Anda di halaman 1dari 12

CRITTICA

AL BO
OOK
K REV
VIEW

PSIKO
P OLOGI U
UMU
UM 
Dosen
n Pengaampu: SSuri Han
ndayani Daman
nik S.Pd
d.M.Pd

 
DISUSU
UN OLEH :

NAMA
A: ARIN
NI FAD
DHILLA
AH

N
NIM: 11183113020

FAKU
ULTA
AS ILM
MU PE
ENDID
DIKA
AN

UNIV
VERS
SITAS
S NEG
GRI MEDAN
M N

TAHU
UN AJA 019  
ARAN 2018-20
2

 
 
KATA PENGANTAR  
Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha Panyayang, Saya
panjatkan puja dan puji syukur atas kehadirat-Nya, yang telah melimpahkan rahmat, hidayah,
dan inayah-Nya kepada kami, sehingga saya dapat menyelesaikan Critical Book Report ini
dengan baik.

Adapun Critical Book Report ini telah saya usahakan semaksimal mungkin dan tentunya
dengan bantuan berbagai pihak, sehingga dapat memperlancar pembuatan makalah ini. Untuk
itu saya tidak lupa menyampaikan bayak terima kasih kepada semua pihak yang telah
membantu saya dalam pembuatan makalah ini.

Namun tidak lepas dari semua itu, Saya menyadari sepenuhnya bahwa ada kekurangan baik
dari segi penyusun bahasanya maupun segi lainnya. Oleh karena itu dengan lapang dada dan
tangan terbuka saya membuka selebar-lebarnya bagi pembaca yang ingin memberi saran dan
kritik kepada kami sehingga kami dapat memperbaiki makalah ini.

Akhirnya penyusun mengharapkan semoga dari Critical Book Report ini sehingga dapat
memberikan inpirasi terhadap pembaca.

Medan, 12 September 2018

ARINI FADHILLAH  
 
 
 
                                     
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Menurut asal katanya, psikologi berasal dari kata-kata Yunani:psyche yang berarti jiwa
dan logos yang berarti ilmu. Jadi secaravharfiah psikologi berarti ilmu jiwa. Namun, arti
“ilmu jiwa” masih kabur sekali. Apa yang dimaksud dengan “jiwa”, tidak ada seorang pun
yang tahu dengan sesungguhnya. Dampak dari kekaburan arti itu, sering menimbulkan
berbagai pendapat mengenai definisi psikologi yang berbeda. Banyak sarjana member
defenisinya sendiri yang disesuaikan dengan arah minat dan aliran masing-masing.
Sebelum psikologi berdiri sendiri sebagai ilmu pengetahuan pada tahun 1879,
psikologi (atau tepatnya gejala-gejala kejiwaan) dipelajari oleh filsafat dan Ilmu Faal. Filsafat
sudah mempelajari gejala-gejala kejiwaan sejak 500-600 tahun SM, yaitu melalui filsuf-filsuf
Yunani Kuno. Di antara para filsuf itu adalah Thales (624-548 SM) yang dianggap sebagai
Bapak Filsafat. Beliau mengartikan jiwa sebagai sesuatu yang supernatural. Jadi jiwa itu tidak
ada, karena menurut beliau yang ada di ala mini hanyalah gejala alam (natural phenomena)
dan semua gejala alam berasal dari air.
B. Manfaat
1. Dapat mengkritisi buku psikologi
2. Dapat memenuhi tugas mata kuliah psikologi umum
3. Dapat mengetahui kelebihan dan kelemahan buku psikologi umum

C. Tujuan
1. Untuk mengkritisi buku psikologi umum
2. Untuk memenuhi tugas mata kuliah psikologi umum
3. Untuk mengetahui kelbihan dan kekurangan buku psikologi umum
BAB II
ISI RINGKASAN BUKU

A. Identitas Buku
1. Buku Utama

Judul : Psikologi Umum


Pengarang : Sarlito W. Sarwono
Tahun Terbit : 2017
Kota Terbit : Jakarta
Penerbit : PT. RajaGrafindo Persada
Jumlah Halaman : 308 Halaman
No. ISBN : 978-979-769-257-5

2. Buku Pembanding

Judul : Psikologi Umum


Pengarang : Laura A. King
Tahun Terbit : 2013
Kota Terbit : Jakarta
Penerbit : Salemba Humanika
Jumlah Halaman : 524 Halaman
No. ISBN : 978-602-855-508-1
B.Ringkasan Buku

1.Sejarah Dan Definisi Psikologi

Menurut asal katanya, psikologi berasal dari kata-kata Yunani:psyche yang berarti
jiwa dan logos yang berarti ilmu. Jadi secara harfiah psikologi berarti ilmu jiwa. Namun, arti
“ilmu jiwa” masih kabur sekali. Apa yang dimaksud dengan “jiwa”, tidak ada seorang pun
yang tahu dengan sesungguhnya. Dampak dari kekaburan arti itu, sering menimbulkan
berbagai pendapat mengenai definisi psikologi yang berbeda. Banyak sarjana member
defenisinya sendiri yang disesuaikan dengan arah minat dan aliran masing-masing.

