Anda di halaman 1dari 3

Identitas Manusia Indonesia

"Bhineka Tunggal Ika". Identitas manusia Indonesia yang lahir,tumbuh dan berkembang dalam
kebhinekatunggalikaan mestinya selaras dengan apa yang disampaikan Ki Hajar Dewantara. Juga
pemaknaan dari Pendidikan adalah tempat persemaian segala benih-benih kebudayaan yang hidup dalam
masyarakat kebangsaan.
Interaksi sosiokultural dalam pendidikan menjadi penting karena dapat mencegah disintegrasi
bangsa, baik yang disebabkan oleh cemburu sosial maupun kurangnya rasa toleransi terhadap teman yang
berbeda. Manusia dan kebudayaan tidak dapat dipisahkan satu sama lain, dimana manusia tertaut dengan
tingkah laku, norma dan ajaran budaya. Oleh karena itu pendidikan sendiri sebenarnya saling terintegrasi
dengan kebudayan, pendidikan selalu berubah sesuai perkembangan kebudayaan. Karena pendidikan
merupakan proses transfer kebudayaan dan sebagai cermin nilai-nilai kebudayaan.
Identitas manusia Indonesia sebagai manusia pancasila, dimana pancasila sebagai landasan filosofis
memuat jiwa bangsa, cita-cita luhur bangsa, rasa-perasaan sebagai bangsa, dan nilai-nilai hidup
berbangsa. Menjadikan manusia Indonesia kaya akan nilai-nilai luhur yang hidup dalam kebiasaan,
menjadi nafas dalam setiap langkah manusia Indonesia. Nilai-nilai luhur yang bersumber dari pancasila
inilah yang dijadikan akar dari pendidikan karakter sehingga ditanamkan kuat-kuat dalam pendidikan
nasional, proses belajar untuk peserta didik.
1. Nilai kebhinekatunggalikaan
Bagi masyarakat Indonesia, keragaman merupakan nilai yang khas dan menjadi salah satu
identitas bangsa Indonesia
Pertama, keragaman Indonesia merupakan anugrah alamiah (tanpa dirancang) yang sudah ada
sejak sebelum terbentuknya negara Indonesia. Dalam arti ini keragaman merupakan kekayaan
masyarakat Indonesia.
Kedua, masyarakat Indonesia beragam dalam hal pengalaman hidup, budaya, Bahasa, ras, suku,
budaya, kepercayaan, tradisi, dan berbagai ungkapan simbolik. Semuanya itu memuat nilai-nilai yang
menjiwai dinamika hidup Bersama dengan corak yang berbeda-beda. Karenanya, di dalam nilai
keragaman terkandung nilai-nilai kemanusiaan yang amat kaya dan layak untuk terus digali dan
dilestarikan
2. Nilai Pancasila
Tujuan perumusan Pancasila adalah untuk menemukan perekat dan penyatuan hidup berbangsa
bagi segala suku dan bangsa di nusantara ini. Dengan menggali nilai-nilai luhur yang sudah dihidupi
masyarakat di kepulauan nusantara, Soekarno menjadikan Pancasila sebagai identitas bangsa
Indonesia dan sekaligus manusia Indonesia.
Segala kekayaan melengkapi masyarakat Indonesia yang berbhineka di kristalisasi dalam
Pancasila. Karenanya, Pancasila berisi “jiwa bangsa Indonesia”. Pancasila merupakan intisari yang
merangkum nilai-nilai, jiwa dan semangat yang dihidupi oleh orang-orang Indonesia yang selalu
menjunjung tinggi nilai gotong-royong. Hal ini juga ditegaskan oleh Ki Hajar Dewantara.
3. Nilai religiusitas
Religiusitas merupakan salah satu aspek insani berupa getar hati dan kualitas manusia yang
mendorong bertumbuhnya sikap atau kecenderungan hidup yang bernilai.
Religiusitas merupakan hal yang mendasar atau esensial dalam hidup manusia. Dalam pengertian
lain, religiusitas merupakan daya-daya insani yang bersifat batiniah yang ada di dalam kedalaman
hati. Religiusitas merupakan “ibu dari cinta kepada kebenaran, kesukaan pada gejala yang wajar,
sederhana, jujur dan sejati”.

Dalam konteks masyarakat Indonesia yang multi budaya, Bahasa, agama, keyakinan, etnis, suku,
dan kearifan local, Pendidikan mempunyai peran penting dalam melestarikan keragaman, menjaga
kesatuan, memelihara keharmonisan, dan mengembangkan kualitas ke-Indonesia-an. Pendidikan berperan
penting untuk membangun paradigma berfikir, bersikap, dan berperilaku sebagai bangsa Indonesia.
Penghayatan nilai-nilai Pancasila yang ada di sekolah menguatkan identitas manusia Indonesia
dilaksanakan dengan pengalaman dan penguatan profil pelajar pancasila yaitu beriman, bertakwa kepada
Tuhan YME, dan berakhlak mulia, berkebhinekaan global, bergotong-royong, mandiri, bernalar kritis,
dan kreatif baik ketika berada dilingkungan sekolah maupun di dalam kelas.
Pendidikan artinya proses pengubahan sikap dan tata laku seseorang atau kelompok
orang dalam usaha mendewasakan manusia melalui upaya pengajaran dan latihan,
proses perbuatan, cara mendidik. Pendidikan dan kebudayaan merupakan suatu hal yang
saling berintegrasi, pendidikan selalu berubah sesuai perkembangan kebudayaan, karena
pendidikan merupakan proses transfer kebudayaan dan sebagai cermin nilai-nilai
kebudayaan. Perbedaan kebudayaan menjadi cermin bagi bangsa lain, membuat perbedaan
sistem, isi dan pendidikan pengajaran sekaligus menjadi cermin tingkat pendidikan dan
kebudayaan. Peran pendidikan adalah sebagai transfer nilai-nilai budaya atau sebagai cara
yang paling efektif dalam mentransfer nilai-nilai budaya adalah dengan cara proses
pendidikan, karena keduanya sangat erat hubungannya. Kebudayaan dengan pendidikan
sangat erat sekali keduanya saling berkesinambungan dan tidak dapat dipisahkan karena
saling dan membutuhkan antara satu sama lainnya

Anda mungkin juga menyukai