 54,8%
b. Kadang-kadang 18 42,8%
c. Tidak baik 1 2,4%
Jumlah 42 100%
Sumber: Data Olahan Angket 2013
sampel yaitu turut membantu kegiatan yang ada peringatan hari besar Islam
Tabel XIII
No Kriteria Jawaban F %
a. Ya 13 30,9%
b. Kadang-kadang 27 64,3%
c. Tidak baik 2 4,8%
Jumlah 42 100%
Sumber: Data Olahan Angket 2013
48
sampel yaitu setiap ada sumbangan dana sosial siswa selalu menyumbang
tidak baik.
Tabel XIV
No Kriteria Jawaban F %
a. Ya 34 80,9%
b. Kadang-kadang 7 16,7%
Jumlah 42 100%
Sumber: Data Olahan Angket 2013
Tabel XV
No Kriteria Jawaban F %
c. Orangtua 7 16,7%
Jumlah 42 100%
Sumber: Data Olahan Angket 2013
49
baik.
Tabel XVI
No Kriteria Jawaban F %
a. Ya 16 38,1%
b. Kadang-kadang 23 54,8%
c. Tidak baik 3 7,1%
Jumlah 42 100%
Sumber: Data Olahan Angket 2013
Tabel XVII
No Kriteria Jawaban F %
a. Ya 39 92,9%
b. Kadang-kadang 3 7,1%
c. Tidak baik 0 0%
Jumlah 42 100%
Sumber: Data Olahan Angket 2013
50
Tabel XVIII
No Kriteria Jawaban F %
a. Ya 16 38,1%
b. Kadang-kadang 24 57,1%
Jumlah 42 100%
Tabel XIX
No Kriteria Jawaban F %
a. Ya 28 66,7%
b. Kadang-kadang 6 14,3%
Jumlah 42 100%
sampel yaitu selalu bisa mengikuti pelajaran dari awal s/d akhir adalah ya 28
Tabel XX
No Kriteria Jawaban F %
a. Ya 18 42,9%
b. Kadang-kadang 14 33,3%
Jumlah 42 100%
Tabel XXI
No Kriteria Jawaban F %
a. Ya 23 54,8%
b. Kadang-kadang 16 38,1%
Jumlah 42 100%
Sumber: Data Olahan Angket 2013
52
tidak baik.
Tabel XXII
Selalu Senang
No Kriteria Jawaban F %
a. Ya 25 59,6%
b. Kadang-kadang 14 33,3%
Jumlah 42 100%
Tabel XXIII
No Kriteria Jawaban F %
a. Ya 12 28,6%
b. Kadang-kadang 29 69,0%
Jumlah 42 100%
Tabel XXIV
No Kriteria Jawaban F %
a. Ya 15 35,7%
b. Kadang-kadang 18 42,9%
Jumlah 42 100%
Tabel XXV
No Kriteria Jawaban F %
a. Ya 39 92,9%
b. Kadang-kadang 3 7,1%
c. Tidak baik 0 0%
Jumlah 42 100%
Sumber: Data Olahan Angket 2013
54
Tabel XXVI
Mengikuti Kegiatan Pengembangan Diri (Kegiatan Islami) Dapat
Meningkatkan Pengetahuan Agama Anda
No Kriteria Jawaban F F
a. Ya 39 92,9%
b. Kadang-kadang 3 7,1%
c. Tidak baik 0 0%
Jumlah 42 100%
Sumber: Data Olahan Angket 2013
Tabel XXVII
Tanggapan Anda Baik Akan Faktor Motivasi Yang Diberikan Oleh Guru
No Kriteria Jawaban F %
a. Ya 25 59,6%
b. Kadang-kadang 14 33,3%
c. Tidak baik 3 7,1%
Jumlah 42 100%
Sumber: Data Olahan Angket 2013
55
sampel yaitu tanggapan siswa tentang motivasi dari guru adalah ya 25 orang
Tabel XXVIII
No Kriteria Jawaban F %
a. Ya 39 92,9%
b. Kadang-kadang 3 7,1%
c. Tidak baik 0 0%
Jumlah 42 100%
Tabel XXIX
No Kriteria Jawaban F %
a. Ya 12 28,6%
b. Kadang-kadang 29 69,0%
Jumlah 42 100%
Sumber: Data Olahan Angket 2013
56
sampel yaitu guru selalu memotivasi siswa dalam belajar adalah ya 12 orang
Tabel XXX
No. A B C Jumlah %
No
Angket F % F % F %
1 1 37 88,1 5 11,9 0 0,0 42 100
2 2 40 95,2 1 2,4 1 2,4 42 100
3 3 40 95,2 2 4,8 0 0,0 42 100
4 4 24 57,1 11 26,2 7 16,7 42 100
5 5 37 88,1 3 7,1 2 4,8 42 100
6 6 7 16,7 5 11,9 30 71,4 42 100
7 7 20 47,6 21 50,0 1 2,4 42 100
8 8 23 54,8 18 42,8 1 2,4 42 100
9 9 13 30,9 27 64,3 2 4,8 42 100
10 10 34 80,9 7 16,7 1 2,4 42 100
11 11 26 61,9 9 21,4 7 16,7 42 100
12 12 16 38,1 23 54,8 3 7,1 42 100
13 13 39 92,9 3 7,1 0 0,0 42 100
14 14 16 38,1 24 57,1 2 4,8 42 100
15 15 28 66,7 6 14,3 8 19,0 42 100
16 16 18 42,9 14 33,3 10 23,8 42 100
17 17 23 54,8 16 38,1 3 7,1 42 100
18 18 25 59,6 14 33,3 3 7,1 42 100
19 19 12 28,6 29 69,0 1 2,4 42 100
20 20 15 35,7 18 42,9 9 21,4 42 100
21 21 39 92,9 3 7,1 0 0,0 42 100
22 22 39 92,9 3 7,1 0 0,0 42 100
23 23 25 59,6 14 33,3 3 7,1 42 100
24 24 39 92,9 3 7,1 0 0,0 42 100
25 25 12 28,6 29 69,0 1 2,4 42 100
Jumlah 647 1445,6 308 656,9 95 221,4 1050 2500
Rata-Rata 25,9 60,2 12,3 28,6 3,8 9,6 42,0 100,0
Sumber: Data Olahan Angket 2013
57
3. Apakah menurut Bapak bahwa siswa selalu menaggapi materi yang telah
kepada siswa ?
