php/jurnaldiklus
Arif Wijayanto
Universitas Negeri Yogyakarta
wijayanto.arif@uny.ac.id
Abstrak
Peran orang tua menjadi suatu hal yang penting untuk diperhatikan dalam pengembangan
emosi anak usia dini. Hal tersebut dikarenakan tidak semua orang tua memahami pentingnya
perkembangan emosi pada anak usia dini. Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan
peran orang tua dalam mengembangkan kecerdasan emosi anak usia dini di Kelurahan
Krobokan Semarang Barat. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif karena peneliti
ingin melihat adanya fenomena orang tua yang memiliki perhatikan terhadap kecerdasan emosi.
Teknik pengumpulan data dilakukan melalui observasi, wawancara dan dokumentasi. Penelitian
ini menggunakan teknik analisis data yang dikembangkan oleh Miles & Huberman yang
didalamnya secara berurutan berisi pengumpulan data, reduksi data, penyajian data dan
penarikan kesimpulan. Keabsahan data menggunakan triangulasi, yaitu dengan
membandingkan data hasil pengamatan dengan hasil wawancara, membandingkan hasil
wawancara yang sama dengan waktu yang berbeda, dan mencari data dari sumber lain selain
subjek penelitian. Hasil penelitian menunjukkan bahwa peran orang tua dalam
mengembangkan kecerdasan emosi anak usia dini meliputi: (1) peran orang tua sebagai
pendidik, (2) peran orang tua sebagai pengasuh, (3) peran orang tua sebagai motivator, (4) peran
orang tua sebagai model.
Kata Kunci: Peran orangtua, kecerdasan emosi, anak usia dini
Abstract
The role of parents becomes an important thing to consider in the emotional development
of early childhood. That is because not all parents understand the importance of emotional
development in early childhood. This study aims to describe the role of parents in developing
emotional intelligence in early childhood in Krobokan Village, Semarang Barat. This study uses a
qualitative approach because researchers want to see the phenomenon of parents who have a
concern for emotional intelligence. Data collection techniques are done through observation,
interviews and documentation. This study uses data analysis techniques developed by Miles &
Huberman which in turn consist of data collection, data reduction, data presentation and
conclusion drawing. The validity of the data uses triangulation, namely by comparing the
observational data with the results of interviews, comparing the results of the same interview with
different times, and looking for data from sources other than the research subject. The results
showed that the role of parents in developing emotional intelligence in early childhood includes:
(1) the role of parents as educators, (2) the role of parents as caregivers, (3) the role of parents as
motivators, (4) the role of parents as model.
orang tua memiliki peran penting bagi bahwa orang tua memiliki peran penting
anak-anak yang nantinya dapat dalam mengembangkan kecerdasan emosi
berpengaruh terhadap perrkembangan anak, untuk itu peran orangtua dalam
kecerdasan emosi anak. mengembangkan kecerdasan emosi anak
John Locke mengatakan bahwa setiap usia dini perlu dimaknai secara tepat.
anak yang lahir diibaratkan seperti kertas Tema tentang peran orang tua
putih bersih yang memaksudkan bahwa menjadi tema yang menarik. Hal ini dapat
anak secara pengetahuan dan emosional dilihat dari tulisan-tulisan yang sudah
belum mempunyai suatu apapun. Melalui terpublikasi. Salah satu tulisan yang
indra selanjutnya anak mulai mempunyai membahas tentang tema ini adalah tulisan
pengetahuan dengan cara berinteraksi dari permono (2013). Tulisan yang berjudul
dengan dunia luar. Orang tua dalam hal ini “peran orangtua dalam optimalisasi
adalah sosok yang penting mengingat orang tumbuh kembang anak untuk membangun
tua adalah guru pertama bagi anak untuk karakter anak usia dini” mengungkapkan
memberikan coretan-coretan pertama bagi pentingnya orang tua dalam
anak (Naisaban, 2004). mengembangkan potensi pada anak. Dia
Orangtua adalah seseorang yang menuliskan bahwa tahun-tahun pertama
pertama kali harus mengajarkan merupakan kurun waktu yang penting bagi
kecerdasan emosi kepada anaknya dengan tumbuh kembang fisik, perkembangan
memberikan pengalaman, pengetahuan kecerdasan, keterampilan motoric dan
dan teladan. Keterlibatan orangtua dalam sosial, emosi.
