Hewan-hewan melakukan adaptasi untuk tetap bertaahan hidup , missal dari serangan pemangsa
dan faktor lingkungan. Manusia juga melakukan adaptasi dengan lingkungannya. Proses adaptasi
manusia berlangsung terus menerus sejak mereka masih bayi hingga tubuh dewasa. Adaptasi
dilakukan untuk menyesuaikan diri dengan lingkungan. Bentuk adaptasi manusi berbeda-beda
menurut tahap perkembangannya. Anak yang berumur satu memiliki respons yang berbeda
dengan anak yang berumur 5 tahun ketika diberikan mainan yang dapat mengeluarkan suara ,
misalnya Anak akan mengalami tahap ketika mereka hanya bisa melakukan hal-hal tertentu dan
baru akan melakukan hal yang lebih kompleks seiring bertambah usia
Ketika Piaget meneliti bagaimana manusia dapat memperoleh pengetahuan, ia sampai pada
kesimpulan bahwa pengetahuan bukan merupakan kondisi, tetaapi proses. Pengetahuan
didefinisikan sebagai hubungaan antaraa subjek (manusia) dan apa yang diketahuinyaa. Ini
adalah salah satu karakteristik dari teori Piaget yang disebut sebagai epistemology genetis.
Proses memperoleh pengetahuan dilakukan secara mandiri oleh anak ketika mereka membangun
pengetahuan tersebut. Pengetahuan pada anak berubaah seiring perekembangan kognitif
mereka.Keseimbangan ekuilibrum adalah istilah yang digunakan untuk menggambarkan
terjadinya kondisi yang sesuai anatara pemahaman anak dan lingkungannya. Teori
perkembangan kognitif Piaget juga bersifat biologis. Seorang anak beradaptasi secara
psikologis.proses adaptasi ini bersifat universal. Selanjutnya konsep strukturalisme digunakan
Piaget karena menurutnya pemikiran pada anak bersifat sistematis. Mereka memiliki struktur
mental dasar atau skemata yang dijadikan landasan untuk menyerap pengetahuan-pengetahauan
baru. Membangun pengetahuan dilakukan dengan menyelaraskan skemata yang telah anakmiliki
dengan skemata baru yang diketahui. Dari proses inilah pengetahuan dan kecerdasan
berkembang.
1. Skemata
Skemata adalah sebuah representasi atau pemahaman dasar yang dimiliki anak tentang
hal-hal sekitarnya. Perkembangan kognitif adalah perkembangan skemata-skemata.
Skemata tidak hanya dibangun, tetapi juga dimodifikasi. Proses ini dikenal dengan proses
intelektual.
Contoh Skemata adalah sebagai berikut
Skemata pertama yang dimiliki oleh Santi mengenai rumah adalah bangunan berbentuk
segi empat dengan atap yang berbentuk segitiga di atas. Pada tembok rumah dibawah
atap, terdapat dua jendela yang terbuka.
Menurut Anton, rumah adalah bangunan bertingkat dua dengan halaman luas di depannya
yang terdapat anjing peliharaan dan banyak pohon yang tumbuh di halam tersebut.
Dari contoh diatas dapat disimpulkan bahwa skemata dimiliki tiap anak berbeda-beda.
Hal ini karena pengalaman yang dimiliki kedua naak pun berbeda-berbeda. Anak akan
melakukan organisasi ketika mereka mendapat skemata-skemata baru untuk beradaptasi
dengan pengetahuan. Atau lingkungan baru mereka.
a. Asimilasi adalah proses seorang anak menginterpretasikan pengalaman baru dengan
skemata yang sudah mereka miliki.
Contoh:
Lia tahu bahwa pohon berwarna hijau dengan batang berwarna cokelat. Namun pada
kemudian hari, ia bahwa daun-daun pada pohon juga bisa berwarna kuning atau
merah. Skemata awal yang dimiliki Lia tentang pohon bertambah ketika ia
menemukan jenis-jenis pohon lain yang belum pernah dilihatnya. Skemata awal
tersebut membantu Lia memahami skemata baru.
b. Akomodasi adalah modifikasi skemata atau struktur yang sudah ada untuk memahami
pengalaman baru.
Contoh :
Andi tahu bahwa kucing dan anjing berkaki empat. Ketika ia melihat binatang dengan
belalai panjan, ia belum tahu apa nama binatang tersebut meskipun sama-sama
berkaki emapat seperti anjing dan kucing.
Ada modifikasi skemata yang terjadi saat Andi memahami bahwa binatang berkaki
empat tidak hanya anjing dan kucing tetapi juga gajah.
Menurut Piaget,asimilasi dan akomodasi bekerja sama untuk membantu
perkembangan kognitif dengan tujuan akhir untuk beradaptasi atau mencapai
keseimbangan ekuilibrum(Miller,2011).
2. Pendekatan tahap Perkembangan Kognitif Piaget
Teori tahap perkembangan Piaget memiliki lima ciri-ciri berikut:
a. Setiap tahap merupakan satu kesatuan keseimbangan ekuilibrum yang terstruktur.
