Anda di halaman 1dari 52

PERKEMBANG

AN PESERTA
DIDIK
MKDK4002
Modul 2
Teori-Teori
Anggota Kelompok :
Perkembangan Kognitif
1. Bagus Junianto
dari Perspektif Sosial
2. Donny Afrial Irawanda
3. Yustina Puspita Dewi
Budaya
4. Eli Umi Nurhayati
5. Puti Kharisma Ning
KB.1 Teori-Teori Perkembangan Kognitif KB.2 Perkembangan Kognitif dari
dari Perspektif Sosial Budaya Perspektif Proses Informasi
A. Pendahuluan A. Model sistem pemrosesan informasi
B. Karakteristik teori perkembangan kognitif Jean Piaget B. Perkembangan memori atau Ingatan
C. Kritik dan evolusi teori Piaget C. Perkembangan strategi memori
D. Teori perkembangan kognitif Vygotsky D. Konsep kecerdasan dan perkembangan
E. Perbandingan teori Piaget dan Vgotsky E. Pendekatan psikometris tentang inteligensi
F. Peran kemampuan berbahasa dalam perkembangan
kognitif
A. PENDAHULUAN

Proses adaptasi manusia berlangsung terus-menerus sejak


mereka masih bayi hingga tumbuh dewasa. Adaptasi
dilakukan untuk menyesuaikan diri dengan lingkungan.
Bentuk adaptasi manusia berbeda-beda menurut tahap
perkembangannya.

Ketika diberikan mainan yang dapat mengeluarkan suara,


anak berumur 1 tahun dan 5 tahun memiliki respon yang
berbeda karena anak mengalami tahap ketika mereka hanya
bisa melakukan hal-hal tertentu dan baru akan mampu
melakukan hal yang lebih kompleks seiring dengan
bertambahnya usia.

Tahap-tahap perkembangan inilah yang akan dibahas pada


MODUL 2.
B. KARAKTERISTIK TEORI
PERKEMBANGAN
KOGNITIF JEAN PIAGET
Jean Piaget adalah seorang psikolog asal Swiss
yang penelitiannya dalam bidang perkembangan
anak sangat terkenal.

Kategori pemikiran dasar dibedakan menjadi :

• Waktu
• Ruang
• Kausalitas
• Kuantitas

Bagi orang dewasa, empat konsep pemikiran tersebut tidaklah


sulit dipahami. Namun bagaimana dengan anak kecil?
Ketika Piaget meneliti bagaimana manusia
dapat memperoleh pengetahuan, ia sampai
pada kesimpulan bahwa “pengetahuan
bukan pada kondisi, tetapi proses.”

Manusia memahami sesuatu dengan cara


mengalami secara fisik dan mental.

Namun manusia memiliki bagian aktif dari


dirinya untuk memilih dan menginterpretasi
informasi yang didapat dari lingkungan
sekitar mereka. Pengetahuan tidak begitu
saja diserap.

Pengetahuan pada anak berubah seiring


perkembangan kognitif mereka.
KESEIMBANGAN
EKUILIBRIUM
 Keseimbangan ekuilibrium adalah istilah yang
digunakan untuk menggambarkan terjadinya kondisi
yang sesuai antara pemahaman anak dan
lingkungannya.
 Teori perkembangan kognitif Piaget juga bersifat
biologis dan universal.
 Konsep strukturalisme digunakan Piaget karena
menurutnya pemikiran pada anak bersifat sistematis.
1.SKEMATA
Adalah sebuah representasi/ pemahaman dasar yang
dimiliki anak tentang hal-hal di sekitarnya.
Skemata membuat anak mampu menginterpretasi
pengalaman mereka.
Perkembangan kognitif adalah perkembangan skemata-
skemata.
Skemata tidak hanya dibangun, tetapi juga
dimodifikasi. Proses ini dikenal dengan PROSES
INTELEKTUAL.
Ketika anak menggunakan skemata yang mereka miliki
dan mengkombinasikannya dengan skemata yang lebih
kompleks, proses ini disebut dengan ORGANISASI.
Contoh konsep SKEMATA
Skemata Santi mengenai rumah
- Bangunan berbentuk segi empat
- Atap berbentuk segitiga di atas
- Terdapat dua jendela
Skemata Anton mengenai rumah
- Bangunan bertingkat dua
- Halaman luas
- Terdapat anjing peliharaan Skemata dapat berbeda antara satu anak dengan yang lain karena
- Banyak pohon di halaman pengalaman kedua anak pun berbeda. Namun skemata awal yang dimiliki
dapat digunakan untuk menyerap dan memperoleh skemata baru di
kemudian hari.