memberikan bimbingan serta arahan bagi Selanjutnya, pendapat lain mengenai
anak akan menentukan keberhasilan anak peran penting orang tua dalam
pada tahap selanjutnya. Pada hakikatnya mengembangkan kecerdasan emosi anak
kecerdasan emosi adalah suatu jenis usia dini telah dikemukakan oleh para ahli.
kecerdasan yang memusatkan perhatiannya Younnis (Sasisch, 2001) menekankan
dalam mengenali, memahami, merasakan, pentingnya peran orang tua dalam
mengelola, memotivasi diri sendiri dan perkembangan emosi anak. Pada tahap
orang lain serta dapat mengaplikasikan jangka panjang anak mewarisi emosi dari
kemampuannya tersebut dalam kehidupan kedua orang tuanya. Orang tua memiliki
pribadi dan sosialnya (Siringoringo, 2018). lebih banyak kekuatan untuk menentukan
Pemaparan di atas didukung oleh jalanya interaksi dengan diri anak.
hasil penelitian mengenai peran pendidikan Kecerdasan emosi yang popular
keluarga terhadap perkembangan belum lama ini, ternyata masih sedikit yang
kecerdasan anak yang dilakukan oleh diterapkan dalam praktik, baik itu dalam
Rahmawati pada tahun (2007) yang praktik, kehidupan sekolah maupun dalam
menyatakan bahwa anak akan mampu kehidupan keluarga itu sendiri. William
melewati tantangan dalam aspek Damon (shapiro, 2001) menegaskan bahwa
kehidupanya dengan baik jika didukung penelitian ilmiah tentang moralitas anak
oleh kecerdasan emosi yang mereka miliki mempunyai potensi besar untuk membantu
dalam diri masing-masing, tentunya kita dalam upaya memperbaiki nilai-nilai
dengan dukungan dan peranan orang tua moral anak-anak. Namun ini potensi yang
sebagai pihak yang berkewajiban untuk belum dimanfaatkan karena kebanyakan
meletakan dasar-dasar nilai kehidupan yang penelitian ini tidak diketahui oleh umum,
penting bagi anak melalui pendidikan diabaikan sebagai sesuatu yang tidak
moral, budi pekerti dan sopan santun. relevan atau dianggap sebagai omong
Pernyataan tersebut menegaskan bahwa kosong belaka. Pernyataan tersebut dapat
orang tua merupakan sosok yang berperan diambil kesimpulan bahwa penelitian-
penting dalam mengembangkan penelitian tentang kecerdasan emosi anak
kecerdasan emosi anak usia dini. ternyata masih belum dapat diterapkan ke
Penjelasan di atas memperlihatkan dalam masyarakat luas dan tidak semua
orang memahami tentang bagaimana peran kecerdasan emosi anak usia dini di
orang tua untuk mengembangkan kelurahan krobokan kecamatan semarang
kecerdasan emosi anak mereka. barat. Pengambilan kesimpulan pada
Kelurahan krobokan merupakan penelitian ini menggunakan logika induksi
salah satu wilayah di Semarang Barat yang dimana data-data khusus digunakan
warganya kebanyakan adalah pasangan sebagai data awal untuk mengambil
suami istri usia subur serta memiliki anak kesimpulan yang umum.
usia dini. Pada Kelurahan ini terdapat 12 Tempat penelitian ini dilakukan di
Rukun Warga (RW) yang terdiri dari Kelurahan Krobokan Kecamatan Semarang
berbagai jenis lapisan ekonomi dan latar Barat dengan subjek penelitian yaitu orang
belakang, namun tidak pernah dijumpai tua yang mempunyai anak usia dini usia 0-
adanya kesenjangan sosial antar warganya. 6 tahun. Melalui orang tua tersebut akan
Dapat dikatakan wilayah ini terdiri dari digali informasi mengenai peran orang tua
masyarakat yang heterogen. Di wilayah ini, dalam mengembangkan emosi anak usia
para orangtua sudah menyadari bahwa dini sesuai dengan apa yang dilakukanya
tanggungjawab perkembangan emosi anak sehari-hari Instrument penelitian pada
adalah di tangan orangtua. penelitian ini adalah peneliti sendiri sesuai
Mayoritas orangtua yang bekerja dengan metode kualitatif dengan
adalah ayah, sedangkan para ibu mengasuh menggunakan alat bantu berupa pedoman
anaknya dirumah. Anak usia dini yang wawancara, pedoman obsevasi dan
terdapat pada wilayah ini juga tergolong dokumentasi.
