LITERASI
DASAR
Negeri
jenggawah
AINUN HUSNAH (230211105717)
ADITYA RICO ARMYANDI (230211105692)
AINUR ROFIQI (230211105725)
FIRDHA ILMAN NAFI'A (230211105724)
INDRI PRATIWI (230211105722)
RINDA DWI LESTARI (230211105707)
KATA
PENGANTAR
Syukur Alhamdulillah kami panjatkan kehadirat Allah SWT atas rahmat,
karunia, serta taufik dan hidayah-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan
buku panduan strategi literasi di SMA Negeri Jenggawah dengan penuh
tanggung jawab dan sesuai dengan waktu yang telah ditentukan.
1. Bapak Dr. Ir. Iwan Taruna, M.Eng, IPM selaku Rektor Universitas Jember
2. Bapak Prof. Dr. Bambang Soepeno, M.Pd. selaku Dekan Fakultas Keguruan
dan Ilmu Pendidikan Universitas Jember.
3. Ibu Erlia Narulita, S.Pd.,M.Si., Ph.D. selaku Dosen Pengampu Mata Kuliah
Literasi Lintas Mata Pelajaran Universitas Jember.
4. Bapak Siswo Suryono, S.Pd., M.Pd. selaku Kepala SMA Negeri Jenggawah.
5. Ibu Dra. Endang Elfia Yuniasih, M.P dan Ibu An Rini Mudayanti, S.Pd. selaku
Guru Pamong Biologi SMA Negeri Jenggawah.
6. Dewan Guru dan Karyawan SMA Negeri Jenggawah.
ii
DAFTAR isi
ii
PROGRAM KEGIATAN LITERASI Satu
Oleh
Firdha Ilman Nafi'a
A. Nama Kegiatan
GEMASH POCADI (Gerakan Membaca Setiap Hari dengan Pojok
Baca Digital)
B. Deskripsi Singkat Kegiatan
Kegiatan berliterasi setiap 15 menit sebelum pembelajaran
yang dilaksanakan setiap hari dipandu oleh guru model yang
membimbing dengan strategi literasi yang bervariasi untuk
menumbuhkan minat membaca siswa dengan
memanfaatkan aplikasi perpustakaan online atau platform
membaca lainnya. Siswa membaca konten positif sehingga
pengalaman dalam membaca dapat di bagikan kepada
rekan sekelasnya. Contoh strategi literasi dapat dengan
kegiatan 10 menit pertama dilakukan membaca ebook baik
novel, majalah online, koran online, maupun media lainnya
yang siswa sukai. 5 menit kemudian, siswa menulis pesan
moral atau praktik baik yang dapat disampaikan kepada
rekan lainnya sebagai bentuk pembelajaran. Setiap minggu
akan diadakan evaluasi masing-masing oleh guru dijam
pertama terkait program tersebut dapat melalui storytelling
maupun presentasi hasil membaca selama satu minggu.
Hasil evaluasi digunakan perbaikan untuk meningkatkan
strategi literasi baik dari segi waktu, teknik, maupun bahan
bacaan. Selanjutnya akan diadakan lomba untuk
meningkatkan minat berliterasi seperti pembuatan poster,
karya tulis ilmiah, videografis, atau media lainnya sesuai
kesepakatan guru.
1
C. Strategi Pelaksanaan Literasi
Strategi pelaksanaan literasi sesuai dengan langkah-langkah
BAGJA, diantaranya Monitoring, Evaluasi, Learning dan
Reporting.
2
D. Alokasi Waktu Kegiatan
Kegiatan literasi GEMASH POCADI akan dilaksanakan pada
bulan 6 Maret 2023 hingga 22 Mei 2023
E. Alat dan Bahan Pendukung Kegiatan
Beberapa alat dan bahan pendukung kegiatan GEMASH
POCADI adalah gawai atau smartphone, jaringan internet,
dan buku tulis
F. Langkah-Langkah Kegiatan
Berikut adalah langkah-langkah pelaksanaan kegiatan literasi
GEMASH POCADI apabila diterapkan dalam pembelajaran
materi Evolusi.
