Anda di halaman 1dari 60

STRATEGI

LITERASI
DASAR

SMA NEGERI JENGGAWAH


SMA

Negeri
jenggawah
AINUN HUSNAH (230211105717)
ADITYA RICO ARMYANDI (230211105692)
AINUR ROFIQI (230211105725)
FIRDHA ILMAN NAFI'A (230211105724)
INDRI PRATIWI (230211105722)
RINDA DWI LESTARI (230211105707)
KATA
PENGANTAR
Syukur Alhamdulillah kami panjatkan kehadirat Allah SWT atas rahmat,
karunia, serta taufik dan hidayah-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan
buku panduan strategi literasi di SMA Negeri Jenggawah dengan penuh
tanggung jawab dan sesuai dengan waktu yang telah ditentukan.

Tentunya dalam penyusunan buku panduan strategi literasi di SMA Negeri


Jenggawah ini, kami mendapatkan bantuan dari berbagai pihak. Oleh karena
itu, pada kesempatan ini kami mengucapkan terimah kasih kepada:

1. Bapak Dr. Ir. Iwan Taruna, M.Eng, IPM selaku Rektor Universitas Jember
2. Bapak Prof. Dr. Bambang Soepeno, M.Pd. selaku Dekan Fakultas Keguruan
dan Ilmu Pendidikan Universitas Jember.
3. Ibu Erlia Narulita, S.Pd.,M.Si., Ph.D. selaku Dosen Pengampu Mata Kuliah
Literasi Lintas Mata Pelajaran Universitas Jember.
4. Bapak Siswo Suryono, S.Pd., M.Pd. selaku Kepala SMA Negeri Jenggawah.
5. Ibu Dra. Endang Elfia Yuniasih, M.P dan Ibu An Rini Mudayanti, S.Pd. selaku
Guru Pamong Biologi SMA Negeri Jenggawah.
6. Dewan Guru dan Karyawan SMA Negeri Jenggawah.

Kami menyadari bahwa buku panduan strategi literasi di SMA Negeri


Jenggawah ini masih banyak kekurangan dalam berbagai hal. Oleh karena itu,
tidak ada hal yang dapat diselesaikan dengan sangat sempurna, begitu pula
dengan buku panduan strategi literasi di SMA Negeri Jenggawah ini. Sehingga
kami bersedia menerima kritik dan saran yang bersifat konstruktif demi
langkah kami selanjutnya untuk memperoleh hasil yang lebih maksimal.
Semoga buku panduan strategi literasi di SMA Negeri Jenggawah ini dapat
bermanfaat, baik bagi kampus, lembaga maupun bagi kami sebagai
khazanah keilmuan.

Jember, 24 Januari 2023

Tim SMA Negeri Jenggawah

ii
DAFTAR isi

Halaman Sampul ....................................................... i


Kata Pengantar ........................................................... ii
Daftar Isi ........................................................................... iii
Program Kegiatan Literasi Satu ............... 1
Program Kegiatan Literasi Dua ............... 12
Program Kegiatan Literasi Tiga ............... 20
Program Kegiatan Literasi Empat ........... 33
Program Kegiatan Literasi Lima .............. 40
Program Kegiatan Literasi Enam ............ 44
Daftar Pustaka ............................................................ 56

ii
PROGRAM KEGIATAN LITERASI Satu
Oleh
Firdha Ilman Nafi'a

A. Nama Kegiatan
GEMASH POCADI (Gerakan Membaca Setiap Hari dengan Pojok
Baca Digital)
B. Deskripsi Singkat Kegiatan
Kegiatan berliterasi setiap 15 menit sebelum pembelajaran
yang dilaksanakan setiap hari dipandu oleh guru model yang
membimbing dengan strategi literasi yang bervariasi untuk
menumbuhkan minat membaca siswa dengan
memanfaatkan aplikasi perpustakaan online atau platform
membaca lainnya. Siswa membaca konten positif sehingga
pengalaman dalam membaca dapat di bagikan kepada
rekan sekelasnya. Contoh strategi literasi dapat dengan
kegiatan 10 menit pertama dilakukan membaca ebook baik
novel, majalah online, koran online, maupun media lainnya
yang siswa sukai. 5 menit kemudian, siswa menulis pesan
moral atau praktik baik yang dapat disampaikan kepada
rekan lainnya sebagai bentuk pembelajaran. Setiap minggu
akan diadakan evaluasi masing-masing oleh guru dijam
pertama terkait program tersebut dapat melalui storytelling
maupun presentasi hasil membaca selama satu minggu.
Hasil evaluasi digunakan perbaikan untuk meningkatkan
strategi literasi baik dari segi waktu, teknik, maupun bahan
bacaan. Selanjutnya akan diadakan lomba untuk
meningkatkan minat berliterasi seperti pembuatan poster,
karya tulis ilmiah, videografis, atau media lainnya sesuai
kesepakatan guru.

1
C. Strategi Pelaksanaan Literasi
Strategi pelaksanaan literasi sesuai dengan langkah-langkah
BAGJA, diantaranya Monitoring, Evaluasi, Learning dan
Reporting.

Monitoring, dilaksanakan oleh siswa dan guru untuk


melaksanakan kegiatan GEMASH POCADI. Guru memonitoring
perkembangan proses literasi siswa melalui
Evaluasi, dilakukan secara berkala terhadap program literasi
oleh kepala sekolah dan guru setiap minggu dengan bahan
evaluasi hasil literasi siswa melalui storytelling maupun
presentasi.

Learning, dilakukan rencana tindak lanjut dari hasil evaluasi


sebagai bahan pembelajaran dan temuan untuk perbaikan
praktik selanjutnya.
Reporting, dilakukan oleh guru sebagai pembina yang
membuat laporan tertulis dan lisan secara berkala kepada
kepala sekolah dan orang tua siswa

Metode Pengambilan Data


Untuk melihat apakah kegiatan GEMASH POCADI dapat
meningkatkan kegiatan literasi siswa, data yang diperoleh
dapat dilakukan dengan wawancara atau observasi langsung
didalam kelas.

Strategi Pengolahan Data


Berdasarkan hasil pengambilan data melalui observasi dan
wawancara dapat dibuat suatu kesimpulan yang dapat
digunakan untuk perbaikan strategi literasi pada bulan
berikutnya

2
D. Alokasi Waktu Kegiatan
Kegiatan literasi GEMASH POCADI akan dilaksanakan pada
bulan 6 Maret 2023 hingga 22 Mei 2023
E. Alat dan Bahan Pendukung Kegiatan
Beberapa alat dan bahan pendukung kegiatan GEMASH
POCADI adalah gawai atau smartphone, jaringan internet,
dan buku tulis
F. Langkah-Langkah Kegiatan
Berikut adalah langkah-langkah pelaksanaan kegiatan literasi
GEMASH POCADI apabila diterapkan dalam pembelajaran
materi Evolusi.

Setelah berdoa dan presensi kehadiran dilakukan, guru


dapat memandu kegiatan literasi peserta didik dengan
membagikan link perpustakaan online yang telah
disediakan. Perpustakaan online berisi kumpulan media
baca yang berguna memudahkan kegiatan literasi peserta
didik untuk dapat dilakukan dimana pun dan kapanpun.
Perpus online ini menyediakan berbagai macam genre
bacaan seperti novel, ebook, majalah, koran, maupun e-
journal (Gambar 1).
Peserta didik memilih bahan bacaan yang diinginkan.
Didalam perpus online juga menyediakan bahan bacaan
yang sesuai dengan materi pelajaran. Sebagai contoh
ejournal pada materi Evolusi kelas XII (Gambar 2).

3
Gambar 1 Tampilan Perpus Online
Sumber Dokumen Pribadi

Peserta didik membaca bahan bacaan selama 10 menit.