variative selain itu berdasaran studi Adapun Teknik dalam
pendahuluan lingkungan ini merupakan mengumpulkan data, penelitian ini
lingkungan yang mayoritas penduduknya menggunakan tiga metode yaitu dengan
memiliki perhatian khusus terhadap anak wawancara terstruktur, observasi
usia dini. Berdasarkan keberagaman latar terstruktur dan dokumentasi. Wawancara
belakang orang tua yang terdapat di terstruktur yaitu metode pengumpulan
Kelurahan Krobokan semarang barat inilah data dengan menanyakan langsung atau
dapat diketahui bagaimana peran orangtua wawancara yang dibantu dengan pedoman
dalam mengembangkan kecerdasan emosi wawancara. Pedoman wawancara
anak usia dini pada setiap tahapan usia dimaksudkan untuk acuan supaya data
tersebut. yang diambil saat wawancara sesuai dengan
Atas dasar itulah, maka penelitian tujuan penelitian.
peran orang tua dalam mengambangkan Observasi terstruktur yaitu dengan
kecerdasan emosi anak usia dini di melakukan pengamatan langsung terhadap
Kelurahan Krobokan Kabupaten Semarang peran yang dilakukan oleh orang tua dalam
Barat perlu dilakukan. Melalui penelitian ini mengembangkan kecerdasan emosi anak
diharapkan dapat mengungkap makna- usia dini. Observasi yang dilakukan pada
makna dari peran orangtua dalam penelitian ini dibantu dengan pedoman
mengembangkan perkembangan emosi observasi sehingga proses pengamatan
anak usia dini, sehingga penelitian ini dapat berjalan sesuai dengan maksud dari
bermanfaat bagi orang tua yang memiliki penelitian ini. Dokumentasi adalah teknik
anak usia dini maupun pihak-pihak lain pengumpulan data dengan mengumpulkan
yang terlibat dalam hal ini. dokumen-dokumen yang berhubungan
dengan topik penelitian.
Data yang sudah terkumpul
METODE PENELITIAN
selanjutnya di triangulasikan sebagai syarat
Penelitian ini menggunakan untuk keabsahan data. Triangulasi yang
penelitian kualitatif yang bertujuan untuk dilakukan pada penelitian ini yaitu
mendeskripsikan dan menarasikan peran triangulasi sumber, triangulasi data dan
orang tua dalam mengembangkan triangulasi waktu. Teknik analisis data
Orang tua mempunyai peran dalam irama musik (Campbell, 2001). Begitupula
perkembangan emosi anak usia dini, maka dengan cerita, Cerita menjadi sarana
orang tua dalam hal ini harus penuntun yang halus dan sarana kritik yang
memaksimalkan peranya. Secara garis besar tidak menyakitkan hati. Anak-anak sebagai
peran orang tua terhadap perkembangan manusia yang baru tumbuh sangat baik
anak usia dini di Kelurahan Krobokan menerima suguhan semacam itu, terutama
Kecamatan Semarang Barat mempunyai 4 agar terbentuk pola norma dan perilaku
peran yaitu peran sebagai pendidik, peran yang halus dan baik (Musfiroh, 2003).
sebagai pengasuh, peran sebagai motivator Orangtua mengakui cara-cara tersebut
dan peran sebagai model. sangat efektif digunakan untuk membentuk
kecerdasan emosi anak menjadi lebih baik.
