BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Dalam pendidikan yang paling ditekankan adalah prosesnya, karena pendidikan
merupakan suatu proses pertumbuhan dan perkembangan yang berlangsung dari diri peserta
didik (Idris Jauhari). Oleh karena itu pendidikan sangat menekankan pada proses belajar
mengajarnya.
Tugas guru sebagai fasilitator dan juga mengajar tentu saja tidak dapat dilakukan
sembarangan, tetapi harus menggunakan teori-teori dan prinsip-prinsip belajar tertentu agar
bisa bertindak secara tepat. Teori belajar tidak dapat diharapkan menentukan langkah demi
langkah prosedur pembelajaran, namun bisa memberi arah prioritas-prioritas dalam tindakan
guru.
Sekolah dasar merupakan lembaga pendidikan pertama yang dimasuki anak. Pada
jenjang ini anak diajarkan berbagai mata pelajaran untuk membekali mereka agar memiliki
kemampuan dasar untuk melanjutkan pada jenjang yang lebih tinggi dan sebagai bekal hidup
sehari-hari. Salah satunya adalah mata pelajaran IPA. Mata pelajaran IPA adalah salah satu
komponen mata pelajaran yang mempunyai fungsi, tujuan dan ruang lingkup tersendiri, serta
mempunyai peran yang sangat luas dalam semua aktivitas kehidupan manusia.
B. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian Teori Belajar?
2. Bagaimana Teori Belajar Piaget dan penerapannya dalam pembelajaran IPA?
3. Bagaimana Model Belajar Brunner dan penerapannya dalam pembelajaran IPA?
4. Bagaimana Teori Belajar Gagne dan penerapannya dalam pembelajaran IPA?
5. Bagaimana Teori Belajar Ausubel dan penerapannya dalam pembelajaran IPA?
C. Tujuan
1. Mengetahui dan memahami arti Teori Belajar.
2. Mengetahui, memahami dan dapat menerapkan Teori Belajar Piaget dalam pembelajaran
IPA.
3. Mengetahui, memahami dan dapat menerapkan Model Belajar Brunner dalam pembelajaran
IPA.
4. Mengetahui, memahami dan dapat menerapkan Teori Belajar Gagne dalam pembelajaran
IPA.
5. Mengetahui, memahami dan dapat menerapkan Teori Belajar Ausubel dalam pembelajaran
IPA.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Teori Belajar
Teori adalah seperangkat azaz yang tersusun tentang kejadian-kejadian tertentu dalam
dunia nyata dinyatakan oleh Mc Keachie dalam grendel 1991:5 (Hamzah Uno,
2006:4). Sedangkan Hamzah (2003:26) menyatakan bahwa teori merupakan seperangkat
proposisi yang didalamnya memuat tentang ide, konsep, prosedur dan prinsip yang terdiri
dari satu atau lebih variable yang saling berhubungan satu sama lainnya dan dapat dipelajari,
dianalisis dan diuji serta dibuktikan kebenarannya.
Belajar merupakan suatu proses usaha sadar yang dilakukan oleh individu untuk suatu
perubahan dari tidak tahu menjadi tahu, dari tidak memiliki sikap menjadi bersikap benar,
dari tidak terampil menjadi terampil melakukan sesuatu. Belajar tidak hanya sekedar
memetakan pengetahuan atau informasi yang disampaikan. Namun bagaimana melibatkan
individu secara aktif membuat atau pun merevisi hasil belajar yang diterimanya menjadi
suatu pengalamaan yang bermanfaat bagi pribadinya. Dari dua pendapat diatas Teori adalah
seperangkat azaz tentang kejadian-kejadian yang didalamnnya memuat ide, konsep, prosedur
dan prinsip yang dapat dipelajari, dianalisis dan diuji kebenarannya.
