Anda di halaman 1dari 7

Tugas Tutorial III

MKDK 4002 PERKEMBANGAN PESERTA DIDIK

SRI SURYA SUSILOWATI


858946008

Prodi 119/S1 PGSD-BI


UPBJJ UT JEMBER

Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan


Universitas Terbuka
2023.1
KATA PENGANTAR
Saya membuat dan menjawab Tugas Tutorial III (TT3) ini untuk memenuhi penilaian
pada mata kuliah Perkembangan Peserta Didik kode MKD4002 dan sebagai prasyarat kelulusan
pada mata kuliah di semester ini.

Situbondo, 14 Juni 2023

Sri Surya Susilowati


NIM858946008
PEMBAHASAN

1. Jelaskan yang dimaksud anak berkelaianan fisik!

Jawaban :
Anak berkelainan fisik adalah anak dengankelainan yang terjadi pada satu atau lebih
organ tubuhnya. Akibat kelainan tersebut timbul suatu keadaan pada fungsi fisik
tubuhnya tidak dapat menjalankan tugasnya secara normal. Yang termasuk dalam
kelainan ini adalah tunanetra ( kelainan pada indra penglihatan ), tunarungu (kelainan
pada pendengaran), dan tunawicara (kelainan pada fungsi organ bicara ).

2. Jelaskan karakteristik anak autis!

Jawaban :
Dua karakteristik yang umum terlihat pada anak autis adalah kecenderungannya untuk
melengkungkan punggungya ke belakang menjauhi pengasuhnya atau yang merawatnya,
untuk menghindari kontak fisik. Mereka umumnya digambarkan sebagai bayi-bayi yang
pasif atau kelewat gaduh (overlay agitated). Karakteristik lainnya ialah sebagai berikut:
1. Penyandang autistik lebih suka menyendiri.
2. Tidak ada atau sedikit kontak mata atau menghindari untuk bertatapan.
3. Tidak tertarik untuk bermain bersama teman.

3. Jelaskan konsep sekolah inklusif!

Jawaban :
Sekolah inklusi adalah tempat di mana anak-anak berkebutuhan khusus dapat belajar
bersama dengan anak-anak reguler lainnya. Namun, anak berkebutuhan khusus tetap
didampingi oleh guru pendamping selama kegiatan belajar mengajar. Sistem
pembelajaran, pengajaran, kurikulum, sarana dan prasarana, serta sistem penilaian di
sekolah inklusi akan mengakomodasi kebutuhan anak berkebutuhan khusus, sehingga
mereka dapat beradaptasi dan menerima pendidikan sebaik mungkin. Pendidikan inklusif
adalah sistem penyelenggaraan pendidikan yang memberikan kesempatan kepada semua
peserta didik yang memiliki kelainan dan memiliki potensi kecerdasan dan atau bakat
istimewa untuk mengikuti pendidikan atau pembelajaran dalam satu lingkungan
pendidikan secara bersama-sama dengan peserta didik pada umumnya. Staub dan
Peck (Wachidun, 2022) menjelaskan pendidikan inklusif yaitu menempatkan anak
berkebutuhan khusus baik ringan, sedang maupun berat secara penuh di kelas umum atau
regular. Pendapat lain diberikan oleh Hildegun Olsen (Wachidun, 2022), menjelaskan
pendidikan inklusi secara mendalam yakni sekolah yang harus mengakomodasi semua
peserta didik tanpa melihat fisik, kecerdasan (intelektual), sosial emosi, bahasa maupun
kondisi lainnya. Pengertian ini mencakup berbagai peserta didik baik penyandang
disabilitas, berbakat, anak jalanan, anak terpencil, anak dari etnis minoritas, bahasa,
hingga anak yang termajinalisasi. Sehingga dari beberapa pendapat tersebut dapat
disimpulkan bahwa pendidikan inklusif adalah sebuah konsep yang menampung semua
peserta didik yang mengalami berkebutuhan khusus (ABK) ataupun anak yang memiliki
masalah seperti kesulitan membaca ataupun menulis. Semua peserta didik tanpa
terkecuali dapat secara mudah mendapatkan pendidikan yang tepat.