Anak akan melakukan organisasi ketika mendapat skemata baru


untuk beradaptasi dengan pengetahuan atau lingkungan baru.
Tujuan ORGANISASI adalah adaptasi/ penyesuaian
dengan lingkungan.

Adaptasi terjadi melalui 2 cara :

a.Asimilasi
Pada seorang anak menginterpretasikan pengalaman
baru dengan skemata yang sudah mereka miliki
Skemata awal yang dimiliki Lia tentang pohon,
Contoh : bertambah ketika ia menemukan jenis pohon lain yang
belum pernah ia lihat.
Dari buku cerita, Lia tahu bahwa daun-daun pada pohon
Skemata awal, membantu anak dalam memahami
berwarna hijau dan berbatang cokelat, namun pada
skemata baru.
kemudian hari, ia melihat ada pohon dengan daun
berwarna kuning dan merah.
b. Akomodasi

Berbeda dengan asimilasi yang memperkaya skemata


awal, dalam akomodasi terjadi mofikasi skemata /
struktur yang sudah ada untuk memahami
pengalaman baru.

Contoh :

Andi tahu bahwa kucing dan anjing berkaki empat,


tapi ketika ia melihat binatang berkaki empat dengan
belalai panjang, ia belum tahu apa nama binatang
tersebut meski sama-sama berkaki empat seperti
anjing dan kucing.

Ada modifikasi skemata yang terjadi saat Andi


memahami bahwa binatang berkaki empat tidak
hanya anjing dan kucing, tapi juga gajah.
Menurut Piaget, asimilasi dan akomodasi bekerja sama untuk membantu
perkembangan kognitif dengan tujuan akhir untuk beradaptasi / mencapai
keseimbangan ekuilibrium.
2. Pendekatan Tahap
Perkembangan Kognitif Piaget
Perkembangan kognitif menurut Piaget dibagi dalam beberapa
tahap.

Sebuah tahap didefinisikan sebagai satu periode waktu ketika


pemikiran dan tingkah laku anak menunjukkan struktur mental
tertentu.

Ketika anak berada pada tahap kognitif pertama, cara-cara yang


mereka lakukan untuk beradaptasi berbeda dengan anak yang
berada pada tahap kognitif ketiga.
Setiap tahap
merupakan satu
kesatuan
keseimbangan
ekuilibrium
terstruktur

Setiap tahap
Setiap tahap
berkesinambungan
memiliki proses, ada
dengan tahap
trial and error
sebelumnya
5 ciri teori tahap
perkembangan
Piaget

Setiap tahap Perkembangan


bersifat terjadi secara
universal berurutan
Teori tahap perkembangan Piaget memiliki 5 ciri-ciri
berikut:

a. Setiap tahap merupakan satu kesatuan


keseimbangan ekuilibrium terstruktur

Pengetahuan dan pengalaman yang dialami anak pada


setiap tahap akan berbeda sehingga menghasilkan
skemata yang berbeda pula.

Dalam teori Piaget, perubahan struktur/ skemata bersifat


kualitatif/ tidak diukur dengan angka. Perubahan yang
dapat diukur dengan angka misalnya tinggi dan berat
anak yang semakin bertambah.

Namun, dalam perkembangan kognitif, perubahan dan


tingkah laku yang terjadi bersifat kualitatif.
b. Tahap-tahap dalam perkembangan
kognitif Piaget akan c. Perkembangan terjadi secara
berkesinambungan dengan tahap berurutan/ tidak bisa dibolak-balik.
sebelumnya.
Selain itu, tidak ada tahap yang bisa
terlewati. Dengan kata lain, semua tahap
Skemata yang sebelumnya telah diketahui akan dialami oleh anak.
anak akan tetap dimiliki pada tahap
selanjutnya meskipun pada tahap
selanjutnya mungkin akan bertambah
atau dimodifikasi dengan asimilasi /
akomodasi.

Tahap perkembangan yang terjadi


sebelumnya akan menyiapkan anak untuk
tahap selanjutnya.
d. Tahap-tahap perkembangan ini bersifat
universal.