Teori belajar adalah suatu teori yang di dalamnya terdapat tata cara pengaplikasian
kegiatan belajar mengajar antara guru dan siswa, perancangan metode pembelajaran yang
akan dilaksanakan di kelas maupun di luar kelas.
3. Tahapan Konkret Operasional
Tahapan ini berawal ada anak usia 6/ 7 tahun ddan berakhir pada usia 11 tahun. Pada tahap
ini pula telah terjadi perubahan-perubahan walaupun masih ada juga keterbatasannya.
Perubahan yang sangat mendasar adalah perubahan dari pemikiran yang kurang logis ke
pemikiran yang lebih logis. Operasi yang mendasari pemikirannya berdasarkan pada yang
konkret atau nyata: dapat dilihat, diraba, atau dirasa, atau dirasa, dari suatu benda atau
kejadian, sehingga tahapan ini disebut sebagai tahapan ini disebut sebagai tahap konkret
operasional. Anak pada usia ini telah menyadari bahwa jumlah atau volume suatu benda tidak
akan berubah apabila tidak terjadi penambahan maupun pengukuran, selain perubahan-
perubahan bentuk atau perubahan ketentuan (aturan).
Kemampuan lain yang telah dimiliki oleh anak usia ini adalah kenyataan bahwa perbuatan
ataupun percobaan yang dilakukan anak pada usia ini masih bersifat coba-coba, percobaan-
percobaan tersebut masih jarang yang berhubungan antara yang satu dengan yang lain.
4. Tahap Formal Operasional
Anak usia sekitar sebelas tahun memasuki tahap formal operasional. Tahap iniberakhir pada
usia 14/ 15 tahun sebelum memasuki masa dewasa. Tahap ini dikatakan sebagai tahap akhir
dari perkembangan struktur berfikit Anak usia ini telah dapat secara penuh melakukan
operasi secara logis tetapi masih mempunyai pengalaman yang terbatas.
Cara Kerja:
1. Siapkan papan kayu yang akan digunakan sebagai lintasan kelereng.
2. Letakkan balok kayu diujung lintasan sebagai landasan, sehingga membentuk
bidang miring kemudian gelindingkan kelereng.
3. Amati gerak kelereng dan catat waktu yang dibutuhkan kelereng untuk sampai ke
ujung lintasan dengan menggunakan stopwath.
4. Taburkan pasir diatas lintasan yang berupa papan. Ulangi langkah 2 dan 3.
Aakah terjadi perbedaan waktu yang dibutuhkan kelereng untuk sampai keujung
lintasan? Berikan alasanmu!
Guru hendaknya mulai dengan sesuatu yang sudah dikenal oleh siswa. Kemudian guru
mengemukakan sesuatu yang berlawanan. Sehingga merangsang para siswa untuk
menyelidiki masalah itu, menyusun hipotesis-hipotesis dan mencoba menemukan konsep-
konsep atau prinsip-prinsip yang mendasari masalah itu.
3. Metode Pembelajaran
Disarankan agar guru mengikuti aturan penyajian dari enaktif, ikonik lalu simbolik.
Perkembangan intelektual diasumsikan mengikuti urutan enaktif, ikonik dan simbolik. Jadi
demikian pula harapan tentang urutan pengajaran.
4. Praktek Dilapangan
Bila siswa memecahkan masalah di laboratorium atau secara teoritis, guru hendaknya
berperan sebagai seorang pembimbing atau tutor.
Di lapangan, penilaian hasil belajar penemuan meliputi pemahaman tentang prinsip-prin sip
dasar mengenai suatu bidang studi, dan kemampuan siswa untuk menerapkan prinsip-prinsip
itu pada status baru, berbentuk teks daat berupa teks objektif atau essay.
1. Pembelajar (Siswa) akan mudah mengingat materi pembelajaran apabila informasi tersebut
didapatkan sendiri, bukan merupakan informasi perolehan.
