Anda di halaman 1dari 8

KATA PENGANTAR

Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha Panyayang, Saya
panjatkan puja dan puji syukur atas kehadirat-Nya, yang telah melimpahkan rahmat, hidayah,
dan inayah-Nya kepada kami, sehingga saya dapat menyelesaikan Critical Book Report ini
dengan baik. 

Adapun Critical Book Report ini telah saya usahakan semaksimal mungkin dan tentunya
dengan bantuan berbagai pihak, sehingga dapat memperlancar pembuatan makalah ini. Untuk
itu saya tidak lupa menyampaikan bayak terima kasih kepada semua pihak yang telah
membantu saya dalam pembuatan makalah ini.
 
Namun tidak lepas dari semua itu, Saya menyadari sepenuhnya bahwa ada kekurangan baik
dari segi penyusun bahasanya maupun segi lainnya. Oleh karena itu dengan lapang dada dan
tangan terbuka saya membuka selebar-lebarnya bagi pembaca yang ingin memberi saran dan
kritik kepada kami sehingga kami dapat memperbaiki makalah ini.
 
Akhirnya penyusun mengharapkan semoga dari Critical Book Report ini sehingga dapat
memberikan inpirasi terhadap pembaca.

Medan, 13 September 2018

ARINI FADHILLAH
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pendidikan anak usia dini (PAUD) merupakan investasi yang amat besar bagi
keluarga dan bagi bangsa. Anak-anak kita adalah generasi penerus keluarga dan sekaligus
penerus bangsa. Betapa bahagianya orangtua yang melihat anak-anaknya berhasil, baik dalam
pendidikan, dalam berkeluarga, dalam masyarakat, maupun dalam karir.
Demikian pula dengan semakin maraknya pendirian lembaga-lembaga pendidikan
anak usia dini baik pada jalur formal, nonformal, bahkan informal yang sebagian besar
didirikan oleh masyarakat menunjukkan betapa semakin pedulinya masyarakat terhadap
penyelenggaraan pendidikan anak usia dini ini. Oleh karena itu PAUD sangat penting bagi
kelurga untuk menciptakan generasi muda.
B. Manfaat
1. Mendidik anak untuk cakap dan bersosialisasi
2. Melatih kemampuan motorik dan sensorik anak
3. Melatih kemampuan berpikir anak
4. Bekal memasuki jenjang sekolah dasar

C. Tujuan
Untuk mampu mengembangkan berbagai potensi anak sejak dini sebagai persiapan
untuk hidup dan dapat menyesuaikan diri dengan lingkungannya.
BAB II

ISI RINGKASAN BUKU

A. Identitas Buku
1. Buku Utama

Judul : Keterampilan Penerapan Konsep Paud


Pengarang : Tim Dosen
Tahun Terbit : 2016
Kota Terbit : Medan
Penerbit :-
Jumlah Halaman : 114 Halaman
No. ISBN :-
B.Ringkasan Buku

1.Pengertian Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD)

Pendidikan anak usia dini (PAUD), pada hakekatnya adalah pendidikan yang
diselenggarakan dengan tujuan untuk memfasilitasi pertumbuhan dan perkembangan seluruh
aspek kepribadian anak. Pendidikan anak usia dini merupakan salah satu bentuk
penyelenggaraan pendidikan yang menitikberatkan pada peletakkan dasar kearah
pertumbuhan dan perkembangan baik koordinasi motorik (halus dan kasar), kecerdasan
spiritual. Penddikan anak usia dini memiliki peranan sangat penting untuk mengembangkan
kepribadian anak serta mempersiapkan mereka memasuki jenjang pendidikan selanjutnya.
Bihler dan Snowman dalam Diah Harianti (1996) menekankan anak usia dini ini kepada anak
usia 2,5 tahun sampai dengan usia enam tahun.