Sebelum psikologi berdiri sendiri sebagai ilmu pengetahuan pada tahun 1879,
psikologi (atau tepatnya gejala-gejala kejiwaan) dipelajari oleh filsafat dan Ilmu Faal. Filsafat
sudah mempelajari gejala-gejala kejiwaan sejak 500-600 tahun SM, yaitu melalui filsuf-filsuf
Yunani Kuno. Di antara para filsuf itu adalah Thales (624-548 SM) yang dianggap sebagai
Bapak Filsafat. Beliau mengartikan jiwa sebagai sesuatu yang supernatural. Jadi jiwa itu tidak
ada, karena menurut beliau yang ada di ala mini hanyalah gejala alam (natural phenomena)
dan semua gejala alam nerasal dari air.

Beberapa tokoh yang sangat berperan penting terhadap perkembangan psikologi


adalah tiga serangkai Sokrates (469-399 SM), Plato (427-347 SM), dan Aristoteles (384-322
SM), yang sering disebut TRIO SPA. Plato adalah murid Sokrates, dan Aristoteles murid
plato. Sokrates memperkenalkan teknik maeutics yaitu wawancara untuk memancing keluar
pikiran-pikiran dari seseorang. Ia percaya bahwa pikiran-pikiran itu mencerminkan
keberadaan jiwa di balik tubuh manusia.

Plato kemudian berteori bahwa jika manusia mulai masuk ke tubuhnya sejak
manusia ada di dalam kandungan, dan mempunyai tiga fungsi yaitu Logisticon (akal) yang
berpusat di kepala, Thumecticon (rasa) yang berpusat di dada, dan Abdomen (kehendak)
yang berpusat di perut.

2.Teori-teori dalam Psikologi

Beberapa aliran yang terkemuka dengan teori-teori masing-masing akan dikemukakan


sebgai berikut :
A. Elementisme atau Stukturalisme
Penyelidikan tentang struktur kejiwaan manusia dan ia mendapati bahwa jika
manusia itu terdiri dari berbagai elemen seperti : pengindraan, perasaan, ingatan, dll.
B. Behaviourisme atau Psikologi S-R
Mementingkan perilaku terbuka yang langsung dapat diamati dan diukur daripada
perilaku tetutup yang hanya dapat diketahui secara tidak langsung. Aliran ini biasa disebut
aliran S-R ( Stimulus-Respons) , karena perilaku selalu dimulai dengan adanya rangsangan
(stimulus) dan diikuti oleh suatu reaksi (response) terhadap rangsangan tersebut.
C. Psikologi Gestalt
Bahwa dalam pengamatan atau persepsi suatu situasi, rangsangan ditanggap secara
keseluruhan.
D. Psikoanalisis
Teori ini merupakan penemuan baru pada saat itu karena selama itu para ahli hanya
menyibukkan diri dengan alam kesadaran sebagaimana yang nyata dalam teori-teori lain yang
berlaku di saat itu. Teknik penyembuhan penyakit-penyakit kejiwaan (psikoterapi)
mempunyai metode untuk membongkar gangguan-gangguan yang terdapat dalam
ketidaksadaran ini, antara lain dengan metode analisis mimpi dan asosiasi bebas.
E. Psikologi Humanistik
Paham yang mengutamakan manusia sebagai makhluk keseluruhan. Mereka tidak
setuju dengan pendekatan-pendekatan lain yang memandang manusia hanya dari salah satu
aspek saja. Manusia harus dilihat sebagai totalitas yang unik, yang mengandung semua aspek
dalam dirinya dan selalu berproses untuk menjadi dirinya sendiri.
Tugas psikologi menurut paham ini adalah mendorong potensi-potensi yang baik pada
diri seseorang dalam proses aktualisasi dirinya. Karena manusia itu unik, maka
penanganannnya dalam psikoterapi juga unik.
Dua tokoh dari aliran ini adalah Crl Rogers , dan Abraham maslow yang terkenal dengan
teori hierarki motivasinya.

