Indentitas Manusia Indonesia dibedakan menjadi tiga yaitu manusia Indonesia lahir, hidup dan
berkembang dalam kebhinekatunggalikaan. Keragaman merupakan pengalaman manusia di dunia ini
terutama di era global ini. Bagi orang-orang Indonesia, keragaman atau kebhinekaan merupakan salah
satu struktur hakiki atau karakter keindonesiaannya yang amat khas. Keragamaan (kebhinekaan) itu
merupakan pengalaman yang secara hakiki membentuk identitas keindonesiaan sejak Indonesia belum
diakui sebagai sebuah Negara. Mereka yang berjuang untuk menyiapkan kemerdekaan Indonesia
adalah orang-orang yang sejak semula hidup dalam pengalaman relasi dengan latar belakang perbedaan
dan keragaman agama (kepercayaan), ras, suku, warna kulit, dan bahasa dalam konteks ribuan pulau,
tradisi, ritual, mitos, legenda, simbolisme bangunan, hasil bumi, dan flora-fauna. Peserta didik di SMA
N 19 Palembang juga memiliki kebehinekatunggalikaan yang mana terdapat beberapa peserta didik
berbeda agama yaitu hindu dan juga terdapat berbagai macam suku tetapi hal tersebut tidak terjadi
pengucilan terhadap suatu suku dan agama tertentu melainkan saling bertolenransi dan menghargai satu
sama lain dan ini juga membuktikan bahwa peserta didik di lingkungan SMA N 19 telah menunjukkan
nilai-nilai pancasila yang juga menjadi indentitas manusia Indonesia. Hal ini juga ditegaskan oleh Ki
Hajar Dewantara. Menghargai dan memberi ruang kepada setiap warga dan bangsa untuk memberikan
sumbangan bagi kebersamaan dalam membangun dunia merupakan wujud penghayatan nilai-nilai
Pancasila. Setiap warga masyarakat saling membutuhkan satu sama lain dalam kebersamaan sebagai
makhluk sosial.