4. Jelaskan karakteristik perencanaan pembelajaran anak SD!

Jawaban :
Beberapa karakteristik perencanaan pembelajaran menurut Sanjaya (2011) berikut:
1) Signifikansi diartikan sebagai kebermaknaan.
Nilai signifikansi artinya, adalah bahwa perencanaan pembelajaran hendaknya
bermakna agar proses pembelajaran berjalan efektif dan efisien. Oleh karena
itulah, perencanaan pembelajaran disusun sebagai bagian dari proses
pembelajaran sesuai dengan kebutuhan siswa. Perencanaan pembelajaran tidak
ditempatkan sebagai pelengkap saja. Dengan demikian, dalam proses
pembelajaran hendaknya guru berpedoman pada perencanaan yang telah
disusunnya.
2) Relevan yang artinya sesuai.
Nilai relevansi dalam perencanaan yang kita susun memiliki nilai kesesuaian baik
internal maupun eksternal. Kesesuaian internal adalah perencanaan pembelajaran
harus sesuai dengan kurikulum yang berlaku. Mengapa demikian? Oleh karena
sumber utama perencanaan pembelajaran adalah kurikulum itu sendiri. Dari
kurikulum itulah kita menentukan tujuan yang harus dicapai, menentukan materi
atau bahan pelajaran yang harus dipelajari siswa dan lain sebagainya. Kesesuaian
eksternal mengandung makna, bahwa perencanaan pembelajaran yang disusun
harus sesuai dengan kebutuhan siswa. Mengapa demikian? Oleh karena
perencanaan pembelajaran pada hakikatnya, disusun untuk membantu siswa
dalam mencapai tujuan pembelajaran. Oleh karenanya, hal-hal yang berhubungan
dengan siswa seperti minat dan bakat siswa, gaya belajar siswa, kemampuan dasar
siswa dan lain sebagainya, harus dijadikan pertimbangan pertama dilihat dari
sudut kesesuaian eksternal.
3) Kepastian.
Untuk mencapai tujuan pembelajaran, mungkin guru merasa banyak alternatif
yang dapat digunakan.namun dari sekian banyak alternatif itu, hendaknya guru
menentukan alternatif mana yang sesuai dan dapat diimplementasikan. Nilai
kepastian itu bermakna bahwa dalam perencanaan pembelajaran yang berfungsi
sebagai pedoman dalam penyelenggaraan proses pembelajaran, tidak lagi memuat
alternatif-alternatif yang bisa dipilih, akan tetapi berisi langkah-langkah pasti yang
dapat dilakukan secara sistematis. Dengan kepastian itulah, kita akan terhindar
dari persoalan-persoalan yang mungkin muncul secara tidak terduga.
4) Adaptabilitas.
Perencanaan pembelajaran yang disusun hendaknya bersifat lentur atau tidak
kaku. Misalnya, perencanaan pembelajaran ini dapat diimplementasikan manakala
memiliki syarat-syarat tertentu, manakala syarat tersebut tidak dipenuhi, maka
perencanaan pembelajaran tidak dapat digunakan. Perencanaan pembelajaran
yang demikian adalah perencanaan yang kaku, karena memerlukan persyaratan-
persyaratan khusus. Sebaiknya perencanaan pembelajaran disusun untuk dapat
diimplementasikan dalam berbagai keadaan dan berbagai kondisi. Dengan
demikian perencanaan itu dapat digunakan oleh setiap orang yang akan
menggunakannya.
5) Kesederhanaan.
Perencanaan pembelajaran harus bersifat sederhana artinya mudah diterjemahkan
dan mudah diimplementasikan. Perencanaan yang rumit dan sulit untuk
diimplementasikan tidak akan berfungsi sebagai pedoman untuk guru dalam
pengelolaan pembelajaran.
6) Prediktif.
Perencanaan pembelajaran yang baik harus memiliki daya ramal yang kuat,
artinya perencanaan dapat menggambarkan “apa yang akan terjadi, seandainya...
”. Daya ramal ini sangat penting untuk mengantisipasi berbagai kemungkinan
yang akan terjadi, dengan demikian akan mudah bagi guru untuk
mengantisipasinya.

