Anda di halaman 1dari 7

BAB II

PEMBAHASAN

2.1 PENGERTIAN

a. Pengertian Melayu

Istilah melayu cukup banyak ragamnya, seorang cendikiawan melayu bernama Bahanuddin Elhulaimy
yang juga pernah menjadi ketua umum partai islam tanah melayu dalam bukunya asas falsafah
kebangsaan melayu, terbit pertama kali pada tahun 1950, mencatat beberapa istilah kata tersebut.

Ada pendapat yang mengatakan kata melayu berasal dari kata mala (yang berarti mula) yu (yang berarti
negeri) seperti dinisbahkan kepada Ganggayu yang berarti negeri Gangga. Pendapat ini bisa
dihubungkan dengan cerita rakyat Melayu yang paling luas dikenal, yaitu cerita si Kelambai atau sang
Kelambai.

Dalam cerita itu disebutkan berbagai negeri, patung, gua, dan ukiran dan sebagainya, yang dihuni atau
disentuh oleh si kelembai, semuanya akan mendapat keajaiaban. Ini member petunjuk bahwa negeri
yang mula-mula dihuni oranag melayu pada zaman purba itu, telah mempunyai peradapan yang cukup
tinggi.

Kemudian kata melayu atau melayur dalam bahasa Tamil berarti tanah tinggi atau bukit, disamping kata
mala yang berarti hujan. Ini bersesuaian dengan negeri-negeri orang melayu pada awalnya terletak pada
perbukitan, seperti tersebut dalam sejarah melayu, bukit Siguntung Mahameru. Negeri ini sebagai
negeri yang banyak mendapat hujan, karena terletak antara dua benua, yaitu Asia dan Australia.

Selanjutnya dalam bahasa jawa, kata melayu berarti lari atau berjalan cepat. Lalu kita kenal pula ada
sungai Melayu, diantara dekat johor dan Bangkahulu. Semua istilah dan perkataan itu dapat
dirangkumkan sehingga melayu dapat diartikan sebagai suatu negeri yang mula-mula didiami, dan dilalui
oleh sungai, yang diberi pula nama sungai Melayu.

Mereka membuat negeri diatas bukit, karena ada pencairan es kutup utara yang menyebabkan sejumlah
daratan atau pulau yang rendah jadi terendam oleh air. Banjir dari es kutub itu lebih dikenal dengan
banjir atau topan Nabi Nuh. Untuk menghindari banjir mereka berlarian mencari tempat yang tinggi
(bukit) lalu disitulah mereka membuat negeri.

Istilah melayu baru dikenal sekitar tahun 644 Masehi, melalui tulisan Cina yang menyebutkan dengan
kata Mo-lo-yeu. Dalam tulisan itu disebutkan bahwa Mo-lo-yeu menngirimkan utusan ke cina,
membawa barang hasil bumi untuk dipersembahkan kepada kaisar cina. Jadi, kata melayu menjadi nama
sebuah kerajaan dewasa itu. Banyak pertelingkahan, dimana kerajaan yang bernama melayu itu. Tapi
banyak yang berpendapat, kerajaan itu berada di jambi sekarang ini.
Nenek moyang melayu itu ternyata juga beragam, baik asalnya yang mungkin dari suku Dravida di india,
mungkin juga Mongolia atau campuran Dravida dengan Aria yang kemudian kawin dengan ras Mongolia.
Kedatangan mereka juga bergelombang ke Nusantara ini.[1]

Secara umum, dapat dikatakan bahwa pengertian melayu merujuk kepada bangsa yang berbahasa
melayu yang mendalami semenanjung Tanah Melayu, pantai timur Sumatra, dan beberapa tempat
lainya di wilayah Nusantara. dalam arti sempit yang terdapat dalam pelembagaan Malaysia yakni
perkara 153 mengatakan bahwa seseorang itu dapat di katagorikan sebagai melayu apabila memiliki ciri-
ciri seperti :[2]