3
Gambar 1 Tampilan Perpus Online
Sumber Dokumen Pribadi
4
Gambar 2 Tampilan Daftar Ejournal pada Perpus Online
Sumber Dokumen Pribadi
5
G. Penilaian yang Digunakan
Berikut adalah instrumen penilaian pelaksanaan kegiatan
literasi GEMASH POCADI yang diadaptasi dari Pedoman
Penilaian dan Evaluasi Gerakan Literasi Nasional oleh
Kemdikbudristek (2017).
Sekolah
mengidentifikasi
sumber-sumber
belajar (buku pelajaran,
buku nonpelajaran,
lembar kerja, audio
visual, dan lainnya)
dan sarana prasarana
(komputer, jaringan
internet, proyektor, alat
peraga, perpustakaan,
laboratorium, lapangan
olahraga, ruang praktik
Penilaian kesenian, taman, pojok
1.
Awal baca, dan lainnya) di
dalam sekolah.
Sekolah
mengidentifikasi
sumber daya manusia
yang memahami
kegiatan literasi, baik
dari unsur internal
sekolah (yayasan,
kepala sekolah, guru,
dan tenaga
kependidikan lainnya).
6
Sekolah
mengidentifikasi
Sekolah melakukan
sosialisasi kegiatan
literasi kepada para
pemangku
kepentingan
pendidikan (guru,
peserta didik, komite
sekolah, orang tua/wali
peserta didik,
pengawas sekolah,
dinas pendidikan
Sosialisasi setempat, dan
kegiatan masyarakat lainnya).
literasi
2. kepada para Perumusan kegiatan
pemangku prioritas untuk
kepentingan mengembangkan
pendidikan literasi di sekolah
melibatkan pemangku
kepentingan
pendidikan
(guru/tenaga
kependidikan, peserta
didik, komite sekolah,
orang tua/ wali peserta
didik, pengawas
sekolah, dinas
pendidikan setempat,
dan masyarakat)
7
Sekolah membentuk
tim pelaksana kegiatan
literasi.
Peraturan sekolah
mendukung
implementasi kegiatan
literasi (kebijakan
tentang wajib
membaca sejumlah
buku dalam rentang
waktu tertentu, wajib
mengunjungi
perpustakaan,
memperbaharui buku
Desain di perpustakaan atau
kebijakan pojok baca dalam
3. rentang waktu tertentu,
kegiatan
literasi dll.).
Sekolah
mengembangkan
kegiatan kegiatan
literasi.
Sekolah menggunakan
potensi lingkungan
(fisik, sosial, dan
budaya) untuk
memperkaya
pengalaman belajar
siswa sehingga
memiliki wawasan
yang lebih luas
8
Sekolah memiliki
kegiatan unggulan
dengan
mengintegrasikan
enam dimensi literasi
dalam aktivitas
pembelajaran.
Sekolah memiliki
kegiatan unggulan
kegiatan literasi
berbasis kelas, berbasis
budaya sekolah, dan
berbasis masyarakat.
Guru mengintegrasikan
kegiatan literasi yang
tecermin dalam
komponen Rencana
Pelaksanaan
Pembelajaran (RPP),
antara lain, materi
pembelajaran yang
relevan dan
kontekstual, metode
pembelajaran,
langkahlangkah
pembelajaran, dan
metode penilaian yang
relevan.
9
Warga sekolah
(peserta didik, guru,
tenaga kependidikan,
dan kepala sekolah)
memiliki sikap yang
mencerminkan budaya
literasi.
Warga sekolah
(peserta didik, guru,
tenaga kependidikan,
dan kepala sekolah)
memiliki sikap
keteladanan dalam
berliterasi baca tulis.
Warga sekolah
Pengemban
(peserta didik, guru,
gan kegiatan
tenaga kependidikan,
literasi
4. dan kepala sekolah)
berbasis
memiliki sikap
budaya
keteladanan dalam
sekolah
berliterasi numerasi.
Warga sekolah
(peserta didik, guru,
tenaga kependidikan,
dan kepala sekolah)
memiliki sikap
keteladanan dalam
berliterasi sains.
Warga sekolah
(peserta didik, guru,
tenaga kependidikan,
dan kepala sekolah)
memiliki sikap
keteladanan dalam
berliterasi digital.
10
Kepala sekolah, guru,
komite sekolah, dan
orang tua melakukan
kegiatan pengawasan
(monitoring) kegiatan
literasi secara rutin dan
berkelanjutan.
Sekolah memiliki
mekanisme umpan
balik dari peserta didik
dalam pelaksanaan
kegiatan literasi.