Peserta didik menulis hasil membaca dalam buku khusus
kegiatan literasi 5 menit.
Setiap hari Jum'at dilakukan evaluasi kegiatan literasi
selama 15 menit diawal pembelajaran. Kegiatan evaluasi
berupa storytelling atau presentasi dilakukan oleh
beberapa siswa.
Pada tahap inti pembelajaran guru dapat menghimbau
peserta didik untuk berliterasi membuka folder ebook
atau ejournal pada perpus online. Sebagai contoh pada
pembelajaran materi Evolusi kelas XII guru meminta
peserta didik membaca journal yang disediakan diperpus
online (Gambar 2).

4
Gambar 2 Tampilan Daftar Ejournal pada Perpus Online
Sumber Dokumen Pribadi

Pada tanggal 15 Mei 2023 diadakan sosialisasi terkait


penyelenggaraan lomba literasi. Peserta didik dapat
menyiapkan ide keikutsertaan lomba literasi baik berupa
poster, videografi, karya tulis ilmiah, atau media lainnya
sesuai kesepakatan guru. Contoh produk hasil kegiatan
literasi (Gambar 3)
Tanggal 22 Mei 2023 Pengumuman Pemenang Kegiatan
Lomba Literasi Tingkat Sekolah.

Gambar 3 Contoh Karya Poster Kegiatan Literasi Materi Evolusi


Sumber Dokumen Pribadi

5
G. Penilaian yang Digunakan
Berikut adalah instrumen penilaian pelaksanaan kegiatan
literasi GEMASH POCADI yang diadaptasi dari Pedoman
Penilaian dan Evaluasi Gerakan Literasi Nasional oleh
Kemdikbudristek (2017).

Instrumen Pelaksanaan Kegiatan Literasi


Gemash Pocadi

No. Komponen Indikator Keberhasilan 0 1 2 3 4

Sekolah
mengidentifikasi
sumber-sumber
belajar (buku pelajaran,
buku nonpelajaran,
lembar kerja, audio
visual, dan lainnya)
dan sarana prasarana
(komputer, jaringan
internet, proyektor, alat
peraga, perpustakaan,
laboratorium, lapangan
olahraga, ruang praktik
Penilaian kesenian, taman, pojok
1.
Awal baca, dan lainnya) di
dalam sekolah.

Sekolah
mengidentifikasi
sumber daya manusia
yang memahami
kegiatan literasi, baik
dari unsur internal
sekolah (yayasan,
kepala sekolah, guru,
dan tenaga
kependidikan lainnya).

6
Sekolah
mengidentifikasi

potensi budaya sekolah


yang terkait dengan
kegiatan literasi.

Sekolah melakukan
sosialisasi kegiatan
literasi kepada para
pemangku
kepentingan
pendidikan (guru,
peserta didik, komite
sekolah, orang tua/wali
peserta didik,
pengawas sekolah,
dinas pendidikan
Sosialisasi setempat, dan
kegiatan masyarakat lainnya).
literasi
2. kepada para Perumusan kegiatan
pemangku prioritas untuk
kepentingan mengembangkan
pendidikan literasi di sekolah
melibatkan pemangku
kepentingan
pendidikan
(guru/tenaga
kependidikan, peserta
didik, komite sekolah,
orang tua/ wali peserta
didik, pengawas
sekolah, dinas
pendidikan setempat,
dan masyarakat)

7
Sekolah membentuk
tim pelaksana kegiatan
literasi.

Peraturan sekolah
mendukung
implementasi kegiatan
literasi (kebijakan
tentang wajib
membaca sejumlah
buku dalam rentang
waktu tertentu, wajib
mengunjungi
perpustakaan,
memperbaharui buku
Desain di perpustakaan atau
kebijakan pojok baca dalam
3. rentang waktu tertentu,
kegiatan
literasi dll.).

Sekolah
mengembangkan
kegiatan kegiatan
literasi.

Sekolah menggunakan
potensi lingkungan
(fisik, sosial, dan
budaya) untuk
memperkaya
pengalaman belajar
siswa sehingga
memiliki wawasan
yang lebih luas

8
Sekolah memiliki
kegiatan unggulan
dengan

mengintegrasikan
enam dimensi literasi
dalam aktivitas
pembelajaran.

Sekolah memiliki
kegiatan unggulan
kegiatan literasi
berbasis kelas, berbasis
budaya sekolah, dan
berbasis masyarakat.

Guru mengintegrasikan
kegiatan literasi yang
tecermin dalam
komponen Rencana
Pelaksanaan
Pembelajaran (RPP),
antara lain, materi
pembelajaran yang
relevan dan

kontekstual, metode
pembelajaran,
langkahlangkah
pembelajaran, dan
metode penilaian yang
relevan.

Guru mengajar dengan


mengaitkan isi materi
pembelajaran secara
kontekstual dengan
aspek kehidupan
sehari-hari, kearifan
lokal, dan kegiatan
literasi di dalam praktik
pembelajaran.

9
Warga sekolah
(peserta didik, guru,
tenaga kependidikan,
dan kepala sekolah)
memiliki sikap yang
mencerminkan budaya
literasi.

Warga sekolah
(peserta didik, guru,
tenaga kependidikan,
dan kepala sekolah)
memiliki sikap
keteladanan dalam
berliterasi baca tulis.

Warga sekolah
Pengemban
(peserta didik, guru,
gan kegiatan
tenaga kependidikan,
literasi
4. dan kepala sekolah)
berbasis
memiliki sikap
budaya
keteladanan dalam
sekolah
berliterasi numerasi.

Warga sekolah
(peserta didik, guru,
tenaga kependidikan,
dan kepala sekolah)
memiliki sikap
keteladanan dalam
berliterasi sains.

Warga sekolah
(peserta didik, guru,
tenaga kependidikan,
dan kepala sekolah)
memiliki sikap
keteladanan dalam
berliterasi digital.

10
Kepala sekolah, guru,
komite sekolah, dan
orang tua melakukan
kegiatan pengawasan
(monitoring) kegiatan
literasi secara rutin dan
berkelanjutan.

Sekolah memiliki
mekanisme umpan
balik dari peserta didik
dalam pelaksanaan
kegiatan literasi.

Sekolah
Evaluasi menindaklanjuti hasil
5. kegiatan pengawasan dan
literasi evaluasi untuk
memperbaiki
pelaksanaan kegiatan
literasi.

Warga sekolah
menggunakan sarana
dan prasarana
penunjang literasi
(perpustakaan sekolah,
pojok baca, mading
sekolah, taman
sekolah, dan alat
peraga) secara efektif.

Kegiatan literasi
meningkatkan prestasi
akademik.

11
PROGRAM KEGIATAN LITERASI dua
Oleh
Rinda Dwi Lestari

A. Nama Kegiatan
Mambaca Nyaring Berpasangan (Readi Aloud in Pairs)
B. Pengertian Strategi Thinking Aloud Pair Problem
Solving
Thingking Aloud Pair Problem Solving dalam bahasa Indonesia
Think Aloud artinya berpikir keras, pair artinya berpasangan
dan problem solving artinya pemecahan atau penyelesaian
masalah. Jadi dapat diartikan sebagai teknik berpikir keras
secara berpasangan dalam penyelesaian masalah, yang
merupakan salah satu metode pembelajaran yang dapat
menciptakan kondisi belajar aktif kepada peserta didik. Jenis
pembelajaran ini membuat peserta didik untuk mencari tahu
sumber-sumber pengetahuan yang relevan. Sehingga
metode ini memberikan tantangan kepada peserta didik
untuk belajar dan berpikir sendiri.
C. Langkah-langkah Pelaksanaan TAPPS
Langkah-langkah Thingking Aloud Pair Problem Solving (Arthur
Whimbey & Jack Lochhead,1999:39) Menurut Whimbey dan
Lochhead metode ini menggambarkan pasangan yang
bekerja sama sebagai pemecah masalah dan pendengar
untuk memecahkan suatu permasalahan. Peserta didik yang
berperan sebagai pemecah masalah memiliki tugas untuk
menjelaskan tahap demi tahap dalam menyelesaikan
masalah, sedangkan peserta didik yang berperan sebagai
pendengar memiliki tugas untuk memahami setiap langkah
yang dilakukan pemecah masalah, sementara guru
dianjurkan untuk mengarahkan peserta didik sesuai prosedur
yang telah ditentukan. Proses ini telah terbukti efektif dalam
membantu peserta didik belajar.