1. Lazimnya berbahasa melayu

2. Berkebudayaan melayu

3. Beragama islam

Pengertian melayu menurut pengertian suku bangsa lebih berdasarkan etnis, walupun begitu syarat
bangsa melayu dan kebudayaan melayu masih diperlukan, tetapi tidaklah semestinya beragama islam.
Berdasarkan ini orang-orang melayu adalah :

1. Orang-orang melayu yang mendiami kawasan Thai, pesisir Sumatra (utara medan, deli, sedang,
Palembang, riau lingga)

2. Ada yang beragama budha dan Kristen

3. Orang-orang melayu di Brunai dan sabah

Pengertian melayu berdasarkan Ras, yaitu menerangkan penduduk seluruh Nusantara berdasarkan
kajian Geldara dan Kern. Mereka berasal dari satu kelompok bangsa kemudian terebar keseluruh
nusantara. pengertian mengikut ras ini lebih bertumpu kepada suatu rumpun bangsa yang besar
berkaitan.

Jadi dapat disimpulkan, sehingga melayui dapat diartikan sebagai suatu negeri yang pertama didiami
oleh seluruh penduduk yang ada di nusantara oleh sungai yang di beri nama dengan sungai melayu.

b. Pengertian Tamadun

Tamadun itu berasal dari kata madina yaitu kota atau Bandar yang didalam berisikan peradaban
sedangkan melayu adalah berasal dari kata mala (yang berarti mula) dan yu (yang berarti negeri) berarti
tamadun melayu itu ialah kota yang yang penuh dengan peradaban atau tamadun melayu itu ialah
suatu daerah dimana terdapat komunitas ras-ras melayu ataupun rumpun-rumpun melayu yang telah
maju peradabannya dan kebudayaannya, baik itu di sektor politik atau pemerintahan, teknologi,
okonomi, dan pengolahan di bidang agraris dan maritim, selain itu komunitas ini juga tetap menjunjung
tinggi nilai-kebudayaan, agama (Islam), Sosial yang mencakup pentauhidan kepada Allah SWT, ahklak
dan hubungan antar manusia.[3]

2.2 ASAL-USUL BANGSA MELAYU

Membicarakan sejarah pasti berkenaan dengan masa lalu atau masa silam. Sejarah “ tidak terpisah dari
“budaya” atau “kebudayaan” (cultural historiography). Kebuayaan sebagai hasil karya manusia, baik
dalam bentuk material buah pikiran maupun corak hidup manusia. Menurut EB. Taylor kebudayaan
mencakup aspek yang amat luas, yakni pengetahuan. Kepercayaan, kesenian, moral, dan adat istiadat
dan bahkan segala kebiasaan yang dilakukan dan dimiliki oleh manusia sebagai anggota masyarakat.

Nenek moyang orang melayu ternyata beragam, ada yang berasal dari suku Dravida di India, ada juga
Mongolia atau campuran dari Dravida dan Aria kemudian kawin dengan ras Mongolia. Mereka datang
kenusantra dengan cara bergelombang.[4]

Teori-Teori Asal-Usul Bangsa Melayu

secara umum terdapat 2 teori mengenai asal usul bangsa melayu yaitu :[5]

1. Orang Melayu Berasal dari Yunan ( Teori Yunan)

Berdasarkan teori ini dikatakan orang melayu datang dari Yunnan ke Kepulauan Melayu menerusi tiga
gelombang yang utama, yaitu orang Negrito, melayu proto dan juga melayu Deutro.

a. Melayu Tua (Proto Melayu)

Disebut melayu tua (proto melayu) karena inilah gelombang perantau pertama datang ke kepulauan
melayu. Leluhur melayu tua ini diperkirakan oleh para ahli arzekeologi dan sejarah tiba sekitar 3000-
2500 sebelum masehi.

Adapun tergolong kedalam melayu tua (Proto Melayu) itu antara lain orang talang mamak, orang sakai,
dan suku laut. Keturunan melayu tua ini terkenal amat tradisional, karena mereka amat teguh sekali
memegang adat dan tradisinya. Pemegang teraju adat seperti patih, batin dan Datuk kayu, amat besar
sekali perananynya dalam mengatur lalu lintas kehidupan. Sementara itu alam pikiran yang masih
sederhana dan kehidupan sangat ditentukan oleh factor alam, sehingga mereka mampu menghasilkan
makanan dengan cara bertani.

