Anda di halaman 1dari 4

LK 3

Bentuk Layanan Pendidikan bagi PDBK

Nama HUSNIATUN
Instansi SMP NEGERI 3 BAYAN

Lembar Kerja 3

A. Petunjuk Pengerjaan

Pada lembar kerja ini terdapat aktivitas yang perlu dilakukan. Jika telah selesai
mengerjakan, unggahlah LK 3 ini.

B. Tugas

1. Apa perbedaaan antara bentuk layanan pendidikan segregasi, integrasi dan


inklusi?

Bentuk Layanan Pendidikan

No Bentuk Layanan Pendidikan Uraian

1. Segregasi Layanan segresi dilakukan secara khusus


dan terpisah dari penyelenggaraan
pendidikan umum. ABK hanya bergaul
dengan sesama ABK saja.
Adapun bentuk layanan ini :
1. Sekolah khusu
- SLBA ( untuk Tunanetra)
- SLBB ( untuk Tunarungu)
- SLBC ( untuk Tunagrahita)
- SLBD ( untuk Tunadaksa)
- SLBE ( untuk Tunalaras)
2. SLB Berasrama
3. SLB dengan kelas jauh
4. SLB guru kunjung

2. Integrasi Sistem pendidikan ini membawa ABK


kepada suasana keterpaduan dengan anak-
anak pada umumnya.
3 bentuk keterpaduan dalam layanan
pendidikan bagi ABK:
1. Kelas Biasa
2. Kelas Biasa dengan ruang
bimbingan khusus
LK 3
Bentuk Layanan Pendidikan bagi PDBK

3. Kelas khusus

3. Inklusi Inklusi bentuk pelayanan pendidikan yang


di dalamnya terdapat peserta didik yang
beragam termasuk di dalamnya adalah
anak-anak yang tumbuh dan kembang
secara berbeda dibanding dengan anak
pada umumnya. Layanan pendidikan ini
berprinsip kebersamaan, saling
menghargai, dan menerima perbedaan,
semua peserta didik bisa berpartisipasi
dalam kegiatan belajar sesuai dengan
kemampuannya masing-masing.

2. Menurut anda, berikan kelebihan dan kekurangan setiap bentuk layanan


pendidikan!

Bentuk Layanan Pendidikan

No Bentuk Layanan Kelebihan Kekurangan


Pendidikan
1. Segregasi - Anak serasa senasib, - Anak terpisah dari lingkugan
sehingga menghilangkan anak lainnya sehingga sulit
rasa minder, rendah diri bergaul dan berkomunikasi
dan membangkitkan dengan anak pada
semangat meyongsong umumnya.
kehidupan di hari-hari - Anak merasa terpasung dan
mendatang. dibatasi pergaulannya hanya
- Anak lebih mudah denga sesama ABK saja.
beradaptasi dengan - Anak merasakan ketidak
teman sesama ABK adilan dalam kehidupan di
- Anak termotivasi dan sekolah yang terbatas bagi
bersaing secara sehat mereka yang tergolong
dengan sesama ABK berkebutuhan khusus.
2. Integrasi - Peserta didik - Peserta didik berkebutuhan
berkebutuhan khusus khusus kadang-kadang
dapat bermain bersama – masih mendapatkan stigama
sama dengan peserta negatif dari sebagian
didik pada umumnya. temannya sehingga dapat
- Peserta didik mengganggu psikologisnya
berkebutuhan khusus yang berdampak pada
mendapatkan suasana perkembangan belajarnya.
yang lebih positif, karena - Peserta didik berkebutuhan
di seklah umum ada lebih khusus dalam bersosialisasi
banyak peserta didik kadang-kadang masih
LK 3
Bentuk Layanan Pendidikan bagi PDBK

dibanding SLB. enggan untuk bergaul


- Peserta didik dengan mereka yang bukan
berkebutuhan khusus Peserta didik berkebutuhan
dapat membangun rasa khusus
percaya diri yang lebih - Sebagian orang tua tidak
baik. menerima bila anaknya
- Peserta didik dicap sebagai anak
berkebutuhan khusus berkebutuhan khusus.
dapat bersekolah dimana - Peserta didik berkebutuhan
saja. khusus harus menyesuaikan
- Dari segi kurikulum, diri dengan metode
Peserta didik pengajaran dan kurikulum
berkebutuhan khusus yang ada.
akan mendapatkan
pelajaran yang sama
dengan peserta didik
pada umumnya.
- Potensi anak dapat lebih
cepat berkembang.
3. Inklusi - Peserta didik - Jumlah anak berkebutuhan
berkebutuhan khusus khusus di Indonesia masih
dapat belajar bersama sedikit yang terdaftar di
sama dengan anak-anak sekolah.
pada umumnya - Kurikulum masih kaku dan
- Peserta didik kurang tanggap terhadap
berkebutuhan khusus kebutuhan anak yang
dapat berpartisipasi berbeda.
dalam kegiatan belajar
sesuai dengan
kemampuannya masing-
masing.
- Kurikulum yang
digunakan sesuai
kurikulum di sekolah
tersebut.
- Kesan orang tua dan
masyarakat bahwa anak
berkebutuhan khusus
mampu seperti anak
pada umumnya, sehingga
anak yang berkebutuhan
khusus akan belajar
menerima dirinya
sebagaimana adanya dan
tidak menjadi asing di
lingkungannya.
LK 3
Bentuk Layanan Pendidikan bagi PDBK

3. Seorang ibu mendaftarkan putranya ke SLB yang merupakan sekolah


terdekat dengan rumahnya. Sebelumnya putranya sekolah di SD umum
dan tidak naik kelas. Ternyata, menurut diagnosa Psikolog, anak tersebut
disleksia.

Menurut anda, sudah tepatkah keputusan yang diambil oleh ibu tersebut
untuk mendaftarkan putranya ke SLB? Jika sudah tepat kemukakan
alasannya ! dan jika tidak tepat, kemanakah anak itu harus bersekolah
serta kemukakan alasannya ?

Menurut saya keputusan ibu tersebut kurang tepat karena anak yang
menderita disleksia ( gangguan belajar yang ditandai dengan kesulitan
membaca, menulis, mengeja, atau berbicara dengan jelas) hendaknya
anak tersebut dimasukkan ke sekolah inklusif dimana di sekolah inklusif
terdapat Layanan Intervensi yang menangani hambatan belajar dan
hambatan perkembangan, agar mereka dapat berkembang dengan
optimal.

Anda mungkin juga menyukai