Anda di halaman 1dari 18

UJIAN AKHIR SEMESTER

LANDSAN FILOSOFI PENDIDIKAN DASAR

Oleh:

WITA TRI YANTI


19124057
PENDAS KELAS D

Dosen Pengampu Mata Kuliah


Dr. Marlina, S.Pd, M.Si

PRODI PENDIDIKAN DASAR


PASCASARJANA FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS NEGERI PADANG
2019
soal:

1. Jelaskan tahapan dan tugas perkembangan intelektual (kognitif)


siswa SD. berikan contoh untuk masing-masing tahapan tersebut.
jawab :
a. Tahapan perkembangan kognitif siswa SD

Merujuk kepada piaget bahwa perkembangan kognitif


anak itu memiliki 4 tahap.
1) Tahap sensorimotor (umur 0 - 2 tahun)

Tahap Sensorimotor menurut Piaget dimulai sejak umur 0 sampai 2


tahun. Tahap ini seorang anak berada pada suatu masa pertumbuhan yang
ditandai oleh kecenderungan – kecenderungan sensoris – motoris yang sangat
jelas. Segala perbuatan yang dilakukannya adalah merupakan perwujudan proses
pematangan spek sensoris- motoris tersebut, sedangkan sensoris – motoris itu
sendiri adalah saraf – saraf yang terdapat pada manusia. Pertumbuhan
kemampuan anak tampak dari kegiatan motorik dan persepsinya yang sederhana.
Ciri pokok perkembangannya berdasarkan tindakan, dan dilakukan langkah demi
langkah. Kemampuan yang dimiliki antara lain : a) Melihat dirinya sendiri
sebagai makhluk yang berbeda dengan objek di sekitarnya, b) mencari
rangsangan melalui sinar lampu dan suara, c) suka memperhatikan sesuatu lebih
lama, d) mendefinisikan sesuatu dengan memanipulasinya, e) memperhatikan
objek sebagai hal yang tetap, lalu ingin merubah tempatnya. contohnya ketika
anak berumur 0-2 tahun mendengarkan suara dia sudah mulai menoleh ke
sumber suara yang di dengar.
2) Tahap praoperasional (umur 2 – 7 tahun)

Piaget mengatakan tahap ini antara usia 2 - 7 tahun. Tahap ini juga disebut
dengan tahap intuisi, sebab pada tahap ini perkembangan kognitifnya
memperlihatkan kecendrungan yang ditandai oleh suasana intuitifCiri pokok
perkembangan pada tahap ini adalah pada penggunaan symbol atau bahasa tanda,
dan mulai berkembangnya konsep-konsep intuitif. Tahap ini dibagi menjadi dua,
yaitu preoperasional dan intuitif.

Praoperasional (umur 2-4 tahun), anak telah mampu menggunakan bahasa


dalam mengembangkan konsep nya, walaupun masih sangat sederhana. Maka
sering terjadi kesalahan dalam memahami objek. Karakteristik tahap ini adalah: a)
Self counter nya sangat menonjol. b) Dapat mengklasifikasikan objek pada tingkat
dasar secara tunggal dan mencolok. c) Mampu mengumpulkan barang-barang
menurut kriteria, termasuk kriteria yang benar.d) Dapat menyusun benda-benda
secara berderet, tetapi tidak dapat menjelaskan perbedaan antara deretan.

Tahap intuitif (umur 4 - 7), anak telah dapat memperoleh pengetahuan


berdasarkan pada kesan yang agak abstraks. Dalam menarik kesimpulan sering
tidak diungkapkan dengan kata-kata. Oleh sebab itu, pada usia ini, anak telah
dapat mengungkapkan isi hatinya secara simbolik terutama bagi mereka
yangmemiliki pengalaman yang luas. Karakteristik tahap ini adalah : a) anak
dapat membentuk kelas-kelas atau kategori objek, tetapi kurang disadarinya. b)
anak mulai mengetahui hubungan secara logis terhadap hal-hal yang lebih
kompleks. c) anak dapat melakukan sesuatu terhadap sejumlah ide. d) anak
mampu memperoleh prinsip-prinsip secara benar. Dia mengerti terhadap sejumlah
objek yang teratur dan cara mengelompokkannya. Anak kekekalan masa pada usia
5 tahun, kekekalan berat pada usia 6 tahun, dan kekekalan volume pada usia 7
tahun. Anak memahami bahwa jumlah objek adalah tetap sama meskipun objek
itu dikelompokkan dengan cara yang berbeda.
3) Tahap operasional konkret (umur 7 - 12 )
( tahap perkembangan anak sd)