12
Adapun langkah-langkah pelaksanaan Thingking Aloud Pair
Problem Solving (Desriyanti, 2014: 17) sebagai berikut:

Peserta didik dibagi menjadi berkelompok yang terdiri dari 2


orang peserta didik.
Peserta didik diminta duduk secara berpasangan dan
saling berhadapan.
Setiap anggota kelompok menentukan siapa yang terlebih
dahulu menjadi pemecah masalah dan siapa yang
menjadi pendengar.
Guru memberikan soal kepada setiap kelompok.
Peserta didik yang berperan sebagai pemecah masalah
harus membacakan soal dengan jelas kepada pendengar.
Selanjutnya, sebelum pemecah masalah memberikan
gagasannya mengenai soal tersebut, ia terlebih dahulu
harus melakukan penalaran terhadap soal yang diberikan
guru.
Setelah itu barulah pemecah masalah menyampaikan hasil
penalarannya kepada pendengar.
Pendengar bertugas untuk mendegarkan apa yang
disampaikan oleh pemecah masalah dan memahami
setiap langkah, jawaban, dan analisa yang diberikan.
Pendengar tidak diperkenankan menambahkan jawaban
pemecah masalah karena pendengar disini hanya berhak
untuk memberitahukan apabila terjadi kekeliruan dalam
analisa pemecah masalah.
Apabila suatu soal atau masalah telah terselesaikan oleh
pemecah masalah maka mereka segera bertukar tugas.
Pemecah masalah menjadi pendengar dan pendengar
menjadi pemecah masalah.
Setelah mereka bertukar tugas lalu guru memberikan
masalah yang baru yang harus diselesaikan oleh pemecah
masalah yang baru. Hal ini dilakukan agar setiap peserta
didik berkesempatan untuk memberikan hasil analisa
mereka dan berkesempatan juga menjadi pendengar.

13
D. Tugas Pemecahan Masalah dan Pendengar
Berikut merupakan rincian tugas pemecah masalah dan
pendengar yang dikemukakan Barkley (2010: 259) yaitu:

Tugas Pemecah Masalah Tugas Pendengar

Pendengar adalah seorang


Membaca soal dengan jelas penanya, bukan pengkritik.
agar pendengar mengetahui Menuntun pemecah masalah agar
masalah yang akan tetap berbicara, tetapi jangan
dipecahkan. menyela ketika pemecah masalah
sedang berpikir.

Mulai menyelesaikan soal


dengan cara sendiri. Pemecah
masalah mengemukakan
semua pendapat dan gagasan Memastikan bahwa langkah dari
yang terpikirkan, solusi permasalahan yang
mengemukakan semua diungkapkan pemecah masalah
langkah yang akan dilakukan tidak ada yang salah dan tidak
untuk menyelesaikan ada langkah yang terlewatkan.
permasalahan tersebut serta
menjelaskan apa, mengapa,
dan bagaimana langkah
tersebut diambil.

Membantu pemecah masalah


agar lebih teliti dalam
mengungkapkan solusi
Pendengar mengerti
permasalahannya. Memahami
penyelesaian yang dilakukan
setiap langkah yang diambil
pemecah masalah
pemecah masalah. Jika tidak
mengerti, maka bertanyalah
kepada pemecah masalah.

14
Pemecah masalah harus lebih
Jangan berpaling dari pemecah
berani dalam mengungkapkan
masalah dan mulai menyelesaikan
segala hasil pemikirannya.
masalah yang sedang dipecahkan
Anggaplah bahwa pendengar
pemecah masalah.
sedang tidak mengevaluasi.

Jangan membiarkan pemecah


masalah melanjutkan berpikir
Mencoba untuk terus setelah terjadi kesalahan. Jika
menyelesaikan masalah pemecah masalah membuat
sekalipun pemecah masalah kesalahan, hindarkan untuk
menganggap masalah itu sulit. mengoreksi, berikan pertanyaan
penuntun yang mengarah ke
jawaban yang benar.

E. Keunggulan metode Thinking Aloud Pair Problem


Solving (TAPPS)
Setiap anggota pada pasangan TAPPS dapat saling belajar
mengenai strategi pemecahan masalah satu sama lain
sehingga mereka sadar tentang proses berpikir masing-
masing.

TAPPS menuntut seorang pemecah masalah untuk berpikir


sambil menjelaskan sehingga pola berpikir mereka lebih
terstruktur.
Dialog pada TAPPS membantu membangun kerangka kerja
kontekstual yang dibutuhkan untuk meningkatkan
pemahaman peserta didik.
TAPPS memungkinkan peserta didik untuk melatih konsep,
mengaitkannya dengan kerangka kerja yang sudah ada,
dan menghasilkan pemahaman materi yang lebih
mendalam.
Memberikan kesempatan kepada peserta didik
mengaplikasikan pengetahuan yang mereka miliki dalam
dunia nyata.
Pemecahan masalah merupaka teknik yang cukup bagus
untuk lebih memahami isi pelajaran.

15
Melalui metode TAPPS peserta didik belajar untuk
bertanggung jawab dalam kegiatan belajar, tidak sekedar
menjadi penerima informasi yang pasif, namun harus aktif
mencari informasi yang diperlukan sesuai dengan kapasitas
yang dimiliki. Dalam metode TAPPS peserta didik dituntut
bergerak aktif untuk terampil bertanya dan mengemukakan
pendapat, menemukan informasi yang relevan dari sumber
yang tersembunyi, mencari berbagai cara alternatif untuk
mendapatkan solusi, dan menentukan cara yang paling
efektif untuk menyelesaikan masalah, sehingga dari hal-hal
tersebut dapat terlihat jelas aktivitas yang dilakukan peserta
didik dalam memecahkan masalah yang dihadapi ketika
proses pembelajaran berlangsung.
F. Desain Metode Thinking Aloud Pair Problem Solving
(TAPPS) dalam Proses Pembelajaran

Penerapan Strategi Literasi TAPPS dalam Pembelajaran Biologi


Kelas XII MIPA pada Materi Mutasi:

Tahap Kegiatan Kegiatan Pembelajaran

Pendahuluan

Guru dan peserta didik berdoa


bersama dan Guru mengecek
kehadiran peserta didik.
Guru menyampaikan standar
kompetensi dan kompetensi
dasar sebagai tujuan
pembelajaran.
Guru menyampaikan apersepsi
dan motivasi kepada peserta
didik.
Gambar 4 Kegiatan Literasi
Sumber Dokumen Pribadi

16
Menginformasikan kepada

peserta didik bahwa metode


yang akan digunakan pada


setiap pertemuan yaitu metode


TAPPS dan menyampaikan


prosedur pelaksanaannya.

Guru memberikan kesempatan


untuk membaca buku terlebih


dahulu dan menggunakan


variasi teks yang berbeda (teks


multimodal) sebagai referensi


untuk memecahkan masalah


Gambar 5 Kegiatan Literasi
ketika pembelajaran dimulai
Sumber Dokumen Pribadi
TAPPS dan menyampaikan

prosedur pelaksanaannya.