Sekolah
Evaluasi menindaklanjuti hasil
5. kegiatan pengawasan dan
literasi evaluasi untuk
memperbaiki
pelaksanaan kegiatan
literasi.
Warga sekolah
menggunakan sarana
dan prasarana
penunjang literasi
(perpustakaan sekolah,
pojok baca, mading
sekolah, taman
sekolah, dan alat
peraga) secara efektif.
Kegiatan literasi
meningkatkan prestasi
akademik.
11
PROGRAM KEGIATAN LITERASI dua
Oleh
Rinda Dwi Lestari
A. Nama Kegiatan
Mambaca Nyaring Berpasangan (Readi Aloud in Pairs)
B. Pengertian Strategi Thinking Aloud Pair Problem
Solving
Thingking Aloud Pair Problem Solving dalam bahasa Indonesia
Think Aloud artinya berpikir keras, pair artinya berpasangan
dan problem solving artinya pemecahan atau penyelesaian
masalah. Jadi dapat diartikan sebagai teknik berpikir keras
secara berpasangan dalam penyelesaian masalah, yang
merupakan salah satu metode pembelajaran yang dapat
menciptakan kondisi belajar aktif kepada peserta didik. Jenis
pembelajaran ini membuat peserta didik untuk mencari tahu
sumber-sumber pengetahuan yang relevan. Sehingga
metode ini memberikan tantangan kepada peserta didik
untuk belajar dan berpikir sendiri.
C. Langkah-langkah Pelaksanaan TAPPS
Langkah-langkah Thingking Aloud Pair Problem Solving (Arthur
Whimbey & Jack Lochhead,1999:39) Menurut Whimbey dan
Lochhead metode ini menggambarkan pasangan yang
bekerja sama sebagai pemecah masalah dan pendengar
untuk memecahkan suatu permasalahan. Peserta didik yang
berperan sebagai pemecah masalah memiliki tugas untuk
menjelaskan tahap demi tahap dalam menyelesaikan
masalah, sedangkan peserta didik yang berperan sebagai
pendengar memiliki tugas untuk memahami setiap langkah
yang dilakukan pemecah masalah, sementara guru
dianjurkan untuk mengarahkan peserta didik sesuai prosedur
yang telah ditentukan. Proses ini telah terbukti efektif dalam
membantu peserta didik belajar.
12
Adapun langkah-langkah pelaksanaan Thingking Aloud Pair
Problem Solving (Desriyanti, 2014: 17) sebagai berikut:
13
D. Tugas Pemecahan Masalah dan Pendengar
Berikut merupakan rincian tugas pemecah masalah dan
pendengar yang dikemukakan Barkley (2010: 259) yaitu:
14
Pemecah masalah harus lebih
Jangan berpaling dari pemecah
berani dalam mengungkapkan
masalah dan mulai menyelesaikan
segala hasil pemikirannya.
masalah yang sedang dipecahkan
Anggaplah bahwa pendengar
pemecah masalah.
sedang tidak mengevaluasi.
15
Melalui metode TAPPS peserta didik belajar untuk
bertanggung jawab dalam kegiatan belajar, tidak sekedar
menjadi penerima informasi yang pasif, namun harus aktif
mencari informasi yang diperlukan sesuai dengan kapasitas
yang dimiliki. Dalam metode TAPPS peserta didik dituntut
bergerak aktif untuk terampil bertanya dan mengemukakan
pendapat, menemukan informasi yang relevan dari sumber
yang tersembunyi, mencari berbagai cara alternatif untuk
mendapatkan solusi, dan menentukan cara yang paling
efektif untuk menyelesaikan masalah, sehingga dari hal-hal
tersebut dapat terlihat jelas aktivitas yang dilakukan peserta
didik dalam memecahkan masalah yang dihadapi ketika
proses pembelajaran berlangsung.
F. Desain Metode Thinking Aloud Pair Problem Solving
(TAPPS) dalam Proses Pembelajaran
Pendahuluan
16
Menginformasikan kepada
prosedur pelaksanaannya.
prosedur pelaksanaannya.
Kegiatan Inti
Eksplorasi
Elaborasi
17
Peserta didik yang bertindak
sebagai pemecah masalah
mempresentasikan jawabannya
dalam buku catatan kepada
pendengar, dimulai dari
membacakan soal sampai
kepada penyelesaian dan
kesimpulannya.
