2. Teori Bronfenbrenner
Penjelasan Deskripsi
Mikrosistem individu menghabiskan banyak waktu. beberapa
konteks dalam sistem ini, antara lain keluarga,
teman sebaya, sekolah dan tetangga. Dalam
mikrosistem ini, individu berinteraksi langsung
dengan orang tua, guru, teman seusia dan orang
lain.
Mesosistem kaitan antar mikrosistem. Contohnya, hubungan
antara pengalaman dalam keluarga dengan
pengalaman disekolah, dan antara keluarga dan
teman sebaya.
Eksosistem Pengaruh dari pihak lain dalam sebuah
setting (dimana murid berperan aktif)
mempengaruhi pengalaman murid dan guru dalam
konteks mereka sendiri.
Makrosistem Kultur adalah istilah luas yang mencakup peran
etnis dan faktor sosioekonomi dalam
perkembangan anak. Kultur adalah konteks terluas
dimana murid dan guru tinggal, termasuk nilai dan
adat istiadat masyarakat.
Kronosistem kondisi sosiohistoris dari perkembangan anak.
Misal, perkembangan anak-anak zaman sekarang
yang beradapada era globalisasi, yang berbeda
dengan anak-anak pada era sebelumnya.
3. Teori Erikson
Tahapan Penjelasan
Bayi (lahir-18 bulan) Pada fase ini, konflik akan berpusat pada
kepercayaan atau “trust vs mistrust”.
Artinya, peran orang di sekitarnya sebagai
pengasuh sangatlah krusial.
Anak-anak (2-3 tahun) Memasuki tahap ini, bayi sudah tumbuh
menjadi anak-anak yang memiliki kendali
diri lebih besar. Tak hanya itu, anak juga
mulai mandiri.
Usia pra-sekolah (3-5 tahun) Di tahap ini, anak mulai terlibat dalam
permainan dan interaksi sosial. Jika berhasil
melewatinya dengan baik, anak akan merasa
bisa memimpin orang lain. Sementara bagi
yang gagal, akan kerap merasa bersalah,
meragukan kemampuan diri sendiri, dan
jarang berinisiatif.
Usia sekolah (6-11 tahun) Lewat interaksi sosial, anak mulai
merasakan bangga ketika berhasil
melakukan sesuatu. Pada usia sekolah ini
pula, mereka harus menghadapi tantangan
berupa target sosial dan akademis.
Remaja (12-18 tahun) Tahapan selanjutnya adalah “identity vs role
confusion” yaitu saat remaja mencari jati
diri yang akan berpengaruh pada hidupnya
dalam jangka panjang. Remaja yang
berhasil akan konsisten dengan dirinya,
sementara yang gagal akan merasa bingung
tentang jati dirinya.
Awal dewasa (19-40 tahun) Fase “intimacy vs isolation” berkaitan erat
dengan hubungan kasih sayang dengan
pasangan. Jika berhasil, maka orang bisa
membentuk hubungan yang kuat.
Sebaliknya jika gagal, seseorang justru akan
menutup dirinya.
Dewasa (40-65 tahun) Berada di fase dewasa, seseorang tentu
ingin melakukan sesuatu yang membuat
dirinya berguna. Jika sukses, maka akan
muncul rasa berguna. Sebaliknya jika gagal,
akan merasa keterlibatannya di dunia
tidaklah signifikan.
Kematangan (65 tahun-meninggal dunia) Inilah tahap ketika seseorang melakukan
refleksi pada apa yang dilakukannya semasa
muda. Jika merasa puas dengan
pencapaiannya, maka akan muncul rasa
cukup. Sebaliknya jika tidak puas, akan
muncul penyesalan hingga rasa putus asa.
Setelah saya membandingan daftar karakteristik anak berdasarkan teori-teori dari para ahli
(Piaget, Bronfenbenner, dan Erikson) dan pendapat saya pribadi, saya menyimpulkan
beberapa hal sebagai berikut:
a. Untuk mengembangkan fungsi kognitif peserta didik saya, saya harus memberikan
pendekatan pembelajaran yang tepat, sesuai dengan keadaan mereka. Karena pada
dasarnya, pembelajaran materi itu mudah, namun belum menemukan metode dan
pendekatan yang tepat. Cara yang akan saya lakukan adalah mengkaji karakteristik
belajar siswa saya, kemudian menerapkan model pembelajaran yang paling sesuai.
b. Untuk mengembangkan fungsi sosio-emosional peserta didik, saya harus membangun
kedekatan dengan para peserta didik. Seperti yang dikatakan oleh Ki Hadjar
Dewantara, bahwa seorang guru harus mendidik pola pikir dan perilaku peserta
didiknya agar menjadi manusia yang merdeka. Cara yang akan saya lakukan adalah
mengkaji karakterisktik sosial dan emosional yang dimiliki oleh peserta didik saya,
kemudian melakukan pendekatan emosional dengan contoh dan teknik yang tepat.
c. Penyesuaian yang efektif agar peserta didik dapat berinteraksi dengan saya meliputi
hal-hal berikut:
a. Pemahaman saya pribadi tentang peserta didik saya
b. Penguasaan teknik pembelajaran dan pendekatan karakter yang tepat
c. Kondisi kelas (kebersihan, fasilitas, bahkan pewarnaan dan lokasi meja-kursi)