Kegiatan Inti

Eksplorasi

Guru memberikan materi


melalui tayangan video tentang
kelainan yang terjadi akibat
mutasi untuk dikembangkan
nanti.

Elaborasi

Guru membagi peserta didik


secara berpasangan menjadi
kelompok-kelompok kecil.
Peserta didik harus sudah
menemukan satu materi dan
langsung mengerjakan, melihat
video yang telah disajikan oleh
guru Guru mengarahkan setiap
pasangan untuk secara
bergantian menjadi pemecah
masalah dan pendengar.

17
Peserta didik yang bertindak
sebagai pemecah masalah
mempresentasikan jawabannya
dalam buku catatan kepada
pendengar, dimulai dari
membacakan soal sampai
kepada penyelesaian dan
kesimpulannya.
Peserta didik yang bertindak
sebagai pendengar bertugas
mendengarkan dan mengikuti
serta memahami setiap
langkah yang dilakukan
pemecah masalah dalam
memecahkan serta
Gambar 6 Kegiatan Literasi menyelesaikan masalah.
Sumber Dokumen Pribadi Peserta didik yang bertindak
sebagai pendengar berhak
mengajukan pertanyaan dan
menginterupsi pemecah
masalah, jika telah terjadi
kesalahan pada penjelasan
pemecah masalah namun tidak
diperbolehkan memecahkan
Guru membimbing kelompok
peserta didik dalam melakukan
keterampilan metode TAPPS dan
memberikan bantuan kepada
peserta didik yang kurang
terampil dalam melakukan
perannya, terutama untuk peran
seorang pendengar.

Konfirmasi

Peserta didik melakukan Tanya


jawab dengan guru seputar
kesulitan yang peserta didik
hadapi ketika menjawab
pertanyaan. Dan guru bersama
peserta didik membahas
pertanyaan tersebut.

18
·Guru membimbing kelompok
peserta didik dalam melakukan
keterampilan metode TAPPS dan
memberikan bantuan kepada
peserta didik yang kurang
terampil dalam melakukan
perannya, terutama untuk peran
seorang pendengar.
Guru memberikan evaluasi akhir
dengan meminta peserta didik
secara individu mengerjakan
sebuah soal yang diberikan
guru, dan mengumpulkan
kembali materi yang sudah
dipecahkan untuk diberikan
penilaian oleh guru.

Penutup

Guru menanyakan kepada


peserta didik bagaimana
perasaan mereka setelah
melakukan metode ini, peserta
didik yang sudah menjadi
pemecah masalah dan menjadi
pendengar.
Peserta didik memberikan

pendapat apakah bisa mengerti

belajar menggunakan metode

TAPPS dan peserta didik
Gambar 7 Kegiatan Literasi mengemukakan kendala apa
Sumber Dokumen Pribadi yang terjadi melakukan metode
ini.
Guru dan peserta didik sama-
sama mencari solusi yang akan
dilakukan jika terjadi kendala
seperti yang telah dialami
Guru bersama peserta didik
menutup pelajaran dengan
salam.

19
PROGRAM KEGIATAN LITERASI Tiga
Oleh
Ainur Rofiqi

A. Nama Kegiatan
Sampahku Tanggungjawabku
B. Deskripsi Singkat Kegiatan
Kegiatan dengan judul “Sampahku, Tanggungjawabku”
merupakan pembelajaran pada materi perubahan
lingkungan kelas X SMA yang memadukan model
pembelajaran Think Pair Share dengan Project Based Learning
(TPS-Project Based Learning). Selain materi perubahan
lingkungan, kegiatan ini dapat dikoneksikan dengan mata
pelajaran lain antara lain:
Prakarya dan Kewirausahaan (kerajinan dari sampah basah
maupun sampah kering).
Bahasa Inggris (procedure text).
C. Strategi yang Digunakan
Sebelum Membaca atau Belajar
Mengajukan pertanyaan, dalam hal ini guru menampilkan
video (teks multimoda) tentang tumpukan sampah yang
menyebabkan kerusakan lingkungan. Dengan pengatur
grafis, peserta didik dapat mengajukan pertanyaan terkait
tayangan video.
Membuat hipotesis, setelah membuat pertanyaan, peserta
didik diminta membuat jawaban sementara atau hipotesis.
Saat Membaca atau Belajar
Menggunakan strategi Berpikir - Berpasangan - Berbagi
(Pengatur Grafis). Strategi ini dikenal dengan Think Pair Share
(TPS), yang merupakan salah satu penerapan cooperative
learning. Peserta didik dapat menjawab pertanyaan yang
sudah diberikan oleh guru melalui tiga tahapan, sebagai
berikut:
20
Berpikir (think), peserta didik berpikir secara individu terkait
pertanyaan yang diberikan dan mencoba mengkonstruksi
ide atau gagasannya secara mandiri.
Berpasangan (pair), peserta didik berdiskusi dengan
pasangan (teman sebangku) terkait ide atau gagasannya
masing-masing. Hal ini supaya saling menghargai dan
mendengar pendapat orang lain.
Berbagi (share), tiap pasangan membagikan ide atau
gagasan yang disepakati kepada forum yang lebih besar,
misalnya kelas.

Sesudah Membaca atau Belajar


Menggunakan strategi masalah-solusi (pengatur grafis),
strategi masalah-solusi merupakan salah satu pengatur
grafis berupa peta masalah-solusi yang membantu dalam
mengidentifikasi masalah dan mempertimbangkan
berbagai solusi dan kemungkinan hasilnya.
Mendesain projek, Peserta didik diminta untuk mendesain
proyek terkait solusi penanganan sampah sebagai wujud
nyata dalam penerapan solusi masalah sampah.
Monitoring proyek, peserta didik memberikan laporan
kepada guru terkait progres proyek. Guru juga memberikan
saran kepada peserta didik terkait proyek yang dikerjakan.
Penyajian hasil dan evaluasi proyek, peserta didik
mempresentasikan hasil proyek di depan kelas. Guru
memberikan evaluasi terkait proyek yang dikerjakan. Peserta
didik melakukan refleksi kegiatan proyek.

D. Alokasi Waktu
Waktu pelaksanaannya selama 4 minggu.
E. Alat dan Bahan
Laptop
Proyektor
Jaringan internet
LKPD
Alat dan bahan yang dibutuhkan oleh masing-masing
peserta didik dalam membuat proyek.

21
E. Langkah-Langkah Kegiatan

Sebelum Membaca atau Belajar

Mengajukan Pertanyaan dan Membuat Hipotesis (Pengatur Grafis)

Guru menanyangkan video (teks multimoda) tentang tumpukan


sampah yang menyebabkan kerusakan lingkungan melalui link
berikut ini (https://youtu.be/UBw9T6IspVc).
Peserta didik menyimak tayangan video dengan teliti.
Guru meminta peserta didik untuk mengajukan pertanyaan dan
hipotesis.
Peserta didik mengajukan pertanyaan dan hipotesis.
Pertanyaan dan hipotesis ditulis dalam pengatur grafis yang sudah
disediakan.

Saat Membaca atau Belajar

Strategi Berpikir-Berpasangan-Berbagi (Think-Pair-Share)


(Pengatur Grafis)

Strategi Berpikir-Berpasangan-Berbagi (Think-Pair-Share)


(Pengatur Grafis)
Guru meminta peserta didik menjawab pertanyaan yang
disediakan oleh guru secara mandiri untuk mengonstruksikan ide
atau gagasan (Think).
Peserta didik menjawab pertanyaan dari guru dan mengonstruksi
ide atau gagasan (Think).
Guru meminta peserta didik untuk berdiskusi secara berpasangan
dengan teman sebangku untuk mendiskusikan ide atau
gagasannya masing-masing (Pair).
Peserta didik untuk berdiskusi secara berpasangan dengan teman
sebangku untuk mendiskusikan ide atau gagasannya (Pair).
Guru meminta peserta didik membagikan ide yang telah
didiskusikan bersama teman sebangku ke forum kelas.

