Anda di halaman 1dari 4

Nama : Rinda Dwi Lestari

NIM : 230211105707
Kelas : Biologi 2/H
JURNAL REFLEKSI
Nama Mata Filosofi Pendidikan
Kuliah

Review Topik 3. Identitas Manusia Indonesia


pengalaman
Pengalaman belajar pada topik identitas Manusia Indonesia, yaitu mempelajari
belajar.
identitas manusia yang menghayati nilai-nilai kemanusiaan khas Indonesia.
Kemanusiaan Indonesia mencakup berbagai tradisi manusia-manusia Indonesia dari
waktu ke waktu, dari generasi ke generasi. Selanjutnya, tiga hal hakiki sebagai nilai
kemanusiaan khas Indonesia, yakni nilai kebhinekatunggalikaan, nilai-nilai
Pancasila dan religiusitas. Manusia Indonesia Lahir, Hidup dan Berkembang dalam
Kebhinekatunggalikaan.

Pengalaman belajar pada topik ini juga menyangkut, keragaman atau kebhinekaan
yang merupakan salah satu struktur atau karakter keindonesiaannya yang amat
khas. Keragamaan (kebhinekaan) itu merupakan pengalaman yang secara
membentuk identitas keindonesiaan sejak Indonesia belum diakui sebagai sebuah
Negara. Mereka yang berjuang untuk menyiapkan kemerdekaan Indonesia adalah
orang-orang yang sejak semula hidup dalam pengalaman relasi dengan latar
belakang perbedaan dan keragaman agama (kepercayaan), ras, suku, warna kulit,
dan bahasa dalam konteks ribuan pulau, tradisi, ritual, mitos, legenda, simbolisme
bangunan, hasil bumi, dan flora-fauna. Bagi masyarakat Indonesia, keragaman
merupakan nilai yang khas dan menjadi salah satu identitas bangsa Indonesia.
Pertama, keragaman Indonesia merupakan anugerah alamiah (tanpa dirancang)
yang sudah ada sejak sebelum terbentuknya negara Indonesia. Dalam arti ini
keragaman merupakan kekayaan masyarakat Indonesia. Kedua, masyarakat
Indonesia beragam dalam hal pengalaman hidup, budaya, bahasa, ras, suku,
bahasa, kepercayaan, tradisi, dan berbagai ungkapan simbolik. Semuanya itu
memuat nilai-nilai yang menjiwai dinamika hidup bersama dengan corak yang
berbeda-beda. Karenanya, di dalam nilai keragaman terkandung nilai-nilai
kemanusiaan yang amat kaya dan layak untuk terus digali dan dilestarikan.
Dengan kata lain, keragaman merupakan nilai kemanusiaan Indonesia yang
menjadi identitas bangsa dan budaya Indonesia.

Kebhinekatunggalikaan menjadi kekuatan bangsa Indonesia memaknai


keberagaman sosio-kultural dan nilai-nilai luhur yang ada pada setiap daerah. Akar-
akar budaya merajut keberagaman untuk memperkuat nilai-nilai kemanusiaan khas
Indonesia. Pancasila menjadi perekat keberagaman nilai-nilai luhur budaya yang
membentang luas dari Sabang sampai Merauke.

Manusia Indonesia sebagai Manusia Pancasila menilik sejarahnya, keberadaan


manusia Indonesia sebagai bangsa yang akan merdeka membutuhkan fondasi
filosofis sebagai penegas identitasnya. Fondasi filosofis memuat jiwa bangsa, cita-
cita luhur bangsa, rasa-perasaan sebagai bangsa, dan nilai-nilai hidup berbangsa.
Mencari fondasi hidup berbangsa sudah menjadi pergulatan Ir.Soekarno sejak tahun
1925. Dalam imajinasi dan cita-cita menggapai kemerdekaan Indonesia, Soekarno
sudah mempelajari nilai-nilai budaya yang sudah hidup di masyarakat nusantara
yang akan dijadikan sebagai ideologi bangsa. Dengan demikian, tujuan perumusan
Pancasila adalah untuk menemukan perekat dan penyatuan hidup berbangsa bagi
segala suku dan bangsa di nusantara ini. Dengan menggali nilai-nilai luhur yang
sudah dihidupi masyarakat di kepulauan nusantara, Soekarno menjadikan Pancasila
sebagai identitas bangsa Indonesia dan sekaligus manusia Indonesia. Segala segala
kekayaan melingkupi masyarakat Indonesia yang berbhineka di kristalisasi dalam
Pancasila. Karenanya, pancasila berisi “Jiwa bangsa Indonesia”. Pancasila
merupakan intisari yang merangkum nilai-nilai, jiwa dan semangat yang dihidupi
oleh orang-orang Indonesia yang selalu menjunjung tinggi nilai gotong-royong. Hal
ini juga ditegaskan oleh Ki Hajar Dewantara.

