Anda di halaman 1dari 10

JAWABAN TUGAS TUTORIAL KE-2

KODE/NAMA/SKS MATA KULIAH PDGK4207 


PENDIDIKAN SENI DI SD
PROGRAM STUDI STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR

Nama Mahasiswa : TISNAENI SASMITA


Nomor Induk Mahasiswa/NIM : 857478369
Kelas : C
Kode/Nama UPBJJ : 24/Bandung
Semester : 3 ( Tiga )
Tutor : Devi Afriyuni Yonanda, M.Pd

SOAL
1. Bu Erli, guru kelas 3 SD Warawiri sedang asyik di dalam kelas membimbing siswa mengukur tinggi badan
dengan menggunakan meteran. Istilah meter (m) dan centimeter (cm) diperkenalkan kepada anak-anak
dengan langsung memperagakanya melalui alat meteran. Anak-anak bekerja dalam kelompok, saling
mengukur dan mencatat tinggi badan anggota kelompok dan mengukur tinggi badan. Kemudian Bu Erli
bertanya mengapa ada yang badanya tinggi dan ada yang pendek, lalu anak-anal menjawab dengan
bermacam-macam jawaban. Tetapi Bu Erli mengarahkan kepada dua hal yaitu makanan yang sehat dan
olah raga yang rutin.
a. Dari segi materi pelajaran, model pembelajaran apa yang sedang diterapkan oleh Bu Erli?Berikan
alasanya dari kasus pembelajaran tersebut!
b. Identifikasi minimal dua kekuatan yang terdapat dalam pembelajaran di atas
2. Pak Basuki adalah seorang guru yang mengajar kelas VI di SD Putra. Dalam mengajarkan matematika
nilai yang diperoleh siswa selalu dibawah KKM. Untuk memotivasi siswanya agar lebih bersemangat
dalam belajar, Pak Basuki memberikan angket 7 kebiasaan guru yang efektif untuk memotivasi siswa
dalam proses pembelajaran.
a. Jelaskan apa 7 kebiasaan guru yang efektif dalam proses pembelajaran matematika!
b. Sebagai pendidik, kiat-kiat apa yang dilakukan guru dalam mengajarkan matematika agar siswa
menyenangi mata pelajaran matematika!
3. Anak berbakat adalah anak yang memiliki skor IQ 130 atau 140 lebih. Mereka memiliki kemampuan
intelektual umum dan akademis, maupun berfikir kreatif produktif, memiliki jiwa kepemimpinan, memiliki
prestasi tinggi dibidang seni atau keterapilan lain. Sesuai dengan karakter dan kemampuanya tersebut,
anak berbakat membutuhkan layanan yang berbeda dengan siswa lainnya.
Anda sebagai pendidik, langkah-langkah apa yang dilakukan agar siswa mampu mengembangkan
potensi yang dimiliki secara optimal namun tidak lepas dari dunia anak-anak!
4. Ibu Tita adalah seorang guru SD. Sebeum menjalankan tugas sebagai guru, ia masuk Pendidikan Guru
Sekolah Dasar S1 melalui seleksi cukup ketat. Selama kuliah ia mendapatkan teori dan praktek tentang
keguruan di SD yang disupervisi secara ketat. Akhirnya, setelah melalui berbagai macam ujian, ia berhasil
lulus dan layak menjalani profesi sebagai guru SD. Sekarang Ibu Tita telah menguasai 4 standar
kompetensi seorang Guru SD.
a. Apakah pekerjaan Ibu Tita sebagai guru SD bisa digantikan oleh Guru SMP atau SMA?Mengapa
demiikian
b. Selama menjadi guru SD, pelatihan apa yang pernah Anda ikuti?Apakah ada pembaharuan/inovasi
bagi upaya peningkatan mutu pendidikan?
5. Kurikulum adalah jantungnya pendidikan pengembangan kurikulum dan pembelajaran hendaknya
memperhatikan Standar Kompetensi Lulusan dan karakteristik mata pelajaran .
a. Jelaskan 5 prinsip pengembangan kurikulum!
b. Bandingkan struktur kurikulum yang berlaku pada kurikulum 2004 (KBK), kurikulum 2006 (KTSP) dan
kurikulum 2013!
1. Jawaban
a. Belajar menemukan atau discovery learning
Karena selama kegiatan belajar berlangsung siswa dibiarkan untuk menemukan sendiri makna
segala sesuatu yang dipelajari. Dalam pembelajaran yang dilakukan oleh Ibu Erli pertama Ibu Erli
mengenalkan siswa dengan alat ukur, kemudian siswa diminta untuk mempraktektan sendiri dengan
saling mengukur tinggi badan masing-masing siswa, kemudian mencatat data-data yang di peroleh,
serta merumuskan jawaban sementara atas pertanyaan Ibu Eli tentang mengapa adanya perbedaan
tinggi badan siswa, peran guru dalam pembelajaran discovery learning sebagai seorang pembimbing
yang mana akan memberikan kesempatan kepada siswa untuk belajar secara aktif. Selain
membimbing siswa, guru juga bertugas mengarahkan kegiatan belajar siswa agar sesuai dengan
tujuan pembelajaran. begitu juga dalam pembelajaran diatas Ibu Erli berperan membimbing siswa
untuk melakukan kegiatan pengukuran, pencatatan data, dan merumuskan hipotesis sementara, Ibu
Erli juga mengarahkan siswa kepada dua hal yaitu makanan yang sehat dan olah raga yang rutin
sebagai penyebab adanya perbedaan tinggi badan sesuai dengan tujuan pembelajarannya.