Peserta didik yang bertindak
sebagai pendengar bertugas
mendengarkan dan mengikuti
serta memahami setiap
langkah yang dilakukan
pemecah masalah dalam
memecahkan serta
Gambar 6 Kegiatan Literasi menyelesaikan masalah.
Sumber Dokumen Pribadi Peserta didik yang bertindak
sebagai pendengar berhak
mengajukan pertanyaan dan
menginterupsi pemecah
masalah, jika telah terjadi
kesalahan pada penjelasan
pemecah masalah namun tidak
diperbolehkan memecahkan
Guru membimbing kelompok
peserta didik dalam melakukan
keterampilan metode TAPPS dan
memberikan bantuan kepada
peserta didik yang kurang
terampil dalam melakukan
perannya, terutama untuk peran
seorang pendengar.
Konfirmasi
18
·Guru membimbing kelompok
peserta didik dalam melakukan
keterampilan metode TAPPS dan
memberikan bantuan kepada
peserta didik yang kurang
terampil dalam melakukan
perannya, terutama untuk peran
seorang pendengar.
Guru memberikan evaluasi akhir
dengan meminta peserta didik
secara individu mengerjakan
sebuah soal yang diberikan
guru, dan mengumpulkan
kembali materi yang sudah
dipecahkan untuk diberikan
penilaian oleh guru.
Penutup
19
PROGRAM KEGIATAN LITERASI Tiga
Oleh
Ainur Rofiqi
A. Nama Kegiatan
Sampahku Tanggungjawabku
B. Deskripsi Singkat Kegiatan
Kegiatan dengan judul “Sampahku, Tanggungjawabku”
merupakan pembelajaran pada materi perubahan
lingkungan kelas X SMA yang memadukan model
pembelajaran Think Pair Share dengan Project Based Learning
(TPS-Project Based Learning). Selain materi perubahan
lingkungan, kegiatan ini dapat dikoneksikan dengan mata
pelajaran lain antara lain:
Prakarya dan Kewirausahaan (kerajinan dari sampah basah
maupun sampah kering).
Bahasa Inggris (procedure text).
C. Strategi yang Digunakan
Sebelum Membaca atau Belajar
Mengajukan pertanyaan, dalam hal ini guru menampilkan
video (teks multimoda) tentang tumpukan sampah yang
menyebabkan kerusakan lingkungan. Dengan pengatur
grafis, peserta didik dapat mengajukan pertanyaan terkait
tayangan video.
Membuat hipotesis, setelah membuat pertanyaan, peserta
didik diminta membuat jawaban sementara atau hipotesis.
Saat Membaca atau Belajar
Menggunakan strategi Berpikir - Berpasangan - Berbagi
(Pengatur Grafis). Strategi ini dikenal dengan Think Pair Share
(TPS), yang merupakan salah satu penerapan cooperative
learning. Peserta didik dapat menjawab pertanyaan yang
sudah diberikan oleh guru melalui tiga tahapan, sebagai
berikut:
20
Berpikir (think), peserta didik berpikir secara individu terkait
pertanyaan yang diberikan dan mencoba mengkonstruksi
ide atau gagasannya secara mandiri.
Berpasangan (pair), peserta didik berdiskusi dengan
pasangan (teman sebangku) terkait ide atau gagasannya
masing-masing. Hal ini supaya saling menghargai dan
mendengar pendapat orang lain.
Berbagi (share), tiap pasangan membagikan ide atau
gagasan yang disepakati kepada forum yang lebih besar,
misalnya kelas.
D. Alokasi Waktu
Waktu pelaksanaannya selama 4 minggu.
E. Alat dan Bahan
Laptop
Proyektor
Jaringan internet
LKPD
Alat dan bahan yang dibutuhkan oleh masing-masing
peserta didik dalam membuat proyek.
21
E. Langkah-Langkah Kegiatan
22
Strategi Masalah-Solusi (Pengatur Grafis)
Mendesain Proyek
Memonitoring Proyek
23
Guru meminta peserta didik mempresentasikan hasil proyek yang
dikerjakan
Peserta didik mempresentasikan hasil proyek yang telah
dikerjakan.