Pada tahap ini, anak mulai menyesuaikan diri dengan realitas konkret dan
sudah mulai berkembang rasa ingin taunya. Pada tahap ini, interaksinya dengan
lingkungan termasuk dengan orang tuanya semakin berkembangn dengan baik
karena egosentrisnya sudah semakin berkurang. Ciri pokok perkembangan pada
tahap ini adalah anak sudah mulai menggunakan aturan-aturan yang jelas dan
logis, dan ditandai adanya reversible dan kekekalan. Anak telah memiliki
kecakapan berpikir logis, akan tetapi hanya dengan benda-benda yang bersifat
konkret. Operation adalah suatu tipe tindakan untuk memanipulasi objek atau
gambaran yang ada di dalam dirinya. Karenanya kegiatan ini memerlukan proses
transformasi informasi ke dalam dirinya sehingga tindakannya lebih efektif. Anak
sudah tidak perlu coba-coba dan membuat kesalahan, karena anak sudah dapat
berpikir dengan menggunakan model "kemungkinan" dalam melakukan kegiatan
tertentu. Ia dapat menggunakan hasil yang telah dicapai sebelumnya. Anak
mampu menangani sistem klasifikasi. Namun sungguhpun anak telah dapat
melakukan pengklasifikasian, pengelompokan dan pengaturan masalah (ordering
problems) ia tidak sepenuhnya menyadari adanya prinsip-prinsip yang terkandung
di dalamnya. Namun taraf berpikirnya sudah dapat dikatakan maju. Anak sudah
tidak memusatkan diri pada karakteristik perseptual pasif. Untuk menghindari
keterbatasan berpikir anak perlu diberi gambaran konkret, sehingga ia mampu
menelaah persoalan.

Pada tahap ini walaupun anak sudah lebih ahli dalam pemikiran simbolis,
namun ia belum dapat menggunakan logikanya. Kemajuan yang dicapai anak
pada pemikiran di tahap pra operasional menurut Piaget yaitu:
a. Fungsi Simbolis
Pada tahap ini anak bisa mengimajinasikan bahwa benda – benda
atau orang memiliki berbagai benda lain dari yang sebenarnya benar –
benar dipunyai.
contoh:
anak menghayal bahwa sebuah kertas yang tebal dibuat seperti
pedang dan mereka menganngap bahwa itu adalah pedang untuk
bermain.
b. Pemahaman Identitas
Pada tahap ini anak bisa memahami perubahan identitas yang tidak
mempegaruhi yang asli.
Contoh:
ketika ayah atau kakak laki-laki bermain peran dengan berjalan
sambil mengarut-ngarut badan sehingga menyerupai makluk lain
atau seperti kita memainkan peran dengan mengubah suara kita,
sehingga menyerupai bunyi makhluk lai. Dan anak mengetahui
bahwa yang memainkan peran tersebut adalah ayah.
c. Pemahaman Sebab Akibat atau Transduksi
Kemampuan anak untuk menghubungkan suatu fenomena khusus
secara mental walaupun ada atau tidaknya hubungan sebab akibat yang
logis.
Contoh:
anak bisa menyadari kenapa jari-jari tangga bisa bergerak.
d. Pemahaman Angka
Perkembangan kognitif pada masa kanak – kanak awal berikutnya
berhubungan dengan pemahaman terhadap angka, yaitu kemampuan
anak untuk menghitung dan memahami kuantitas(jumlah) suatu benda
atau barang tertentu.
Contoh : ketika anak berbagi makanan atau seperti permen kepada
temannya dan memastikan bahwa anak-anak mendapatkan yang
dibaginya dengan berhitung