sendiri adalah the mental process of


assimilating concepts and principles
in the
mind (Robert B. Sund dalam Malik,
2001:219).
Langkah-langkah pembelajaran
model Discovery Learning yaitu:
1) Pemberian rangsangan
(Stimulation);
Tahap pemberian rangsangan dapat
terlihat pada kegiatan Bu Erli, guru
kelas 3
SD Warawiri sedang asyik di dalam
kelas membimbing siswa mengukur
tinggi
badan dengan menggunakan
meteran.
2) Pernyataan/Identifikasi masalah
(Problem Statement);
Tahap identifikasi masalah dapat
terlihat pada saat Bu Erli
memperkenalkan
istilah meter (m) dan centimeter
(cm) kepada anak-anak dengan
langsung
memperagakanya melalui alat
meteran.
3) Pengumpulan data (Data
Collection);
Tahap pengumpulan data dapat
terlihat pada kegiatan anak-anak
bekerja dalam
kelompok, saling mengukur dan
mencatat tinggi badan anggota
kelompok dan
mengukur tinggi badan.
4) Pembuktian (Verification),
Tahap pembuktian dapat terlihat
pada saat Bu Erli bertanya mengapa
ada yang
badannya tinggi dan ada yang
pendek, lalu anak-anak menjawab
dengan
bermacam-macam jawaban.
5) Menarik simpulan/generalisasi
(Generalization).
Tahap simpulan dapat terlihat pada
kegiatan Bu Erli mengarahkan
kepada dua
hal yaitu makanan yang sehat dan
olah raga yang rutin.
Langkah-langkah Pembelajaran yang dilakukan Ibu Erli sesuai dengan sintak pembelajaran model
Discovery Learning yaitu:
1) Pemberian rangsangan (Stimulation);Tahap pemberian rangsangan dapat terlihat pada kegiatan
Bu Erli, guru kelas 3SD Warawiri sedang asyik di dalam kelas membimbing siswa mengukur
tinggibadan dengan menggunakan meteran.
2) Pernyataan/Identifikasi masalah (Problem Statement);Tahap identifikasi masalah dapat terlihat
pada saat Bu Erli memperkenalkanistilah meter (m) dan centimeter (cm) kepada anak-anak
dengan langsungmemperagakanya melalui alat meteran.
3) Pengumpulan data (Data Collection);Tahap pengumpulan data dapat terlihat pada kegiatan anak-
anak bekerja dalamkelompok, saling mengukur dan mencatat tinggi badan anggota kelompok
danmengukur tinggi badan.
4) Pembuktian (Verification), Tahap pembuktian dapat terlihat pada saat Bu Erli bertanya mengapa
ada yangbadannya tinggi dan ada yang pendek, lalu anak-anak menjawab denganbermacam-
macam jawaban.
5) Menarik simpulan/generalisasi (Generalization).Tahap simpulan dapat terlihat pada kegiatan Bu
Erli mengarahkan kepada duahal yaitu makanan yang sehat dan olah raga yang rutin.