Anak yang tinggal di berbagai belahan dunia


akan melewati tahap yang sama. Walaupun
demikian penting untuk diingat bahwa umur
setiap anak dalam setiap tahap yang mereka
lewati bisa berbeda-beda.

Piaget memberikan kisaran umur untuk


setiap tahap tetapi dalam kenyataannya,
patokan umur tersebut tidak selalu tepat.
e. Setiap tahap perkembangan memiliki prosesnya masing-
masing, akan selalu ada trial and error dalam setiap tahap.

Sebelum masuk ke tahap berikutnya, akan ada persiapan untuk


memulai tahap baru. Keterampilan dan pengetahuan anak yang
belum sempurna menjadi tanda bahwa terjadi transisi dari satu
tahap ke tahap selanjutnya.

Perubahan untuk menyempurnakan keterampilan dan


pengetahuan ini tidak terjadi dalam sekali waktu, tetapi butuh
proses.

Pada setiap tahap, anak akan memasuki kondisi keseimbangan


ekuilibrium ketika mereka akhirnya berhasil melakukan adaptasi
dengan pengetahuan dan pengalaman baru dan menyelaraskannya
dengan skemata yang mereka miliki.
3. Tahap-tahap perkembangan Kognitif Piaget

A. Tahap Sensorimotor (0-2 tahun)

B. Tahap Pre-operasional (2-7 tahun)

C. Tahap Operasional Konkret (7-11 tahun)

D. Tahap Operasional Formal (11-15


tahun)
Sensorimotor Pre-operasional Operasional Konkret Operasional Formal
a. Tahap sensorimotor (0-2 tahun)
Indra (sensor) dan gerak (motor) adalah dua hal yang digunakan bayi
dalam tahap ini untuk membangun pemahaman mereka tentang dunia.
Setiap bayi/ anak juga terlahir memiliki refleks adalah ketika kita
menyentuh bibir bayi dengan jari, bayi akan menghisap jari tersebut.
Sama halnya ketika bayi menyusui, mereka akan otomatis mencari puting
yang mengeluarkan ASI. Akan tetapi, tidak selamanya refleks terjadi
karena adanya stimulus. Ada saat terjadi karena anak melatih
kemampuan motor mereka.

Berbagai macam tingkah laku pada tahap sensorimotor bermula dari


refleks : menghisap, menggenggam, melihat, mendengarkan,
menendang, dsb.

Skemata sederhana yang dimiliki bayi berkembang menjadi lebih


kompleks seiring berjalannya waktu. Contohnya, bayi tidak lagi
menghisap jari, tetapi juga memegang jari tersebut agar tidak terlepas.
Kebiasaan-kebiasaan yang dilakukan bayi dapat menjadi
kebiasaan karena kini mereka tahu apa yang harus dilakukan
untuk mendapatkan hasil tertentu.
Satu konsep penting dalam tahap sensorimotor adalah objek
permanen. Sebuah objek akan tetap ada meski tidak dapat
dilihat, didengar atau dirasakan.

Pada awal tahap sensorimotor, bayi tidak akan mencari objek


yang hilang, akan tetapi lama kelamaan mereka akan mencari
objek yang hilang ke tempat sebelumnya, ke tempat yang tidak
terlihat (di bawah meja, dalam selimut dll).

Ketika skemata semakin terstruktur, anak tidak lagi bergantung


pada objek yang terlihat, tetapi anak bisa membayangkan objek
tersebut.
b. Tahap Pre-operasional (2-7 tahun)

Representasi Mental
Kemampuan representasi mental adalah kemampuan anak untuk
memahami suatu benda yang disimbolkan dengan benda lain.

Misalnya, orangtua yang menyuapi anaknya dengan sendok berpura-


pura bahwa sendok yang melayang di udara adalah pesawat. Anak
memiliki skemata awal bahwa pesawat terletak di udara. Dalam hal ini,
media atau representasi mental yang digunakan adalah GESTUR.

Selain gestur, media lain yang juga digunakan adalah gambar dan kata-
kata. Representasi mental bisa diawali dengan imitasi/ meniru.