e. Kemampuan Klasifikasi
Kemampuan untuk mengklasifikasikan benda – benda, orang dan
peristiwa ke dalam kategori yang memiliki makna adalah tahap
perkembangan kognitif pada masa kanak – kanak awal berikutnya.
Contoh:
anak mengelempokkan sesuatuhal berdasarkan besarnya,
bentuknya dan sebagainya
.
f. Memiliki Pemikiran Sendiri
Pada tahap perkembangan kognitif pada masa kanak –
kanak awal ini anak akan mampu menyadari aktivitas mentalnya
dan menyadari fungsi dari pikirannya sendiri sehingga mampu
membentuk spekulasinya sendiri .
Contoh:
anak bisa menyeunyikan barang yag dia miliki dan tidak dapat
diketahui oeh teman atau adinya.
4) Tahap operasional formal (umur 12-18 tahun)

Ciri pokok perkembangan pada tahap ini adalah anak sudah mampu
berpikir abstrak dan logis dengan menggunakan pola berpikir "kemungkinan".
Model berpikir ilmiah dengan tipe hipothetico-dedutive dan inductive sudah
mulai dimiliki anak, dengan kemampuan menarik kesimpulan, menafsirkan dan
mengembangkan hipotesa. aspek perasaan dan moralnya juga telah berkembang
sehingga dapat mendukung pe nyelesaian tugas – tugasnya. Sedangkan
interaksinya sudah sangat luas, menjangkau banyak teman, sebayanya dan
bahkan berusaha untuk berinteraksi dengan orang dewasa. Adapun kondisi
seperti ini tidak jarang menimbulkan masalah dalam interaks dengan orang
tuanya. Pada tahap ini kondisi berpikir anak sudah dapat :
a) Bekerja secara efektif dan sistematis.

b) Menganalisis secara kombinasi. Dengan demikian telah


diberikan dua kemungkinan penyebabnya, C1 dan C2
menghasilkan R, anak dapat merumuskan beberapa
kemungkinan.
c) Berpikir secara proporsional, yakni menentukan macam-
macam proporsional tentang C1, C2 dan R misalnya.
d) Menarik generalisasi secara mendasar pada satu macam isi.
Pada tahap ini mula-mula Piaget percaya bahwa sebagian
remaja mencapai formal operations paling lambat pada usia 15
tahun. Tetapi berdasarkan penelitian maupun studi selanjutnya
menemukan bahwa banyak siswa bahkan mahasiswa walaupun
usianya telah melampaui, belum dapat melakukan formal
operation.

Berdasarkan teori yang dikemukan piaget diatas dapat dikatakan bahwa


pada tahap ooprasional konkret atau di usia 7-12 tahun meerupakan tahap
perkembangan kognitif anak SD

b. Tugas Perkembangan Kognitif siswa SD

Mengacu kepada pendapat Robert J. Havighurst Tugas – tugas


perkembangan pada masa sekolah (6 – 12 tahun) yaitu :

Belajar memperoleh keterampilan fisik untuk melakukan permainan :


bermain sepak bola, loncat tali, berenang.

1) Belajar keterampilan dasar dalam membaca, menulis, dan berhitung

2) Belajar mengembangkan konsep sehari – hari.

3) Mengembangkan kata hati

4) Belajar memperoleh kebebasan yang bersifat pribadi


5) Mengembangkan sikap yang positif terhadap kelompok sosial
dan lembaga – lembaga Belajar membentuk sikap yang
sehat terhadap dirinya sendiri sebagai makhluk biologis.
6) Belajar bergaul dengan teman – teman sebaya.

7) Belajar memainkan peranan sesuai dengan jenis kelaminnya.


2. Jelaskan minimal 5 aspek perkembangan anak usia SD. pada tahap
manakah menurut saudara yang paling urgent (krusial)
diperhatikan?