1. Peran orang tua sebagai pendidik Hal tersebut sesuai dengan hasil penelitian
Pada awal siklus perkembangan dari heni yang menyimpulkan bahwa
individu, keluarga merupakan lembaga dengan mendengarkan musik atau lagu,
pertama yang dikenalinya. Melalui keluarga anak tidak hanya bisa menirukan lagu atau
inilah seorang individu mulai mengenal musik, namun anak juga dapat menerapkan
dunia. Oleh karena itu, keluarga seringkali hal-hal yang tersirat dari lagu yang
dianggap sebagai lembaga pendidikan yang didengarkan (Kusumawati : 2013). Saat anak
pertama. Jones dan wilkins (sudiapermana, mengetahui norma-norma moral yang
2012) menyatakan bahwa pengalaman berlaku di masyarakat dan agama, anak-
sosialisasi anak-anak yang pertama terjadi anak tersebut akan berupaya menahan diri
dalam keluarganya, oleh karena itu orang dari emosi yang negatif. Disamping itu,
tua secara khusus merupakan agen sosial orang tua di Kelurahan Krobokan Semarang
pertama dan utama. Sebagai lembaga Barat mendidik anak-anak mereka dengan
pendidikan pertama, keluarga harus adat kebiasaan, misalnya membiasakan
mampu memaksimalkan potensi yang ada anak untuk mengikuti kajian rutin
pada anak. Maka dari itu orang tua dalam keagamaan di wilayah RT setiap sore hari.
hal ini sebagai pendidik perlu memberikan 2) Fisik
stimulus yang baik bagi anak terutama Fisik merupakan hal yang sangat
dalam hal emosi anak. mempengaruhi pendidikan anak. Apabila
Orang tua sebagai pendidik memiliki anak dalam kondisi sehat maka segala
tugas untuk mendidik anak-anaknya agar pendidikan yang diberikan dapat diterima
tumbuh menjadi anak yang cerdas, baik dengan baik, khususnya upaya orangtua
secara akademik maupun non akademik. dalam mengembangkan kecerdasan emosi
Peran orang tua sebagai pendidik dalam anak. Berbeda ketika anak dalam kondisi
mengembangkan kecerdasan emosi anak fisik yang sakit. Oleh sebab itu, para
usia dini di Kelurahan Krobokan ini orangtua di wiyayah Kelurahan Krobokan
ditunjukkan dengan mendidik : memperhatikan kesehatan fisik anak
1) Moral dengan rutin melatih anak untuk
Cara yang dilakukan orangtua dalam berolahraga atau bermain yang dapat
hal ini adalah menasehati anak secara merangsang otot-otot anak.
langsung apabila anak melakukan 3) Kecerdasan
kesalahan, dan memberikan pendidikan Kecerdasan merupakan keterampilan
moral dengan menggunakan cerita serta dalam berfikir untuk menyelesaikan suatu
lagu-lagu anak. Holden (2003) berpendapat masalah. Upaya mengembangkan
bahwa pembelajaran musik dapat kecerdasan emosi anak juga harus
mempengaruhi ingatan verbal. Kegiatan ini dilakukan dengan melatih anak berfikir
dapat dilakukan dengan cara menata kata- logis dan mampu memecahkan masalah
kata atau rumus-rumus yang ingin dihafal dengan baik. Hal ini dilakukan untuk
di-kemas dalam potongan atau kelompok membiasakan anak agar mengontrol
kata, kemudian dilantunkan menggunakan emosinya, dan berpikir panjang sebelum
kurangnya pengendalian diri. 4) Laissez diri, populer, lebih sukses di sekolah dan
faire. Ditandai dengan sikap acuh tak acuh lebih mampu menguasai gejolak emosi,
orang tua terhadap anaknya. Anak – anak menjalin hubungan yang manis dengan
ini cenderung tidak memiliki kemampuan orang lain, dapat mengelola stress dan
sosial. Gaya ini biasanya mengakibatkan memiliki kesehatan mental yang baik
inkompetensi sosial anak, terutama (Chandri, dkk, 2014).
kurangnya pengendalian diri. 3. Peran orang tua sebagai motivator
Pola asuh orang tua merupakan Orangtua berperan dalam mencari
interaksi antara anak dan orang tua selama dan menemukan perkembangan potensi
mengadakan kegiatan pengasuhan meliputi anak, baik potensi afektik, kognitif maupun
orang tua mendidik, membimbing, dan psikomotorik. Slameto (2010) bahwa
mendisiplinkan serta melindungi anak orangtua memiliki andil dalam mendukung
untuk mencapai kedewasaan sesuai dengan keberhasilan anaknya terutama dalam hal
norma-norma yang ada dalam masyarakat memotivasi anaknya dalam belajar.