Setelah Membaca atau Belajar

22
Strategi Masalah-Solusi (Pengatur Grafis)

Guru meminta peserta didik duduk secara berkelompok sesuai


pembagian kelompok.
Peserta didik duduk sesuai dengan kelompoknya secara tertib
Guru meminta peserta didik mengidentifikasi permasalahan yang
terjadi sekaligus menawarkan solusi atas permasalahan yang
diberikan oleh guru (masalah sampah).
Peserta didik menuliskan permasalahan yang terjadi sekaligus
menawarkan solusi atas permasalahan yang diberikan oleh guru
(masalah sampah).

Mendesain Proyek

Guru meminta peserta didik untuk mendesain proyek sebagai


solusi permasalahan sampah.
Peserta didik membuat desain proyek sebagai solusi
permasalahan sampah.
Proyek dapat berupa kerajinan dari sampah kering ataupun
pengolahan dari sampah basah (kompos) sehingga dapat
terintegrasi dengan matapelajaran Prakarya dan Kewirausahaan.
Langkah-langkah dalam pembuatan desain proyek ditulis dengan
menggunakan Procedure text sehingga dapat terintegrasi dengan
matapelajaran Bahasa Inggris.

Memonitoring Proyek

Guru meminta peserta didik melaporkan progres pengerjaan


proyek.
Peserta didik melaporkan progres pengerjaan proyek kepada guru.

Penyajian Hasil dan Evaluasi Proyek

23
Guru meminta peserta didik mempresentasikan hasil proyek yang
dikerjakan
Peserta didik mempresentasikan hasil proyek yang telah
dikerjakan.
Guru memberikan evaluasi terhadap produk peserta didik
Peserta didik mendengarkan evaluasi dari guru serta menuliskan
kesimpulan dan refleksi kegiatan proyek

G. Penilaian
Penilaian Diri Sendiri

Kadang - Tidak
No. Keterampilan Selalu Sering
Kadang Pernah

Saya
mempraktikkan
1.

mendengar
secara aktif.

Saya menantang
ide atau gagasan,
2. bukan orang

yang memiliki
gagasan.

Saya mengecek
ketepatan dan
3.

pemahaman
saya.

Saya
menyampaikan
ketidaksetujuan
4.

saya
dengan cara yang
positif.

24
Saya memberikan
kontribusi ide di
5.

kelas atau
kelompok.

Saya mengatur
dan mengelola
6.

tugas-tugas
kelompok.

Saya
menggunakan
7. parafrase untuk

meningkatkan
pemahaman.

Saya memberikan
8. kritik yang

konstruktif.

Saya
menggunakan
9. strategi bertanya

yang
baik.

Saya
mempraktikkan
cara meraih
10. kesepakatan atau

konsensus
dengan teman
kelompok saya.

Saya memberikan
11. inisiatif dalam

diskusi.

25
Saya
bertanggung
12.

jawab dalam
kelompok.

Penilaian Proyek

Pencapaian Skort

No. Kriteria Penilaian

1 2 3 4

Tahap Persiapan (bobot 20%)

Desain Proyek

Orisinilitas Ide


Tujuan


Alat dan Bahan




Langkah Kerja


Jadwal Proyek


Terdapat Jadwal Proyek




Total Skor Tahap Persiapan


NB (skor maksimum tahap


persiapan yaitu 20)

26
Tahap Pelaksanaan (50%)

Partisipasi dan Kontribusi

Apresiasi terhadap semua pihak


yang terlibat (menghargai


pendapat dan memberikan ide).

Betanggungjawab


Ketepatan Waktu sesuai Jadwal




Total Skor Tahap Pelaksanaan


NB (skor maksimum tahap


pelaksanaan yaitu 16)

Hasil dan Evaluasi (Bobot 30%)




Kesesuaian Produk


Kemampuan melakukan Refleksi




Total Skor Tahap Hasil dan Evaluasi


NB (skor maksimum tahap hasil


dan evaluasi yaitu 8)

27
Rumus nilai yaitu skor perolehan (N) / skor maksimum) x Bobot

Tahap Pembobotan Nilai

Persiapan N/20 x 20

Pelaksanaan N/16 x 50

Hasil dan
N/8 x 30

Evaluasi

Nilai Akhir

Rentang Nilai Rubrik Penilaian Kategori

85-100 A Sangat Baik

80-85 B Baik

75-80 C Cukup

<75 D Kurang

28
H. Lampiran
Lembar Kerja Peserta Didik (LKPD)
Perubahan Lingkungan

Kelompok
Nama Anggota
1.
2.
3.
4.
5.
Tujuan Pembelajaran
Biologi
Melalui model pembelajaran TPS-Project Based Learning,
peserta didik dapat menciptakan solusi perubahan
lingkungan dengan benar.
Prakarya dan Kewirausahaan
Melalui model pembelajaran TPS-Project Based Learning,
peserta didik dapat menyusun perencanaan usaha kerajinan
dengan benar.
Bahasa Inggris
Melalui model pembelajaran TPS-Project Based Learning,
peserta didik dapat membuat procedure text dengan benar.
Sebelum Membaca atau Belajar
Lihatlah tayangan video yang ditayangkan oleh gurumu di
kelas atau scan barcode berikut:

Gambar 8 Kegiatan Literasi


Sumber Dokumen Pribadi

29
Setelah melihat tayangan video diatas, tuliskan 1 rumusan
masalah dan hipotesis pada kolom di bawah ini!

Rumusan Masalah

Hipotesis

Saat Membaca atau Belajar

Strategi Berpikir-Berpasangan-Berbagi (Think-Pair-Share)


Jawablah pertanyaan pada tabel pengatur grafis berikut!

Apa yang
Apa yang
Apa yang Kami
Dipikirkan
Pertanyaan Saya Pikirkan Bagikan di
Teman Saya
(Think) Kelas
(Pair)
(Share)

Bagaimana
dampak
penumpukan


sampah bagi
manusia dan
lingkungan?

Bagaimana ide
yang kalian
berikan untuk


menangani
permasalahan
sampah?

30
Setelah Membaca atau Belajar

Strategi Masalah-Solusi (Pengatur Grafis)

Setelah kalian berdiskusi secara Think Pair Share, ringkaslah


hasil diskusi menggunakan pengatur grafis berikut!

Masalah

Solusi

Hasil

Mendesain Proyek

Berdasarkan solusi yang telah kalian tawarkan, pilihlah satu


solusi yang terkait dengan kerajinan atau pengolahan
sampah untuk mengatasi permasalahan sampah. Tulislah
alat, bahan, serta prosedur pembuatan proyek menggunakan
Bahasa Inggris (Procedure text) pada kolom berikut!

Materials

Steps

31
Memonitoring Proyek

Tuliskan progress proyek kalian pada tabel berikut:

Uraian Monitoring
Proyek dan
Tanggal Catatan Guru
Dokumentasi
Progres Proyek

Penyajian Hasil dan Evaluasi Proyek

Lakukan presentasi hasil proyek kalian di depan kelas, lalu


tuliskan kesimpulan dan refleksi terkait pengerjaan proyek.

