Anda di halaman 1dari 4

LK 3

Bentuk Layanan Pendidikan bagi PDBK

Nama Andriana Januaria Dhone


Instansi SDK Naru

Lembar Kerja 3

A. Petunjuk Pengerjaan

Pada lembar kerja ini terdapat aktivitas yang perlu dilakukan. Jika telah selesai
mengerjakan, unggahlah LK 3 ini.

B. Tugas

1. Apa perbedaaan antara bentuk layanan pendidikan segregasi, integrasi dan


inklusi?

Bentuk Layanan Pendidikan

No Bentuk Layanan Uraian


Pendidikan
1. Segregasi Sistem pendidikan segregasi adalah sistem pendidikan
dimana anak berkebutuhan khusus terpisah dari
sistem pendidikan anak pada umumnya.
Penyelengggaraan sistem pendidikan segregasif
dilaksanakan secara khusus dan terpisah dari
penyelenggaraan pendidikan untuk anak pada
umumnya.
2. Integrasi Bentuk layanan
pendidikan integrasi (mainstreaming) seringkali
disebut dengan istilah sekolah terpadu. Bentuk
layanan pendidikan ini merupakan integrasi
sosial, instruksional dan temporal anak
berkebutuhan khusus dengan teman-teman
lainnya yang “normal”, yang didasarkan pada
kebutuhan pendidikan yang diukur secara
individual.
3. Inklusi Layanan pendidikan yang menghargai semua
peserta didik termasuk anak berkebutuhan
khusus. Semua peserta didik berada dalam
lingkungan yang sama dan belajar dalam kelas
yang sama sepanjang waktu. Kurikulum yang
digunakan adalah kurikulum sekolah tersebut
dengan dilakukan modifikasi dan adaptasi
sesuai kebutuhan bagi semua peserta didik.
LK 3
Bentuk Layanan Pendidikan bagi PDBK

2. Menurut anda, berikan kelebihan dan kekurangan setiap bentuk layanan


pendidikan!

Bentuk Layanan Pendidikan

No Bentuk Layanan Kelebihan Kekurangan


Pendidikan
1. Segregasi 1) Timbulnya rasa Sosialisasi siswa tunarungu
ketenangan pada siswa , terbatas pada teman yang
karena berada pada tunarungu, terlebih lagi bagi
lingkungan yang lebih siswa tinggal di asrama, mereka
homogin. kurang terbiasa melihat pola
2) Mudah berkomunikasi, kehidupan anak mendengar,
karena ada kesatuan dalam seperti pola belajar, pola
berbahasa, yaitu bahasa bermain, dsb.
isyarat.
3) Siswa memperoleh
layanan pendidikan dengan
strategi yang lebih disesuaikan
dengan kemampuan anak.
4) Siswa dididik oleh
tenaga pendidik yang berlatar
belakang ilmu pendidikan luar
biasa.
5) Memudahkan kerja
sama dengan tenaga ahli
seperti dr. THT, Audiolog,
Psikolog, dsb.
6) Pada umumnya
penyelenggaraan pendidikan
khusus dilengkapi dengan
sarana khusus yang diperlukan
dalam pendidikan anak
tunarungu.

2. Integrasi 1) Siswa disability dapat siswa disability harus


belajar bersama-sama dengan menyesuaikan diri dengan
siswa yang tidak disability. Ini metode pengajaran dan
berarti ada proses sosialisasi kurikulum yang ada.Pada saat-
sedini mungkin, saling saat tertentu, kondisi ini dapat
mengenal antara siswa menyulitkan mereka. Misalnya,
disability dan yang tidak saat siswa diwajibkan mengikuti
disability, begitu pula mata pelajaran ”menggambar.”
sebaliknya. Ini akan Karena memiliki hambatan
berdampak pada penglihatan, tentu saja siswa
pertumbuhan sikap siswa- disability tidak bisa
LK 3
Bentuk Layanan Pendidikan bagi PDBK