Lebih lanjut pasal 1 ayat 14 Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang system
pendidikan nasional menyatakan: pendidikan anak usia dini adalah suatu upaya pembinaan
yang ditujukan kepada anak sejak lahir sampai dengan usia enam tahun yang dilakukan
melalui pemberian rangsangan pendidikan untuk membantu pertumbuhan dan perkembangan
jasmani dan rohani agar anak memiliki kesiapan dalam memasuki pendidikan lebih lanjut.
Sedangkan pada pasal 28 tentang pendidikan anak usia dini dinyatakan bahwa “(1)
Pendidikan Anak Usia Dini diselenggarak sebelum jenjang pendidikan dasar, (2) Pendidikan
Anak Usia Dini dapat diselenggarakan melalui jalur pendidikan formal, nonformal dan
informal, (3) Pendidikan Anak Usia Dini dijalur pendidikan formal: TK, RA, atau bentuk lain
yang sederajat, (4) Pendidikan Anak Usia Dini jalur pendidikan non formal: KB, TPA, atau
bentuk lain yang sederajat, (5) Pendidikan Anak Usia Dini informal: Pendidikan keluarga
atau pendidikan yang diselenggarakan oleh lingkungan, dan (6) Ketentuan mengenai
pendidikan anak usia dini sebagaimana dimaksud dalam ayat (1), ayat (2), ayat (3), dan ayat
(4) diatur lebih lanjut dengan peraturan pemerintah.”

2. Pandangan Filsuf Dalam Pendidikan Anak Usia Dini


i. Pandangan Pestalozzi

Pestalozzi berpandangan bahwa anak pada dasarrya memiliki pembawaan yang baik.
Pertumbuhan dan perkembangan yang terjadi pada anak berlangsung secara bertahap dan
berkesinambungan. Lebih lanjut ia mengemukakan bahwa masing-masing tahap
pertumbuhan dan perkembangan seorang individu haruslah tercapai dengan sukses sebelum
berlanjut pada tahap berikutnya. Permasalahan yang muncul dalam suatu tahap
perkembangan akan menjadi hambatan bagi individu tersebut dalam menyelesaikan tugas
menjadi hambatan bagi individu tersebut dalam menyelesaikan tugas perkembangannya dan
hal ini akan memberikan pengaruh yang cukup besar pada tahap berikutnya.

ii. Pandangan Maria Montessori

Montessori memandang perkembangan anak usia dini pra sekolah/ TK sebagai suatu
proses yang berkesinambung. Ia memahami bahwa pendidikan merupakan aktivitas diri yang
mengarah pada pembentukan displin pribadi, kemandirian dan pengarahan diri. Menurut
Montessori, persepsi anak tentang dunia merupakan dasar dari ilmu pengetahuan. Untuk itu ia
merancang sejumlah materi yang memungkinkan indera seorang anak dikembangkan.

iii. Pandangan Froebel

Froebel memandang anak sebagai individu yang pada kodratnya bersifat baik. Sifat
yang buruk timbul karena kurangnya pendidikan atau pengertian yang dimiliki oleh
anak tersebut. Setiap tahap perkembangan yang dialami oleh anak harus dipandang
sebagai suatu kesatuan yang utuh.

iv. Pandangan J.J Rousseau

Rousseau menyarankan konsep “kembali kealam” dan pendekatan yang bersifat


alamiah dalam pendidikan anak. Bagi rousseaubpendekatan alamiah berarti anak akan
berkembang secara optimal, tanpa hambatan. Menurutnya pula bahwa pendidikan yang
bersifat alamiah menghasilkan dan memacu berkembangnya kualitas semacam kebahagiaan,
spontanitas dan rasa ingin tahu.

v. Pandangan Konstruktivis

Pandangan konstruktivis dimotori oleh dua orang ahli psikologi yaitu Jean Piaget dan
Lev Vigotsky. Pada dasarnya paham konstruktivis ini mempunyai asumsi bahwa anak adalah
pembangunpengetahuan yang aktif. Anak mengkonstruksi atau membangun pengetahuannya
berdasarkan pengalamannya.
vi. Pandangan Ki Hadjar Dewantara