b. Kekuatan yang terdapat dalam pembelajaran model pembelajaran penemuan (Discovery Learning)
sebagai berikut:
1) Mendukung partisipasi aktif siswa dalam proses pembelajaran.
2) Menumbuhkan rasa ingin tahu siswa.
3) Memungkinkan perkembangan keterampilan-keterampilan belajarsepanjang hayat dari siswa.
4) Membuat siswa memiliki motivasi yang tinggi karena memberikankesempatan kepada mereka
untuk melakukan eksperimen danmenemukan sesuatu untuk diri mereka sendiri.
5) Membangun pengetahuan berdasarkan pada pengetahuan awal yangtelah dimiliki oleh siswar
sehingga mereka dapat memilikipemahaman yang lebih mendalam.6) Mengembangkan
kemandirian pada diri siswa.
6) Membuat siswa bertanggungjawab terhadap kesalahan-kesalahan danhasil-hasil yang mereka
buat selama proses belajar
7) Mengembangkan keterampilan-keterampilan kreatif dan pemecahanmasalah9) Menemukan hal-
hal baru yang menarik yang belum terbayang sebelumnya setelah pengumpulan informasi dan
proses belajar yangdilakukan
8) Memperkuat dan menambah kepercayaan pada diri siswa dengan proses menemukan sendiri
karena pembelajaran berpusat pada siswadengan peran guru yang sangat terbatas

2. Jawab
a. 7 Kebiasan guru yang efektif untuk memotivasi siswa :
1) Konsistensi
Contoh konsistensi adalah dengan menegakan aturan yang telah ada secara konsisten tanpa
melibatkan emosi.
2) Perlakukan siswa sebagai individu
Dalam mengajar, sebuah hubungan antar guru dengan siswa memang haruslah terjalin dengan
baik. Ketika siswa merasa dekat maka sebagai guru sudah berhasil menyingkirkan batas pribadi
antara dua pribadi yang berbeda yaitu guru dan murid. Siswa akan menghormatikita dari hatinya
bukan karena keharusan. Apabila di kelas mempunyaijumlah siswa yang tidak terlalu banyak
(misalnya 24 siswa), hal inimenjadikan niatan guru untuk lebih mengenal siswa akan lebih mudah
dilakukan. Apabila dikelas mempunyai jumlah murid yang lebih banyak, guru bisa memulai
dengan banyak bercerita mengenai diripribadi, pengalaman serta keluarga (tentunya dalam porsi
yang bisa diterima oleh usia murid) agar siswa yang ada di kelas merasa mengenal guru dengan
baik
3) Jadikan lingkungan fisik kelas bernuansa belajar
Saat melakukan pengaturan tempat duduk siswa, upayakan membua tsiswa bisa belajar dan
bekerja sama dengan temannya (peerlearning). Aturlah tempat duduk siswa dalam kelompok
agar terjadi gerak dan interaksi serta meningkat keterampilannya dalam pemecahan masalah.
Dengan lingkungan yang demikian siswa merasa asyik dan bertambah terus keingintahuannya
dalam melakukan kegiatan belajar. Siswa juga terlatih kemandiriannya, konsentrasinya dan
kemampuan untuk memotivasi diri sendiri.
4) Lakukan penilaian sesering mungkin tapi dengan alasan yang kuat
Saat menilai siswa gunakanlah cara yang berbeda-beda. Guru harus mengetahui informasi
sebanyak-banyaknya mengenai cara menilai hasil kerja siswa (portfolio, melihat pekerjaan siswa
saat dalam proses, observasi, tanya jawab). Hal ini harus dilakukan karena siswa selalu merasa
ingin tahu mengenai pencapaian yang sudah dilakukan.Dengan menggunakan prinsip menilai
siswa dengan baik, akan membantu perkembangan anak untuk melakukan hal yang terbaiksaat
belajar.
5) Dapatkan umpan balik dari cara anda mengajar dan bekerja
Banyak sekolah yang sudah mempunyai cara dan istrumen untuk menilai guru baik kinerja
maupun cara mengajar guru-gurunya. Hal inibisa dilakukan dengan cara mendapatkan umpan
balik dari siswa atau menggunakan perangkat TIK (video kamera) untuk melihat diri sendiri saat
sedang mengajar
6) Libatkan diri anda dalam setiap ajang berbagi pengetahuan formal maupun informal
Kebiasaan mengikuti berbagai kegiatan akademik secara formal dan informal akan membangun
pola piker yang terbuka, bebas, dan kritis sehingga guru dapat bebas memikirkan berbagai
alternatif cara memotivasi
7) Membuka diri terhadap kebutuhan siswa
Howard Gardner, seorang psikolog terkemuka dari Harvard University, menemukan bahwa
sebenarnya manusia memiliki beberapa jenis kecerdasan. Howard menyebutnya sebagai
kecerdasan majemuk ataumultiple intelligence. Mula-mula Howard menemukan tujuh kecerdasan,
namun dalam perkembangan selanjutnya, ia berhasil menemukan satu kecerdasan lagi.
Sehingga sampai hari ini diperkirakan setiap manusia memiliki delapan jenis kecerdasan