Guru memberikan evaluasi terhadap produk peserta didik
Peserta didik mendengarkan evaluasi dari guru serta menuliskan
kesimpulan dan refleksi kegiatan proyek
G. Penilaian
Penilaian Diri Sendiri
Kadang - Tidak
No. Keterampilan Selalu Sering
Kadang Pernah
Saya
mempraktikkan
1.
mendengar
secara aktif.
Saya menantang
ide atau gagasan,
2. bukan orang
yang memiliki
gagasan.
Saya mengecek
ketepatan dan
3.
pemahaman
saya.
Saya
menyampaikan
ketidaksetujuan
4.
saya
dengan cara yang
positif.
24
Saya memberikan
kontribusi ide di
5.
kelas atau
kelompok.
Saya mengatur
dan mengelola
6.
tugas-tugas
kelompok.
Saya
menggunakan
7. parafrase untuk
meningkatkan
pemahaman.
Saya memberikan
8. kritik yang
konstruktif.
Saya
menggunakan
9. strategi bertanya
yang
baik.
Saya
mempraktikkan
cara meraih
10. kesepakatan atau
konsensus
dengan teman
kelompok saya.
Saya memberikan
11. inisiatif dalam
diskusi.
25
Saya
bertanggung
12.
jawab dalam
kelompok.
Penilaian Proyek
Pencapaian Skort
1 2 3 4
Desain Proyek
Orisinilitas Ide
Tujuan
Langkah Kerja
Jadwal Proyek
26
Tahap Pelaksanaan (50%)
Betanggungjawab
Kesesuaian Produk
27
Rumus nilai yaitu skor perolehan (N) / skor maksimum) x Bobot
Persiapan N/20 x 20
Pelaksanaan N/16 x 50
Hasil dan
N/8 x 30
Evaluasi
Nilai Akhir
80-85 B Baik
75-80 C Cukup
<75 D Kurang
28
H. Lampiran
Lembar Kerja Peserta Didik (LKPD)
Perubahan Lingkungan
Kelompok
Nama Anggota
1.
2.
3.
4.
5.
Tujuan Pembelajaran
Biologi
Melalui model pembelajaran TPS-Project Based Learning,
peserta didik dapat menciptakan solusi perubahan
lingkungan dengan benar.
Prakarya dan Kewirausahaan
Melalui model pembelajaran TPS-Project Based Learning,
peserta didik dapat menyusun perencanaan usaha kerajinan
dengan benar.
Bahasa Inggris
Melalui model pembelajaran TPS-Project Based Learning,
peserta didik dapat membuat procedure text dengan benar.
Sebelum Membaca atau Belajar
Lihatlah tayangan video yang ditayangkan oleh gurumu di
kelas atau scan barcode berikut:
29
Setelah melihat tayangan video diatas, tuliskan 1 rumusan
masalah dan hipotesis pada kolom di bawah ini!
Rumusan Masalah
Hipotesis
Apa yang
Apa yang
Apa yang Kami
Dipikirkan
Pertanyaan Saya Pikirkan Bagikan di
Teman Saya
(Think) Kelas
(Pair)
(Share)
Bagaimana
dampak
penumpukan
sampah bagi
manusia dan
lingkungan?
Bagaimana ide
yang kalian
berikan untuk
menangani
permasalahan
sampah?
30
Setelah Membaca atau Belajar
Masalah
Solusi
Hasil
Mendesain Proyek
Materials
Steps
31
Memonitoring Proyek
Uraian Monitoring
Proyek dan
Tanggal Catatan Guru
Dokumentasi
Progres Proyek
Kesimpulan
Refleksi
32
PROGRAM KEGIATAN LITERASI empat
Oleh
Aditya Rico Armyandi
A. Nama Kegiatan
GELIS PENTIGRAF (Gerakan Menulis Cerpen Tiga Paragraf)
secara Digital)
B. Tujuan Kegiatan
Melatih kreatifitas menulis peserta didik.
Meningkatkan literasi menulis peserta didik.
Meningkatkan menulis cepat peserta didik.
Menulis untuk tujuan autentik, peserta didik menanggapi
dengan cara yang bermakna terhadap konten yang akan
ditulis.
Melatih literasi komunikasi peserta didik dalam
menuangkan tulisannya dalam bentuk cerpen tiga
paragraph.