Piaget berpendapat bahwa kemampuan bahasa tidak relevan dengan


pemikiran representasi anak. Meski kemampuan berpikir ini tidak
bergantung pada kemampuan bahasa, bahasa dapat membantu
perkembangan kognitif.
Dalam tahap preoperasional, penekanan ada pada hal-hal yang tidak bisa dilakukan anak
dibandingkan dengan apa yang bisa mereka lakukan. Hal-hal yang tidak bisa mereka lakukan
ini menjadi ciri khas tahap preoperasional, sbb :

2.Pemikiran yang kaku


1.Egosentris Istilah centration/ sentrasi digunakan Piaget
Anak tidak bisa membedakan sudut untuk mendeskripsikan kecenderungan anak
pandang dirinya dengan orang di melihat sesuatu hanya dari tampilan luarnya
sekitarnya, mereka hanya bisa melihat dari atau hanya dari satu sisi dan mengabaikan yang
sudut pandang mereka sendiri. lain.

3.Pemikiran Semilogis
4. Sosial Kognitif yang Terbatas
Pada tahap praoperasional, anak juga
mulai mengenal hubungan sebab akibat Kemampuan sosial kognitif anak masih terbatas
yang tidak logis. Mereka menganggap karena mereka memahami sesuatu hanya
bahwa benda tak hidup memiliki sifat atau berdasarkan apa yang mereka lihat atau pernah
alami.
karakteristik seperti manusia.
c. Tahap operasional Konkret (7-11 tahun)

Periode umur 2-11 tahun terkadang dianggap sebagai


periode persiapan sebelum memasuki dan mencapai
operasi konkret. Puncak dari perkembangan kognitif
adalah kemampuan anak melakukan operasi.

Anak tidak bisa berpikir konservasi ketika mereka tidak


memiliki operasi mental, terutama kemampuan
reversibility/ berpikir terbalik.

Pada tahap operasional konkret, penggunaan logika akan


semakin baik sehingga anak sudah mampu berpikir
konservasi.
Kemampuan operasi juga dapat dilihat dalam operasi
matematika sederhana seperti : mengali, membagi, dan
mengurutkan.

Ketika anda duduk di kelas 2 atau kelas 3 SD, anda juga


mulai belajar perkalian atau pembagian karena
kemampuan logika pada usia kelas 2 dan 3 dianggap
telah memadai untuk mempelajari materi tersebut.

Pada tahap operasional konkret, anak lebih sadar akan


hubungan dalam keluarganya, tema atau ruang lingkup
sosial yang lebih besar.

Walaupun demikian, operasi konkret tetap


membutuhkan permasalahan konkret yang dapat dilihat
anak. Mereka belum mampu memecahkan atau
memikirkan masalah atau konsep yang abstrak.
d. Tahap Operasional Formal Pemikiran dapat terus
(11-15 tahun) berubah dan berkembang
karena operasional formal
Pada tahap operasional formal, anak mulai
diaplikasikan ke dalam
mampu memikirkan konsep abstrak, berpikir
logis, dan menarik kesimpulan. Mereka bisa berbagai macam situasi
emmbuat prediksi tentang kemungkinan- dan konteks.
kemungkinan yang dapat terjadi dari sebuah isu.

Masa depan/ kemungkinan-kemungkinan


merupakan hal abstrak yang dapat dilakukan
seseorang dengan kemampuan kognitif yang
sudah dapat berkembang. Karena itu, pada
tahap ini, anak mampu berpikir tentang masa
depan, pekerjaan, ataupun peran sosial.
c. KRITIK DAN EVOLUSI TEORI
PIAGET
• Piaget merupakan orang pertama menemukan bidang ilmu
perkembangan kognitif anak.

• Sifat natural anak adalah selalu ingin tahu.

• Tidak hanya dalam kecerdasan, Piaget juga memberikan


pengaruh signifikan tentang pemikiran perkembangan sosial
dan emosional.
Kritik yang ditujukan kepada Piaget yaitu:
1. Piaget meremehkan kemampuan kognitif bayi,
balita, dan murid-murid TK.
2. Piaget tidak menaruh perhatian besar terhadap
pengaruh sosial dan budaya yang berbeda-beda.
D. TEORI PERKEMBANGAN
KOGNITIF VYGOTSKY

Vygotsky menekankan bahwa:


1. Perkembangan kognitif terjadi dalam konteks
sosiokultural yang memengaruhi perkembangan
tersebut.
2. Banyak kemampuan kognitif penting pada anak yang
berkembang dari adanya interaksi sosial dengan orang
tua, guru, dan orang lain yang memiliki kompetensi
lebih tinggi.
Perkembangan kognitif Vygotsky meliputi:

1. Zona Perkembangan Proksimal


2. Scaffolding
(Zone of Proximal Development)

• Menurut Vygotsky, anak adalah Bantuan belajar anak dari tidak


pembelajar yang selalu aktif dan ingin bisa menjadi bisa.
tahu.
• Apa yang diperoleh anak karena
mendapat contoh dan instruksi.
• Zona perkembangan proksimal
merupakan gap antara apa yang anak
bisa lakukan sendiri dan apa yang ia
lakukan karena bantuan orang lain.
3. Peran Seorang Kakak 4. Implikasi Teori Vygotsky terhadap
dalam Scaffolding Pendidikan

Kakak menjadi sosok model • Vygotsky dan Piaget menekankan pada


atau tutor bagi adik pembelajaran aktif.
mereka.
• Bedanya pada peran instruktur.

• Teori Piaget --- aktivitas anak bersifat


mandiri.

• Teori Vygotsky --- seorang instruktur


membantu anak belajar.
5. Cooperative Learning

• Pada cooperative learning, anak menjadi


lebih termotivasi ketika menyelesaikan
masalah bersama.
• Anak harus menyampaikan pendapat kepada
orang lain.
• Dengan berbicara, mereka bisa
mengevaluasi dan lebih baik dalam
penyampaian agar mudah dipahami orang
lain.
• Ketika bekerja sama, anak merasa tertantang
dan mampu membuat ide-ide.
E. PERBANDINGAN TEORI PIAGET
DAN VYGOTSKY
No Vygotsky Piaget
1. Bersifat variatif karena budaya yang Secara umum bersifat universal sehingga yang terjadi
berbeda-beda sehingga setiap anak
berbeda. pada sifat salah satu anak akan terjadi pula pada
anak yang lain.
2 Perkembangan kognitif berasal dari interaksi Perkembangan kognitif sangat dipengaruhi oleh
sosial ketika anak belajar dengan bantuan
orang lain dalam zona proksimalnya masing- eksplorasi mandiri yang dilakukan anak. Mereka
masing. membangun pengetahuan secara mandiri tanpa
bantuan orang lain.
3. Proses sosial yang terjadi dengan adanya Proses individual yang anak alami menjadi proses
interaksi sosial akan menjadi proses
psikologi individu ketika anak sosial. Dengan berkurangnya sifat egosentris, anak
menginternalisasi pengetahuan yang mereka semakin mampu melihat sesuatu dari perspektif
dapatkan.
orang lain, selain dari mereka sendiri.
4. Peran orang dewasa penting untuk Peran teman-teman penting bagi anak karena
membantu proses belajar
dengan adanya interaksi, anak belajar memahami
perspektif orang lain.
F. Peran Kemampuan Berbahasa dalam
Perkembangan Kognitif
1. Teori Piaget dalam Bahasa

Menurut Piaget, perkembangan kognitif dipercaya menjadi faktor perkembangan kemampuan


Bahasa dengan adanya perubahan dari percakapan egosentris menjadi percakapan komunikatif.

Piaget melihat kemampuan berbahasa sebagai bagian integral dari perkembangan kognitif anak.

Bahasa membantu anak untuk memahami dunia di sekitarnya, memperoleh pengetahuan baru,
dan mengembangkan kemampuan berpikir abstrak.

Oleh karena itu, orang tua dan pendidik harus memberikan perhatian khusus pada perkembangan
kemampuan berbahasa anak.
2. Teori Vygotsky dalam Bahasa

• Dalam Teori Vygotsky, Bahasa memiliki peran penting untuk


perkembangan kognitif karena membantu anak menyelesaikan
masalah dengan cara efisien dan terstruktur.
• Secara keseluruhan, kemampuan berbahasa memainkan peran
penting dalam perkembangan kognitif manusia. Bahasa
memungkinkan manusia untuk memperoleh informasi, berpikir
abstrak, dan mengatur perilaku mereka. Oleh karena itu, penting
bagi individu untuk mengembangkan kemampuan bahasa secara
optimal
KB. 2
Perkembangan Kognitif Dari
Perspektif Proses Informasi
A. MODEL SISTEM PEMROSESAN INFORMASI

Persamaan antara pikiran manusia dan komputer


adalah bahwa keduanya memiliki kapasitas dalam
memproses informasi.
Perangkat keras pada pikiran manusia adalah system
syaraf, otak, reseptor sensorik dan koneksi syaraf.
Sementara perangkat lunak berupa strategi dan
program mental yang dimiliki manusia untuk
memproses informasi dari mulai diterima,
diintrepretasikan, disimpan, diingat kembali dan
dianalisis.
Model Sistem Informasi Menurut Richard Atkinson
Dan Richard Shifrin