b. Pelajaran Matematika menjadi salah satu momok bagi anak, lantaran pembelajarannya
membosankan dan dianggap sulit. Saya sebagai pendidik, memiliki kiat-kiat yang saya lakukan dalam
mengajarkan matematika agar siswa menyenangi mata pelajaran matematika, sebagai berikut:
1) Memberikan motivasi serta pemahaman bahwa matematika itu menyenangkan dan mudah.
Dengan memberikan motivasi ini membuat anak perlahan mulai menyukai pelajaran matematika.
2) Menciptakan suasana yang nyaman dan menyenangkan.
3) Memberikan penjelasan yang sederhana dan mudah dipahami.
4) Menggunakan metode, media dan strategi pembelajaran yang menyenangkan seperti metode
permainan matematika, teka teki matematika, dan cerita-cerita matematika yang menarik,
menantang dan tidak kaku.
5) Melibatkan siswa secara langsung dalam pembelajaran.
6) Memadukan matematika dengan dunia nyata.
7) Melakukan evaluasi terhadap cara mengajar guru, bisa dengan cara mendapatkan umpan balik
dari siswa tentang cara mengajar kita

3. Anak berbakat adalah anak yang memiliki skor IQ 130 atau 140. Menurut Utami Munandar (1995) Anak
berbakat adalah mereka yang didefinisikan oleh orang-orang profesional mampu mencapai prestasi yang
tinggi karena memiliki kemampuan-kemampuan yang luar biasa. Jenis-jenis kemampuan dan kecerdasan
yang dimaksud seperti: kemampuan intelektual umum dan akademis tertentu, berpikir kreatif-produktif,
psikososial, seni dan psikomotor. Anak-anak memerlukan program pendidikan atau pelayanan diluar
jangkauan program sekolah biasa, agar dapat merealisasikan kecerdasan mereka terhadap masyarakat
maupun terhadap diri sendiri. Berdasarkan teori yang didapatkan dari modul, ada beberapa hal yang perlu
diperhatikan dalam memberikan pelayanan anak berbakat di SD:
a. Pengidentifikasian anak berbakat Menurut Kirk (1986) untuk mengetahui keberadaan anak berbakat,
dapat dilihat dari beberapa hal berikut:
1) Kelancaran (kemampuan menjawab pertanyaan)
2) Kelenturan ( kemampuan untuk memberikan berbagai macam jawaban )
3) Kemurnian (kemampuan memberikan respon yang unik dan layak)
b. Layanan anak berbakat Ada 2 macam layanan sebagai pilihan dalam memberikan layanan kepada
anak berbakat meliputi :
1) Adaptasi lingkungan, Gallagher, dkk (1983) menyatakan bahwa 6 hal yang dapat dilakukan yaitu:
a) Kelas pengayaan
b) Guru konsultan
c) Ruangan sumber belajar
d) Studi mandiri
e) Kelas khusus
2) Adaptasi program Adaptasi program dilakukan dalam beberapa cara, sebagai berikut :
a) Melalui percepatan / akselerasi
b) Melalui pengayaan
c) Pencanggihan materi pelajaran
d) Pembaruan
e) Modifikasi kurikulum sebagai alternatif
c. Strategi pembelajaran dan model layanan
1) Strategi Pembelajaran Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam menentukan strategi
pembelajaran anak berbakat adalah sebagai berikut:
a) Pembelajaran anak berbakat harus diwarnai dengan kecepatan dan tingkat kompleksitas
yang lebih sesuai dengan kemampuannya yang lebih tinggi dari pada anak normal.
b) Pembelajaran apda anak berbakat tidak saja mengembangkan kecerdasan intelektual
semata, tetapi pengembangan emosional juga patut mendapat perhatian.
c) Pembelajaran anak berbakat berorietasi pada modifikasi proses,isi dan produk
2) Model-model layanan Model layanan yang mengarah pada perkembangan anak berbakat
meliputi layanan perkembangan kognitif, nilai, moral, kreativtas, dan bidang khusus.
d. Layanan Perkembangan Kreativitas Ada 3 tingkatan perkembangan kreativitas, mulai dari tingkat
pertama sampai tingkat ketiga. Tingkat kreativitas pertama ditandai dengan fleksibilitas, originalitas,
serta keterbukaan terhadap masalah yang disertai keberanian mengambil risiko. Tingkat kreativitas
kedua, ditandai oleh adanya pemetaan masalah denga mencari pemecahan masalah secara teratur.
Sementara tingkat kreativitas ketiga dengan mengadakan perumusan masalah berdasarkan asumsi
tertentu.
e. Stimulasi imajinasi dan proses inkubasi Stimulasi imajinat kreatif adalah proses mental manusiawi
yang menjadikan semua kekuatan motif berprestasi untuk menstimulasi dan memberi energi pada
tindakan kreatif. Sedangkan poses inkubasi kreatif dan pengatasan masalah dimana fungsi mental
yang tadinya digerakkan oleh persiapan yang direncanakan secara intensif.
f. Desain pembelajaran Sesuai dengan rencana potensi yang dimiliki, diperlukan suatu pembelajaran
pada umunya, terutama perbedaan tersebut meliputi tentang pengemasan mater, teknik
pembelajaran yang harus dikuasai guru dan pelaksanaan model pembelajaran.
g. Evaluasi Proses evaluasi anak berbakat tidak jauh berbeda dengan anak ada umumnya oleh karena
itu dibutuhkan penerapan evaluasi yang sesuai. Saya sebagai seorang pendidik, langkah-langkah
yang saya lakukan kepada siswa berbakat agar mampu mengembangkan potensi yang dimiliki
secara optimal sudah sesuai secara teori seperti yang saya jabarkan di atas. Langkah-langkah yang
biasa saya lakukan yaitu langkah yang pertama adalah pengidentifikasian anak berbakat. Setelah
menemukan anak berbakat, langkah berikutnya adalah pemberian model layanan, perkembangan
kreativitas, membuat desain pembelajaran, dan evaluasi. Dengan pemberian layanan tersebut, saya
juga tetap memberikan peluang atau kesempatan kepada anak berbakat untuk bergaul dengan
teman-teman sebayanya agar mereka tetap menjadi anak yang sesuai taraf perkembangannya