siswa tersebut, yang akan ”menggambar.” Tapi, karena


bermanfaat pula kelak jika mata pelajaran ini wajib dengan
mereka telah dewasa. kurikulum yang ”ketat”, ”tidak
2) Siswa disability fleksibel,” tidaklah
mendapatkan suasana yang dimungkinkan bagi guru
lebih kompetitif, karena di maupun siswa disability untuk
sekolah umum ada lebih melakukan ”adaptasi atau
banyak siswa dibanding SLB. subsitusi” –untuk mata
3) Siswa disability dapat pelajaran ”menggambar”
membangun rasa percaya diri tersebut. Yang dimaksud
yang lebih baik. substitusi adalah menggantikan
4) Siswa disability dapat maa pelajaran tersebut dengan
bersekolah di mana saja, tugas lain yang memiliki nilai
bahkan sekolah yang dekat kompetensi sama. Misalnya,
dengan tempat tinggalnya, menggambar adalah mata
asal ia memenuhi persyaratan pelajaran yang melatih
yang diminta; jadi tidak perlu kreatifitas otak kanan untuk
terpisah dari keluarga mereka. bidang visual; bisa digantikan
5) Dari sisi kurikulum, dengan tugas lain yang memiliki
dengan menempuh tujuan kompetensi sama tau
pendidikan di sekolah umum, setara, misalnya mengarang
disability akan mendapatkan
materi pelajaran yang sama
dengan siswa yang tidak
disability.

3. Inklusi 1) Berkurangnya rasa takut Minimnya sarana penunjang


akan perbedaan individual dan sistem pendidikan inklusi,
semakin besarnya rasa terbatasnya pengetahuan dan
percaya dan peduli pada anak ketrampilan yang dimiliki oleh
luar biasa. para guru sekolah inklusi
2) Peningkatan konsep diri menunjukkan betapa sistem
(self concept) baik pada anak pendidikan inklusi belum benar
luar biasa maupun pada anak – benar dipersiapkan dengan
normal. Hal ini akibat dari baik. Apalagi sistem kurikulum
pergaulan yang terjadi pendidikan umum yang ada
sehingga mnejadikan sekarang memang belum
mkeduanya saling toleran. mengakomodasi keberadaan
3) Pertumbuhan kognisi anak – anak yang memiliki
sosial makin berkembang pada perbedaan kemampuan
keduanya. Mereka dapat (difabel). Sehingga sepertinya
saling membantu satu dengan program pendidikan inklusi
yang lain, sehingga hanya terkesan program
mendorong pertumbuhan eksperimental.
ssikap sosial, yang pada
gilirannya akan menumbuhkan
kognisi sosial.
LK 3
Bentuk Layanan Pendidikan bagi PDBK

4) Pertumbuhan prinsip-
prinsip pribadi menjadi lebih
baik, terutama dalam
komitmen moral pribadi dan
etika. Mereka saling tidak
curiga dan merasa saling
membutuhkan.
5) Persahabatan yang erat
dan saling membutuhkan.
Mereka merasa saling
membutuhkan untuk sharing
dalam berbagai hal.

3. Seorang ibu mendaftarkan putranya ke SLB yang merupakan sekolah


terdekat dengan rumahnya. Sebelumnya putranya sekolah di SD umum
dan tidak naik kelas. Ternyata, menurut diagnosa Psikolog, anak tersebut
disleksia.

Menurut anda, sudah tepatkah keputusan yang diambil oleh ibu tersebut
untuk mendaftarkan putranya ke SLB? Jika sudah tepat kemukakan
alasannya ! dan jika tidak tepat, kemanakah anak itu harus bersekolah
serta kemukakan alasannya ?

Menurut saya hal tersebut belum tepat. Alasannya karena sebelumnya


belum ada hasil diagnosa yang menunjukkan anak berkebutuhan khusus
sehingga belum ada tempat / layanan di sekolah yang melayani anak sesuai
kebutuhannya. Menurut saya anak tersebut bisa disekolahkan pada sekolah
– sekolah inklusi. Apalagi dalam hal ini kasus anak yaitu PDBK yang
mengalami kesulitan membaca (disleksia) dimana Perkembangan kemampuan
membaca terlambat, Kemampuan memahami isi bacaan rendah, Kalau
membaca sering banyak kesalahan. Pada sekolah inklusi bisa memodifikasi /
merancang kurikulum dengan menyesuaikan dengan kebutuhan siswa agar
siswa tersebut bisa terus belajar dan berkembang.

Anda mungkin juga menyukai