Berdasarkan pendapat Hurlock, E.B dalam bukunya spikologi


perkembangan terdapat 7 aspek perkembangan anak SD yaitu :
1) Aspek fisik dan motorik

Aspek fisik dan motorik, berkaitan dengan perkembangan fisik dan motorik,
Kuhlen dan Thompson menyatakan bahwa perkembangan fisik individu meliputi
empat aspek yakni: pertama, struktur fisik, yang meliputi tinggi badan, berat
badan, dan proporsi tubuh. Kedua, sistem syaraf yang mempengaruhi
perkembangan aspek lainnya, yakni intelektual dan emosi. Ketiga, Kekuatan otot,
yan akan mempengaruhi perkembangan motorik, Keempat, kelenjar endokrin
yang menyebabkan munculnya pola-pola perilaku baru. Aspek perkembangan ini
sangat mempengaruhi seluruh aspek perkembangan lainnya, sebagai contoh,
struktur fisik yang kurang normal (terlalu pendek/tinggi, terlalu kurus atau
obesitas) akan berpengaruh terhadap kepercayaan diri seseorang. Faktor
kepercayaan ini berkaitan dengan aspek perkembangan emosi, kepribadian, dan
sosial.
2) Aspek kognitif atau intelektual

Perkembangan kognitif berkaitan dengan potensi intelektual yang dimiliki


individu, yakni kemampuan untuk berfikir dan memecahkan masalah. Aspek
kognitif juga dipengaruhi oleh perkembangan sel-sel syaraf pusat di otak.
Penelitian mengenai fungsi otak yang dilakukan Woolfolk, 1995 dapat dibedakan
berdasarkan ke-dua belahan otak, yakni otak kiri dan otak kanan. Otak kiri
berkaitan erat dengan kemampuan berfikir rasional, ilmiah, logis, kritis, analitis,
dan konvergen (memusat). Dengan demikian kegiatan yang banyak melibatkan
fungsi otak kiri adalah membaca, berhitung, belajar bahasa dan melakukan
penelitian ilmiah. Sedangkan otak kanan berkaitan erat dengan kemampuan
berfikir intuitif, imajinatif, holistik dan divergen (menyebar). Kegiatan yang
dominan menggunakan otak kanan diantaranya adalah melukis, bermain musik,
kerajinan tangan. Selain berhubungan erat dengan aspek perkembangan fisik dan
motorik, perkembangan kognitif juga dipengaruhi dan memengaruhi aspek
perkembangan lainnya, seperti moral, dan penghayatan agama, aspek bahasa,
sosial, emosional. Sebagai contoh, peserta didik yang memiliki perkembangan
kognitif yang baik, diharapkan mampu memahami nilai dan aturan
sosial,memiliki penalaran moral yang baik.

3) Aspek perkembangan social


Perkembangan sosial individu ditandai dengan pencapaian
kematangan dalam interaksi sosialnya, bagaimana ia mampu bergaul, beradaptasi
dengan lingkungannya dan menyesuaikan diri terhadap norma-norma kelompok
Robinson mengartikan sosialisasi sebagai proses yang membimbing anak kearah
perkembangan kepribadian sosial sehingga mampu menjadi anggota masyarakat
yang bertanggung jawab. Perkembangan sosial seseorang sangat dipengaruhi oleh
lingkungan sosial dimana ia berada, baik keluarga, teman sebaya, guru, dan
masyarakat sekitarnya.
4) Aspek perkembangan bahasa

Lenneeberg salah seorang ahli teori belajar bahasa mengatakan bahwa


perkembangan bahasa tergantung pada pematangan otak secara biologis.
Sementara itu, Tarigan (2009) menjabarkan perkembangan bahasa menjadi
beberapa tahapan, yaitu tahap meraban (pralinguistik) pertama dan tahap
meramban (pralinguistik) kedua. Pada tahap meraban pertama, selama berbulan-
bulan awal kehidupan, bayi menagis, mendekut, mendenguk, menjerit, dan
tertawa. Mereka seolah-olah menghasilkan tiap-tiap jenis bunyi yang mungkin
dibuat. Pada tahap meramban kedua, tahap ini disebut juga tahap omong kosong
atau tahap kata tanpa makna. Awal tahap meraban kedua ini biasanya dimulai
pada permulaan kedua tahun pertama kehidupan. Anak- anak menghasilkan
suatu kata yang dapat dikenal, tetapi mereka berbuat seolaholah mengatur
ucapan mereka sesuai dengan pola suku kata.
5) Aspek perkembangan emosi