Pengetahuan dan pengalaman yang dialami anak pada setiap tahap akan berbeda
sehingga menghasilkan skemata yang berbeda pula.
Misalnya, Ketika anak masih berumur enam tahun mereka senagn setiap kali
dibelikan es krim. Perasaan senang ini muncul ketika mereka bisa menikmati
makanan favorit tersebut. Akan tetapi, pada usia 17 tahun, perasaan senang muncul
ketika mereka bisa melakukan hal-hal yang mereka sukai dan merasa mandiri.
b. Tahap-tahap dalam perkembangan kognitif Piaget akan berkesinambungan dengan
tahap sebelumnya.
Ketika kita menyembunyikan sebuah barang, pada tahap awal perkembangan, anak
hanya akan bingung ketika benda tersebut hilang, Seiring perkembangan anak mampu
mencari barang yang disembunyikan di bawah bantal.
c. Tahap-tahap perkembangan terjadi secara berurutan atau tidak bisa dibolak-balik
Tidak ada tahap yang bisa terlewati. Dengan kata lain, semua tahap akan dialami oleh
anak
Konsep bahwa anak membangun sendiri pengetahuan mereka dapat diterima oleh
masyarakat luas saat ini, tetapi dulu sangat bertentangan dengan keyakinan umum. Dalam tahap-
tahap perkembangan yang dicetuskannya, deskripsi yang ia berikan untuk setiap tahap dinilai
masuk akal jika kita merefleksikan pengalaman kita sendiri. Beberapa detai mungkin tidak tepat,
tetapi secara garis besar benar.
Kritik yang ditunjukkan pda Piaget menyebutkan bahwa Piaget meremehkan kemampuan
kognitif bayi, balita dan murid-murid TK. Piaget berfokus pada kompetensi-kompetensi pada
setip tahap perkembangan yang menurutnya menentukan bagaimana performa anak dalam tugas
kognitif yang bervariasi. Piaget berasumsi bhawa jika anak tidak bisa menyelesaikan suatu
masalah, anak tersebut tidak memahami konsepnya.
Namun, asumsi ini dinilai tidak valid karena peforma anak tidak hanya dipengaruhi oleh
kompetensi. Misalnya, nak yang berumur 5 tahun sudah bisa memahami konsep benda hidup dan
mati. Namun, ketika diuji, anak tersebut dinilai gagal karena ia tidak tahu cara menjelaskannya.
Umur yang dijadikan patokan dalam tahap kognitifnya sering kali melesat karena Piaget
mengabaikan factor motivasi dan familiaritas anak dengan tugasnya.
Kritik lain yang ditunjukkan pada Piaget adalah ia tidak menaruh perhatian besar pada
pengaruh sosial dan budaya dalam perkembangan kognitif anak. Anak-anak tinggal di
lingkungan sosial dan budaya yang berbeda-beda. Hal ini tentu turut memengaruhi pemahaman
anak tentang duania atau lingkungan di sekitas mereka. Budaya tidak hanya memengaruhi
kecepatan perkembangan kognitif, tetapi juga bagaimana anak berpikir.
Interaksi sosial memiliki peran besar terhadap bagaimana anak berkembang. Menurut
Piaget, konflik antarteman jika terjadi interaksi sosial akan memberikan dampak negative pada
keseimbangan ekuilibrum yang sudah tercapai. Namun, saat ini interaksi sosial dengan orang
tua , guru, saudara, dan teman membantu mengembangkan kognitif anak. Hal ini sejalan dengan
teori lain tentenag perkembangan kognitif dari Lev Vygostky.
D. TEORI PERKEMBANGAN KOGNITIF VYGOTSKY
Dua hal yang ditekankan oleh Vygotsky tentang perkembangan kognitif sebagai berikut:
Vygotsky Piaget
Bersifat variatif karena budaya yang berbeda- Secara umum bersifat universal sehingga yang
beda sehingga setiap anak akan berbeda beda terjadi pada siifat salah satu anak akan terjadi
pula pada anak yang lain
Perkembangan kognitif berasal dari interaksi Perkembangan kognitif sangat dipengaruhi
sosial ketika anak belajar dengan bantuan dari oleh eksplorasi mandiri yang dilakukan anak.
orang lain dalam zona proksimalnya masing- Mereka membangun pengetahuan secara
masing mandiri tanpa bantuan orang lain
Proses sosial yang terjadi dengan adanya Proses individual yang anak alami menjadi
interaksi sosial akan menjadi proses psikologi peoses sosial. Dengan berkurangnya sifat
individu ketika anak menginternalisasi egosentris, anak semakin mampu melihat
pengetahuan yang mereka dapatkan sesuatu dari perspektif orang lain,selain dari
mereka sendiri
Peran orang dewasa penting untuk membantu Peran teman-teman penting bagi anak karena
proses belajar dengan adanya interaksi, anak belajar
memahami perspektif lain.
Menurut Piaget kemampuan berbahasa tidak relevan dengan pemikiran representasi anak.
Namun, bahasa memiliki peran dalam perkembangan kognitif.