Perkampungan puak melayu tua pada masa dulu jauh terpencil dari perkampungan melayu muda. Ini
mungkin berlaku karena mereka ingin menjaga kelestarian adat dan resam ( tradisi) mereka. Keadaan ini
menyebabkan mereka amat ketinggalan dalam bidang pendidikan sehingga kemajuan mereka amat
lambat sekali.

b. Melayu Muda (Dutro Melayu)


Melayu muda yang disebut juga Deutro Melayu gelombang kedua. Kedayangan nenek moyang mereka
tiba antara 300-250 tahun sebelum masehi, mereka lebih suka mendiami daerah pantai yang ramai
disinggahi prantau dan daerah aliran sungai-sungai besar yang terjadi lalu lintas perdagangan, karena itu
mereka bersifat lebih terbuka dari melayu tua. Sytem social dan syteam nilainya punya potensi,
menghadapi perubahan ruang dan waktu serta selera zaman.

Pada masanya baik melayu tua muda sama-sama memegang kepercayaan nenek moyang yang disebut
animisme ( semua benda yang mempunyai roh) dan dinamismeS (roh-roh nenek moyang) keperccayaan
ini kemudian semakin kental, oleh ajaran hindu dan Budha sebab antara kedua kepercayaan ini hampir
tidak ada bedanya. Keduanya sama-sama berakar pada alam pikiran leluhur, yang kemudian mereka beri
muatan mitos, sehingga bermuatan spiritual, maka setelah kehadiran agama islam terutama di daerah
pesisir pantai serta daaerah aliran sungai-sungai besar di Riau. Ternyata melayu muda lebih suka
memeluk agama baru yang tradisional itu. Kedatangan agama islam itu telah membangkitkan semangat
bermasyarakat yang lebih kuat dan kokoh, sehingga berdirilah beberapa kerajaan melayu dengan dasar
islam.[6]

Dengan semakin berkembangnya agama islam lambat laun juga mempengaruhi Melayu tua, agama
islam juga mempengaruhi kehidupannya. Setelah melayu muda membentuk beberapa kerajaan melayu
dengan dasar islam, maka pemegang kendali kerajaan disebut raja, sultan yang dipertuakan. Kerajaan
dan kesultanan melayu tersebar diseluruh wilayah pesisir. Kerajaan dan kesultanan melayu inilah yang
menghidupkan kebudayaan melayu. Dengan berkembangnya islam, cara berpikir mitos terdahulu yang
berkembang di masyarakat berubah menjadi berpikir secara rasional. Begitu juga pengaruh kerajaan
kesultanan malaka diseluruh riau, sehingga tidak ada lagi yang tidak menerima agama isalm.

Ada 6 macam Puak Melayu yang ada di Riau :

1. Puak Melayu Riau-Lingga, mendiami bekas kerajaan Riau-Lingga, yakni sebagian besar daerah
kepulauan Riau yang sekarang terdiri dari Kabupaten Riau, Karimun, dan Natuna. Mereka sebagian telah
kawin dengan perantau Bugis dalam abad ke-18.

2. Puak Melayu Siak, mendiami bekas kerajaan siak yang sebagian besar merupakan daerah aliran
sungai Siak. Mereka sebagian nikah-kawin dengan keturunan Arab sehingga sebagian dari sultan Siak
keturunan Arab.

3. Puak Melayu Kampar, mendiami daerah aliran batang Kampar, mereka ada yang nikah-Kawin
dengan perantau minangkabau dan ada pula dengan orang jawa menjadi Romusha Jepang.

4. Puak Melayu Indragiri, mendiami daerah Indragiri yakni daerah aliran sungai Indragiri. Mereka ada
yang nikah-kawin dengan perantau Banjar dan juga keturunan Arab.