adanya pemberian motivasi akan membuat siswa lebih bersemangat dan aktif
di kelas.
8. Menurut Bapak selain belajar yang semangat, guna mendapatkan segala hal
yang positif (prestasi tinggi, pemahaman belajar bagus) apakah siswa selalu
aktif dan memiliki prestasi belajar yang tinggi maka akan tumbuh dalam diri
10. Apakah yang Bapak lakukan sebelum dan sesudah proses belajar mengajar
berlangsung ?
11. Menurut pendapat Bapak, apakah materi pelajaran Agama Islam yang
selalu mencontohkan materi pelajaran Agama Islam dengan bidang studi yang
lain, agar siswa bias memberikan contoh. Seperti : materi kebersihan dikaitkan
12. Apakah Bapak sering menggunakan media yang dapat mendukung hasil
belajar siswa?
13. Bagaimana tanggapan Bapak dalam soal evaluasi setelah proses belajar
mengajar selesai, soal yang diberikan apa dipadukan juga dengan materi yang
lain ?
60
keterpaduan.
15. Apakah Bapak selalu memberikan motivasi kepada siswa dalam belajar
selalu memberikan motivasi kepada siswa dalam belajar, dengan cara Tanya
16. Apakah Bapak setuju tentang tanggung jawab terhadap anak bukan sebatas
masyarakat.
17. Apakah Bapak memberikan hadiah terhadap siswa yang berhasil menjadi
juara ?
61
berbentuk barang, nilai maupun yang bisa pulang lebih dahulu kalau jam
terakhir.
18. Apa usaha-usaha yang sudah dilakukan agar siswa lebih paham dan mengerti
dengan pembelajaran ?
pembelajaran?
yang berbeda (pendatang), dukungan dari luar atau pengelaman anak dari luar.
C. Analisa Data
Sesuai dengan jenis data yang disajikan bersifat kwalitatif, maka analisa
Langkah awal untuk medapatkan hasil analisa kwalitatif ini adalah dengan
angket yang telah ditetapkan. Adapun jumlah angka yang dimaksud setelah
melalui proses komputasi berada dalam kelompok antara 56% - 75% yaitu
36
Suharsini Arikunto, Prosedur penelitian satu pendekatan, Bina Aksara, Jakarta, 1987,
hal. 24
63
Panipahan Darat Kecamatan Pasir Limau Kapas Kabupaten Rokan Hilir , hal ini
diketahui dari hasil hasil perhitungan adalah 60,2%. Dari data tersebut jelas
Panipahan Darat Kecamatan Pasir Limau Kapas Kabupaten Rokan Hilir adalah
sebagai berikut :
terhadap kegiatan.
Interpretasi secara logis dari berbagai riset adalah bahwa semakin sering
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
melalui proses komputasi berada dalam kelompok antara 56% - 75% yaitu
Kapas Kabupaten Rokan Hilir yang berarti pula dapat dikatakan cukup.
terhadap kegiatan.
B. Saran
62
65
1. Diharapkan kepada guru PAI agar lebih Meningkatkan lagi bentuk upaya
media yang bervariasi dan contoh-contoh yang kongkrit yang sesuai untuk
kejenjang yang lebih tinggi agar mendapatkan stategi baru dalam upaya
media.
jawaban yang dimiliki siswa, bervariasi dalam mengajar agar tidak terjadi
66
8. Guru Harus menyadari bahwa dirinya adalah contoh, pusat perhatian, dan
semua orang bahwa kebosanan itu dapat dihindari dengan variasi terutama
dalam mengajar.
67
DAFTAR PUSATAKA
Arifin H.M. Prof.Ed, Filsafat pendidikan Islam, (Jakarta: Penerbit Bumi Aksara,
1991)
Oemar, Psikologi Belajar dan Mengajar, Bandung: Sinar Baru Algesindo, 2007