Berkaitan dengan faktor yang mempengaruhi perkembangan emosi peserta


didik, sejumlah penelitian tentang emosi anak menunjukkan bahwa perkembangan
emosi mereka bergantung kepada faktor kematangan dan faktor belajar. Reaksi
emosional yang tidak muncul pada awal kehidupan tidak berarti tidak ada, reaksi
tersebut mungkin akan muncul dikemudian hari, dengan berfungsinya system
endokrin. Keatangan dan belajar terjalin erat satu sama lainnya dalam
mempengaruhi perkembangan emosi. Untuk mencapai kematangan emosi, remaja
harus belajar memperoleh gambaran tentang situasi yang dapat menimbulkan
reaksi emosional. Adapun caranya adalah dengan membicarakan berbagai
masalah pribadinya dengan orang lain. Keterbukaan, perasaan dan masalah
pribadi dipengaruhi sebagian oleh rasa aman dalam hubungan sosial dan sebagian
oleh tingkat kesukaannya pada orang sasaran.
6) Aspek kepribadian dan seni

perkembangan kepribadian adalah ketetapan dalam pola kepribadian atau


persistensi. Artinya, terdapat kecenderungan ciri sifat kepribadian yang menetap
dan relatif tidak berubah sehingga mewarnai timbul perilaku khusus terhadap diri
seseorang.
7) Aspek pekembangan moral dan penghayatan agama

Istilah moral berasal dari bahasa latin mos/moris yang dapat diartikan
sebagai peraturan, nilai-nilai, adat istiadat, kebiasaan dan tatacara kehidupan.
Sedangkan moralitas lebih mengarah pada sikap untuk menerima dan melakukan
peraturan, nilai dan prinsip moral. Perkembangan moral berkaitan dengan aturan
dan konvensi mengenai apa yang seharusnya dilakukan oleh individu dalam
interaksinya dengan orang lain. Menurut kacamata teori psikoanalisa,
perkembangan moral adalah proses internalisasi norma-norma masyarakat dan
dipengaruhi oleh kematangan biologis individu. Sedangkan dari sudut pandang
Teori behavioristik, perkembangan moral dipandang sebagai hasil rangkaian
stimulus-respons yang dipelajari oleh anak, antara lain berupa hukuman dan
pujian yang sering dialami oleh anak. Menurut Wiliam James, salah satu
kelebihan manusia sebagai makhluk adalah fitrah (perasaan dan kemampuan)
untuk mengenal Allah dan melakukan ajaran-Nya. Dengan kehalusan dan fitrah
tadi, seseorang setidaktidaknya pasti mengalami, mempercayai bahkan
menyakini dan menerimanya tanpa keraguan, bahwa di luar dirinya ada suatu
kekuatan yang Maha Agung yang melebihi apapun termasuk dirinya, yang
demikian itu disebut sebagai pengalaman religi atau keagamaan

Tahapan yang paling urgent (krusial)

Menurut saya ada yang paling urgent yaitu 1) aspek perkembangan


kognitif anak.karena pada umur 7-11 perkembangan kognitif anak sangat
berlangsung dengan cepat. Diamana pada usia sd anak ingim mengetahui
sebanyak pengetahuan apa yang dia lihat, dia dengar dan baca. Dia mencari
penjelasan sampai mengerti. Dan guru serta orang tua harus memperhatika
perkembanagan anak yakni dalam perkembangan pengetahuan anak pada setiap
umur jangan sampai anak terlambat perkembangannya sehingga akan berakibat
fatal nantinya. 2) aspek sosial,karena pada masa usia anak sd anak banyak
mengenal sesuatu dan bergaul dengan banyak teman tanpa mengathui atau belum
bisa memilah dengan maksimal mana yang baik dan buruk jadi ini perlu
diperhatiakn juga aspek sosial sangat perlu diperhatikan oleh guru sd dan orang
tua karena nanti jangan sampai anak akan menjadi anti sosial atau tidak bisa
bergau dengan temannya dan cara bergaul denganyang lebih dewasa atau lebih
kecil

3. Jelaskan mengapa sekolah dikatakan “Agent of social” perubahan


social bagaimanakah yang saudara terapkan disekolah? jawablah
minimal 5 aspek.
Jawab:

Sekolah sebagai salah satu agen social yang memiliki peranan penting
untuk membuatnorma-norma yang berlaku diterapkan disekolah. Disetiap
sekolah adaperaturan yang diterapkan dan harus dipatuhi oleh warga sekolah
terutama peserta didik. Dlam beberapa aturan yang diterapkan ini bisa
menjadi agent of sosial bagi anak atau peserta didik tersebut. Contohnya yaitu
tidak boleh berbicara saat orang lain atau teman satu kelas sedang
memberikan pendapat. Dalamhal ini anak terbiasa untuk menghargai orang
lain, interaksi ini merupakan perubahan yang akan terjadi pada kepribadian
anak.
Berdasarkan UU Sisdiknas bahwa fungsi pendidikan nasional adalah
fungsinya unuk perubahan sosial, adaoayb pengaruh soaialyang diharapkan yaitu
1) Pengembangan kemampuan (baik intelektual maupun interaksi social), 2)
pembentukan watak, 3) pembentukan peradapan bangsa yang bermartabat di mata
bangsa lain,4) mencerdaskan kehidupan bangsa.
Aspek perubahan yang diterapkan disekolah

a. Saling Membantu Saat ada Kesulitan

Disekolah anak dituntun untuk membantu anak atau temannya yang


mengalami kesusahan baik dalam hal mengikuti atau memahami pembelajaran
disini guru bisa melakukan belajara dengan teman sebaya dimana disini ada
interaksi sosial antar anak tentang saling membantu. Salah satu contoh lainnya
yaitu jika ada anak tidak membawa alat tulis dan sebagainya temannya
memberikan pinjaman kepada temannya. Ini merupakan menciptakan interaksi
sosial antar anak. Akan tetapi, jangan saling membantu dalam keburukan.
Contohnya mencontek, mengerjakan PR (pekerjaan rumah) atau tugas individu
secara bersama-sama, tentu ini dilarang dan termasuk ke dalam perbuatan yang
tercela.
b. Membersihkan Ruang Kelas dan Lingkungan Sekolah
Tidak hanya di lingkungan rumah saja, namun juga di lingkungan kelas
dan juga di sekolah, membersihkan dan merawat itu juga penting. Ibaratnya,
kelas adalah ruangan milik kita. Maka, harus tetap kita jaga dan kita rawat
sehingga nantinya dalam proses belajar mengajar menjadi lebih menyenangkan,
baik itu bagi guru maupun bagi para siswa. Jika ruang kelas yang digunakan
bersih, maka kesan untuk menggunakannya juga nyaman, sehingga tidak ada
debu dan tak menimbulkan berbagai macam masalah, seperti contohnya
penyakit.Coba saja kita lihat jika ruang kelas kotor, meja dan kursi tidak rapi,
papan tulis yang tidak rapi juga, maka nantinya semangat untuk belajar pasti
tiba-tiba turun dan malah enggan untuk bisa belajar dengan maksimal.
c. Mengerjakan PR atau Tugas Tepat Waktu

Mengerjakan tugas, atau PR juga menjadi salah satu bentuk kerja sama
yang baik. Masalahnya, jika guru memberikan tugas berupa latihan anak harus
mengerjakan dengan tepat waktu.
d. Belajar Kelompok

Belajar kelompok juga tak luput dari yang namanya kerja sama yang ada di
lingkungan sekolah.Sama seperti pada nomor pertama, belajar kelompok itu
sebenarnya juga mengajarkan untuk bisa belajar bersama-sama, sehingga semua
anggota yang ada di dalam kelompok tersebut paham akan semua materi yang
dipelajari. Dengan belajar kelompok ini, maka tugas-tugas kelompok yang
diberikan oleh guru juga bisa dengan mudah selesai dan ringan untuk dikerjakan.
Semua hal tentunya akan menjadi ringan apabila dikerjakan secara bersama-sama
dan juga sungguh-sungguh.
e. Menaati Semua Peraturan/Tata Tertib yang Ada