3.Cabang-cabang Psikologi

Psikologi dewasa ini tidak hanya mementingkan aliran-aliran yang sifatnya teoritis, tetapi
juga memperhatikan penerapannya. Di Indonesia psikologi baru di kenal secara formal sejak
didirikannya jurusan psikologi ada fakultas Kedokteran UI. Tetapi pada saat diresmikan
sebuah fakultas yang mandiri, fakultas psikologi UI mempunyai beberapa bagian yang
masing-masing mengembangkan cabang psikologi yang berbeda yaitu bagian psikologi
klinis, bagian psikologi kejuruan dan perusahaan, bagian psikologi anak, bagian psikologi
eksperimen dan bagian psikologi sosial.

4.Fungsi-fungsi Psikis

• Persepsi
Objek-objek di sekitar kita, kita tangkap melalui alat-alat indra dan diproyeksikan pada
bagian tertentu di otak sehingga kita dapat mengamati objek tersebut.
Pada bayi yang baru lahir, bayangan-bayangan yang sampai ke otak masih tercampur aduk
sehingga bayi belum dapat membeda-bedakan benda-benda dengan jelas.kemampuan untuk
membeda-bedakan, mengelompokkan, memfokuskan dan sebagainya itu, yang selanjutnya
diinterpretasi disebut presepsi.
Presepsi berlangsung saat seseorang menerima stimukus dari dunia luar yang di
tangkapoleh organ-organ bantunya yang kemudian masuk ke dalam otak. Di dalamnya terjadi
proses berpikir yang pada akhirnya terwujud dala sebuah pemahaman. Pemahaman ini yang
disebut persepsi.

• Berpikir dan Belajar


Belajar adalah suatu proses dimana suatu perilaku ditimbulkan diubah atau diperbaiki
melalui serentetan reaksi atau situasi yang terjadi. Proses belajar tidak hanya meliputi
perilaku motorik, tetapi juga berpikir dan emosi. Belajar bahasa inggris atau belajar komputer
merupakan kombinasi antara belajar berpikir dan belajar motorik.
Dalam proses belajar yang melibatkan berpikir, ada beberapa faktor yang dapat
memengaruhi proses belajar itu:
1. Waktu istirahat: kalau sedang mempelajari sesuatu yang meliputi bahan yang banyak
atau proses yang panjang, dan dilakukan sebagian-sebagian, perlu disediakan waktu-waktu
tertentu untuk jeda atau beristirahat. Istirahat menghindari kejenuhan otak sehingga proses
belajar itu lebih efektif
2. Pengetahuan tentang materi yang di pelajari secara menyeluruh: dalam mempelajari
sesuatu lebih baik kalau kita pelajari dulu materi atau bahan yang ada secara keseluruhan,
baru setelah itu pelajari secara seksama bagian-bagiannya.
3. Pemahaman terhadap materi yang dipelajari: kalau kita mempelajari sesuatu, tanpa
pemahaman, maka usaha kita akan menemui banyak kesulitan. Misalnya, dua orang
menghafal puisi berbahasa inggris. Orang pertama mengerti bahasa inggris, sedangkan orang
kedua tidak dapa berbahasa inggris. Akibatnya, bahan yang sama akan dihafal jauh lebih
cepat oleh orang yang pertama.
4. Pengetahuan akan prestasi sendiri: kalau tiap kali kita dapat mengetahui hasil prestasi
sendiri, yaitu mengetahui mana-mana yang masih salah (untuk diperbaiki) dan mana-mana
yang sudah betul, maka akan lebih mudah kita memperbaiki kesalahan-kesalahan itu. Dengan
kata lain, pengetahuan akan prestasi sendiri akan mempercepat kita dalam mempelajari
sesuatu.
5. Transfer: Pengetahuan kita mengenai hal-hal yang pernah kita pelajari sebelumnya,
bisa memengaruhi proses belajar. Pengaruh ini yang disebut transfer.

Selanjutnya proses berpikir itu sendiri dapat kita golongkan ke dalam dua jenis, yaitu berpikir
asosiatif dan berpikir terarah.
9 Berpikir Asosiatif, yaitu proses dimana suatu ide merangsang timbulnya ide-ide lain.
Ide-ide itu timbul atau terasosiasi dengan ide sebelumnya secara spontan. Jenis
berpikir ini disebut juga jenis berpikir divergen (menyebar) atau kreatif, umumnya
pada para penemu, pencipta dan sebagainya dalam bidang ilmu, seni, pemasaran dan
sebagainya.

