Anda di halaman 1dari 2

Setelah membaca tulisan Ki Hadjar Dewantara dan melihat video Pendidikan Zaman Kolonial,

Anda membuat sebuah tulisan argumen kritis tentang: Argumentasi kritis (minimum 300 kata dan
maksimum 500 kata) tentang gerakan transformasi Ki Hadjar Dewantara dalam perkembangan
pendidikan sebelum dan sesudah kemerdekaan (Catatan Reviewer-mohon dielaborasi maksud
dari argumen kritis, misalnya untuk memberikan argumen kritisi itu membutuhkan referensi, data,
fakta untuk membimbing mahasiswa sehingga ketika Dosen memeriksa hasil kerja mahasiswa
dapat melihat acuan referensi yang disajikan).

Setelah saya membaca materi tulisan Ki Hadjar Dewantara serta menonton video sejarah
bangsa bisa dilihat dari Pendidikan yang ditempuh ranya bangsa tersebut. Ki Hadjar dengan
pidatonya menyatakan bahwa Pendidikan adalah tempat persemaian segala benih benih
kebudayaan yang hidup dalam masyarakat kebangsaan. Bermaksud agar semua aspek- aspek dan
unsur-unsur pradapan dan kebudayaan dapat tumbuh dengan menjadi semakin baik dari masa ke
masa.

Pendidikan pada zaman colonial belanda pada saat itu dibatasi kekuasaan dan diskriminasi.
Masyarakat Indonesia tidak semua bisa menempuh Pendidikan, hanya rakyat keturunan bangsawan
yang bisa menempuh pendidikan. Tentu saja Pendidikan anak Indonesia tidak diabaikan begitu saja.
Beberapa Bupati daerah mendirikan sekolah di Kabupaten dengan maksud melatih beberapa orang
untuk perusahaan belanda.

Pada tahun yang sama lahirlah sekolah bumi putera pada saat itu hanya ada tiga kelas dan
pembelajaran yang diterima oleh masyarakat hanya membaca, menulis serta berhitung. Namun
pada dasarnya pendidikan zaman colonial Belanda bertujuan untuk memenuhi kebutuhan bangsa
Belanda. Pemerintah belanda mendidik calon pegawan dengan diberikan keterampilan yang cukup
agar dapat bekerja tetapi dengan upah yang kecil.

Pada kala itu masyarakat hanya berfikir yang penting bisa bekerja karena pada era itu
perekonomian tidak stabil. Kemudian lahirlah sekolah Taman Siswa yang didirikan olek Ki Hadjar
Dewantara. Kemunculan Taman siswa merupakan sebuah gerbang kebebasan dan kebudayaan
bangsa. Karena setelah didirikan sekolah pada saat itu paradigma pendidikan mulai berkembang.
Sehingga pada waktu itu semua rakyat peribumi bebas untuk bersekolah.

Pendidikan Ki Hadjar Dewantara menciptakan 3 semboyan “ing ngarso sung tuladha”, “ing
madya mangun karso”, “tut wuri handayani” yang bermakna didepan memberi Teladan, di tengah
membangun semangat (Ilham/Inspirasi) dan dibelakang memberi dorongan, sampai sekarang
pedoman ki Hajar Dewantara tetap digunakan walau system pendidikan telah melalui banyak sekali
perubahan.

Tujuan Pendidikan bagi bangsa adalah untuk kepentingan bangsa Indonesia sendiri,
pendidikan saat ini fokus pada ketrampilan kecerdasan dan dipersiapkan untuk tantangan di zaman
ini. Pada zaman dahulu Ki Hadjar Dewantara berpendapat bahwa tujuan pendidikan adalah
memerdekakan manusia, selamat dan Bahagia. Pada zaman kini perekrutan guru diatur dan
disesuaikan dengan kualifikasi kebutuhan Lembaga tetapi pada zaman colonial tenaga pendidik
berangkat dari keinginan yang memunculkan Hasrat dari diri mereka untuk melayani.
Argumentasi ini diperkuat dengan jurnal yang berjudul “PERKEMBANGAN DAN
PELAKSANAAN PENDIDIKAN ZAMAN KOLONIAL BELANDA DI INDONESIA ABAD 19-20” yang
menyatakan Pendidikan pada zaman itu lebih berpusat kepada anak-anak belanda yang sangat
mengutamakan Pendidikan cukup tinggi. dengaan diperkuat juga dengan jurnal “RELEVANSI
PEMIKIRAN KI HAJAR DEWANTARA DENGAN KONSEP MERDEKA BELAJAR” Gagasan serta pemikiran
Ki Hajar Dewantara memiliki nilai-nilai yang masih sangat relevan dengan kondisi zaman serta
kultural dimasa sekarang ini, hal tersebutlah yang mendasari beberapa pemikiranya masih
digunakan dalam penilitian atau penentuan kebijakan-kebijakan pemerintah.

Dalam konsep Merdeka Belajar misalnya, sangat kental disitu buah pikiran Ki Hajar yang
relevan di dalam tiap point-point kebijakanya Dari mulai tujuan, sistem serta dasar Pendidikan.
Merdeka Belajar merupakan representasi dari pemikiran Ki Hajar Dewantara yang di manifestasikan
Kementerian Pendidikan melalui kebijakan yang sangat konstruktif dalam membangun paradigma
masyarakat mengenai pendidikan bangsa Timur yang mengedepankan azas-azas kemanusiaan dan
juga kerakyatan.

Anda mungkin juga menyukai