(Hurlock, 2002) Motivasi yang diberikan oleh orangtua
Pada wilayah Kelurahan Krobokan kepada anak ini tidak hanya sebatas kata-
Semarang Barat, pola asuh yang diterapkan kata, tetapi juga dalam bentuk tindakan
para orangtua yang terdiri dari 10 keluarga sehingga mampu mebangkitkan semangat
menggunakan pola asuh demokratis. Tidak dan motivasi belajar anak. Beberapa peran
semua kemauan anak selalu dituruti oleh orangtua dalam meningkatkan motivasi
orang tua. Hal ini tentu saja mengakibatkan belajar anak yaitu : terlibat dalam kegiatan
anak menangis, Namun orang tua belajar anak, memperhatikan kondisi anak
memberikan pengertian kepada anak baik fisik maupun psikis, memahami dan
mengapa hal itu tidak dipenuhinya. mengatasi kesulitan belajar anak, dan
Orangtua dengan bijaksana membimbing memberikan fasilitas belajar yang memadai.
anak mengenali emosi dan memberikan Cara orang tua di Kelurahan
kesempatan kepada anak untuk Krobokan untuk memotivasi anaknya
mengungkapkan emosinya tersebut. Hal ini untuk mengembangkan kecerdasan emosi
diakui orangtua lebih efektif dalam adalah dengan memberikan semangat
mengembangkan kecerdasan emosi anak, kepada anak untuk perilaku baik. Para
dibandingkan dengan memarahi dan orang tua di Kelurahan Krobokan Semarang
membatasi kesempatan anak untuk Barat, memberikan semangat kepada anak-
mengungkapkan emosinya, misalnya anaknya dengan cara memberikan reward.
melarang anak untuk marah atau menangis. Reward yang diberikan dapat berupa pujian
Sejalan dengan hasil penelitian di atau hadiah-hadiah yang akan diberikan
atas, Pola asuh demokratis memiliki kepada anak jika anak melakukan perilaku
beberapa komponen yaitu control tinggi, baik. Selain itu juga memberikan bantuan
bersikap responsif terhadap kebutuhan kepada anak dalam menghadapi kesulitan
anak, memberi penjelasan tentang dampak belajarnya dengan pemberian penjelasan
perbuatan baik dan buru. Penerapan pola pada bagian yang sulit dimengerti oleh anak
asuh demokratis ini orangtua akan mampu (Hangesti, 2019).
mendorong perilaku anak untuk merasa Pernyataan diatas sesuai dengan teori
percaya diri, bersikap sopan, bersahabat, kebutuhan Maslow (Koltko, 2006),
mau bekerjasama, memiliki rasa ingin tahu kebutuhan akan penghargaan merupakan
yang tinggi, dan berorientasi terhadap salah satu kebutuhan mendasar dari setiap
prestasi (Hidayah, dkk, 2013). Hal tersebut individu. Dalam hal ini, anak memiliki
akan mendorong perkembangan kebutuhan untuk diberi pujian, diberi
kecerdasan emosi anak sehingga mencapai hadiah atau diberi penghargaan dalam
kecerdasan emosi pada tingkat yang tinggi. bentuk lain agar termotivasi untuk
Anak yang memiliki kecerdasan emosi melakukan kebaikan yang dalam
tinggi adalah anak yang Bahagia, percaya pengembangan kecerdasan emosional anak
sangat berpengaruh besar. Orang tua dapat Orang tua di wilayah ini mengakui
memberikan reward saat anak menunjukan bahwa anak-anak bayak meniru perilaku
kemampuanya mengendalikan emosinya orang tuanya sehari-hari. Pernyataan ini
dengan baik. Hal tersebut akan mendorong sesuai dengan teori bandura (Ainiyah, 2017)
anak untuk lebih mengendalikan emosinya yang mengatakan bahwa proses mengamati
sehari-hari. Seperti yang dilakukan dan meniru perilaku dan sikap orang lain
beberapa orang tua di Kelurahan Krobokan, sebagai model merupakan tindakan belajar.
