Anda di halaman 1dari 4

Nama : Nuratul Awaliyah

Rumpun : Ilmu Pendidikan


No Absen : 23

DAFTAR KARAKTERISTIK ANAK


Saya pribadi memilih untuk mengajarkan peserta didik pada rentang usia 6-7 tahun. Saya
memilih peserta didik pada usia tersebut karena beberapa pertimbangan:
a. Saya terbiasa mengajar anak-anak pada usia 6-7 tahun, dan saya sempat mengajar les
untuk anak-anak di usia tersebut
b. Saya suka mengajar anak-anak pada masa keemasan, dan usia 6-7 adalah masa
keemasan dimana seorang anak benar-benar mengenal ilmu pengetahuan yang baru
diluar lingkungan keluarga.
c. Anak-anak pada usia 6-7 lebih banyak menggunakan waktu belajar sambil bermain,
dan saya menyukai hal tersebut.
Untuk memahami karakteristik anak berdasarkan rentang usia, kita dapat menyimak dari
teori-teori berikut:
1. Teori Piaget
Tahapan Karakteristik
Sensor motor 0-2 tahun 1. Mengkoordi nasikan kenyataan dengan motor
Pra operasi onal 2-7 tahun 1. Egosentris
2. Meningkatkan aktifitas simbolik
3. Mulai melakukan representasi
Operasional konkrit 7-12 1. Reversibility
2. Concervation
3. Seriation
4. clisification
Operasional formal 12- dewasa 1. berfikir abstrak
2. mampu melakukan self-reflection
3. membayangkan peran orang dewasa
4. menyadari dan memperhatikan kepentingan
masyarakat

2. Teori Bronfenbrenner
Penjelasan Deskripsi
Mikrosistem individu menghabiskan banyak waktu. beberapa
konteks dalam sistem ini, antara lain keluarga,
teman sebaya, sekolah dan tetangga. Dalam
mikrosistem ini, individu berinteraksi langsung
dengan orang tua, guru, teman seusia dan orang
lain.
Mesosistem kaitan antar mikrosistem. Contohnya, hubungan
antara pengalaman dalam keluarga dengan
pengalaman disekolah, dan antara keluarga dan
teman sebaya.
Eksosistem Pengaruh dari pihak lain dalam sebuah
setting (dimana murid berperan aktif)
mempengaruhi pengalaman murid dan guru dalam
konteks mereka sendiri.
Makrosistem Kultur adalah istilah luas yang mencakup peran
etnis dan faktor sosioekonomi dalam
perkembangan anak. Kultur adalah konteks terluas
dimana murid dan guru tinggal, termasuk nilai dan
adat istiadat masyarakat.
Kronosistem kondisi sosiohistoris dari perkembangan anak.
Misal, perkembangan anak-anak zaman sekarang
yang beradapada era globalisasi, yang berbeda
dengan anak-anak pada era sebelumnya.

3. Teori Erikson
Tahapan Penjelasan
Bayi (lahir-18 bulan) Pada fase ini, konflik akan berpusat pada
kepercayaan atau “trust vs mistrust”.
Artinya, peran orang di sekitarnya sebagai
pengasuh sangatlah krusial.
Anak-anak (2-3 tahun) Memasuki tahap ini, bayi sudah tumbuh
menjadi anak-anak yang memiliki kendali
diri lebih besar. Tak hanya itu, anak juga
mulai mandiri.
Usia pra-sekolah (3-5 tahun) Di tahap ini, anak mulai terlibat dalam
permainan dan interaksi sosial. Jika berhasil
melewatinya dengan baik, anak akan merasa
bisa memimpin orang lain. Sementara bagi
yang gagal, akan kerap merasa bersalah,
meragukan kemampuan diri sendiri, dan
jarang berinisiatif.
Usia sekolah (6-11 tahun) Lewat interaksi sosial, anak mulai
merasakan bangga ketika berhasil
melakukan sesuatu. Pada usia sekolah ini
pula, mereka harus menghadapi tantangan
berupa target sosial dan akademis.
Remaja (12-18 tahun) Tahapan selanjutnya adalah “identity vs role
confusion” yaitu saat remaja mencari jati
diri yang akan berpengaruh pada hidupnya
dalam jangka panjang. Remaja yang
berhasil akan konsisten dengan dirinya,
sementara yang gagal akan merasa bingung
tentang jati dirinya.
Awal dewasa (19-40 tahun) Fase “intimacy vs isolation” berkaitan erat
dengan hubungan kasih sayang dengan
pasangan. Jika berhasil, maka orang bisa
membentuk hubungan yang kuat.
Sebaliknya jika gagal, seseorang justru akan
menutup dirinya.
Dewasa (40-65 tahun) Berada di fase dewasa, seseorang tentu
ingin melakukan sesuatu yang membuat
dirinya berguna. Jika sukses, maka akan
muncul rasa berguna. Sebaliknya jika gagal,
akan merasa keterlibatannya di dunia
tidaklah signifikan.
Kematangan (65 tahun-meninggal dunia) Inilah tahap ketika seseorang melakukan
refleksi pada apa yang dilakukannya semasa
muda. Jika merasa puas dengan
pencapaiannya, maka akan muncul rasa
cukup. Sebaliknya jika tidak puas, akan
muncul penyesalan hingga rasa putus asa.