Pengalaman belajar juga menyangkut pada Manusia Indonesia sebagai Manusia


Pancasila Dengan menggali nilai-nilai luhur yang sudah dihidupi masyarakat di
kepulauan nusantara, Soekarno menjadikan Pancasila sebagai identitas bangsa
Indonesia dan sekaligus manusia Indonesia. Segala kekayaan melingkupi
masyarakat Indonesia yang berbhineka di kristalisasi dalam Pancasila. Karenanya,
pancasila berisi “djiwa bangsa Indonesia”. Pancasila merupakan intisari yang
merangkum nilai-nilai, jiwa dan semangat yang dihidupi oleh orang-orang
Indonesia yang selalu menjunjung tinggi nilai gotong-royong. Hal ini juga
ditegaskan oleh Ki Hajar Dewantara.

Kemudian mempelajari Manusia Indonesia sebagai Manusia Religius. Religius


merupakan hal yang mendasar atau esensial dalam kehidupan manusia, yang artinya
religius merupakan daya-daya insani yang bersifat batiniah yang ada di dalam
kedalaman hati manusia. Religius merupakan inti dan daya agama. Religius dan
agama merupakan dua sisi dari model kehidupan yang menyatukan dua sisi insani,
yaitu sisi rohani dan jasmani. Indonesia merupakan tempat lahir dan
berkembangnya agama-agama besar hal ini membuat pengaruh besar pada praktisi
kehidupan. Dalam konteks masyarakat Indonesia yang multi budaya, bahasa,
agama, keyakinan, etnis, suku, dan kearifan lokal, pendidikan mempunyai peran
penting dalam melestarikan keragaman, menjaga kesatuan, memelihara
keharmonisan, dan mengembangkan kualitas keindonesiaan

Refleksi Pada topik 3 membahas mengenai identitas manusia indonesia. Sebagai contoh
pengalaman peserta didik pasti memiliki kebutuhan dan karakteristik yang bermacam- macam.
belajar dari karakter- karakter tersebut sebagai bangsa Indonesia harus beracuan dengan
yang dipilih Pancasila. Pancasila sebagai entitas dan identitas bangsa Indonesia yang memiliki
keragaman baik dari agama, suku, ras, kebudayaan, etnis, sosial, dan bahasa.
Pendidikan indonesia sudah mengalami perubahan dari zaman ke zaman. Tugas kita
sebagai calon guru di abad-21 adalah melanjutkan perjuangan para pejuang
pendidikan Indonesia. Walaupun pendidikan di zaman sekarang dapat diakses tanpa
intervensi dari negara lain, kita sebagai calon guru profesional harus mendidik
anak-anak sesuai dengan tuntutan zaman tanpa meninggalkan identitas bangsa
Indonesia. Pada pendidikan di abad ini dikenal dengan merdeka belajar. Hal itu
berarti kita sebagai guru harus menciptakan lingkungan belajar yang
memerdekakan peserta didik. Memerdekakan peserta didik bukan berarti tidak
memberikan tugas dan sebagainya, tetapi pendidik sebagai fasilitator harus mampu
mengembangkan dan mengarahkan kemampuan yang telah dimiliki oleh peserta
didik.

Analisis Mata kuliah filosofi ini memiliki beberapa topik yang telah meninggalkan artefak
artefak pembelajaran yang akan saya lampirkan pada link
pembelajar
LINK:
an
https://drive.google.com/file/d/1ILciAiVZOHYUascG39mWrjCS1MFict9f/view?us
p=sharing

Pembelajar Pengalaman yang saya dapatkan dari mata kuliah filosofi Pendidikan Indonesia
an yaitu sebagai calon guru profesional saya harus memahami perjalanan Pendidikan
bermakna Ki Hajar Dewantara mulai dari perjalanan pendidikan nasional, dasar- dasar
(good pendidikan Ki Hajar Dewantara, identitas manusia indonesia, pancasila sebagai
practices) fondasi pendidikan indonesia, hingga telaah praktik baik pendidikan yang
memerdekakan. Hal tersebut sangat diperlukan untuk pengembangan pada saat ini
dengan tetap menganut teori- teori Ki Hajar Dewantara. Setiap peserta didik
memiliki kebutuhan dan karakteristik yang bervariasi sesuai dengan kodrat alam
dan kodrat zamannya. Guru menjadi fasilitator yang dapat menuntun peserta didik
sesuai dengan perkembangan dan kemampuannya untuk mencapai tujuan hidupnya.
Guru juga sebaiknya bisa mencontohkan hal- hal yang baik, agar secara tidak
langsung peserta didik dapat mencontohnya pada kehidupan sehari- hari. Pondasi
yang guru tanamkan juga tetap berpegang teguh pada Pancasila yang telah
ditetapkan juga di kurikulum merdeka. Guru juga harus mengikuti perkembangan
IPTEK saat ini agar kesenjangan dengan peserta didik tidak terlalu jauh dan
pembelajaran akan berjalan dengan menyenagkan. Pembelajaran yang
memanfaatkan media pembelajaran interaktif juga akan memberikan motivasi
kepada peserta didik untuk lebih aktif dalam proses pembelajaran.

Anda mungkin juga menyukai