NIM : 230211105707
Kelas : Biologi 2/H
JURNAL REFLEKSI
Nama Mata Filosofi Pendidikan
Kuliah
Pengalaman belajar pada topik ini juga menyangkut, keragaman atau kebhinekaan
yang merupakan salah satu struktur atau karakter keindonesiaannya yang amat
khas. Keragamaan (kebhinekaan) itu merupakan pengalaman yang secara
membentuk identitas keindonesiaan sejak Indonesia belum diakui sebagai sebuah
Negara. Mereka yang berjuang untuk menyiapkan kemerdekaan Indonesia adalah
orang-orang yang sejak semula hidup dalam pengalaman relasi dengan latar
belakang perbedaan dan keragaman agama (kepercayaan), ras, suku, warna kulit,
dan bahasa dalam konteks ribuan pulau, tradisi, ritual, mitos, legenda, simbolisme
bangunan, hasil bumi, dan flora-fauna. Bagi masyarakat Indonesia, keragaman
merupakan nilai yang khas dan menjadi salah satu identitas bangsa Indonesia.
Pertama, keragaman Indonesia merupakan anugerah alamiah (tanpa dirancang)
yang sudah ada sejak sebelum terbentuknya negara Indonesia. Dalam arti ini
keragaman merupakan kekayaan masyarakat Indonesia. Kedua, masyarakat
Indonesia beragam dalam hal pengalaman hidup, budaya, bahasa, ras, suku,
bahasa, kepercayaan, tradisi, dan berbagai ungkapan simbolik. Semuanya itu
memuat nilai-nilai yang menjiwai dinamika hidup bersama dengan corak yang
berbeda-beda. Karenanya, di dalam nilai keragaman terkandung nilai-nilai
kemanusiaan yang amat kaya dan layak untuk terus digali dan dilestarikan.
Dengan kata lain, keragaman merupakan nilai kemanusiaan Indonesia yang
menjadi identitas bangsa dan budaya Indonesia.
Refleksi Pada topik 3 membahas mengenai identitas manusia indonesia. Sebagai contoh
pengalaman peserta didik pasti memiliki kebutuhan dan karakteristik yang bermacam- macam.
belajar dari karakter- karakter tersebut sebagai bangsa Indonesia harus beracuan dengan
yang dipilih Pancasila. Pancasila sebagai entitas dan identitas bangsa Indonesia yang memiliki
keragaman baik dari agama, suku, ras, kebudayaan, etnis, sosial, dan bahasa.
Pendidikan indonesia sudah mengalami perubahan dari zaman ke zaman. Tugas kita
sebagai calon guru di abad-21 adalah melanjutkan perjuangan para pejuang
pendidikan Indonesia. Walaupun pendidikan di zaman sekarang dapat diakses tanpa
intervensi dari negara lain, kita sebagai calon guru profesional harus mendidik
anak-anak sesuai dengan tuntutan zaman tanpa meninggalkan identitas bangsa
Indonesia. Pada pendidikan di abad ini dikenal dengan merdeka belajar. Hal itu
berarti kita sebagai guru harus menciptakan lingkungan belajar yang
memerdekakan peserta didik. Memerdekakan peserta didik bukan berarti tidak
memberikan tugas dan sebagainya, tetapi pendidik sebagai fasilitator harus mampu
mengembangkan dan mengarahkan kemampuan yang telah dimiliki oleh peserta
didik.
Analisis Mata kuliah filosofi ini memiliki beberapa topik yang telah meninggalkan artefak
artefak pembelajaran yang akan saya lampirkan pada link
pembelajar
LINK:
an
https://drive.google.com/file/d/1ILciAiVZOHYUascG39mWrjCS1MFict9f/view?us
p=sharing
Pembelajar Pengalaman yang saya dapatkan dari mata kuliah filosofi Pendidikan Indonesia
an yaitu sebagai calon guru profesional saya harus memahami perjalanan Pendidikan
bermakna Ki Hajar Dewantara mulai dari perjalanan pendidikan nasional, dasar- dasar
(good pendidikan Ki Hajar Dewantara, identitas manusia indonesia, pancasila sebagai
practices) fondasi pendidikan indonesia, hingga telaah praktik baik pendidikan yang
memerdekakan. Hal tersebut sangat diperlukan untuk pengembangan pada saat ini
dengan tetap menganut teori- teori Ki Hajar Dewantara. Setiap peserta didik
memiliki kebutuhan dan karakteristik yang bervariasi sesuai dengan kodrat alam
dan kodrat zamannya. Guru menjadi fasilitator yang dapat menuntun peserta didik
sesuai dengan perkembangan dan kemampuannya untuk mencapai tujuan hidupnya.
Guru juga sebaiknya bisa mencontohkan hal- hal yang baik, agar secara tidak
langsung peserta didik dapat mencontohnya pada kehidupan sehari- hari. Pondasi
yang guru tanamkan juga tetap berpegang teguh pada Pancasila yang telah
ditetapkan juga di kurikulum merdeka. Guru juga harus mengikuti perkembangan
IPTEK saat ini agar kesenjangan dengan peserta didik tidak terlalu jauh dan
pembelajaran akan berjalan dengan menyenagkan. Pembelajaran yang
memanfaatkan media pembelajaran interaktif juga akan memberikan motivasi
kepada peserta didik untuk lebih aktif dalam proses pembelajaran.