Kesimpulan

Refleksi

32
PROGRAM KEGIATAN LITERASI empat
Oleh
Aditya Rico Armyandi

A. Nama Kegiatan
GELIS PENTIGRAF (Gerakan Menulis Cerpen Tiga Paragraf)
secara Digital)

B. Tujuan Kegiatan
Melatih kreatifitas menulis peserta didik.
Meningkatkan literasi menulis peserta didik.
Meningkatkan menulis cepat peserta didik.
Menulis untuk tujuan autentik, peserta didik menanggapi
dengan cara yang bermakna terhadap konten yang akan
ditulis.
Melatih literasi komunikasi peserta didik dalam
menuangkan tulisannya dalam bentuk cerpen tiga
paragraph.

C. Deskripsi Singkat Kegiatan


Kegiatan literasi dilaksanakan setiap 15 menit sebelum
pembelajaran dilaksanakan sesuai dengan jadwal yang
sudah ditentukan oleh sekolah. Gerakan menulis cerpen tiga
paragraph dipandu oleh guru mata pelajaran saat
terjadwalnya literasi dengan bukti ttd dari guru mata
pelajaran pada saat kegiatan literasi dilaksanakan. Strategi
yang dilakukan dapat menulis secara individu ataupun
dilaksanakan secara berkelompok. Hasil dari setiap cerpen
tiga paragraph yang tersusun nantinya akan dibacakan pada
saat upacara bendera dan beberapa karya akan dipajang
pada madding sekolah. Semua kelas pastinya akan
mendapatkan kesempatan yang sama dikarenakan aka nada
sistem rolling untuk memberikan kesempatan dan
menghargai karya dari peserta didik yang telah berhasil
disusun. Setiap minggu akan diadakan evaluasi mengenai
pelaksanaan literasi yang telah dilaksanakan.

33
Dengan membuat strategi yang beranekaragam sehingga
peserta didik ketika dilaksanakan literasi tidak merasa bosan
dan semangat untuk terus belajar. Hal tersebut dapat
meningkatkan literasi menulis dan komunikasi peserta didik.
Selanjutnya hasil dari karya pada hari tertentu akan
dilombakan setiap kelasnya dan akan dijadikan arsip berupa
buku sekolah mengenai kegiatan literasi. Arsip sekolah pada
setiap kelas dipilih sesuai dengan kriteria yang baik dan
menarik. Kemudian buku yang sudah jadi diletakkan pada
perpustakaan sekolah sebagai bahan bacaan peserta didik
yang lain.

D. Alat dan Bahan Pendukung Kegiatan


HP atau smartphone, jaringan internet, paket data, aplikasi
canva dan sejenisnya.

E. Alokasi Waktu Kegiatan


Kegiatan dilaksanakan setiap hari senin-selasa untuk kelas X,
rabu-kamis untuk kelas XI, dan Jumat untuk kelas XII. Waktu
pelaksanaan 15 menit sebelum pembelajaran dilaksanakan
terjadwal dari sekolah.

F. Strategi Pelaksanaan Kegiatan


Kegiatan dilaksanakan setiap hari senin-selasa untuk kelas X,
rabu-kamis untuk kelas XI, dan Jumat untuk kelas XII. Waktu
pelaksStrategi yang digunakan dengan pengatur grafis
(Tahu-Ingin-Bagaimana-Pelajari dan rantai peristiwa) dan
mengembangkan tulisan yang autentik.
anaan 15 menit sebelum pembelajaran dilaksanakan
terjadwal dari sekolah.

34
Pengatur grafis yang digunakan adalah Tahu-Ingin-
Bagaimana-Pelajari dan rantai peristiwa: Peserta didik
menuliskan hal yang sudah diketahui, yang ingin diketahui,
bagaimana cara mengetahuinya (di awal pembelajaran)
dan yang telah dipelajari (di akhir pembelajaran) dengan
membuat cerpen tiga paragraph. Penulisan yang dilakukan
boleh menceritakan pengalaman/ peristiwa secara
beruntut sehingag terbentuklah cerpen tiga paragraph.
Mengembangkan tulisan autentik: dimana peserta didik
menuliskan secara cepat dengan membuat tiga paragraph
dalam bentuk cerpen dengan menanggapi cara bermakna
dari konten yang diberikan guru. Penulisan cerpen tiga
paragraph dapat berupa menjelaskan kronologis terjadinya
sesuatu sehingga nantinya terbentuk cerpen tiga
paragraph.

E. Langkah-Langkah Kegiatan

Kegiatan literasi ini dilaksnakan 15 menit sebelum


pembelajaran dimulai dengan terjadwal dari sekolah.
Sehingga guru yang mengajar sudah siap melaksanakan
bimbingan literasi pada peserta didik. Langkah-langkah
kegiatan literasi Gerakan Menulis Cerpen Tiga Paragraf (GELIS
PENTIGRAF) yaitu:

Guru mememasuki ruang kelas kemudian mengucapkan


salam. Kemudian peserta didik menjawab salam dari guru.
Guru memberikan arahan untuk memimpin berdoa kepada
salah satu perwakilan peserta didik.
Guru memberikan arahan pengerjaan literasi dengan
membuat cerpen tiga paragraph pada aplikasi canva atau
sejenisnya.
Peserta didik membuat cerpen dengan menulsikan cerpen
tiga paragraph.
Guru memberikan beberpa contoh mengenai cerpen tiga
paragraph, yaitu dengan ketentuan sebagai berikut

35
Struktur PENTIGRAF (Cerita Pendek Hanya 3 Paragraf)

Paragraf Pertama Paragraf Kedua

Permulaan paragraf
pertama pentigraf Lantas, pada
dapat memakai paragraf kedua
pengenalan tokoh buatlah cerita maju
dan konfliknya. Anda dengan
dapat memasukkan memasukkan unsur
unsur setting di situ argumen.
bila perlu.

Pada bagian ini, Pada bagian ini,


yakinlah bahwa sampaikan argumen.
bagian itu harus Pilih argumen yang
menarik, dapat kuat, tidak klise, dan
membuat pakai kalimat
penasaran, pendek-pendek.
sampaikan problem Karakter tokoh bisa
atau topik. terbaca pada
bagian ini.

36
Paragraf Ketiga

Sedangkan sebagai
penutup, tampilakn
resolusi. Pada bagian
ini, penulis dapat
menutupnya dengan
TWIST.

Pada bagian ini, pilih


kalimat kesimpulan
yang paling
berkesan.
Berusahalah
memasukkan twist
hingga pembaca
terkesima atau
malah tertawa.

Guru memberikan contoh pentigraf (cerpen tiga paragraf


seperti pada contoh berikut:

37
Gambar 9 Contoh Pentigraf
Sumber Dokumen Pribadi

Gambar 10 Contoh Pentigraf


Sumber Dokumen Pribadi

38
Gambar 11 Contoh Pentigraf
Sumber Dokumen Pribadi

Gambar 12 Contoh Pentigraf


Sumber Dokumen Pribadi
Kemudian peserta didik memberikan kartu yang akan
ditandatangi guru yang sedang mengajar sebagai bukti
sudah melaksanakan lietrasi di kelas.
Kemudian sekolah menjadwalkan untuk hasil karya peserta
didik dibacakan pada saat upacara dan di pamerkan pada
madding sekolah sebagai bukti memberikan kesempatan
dan apresiasi terhadap karya peserta didik.
Tim GLS sekolah kemudian mengembangkan hasil karya
peserta didik berupa kumpulan-kumpulan cerpen tiga
paragraph (pentigraf) dalam bentuk buku dan diletakkan
pada perpustakaan sekolahsebagai bahan bacaan.