2. Apabila pembelajar telah memperoleh informasi, maka dia akan mengingat lebih lama.
Jadi dalam proses mengajar menurut Bruner adanya pendekatan spiral atau lebih dikenal
dengan a apiral curriculum, yaitu mengurutkan materi pelajaran mulai dari mengajarkan
materi secara umum kemudian secara berkala kembali mengajarkan materi yang sama dalam
cakupan yang lebih rinci, dengan memperhatikan tahapan perkembangan kognitif seseorang
(enaktif, ikonik, dan simbolik).
Contoh penerapan model belajar Brunner dalam Pembelajaran IPA di SD:
Kelas: III
Materi: Bagian-bagian dari tumbuhan.
Alat dan Bahan:
1. Tanaman
Cara Kerja:
1. Ambillah satu tanaman yang lengkap, terdiri dari akar, batang, daun, dan bunga.
2. Berilah kesempatan kepada siswa untuk mengamati, kemudian berilah pertanyaan
seperti berikut: Menurut kalian, bagaimana akar dapat berfungsi bagi tumbuhan?
3. Terima seluruh ide atau tanggapan siswa. Berilah kesempatan kepada siswa
mengajukan dan menguji idenya sendiri.
4. Berilah pertanyaan yang lain untuk menanyakan bagian tumbuhan yang lainnya.
Gambar 1
Daftar Kata- Kata
Sesudah 1 menit, setiap anak kemudian disuruh menuliskan sebanyak mungkin kata-kata
yang dapat mereka ingat. Kemudian bandingkan jumlah kata-kata yang dapat diingat dan
benar untuk kedua kelompok. Bagaimana hasilnya? Kelompok manakah yang dapat
mengingat kata-kata dengan jumlah yang lebih banyak?
Dari daftar kata-kata di atas, perbedaan apakah yang dapat Anda lihat pada ke- dua daftar
tersebut? Dalam daftar II terdiri dari kata-kata yang tersusun ke dalam suatu pola. nama
buah/pohon - nama hewan - warna.
Sedangkan dalam daftar I, kata-kata tersebut belum ada pola yang jelas. Jadi dapat
dikatakan bahwa kata-kata dalam daftar II lebih bermakna bagi siswa.
Seperti apa yang telah kita bahas tadi disebutkan bahwa Faktor yang paling penting
yang mempengaruhi belajar adalah apa yang telah diketahui siswa. Pernyataan inilah yang
menjadi inti dari teori belajar Ausubel agar terjadi belajar bermakna maka konsep baru atau
pengetahuan baru harus dikaitkan dengan konsep-konsep yang telah ada dalam struktur
kognitif siswa. Dalam mengaitkan konsep-konsep ini dikemukakan 2 prinsip oleh Ausubel
yaitu prinsip diferensiasi progresif (progressive differentiation) dan prinsip rekonsiliasi
integratif (integrative reconciliation).
Dalam suatu seri pelajaran hendaknya siswa diperkenalkan terlebih dahulu pada
konsep-konsep yang paling umum sesudah itu materi pelajaran disusun secara berangsur-
angsur menjadi konsep-konsep yang lebih khusus. Dengan perkataan lain model belajar
menurut Ausubel pada umumnya berlangsung dari yang umum ke yang khusus. Dalam hal ini
guru dalam mengajar terlebih dahulu mengajarkan konsep-konsep umum kemudian secara
perlahan-lahan menuju pada konsep-konsep yang lebih sederhana. Contoh penyusunan
konsep seperti ini disebut diferensiasi progresif yang merupakan salah satu dari sekian
banyak macam urutan belajar.
Prinsip kedua yang dikemukakan oleh Ausubel ialah prinsip rekonsiliasi integratif atau
penyesuaian integratif. Menurut prinsip ini dalam mengajarkan konsep-konsep, atau gagasan-
gagasan perlu diintegrasikan dan disesuaikan dengan konsep-konsep yang telah dipelajari
sebelumnya. Dengan kata lain guru hendaknya mampu menunjukkan kepada siswa
bagaimana konsep-konsep dan prinsip-prinsip itu saling berkaitan.