para orang tua mengakui memberikan anak Oleh karena itu para orang tua di wilayah
mereka hadiah ketika anak bisa mengontrol ini memanfaatkan hal ini untuk melatih
tangisannya, hadiah tersebut berupa jalan- emosional anak setiap hari. Beberapa orang
jalan mengitari komplek Kelurahan. Hadiah tua mengakui jarang melakukan
semacam ini diakui para orang tua sangat pertengkaran di depan anak-anak mereka
ampuh untuk menenangkan emosi anak. untuk menghindari perilaku anak yang
Penjelasan diatas menunjukan bahwa pemarah. Selain itu, orang tua juga
peran orang tua sebagai motivator untuk berusaha bersikap tenang dan sabar dalam
anak sangat besar. Hal ini akan menghadapi anak, agar dalam diri anak juga
mempengaruhi perkembangan kecerdasan tumbuh sikap-sikap baik tersebut.
emosional anak usia dini di kelurahan Perilaku baik yang dicontohkan orang
krobokan semarang barat, khususnya tua, akan dilakukan anak ketika di rumah
dalam aspek motivasi diri. maupun di luar rumah. Perilaku anak yang
4. Peran orang tua sebagai model baik akan memudahkan anak untuk bergaul
Peran sebagai model disini artinya dengan teman sebayanya. Selain itu,
orangtua sebagai teladan bagi anak. Anak perilaku-perilaku buruk yang jarang dilihat
secara langsung mendapatkan gambaran anak pada orang tuanya akan
yang nyata mengenai sikap dan menghindarkan mereka dari masalah-
perbuatan yang baik dan buruk ataupun masalah dengan teman sebayanya.
yang sesuai atau tidak sesuai dengan Penjelasan di atas menunjukan bahwa
lingkungan di sekitarnya. Oleh karenanya peran orang tua sebagai model sangat besar.
orangtua harus benar-benar berhati-hati Mengingat anak merupakan peniru yang
dalam betutur kata maupun bertindak sangat baik. Selain itu peran orang tua
khususnya di hadapan anak usia dini. sebagai model juga mempengaruhi
Seperti kita ketahui, masa usia dini kecerdasan emosional anak terutama pada
merupakan masa meniru (Imitation), pada aspek ketrampilan sosial.
masa ini anak menjadi peniru yang sangat
baik, bukan hanya terhadap objek-objek
SIMPULAN
yang dia lihat tetapi juga pada tokoh-tokoh
khayal yang sering ditampilkan pada televisi Berdasarkan hasil penelitian dan
(Hendarti: 2013). pembahasan, dapat disimpulkan bahwa
Kecenderungan anak untuk meniru peran orangtua dalam mengembangkan
kebiasaan ayah dan ibu mereka lebih besar kecerdasan emosi anak di Kelurahan
dari pada meniru anggota keluarga lain Krobokan Kecamatan Semarang Barat
dirumah yang sama, seperti kakek, nenek, adalah: 1) Peran Orangtua sebagai pendidik,
saudara mereka atau pembantu. Hal ini Peran orang tua sebagai pendidik dalam
disebabkan, keberadaan orang tua menjadi mengembangkan kecerdasan emosi anak
sosok yang intensitas pertemuanya lebih usia dini di Kelurahan Krobokan ini
erat dengan mereka. Penemuan ini dapat ditunjukkan dengan: a) Mendidik moral
dimanfaatkan oleh orang tua di kelurahan anak sesuai dengan norma agama dan
krobokan semarang barat untuk masyarakat, b) Melatih Fisik Anak, c)
membentuk emosional anak menjadi lebih Mendidik Kecerdasan Anak, d) Mendidik
baik. Jiwa Anak, d) Mendidik Sosial Anak. 2)
Peran Orangtua sebagai pengasuh, pola
asuh yang diterapkan para orangtua adalah Revolusi Kecerdasan Abad 21.