Ki Hadjar juga berpandangan bahwa pengajaran harus memberi pengetahuan yang


berfaedah lahir batin, serta dapat memerdekakan diri. Kemerdekaan itu hendaknya diterapkan
pada cara berfikir anak yaitu agar anak tidak selalu diperintahkan atau dicecoki dengan buah
pikiran orang lain saja tetapi mereka harus dibiasakan untuk mencari serta menemukan
sendiri berbagai nilai pengetahuan dan keterampilan dengan menggunakan pikiran dan
kemampuannya sendiri.

3. Perkembangan Kognitif pada Pendidikan Anak Usia Dini

Kognitif adalah proses yang terjadi secara internal didalam pusat susunan syaraf pada
waktu manusia sedang berpikir (Gagne, 1976:71). Kemampuan kognitif ini berkembang
secara bertahap sejalan dengan perkembangan fisik dan syarat-syarat yang berada di pusat
susunan syaraf. Salah satu teori yang berpengaruh dalam menjelaskan perkembangan kognitif
ini adalah teori Piaget.

Jean Piaget yang hidup dari tahun 1896 sampai tahun 1980, seorang ahli biologi dan
psikologi berkebangsaan Swiss merupakan salah satu orang yang merumuskan teori yang
dapat menjelaskan fase-fase perkembangan kognitif. Teori ini dibangun berdasarkan dua
sudut pandang yang disebut sudut pandang aliran structural (structuralism) dan aliran
konstruktif (constructivism).

Aliran structural yang mewarnai teori Piaget dapat dilihat dari pandangannya tentang
intelegensi yang berkembang melalui serangkaian tahap perkembangan yang ditandai oleh
perkembangan kualitas struktur kognitif. Aliran konstruktif terlihat dari pandangan Piaget
yang menyatakan bahwa anak membangun kemampuan kognitif melalui interaksinya dengan
dunia di sekitarnya. Dalam hal ini Piaget yang menyamakan anak dengan peneliti yang selalu
sibuk membangun teori-teorinya tentang dunia di sekitarnya melalui interaksinya dengan
lingkungan disekitarnya. Hasil dari interaksi ini adalah terbentuknya struktur kognitif atau
schemata (dalam bentuk tunggal disebut skema) yang dimulainya dari terbentuknya struktur
berpikir secara logis, kemudian berkembang menjadi suatu generalisasi (kesimpulan umum).
BAB III

PEMBAHASAN

A. Kelebihan

Kelebihan yang dapat diambil dalam bab buku yang saya kritik ini adalah isi materi yang
sudah bagus dan banyak dan selalu mencantumkan nama para ahli disetiap pembahasan dan
dapat dimengerti oleh pembaca.

B. Kelemahan

Disamping kelebihan-kelebihan buku yang sudah ada di atas, buku ini juga memiliki
kelemahan jika dibandingkan dengan buku lain nya yang patut untuk di koreksi.
Pengkoreksian ini ditujukan agar dapat memperbaiki pembuatan buku-buku tersebut.

Adapun kekurangan atau kelemahan buku tersebut yaitu penggunaan warna dalam buku
yang terkesan monoton dan terlihat kusam, sehingga memberikan kesan sedikit kurang
menarik ketika melihat kedalam buku itu.
BAB IV

PENUTUP

A. Kesimpulan

Kesimpulan yang dapat saya ambil dalam pembahasan bab buku yang saya bahas
adalah pendidikkan anak usia dini sangat penting bagi keluarga untuk menciptakan generasi
baru untuk bangsa dan negara.
B. Saran
Saran saya dalam pembahasan bab buku yang saya kritik ini agar tidak
menggunakan kata yang sulit itu tidak ada pengganti kata lainnya yang mudah dipahami dan
dimengerti oleh pembaca, maka ada baiknya setiap kata yang sulit dimengerti itu diberikan
penjelasannya.

Anda mungkin juga menyukai