Peta konsep memperlihatkan bagaimana konsep-konsep saling dikaitkan. Dalam
bentuknya yang paling sederhana suatu peta konsep adalah dua konsep yang dihubungkan
oleh satu kata penghubung membentuk suatu preposisi. Misalnya, tumbuhan itu hijau
merupakan suatu peta konsep yang sederhana sekali, yang terdiri dari konsep tumbuhan dan
hijau, dihubungkan oleh kata itu.
Belajar bermakna lebih mudah berlangsung bila konsep-konsep baru dikaitkan pada
konsep yang lebih umum, maka peta konsep biasanya disusun secara hierarki. Ini berarti
bahwa konsep yang lebih umum berada pada puncak dan semakin ke bawah konsep-konsep
diurutkan menjadi lebih khusus. Sebagai contoh dapat Anda lihat di bawah ini, di mana air
adalah sebagai konsep yang paling umum dan diletakkan di puncak skema. Air diperlukan
oleh makhluk hidup. Makhluk hidup dikelompokkan menjadi manusia, hewan, dan
tumbuhan. Contoh manusia misalnya Amir. Contoh hewan misalnya ayam, kucing. Contoh
tumbuhan padi, kacang. Menurut wujudnya, air dibedakan menjadi padat, cair, dan gas.
Wujud padat misalnya salju, es. Wujud cair yaitu air, wujud gas yaitu uap
.
Gambar 1.1
Peta Konsep Air
Suatu peta konsep memiliki ciri-ciri sebagai berikut: 1) Pemetaan konsep merupakan suatu
cara untuk memperlihatkan konsep-konsep dan organisasi suatu bidang studi, diterapkan
dalam semua bidang studi, bukan hanya pada bidang IPA SD, 2) Suatu peta konsep
merupakan suatu gambar dua dimensi dan suatu disiplin atau bagian dari suatu disiplin, 3)
Dalam setiap peta konsep, konsep yang paling umum (inklusif) terdapat pada puncak konsep,
makin ke bawah konsep-konsep menjadi lebih khusus dan sampai pada pemberian contoh-
contoh, 4) Suatu peta konsep memuat hierarki konsep-konsep dan konsep-konsep yang tidak
membentuk hierarki. Makin tinggi hierarki yang ditunjukkan maka makin tinggi nilai peta
konsep tersebut.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Dari pembahasan diatas, dapat disimpulkan bahwa Teori belajar adalah suatu teori yang
didalamnya terdapat tata cara pengaplikasikan kegiatan belajar mengajar antara guru dan
siswa, perancangan metode pembelajaran yang akan dilaksanakan dikelas maupun diluar
kelas.
Dalam teori belajar Piaget perkembangan kognitif merupakan suatu proses genetik yang
didasari karena perkembangan sistem syaraf. Dalam model belajar Brunner belajar
merupakan kegiatan perolehan informasi. Dalam teori belajar Gagne belajar itu merupakan
suatu proses. Sedangkan dalam teori belajar Ausubel belajar bermakna akan terjadi apabila
informasi baru dapat dikaitkan dengan konsep-konsep yang sudah terdapat dalam struktur
kognitif seseorang.
Demikian makalah ini telah saya selesaikan. Semoga makalah ini bisa bermanfaat bagi
semua kalangan khususnya para pendidik serta calon pendidik. Untuk memperbaiki kualitas,
maka saya mengharapkan kritik dan saran agar makalah ini menjadi lebih baik.
Daftar Pustaka
https://edoseptiano.wordpress.com/2012/05/31/makalah-teori-teori-pembelajaran/
http://sdn-mojoruntut-2.blogspot.co.id/2013/03/teori-belajar-dalam-pembelajaran-ipa-di.html
http://madsalman.blogspot.co.id/2013/09/teori-belajar-bruner.html