33
Dengan membuat strategi yang beranekaragam sehingga
peserta didik ketika dilaksanakan literasi tidak merasa bosan
dan semangat untuk terus belajar. Hal tersebut dapat
meningkatkan literasi menulis dan komunikasi peserta didik.
Selanjutnya hasil dari karya pada hari tertentu akan
dilombakan setiap kelasnya dan akan dijadikan arsip berupa
buku sekolah mengenai kegiatan literasi. Arsip sekolah pada
setiap kelas dipilih sesuai dengan kriteria yang baik dan
menarik. Kemudian buku yang sudah jadi diletakkan pada
perpustakaan sekolah sebagai bahan bacaan peserta didik
yang lain.
34
Pengatur grafis yang digunakan adalah Tahu-Ingin-
Bagaimana-Pelajari dan rantai peristiwa: Peserta didik
menuliskan hal yang sudah diketahui, yang ingin diketahui,
bagaimana cara mengetahuinya (di awal pembelajaran)
dan yang telah dipelajari (di akhir pembelajaran) dengan
membuat cerpen tiga paragraph. Penulisan yang dilakukan
boleh menceritakan pengalaman/ peristiwa secara
beruntut sehingag terbentuklah cerpen tiga paragraph.
Mengembangkan tulisan autentik: dimana peserta didik
menuliskan secara cepat dengan membuat tiga paragraph
dalam bentuk cerpen dengan menanggapi cara bermakna
dari konten yang diberikan guru. Penulisan cerpen tiga
paragraph dapat berupa menjelaskan kronologis terjadinya
sesuatu sehingga nantinya terbentuk cerpen tiga
paragraph.
E. Langkah-Langkah Kegiatan
35
Struktur PENTIGRAF (Cerita Pendek Hanya 3 Paragraf)
Permulaan paragraf
pertama pentigraf Lantas, pada
dapat memakai paragraf kedua
pengenalan tokoh buatlah cerita maju
dan konfliknya. Anda dengan
dapat memasukkan memasukkan unsur
unsur setting di situ argumen.
bila perlu.
36
Paragraf Ketiga
Sedangkan sebagai
penutup, tampilakn
resolusi. Pada bagian
ini, penulis dapat
menutupnya dengan
TWIST.
37
Gambar 9 Contoh Pentigraf
Sumber Dokumen Pribadi
38
Gambar 11 Contoh Pentigraf
Sumber Dokumen Pribadi
39
PROGRAM KEGIATAN LITERASI Lima
Oleh
Indri Pratiwi
A. Nama Kegiatan
Pojok Kreativitas (Mading)
F. Langkah-Langkah Kegiatan
Guru Menyusun tim pengembang mading yang terdiri dari
beberapa guru dan siswa (biasanya dari anggota OSIS).
Guru bersama tim pengembang mading menentukan tema
yang akan digunakan peserta didik membuat karya,
berserta penilaiannya.
Guru menentukan waktu pengumpulan karya peserta didik
Guru menempelkan karya peserta didik dalam mading yang
disediakan.
Guru mengumumkan karya peserta didik terbaik beserta
reward sebagai salah satu bentuk motivasi peserta didik
dalam mengembangkan kemampuan literasinya lewat
mading.
Guru mengganti secara berkala karya peserta didik di
mading dengan tema yang baru.
41
Gambar 13 Contoh Pojok Kreativitas (Mading) di SMAN Jenggawah
Sumber Dokumen Pribadi
42
G. Penilaian
Tampilan Total
Sesuai
Kelengkapan Sistematika Kreativitas
dengan KIE
Note!
KIE (Konstruktif, Informatif, dan Efektif)
Penilaian dilakukan menggunakan skala literat sebagai
berikut:
1 = Jelek
2 = Biasa
3 = Bagus
43
PROGRAM KEGIATAN LITERASI enam
Oleh
Ainun Husnah
A. Nama Kegiatan
Pengembangan Penilaian Berbasis Literasi Membca
44
Peserta didik memahami fungsi enzim dan mengenal proses
metabolisme yang terjadi dalam tubuh. Selanjutnya peserta
didik memiliki kemampuan menerapkan konsep pewarisan
sifat, pertumbuhan dan perkembangan dalam kehidupan
sehari-hari dan mengevaluasi gagasan baru mengenai
evolusi.