9 Berpikir Terarah, proses berpikir yang sudah ditentukan sebelumnya dan di arahkan
pada sesuatu, biasanya diarahkan pada pemecahan suatu persoalan. Jenis berpikir
seperti ini disebut juga berpikir konvergen. Berpikir konvergen (memusat) biasanya
dapat diukur dengan tes-tes IQ.
• Emosi
Selain di pengaruhi oleh pengindraan (persepsi) dan pikiran, perilaku manusia juga
disertai oleh perasaan atau emosi. Perasaan itu bisa positif atau negatif.
Perbedaan antara perasaan dan emosi tidak dapat dinyatakan dengan tegas, karena
keduanya merupakan suatu kelangsungan kualitatif yang tidak jelas batasnya. Orang yang
baru selesai makan enak dan kenyang, merasa puas dan senang. Hal itu adalah warna afeksi
yang positif. Sebaliknya, orang yang kelaparan karena terlambat makan, cenderung cepat
marah walaupun tidak ada masalah yang serius. Penyebabnya adalah karena warna afeksinya
sedang negatif. Di lain kesempatan, warna afeksi juga dapat dikatakan sebagai emosi.

Definisi Emosi
Emosi banyak sekali jenisnya. Seringkali tidak ada keseragaman dalam memberi nama
pada jenis emosi tertentu karena sangat tergantung pada banyak faktor, seperti perilaku yang
tampak (misalnya: menangis, tertawa), rangsangan yang memicu emosi tersebut (benda yang
menakutkan, ucapan yang memuji), reaksi fisiologik yang timbul, watak individu itu sendiri,
dan situasi sosial-budaya setempat.
Oleh karena itu, dapat di pahami bahwa emosi adalah suatu konsep yang sangat majemuk
sehinga tidak ada satupun definisi yang diterima secara universal. Emosi sebagai reaksi
penilaian (positif atau negatif) yang kompleks dari sistem syaraf seseorang terhadap
rangsangan dari luar atau dari dalam dirinya sendiri.

Teori-teori Emosi
Ada dua macam pendapat tentang terjadinya emosi, yaitu pendapat nativistik (emosi
adalah bawaan) dan pendapat empirik (emosi adalah hasil belajar atau pengalaman).
1. Teori James-Lange
Emosi yang dirasakan adalah persepsi tentang perubahan tubuh. Salah satu dari teori
paling awal dalam emosi dengan ringkas dinyatakan oleh Psikolog Amerika William James:
“Kita merasa sedih karena kita menangis, marah karena kita menyerang, takut karena kita
gemetar”.
Teori ini dinyatakan di akhir abad ke-19 oleh James dan psikolog Eropa yaitu Carl
Lange, yang membelokkan gagasan umum tentang emosi dari dalam ke luar. Diusulkan
serangkaian kejadian dalam keadaan emosi:
(1) kita menerima situasi yang akan menghasilkan emosi,
(2) kita bereaksi ke situasi tersebut,
(3) kita memperhatikan reaksi kita.
2. Teori Cannon-Bard
Emosi yang dirasakan dan respon tubuh adalah kejadian yang berdiri sendiri-sendiri.
Di tahun I920-an, teori lain tentang hubungan antara keadaan tubuh dan emosi yang
dirasakan diajukan oleh Walter Cannon, berdasarkan pendekatan pada riset emosi yang
dilakukan oleh Philip Bard. Teori Cannon-Bard menyatakan bahwa emosi yang dirasakan dan
reaksi tubuh dalam emosi tidak tergantung satu sarna lain, keduanya dicetuskan secara
bergantian. Menurut teori ini, kita pertama kali menerima emosi potensial yang dihasilkan
dari dunia luar; kemudian daerah otak yang lebih rendah, seperti hipothalamus diaktifkan.
Otak yang lebih rendah ini kemudian mengirim output dalam dua arah:
™ Ke organ-organ tubuh dalam dan otot-otot eksternal untuk menghasilkan ekspresi
emosi tubuh,
™ Ke korteks cerebral, dimana pola buangan dari daerah otak lebih rendah diterima
sebagai emosi yang dirasakan.