39
PROGRAM KEGIATAN LITERASI Lima
Oleh
Indri Pratiwi

A. Nama Kegiatan
Pojok Kreativitas (Mading)

B. Deskripsi Singkat Kegiatan


Pojok Kreativitas (mading) adalah salah satu cara
menampilkan hasil kemampuan siswa dalam memperoleh
informasi dari media cetak dan elektronik dengan suatu topik
tertentu. Biasanya guru membatasi mereka pada topik
tertentu untuk melatih peserta didik untuk mengidentifikasi
hasil sesuai dengan perkembangan usianya. Hasil mading
dapat dijadikan bahan bacaan bagi teman-teman yang lain,
sehingga siswa dapat belajar membaca madding dengan
tampilan yang menarik. Kegiatan tersebut secara langsung
dapat membantu siswa mengembangkan kemampuannya
dalam membaca, menulis, mengakses, memahami dan
menggunakan informasi secara cerdas baik penulis maupun
pembacanya. Jadi media mading dapat menjadi sarana
yang efektif untuk memfasilitasi program literasi dengan
semua komponennya.
C. Strategi yang Digunakan
Menciptakan lingkungan yang ramah literasi, lingkungan
ramah literasi dapat diartikan dengan lingkungan yang
lengkap, nyaman dan menyenangkan bagi peserta didik
untuk melakukan kegiatan literasi. Contohnya seperti
menyediakan WiFi, menata ruang perpustakaan yang
menarik dan dilengkapi dengan sarana dan prasarana
yang memadai.
Mengupayakan sekolah sebagai lingkungan belajar yang
literat, guru dalam semua bidang mata pelajaran dapat
meningkatkan kemampuan literasi peserta didik dengan
cara menerapkan model pembelajaran berbasis literasi,
menulis essai, maupun melakukan kunjungan
perpustakaan.
40
D. Alokasi Waktu
Setiap minggu sesuai dengan tema yang telah ditentukan
oleh tim pengembang mading.

E. Alat dan Bahan


Triplek atau gabus sebagai alas mading
Lem
Gunting atau cutter
Kertas karton atau kertas lipat
Hiasan mading sepert biji-bijian, kertas krep (sesuai dengan
selera)

F. Langkah-Langkah Kegiatan
Guru Menyusun tim pengembang mading yang terdiri dari
beberapa guru dan siswa (biasanya dari anggota OSIS).
Guru bersama tim pengembang mading menentukan tema
yang akan digunakan peserta didik membuat karya,
berserta penilaiannya.
Guru menentukan waktu pengumpulan karya peserta didik
Guru menempelkan karya peserta didik dalam mading yang
disediakan.
Guru mengumumkan karya peserta didik terbaik beserta
reward sebagai salah satu bentuk motivasi peserta didik
dalam mengembangkan kemampuan literasinya lewat
mading.
Guru mengganti secara berkala karya peserta didik di
mading dengan tema yang baru.

41
Gambar 13 Contoh Pojok Kreativitas (Mading) di SMAN Jenggawah
Sumber Dokumen Pribadi

Gambar 14 Contoh Pojok Kreativitas (Mading) di SMAN Jenggawah


Sumber Dokumen Pribadi

42
G. Penilaian

No Kriteria Penilaian Lomba Mading






Tampilan Total

Sesuai
Kelengkapan Sistematika Kreativitas

dengan KIE

isi Penulisan dan Estetika


Tema

Note!
KIE (Konstruktif, Informatif, dan Efektif)
Penilaian dilakukan menggunakan skala literat sebagai
berikut:

1 = Jelek
2 = Biasa
3 = Bagus

Nilai : (total poin)/(jumlah poin maksimal (15)) x 100

43
PROGRAM KEGIATAN LITERASI enam
Oleh
Ainun Husnah

A. Nama Kegiatan
Pengembangan Penilaian Berbasis Literasi Membca

B. Deskripsi Singkat Kegiatan


Literasi membaca bukan hanya sekada kemampuan
membaca tanpa mengetahui makna dari teks tertulis. Literasi
membaca harus dikenalkan, diajarkan, dilatih, dibiasakan, dan
dijadikan sebagai budaya di satuan pendidikan agar
terbentuk stamina atau daya tahan dalam membaca,
sehingga proses kognitif membaca (memahami,
menggunakan, mengevaluasi hingga merefleksikan kembali
dapat tercapai. Dibutuhkan desain pembelajaran dengan
aktivitas dan penilaian yang melibatkan kemampuan berpikir
yang lebih tinggi (higher order thinking skill) yang berbasis
literasi membaca dengan berpijak pada komponen instrumen
literasi membaca sebagai berikut:
Menetapkan Capaian Pembelajaran (CP) yang akan
dicapai.
Menentukan tujuan pembelajaran yang akan dicapai.
Menganalisis level kognitif literasi (membaca).
Menentukan konten yang relevan.
C. Tahap Pengembangan
Capaian Pembelajaran
Peserta didik memiliki kemampuan mendeskripsikan struktur
sel serta bioproses yang terjadi seperti transpor membran
dan pembelahan sel. Peserta didik menganalisis keterkaitan
struktur organ pada sistem organ dengan fungsinya serta
kelainan atau gangguan yang muncul pada sistem organ
tersebut.

44
Peserta didik memahami fungsi enzim dan mengenal proses
metabolisme yang terjadi dalam tubuh. Selanjutnya peserta
didik memiliki kemampuan menerapkan konsep pewarisan
sifat, pertumbuhan dan perkembangan dalam kehidupan
sehari-hari dan mengevaluasi gagasan baru mengenai
evolusi.
Tujuan Pembelajaran
Peserta didik dapat enganalisis zat makanan yang
diperlukan bagi tubuh manusia sehari-hari dari berbagai
sumber dengan benar.
Peserta didik dapat menyusun menu makanan seimbang
untuk kategori aktivitas normal dengan benar.
Peserta didik dapat menentukan berat ideal sebagai wujud
pola hidup sehat dengan benar.

D. Kisi-Kisi Soal Literasi Membaca

Bentuk
No. Jenjang Konten Konteks Komptensi Indikator
Soal

Diberikan
stimulus
atau teks
berupa
informasi
dan
Zat gambar
makanan berbagai
(menu zat
Mengevaluasi
makanan makanan,
1. Level 3 Saintifik dan Uraian
seimbang peserta
merefleksi
dan pola didik dapat
hidup menyusun
sehat) menu
makanan
sehat yang
memenuhi
standar gizi
yang
seimbang.

45
Diberikan
stimulus
atau teks
berupa
Zat informasi
makanan dan gambar
(menu berbagai zat
Mengevaluasi
makanan makanan,
2. Level 3 Saintifik dan Uraian
seimbang peserta didik
merefleksi
dan pola dapat
hidup menganalisis
sehat) gangguan
kesehatan
akibat
kekurangan
protein.

Diberikan
stimulus
atau teks
Zat
berupa
makanan
informasi
(menu
Mengevaluasi dan gambar
makanan
3. Level 3 Saintifik dan Uraian berbagai zat
seimbang
merefleksi makanan,
dan pola
peserta didik
hidup
dapat
sehat)
menghitung
berat badan
ideal.

Diberikan
stimulus
atau teks
berupa
Zat informasi
makanan dan gambar
(menu berbagai zat
makanan Benar- makanan,
4. Level 3 Saintifik Memahami
seimbang Salah peserta didik
dan pola dapat
hidup menentukan
sehat) pernyataan
benar atau
salah
berdasarkan
stimulus.

46
E. Soal Literasi Membaca
Zat Makanan Bagi Tubuh

Gambar 15 Zat Makanan Bagi Tubuh


Sumber Kementrian Kesehatan

Zat makanan dapat ditemukan dalam berbagai makanan


yang kita konsumsi sehari-hari. Sejumlah zat ini dibutuhkan
oleh tubuh kita untuk menunjang pertumbuhan, memperbaiki
sel-sel tubuh yang rusak, menghasilkan energi, dan menjaga
kesehatan. Metabolisme tubuh yang baik tentunya
desesuaikan pula dengan olahraga yang teratur. Dengan
berolahraga dapat memperlancar proses peredaran darah,
sehingga tubuh menjadi sehat.

