Anda di halaman 1dari 34

KELOMPOK 1

NO NAMA NIM
01 RISKA PUSPITA SARI 856987276
02 MELIYA SARI 856996662
03 DIAN SEPTIANI 856986156
04 FITRI APRILIA 856987101
MODUL 2
HAKIKAT PENDIDIKAN BAGI ANAK
BERKEBUTUHAN KHUSUS (ABK)
Kegiatan Belajar 1
Pengertian Pelayanan Pendidikan dan Sejarah
Perkembangan Pendidikan Khusus di Indonesia

A. Makna Dan Jenis Pelayanan Pendidikan Bagi Abk


Pelayanan pendidikan bagi ABK adalah jasa yang diberikan
berkaitan dengan pemenuhan kebutuhan para ABK, sehingga para
ABK tersebut dapat mengembangkan potensinya.
Tanpa tersedianya pelayanan pendidikan khusus, potensi yang
mereka miliki tidak akan berkembang, bahkan sebaliknya
mungkin tenggelam dan memperparah kondisi kelainan mereka.
Tersedianya pelayanan pendidikan yang sesuai dengan kebutuhan
merupakan faktor kunci bagi perkembangan ABK.
Jenis pelayanan pendidikan dapat dibedakan menjadi 3 bagian yaitu :
1. Layanan pendidikan yang berkaitan dengan bidang
kesahatan dan fisik, seperti kebutuhan yang berkaitan
dengan kondisi gerakan anggota tubuh dan berbagai jenis
gangguan kesehatan lainnya.
2. Layanan pendidikan yang berkaitan dengan kebutuhan
emosional sosial, seperti kebutuhan yang berkaitan dengan
konsep diri, penyesuaian diri dengan lingkungan masyarakat
sekitar, menghadapi peristiwa penting dalam hidup dan
kebutuhann bersosialisasi.
3. Layanan pendidikan yang memang berkaitan langsung
dengan kebutuhan pendidikan , yang merupakan kebutuhan
terbesar para penyandang kelainan.
B. SEJARAH PERKEMBANGAN LAYANAN PENDIDIKAN KHUSUS
Keberadaan para penyandang kelainan dapat ditandai sejak zaman
purba yang masi primitif, sampai zaman yang mutakhir, yang ditandai
dengan kecanggihan teknologi.
Pada awalnya perlakuan terhadap para penyandang kelainan sangat
menyedihkan. Oleh karena pengaruh mistik dan berbagai para
kepercayaan, para penyandang kelainan dikucilkan bahkan ada yang
dimusnahkan ketika masih bayi.
Pelayana pendidikan khusus bagi penyandang kelainan baru dapat
ditelusuri mulai abad ke-16. ketika dispanyol ada seorang anak tunarugu
sejaka lahir berhasil didik. Di Amerika layanan pendidikan ini baru mulai
pada tahun 1817. dan di indonesia dapat di telusuri mulai tahun 1901
Penyediaan layanan pendidikan bagi abk di indonesia tidak semaju di
negara lain. namun, perhatian masyarakan dan pemerintahan makin lama
makin besar sehingga berbagai sekolah untuk abk mulai didirikan meskipun
peran swasta sangant besar dalam penyediaan layanan endidikan bagi abk
namun perhatian pemerintah terus meningkat.
Peraturan pemerintahan nomor 72 tahun 1991 tentang
pendidikan luar biasa yang merupakan pedoman untuk
penyelenggaraan SLB, menetapkan bahwa setiap anak berhak
mendapatkan pendidikan sesuai dengan jenis kelainan yang di
sandangnya.
Sejalan dengan peraturan tersebut SLB dibedakan dengan
menjadi SLB-A untuk anak tunanetra, SLB-B untuk anak
tunarungu, SLB-C untuk anak tunagrahita, SLB-D untuk anak
tunadaksa dan SLB-E untuk anak tunalaras. Disamping itu
untuk anak berbakat sebenarnay dibuka SLB-F namun
kemudian mereka lebih banyak bersekolah di sekolah
unggulan, dan untuk tunaganda disediakan SLB-G.
Pada tahun 2010, terbit peraturan pemerintahan republik
Indonesia nomor 17 tahun 2010 (PP No. 17/2010) tentang pengelolaan
dan penyelenggaraan pendidikan. Dalam PP No. 17/2010 tersebut,
pasal 130, ayat (1) dan (2) berbunyi sebagai berikut :
1. Pendidikan khusus bagi peserta didik berkelainan dapat
diselenggarakan pada semua jalur dan jenis pendidikan pada
jenjang pendidikan dasar dan menengah.
2. Penyelenggaraan pendidikan khusus dapat dilakukan melalui
satuan pendidikan khusus, satuan pendidikan umum, satuan
pendidikan kejuruan an satuan pendidikan keagamaan.
Ketentuan dalam PP No. 17/2010 tersebut
membuka peluang bagi ABK untuk
mendapatkan pelayanan pendidikan pada
semua jalur dan jenis pendidikan pada jenjang
pendidikan dasar dan menengah. Sebutan SLB
A, SLB B dan sebagainya tidak ada lagi, diganti
dengan SDLB, SMPLB, dan SMALB. Ketentuan –
ketentuan ini menyiratkan bahwa anak
berkelebihan tidak selalu harus dipisahkan dari
anak normal atau dipisahkan menurut jenis
kelainan yang disandangnya.
Kegiatan Belajar 2
Berbagai Bentuk
dandan jenis
Layanannya Pendidikan
bagibagi Anak
B e r ke b u t u h a n K h u s u s
(ABK)
11 SEGREGASI