4. Jawab:
a. Ibu Tita sebagai seorang guru SD telah mempunyai pengetahuan yang mantap dan sudah terlatih
karena sebelum menjalankan tugas sebagai guru, ia masuk Pendidikan Guru Sekolah Dasar S1
melalui seleksi cukup ketat. Selama kuliah ia mendapatkan teori dan praktek tentang keguruan di SD
yang disupervisi secara ketat. Akhirnya, setelah melalui berbagai macam ujian, ia berhasil lulus dan
layak menjalani profesi sebagai guru SD. Sekarang Ibu Tita telah menguasai 4 standar kompetensi
seorang Guru SD. Menurut pendapat saya, pekerjaan Ibu Tita sebagai guru SD tidak dapat digantikan
oleh Guru SMP atau SMA. Mengapa demikian, karena walaupun sama-sama memiliki profesi,
sebagai guru, akan tetapi mereka memiliki kompetensi yang berbeda. Kompetensi yang dimiliki guru
SD tidak sama dengan kompetensi yang dimiliki guru SMP atau SMA. Kompetensi adalah suatu
tindakan cerdas dan bertanggung jawab yang ditunjukkan oleh seseorang sebagai bukti bahwa ia
memang kompeten dalam bidang tersebut. Tindakan cerdas dan bertanggungjawab tersebut hanya
ditunjukkan oleh seseorang jika ia memiliki ilmu dan pengetahuan yang mantap, keterampilan yang
memadai serta sikap yang memungkinkan ia menunjukkan tindakan tersebut secara cerdas. Dalam
SKGK-SD/MI, standar kompetensi dirumuskan dalam empat rumpun kompetensi yaitu;
(1) kemampuan mengenal peserta didik secara mendalam,
(2) penguasaan bidang studi,
(3) kemampuan menyelengarakan pembelajaran yang mendidik, dan
(4) kemampuan mengembangkan kemampuan professional secara berkelanjutan.

b. Selama menjadi guru SD, terdapat beberapa pelatihan yang pernah saya ikuti yaitu Metode
Pengajaran Super Speed Reading, Mendongeng Guru SD, QuantumTeaching, Emotional Spiritual
Quotien (ESQ), Kurikulum 2013, dan Kelas Online Inter Raktif Oke dan Atraktif. Pelatihan yang saya
ikuti merupakan upaya pembaharuan/inovasi bagi upaya peningkatan mutu pendidikan karena dalam
Undang-undang Republik Indonesia Nomor 14 Tahun 2005 Tentang Guru dan Dosen pasal 10, yang
diatur kemudian dalam Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 16 Tahun 2007 Tentang
Standar Kualifikasi Akademik dan Kompetensi Guru, menyatakan bahwa ada empat kompetensi yang
harus dimiliki guru. 4 kompetensi guru menurut Undang-Undang tersebut adalah:
1) Kompetensi Pedagogik adalah kemampuan atau keterampilan seorang guru mengelola proses
pembelajaran atau interaksi belajar mengajar dengan siswa.
2) Kompetensi Kepribadian berkaitan dengan karakter personal guru yang mencerminkan
kepribadian positif yaitu: supel, sabar, disiplin, jujur, rendah hati, berwibawa, santun, empati,
ikhlas, berakhlak mulia, bertindak sesuai normasosial & hukum, dan lain sebagainya.
3) Kompetensi profesional guru adalah Sejauh mana seorang guru menguasai materi pelajaran
yang diampu, berikut struktur, konsep, dan pola pikir keilmuannya.
4) Kompetensi sosial berkaitan dengan keterampilan berkomunikasi, bersikap dan berinteraksi
secara umum, baik itu dengan peserta didik, sesama guru, tenaga kependidikan, orang tua siswa,
hingga masyarakat secara luas. Berdasarkan empat kompetensi yang harus dimiliki guru, maka
pelatihan yang sayaikuti merupakan salah satu ciri-ciri kegiatan yang dapat meningkatkan
penguasaan kompetensi tersebut. Ciri-ciri kegiatan yang dapat meningkatkan penguasaan
kompetensi guru yaitu:
a) Kegiatan yang mampu meningkatkan kualitas pembelajaran
b) Kegiatan yang berkontribusi terhadap pengembangan pendidikan ditingkat lokal, regional,
nasional, dan global.
c) Kegiatan yang mampu memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi untuk kepentingan
pembelajaran.
d) Kegiatan yang mampu mengembangkan wawasan