47
Makronutrien

Gambar 16 Karbohidrat
Sumber Kementrian Kesehatan

Gambar 17 Protein
Sumber HSPH Harvard Edu

48
Gambar 18 Lemak
Sumber Anlene.com

Mikronutrien

Gambar 19 Buah
Sumber Health.Harvard.Edu

49
Gambar 20 Lemak
Sumber Anlene.com

Mikronutrien

Gambar 21 Vitamin dan Mineral


Sumber Health.Harvard.Edu

50
Gambar 21 Air
Sumber Ners UNAIR

Amatilah gambar pada wacana tersebut! Bacalah materi


mengenai pencernaan yang berkaitan dengan nutrisi! Lalu
susunlah menu makanan sehat yang dapat dikonsumsi
sehari-hari yang dapat memenuhi standar gizi yang
seimbang!
Salah satu makronutrien yang dibutuhkan oleh tubuh
adalah protein. Analisislah ketika seseorang mengalami
kekurangan zat makanan berupa protein! Gangguan apa
yang akan terjadi pada orang tersebut? Dan jelaskan gejala
penyakit yang dialami!
Berdasarkan pada gambar tersebut, dapat diketahui bahwa
proses metabolisme yang baik ditunjang dengan
mengonsumsi makanan yang bergizi, seimbang, serta
berolahraga secara teratur. Oleh karena itu, sangat penting
untuk memantau berat bada agar kondisi tubuh tetap ideal.
Hitunglah berat badan ideal kalian.
Pilihlah jawaban benar atau salah dari pernyataan pada
tabel berikut dengan men-check list salah satu jawaban
dari dua kolom di samping kanan pernyataan tersebut!

51
No. Pernyataan Benar Salah

Karbohidrat
merupakan sumber
1.
energi yang paling
utama.

Lemak jenuh banyak


terdapat pada
daging, keju, susu,
dan mentega,
sedangkan asam
2.
lemak tak jenuh
banyak terdapat
pada minyak kedalai,
minyak kelapa, ikan,
dan minyak goreng.

Mineral mengatur
keseimbangan
keasaman cairan
tubuh, proses
3. penggumpalan
darah, dan
membantu proses
metabolime dalam
tubuh.

Jumlah air yang


harus diminum dalam
4.
sehari adalah lima
gelas.

Kacang-kacangan
merupakan sumber
5.
lemak yang
menghasilkan energi.

52
F. Tahap Pengolahan Hasil
Kunci Jawaban dan Penskoran

No. Pembahasan Skor

Dalam menyusun menu makanan sehat


dan seimbang harus memenuhi semua
zat makanan yaitu karbohidrat, protein,
lemak, vitamin, dan mineral pada menu
yang dibuta. Contoh menu karbohidrat
(3-6 porsi sehari) yang terdiri dari nasi,
jagung atau gandum; protein (2-3 porsi)
1. yang terdiri dari ayam, telur, ikan, susu, 25
tahu, tempe, dan kacang-kacangan;
lemak (2-3 porsi) yang terdiri dari
daging, telur, minyak kedelai dan minyak
kelapa; vitamin (2-3 porsi) yang terdiri
dari sayuran dan buah; dan mineral (2-3
porsi) yang teridri dari sayuran, buah,
dan air (8 gelas).

Kekurangan protein dapat


mengakibatkan asupan asam amino
akan berkurang, sehingga tubuh akan
2. 10
kekurangan energi. Jika dalam waktu
yang berkepanjangan akan
mengakibatkan penyakit kwasiorkor.

BMI (berat badan/(tinggi badan)2


3. Berat badan dalam (kg) dan tinggi 10
badan dalam meter (m)

Karbohidrat merupakan sumber energi


4. 1
yang paling utama. (Benar)

53
Lemak jenuh banyak terdapat pada
daging, keju, susu, dan mentega,
sedangkan asam lemak tak jenuh
1
banyak terdapat pada minyak kedalai,
minyak kelapa, ikan, dan minyak goreng.
(Benar)

Mineral mengatur keseimbangan


keasaman cairan tubuh, proses

1
penggumpalan darah, dan membantu
proses metabolime dalam tubuh. (Benar)

Jumlah air yang harus diminum dalam


1
sehari adalah lima gelas. (Salah)

Kacang-kacangan merupakan sumber


lemak yang menghasilkan energi. 1
(Salah)

Jumlah
Skor

Maksimal

Kunci Jawaban dan Penskoran

Jika nila peserta didik <5, maka termasuk ke dalam level PIK,
atau Perlu Intervensi Khusus (peserta didik belum mampu
menuangkan ide ketika melihat teks berupa gambar zat
manakanan pada soal yang disajikan, sehingga perlu
bimbingan dan intervensi khusus).
Jika nilai peserta didik ≤ 5 x ≥ maka termasuk ke dalam level
dasar (peserta didik sudah mempunyai ide konsep, namun
masih perlu bimbingan dalam menyusun menu makanan
seimbang dan menghitung berat badan idealnya).

54
Jika nilai peserta didik 18 < x ≤ 30, maka termasuk ke dalam
level cakap (peserta didik sudah mempunyai pemahaman
zat makanan dan dapat menyelesaikan permasalahan
konteks dengan baik tanpa harus dibimbing).
Jika nilai peserta didik 31 < x ≤, maka termasuk ke dalam level
mahir (peserta didik sudah memiliki ide dan memahami
konsep zat makanan yang mumpuni, sehingga tanpa
dibimbing, mampu menyelesaikan permasalahan yang
disajikan dengan lancar).

Tahap Tindak Lanjut


Peserta didik berada pada level perlu intervensi khusus belum
mampu memahami isi bacaan, peserta didik hanya mampu
membuat interpretasi sederhana. Guru tidak cukup hanya
bertumpu pada materi bacaan tersebut. Peserta didik perlu
diberi bahan belajar lain secara audio, visual, dan
pendampingan khusus. Peserta didik ditingkat dasar telah
mampu mengambil informasi dari teks, namun tidak
memahami secara utuh isi topik, sehingga masih perlu
bimbingan dalam menyusun menu makanan seimbang dan
menghitung berat badan idealnya. Peserta didik tersebut
dapat diberi sumber belajar pendamping berupa teks
multimodal atau simpulan untuk pemahaman yang utuh
menggunakan alat bantu berupa pengatur grafis. Peserta
didik di tingkat cakap mampu memahami dengan baik isi
teks mengenai materi yang disajikan, namun belum mampu
merefleksi secara utuh. Peserta didik tersebut dapat diberikan
bahan bacaan lain berupa contoh kasus yang beragam.
Peserta didik dapat dibekali dengan teknik membaca cepat
menggunakan pengatur grafis dalam membuat simpulan
agar lebih mudah membuat refleksi. Peserta didik ditingkat
mahir mampu memahami isi bacaan dan merefleksi teks
yang diberikan oleh guru. Guru dapat melakukan
pembelajaran dengan memberikan beragam kasus yang
berbeda dari kejadian sehari-hari.

55
DAFTAR PUSTAKA

Arthur Whimbey & Jack Lochhead. 1999. problem solving &


comprehension sixth edition. London: Lawrence Erlbaum
Associates.
Barkley, Elizabeth F. 2010. Student Engagement Techniques: A
Handbook For College Faculty. San Francisco, CA: Jossey-Bass.
Desriyanti. 2014. Pengaruh Model Pembelajaran Thinking aloud
Pair Problem Solving (TAPPS) Terhadap Kemampuan Penalaran
Adaptif Matematika Peserta didik. Universitas Islam Negeri

56

Anda mungkin juga menyukai