22 INTEGRASI
A. Pelayanan
Pendidikan 33 INKLUSI
SEGREGASI

01 Bentuk layanan pendidikan segregasi


memisahkan ABK dari anak normal
Alasan Pelayanan Pendidikan
Te r p i s a h

Layanan SEGREGASI Layanan SEGREGASI, Keinginan untuk


01 ABK akan 02 ABK bisa bergaul 03 bersaing dalam

mendapatkan dengan lebih akrab pendidikan SEGREGASI

perhatian/ perlakuan lebih tinggi

yang lebih intensif


SEGREGASI

Kelemahan

- Jika ABK selalu dididik secara


terpisah, mereka seolah-olah
mempunyai dunianya sendiri yang
t e r i s o l a s i d a r i d u n i a l u a r.

- Masyarakat luas tidak mengenal ABK


secara benar
2. Layanan Pendidikan Integrasi

Menyediakan pendidikan bagi ABK


di sekolah yg sama dengan anak
Kelemahan
normal.
- karena adanya penentang, layanan ini
Akan membawa dampak buruk
Bagi ABK
Layanan Pendidikan Inklusi
03
Inklusif atau inclusion yg artinya setiap anak
diakui sebagai bagian dari anak-anak lain yang
ada dalam satu sekolah.
Te r l e p a s d a r i s i l a n g p e n d a p a t
Menurut Reynolds dan Birch (1988)
model Integrasi terdiri dari 3
Integrasi Fisik
01 Terjadi karena adanya kebersamaan
antara anak normal dan ABK

Integrasi Sosial
02 Terjadi jika antara ABK dan anak normal
terjadi komunikasi

Integrasi Pembelajaran
03 Terjadi jika ABK dan anak normal belajar
bersama-sama
Rentangan Pengintegrasian menurut
Jenis Layanan

Dengan mengacu model


Reynold dan Birch, kita dapat
membuat rentangan
pengintegrasian menurut jenis
pelayanan pendidikan
B. JENIS PELAYANAN
PENDIDIKAN KHUSUS

Menurut Mclaughlim dan lewis (1985) disebut sebagai


model layanan Pendidikan, dapat dibedakan menjadi 6.
1. Layanan di Sekolah Biasa.
Kekuatan dari model ini

A
Mereka mendapat
kesempatan yang luas
untuk berinteraksi
dengan anak normal

B C

Tidak digunakan lagi Mereka tidak perlu


label kelainan mengadakan perjalanan
terlampau jauh untuk
pergi ke sekolah.
1. Layanan di Sekolah Biasa.
Kelemahandari model ini

A
Pembelajaran di kelas
biasa mungkin
menimbulkan kesulitan
belajar

B C D

Jumlah siswa yang Guru tidak


Kegiatan kelompok
banyak di satu kelas mendapatkan pelatihan
kecil dan kegiatan
membuat perhatian khusus untuk
individual sering
guru untuk ABK menangani ABK
tersedia di sekolah
terbatas
biasa
2. Sekolah Biasa dengan Guru
Konsultan

Konsultan dapat membantu 01 0 DAPAT MELAYANI LEBIH


BANYAK SISWA.

2
para guru sehingga
memungkinkan tersedianya
metode pembelajaran,
program, materi yang khas
untuk ABK. KEKUATA
N

Memberi pengaruhpada 03 04 Konsultan dapat


lingkungan belajar mengoordinasikan layanan
Pendidikan yang
komperehensif bagi ABK
2. Sekolah Biasa dengan Guru
Konsultan

Guru Pendidikan khusus 01 0 Pengetahuan konsultasi tetang


ABK YANG DIDAPAT DARI

2
yang bertindak sebagai PENGALAMAN mengajar
konsultan mungkin dianggap langsung mungkin sangat
sebagai orang luar, bukan kurang
sebagai staf pengajar di
sekolah. KELEMAHAN

Kemungkinan terjadinya 03
pemisahan antara
pembelajaran dan
assessment
3. Sekolah Biasa dengan Guru Kunjung
Kekuatan dari model ini