Terdapat 3 komponen dalam model ini :


1. Sensory state/ register : informasi masuk dalam sistem melalui indra manusia. Informasi
disimpan dengan singkat dan akan hilang apabila manusia memilih untuk mengabaikannya,
sedangkan jika memilih untuk mengolah lebih lanjut, informasi akan masuk dalam short-term
store (STS)
2. Short-term store (STS) : STS disebut juga sebagai working memory karena manusia secara
sadar mengolah informasi dalam STS.
Informasi dapat disimpan lebih lama dalam STS, bergantung dari kebutuhan informasi
tersebut akan terus disimpan apa dilupakan juga
3. Long-term store (LTS) : Informasi yang diinterpretasikan disimpan secara permanen dan
digunakan di kemudian hari, seperti pengetahuan yang diperoleh sampai saat ini dan
pengalaman masa lalu dan strategi untuk menyelesaikan masalah.
Dalam model system informasi ada fungsi eksekutif yang berperan untuk
menentukan seberapa besar atensi kita terhadap informasi, menyeleksi dan
strategi menyimpan serta mengingat kembali informasi tersebut. Fungsi eksekutif
ini juga dikenal sebagai metakognitif.
B. PERKEMBANGAN MEMORI /INGATAN

Memori adalah istilah yang digunakan untuk mendeskripsikan proses penyimpanan


dan mengingat Kembali suatu informasi
Dalam hal ini memori diklasifikasikan menjadi 2 bagian yaitu :
1. Event memory : memory jangka Panjang yang dimiliki dan mudah untuk diingat
Kembali. Contoh, apa yang didapatkan saat ulang tahun, kemana anda pergi
liburan dll. Memori autobiografi atau hal-hal yang terjadi pada didi anda juga
termasuk event memory
2. Strategic memory : proses yang terjadi ketika manusia secara sadar mencoba
mengingat kembali informasi yang mereka ciptakan. Contoh, nomor telepon,
arah jalan ke tempat yang belum pernah dikunjungi dll
1. Perkembangan Event Dan Autobiographical Memory

Memori yang termasuk kategori ini bersifat personal dan umumnya pengalaman
yang dapat kita ingat dengan mudah. Namun ada fenomena infantile amnesia
yaitu kita tidak bisa mengingat apa yang terjadi ketika kita masih sangat kecil.

2. Perkembangan Scripted Memory

Anak-anak umumnya mengorganisasikan kegiatan rutin mereka dalam sebuah


script/scenario. Misalnya mereka bisa mengingat apa yang terjadi ketika di
sekolah, rumah teman, dan tempat yang telah mereka kenal.
3. Konstruksi Sosial dari Memory Autobiografi

Vygotsky menekankan pentingnya interaksi sosial untuk perkembangan kognitif anak ,


termasuk dalam memori autobiografi. Orang tua sangat berperan penting dalam
perkembangan memori autobiografi. Hudson daam Shaffer &Kipp (2014) menyebutkan
bahwa event memory dapat bermula dari anak menceritakan pengalaman mereka
kemudian dibentu oleh orang tua yang menanyakan pertanyaan-pertanyaan yang
kontekstual / lebih spesifik. Pertanyaan-pertanyaan ini membantu anak mengingat unsur-
unsur penting dalam cerita mereka.
C. PERKEMBANGAN STRATEGI MEMORI

Berbagai macam strategi yang digunakan anak untuk mengingat kembali sebuah
informasi
1. Rehersal : dilakukan dengan mengulang informasi yang ingin di
ingat
2. Organisasi : dilakukan dengan mengelompokkan informasi dalam
klasifikasi yang mudah diingat
3. Retrieval process : proses mengingat kembali yang dilakukan dengan dua
cara yaitu :
• Free call : mengingat tanpa adanya instruksi yang spesifik
• Cued call : mengingat dengan instruksi atau pertanyaan yang spesifik
Contoh ilustrasi free call dan cued call

Free call : pertanyaan pertama kali yang diajukan bu Lusi yang dapat dijawab oleh Lusi dengan
mudah
Cued call : pertanyaan-pertanyaan berikutnya yang bersifat spesifik sehingga Lusi bisa
menjawab dengan mudah
D. KONSEP KECERDASAN DAN
PERKEMBANGAN
Pemikiran manusia yang berubah dari kanak-kanak menjadi dewasa
termasuk performa kognitif mereka.