pola asuh demokratis, Penerapan pola asuh Bandung: Alfabeta.
demokratis ini orangtua akan mampu
mendorong perilaku anak untuk merasa Fauziah, P. Y. 2005. Mengembangkan
percaya diri, bersikap sopan, bersahabat, Kecerdasan Emosi Anak Sejak Dini.
mau bekerjasama, memiliki rasa ingin tahu Diklus, 10(5).
yang tinggi, dan berorientasi terhadap
prestasi. 3) Peran orangtua sebagai Goleman, D. 2000. Kecerdasan Emosional,
motivator, Sebagai Motivator orangtua Mengapa El Lebih Penting Dari 10.
memberikan motivasi kepada anak dengan Jakarta: Gramedia Pustaka Utama
cara memberi penghargaan terhadap
Hangesty, A.H. 2019. Peran Orangtua
prestasi anak dengan memberi hadiah
Dalam Meningkatkan Motivasi
maupun kata-kata pujian. 4) Peran
Belajar Peserta Didik Usia 6-12 Tahun
Orangtua sebagai model, Anak secara
langsung mendapatkan gambaran yang (Studi Kasus Pada Program Home
nyata mengenai sikap dan perbuatan Visit Di Homeschooling Sekolah
yang baik dan buruk ataupun yang sesuai Dolan Malang). J+ Plus Unesa, 7(3).
atau tidak sesuai dengan lingkungan di
Hayati, N. 2011. Peran Orang Tua Dalam
sekitarnya.
Pendidikan Anak Usia Dini.
Yogyakarta: UNY
DAFTAR PUSTAKA
Hidayah, R., Yunita, E., & Utami, Y. W. 2015.
Ainiyah, Q. 2017. Social learning theory dan
Hubungan Pola Asuh Orangtua
perilaku agresif anak dalam
Dengan Kecerdasan Emosional Anak
keluarga. Al-Ahkam: Jurnal Ilmu
Usia Prasekolah (4-6 Tahun) di Tk
Syari'ah dan Hukum, 2(1).
Senaputra Kota Malang. Jurnal
Beck, Joan. 1992. Asih Asah Asuh: Mengasuh Keperawatan, 4(2).
Anak Dan Mendidik Anak Agar
Holden, Constance. 2003. 'Mozart Effect'
Cerdas. Cet. Ke-4. Semarang: Dhara
Revisted, Science. Wa-shington:
Prize.
August 15, 2003. Vol. 301, Iss. 5635; pg.
Campbell, Don. 2000. Efek Mozart Bagi 914. Website:
Anak-anak, Meningkatkan Daya Pikir, http://proquest.umi.com/pqd-
Kesehatan, dan Kreativitas Anak web?did=05685101&sid=13&Fmt=3&cl
Melalui Musik (Alex Tri Kantjono ientId=68516&RQT-
Widodo, penerjemah). Jakarta: PT =309&VName=PQD.
Gramedia Pustaka Utama.
Hurlock, Eb. 2002. Perkembangan Anak.
Chandri, D. M., Marmawi, R., & Yuniarni, D. Jilid 2, Edisi 6,Penerbit Erlangga,
Pengaruh Pola Asuh Orang Tua Jakarta.
Terhadap Kecerdasan Emosional Anak
Koltko-Rivera, M. E. 2006. Rediscovering the
Usia 5-6 Tahun. Jurnal Pendidikan
later version of Maslow's hierarchy of
Dan Pembelajaran Khatulistiwa, 3(7).
needs: Self-transcendence and
Desmita. 2005. Psikologi Perkembangan. opportunities for theory, research, and
Bandung: Pt Remaja Rosdakarya. unification. Review of general
psychology, 10(4), 302-317.
Effendy, N. 2005. Dasar-Dasar Keperawatan
Keluarga. Edisi 4. Jakarta: Buku
Kedokteran Ecg Efendi,A. 2005.
Kusumawati, H. 2013. Pendidikan karakter Slameto. 2010. Belajar dan Faktor yang
melalui lagu anak-anak. Imaji: Jurnal mempengaruhinya. Jakarta: Rineka
Seni dan Pendidikan Seni, 11(2) Cipta