Peraturan dibuat untuk diperhatikan dan tidak untuk dilanggar. Jika


peraturan yang telah dibuat juga sudah bisa diamalkan dan dilakukan dengan
baik bagi semua warga sekolah, maka tujuan kerja sama di lingkungan sekolah
secara otomatis juga tercapai. Hal ini dikarenakan, peraturan dibuat oleh guru
dan harus ditaati oleh semua warga sekolah, terutama bagi para siswa. Jika
suasana sekolah yang berhasil diciptakan aman dan damai, maka tujuan kerja
sama otomatis sudah tercapai. Jika ada salah satu warga sekolah yang
melanggar, alangkah baiknya untuk bisa diperingatkan agar tidak melanggar
lagi.
4. buatlah sebuah program pengembangan bakat atau kreativitas atau
minat (pilih salah satu) dalam setingan pembelajaran di SD. jelaskan
indikator keberhasilan dari program tersebut./

Program Tujuan Jam pelajaran Indikator keberhasilan


pengembangan
bakat atau minat

Kesenian 1. Melestarikandan 2 JP/ minggu 2. Menanamkan rasa cita


tradisonal memperkenalkan terhadap budaya
kebudayaan kesenian Indonesia
trasional kepada anak 3. Mengenal
keberagaman budaya
Indonesia
4. Melatih kekompakan
dan kerjasama
5. Melestarikan
kebudayaan kesenian
trasional kepada anak
6. Timmbulnya rasa
bangga kepda anak
atas kekayaan kesenian
tradional yang dimiliki
7. Anak mengetahui
berbagai kesenian
tradisional yang ada
diindonesia

5. jelaskan gambaran profil guru SD yang ideal dalam hal: (1)


mengelola kelas, (2) melaksanakan strategi pembelajaran, (3)
memberikan evaluasi yang ramah anak dan ramah pembelajaran
(inklusif)
a. Mengelola kelas

Pengelolaan kelas merupakan salah satu keterampilan yang wajib di miliki


oeleh seorang guru. Dimana guru yang pengelolaan kelas yang baik dpat
mengeontrol apa yang akan terjadi dalam proses pembelajaran dan dapat
membimbing anak dalam proses pembelajaran.mengelola kelas merupakan
keterampilan guru untuk menciptakan dan memelihara kondisi belajar yang
optimal dan mengembalikannya bila terjadi gangguan dalam proses belajar
mengajar. Dalam melaksanakan keterampilan mengelola kelas maka perlu
diperhatikan komponen keterampilan yang berhubungan dengan penciptaan dan
pemeliharaan kondisi belajar yang optimal berkaitan dengan kemampuan guru
dalam mengambil inisiatif dan mengendalikan pelajaran, bersifat represif
keterampilan yang berkaitan dengan respons guru terhadap gangguan siswa yang
berkelanjutan dengan maksud agar guru dapat mengadakan tindakan remedial
untuk mengembalikan kondisi belajar yang optimal. Dalam menunjang guru dapat
mengelolakelas dengan baik ada beberapa keterampilan yang harus dimiliki oleh
seorang guru yaitu:
a. Keterampilan membuka pelajaran

b. Keterampilan menjelaskan materi

c. Keterampilan bertanya

d. Keterampilan memberikan penguatan

e. Keterampilan mengadakan variasi

f. Keterampilan membimbing kelompok kecil

g. Keterampilan menutup pembelajaran.

Pengelolaan kelas yang baik yang dilakukan oleh guru dapat menimbulkan
proses pembelajaran yang baik atau terkendali sehingga tujuan pembelajaran akan
tercapai dan terjadilah keberhasilan dalam proses pembelajaran yang ditunjukkan
oleh anak yang paham dengan materi apa yang dipelajari pada hari tersebut.

b. Melaksanakan strategi pembelajaran

Dalam proses pembelajaran yang dilakukan seorang guru tentunya


memiliki tujuan pembelahara yang akan dicapai. Untuk mencapai haltersebut guru
harus memiliki strategi atau memilih strategi yang tepat untuk diterapkan dalam
proses pembelajaran. Strategi yang dipilih nantinya tentu harus sesuai dengan
tujuan pembelajaran, karalteristik anak serta dalam segi waktu,itu semua harus
dipertimbangkan oleh guru dalam menentukan strategi pembelajaran.Ada
beberapa strategi pembelajaran yang harus dilakukan oleh seorang guru dalam
proses pembelajaran