Pendekatan Psikometris telah digunakan secara luas untuk


mengukur kecerdasan seseorang, pendekatan psikometris
menekankan pada produk atau hasil dan bukannya pada proses.

Pendekatan ini mengukur performa intelektual sesorang dan


mempelajari apakah performa ini berpengaruh terhadap pencapaian
akademik, professional, hingga kepuasan hidup.
E. PENDEKATAN PSIKOMETRIS TENTANG INTELIGENSI

a. Pendekatan Komponen Tunggal (Alfred Binet)

Alfred Binet dan Theodore Simon mendesain suatu unit tes


yang mengukur keterampilan-keterampilan yang dibutuhkan
Pendekatan dalam kelas, seperti atensi, persepsi, matematika, dll
Psikometris secara
garis besar dibagi
menjadi dua sebagai
berikut: b. Pandangan Multikomponen Intelegensi

Tokoh Psikometris lain mengkritik bahwa sebuah nilai seperti


umur mental dapat merepresentasikan performa intelektual
manusia karena tes intelegensi Binet menguji kemampuan
seseorang dalam mengerjakan keterampilan yang berbeda-beda,
seperti mendefinisikan konsep, menarik kesimpulan dari
paragraph, menyelesaikan soal matematika dan lain-lain.
Kritik yang ditujukan pada pendekatan psikometris menyebutkan bahwa model tes yang mereka
gunakan hanya menguji apa yang seseorang tahu, bukan pada proses bagaimana pengetahuan didapat
dan digunakan untuk menyelesaikan suatu permasalahan.

Robert Strenberg (1985, dalam Shaffer &Kipp, 2014) mencetuskan triarkis teori inteligensi yang
menekankan tiga aspek dalam perilaku inteligensi yaitu:

1. Komponen kontekstual 2. Komponen pengalaman 3. Komponen proses informasi

Orang intelektual atau orang Familieritas seseorang dengan Kritik lain yang disampaikan
yang cerdas adalah mereka yang tugas yang dikerjakannya juga Sternberg adalah pendekatan
bisa beradaptasi dengan menjadi factor apakah seseorang psikometris hanya melihat
lingkungannya. dapat dikatakan cerdas. seberapa benar jawaban
seseorang dalam tes, tetapi
mengabaikan respons yang
disampaikan.
Howard Gardner adalah tokoh lain yang juga
tidak sependapat dengan pendekatan psikometris.
Kecerdasan majemuk menurut gardner adalah:

1. Kecerdasan verbal linguistic:


ditunjukkan dengan kepekaan terhadap bunyi, struktur,
makna, dan fungsi Bahasa serta bagaimana Bahasa dapat
digunakan.
2. Kecerdasan visual spasial:
ditunjukkan dengan kemampuan melihat hubungan visual
spasial secara akurat dan mentransformasi persepsi ini.
3. Kecerdasan logika matematika:
ditunjukkan dengan kemampuan mengoperasikan dan
mencerna pola logis numerik.
4. Kecerdasan musical:
ditandai dengan kepekaan terhadap nada, irama, dan ritme,
serta memahami aspek-aspek dalam music.
5. Kecerdasan kinestetik:
ditandai dengan kemampuan gerak tubuh dan mengelola
objek.
•6. Kecerdasan interpersonal:
ditandai dengan kemampuan mencerna dan
merespons suasana hati,temperamen, dan intensi
dengan tepat.

•7. Kecerdasan intrapersonal:


ditandai dengan kemampuan memahami diri sendiri
dari segi perasaan, emosi, kelebihan, dan
kekurangan.

•8. Kecerdasan naturalis:


ditandai dengan kepekaan terhadap flora dan fauna
pada alam dan lingkungan.

•9. Kecerdasan spiritual/eksistensi:


ditandai dengan kepekaan terhadap isu yang
berkaitan dengan arti kehidupan, kematian, dan
aspek lain dari diri manusia.
•Konsep Kecerdasan Majemuk penting
untuk dipahami oleh pendidik agar
agar mereka bisa memahami
pembelajaran seperti apa yang harus
dilakukan di dalam kelas.

•Tidak ada satu pembelajaran yang


bisa memfasilitasi semua murid karena
masing-masing individu adalah unik.
THANK YOU

Anda mungkin juga menyukai