• Motif
Motif yaitu berarti gerakan atau suatu yang bergerak. Dalam psikologi, istilah motifpun
erat hubungannya dengan “gerak” yaitu gerakan yang dilakukan oleh manusia atau disebut
juga perbuatan atau perilaku. Motif dalam psikologi berarti juga rangsangan, dorongan, atau
pembangkit tenaga bagi terjadinya suatu perbuatan (action) atau perilaku (behavior).
Di samping istilah “motif”, dikenal pula dalam psikologi istilah “motivasi”. Motivasi
merupakan istilah yang lebih umum, yang merujuk kepada seluruh proses gerakan itu,
termasuk situasi yang mendorong, dorongan yang timbul dalam diri individu, perilaku yang
ditimbulkan oleh situasi tersebut dan tujuan atau akhir daripada tindakan atau perbuatan.
Ada beberapa pendapat mengenai apa sebenarnya motif itu. Salah satu pendapat
mengatakan bahwa motif itu merupakan energi yang terdapat dalam diri seseorang. Setiap
perilaku menurut Freud, didorong oleh suatu energi dasar yang disebut insting atau naluri.
Insting di bagi menjadi dua, yaitu:
(1) Insting kehidupan atau insting seksual atau libido, yaitu dorongan untuk mempertahankan
hidupdan keturunan, dan
(2) Insting kematian, yang mendorong perbuatan-perbuatan agresif atau yang menjurus
kepada kematian.
Pendapat lain mengatakan bahwa motivasi mempunyai fungsi perantara pada orgnisme
atau manusia untuk manusia itu dapat menyesuaikan diri dengan lingkungannya. Suatu
perbuatan dimulai dengan adanya suatu kondisi dalam diri individu yang dinamakan
ketidakseimbangan, misalnya kepanasan. Terjadinya ketidakseimbangan dalam diri individu
karena terlalu banyak rangsang panas. Keadaan tidak seimbang itu tidak menyenangkan bagi
individu sehingga timbul kebutuhan untuk meniadakan ketidakseimbangan itu, yaitu
menurunkan suhu badan dengan mencari tempat yang lebih sejuk.
Pada manusia, lingkaran motivasi bersifat dinamis, ini disebabkan karena keseimbangan
pada manusia seringkali merangsang ketidakseimbangan baru yang lebih tinggi tingkatannya.
Berbeda dengan lingkaran motivasi pada hewan yang bersifat statis.
Motif adalah instansi terakhir bagi terjadinya perilaku. Meskipun ada kebutuhan
misalnya, tetapi kebutuhan ini tidak menciptakan motif, maka tidak akan terjadi perilaku. Hal
ini disebabkan karena motif tidak saja ditentukan oleh faktor-faktor diri individu, seperti
faktor-faktor biologis, tetapi juga dipengaruhi oleh faktor-faktor sosial dan kebudayaan.
BAB III

PEMBAHASAN

A. Kelebihan

Mudah dipahami untuk kalangan mahasiswa dan umum bahkan para pemula untuk
mengambil jurusan psikologi ditahun pertama. Materi yang disampaikan dalam buku ini
sangat lengkap mengenai perilaku manusia dan teori-teori psikolog lainnya.

B. Kelemahan

Tidak ada latihan soal yang disediakan dalam setiap bab. Gambar dalam buku ini kurang
jelas karena terlalu kecil ukurannya. Sehingga minat pembaca pun tidak menarik.
BAB IV

PENUTUP

A. Kesimpulan

Buku “Psikologi Umum” ini tentang bagaimana psikologi pada pembelajaran ,


bagaimana cara guru menghadapi tingkah individu peserta didik yang berbeda-beda di dalam
kelas dan bagaimana cara menghadapi mereka.
Jika dilihat dari isi buku sendiri buku dibuat untuk anak usia sekolah dasar,
dimana pada usia tersebut siswa masih dalam masa perkembangan yang psikologisnya perlu
diperhatikan dengan baik oleh orang-orang disekitarnya. Dikarenakan siswa memiliki waktu
sekolah yang cukup lama perharinya, guru juga dirasa berperan penting dalam psikologis
siswa, maka dari itu buku ini ditunjukkan agar dapat memotivasikan, dan memperlakukan
siswa sebagai mana mereka seharusnya dan tidak berprilaku semena-mena.
B. Saran
Saran saya dalam pembahasan bab buku yang saya kritik ini agar membuat soal
setiap bab nya, dan memperbesar gambar tokoh dibuku tersebut.
DAFTAR PUSTAKA
Sarwono, S. W. (2010). Pengantar Psikologi Umum. Cetakan ke‐3. PT. Rajawali Pers. Jakarta.
Sarwono, S. W. (2010). Pengantar Psikologi Umum. Cetakan ke‐3. PT. Rajawali Pers. Jakarta.

Anda mungkin juga menyukai