5. Jawab:
a. Secara umum, terdapat beberapa prinsip yang harus diperhatikan dalam pengembangan kurikulum.
Sukmadinata (2007: 453-454) mengemukakan empat prinsip pengembangan kurikulum, yaitu
relevansi, fleksibilitas, efisiensi, dan efektivitas. Di samping keempat prinsip tersebut, ada satu lagi
prinsip yang perlu diperhatikan yaitu prinsip berkesinambungan. Adapun penjabaran prinsip-prinsip
pengembangan kurikulum sebagai berikut:
1) Prinsip relevansi Relevansi memiliki makna sesuai atau serasi. Jika mengacu pada prinsip
relevansi, setidaknya kurikulum harus memperhatikan aspek internal daneksternal. Secara
internal, kurikulum memiliki relevansi antara komponen kurikulum (tujuan, bahan, strategi,
organisasi, dan evaluasi). Sedangkan secara eksternal komponen itu memiliki relevansi dengan
tuntutan sains dan teknologi (relevansi epistemologis), tuntutan dan potensi siswa (relevansi
psikologis), serta tuntutan dan kebutuhan pengembangan masyarakat (relevansi sosiologis). Oleh
sebab itu, dalam membuat kurikulum harus memperhatikan kebutuhan lingkungan masyarakat
dan siswa di sekitarnya, sehingga nantinya akan bermanfaat bagi siswa untuk berkompetisi di
dunia kerja yang akan datang. Dalam realitanya prinsip di atas memang harus betul-betul
diperhatikan karena akan berpengaruh terhadap mutu pendidikan. Dan yang tidak kalah penting
harus sesuai dengan perkembangan teknologi sehingga mereka selaras dalam upaya
membangun negara.
2) Prinsip fleksibilitas Pengembangan kurikulum berupaya agar hasilnya fleksibel, fleksibel,
danfleksibel dalam implementasinya, memungkinkan penyesuaian berdasarkan situasi dan
kondisi tempat dan waktu yang selalu berkembang, serta kemampuan dan latar belakang siswa,
peran kurikulum disini sangat penting terhadap perkembangan siswa untuk itu prinsip fleksibel ini
harus benar-benar diperhatikan sebagai penunjang untuk peningkatan mutu pendidikan. Dalam
prinsip fleksibilitas ini dimaksudkan bahwa, kurikulum harus memiliki fleksibilitas. Kurikulum yang
baik adalah kurikulum yang berisi hal-hal yang solid, tetapi dalam implementasinya dimungkinkan
untuk menyesuaikan penyesuaian berdasarkan kondisi regional. Waktu dan kemampuan serta
latar belakang anak. Kurikulum ini mempersiapkan anak-anak untuk saat ini dan masa depan.
Kurikulum tetap fleksibel di mana saja, bahkan untuk anak-anak yang memiliki latar belakang dan
kemampuan yang berbeda, pengembangan kurikulum masih bisa dilakukan. Kurikulum harus
menyediakan ruang untuk memberikan kebebasan bagi pendidik untukmengembangkan program
pembelajaran. Pendidik dalam hal ini memiliki kewenangan dalam mengembangkan kurikulum
yang sesuai dengan minat, kebutuhan siswa dan kebutuhan bidang lingkungan mereka.