5. Jelaskan empat asumsi yang membedakan andragogi dan pedagogi!

Jawaban :
ada empat asumsi utama yang membedakan andragogi dan pedagogi, yaitu:
a. Perbedaan dalam konsep diri, orang dewasa memiliki konsep diri yang mandiri dan
tidak bergantung bersifat pengarahan diri.
b. Perbedaan pengalaman, orang dewasa mengumpulkan pengalaman yang makin
meluas, yang menjadi sumber daya yang kaya dalam keaddan belajar.
c. Kesiapan untuk belajar, orang dewasa ingin mempelajari bidang permasalahan yang
kini mereka hadapi dan anggap relevan.
d. Perbedaan dalam orientasi ke arah kegiatan belajar,orang dewasa orientasinya
berpusat pada masalah dan kurang kemungkinannya berpusat pada subyek.
Empat konsep yang membedakan pedagogi dan andragogi, menurut Malcolm Knowles :
Pedagogi Andragogi
Peserta didik bukan pribadi yang tergantung,
1. Konsep diri (self-concept)
tetapi pribadi yang telah masak secara
Anak ialah pribadi yang tergantung.
psikologis. Hubungan wargabelajar dengan
Hubungan pelajar dengan pengajar
pengajar merupakan hubungan saling
merupakan hubungan yang bersifat
membantu yang timbal balik (a helping
pengarahan (a directing relationship)
relationship)
2. Pengalaman Pengalaman peserta didik orang dewasa dinilai
Pengalaman peserta didik masih sangat sebagai sumber belajar yang kaya. Multi
terbatas, karena itu dinilai kecil dalam komunikasi oleh semua peserta, pengajar
proses pendidikan. Komunikasi satu arah maupun pelajar.
dari pendidik kepada pelajar.
Peserta didik menentukan apa yang perlu
3. Kesiapan belajar mereka pelajari berdasarkan pada persepsi
Pendidik menentukan apa yang akan mereka sendiri terhadap tuntutan situasi sosial
dipelajari, bagaimana dan kapan belajar. mereka
4. Perspektif waktu dan orientasi terhadap Belajar merupakan proses untuk penemuan
belajar. masalah dan pemecahan masalah pada saat itu
Diajarkan bahan yang dimaksudkan untuk juga. Pendekatanya “problem centered”.
digunakan di masa yang akan datang.
Pendekatanya “subject centered”.
DAFTAR PUSTAKA/REFERENSI

https://repositori.kemdikbud.go.id/11099/1/bk%20perencanaan.pdf
https://www.studocu.com/id/document/universitas-negeri-semarang/pendidikan/anak-
berkelainan-fisik/47605595
Mariana. 2023. Pengantar Perencanaan Pembelajaran Di Sekolah Dasar. Bali :LPMP Bali
Anggota IKAPI No. 018/BAI/16.
Nurfadilah, S. 2021. Analisis Karakteristik Anak Berkebutuhan Khusus (Autisme) Di Sekolah
Inklusi Sdn Cipondoh 3 Kota. BINTANG : Jurnal Pendidikan dan Sains Volume 3,
Nomor 3,Hal 459-465. https://ejournal.stitpn.ac.id/index.php/bintang
Sujarwo. 2005. Strategi Pembelajaran Partisipatif Bagi Belajar Orang Dewasa (Pendekatan
Andragogi. http://journal.uny.ac.id
Wachidun. 2022. Pendidikan Inklusif dalam Merdeka Belajar.
https://bdkdenpasar.kemenag.go.id/berita/pendidikan-inklusif-dalam-merdeka belajar

Anda mungkin juga menyukai