5. Puak Melayu Rantau Kuantan, mendiami daerah aliran Batang Kuantan yang telah masuk kedalam
kabupaten kuantan Singigi.
6. Puak melayu Petalangan, mendiami daerah Belantara yang melalui beberapa cabang (anak) sungai
daerah pangkalan kuras.[7]

2. Orang Melayu Berasal dari Nusantara ( Teori Nusantara)

Teori ini disokong oleh sarjana-sarjana seperti J.Crawfurd,K.Himly,Sutan Takdir Alisjahbana dan juga
Gorys Keraf.Teori ini adalah disokong dengan alasan-alasan seperti di bawah :

1) Bangsa Melayu dan Bangsa Kawa mempunyai tamadun yang tinggi

Pada abab ke 19,Taraf ini hanya dapat dicapai setelah perkembangan budaya yang lama.pekara ini
menunjukan orang Melayu tidak berasal dari mana-mana,tetapi berasa dan berkembang di Nusantara

2) K.Himly tidak bersetuju dengan pendapat yang mengatakan bahawa

Bahasa Melayu serumpun dengan Bahasa Champa. baginya

Persamaan yang berlaku di kedua-dua bahasa adalah satu fenomena ”ambilan”.

3) Manusia Kuno Homo Soloinensis dan Homo Wajakensis terdapat di pulau jawa.penemuan manusia
kuno ini di pulau jawa menunjukkan adanya kemungkinan orang melayu itu keturunan daripada
manusia kuno tersebut yakni berasal daripada jawa dan mewujudkan tamadun bersendirian.

4) Bahasa di Nusantara (Bahasa Austrinesia ) mempunyai perbezaan yang ketara dengan bahasa di Asia
Tengah (Bahasa Indo-Eropah ).[8]
BAB III

PENUTUP

3.1 KESIMPULAN

Istilah melayu cukup banyak ragamnya, seorang cendikiawan melayu bernama Bahanuddin Elhulaimy
yang juga pernah menjadi ketua umum partai islam tanah melayu dalam bukunya asas falsafah
kebangsaan melayu, terbit pertama kali pada tahun 1950, mencatat beberapa istilah kata tersebut.

Ada pendapat yang mengatakan kata melayu berasal dari kata mala (yang berarti mula) yu (yang berarti
negeri) seperti dinisbahkan kepada Ganggayu yang berarti negeri Gangga. Kemudian kata melayu atau
melayur dalam bahasa Tamil berarti tanah tinggi atau bukit, disamping kata mala yang berarti hujan. Ini
bersesuaian dengan negeri-negeri orang melayu pada awalnya terletak pada perbukitan, seperti
tersebut dalam sejarah melayu, bukit Siguntung Mahameru. Selanjutnya dalam bahasa jawa, kata
melayu berarti lari atau berjalan cepat.

Asal-Usul bangsa melayu ada tiga kumpulan yaitu orang Negrito,Melayu Proto dan Melayu Deutro,
manakala terdapat dua teori Yaitu Bangsa Melayu Berasal dari pada Yunnan (Teori Yunnan) dan Bangsa
Melayu Berasal dari pada Nusantara (Teori Nusantara).

3.2 SARAN

Semoga dengan tersusunnya makalah ini dapat memberikan gambaran dan menambah wawasan kita
tentang Pengertian Melayu dan Asal-Usul Bangsa Melayu. Dari pembahasan materi ini kami mengalami
beberapa kendala dalam penyusunan makalah ini. Maka ada beberapa kesalahan oleh kami atau
kekurangan. Oleh karena itu kami juga membutuhkan saran dari pembaca untuk menyempurnakan
makalah ini.
DAFTAR PUSTAKA

Uu. Hamadiy. 1423. Lagad Melayu dalam lintas Budaya Riau. Pekanbaru : Kajian Masyarakat Melayu.

Uu. Hamadiy. 1999. Islam dan Masyarakat Melayu di Riau. Pekanbaru : UIR Pres.

(http://istoriavitaemagistra.blogspot.com/2008/06/isrilahmelayu.htmlI srilh)

bmstpm.blogspot.com/2007/06/konsep-melayu-dan-hipotesis-asal- usul.html

http://kumpulansiswazahguru.blogspot.com/2011/12/asal-usul-bangsa-melayu.html

Anda mungkin juga menyukai