3) Prinsip efisiensi Salah satu pengembangan kurikulum yang dipakai oleh pemerintah Indonesia
untuk mecapai sebuah cita-cita bangsa yaitu mengoptimalkan kecerdasan anak-anak generasi
penerus bangsa untuk memilki akhlak muliadan berbudi pekerti yang luhur. Efisiensi adalah salah
satu prinsip yangperlu diperhatikan dalam mengembangkan kurikulum, sehingga apa yang telah
direncanakan sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai. Jika sebuah program pembelajaran dapat
diadakan satu bulan pada satu waktu danmemenuhi semua tujuan yang ditetapkan, itu bukan
halangan. Sehingga siswa dapat mengimplementasikan program pembelajaran lain karena upaya
itu diperlukan agar dalam pengembangan kurikulum dapat memanfaatkan sumber daya
pendidikan yang ada secara optimal, cermat, dan tepat sehingga hasilnya memadai.
4) Prinsip efektivitas Mengembangkan kurikulum pendidikan perlu mempertimbangkan
prinsipefektivitas, yang dimaksud dengan efektivitas di sini adalah sejauh manarencana program
pembelajaran dicapai atau diimplementasikan. Dalam prinsip ini ada dua aspek yang perlu
diperhatikan, yaitu: efektivitas mengajar guru dan efektivitas belajar siswa. Dalam aspek
mengajar guru, jika masih kurang efektif dalam mengajar bahan ajar atau program, maka itu
menjadi bahan dalam mengembangkan kurikulum di masa depan, yaitu dengan mengadakan
pelatihan, workshop dan lain-lain. Sedangkan pada aspek efektivitas belajar siswa, perlu
dikembangkan kurikulum yang terkait dengan metodologi pembelajaran sehingga apa yang
sudah direncanakan dapat tercapai dengan metode yang relevan dengan materi atau materi
pembelajaran.
5) Prinsip Berkesinambungan Prinsip berkesinambungan prinsip ini didasarkan pada pandangan
bahwa perkembangan dan proses belajar anak berlangsung secara berkesinambungan. Oleh
karena itu kurikulum yang dikembangkan hendaknya berkesinambungan antara satu tingkatan
kelas dengan kelas berikutnya antara suatu jenjang pendidikan dengan jenjang pendidikan
berikutnya. Pengalaman belajar yang disediakan kurikulum harus memperhatikan
kesinambungan, baik yang di dalam tingkat kelas, antar jenjang pendidikan, maupun antara
jenjang pendidikan dan jenis pekerjaan. Makna berkesinambungan disini adalah berhubungan,
yaitu adanya nilai keterkaitan antara kurikulum dari berbagai tingkat pendidikan. Sehingga tidak
terjadi pengulangan atau disharmonisasi bahan pembelajaran yang berakibat jenuh atau
membosankan baik yang mengajarkan (guru) maupun yang belajar (peserta didik). Selain
berhubungan dengan tingkat pendidikan, kurikulum juga diharuskan berhubungan dengan
berbagai studi, agar antarasatu studi dapat melengkapi studi lainnya