Berikut adalah daftar karakteristik anak menurut pengalaman saya


Tahapan Penjelasan
Masa Bayi-Balita Pada usia ini, anak-anak benar-benar
mempelajari apa saja hal-hal yang pertama
kali mereka lihat, dengar, dan rasakan.
Lingkungan yang paling berpengaruh adalah
keluarga dan sekitar rumah, yang mana
benar-benar menjadi tempat awal anak-anak
pada usia ini berinteraksi.
Masa Kanak-Kanak Pada usia ini, selain terus mempelajari hal-
hal yang baru, anak-anak mulai dihadapkan
pada tuntutan akademik dan sosial. Secara
akademik, anak-anak diharapkan mampu
mempelajari ilmu pengetahuan dengan baik.
Secara sosial, anak-anak diharapkan mampu
membangun kedekatan dengan sesama
teman sebaya dan bermain bersama.
Lingkungan yang turut berperan dalam
tahapan ini adalah sekolah dan teman
sebaya
Masa Remaja Pada usia ini, anak-anak mulai belajar untuk
lebih bertanggungjawab atas segala tingkah
laku yang diperbuat. Selain itu, pada usia
inilah, anak-anak mencari jati diri yang
benar-benar cocok untuknya. Teman sebaya
dan keluarga menjadi lingkungan yang
paling berperan penting dalam tahapan ini
Masa Dewasa Pada usia ini, anak-anak telah tumbuh
menjadi sosok dewasa yang memiliki pola
pikir dan perilaku yang telah terbentuk,
sebagai akibat dari tahapan masa remaja.
Mereka diharapkan siap untuk
bertangungjawab dalam setiap pengambilan
keputusan yang dipilihnya. Selain itu, pada
tahapan ini, orang dewasa mulai dilirik
menjadi contoh bagi anak-anak kecil.

Setelah saya membandingan daftar karakteristik anak berdasarkan teori-teori dari para ahli
(Piaget, Bronfenbenner, dan Erikson) dan pendapat saya pribadi, saya menyimpulkan
beberapa hal sebagai berikut:
a. Untuk mengembangkan fungsi kognitif peserta didik saya, saya harus memberikan
pendekatan pembelajaran yang tepat, sesuai dengan keadaan mereka. Karena pada
dasarnya, pembelajaran materi itu mudah, namun belum menemukan metode dan
pendekatan yang tepat. Cara yang akan saya lakukan adalah mengkaji karakteristik
belajar siswa saya, kemudian menerapkan model pembelajaran yang paling sesuai.
b. Untuk mengembangkan fungsi sosio-emosional peserta didik, saya harus membangun
kedekatan dengan para peserta didik. Seperti yang dikatakan oleh Ki Hadjar
Dewantara, bahwa seorang guru harus mendidik pola pikir dan perilaku peserta
didiknya agar menjadi manusia yang merdeka. Cara yang akan saya lakukan adalah
mengkaji karakterisktik sosial dan emosional yang dimiliki oleh peserta didik saya,
kemudian melakukan pendekatan emosional dengan contoh dan teknik yang tepat.
c. Penyesuaian yang efektif agar peserta didik dapat berinteraksi dengan saya meliputi
hal-hal berikut:
a. Pemahaman saya pribadi tentang peserta didik saya
b. Penguasaan teknik pembelajaran dan pendekatan karakter yang tepat
c. Kondisi kelas (kebersihan, fasilitas, bahkan pewarnaan dan lokasi meja-kursi)

Anda mungkin juga menyukai