Tujuan Pembelajaran
Peserta didik dapat enganalisis zat makanan yang
diperlukan bagi tubuh manusia sehari-hari dari berbagai
sumber dengan benar.
Peserta didik dapat menyusun menu makanan seimbang
untuk kategori aktivitas normal dengan benar.
Peserta didik dapat menentukan berat ideal sebagai wujud
pola hidup sehat dengan benar.
Bentuk
No. Jenjang Konten Konteks Komptensi Indikator
Soal
Diberikan
stimulus
atau teks
berupa
informasi
dan
Zat gambar
makanan berbagai
(menu zat
Mengevaluasi
makanan makanan,
1. Level 3 Saintifik dan Uraian
seimbang peserta
merefleksi
dan pola didik dapat
hidup menyusun
sehat) menu
makanan
sehat yang
memenuhi
standar gizi
yang
seimbang.
45
Diberikan
stimulus
atau teks
berupa
Zat informasi
makanan dan gambar
(menu berbagai zat
Mengevaluasi
makanan makanan,
2. Level 3 Saintifik dan Uraian
seimbang peserta didik
merefleksi
dan pola dapat
hidup menganalisis
sehat) gangguan
kesehatan
akibat
kekurangan
protein.
Diberikan
stimulus
atau teks
Zat
berupa
makanan
informasi
(menu
Mengevaluasi dan gambar
makanan
3. Level 3 Saintifik dan Uraian berbagai zat
seimbang
merefleksi makanan,
dan pola
peserta didik
hidup
dapat
sehat)
menghitung
berat badan
ideal.
Diberikan
stimulus
atau teks
berupa
Zat informasi
makanan dan gambar
(menu berbagai zat
makanan Benar- makanan,
4. Level 3 Saintifik Memahami
seimbang Salah peserta didik
dan pola dapat
hidup menentukan
sehat) pernyataan
benar atau
salah
berdasarkan
stimulus.
46
E. Soal Literasi Membaca
Zat Makanan Bagi Tubuh
47
Makronutrien
Gambar 16 Karbohidrat
Sumber Kementrian Kesehatan
Gambar 17 Protein
Sumber HSPH Harvard Edu
48
Gambar 18 Lemak
Sumber Anlene.com
Mikronutrien
Gambar 19 Buah
Sumber Health.Harvard.Edu
49
Gambar 20 Lemak
Sumber Anlene.com
Mikronutrien
50
Gambar 21 Air
Sumber Ners UNAIR
51
No. Pernyataan Benar Salah
Karbohidrat
merupakan sumber
1.
energi yang paling
utama.
Mineral mengatur
keseimbangan
keasaman cairan
tubuh, proses
3. penggumpalan
darah, dan
membantu proses
metabolime dalam
tubuh.
Kacang-kacangan
merupakan sumber
5.
lemak yang
menghasilkan energi.
52
F. Tahap Pengolahan Hasil
Kunci Jawaban dan Penskoran
53
Lemak jenuh banyak terdapat pada
daging, keju, susu, dan mentega,
sedangkan asam lemak tak jenuh
1
banyak terdapat pada minyak kedalai,
minyak kelapa, ikan, dan minyak goreng.
(Benar)
Jumlah
Skor
Maksimal
Jika nila peserta didik <5, maka termasuk ke dalam level PIK,
atau Perlu Intervensi Khusus (peserta didik belum mampu
menuangkan ide ketika melihat teks berupa gambar zat
manakanan pada soal yang disajikan, sehingga perlu
bimbingan dan intervensi khusus).
Jika nilai peserta didik ≤ 5 x ≥ maka termasuk ke dalam level
dasar (peserta didik sudah mempunyai ide konsep, namun
masih perlu bimbingan dalam menyusun menu makanan
seimbang dan menghitung berat badan idealnya).
54
Jika nilai peserta didik 18 < x ≤ 30, maka termasuk ke dalam
level cakap (peserta didik sudah mempunyai pemahaman
zat makanan dan dapat menyelesaikan permasalahan
konteks dengan baik tanpa harus dibimbing).
Jika nilai peserta didik 31 < x ≤, maka termasuk ke dalam level
mahir (peserta didik sudah memiliki ide dan memahami
konsep zat makanan yang mumpuni, sehingga tanpa
dibimbing, mampu menyelesaikan permasalahan yang
disajikan dengan lancar).
55
DAFTAR PUSTAKA
56