b. Bandingkan struktur kurikulum yang berlaku pada kurikulum 2004 (KBK), kurikulum 2006 (KTSP) dan
kurikulum 2013
No KBK 2004 KTSP 2006 Kurikulum 2013
1 Standar Kompetensi Lulusan diturunkan dari Standar Isi Standar Kompetensi Lulusan
diturunkan dari kebutuhan
masyarakat
2 Standar Isi diturunkan dari Standar Kompetensi Standar Isi diturunkan dari Standar
Lulusan Mata Pelajaran Kompetensi Lulusan
3 Pemisahan antara mata pelajaran pembentuk sikap, Semua mata pelajaran harus
pembentuk keterampilan, dan pembentuk pengetahuan berkontribusi terhadap pembentukan
sikap, keterampilan, dan
pengetahuan,
4 Kompetensi diturunkan dari mata pelajaran Mata pelajaran diturunkan dari
kompetensi yang ingin dicapai
5 Mata pelajaran lepas satu dengan yang lain, seperti Semua mata pelajaran diikat oleh
sekumpulan mata pelajaran terpisah kompetensi inti (tiap kelas)
6 Pengembangan kurikulum Pengembangan kurikulum Pengembangan kurikulum sampai
sampai pada silabus sampai pada komptensi pada buku teks dan buku pedoman
dasar guru
7 Tematik Kelas I dan II Tematk Kelas I-III Tematik integratif Kelas I-VI
(mengacu mapel) (mengacu mapel) (mengacu kompetensi)

Anda mungkin juga menyukai