D
A
Guru kunjung dapat Dapat mengakomodasi

membantu mengidentifikasi kebutuhan beberapa sekolah

dan melakukan diagnosis


terhadap ABK

B E
C
Dapat memberi Merupakan cara
konsultasi pada guru Layanan yang diberikan ekonomis untuk
sekolah biasa bersifat paruh waktu melayani ABK RINGAN
3. Sekolah Biasa dengan Guru Kunjung
Kelemahan dari model ini

D
A
Bantuan untuk ABK tidak Kesinambungan program

bisa diberikan secara kerja terpelihara

konsisten

B E
C
Guru kunjung mungkin Tindak lanjut yang
kurang akrab dengan Masalah transportasi yang teratur juga kurang
staf sekolahan sering sulit
4. Model Ruang Sumber
Kekuatan dari model ini

D
A
Model ini menekankan pada GPK dapat menyediakan

pembelajaran remedial pelajaran individual bagi


ABK

B E
C
GPK dapat berperan MENGURANGI
sebagai konsultan bagi Bimbingan khusus TRAUMA
guru-guru lain merupakan suplemen dari
pelajaran di kelas biasa
4. Model Ruang Sumber

Pengaturan jadwal 01 0 Tidak sesuai


mungkin 2 untuk melayani
ABK yang
menimbulkan
masalah KELEMAHAN mengalami
kesulitan belajar
yang parah

Peran guru dan GPK 03


yang mungkin
menimbulkan konflik
5. Model Kelas Khusus

Setiap anak mempunyai 01 0 Merupakan lingkungan belajar


yang kondusif bagi penyandang

2
program Pendidikan kesulitan belajar parah
individual.

KEKUATA
N

Menyediakan perhatian 03 04 Menyediakan kondisi belajar


penuh dari seorang guru yang khas secara penuh
terhadap ABK waktu
5. Model Kelas Khusus

Kontak atau interaksi 01 0 Harapan guru terhadap siswa


cenderung rendah

2
dengan normal terbatas.

KELEMAHAN

Memodelkan perilaku 03 04 Kurang sesuai untuk ABK


yang tidak diharapkan ringan dan sedang
karena mereka
berkumpul sesame ABK
6. Model sekolah khusus siang hari
Kekuatan dari model ini

E
A C

Para personal dan fasilitas Menyediakan kurikulum dan


Merupakan pusat pelayanan
yang ada dapat difungsikan lingkungan belajar secara
untuk diagnosis, konseling,
secara penuh untuk khusus
dan mengajar
melayani ABK

B F
D
Dapat melayani ABK ABK masih dapat tetaap
dalam jumlah banyak Dapat merupakan tempat berada dengan
untuk mengembangkan keluarganya di luar jam
sekolah
model pembelajaran
6. Model sekolah khusus siang hari
Kelemahan dari model ini

A
Selama waktu sekolah, ABK
tidak mempunyai kesempatan
untuk berinteraksi dengan
anak normal

B C D

Biaya dapat sangat Mengurangi tekanan


Bukan merupakan
tinggi untuk pengembangan
lingkungan yang paling
layanan lokal
tak terbatas bagi ABK
7 . M o d e l S e k o l a h d a l a m P a n ti
Asuhan atau Rumah Sakit

Menyediakan Latihan 01 0 Memberikan perhatian


khusus pada gizi
2
motoric secara langsung
danperawatan kesehatan

KEKUATAN

Memberikan kesempatan 03 04 Dapat menunjukkan


untuk menghayati prosedur diagnosis dan
kehidupan sekolah yang mengajar yang tepat
sejalan dengan program
Pendidikan di sekolah
7 . M o d e l S e k o l a h d a l a m P a n ti
Asuhan atau Rumah Sakit

Terpisah dari kehidupan 01 0 Memerlukan biaya yang


tinggi
2
masyarakat biasa

KELEMAHAN

Sering kekurangan staf 03 04 Kualitas Pelayanan sukar


yang melayani dikendalikan
C. PENDEKATAN
KOLABORATIF DALAM
PELAYANAN PENDIDIKAN
ABK

PENDEKATAN KOLABORATIF DALAM PELAYANAN PENDIDIKAN ABK BERASUMSI BAHWA LAYANAN


PENDIDIKAN TERHADAP ABK AKAN MENJADI LEBIH EFEKTIF JIKA DILAKUKAN OLEH SATU TIM
YANG BERASAL DARI BERBAGAI BIDANG KEAHLIAN, YANG BEKERJA SAMA DALAM MEMENUHI
KEBUTUHAN ABK. DALAM MENANGANI ABK YANG ADA DI SEKOLAH BIASA, GURU DAPAT
BERKOLABORASI DENGAN TEMAN SEJAWAT, KEPALA SEKOLAH, DAN ORANG TUA SISWA.
THANK YOU

Anda mungkin juga menyukai