1. Strategi pembelajaran ekspositori

Strategi pembelajarn ini merupakan strategi yang mengharuskan guru


menyampaikan materi dan siswa meneima tanpa dituntut untuk menyampaikan
materi atau siswa hanya medengar apa yang diberikan guru.
2. Strategi pembelajaran inquiry

Strategi pembelajaran ini merupakan anak dituntut untuk berfikir kritis


dalam memecahkan suatu masalah agar dapat menemukan sesuatu dibalik
masalah yang diberikan oleh guru dengan sendiri
3. Strategi pembelajaran berbasis masalah

Strategi pembelajaran Berbasis Masalah (Problem Based Learning)


merupakan kegiatan pembelajaran yang menuntut siswa untuk memahami masalh
sendiri dan memcahkan masalah tersebut sehingga ditemukan konsep atau fakta.
4. Strategi pembelajaran peningkatan kemampuan berpikir

Strategi ini merupakan menuntuk anak untuk kemampuan berfikir yang


baik atau tinggi karena dalam proses pembelajaran siswa diberikan materi begitu
saja dan siswa menemukan sendiri konsep dengan bimbingan guru.

Banyak sekali yang lainnya strategi yang dapat diterapkan oleh seorang
gurru dalam proses pembelajara. Diatas merupakan paparan tentang berbagai
strategi pembelajaran.
c. Memberikan evaluasi yang ramah anak dan ramah pembelajaran
(inklusif)
Untuk mengukur pemeahamn anak diperlukan proses evaluasi yang
dilakukan oleh guru proses ini juga akan menentukantingat keberhasilan seorang
guru dalam mengajarkan siswa. Dalam melaksanakan penilaian guru harus
dilaksanakan harus komprehensif dan fleksibel.
Dalam seting pendidikan inklusif, sistem penilaian yang diharapkan di
sekolah yaitu sistem penilaian yang fleksibel. Penilaian disesuaikan dengan
kompetensi semua anak termasuk anak berkebutuhan khusus. Penilaian yang
fleksibel memiliki dua model, yaitu dengan tes yang datanya bisa kuantitatif dan
kualitatif, salah satu contohnya fortofolio. Penerimaan siswa tanpa tes serta ujian
dilakukan secara lokal bagi tingkat dasar dengan model sistem kenaikan kelas
otomatis. Dengan demikian, peluang ini bisa dimanfaatkan untuk menuju cara
melaksanakan proses pembelajaran yang ramah bagi semua siswa, karena proses
pembelajarannya senantiasa disesuaikan dengan kebutuhan dan karakteristik
setiap siswa. Proses penilaian yang berkelanjutan dimulai sejak keterlibatan anak
di kelas secara administrative di sekolah mencerminkan adanya pengakuan
terhadap keberagaman karakteristik peserta didik. Hasil proses penilaian tersebut
kemudian dijadikan bahan acuan dalam pembuatan dan implementasi kurikulum,
sehingga kebutuhan belajar masing-masing peserta didik dapat diakomodasi oleh
keberagaman aspek-aspek yang terkandung dalam kurikulum. Ada beberapa hal
yang perlu guru perhatikan dalam melaksanakan penilaian yaitu:
1) Memandang penilaian sebagai bagian integral dari kegiatan pembelajaran.

2) Mengembangkan strategi pembelajaran yang mendorong dan


memperkuat proses penilaian sebagai kegiatan refleksi (bercermin
diri dan pengalaman belajar).
3) Melakukan berbagai strategi penilaian di dalam program
pembelajaran untuk menyediakan berbagai jenis informasi tentang
hasil belajar siswa.
4) Mengakomodasi kebutuhan khusus siswa.
5) Mengembangkan sistem pencatatan yang menyediakan cara yang
bervariasi dalam pengamatan belajar siswa.
6) Menggunakan penilaian dalam rangka mengumpulkan informasi
untuk membuat keputusan tentang tingkat pencapaian siswa.

Anda mungkin juga menyukai